Anda di halaman 1dari 10

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN

DALAM TINDAKAN PREVENTIF DAN PERTOLONGAN AWAL KASUS STROKE


DI DESA KARANG ANYAR
Nailiy Huzaimah1, Dian Ika Puspitasari2
1,2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Wiraraja
Email: nailiy.huzaimah@wiraraja.ac.id

ABSTRAK

Desa Karang Anyar Barat merupakan salah satu desa di Kecamatan Kalianget yang merupakan
daerah pesisir. Salah satu permasalahan kesehatan di desa ini adalah tingginya angka kejadian
hipertensi. Petugas dan kader kesehatan masih sangat minimal, termasuk fasilitas Posyandu lansia
yang memiliki fungsi tidak spesifik mengatasi permasalahan kesehatan lansia, akan tetapi juga
permasalahan kesehatan masyarakat umum. Kegiatan di Posyandu Lansia juga masih sebatas
pemeriksaan kesehatan dan pemberian terapi farmakologi bagi pasien yang mempunyai keluhan
kesehatan. Belum pernah ada kegiatan penyuluhan, pelatihan atau pendampingan dalam penanganan
masalah hipertensi. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan
pelatihan dan pendampingan pada kader dalam mendeteksi dini gejala stroke dan penanganan pra
rumah sakit kasus stroke sekaligus edukasi stroke kepada penderita hipertensi dan keluarganya.
Manfaat kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader juga masyarakat
dalam tindakan preventif dan pertolongan awal kasus stroke sebelum dibawa ke rumah sakit. Metode
yang digunakan adalah pemberian pelatihan yang meliputi materi stroke dan demonstrasi deteksi dini
kejadian stroke dan penanganan awal sebelum dibawa ke rumah sakit, pendampingan kader dalam
mengelola group media sosial dan memberikan informasi dan layanan kesehatan khusus hipertensi
melalui media sosial. Kegiatan pengabdian ini telah memberikan luaran berupa peningkatan
pemahaman masyarakat terutama penderita hipertensi, keluarga, dan kader Posyandu tentang penyakit
stroke, tanda gejala, prognosis, tindakan awal pertolongan pada stroke sebelum ke rumah sakit, serta
meningkatkan keterampilan kader Posyandu dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah,
mendeteksi gejala stroke, dan berperan serta dalam melakukan upaya promotif dan preventif dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat.

Kata Kunci: Pelatihan, Pendampingan, Deteksi dini, Stroke, Kader Posyandu.

ABSTRACT

Karang Anyar Barat Village is one of the villages in Kalianget District which is a coastal
area. One of the health problems in this village is the high incidence of hypertension. Health workers
and cadres are still very minimal, including the Posyandu facilities for the elderly, which have a non-
specific function to deal with elderly health problems, but also general public health problems.
Activities at the Elderly Posyandu are also still limited to health checks and providing
pharmacological therapy for patients who have health complaints. There has never been any
outreach, training or assistance activities in handling hypertension problems. The purpose of this
community service activity is to provide training and assistance to cadres in early detection of stroke
symptoms and pre-hospital handling of stroke cases as well as stroke education for hypertension
sufferers and their families. The benefit of this activity is to increase the knowledge and ability of
cadres as well as the community in preventive measures and early aid for stroke cases before being
taken to the hospital. The method used is the provision of training which includes stroke material and
demonstrations of early detection of stroke events and early treatment before being taken to the

1
hospital, mentoring cadres in managing social media groups and providing information and special
health services for hypertension through social media. This service activity has provided outcomes in
the form of increasing public understanding, especially hypertension sufferers, families, and
Posyandu cadres about stroke, signs and symptoms, prognosis, early action for stroke assistance
before going to the hospital, as well as improving the skills of Posyandu cadres in conducting blood
pressure checks, detecting symptoms of stroke, and participate in promotive and preventive efforts in
improving public health.

Keywords: Training, Mentoring, Early Detection, Stroke, Posyandu Cadre.

PENDAHULUAN nyeri otot. Jumlah penderita hipertensi


cukup tinggi yaitu pada 3 bulan terakhir
Desa Karang Anyar Barat sebanyak 57 dari data Posyandu Lansia.
merupakan salah satu desa di Kecamatan Sebagaimana diketahui bahwa hipertensi
Kalianget Kabupaten Sumenep, yang letak merupakan silent killer yang sering kurang
geografisnya merupakan daerah pesisir. mendapat perhatian oleh masyarakat,
Desa Karang Anyar Barat termasuk padahal komplikasinya sering
wilayah kerja Puskesmas Kalianget. Desa menimbulkan masalah kesehatan yang
Karang Anyar Barat merupakan wilayah serius bahkan berujung pada stroke dengan
pesisir yang dekat dengan pabrik garam prognosis yang buruk.
dan mayoritas mata pencaharian Menggiatkan tindakan promotif
penduduknya adalah petani garam. dan preventif menjadi salah satu strategi
Ketersediaan garam yang cukup selain yang dapat dilakukan untuk
menjadi potensi juga dapat menjadi mengendalikan tekanan darah dan
ancaman bagi masyarakat Karang Anyar komplikasi hipertensi. Pertolongan
terutama bagi penderita hipertensi, sebab pertama oleh awam pada kasus stroke juga
asupan garam pada penderita hipertensi sangat diperlukan, sebab kecepatan dan
harus dibatasi. Angka hipertensi di Desa ketepatan pertolongan pertama juga
Karang Anyar Barat cukup tinggi dan menjadi salah satu faktor yang
meningkat setiap tahun. menentukan perkembangan patofisiologi
Pada umumnya, masyarakat di penyakit selanjutnya serta menentukan
Desa Karang Anyar Barat bermata prognosis stroke. Hasil wawancara 2 orang
pencaharian sebagai nelayan, dan secara kader kesehatan Desa Karang Anyar,
ekonomi tergolong pada masyarakat didapatkan informasi bahwa kader belum
ekonomi menengah ke bawah. pernah mendapatkan pelatihan atau
Permasalahan kesehatan di Desa Karang pembinaan tentang bagaimana mendeteksi
Anyar paling banyak adalah hipertensi dan dini tanda gejala stroke dan memberikan

2
pertolongan segera pada kasus stroke. spigmomanometer, pamflet, dan alat
Kedua kader menyampaikan keinginan peraga kesehatan belum tersedia. Dalam
untuk dilatih cara memeriksa tekanan meningkatkan kualitas pelayanan
darah agar tidak perlu menunggu petugas kesehatan, Posyandu juga belum
kesehatan untuk memeriksa tekanan darah, memaksimalkan penggunaan sistem
sebab SDM tenaga kesehatan Desa Karang informasi seperti pemanfaatan handphone
Anyar masih terbatas dan belum bisa android untuk meningkatkan keattifan dan
setiap saat siap datang ke rumah saat kemandirian masyarakat untuk ikut serta
dibutuhkan. dalam pembangunan kesehatan menuju
Fasilitas pelayanan kesehatan yang masyarakat yang mandiri.
tersedia di Desa Karang Anyar hanya Keterlambatan pertolongan segera
sebatas Posyandu Lansia dimana pada kasus stroke sering terjadi di Desa
fungsinya digunakan tidak hanya oleh Karang Anyar, padahal keberhasilan
lansia, akan tetapi juga dimanfaatkan oleh penanganan stroke sangat tergantung dari
semua usia untuk mendapatkan pelayanan kecepatan, kecermatan dan ketepatan
kesehatan. Desa Karang Anyar memiliki 1 terhadap pertolongan pertama atau
orang penanggungjawab Posyandu dan 5 penanganan awal. Penanggungjawab
orang kader kesehatan. Program kerja atau Posyandu menjelaskan bahwa jika ada
kegiatan yang pernah dilakukan oleh kader penduduk yang sakit atau stroke maka
kesehatan Desa Karang Anyar Barat di masyarakat membantu semampunya
Posyandu hanya pemeriksaan kesehatan mencari kendaraan untuk segera membawa
umum. Kegiatan posyandu lansia rutin penderita ke Rumah Sakit atau Puskesmas.
dilaksanakan sekali dalam 1 bulan, yaitu Keluarga sangat berperan penting dalam
berupa pemeriksaan tekanan darah dan menangani serangan stroke anggota
pemberian terapi farmakologis oleh keluarganya (Setianingsih, Darwati, and
petugas kesehatan bagi masyarakat yang Prasetya 2019). Waktu emas (golden
mengalami masalah kesehatan atau ingin window) dalam penanganan stroke adalah
memeriksakan kesehatannya. Kader ± 3 jam, artinya dalam 3 jam awal setelah
kesehatan masih belum bisa melakukan mendapatkan serangan stroke, pasien harus
pemeriksaan tekanan darah menggunakan segera mendapatkan terapi secara
alat spigmomanometer, sehingga dalam komprehensif dan optimal (Setianingsih,
pemeriksaan tekanan darah posyandu Darwati, and Prasetya 2019). Masyarakat
sering meminta bantuan mahasiswa juga belum memahami tanda dan gejala
kesehatan Universitas Wiraraja yang awal terjadinya stroke.
berdomisili di area sekitar Posyandu.. Mengacu pada analisis situasi di
Kegiatan penyuluhan, pelatihan, maupun atas, tujuan kegiatan pengabdian kepada
pendampingan kader dan keluarga belum masyarakat ini antara lain adalah sebagai
pernah dilakukan di Posyandu, sehingga berikut:
sejak dulu kegiatan pelayanan kesehatan
lebih pada pelayanan kuratif. Senam 1. Memberikan edukasi tentang Stroke,
lansia, kegiatan penyuluhan dan pelatihan tanda gejala, dan prognosisnya.
belum pernah dilakukan. 2. Memberikan edukasi tentang
Sarana dan prasarana di Posyandu pentingnya tindakan pencegahan dan
juga masih kurang, seperti pemeriksaan berkala tekanan darah

3
3. Memberikan pelatihan dalam METODE
mengidentifikasi gejala stroke dan
penanganan pra rumah sakit pada Metode yang digunakan dalam kegiatan
kader Posyandu pengabdian ini adalah pemberian materi
4. Memberikan pelatihan melakukan cek dan pelatihan dengan pendekatan metode
tekanan darah pada kader Posyandu demonstrasi dan menggunakan prinsip
5. Memberikan pendampingan pada peka budaya. Sasaran program pengabdian
kader Posyandu untuk meningkatkan adalah kader Posyandu Desa Karang
kemampuan melakukan tindakan Anyar. Penilaian pengetahuan dan
promotif dan preventif stroke keterampilan menggunakan metode pre
test dan post test secara oral, serta lembar
Intervensi pendidikan berbasis masyarakat observasi keterampilan deteksi gejala
yang sesuai secara budaya efektif dalam stroke dan melakuakan pemeriksaan
meningkatkan pengenalan stroke dan niat tekanan darah.
untuk segera membawa pasien ke unit
Kegiatan pengabdian ini meliputi beberapa
gawatdarurat (Phan et al. 2018).
tahapan yaitu: 1) Pre test, 2) Edukasi
Pendidikan kesehatan pre-hospital stroke
tentang stroke, tanda gejala, prognosis, dan
memberikan pengaruh yang baik terhadap
pentingnya tindakan pencegahan dan
pengetahuan dan self-efficacy masyarakat
pemeriksaan berkala, 3) Pelatihan
dalam melakukan tindakan pertolongan
identifikasi gejala stroke (FAST) dan
pre-hospital stroke (Santosa and Trisnain
pemeriksaan tekanan darah, 4) Post Test,
2019). Dari hasil penelitian tersebut
5) Pendampingan kader Posyandu dalam
menandakan bahwa pendidikan,
meningkatkan kemampuan melakukan
peningkatan pengetahuan dan kemampuan
tindakan promotif dan preventif stroke.
masyarakat dalam penanganan pra rumah
sakit stroke akan memberikan dampak Pre test pada penderita hipertensi beserta
yang positif terhadap keberhasilan keluarga meliputi pertanyaan tentang
penanganan stroke. Dalam literatur lain pengetahuan dan cara deteksi dini gejala
juga disebutkan bahwa kesadaran akan stroke, dan penanganan gejala stroke saat
gejala stroke dini dan penggunaan di rumah sebelum dibawa ke rumah sakit.
ambulan adalah dua faktor penting dalam Pre test dilakukan secara acak dan oral
mengurangi keterlambatan stroke pra- pada peserta pengabdian.
rumah sakit (Yang et al. 2017). Pelatihan
dan pendampingan kader kesehatan Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan.
tentang stroke, deteksi dini tanda gejala Pelatihan diberikan kepada kader
stroke, dan penanganan awal kasus stroke kesehatan Desa Karang Anyar Barat,
sebelum dibawa ke rumah sakit adalah pasien hipertensi beserta keluarganya.
suatu kegiatan yang dapat meningkatkan Pelatihan diawali dengan persiapan yang
pemahaman Kader tentang penyakit dilakukan satu minggu sebelum
stroke, meningkatkan cara deteksi dini, pelaksanaan. Pelatihan dilakukan sebanyak
dan penanganan awal stroke sebelum 2 kali tatap muka. Tatap muka pertama,
dibawa ke rumah sakit. kader kesehatan, penderita hipertensi
beserta keluarga diberi penyuluhan tentang
konsep penyakit hipertensi dan resikonya

4
terhadap kejadian stroke, melakukan early HASIL DAN PEMBAHASAN
detection terhadap tanda gejala stroke dan
penanganan di rumah jika terjadi gejala Kegiatan pelatihan dan pendampingan
stroke sebelum dibawa ke rumah sakit. di Desa Karanganyar kepada kader
Tatap muka ke 2, kader kesehatan dilatih kesehatan, penderita hipertensi dan
menggunakan spigmomanometer untuk keluarganya dalam deteksi dini gejala
memeriksa tekanan darah, selanjutnya stroke dan penanganan Pra rumah sakit
diberi pelatihan untuk memberikan telah dilaksanakan, berikut Hasil dan
informasi kesehatan melalui grup media Pembahasan dari kegiatan tersebut:
sosial, short messages service (sms), 1. Kegiatan Pelatihan
maupun telfon. Pemberian pelatihan Pelatihan diberikan kepada
menggunakan bahasa dan menyesuaikan kader kesehatan sebanyak 4 orang
dengan kebudayaan setempat untuk dan pasien hipertensi beserta
mempermudah penyerapan informasi oleh keluarganya sebanyak 15 orang Desa
peserta. Alat dan bahan yang digunakan Karang Anyar Barat, pasien
adalah laptop, proyektor (infocus), alat hipertensi beserta keluarganya.
tulis, video edukasi. Pelatihan dilakukan sebanyak 2 kali
tatap muka. Tatap muka pertama,
Post test dilakukan untuk menilai kader kesehatan, penderita hipertensi
kemampuan melakukan cek tekanan darah beserta keluarga diberi penyuluhan
menggunakan spigmomanometer jarum, tentang konsep penyakit hipertensi
pengetahuan dan kemampuan deteksi dini dan resikonya terhadap kejadian
gejala stroke dan penanganan gejala stroke stroke, melakukan early detection
saat di rumah sebelum dibawa ke rumah terhadap tanda gejala stroke dengan
sakit. Post test juga dilakukan secara acak metode FAST (Face Arms Speech
dan oral kepada penderita hipertensi, Time) dan penanganan di rumah jika
keluarga, dan kader. terjadi gejala stroke sebelum dibawa
ke rumah sakit. Tatap muka ke 2,
Pendampingan dilakukan setelah kader kesehatan dilatih
dilakukan pelatihan. Pendampingan menggunakan spigmomanometer
dilakukan pada kader kesehatan dalam untuk memeriksa tekanan darah,
melakukan pemeriksaan tekanan darah selanjutnya diberi pelatihan untuk
dengan menggunakan spigmomanometer memberikan informasi kesehatan
dan memberikan informasi kesehatan melalui grup media sosial, short
melalui grup media sosial, short messages messages service (sms), maupun
service (sms), maupun telfon. telfon.
Post test dilakukan lagi setelah Pemberian pelatihan
pendampingan, yaitu pada kader, tentang menggunakan bahasa dan
kemampuan memberikan informasi menyesuaikan dengan kebudayaan
kesehatan melalui grup media sosial, short setempat untuk mempermudah
messages service (sms), maupun telfon. penyerapan informasi oleh peserta.
Alat dan bahan yang digunakan
adalah Laptop, proyektor (infocus),
alat tulis, video edukasi.

5
2. Pendampingan Kader Kader kesehatan sebanyak 4
Pendampingan dilakukan terhadap orang yang dilakukan pelatihan
4 orang kader kesehatan setelah dan pendampingan di Desa
diberikan pelatihan. Kegiatan Karanganyar seluruhnya
pendampingan meliputi bagaimana (100%) mengaku belum pernah
cara pemeriksaan tekanan darah ada pelatihan cek tekanan
dengan menggunakan darah menggunakan tensi di
spigmomanometer dan memberikan Desanya. Hal ini membuat
informasi kesehatan melalui grup mereka tidak mengetahui alat
media sosial, short messages ataupun cara mengecek
service (sms), maupun telfon. tekanan darah.
2) Pengetahuan dan Kemampuan
3. Data Kader Deteksi Dini Gejala Stroke dan
a. Data Umum Penanganan Stroke sebelum ke
Rumah Sakit
Tabel 3 Data Umum Kader Kesehatan Pengetahuan dan kemampuan
di Desa Karanganyar deteksi dini dejala Stroke dan
Penanganan gejala stroke saat
Pendidikan
Kader Usia
Terakhir
Pekerjaan di rumah oleh kader
menunjukkan bahwa 75%
K1 49 SMA IRT
kader kurang mengetahui
K2 27 SMP IRT
bagaimana cara deteksi dini
K3 53 SMP IRT
gejala dan penanganan stroke
K4 50 SMA IRT
(Sumber: Data Primer Tahun 2020) saat di rumah. Catatan
dilapangan menunjukkan
Kader kesehatan desa bahwa mereka rata-rata hanya
karanganyar dalam penelitian mengetahui bahwa pasien
ini menunjukkan bahwa empat tekanan darah tinggi akan
orang kader semuanya diberikan obat penurun darah
perempuan dengan usia tanpa mengetahui penyebab
maksimal yakni 53 tahun dan tekanan darah itu sendiri,
minimal 27 tahun. Status dampak yang ditimbulkan serta
pendidikan rata-rata yakni penatalaksanaan yang
menengah dan keseluruhan dilakukan apabila terjadi hal-
kader bersatus sebagai ibu hal yang mengancam
rumah tangga atau tidak kesehatan seperti stroke yang
bekerja. diakibatkan oleh tekanan darah
b. Data Khusus tinggi.
1) Kemampuan Cek Tekanan 3) Penyebaran Informasi melalui
Darah media sosial, Short Messages
Kemampuan Melakukan Cek Service (sms), maupun telfon
Tekanan Darah Menggunakan Setelah dilakukan pelatihan
Spigmomanometer Jarum. dan diberi alat
spigmomanometer, kader

6
difsilitasi dengan grup whatsup menurut usia didapatkan
untuk dilakukan pembinaan bahwa 4 orang responden
selama 2 bulan dalam (26,6%) tidak sekolah, 6
melakukan cek tekanan darah orang responden (40%)
pada masyarakat dan tamatan SD, 4 orang
mendeteksi dini gejala stroke. responden (26,6%) tamatan
Kader juga dilatih untuk SMP, dan 1 orang responden
memberikan informasi melalui (6,6%) tamatan SMA.
pesan dan memberi pendidikan Distribusi menurut pekerjaan
kesehatan pada penderita sebanyak 53% tidak bekerja
hipertensi serta yang beresiko dan 47% bekerja
mengalami hipertensi.
b. Data Khusus
4. Data Pasien Hipertensi Dan
Keluarganya Pengetahuan dan kemampuan
a. Data Umum deteksi dini penanganan gejala
stroke pra rumah sakit oleh pasien
Tabel 4. Data Umum Pasien Hipertensi dan keluarga menunjukkan bahwa
dan Keluarganya
sebanyak 14 dari 15 orang atau
Px Pekerj
Usia JK Pend (93,33%) berdasarkan hasil
HT aan
Px1 47 PR SMP IRT
pertanyaan singkat di awal
Px2 49 PR SMA IRT kegiatan kepada peserta
Px3 59 PR SD IRT pengabdian, menunjukkan bahwa
Px4 50 PR SMP IRT bahwa mereka kurang mengetahui
Px5 50 PR SD IRT bagaimana tanda gejala hipertensi
Tidak hipertensi, pencegahan dan
LK
Px6 45 Sekolah Petani
pengobatannya, dampak yang
Px7 65 PR SD Petani
Tidak ditimbulkan oleh hipertensi serta
LK
Px8 68 Sekolah Petani penanganan penyakit stroke.
Px9 63 LK SD Petani
Px10 50 LK SD Petani Setelah pemberian edukasi dan
Px11 53 PR SMP IRT pelatihan, dari 7 pertanyaan yang
Tidak disampaikan secara acak kepada
PR
Px12 60 Sekolah Petani
peserta, sebanyak enam pertanyaan
Px13 56 PR SD Petani
Tidak dijawab dengan baik oleh peserta,
PR
Px14 60 Sekolah IRT sedagkan satu pertanyaan masih
Px15 70 PR SMP IRT belum sempurna terjawab, yaitu
(Sumber: Data Primer) tentang tindakan awal saat
menemukan penderita mengalami
Tabel 4 menunjukkan bahwa gejala stroke.
distribusi responden menurut
jenis kelamin didapatkan Setelah pelatihan deteksi tanda
bahwa 27% responden laki- gejala stroke, tindakan penanganan
laki dan 73% responden awal saat menemukan penderita
perempuan. Sedangkan gejala stroke, dan cara

7
menggunakan spigmomanometer promotif dan preventif juga perlu
jarum, keempat orang kader dilakukan secara proaktif oleh
Posyandu memiliki kemampuan kader dan masyarakat beserta
yang baik dalam melakukan tiga keluarganya. Pengecekan tekanan
hal tersebut. Untuk memantapkan darah secara berkala pada penderita
kembali, maka dilanjutkan dengan hipertensi merupakan hal yang
pendampingan. Pendampingan di sangat esensial. Oleh sebab itu,
sini sekaligus mendampingi kader penting untuk kader kesehatan
Posyandu dalam melakukan memiliki keterampilan dalam
pemeriksaan tekanan darah dengan melakukan pemeriksaan tekanan
menggunakan spigmomanometer darah. Di daerah yang belum
dan memberikan informasi tersedia atau terbatas sumber daya
kesehatan melalui grup media tenaga kesehatan, amka sangat
sosial, short messages service perlu untuk mengikutsertakan
(sms), maupun telfon. kader sebagai relawan yang mampu
melakukan atau terampil
Hipertensi masih merupakan pengecekan tekanan darah, dengan
masalah kesehatan dunia yang tetap di bawah tanggung jawab
angka mortalitas dan morbiditasnya perawat atau dokter yang paling
masih tinggi (Huzaimah, 2020). terjangkau d daerah tersebut.
Pedoman Amerika memfokuskan Pemantauan tekanan darah adalah
pada identifikasi dan pengelolaan salah satu perawatan berkelanjutan
hipertensi sejak dini, pada tahap dan tindakan preventif penderita
ketika hipertensi masih reversibel hipertensi untuk pencegahan
(Cheung et al. 2020). Tingkat komplikasi seperti stroke (Tisdale
pengendalian hipertensi di seluruh et al, 2021).
dunia dinilai rendah, dan
keterlambatan dalam mencari Pemanfaatan teknologi saat ini
perawatan dikaitkan dengan juga menjadi suatu kebutuhan
peningkatan mortalitas (Musinguzi esensial untuk penanganan
et al. 2018). Permasalahan hipertensi (Midlöv et al, 2020),
ketidaktersediaan SDM tenaga sehingga kader Posyandu juga
kesehatan secara memadai yang menjadi sasaran untuk
terjadi di banyak desa di Indonesia mendapatkan pelatihan
menjadi salah satu tantangan dalam memanfaatkan teknologi dalam
menghadapi hipertensi. melaksanakan tugasnya.

Kader kesehatan menjadi salah Pelatihan diberikan untuk


satu bagian yang penting meningkatkan pengetahuan dan
peranannya dalam ikut serta kemampuan kader dan masyarakat
melaksanakan misi kesehatan tentang hipertensi, deteksi dini
Indonesia, utamanya di daerah- gejala stroke, dan penanganan
daerah dengan keterbatasan tenaga stroke pra rumah sakit.
kesehatan. Oleh karena itu, upaya Selanjutnya, pembinaan dilakukan

8
melalui grup whats up untuk kader. berikan kepada Desa Karang Anyar
Pembinaan akan memberikan yang telah berpartisipasi aktif
penguatan terhadap pelatihan yang dalam kegiatan ini dan berinisiatif
telah diberikan. Pembinaan akan untuk meningkatkan pengetahuan
meningkatkan keberdayaan kader dan keterampilan dalam
kesehatan. Tindak lanjut akan meningkatkan kesehatan terutama
dilakukan pada program pada penderita hipertensi.
pengabdian selanjutnya untuk
meningkatkan keterampilan kader DAFTAR PUSTAKA
dalam membantu meningkatkan Cheung, Bernard M Y, Benjamin Or, Yue
kesehatan masyarakat. Fei, and Man-fung Tsoi. 2020. “A
SIMPULAN 2020 Vision of Hypertension.”
50(6): 469–75.
Kegiatan pengabdian ini telah
memberikan luaran berupa Midlöv, P., Nilsson, P. M., Bengtsson, U.,
Hoffmann, M., Wennersten, A.,
peningkatan pemahaman Andersson, U., ... & Kjellgren, K.
masyarakat terutama penderita (2020). PERson-centredness in
hipertensi, keluarga, dan kader hypertension management using
Posyandu tentang penyakit stroke, information technology (PERHIT): a
tanda gejala, prognosis, tindakan protocol for a randomised controlled
awal pertolongan pada stroke trial in primary health care. Blood
pressure, 29(3), 149-156.
sebelum ke rumah sakit, serta
Musinguzi, Geofrey et al. 2018.
meningkatkan keterampilan kader “Factors Influencing Compliance
Posyandu dalam melakukan and Health Seeking Behaviour for
pemeriksaan tekanan darah, Hypertension in Mukono and
mendeteksi gejala stroke, dan Buikwe in Uganda : A Qualitative
berperan serta dalam melakukan Study.” 2018.
upaya promotif dan preventif Phan, Q, G W Bentley, V T Joshua, and V
dalam emningkatkan kesehatan. B Williams. 2018. “Increasing
Stroke Recognition and Behavioral
UCAPAN TERIMA KASIH Intent to Call Emergency
Management Services in a
Ucapan terima kasih penulis Vietnamese American Population.” J
ucapkan kepada Lembaga Nurs Care 7(459): 1168–2167.
Penelitian dan Pengabdian kepada Santosa, Winanda Rizki Bagus, and
Masyarakat Universitas Wiraraja Aldilla Nur Sukma Trisnain. 2019.
yang telah memberikan dukungan “PENGARUH PENDIDIKAN
pendanaan pada kegiatan KESEHATAN PRE-HOSPITAL
pengabdian kepada masyarakat ini, STROKE TERHADAP
sesuai dengan kontrak penelitian PENGETAHUAN DAN SELF-
EFFICACY MASYARAKAT
yang telah disepakati
DALAM MELAKUKAN
(009/SP2H/PKM- TINDAKAN PERTOLONGAN
DI/LPPM/UNIJA/VI/2020). PRE-HOSPITAL STROKE.” Jurnal
Ucapan terima kasih juga kami Gawat Darurat 1(1): 31–36.

9
Setianingsih, Setianingsih, Lestari Eko Case for Adopting a Differentiated
Darwati, and Hendra Adi Prasetya. Service Delivery Model for
2019. “STUDY DESKRIPTIF Hypertension Services in Low-and
PENANGANAN PRE-HOSPITAL Middle-Income Countries. Global
STROKE LIFE SUPPORT PADA Heart, 16(1).
KELUARGA.” Jurnal Perawat
Yang, Li et al. 2017. “Effect of a
Indonesia 3(1): 55–64.
Comprehensive Health Education
Tisdale, R. L., Cazabon, D., Moran, A. E., Program on Pre-Hospital Delay
Rabkin, M., Bygrave, H., & Cohn, J. Intentions in High-Risk Stroke
(2021). Patient-Centered, Population and Caregivers.” Quality
Sustainable Hypertension Care: The of Life Research 26(8): 2153–60.

10

Anda mungkin juga menyukai