Anda di halaman 1dari 41

HALAMAN JUDUL

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN 1
“PENGARUH SUHU DAN TEKANAN UDARA TERHADAP OPERASI
PENERBANGAN DI BANDARA”

OLEH :
ASTRID EMAWATI TATENGKENG
1805014

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN KOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA
TAHUNA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun Oleh : Astrid Emawati Tatengkeng

NIM : 1805014

Jurusan : Teknik Komputer dan Komunikasi

Program Studi : Sistem Informasi

Disahkan di : Politeknik Negeri Nusa Utara

Menyetujui :

Dosen Pendamping I Dosen Pendamping II Dosen Pendamping III

Ella H. Israel, SE.Ak, M.Kom Stendy B. H. Sakur, S.ST, M.Kom Arifin P. Tindi, M.Kom

Ketua Jurusan Ketua Program Studi


Teknik Komputer & Komunikasi Sistem Informasi

Alfrianus Papuas, SE, M.Kom Desmin Tuwohingide, ST, M.Kom

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur patut dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih dan tuntunanNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan hasil
Laporan Praktek Kerja Lapangan I. Laporan PKL I ini memenuhi kewajiban penulis
kepada pihak kampus sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis atas keikutsertaan
Praktek Kerja Lapangan 1. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Orang tua yang telah mendukung, mendoakan, dan memberikan izin
kepada penulis dalam rangka kegiatan Praktek Kerja Lapangan I.
2. Prof. Dr. Ir. Frans G. Ijong, M.Sc, selaku direktur Politeknik Negeri Nusa
Utara.
3. Ella H. Israel, SE, Ak. M. Kom selaku pembimbing I di kelompok 1 yang
telah bersedia.
4. Stendy B. H. Sakur, S.ST, M.Kom selaku pembimbing II di kelompok 1
yang telah bersedia meluangkan waktu menemani dan banyak membantu
kami ketika mengikuti Praktek Kerja Lapangan I selama dua hari di
Manado.
5. Arifin P. Tindi, M.Kom selaku pembimbing III di kelompok 1 yang juga
telah bersedia meluangkan waktu menemani dan banyak membantu kami
ketika mengikuti Praktek Kerja Lapangan I selama dua hari di Manado.
6. Alfrianus Papuas, SE, M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Komputer
dan Komunikasi.
7. Desmin Tuwohingide ST, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi.
8. Para panitia pelaksana Praktek Kerja Lapangan 1 (PKL 1).
9. Pegawai dan Staff Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sam
Ratulangi Manado.

iii
Penulis mohon maaf karena tak dapat menyebut satu per satu orang-orang
yang telah terlibat dalam penyusunan laporan ini. Apabila terdapat kekurangan dan
kesalahan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan motivasi dan
menambah pengetahuan.
Tahuna, April 2019
Penulis

Astrid E. Tatengkeng

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii

DAFTAR ISI...................................................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.........................................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................................................4

2.1 Landasan Teori..................................................................................................................4

2.2 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi


Manado........................................................................................................................................7

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................11

3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................................................11

3.2 Metode Pengambilan data....................................................................................................11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................12

4.1 Sistem Yang Berjalan..........................................................................................................12

v
4.2 Cara Kerja Sistem................................................................................................................12

4.3 Kelebihan Sistem.................................................................................................................16

4.4 Kelemahan Sistem...............................................................................................................16

4.5 Solusi Yang Diberikan.........................................................................................................17

BAB V PENUTUP.......................................................................................................................18

1. Kesimpulan.........................................................................................................................18

2. Saran...................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19

LAMPIRAN..................................................................................................................................20

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR LAMPIRAN

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah lembaga
pemerintahan non departemen yang bertanggung jawab di bidang meteorologi,
klimatogi dan geofisika. Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado merupakan unit
pelaksana teknis yang memiliki tugas pokok melaksanakan fungsi BMKG di bidang
meteorologi khususnya untuk menunjang keselamatan transportasi udara. Untuk
melayani kebutuhan masyarakat umum tentang informasi cuaca baik pada kota
Manado maupun kota-kota lainnya di Sulawesi Utara. Keakuratan informasi cuaca
merupakan hal yang sangat penting khususnya di bandara yang memerlukan
informasi cuaca. Pengaruh penerbangan merupakan aktivitas yang sangat rentan
terhadap kondisi cuaca dan iklim. Meskipun demikian, cuaca dan iklim bukan satu-
satunya faktor yang berperan dalam keselamatan penerbangan. Cuaca dan iklim
mempunyai dua sisi dampak yang berbeda bagi operasional penerbangan. Pada satu
sisi kondisi cuaca dan iklim bisa memberi dampak ekonomis berupa efisiensi pada
pesawat terbang. Pada sisi lain cuaca dan iklim memberi ancaman pada keselamatan
penerbangan. Pengaruh cuaca dan iklim pada aktivitas penerbangan secara umum
dimulai dari saat akan lepas landas, saat mengudara dan saat akan mendarat.

Penerbangan secara keseluruhan selalu memperhatikan keselamatan penerbangan,


keteraturan dari penerbangan dan efisiensi atau kenyamanan penerbangan. Tetapi
pada kenyataannya hal-hal tersebut selalu menghadapi hambatan atau gangguan baik
secara teknis maupun secara meteorologi. Gangguan secara meteorologi pengaruh
dari unsur cuaca selalu mendapatkan perhatian yang khusus bagi dunia penerbangan.
Hal ini terutama pada saat pesawat akan mengudara (take off) maupun pada saat
mendarat (landing). Karena hal ini akan mempengaruhi gaya angkat dari pesawat itu
sendiri. Dalam praktek unsur cuaca misalnya pola suhu udara dan tekanan udara

1
berbeda untuk setiap tempat (bervariasi). Tekanan dan suhu disuatu tempat selalu
berubah bersama dengan perubahan waktu. Dengan mengetahui gangguan unsur
cuaca pada saat pesawat akan mengudara (take off) dan mendarat (landing), maka
gangguan tersebut akan dapat diantisipasi sehingga pesawat akan terhindar dari
kecelakaan. Suhu dan tekanan udara merupakan unsur cuaca yang vital bagi operasi
penerbangan. Kondisi suhu dan tekanan udara di suatu bandara sangat berpengaruh
terutama pada saat take off dan landing. Dengan perhitungan suhu udara mkasimum
dan tekanan udara akan dihasilkan nilai density height yang akan membantu operator
penerbangan dalam mengambil tindakan saat take off atau landing tersebut.
Pengalaman memberikan gambaran yang nyata bahwa kecelakaan pesawat sering
terjadi dikarenakan adanya gangguan dari unsur cuaca terutama pada saat pesawat
melakukan pendaratan. Gangguan cuaca yang terjadi merupakan suatu hal yang
alamiah dan tidak dapat dielakan lagi. Untuk itu diharapkan agar penerbang mengenal
betul karakteristik keadaan cuaca pada suatu bandara tertentu, sehingga
membutuhkan pelayanan meteorologi yang akurat dan berkesinambungan.

1.2 Rumusan Masalah


Seperti yang ada di latar belakang rumusan masalah pada laporan ini adalah
“Pengaruh suhu dan tekanan udara terhadap operasi penerbangan di bandara”.
Laporan ini dibuat untuk mengetahui apa pengaruh suhu dan tekanan udara terhadap
operasi penerbangan di bandara.

2
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh suhu dan
tekanan udara terhadap operasi penerbangan di bandara demi keselamatan
penerbangan yang di laksanakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Sam Ratulangi Manado.

3
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam memahami
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi
Manado.
2. Sebagai pemahaman bagi penulis bagaimana pengaruh suhu dan tekanan
udara terhadap operasi penerbangan di bandara yang dilaksanakan oleh
BMKG.
3. Untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan 1 yang diikuti oleh penulis.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Unsur Cuaca dan Operasi Penerbangan


Meteorologi adalah cabang ilmu yang mempelajari keadaan atmosfer dari
suatu tempat dan mempunyai hubungan erat serta merupakan faktor
penunjang dalam proses penerbangan. Klimatologi merupakan kajian ilmiah
yang membahas tentang penganalisaan unsur cuaca seperti temperatur,
tekanan udara dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menentukan
keadaan cuaca atau iklim suatu daerah tertentu dan mamperhatikan keadaan
cuaca yang akan datang. Didalam operasi penerbangan terdapat tiga tahap
kegiatan pokok sebagai berikut :

a. Lepas landas (Take off)


b. Dalam penerbangan
c. Mendarat (Landing)

Untuk melaksanakan ketiga tahap kegiatan tersebut termasuk didalamnya


keperluankeperluan akan informasi meteorologi permukaan yang diamati pada
area lapangan terbang yang bersangkutan. Dari ketiga tahap di atas, tahap
pendaratan merupakan tahap yang paling penting. Meskipun pesawat-pesawat
modern sudah mampu mengudara dan terbang dalam keadaan cuaca yang
kurang baik, tetapi didalam keadaan yang sama kemampuan tersebut masih
belum dapat dicapai pada saat pendaratan. Oleh karena itu informasi
meteorologi yang diperlukan untuk tahap pendaratan sama dengan yang
diperlukan pada saat lepas landas, maka di bawah ini akan diutarakan unsur
cuaca yang mana dalam penulisan ini dibatasi hanya temperatur udara dan

5
tekanan udara yang mempunyai makna penting dalam penerbangan pada saat
take off dan landing.

2.1.2 Suhu Udara

Suhu adalah suatu ukuran untuk tingkat panas suatu benda. Suhu
suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut
untuk mentransfer panas atau menerima panas, dari benda satu ke benda
yang lain. Distribusi suhu di dalam atmosfer sangat bergantung terutama
pada keadaan radiasi matahari, oleh sebab itu suhu udara selalu mengalami
perubahan. Suhu udara permukaan bumi merupakan salah satu unsur penting
yang diamati oleh pengamat cuaca (Meteorological Station maupun
Climatological Station). Dalam meteorologi yang dimaksud dengan suhu
udara permukaan adalah suhu udara pada ketinggian 1.25 sampai dengan 2
meter dari permukaan tanah.

Suhu udara adalah salah satu faktor penting terhadap daya kerja pesawat
terbang. Pada suatu tekanan udara dalam suhu yang tinggi akan
mengakibatkan rendahnya kerapatan udara, dimana akan menimbulkan
pengaruh yang meragukan pesawat-pesawat terbang terutama pada saat
mengudara. Diketahuinya suhu udara oleh penerbang memungkinkan baginya
untuk :

a. Menentukan Efisiensi penggunaan mesin sehubungan dengan


diketahuinya tekanan udara, maka dapat diketahui daya kerja pesawat yang
seharusnya pada saat mengudara atau mendarat, yang sekaligus dapat
menentukan berapa panjangnya landasan yang harus digunakan sesuai dengan
berat muatan pesawat.
b. Menentukan apakah ada kemungkinan terjadinya pengendapan es
pada pesawat. Dengan diketahuinya struktur awan dan keadaan suhu udara

6
pada lapisan-lapisan di atas permukaan tanah, maka suhu permukaan dapat
digunakan untuk mencari tanda-tanda endapan es pada pesawat.

Suhu udara berbanding terbalik dengan kerapatan udaranya. Pada lapisan


troposfer dimana suhu menurun terhadap ketinggian maka besarnya kerapatan
udara berbeda untuk setiap ketinggian (level). Hal itu selalu diperhatikan
dalam operasi penerbangan , terutama erat kaitannya dengan gaya angkat (Lift
) yang dihasilkan oleh pesawat pada lapisan tertentu dari atmosfer. Selain itu
untuk keperluan take off dan landing, maka informasi suhu udara pada
ketinggian 3 meter merupakan informasi pada engine level dimana
mempunyai pengaruh terhadap efisiensi mesin pesawat yang telah diutarakan
diatas.

2.1.3 Tekanan Udara


Tekanan menggambarkan gaya per satuan luas pada suatu ketinggian
tertentu. Dimana tekanan udara merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi dan menentukan kerapatan udara selain daripada suhu udara.
Ketinggian kerapatan udara (density height) adalah suatu ketinggian dalam
atmosfer standar ICAO, dimana kerapatan udaranya sesuai dengan
kerapatan udara pada suatu tempat tertentu. Pengertian ini sangat berguna
dalam menentukan karakteristik daya kerja pesawat terbang dan mesin-
mesinnya serta panjang landasan yang digunakan untuk mengudara.
Pada umumnya makin tinggi suatu ketinggian dari permukaan laut,
tekanan udaranya semakin berkurang, karena jumlah molekul dan atom yang
ada di atasnya berkurang. Dengan demikian dapat kita katakana bahwa tekanan
udara menurun terhadap ketinggian, begitu juga dengan kerapatan udara.
Untuk kegiatan take off dan landing, hal ini kurang menguntungkan karena
gaya angkat (Lift) berkurang. Berkurangnya tekanan sekaligus kerapatan
udara tersebut di atas, akan mengakibatkan kecepatan pesawat yang lebih
tinggi atau landasan yang lebih panjang untuk memperoleh gaya angkat (Lift)

7
yang diperlukan. Dalam kondisi yang sama menurunnya kerapatan udara ini
akan juga berarti pengerem (Drag) bagi pesawat yang akan mendarat, sehingga
diperlukan landasan yang lebih panjang dari pesawat di lapangan terbang yang
elevasinya lebih tinggi.
Dalam operasi penerbangan internasional dikenal beberapa satuan tekanan
udara, yaitu:

1 atmosfer = 1,03329 kg/cm2


= 14,696 Lbs/ Inch2 (psi)
= 760 mmHg
= 1013,25 mb
Di dalam udara sepertihalnya di dalam zat cair, maka pada setiap titik
tekanannya akan sama kesegala arah. Hal ini disebabkan karena molekul-
molekul dan atom-atom bergerak ke segala arah. Distribusi tekanan horizontal
maupun vertical diakibatkan oleh 2 sebab pokok, yaitu:

a. Sebab-sebab Thermos
Temperatur udara pada atmosfer mempengaruhi kerapatan atau berat gas
pada volume tertentu. Hal ini menyebabkan udara yang mendapatkan panas
akan berekspansi dan kerapatannya pun berkurang. Jadi berat kolom udara
yang panas lebih ringan jika dibandingkan dengan berat kolom udara yang
dingin. Perubahan suhu dan kerapatan udara ini menyebabkan timbulnya
gerakan baik secara horizontal maupun vertikal yang mengakibatkan timbulnya
perubahan tekanan.

b. Sebab-sebab Dinamis
Bumi yang berputar pada porosnya menyebabkan timbulnya gaya-gaya
antara lain gaya sentrifugal dan permukaan bumi karena kekasarannya
menyebabkan adanya gesekan dengan udara di atasnya. Gaya gesekan ini
merupakan hambatan. Gaya gesekan dan gaya sentrifugal secara bersamaan

8
akan menimbulkan gerakan-gerakan udara yang selanjutnya menimbulkan
adanya perubahan tekanan.

9
2.1.4 Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara terhadap Operasi Penerbangan

Sebagian besar saat-saat kritis bagi operasi penerbangan adalah waktu lepas
landas dan mendarat. Dalam hal ini sejumlah unsur meteorologi dapat
berpengaruh terhadap kemampuan pesawat terbang pada saat-saat kritis. Suhu
di lapangan terbang mempunyai peranan penting dalam operasi penerbangan.
Diantaranya :
a. Penerbang dapat menentukan kemampuan mesin pesawat untuk
dapat digunakan semaksimal mungkin. Atas dasar suhu dan tekanan udara
penerbang dapat memperhitungkan beban dan panjang landasan pada waktu
take off dan landing
b. Penerbang dapat menentukan density height-nya (ketinggian
kerapatan udaranya). Untuk ketinggian 1°C dapat menyebabkan kesalahan
perhitungan ketinggian 120 feet.
c. Variasi suhu sekelilingnya sangat berpengaruh terhadap pesawat
terbang. Akibat dari kenaikan suhu akan menyebabkan kekurangan arus
udara yang dihisap dan kelajuannya, bertambahnya bahan bakar yang
digunakan dan kurang efisien bekerjanya kompresor. Karena itu penerbang
harus bisa membedakan antara perubahan suhu pada tekanan tertentu dengan
perubahan akibat alami bila ketinggian berubah. Tekanan udara bersama-sama
dengan suhu akan menentukan kerapatan udaranya dan selanjutnya akan
menentukan kemampuan daya angkat pesawat terbang. Kerapatan dan tekanan
udara tergantung dari suhunya maka untuk penentuan ketinggian harus ada
juga perhitungannya.

Density height sangat berguna untuk menentukan kamampuan pesawat dan


mesinnya, terutama di lapangan yang terletak pada dataran tinggi dimana
kecepatan terbang dan panjang landasan sangat kritis. Sebagai contoh suatu
lapangan terbang dengan elevasi 1860 feet, tekanan di lapangan 942 mb
dengan temperatur 38°C , maka jika dihitung density heightnya 5229 feet,

10
artinya jika pada keadaan tersebut sebuah pesawat terbang akan mendarat pada
lapangan terbang tersebut, maka pesawat yang bersangkutan harus mempunyai
karakteristik daya kerja yang sama dengan pendaratan dengan elevasi 5229
feet.

11
2.1.5 Automatic Weather Stations (AWOS)

Automatic Weather Stations (AWOS) merupakan suatu peralatan atau sistem


terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di
proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. Automatic Weather Stations
(AWOS) ini umumnya dilengkapi  dengan sensor, Remote Terminal Unit
(RTU), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor
yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin,
kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. Remote
Terminal Unit (RTU) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi
sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di
transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing
parameter cuaca dapat ditampilkan melalui Light Emiting Diode (LED) Display,
sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu  (present weather )
dengan mudah.

2.2 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi


Manado

12
2.2.1 Sejarah Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi
Manado

Stasiun Meteorologi Klas II Sam Ratulangi Manado beroperasi di Bandar


Udara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara. Mengikuti sejarah Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang sempat disebut Jawatan
Meteorologi dan Geofisika, Lembaga Meteorologi dan Geofisika, Direktorat
Meteorologi dan Geofisika, Pusat Meteorologi dan Geofisika, Badan
Meteorologi dan Geofisika, hingga terakhir menjadi Badan Meteorologi dan
Geofisika, Klimatologi dan Geofisika (2008), sebuah Lembaga Non
Departemen.

Bandar Udara Sam Ratulangi sendiri mengalami peningkatan kelas pada tahun
1994 menjadi Bandara kelas 1b, mengalami pemugaran terakhir pada tahun
2001, dan dikelola oleh PT. Angkasa Pura I sejak tahun 2003. Bandar Udara
Sam Ratulangi berada 15 km sebelah utara kota Manado dengan luas 1416 ha,
di ketinggian 264 ft dan dikelilingi oleh Gunung Klabat, Gunung Soputan serta
Gunung Manado Tua.

Pendirian Stasiun Meteorologi merupakan amanat Undang - Undang 31


Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengamatan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, serta Keputusan Kepala BMKG No.
005 Tahun 2004 yang telah diubah melalui PERKA No.007 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi dan Geofisika, Stasiun
Meteorologi, Stasiun Klimatologi dan Stasiun Geofisika. Selain pelayanan
informasi cuaca untuk penerbangan, STAMET Klas II Sam Ratulangi juga
melayni informasi cuaca untuk kepentingan publik.

Saat ini STAMET Klas II Sam Ratulangi Manado diperkuat oleh jajaran
personel sejumlah 31 orang, terdiri dari 6 orang pengamat udara permukaan, 5
orang pengamat udara atas, 7 prakirawan, 2 teknisi dan 11 orang tenaga lainnya.

13
Ditinjau dari sisi pendidikan, sejumlah 2 orang merupakan Sarjana S2, 6 orang
Sarjana S1, 7 orang lulusan D3, 6 orang lulusan D1 dan 10 orang lulusan
SMA/Sederajat.

2.2.2 Tugas dan fungsi Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sam
Ratulangi Manado

Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sam Ratulangi Manado (BMKG)


berstatus sebagai Lembaga pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin
oleh seorang Kepalah Badan dan masing-masing stasiun dipimpin oleh seorang
kepala. Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bertugas untuk
melaksanakan tugas pemerintahan dibidang Meteorogi, Klimatologi, Kualitas
Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku:
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Metorologi, dan
Geofisika menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang


meterologi, klimatologi, dan geofisika;
2. Perumusan kebijakan, perencanaan dan program di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
3. Koordinasi kebijakan, perecanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
4. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengenadalian observasi, dan
pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan perubahaan iklim;

14
7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak
terkait serta masyarakat berkenan dengan bencana karena factor meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi,
dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika;
13. Pelaksanaan pendidikan professional di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di
lingkungan Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG);
16. Pengolahan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung
jawab Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG);
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Badan Klimatologi
dan Geofisika (BMKG);

2.2.3 Visi dan Misi

1. Visi
Mewujudkan Stasiun Meteorologi Kls II Sam Ratulangi Manado yang handal,
tanggap dan mampu dalam rangka mendukung keselamatan masyarakat serta

15
keberhasilan pembangunan nasional, dan berperan aktif di tingkat Internasional.
Terminologi di dalam visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Pelayanan informasi Meteorologi, yang handal ialah pelayanan Stasiun


Meteorologi Kls II Sam Ratulangi Manado terhadap penyajian data, Informasi
Pelayanan Jasa Meteorologi yang akurat, tepat sasaran, tepat guna, cepat,
lengkap, dan dapat dipertanggung jawabkan.
b) Tanggap dan mampu dimaksudkan Stasiun Meteorologi Kls II Sam
Ratulangi Manado dapat menangkap dan merumuskan kebutuhan stakeholder
akan data, Informasi, dan Jasa Meteorologi serta mampu memberikan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa.

2. Misi

a. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi,


kualitas udara dan geofisika.
b. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika yang handal dan terpercaya.
c. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional di Bidang
meteorologi, klimatoologi, kualitas udara dan geofisika.

16
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan I (PKL I) dilaksanakan selama 2 hari di mulai pada


hari/tanggal : Senin, 08 April 2019 sampai dengan Selasa, 9 April 2019.
Tempat PKL I adalah:
1. Kantor Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sam
Ratulangi Manado.
2. PT.Telkom Manado

3.2 Metode Pengambilan data

Metode yang digunakan adalah Penelitian Lapangan (field research) Penelitian


Lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan
informasi yang diperoleh langsung dari responden dan mengamati secara langsung
tugas-tugas yang berhubungan dengan prosedur pembayaran klaim asuransi jiwa
PRULink Assurance Account pada PT Prudential Life Assurance Kantor PRU
Advance Medan. Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Metode Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan penamatan secara langsung pada obyek
penelitian.
b. Metode Interview, yaitu teknik pengumulan data yang dilakukan
dengan melalui proses tanya jawab (wawancara) dengan pihak-pihak
yang terkait dengan obyek penelitian.

17
c. Metode Referensi (Daftar Pustaka), yaitu teknik pengambilan data
yang dilakukan dengan mencari sumber mengenai objek yang akan
dibahas / diteliti melalui buku, jurnal, maupun situs WEB.

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Yang Berjalan

Sistem yang sudah berjalan di BMKG Sam Ratulangi Manado, terlebih


khusus di Stasiun Meteorologi adalah sebagai berikut :

INPUT PROCES OUTPUT

TAMAN
RUANG
METEOROLOGI OBSERVASI

RUANG KANTOR RUANG

FORECASTER PUSAT TELEKOMUNIKASI

19
4.2 Cara Kerja Sistem

Stasiun Meteorologi Samratulangi Manado merupakan unit pelaksanaan


teknis yang memiliki tugas pokok melaksanakan fungsi Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di bidang meteorology khusunya untuk
menunjang keselamatan transportasi udara.untuk melayani kebutuhan masyarakat
umum tenteng informasi cuaca yang baik. Keakuratan informasi cuaca merupakan
hal yang sangat penting khususnya di bandara yang memerlukan informasi cuaca.
Salah satu sistem yang berjalan atau metode yang masih digunakan dalam
kegiatan oprasional meteorology adalah dengan mengunakan Automatic Weather
Observing System (AWOS). Automatic Weather Observing System (AWOS)
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan suhu,udara,dan
angina.secara umum pelaporan Automatic Weather Observing System (AWOS)
dilakukan dengan interfal 20 menit dan tidak ada laporan pengamatan spesial
terhadap perubahan kondisi cuaca.

Cara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)


memperkirakan cuaca Pertama-tama,kita harus pahami terlebih dahulu mengapa
suatu daerah dikatakan cerah, berawan, dan hujan. Kata kunci untuk
membedakan cuaca cerah, berawan, dan hujan di suatu daerah adalah dari
banyaknya awan di atas daerah tersebut.Jika awan tidak ada (sangat sedikit),
maka cuacanya sangat cerah. Jika awan cukup banyak,maka cuacanya berawan.
Jika awan sangat banyak (mendung), maka cuacanya hujan. Jika anda pernah
memperhatikan awan-awan di langit, maka anda akan melihat bahwa awan-awan
itu senantiasa bergerak. Awan-awan itu bergerak karena tertiup oleh angin. Angin
terjadi Karena terdapat perbedaan tekanan udara antara dua daerah. Angin akan
bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah.

20
a) Pengamatan
 melaksanakan pengamatan meteorologi permukaan secara terus-menerus
setiap 1 (satu) jam selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari
berdasarkan waktu standar internasional;
 melaksanakan pengamatan meteorologi udara atas dengan radiosonde,
pada jam 00 dan 12 Universal Time Clock (UTC), kecuali untuk stasiun
meteorologi maritim.
 melaksanakan pengamatan meteorologi udara atas dengan menggunakan
pilot balon pada jam 00, 06, 12 dan 18 UTC atau pada jam 06 dan 18
UTC untuk stasiun yang melaksanakan pengamatan radiosonde, kecuali
untuk stasiun meteorologi maritim;
 melaksanakan penyandian data meteorologi permukaan setiap jam
pengamatan;
 melaksanakan penyandian data meteorologi udara atas pada waktu dan
jam sesuai dengan pengaturan operasi dan jam-jam pengamatan 00, 06,
12, 18, UTC;
 melaksanakan pengamatan cuaca khusus sesuai kebutuhan jaringan,
antara lain radar cuaca/hujan, dan penerima citra satelit cuaca;
 melaksanakan pengamatan meteorologi permukaan menggunakan
peralatan di taman alat dan landas pacu untuk pelayanan penerbangan
(METAR, SPECI, MET REPORT, dan SPECIAL) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku bagi stasiun meteorologi yang memberikan
layanan penerbangan;
 melaksanakan pengamatan meteorologi permukaan untuk pelayanan
cuaca kelautan, menggunakan peralatan di taman alat dan di kolam
pelabuhan/perairan pantai bagi stasiun meteorologi maritim;
 melaksanakan pengamatan meteorologi paling sedikit terhadap
unsurunsur : radiasi matahari, suhu udara, tekanan udara, angin,

21
kelembaban udara, awan, jarak pandang, curah hujan, penguapan di
stasiun meteorologi;
 melaksanakan pengamatan meteorologi paling sedikit terhadap
unsurunsur: radiasi matahari, suhu udara, tekanan udara, angin,
kelembaban udara, awan, jarak pandang, curah hujan, penguapan,
gelombang laut, suhu permukaan air laut dan pasang surut air laut bagi
Stasiun meteorologi maritim;
 melaksanakan kegiatan fam voyage (ikut berlayar) bagi stasiun
meteorologi maritim;
 melaksanakan kegiatan fam flight bagi stasiun meteorologi yang
memberikan layanan penerbangan;
 melaksanakan pengamatan khusus untuk keperluan iklim maritim di
stasiun meteorologi maritim.
b) Pengumpulan Data
 melaksanakan pengiriman berita data sandi meteorologi permukaan pada
jam-jam 00, 03, 06, 09, 12, 15, 18, 21, UTC secara tepat waktu;
 melaksanakan pengiriman berita data sandi meteorologi udara atas pada
jam-jam 00, 06, 12, 18, UTC secara tepat waktu kecuali stasiun
meteorologi maritim;
 melaksanakan monitoring dan kualiti kontrol pengiriman berita data sandi
meteorologi permukaan dan udara atas sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b;
 melaksanakan pengumpulan data meteorologi permukaan dan udara atas
untuk keperluan pemetaan dan analisis cuaca kecuali di stasiun
meteorologi maritim;
 melaksanakan pengumpulan produk informasi dan prakiraan cuaca,
produk Numerical Weather Prediction (NWP) dan/atau peringatan dini
dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pusat;

22
 melaksanakan pertukaran data dan informasi cuaca penerbangan, sesuai
ketentuan dan kebutuhan operasi penerbangan yang menjadi tanggung
jawabnya;
 melaksanakan penyebaran data dan informasi cuaca kelautan di wilayah
pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya, bagi stasiun meteorologi
maritim;
 melaporkan kejadian-kejadian cuaca ekstrim di wilayah pelayanan yang
menjadi tanggung jawabnya ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika Pusat;
 melaporkan kejadian gunung meletus dalam bentuk volcanic activity
report di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya kepada Stasiun
Meteorologi Kelas I Soekarno Hatta - Cengkareng dan Stasiun
Meteorologi Kelas I Hasanuddin - Makassar;
 melaporkan keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan pesawat ke
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan dan Maritim Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika;
 melaksanakan pengiriman data hasil pengamatan lainnya menggunakan
Sistem Pengelolaan Database Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara
dan Geofisika (MKKuG) yang telah ditentukan.
c) Pengolahan Data
 melaksanakan pengolahan dan pengarsipan data hasil pengamatan dalam
format yang sudah ditetapkan;
 melaksanakan kendali mutu data hasil pengamatan;
 melaksanakan pengolahan basis data dan kualiti kontrol seluruh hasil
pengamatan yang dikoordinasikan stasiun meteorologi diwilayahnya;
 melaksanakan pengolahan data dan kualiti kontrol hasil pengamatan cuaca
di bandar udara dengan menggunakan metode statistik untuk membuat
Aerodrome Climatology Summary (ACS) bagi stasiun meteorologi yang
memberikan layanan penerbangan.

23
d) Analisa & Prakiraan
 melaksanakan ulasan pemetaan dan melakukan analisis cuaca sinoptik
permukaan dan udara atas secara reguler 2 (dua) kali per hari pada jam 00
dan 12 UTC;
 melaksanakan interpretasi produk Numerical Weather Prediction (NWP),
citra satelit, dan citra radar cuaca yang ada dalam wilayah pelayanan yang
menjadi tanggung jawabnya;
 membuat prakiraan cuaca untuk kepentingan publik secara reguler 2 (dua)
kali perhari pada jam 00 dan 18 UTC di wilayah pelayanan yang menjadi
tanggung jawabnya (kecuali stasiun yang lokasinya terdapat disekitar di
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pusat dan/atau Balai
Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah yang melaksanakan );
 membuat prakiraan cuaca untuk pelayanan penerbangan sesuai ketentuan
dan kebutuhan operasi penerbangan dalam wilayah yang menjadi
tanggung jawabnya bagi stasiun meteorologi yang memberikan layanan
penerbangan;
 membuat prakiraan cuaca perairan pantai dalam wilayah pelayanan yang
menjadi tanggung jawabnya bagi stasiun meteorologi maritim;
 membuat analisis sementara atas kejadian cuaca ekstrim yang terjadi
diwilayah tanggung jawabnya serta membuat prediksi cuaca ekstrim yang
akan terjadi;

Membuat produk info iklim maritim dengan pemanfaatan data satelit


(peta klimatologi sifat dan tren unsur meteorologi laut) bagi stasiun
meteorologi maritim.

24
4.3 Kelebihan Sistem
Pelaksanaan sistem proses ini sangat membantu khususnya bagi penerbangan
di bandara, karna adanya pengukuran suhu dan kelembaban udara. Para pilot jadi
mengetahui saat yang tepat untuk mendarat ataupun lepas landas, demi keselamatan
para penumpang dan awak pesawat lainnya.

4.4 Kelemahan Sistem


Pelaksanaan sistem / proses tidak akan berjalan dengan lancar, tetapi akan ada
hambatan yang menyebabkan suatu sistem malfungsi atau tidak berfungsi dengan
semestinya. Lebih khusus di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
dimana data baik yang diterima atau dikirim tidak boleh diketahui oleh sembarang
orang. Oleh karena itu, setiap data harus disandikan sebelum dilakukan pengiriman.
Akan tetapi penyandian manual data ini membutuhkan waktu dan human eror dapat
menyumbang presentase kesalahan menjadi lebih besar terlebih tidak semua pegawai
memahami tentang cara penyandian data ini

4.5 Solusi Yang Diberikan


Sehubungan dengan kelemahan sistem terkait penyandian informasi di Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maka solusi yang dapat ditawarkan
ialah mengganti aplikasi lama dimana sistem penyandian data / informasi yang
dilakukan masih memakai cara manual dengan aplikasi baru dimana data yang di
proses dapat langsung disandikan dengan otomatis sehingga pegawai yang tidak
memahami proses penyandian data dapat meakukannya menggunakan sistem aplikasi
yang baru yang akan meminimalisir kesalahan yang di akibatkan oleh manusia /
human error. Selain itu lamanya proses data dapat dilakukan dengan efektif dan
efisien.

25
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian pada bab-bab
tersebut di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Bagi dunia penerbangan pengaruh dari unsur seperti temperatur udara dan
tekanan udara sangat berperan terutama pada saat pesawat terbang akan lepas
landas (take off) maupun mendarat (landing).
2. Selain unsur-unsur cuaca tersebut penentuan density height (ketinggian
kerapatan udara di sekitar Aerodrome perlu mendapat perhatian, karena
density height untuk setiap temperature dan tekanan udara berbeda-beda.
Dan juga density height sangat berperan sekali pada daya angkat mesin
pesawat terbang pada ketinggian tertentu.

2. Saran
Saran dari saya sebagai penulis adalah, menambah aplikasi atau sistem operasi
yang lebih dapat memudahkan pegawai dalam mengoperasikannya. Sehingga dapat
mengurangi dampak terjadinya human error dalam pengkodean.

26
DAFTAR PUSTAKA

http://samratulangi.sulut.bmkg.go.id/index.php?page=Sejarah
http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-cuaca-dan-unsurnya-secara-
lengkap.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Proses
https://id.wikipedia.org/wiki/Geofisika
https://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Klimatologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Meteorologi,_Klimatologi,_dan_Geofisika

27
LAMPIRAN

Tabel 1. Jurnal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan 1


NO HARI / TANGGAL JAM URAIAN

Jumat, 05 April
1 10.00 Pembekalan PKL 1
2019

2 Minggu, 07 April 17.00 Kumpul di Pelabuhan Tahuna


2019
18.00 Pembagian Tiket Kapal

19:30 Berangkat Menuju Pelabuhan Manado

3 Senin, 08 April 2019 04.00 Tiba di Pelabuhan Manado

05.30 Tiba di Hotel Griya Sintesa Manado

07.30 Sarapan

08.00 Mandi

Berangkat Menuju ke Badan Meteorologi


09.00
Klimatologi Geofisika Mando

Tiba di Badan Meteorologi Klimatologi


09.15
Geofisika Mando

10.00 Pemberian Materi

12.00 Istirahat Makan

13.00 Lanjutan Materi

28
15:00 Acara Selesai-Kembali ke Hotel

15:30 Tiba di Hotel Griya Sintesa

18:30 Makan Malam

18.35 Mandi

19.00 Evaluasi

21:00 Istirahat

Selasa, 09 April
4. 07.00 Sarapan pagi
2019

07.30 Menyiapkan keperluan PKL

Iberangkat Menuju Kantor PT. Telkom


08.00
SULUT MALUT Manado

09.00 Menerima Materi Pertama

12.00 Makan siang

12.30 Menerima Materi kedua

15.30 Selesai Menerima Materi

15:35 Berangkat Menuju Hotel Griya Sintesa

16.00 Tiba di Hotel Griya Sintesa

16:05 Mandi

18.00 Makan Malam

19:45 Evaluasi

29
5 Rabu, 10 April 2019 07:00 Sarapan

09:00 Berangkat Menuju Tempat Wisata


(Mercy Water Park)

09:30 Acara Dimulai

12:00 Makan Siang

16:00 Acara Selesai

16:05 Kembali ke Hotel Griya Sintesa

17:15 Tiba di Hotel Griya Sintesa

18:00 Makan Malam

20:00 Evaluasi

21:00 Istirahat

6 Kamis, 11 April 09:00 Acara Pribadi


2019
15:00 Check Out

15:55 Pembagian Tiket Kapal

16:00 Berangkat Menuju Pelabuhan Manado

16:20 Tiba di Pelabuhan Manado

19:30 Berangkat Menuju Pelabuhan Tahuna

30
31
32

Anda mungkin juga menyukai