Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
I Gusti Ayu Dewi Adnyani, S.E., M.Si.
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JIMBARAN
2022
STUDI KASUS
“Blackberry” adalah ponsel pintar yang pada eranya mampu menguasai 44% pasar
ponsel pintar di Amerika di atas Apple dan merek lainnya pada masa kejayaannya, setelah
menggeser Nokia sebagai pemimpin pasar. Kehadiran Blackberry yang membuat terobosan
teknologi di sebuah ponsel membuat kesan yang baru dan menghadirkan kemudahan terhadap
konsumen pada saat itu. Terutama pada fitur BBM (BlackBerry Messenger), fitur ini
memberikan konsumen kemudahan untuk melakukan komunikasi. Tentunya dengan segala
kemudahan yang diberikan oleh BlackBerry membuat produk yang dibuat selalu laris dipasaran
dan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan. Pada 2007, iPhone
diperkenalkan, para eksekutif BlackBerry menggangap iPhone tidak mungkin diminati oleh
masyarakat, kalangan bisnis, dan pemerintah karena tidak memiliki keyboard alias touchscreen.
Selang berapa lama, dengan kepuasan BlackBerry yang telah menguasai pasar membuatnya tidak
keluar dari zona nyaman dan membuatnya sedikit melakukan perubahan. Akibat dari ini
membuatnya mudah disusul oleh para pesaingnya yang terus melakukan pengembangan. Hal ini
membuat BlackBerry perlahan-lahan ditinggalkan oleh konsumen, karena tidak dapat dapat lagi
memenuhi kebutuhan konsumen dengan seiring berkembangnya teknologi.
Faktor penting lain yang menjadi penyebab runtuhnya Blackberry adalah revolusi
teknologi ponsel. Pilihan desain ponsel Blackberry cenderung kurang memiliki inovasi terbaru,
dan terkesan tua dibandingkan dengan berbagai produk smartphone lain seperti Apple, Samsung,
LG, dan Panasonic.Tak hanya itu, Blackberry juga terlambat dalam mengembangkan toko
aplikasi, yang membuat pengguna menjadi terbatas dalam memiliki berbagai fitur aplikasi di
smartphone. Kemudian, dari segi keamanan sistem enkripsi pada ponsel Blackberry masih
kurang tegas. Hal tersebut membuat pengguna ragu pada sistem keamanan yang dimiliki
Blackberry dan mulai beralih pada ponsel lain. Akhirnya akibat kalah dalam persaingan. Pada
Mei 2012, produsen smartphone BlackBerry, mengumumkan akan melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) hal ini diambil karena alasan untuk “merampingkan” perusahaannya.
Pada 2013, ketika CEO BlackBerry menolak untuk memberikan laporan keuangannya untuk
kuartal terakhir. Sejak itu, saham rendah dan terus menerus turun dan membuat pemegang saham
melarikan diri. Akhirnya pada Januari 2022, perusahaan menghentikan seluruh dukungan sistem
operasi OS, yang artinya produk smartphone BlackBerry yang menjalakan operasi tersebut tidak
dapat digunakan lagi. Setelah sistem operasi BlackBerry resmi berhenti, pihak Blackberry pun
pidah haluan menjadi perusahaan yang fokus dalam layanan keamanan cerdas yang memenuhi
permintaan perusahaan atau pemerintah di seluruh dunia. Masa-masa indah yang dimliki
BlackBerry tersebut harus berakhir. Saat ini, hampir semua orang lebih menyukai dan memakai
Android atau iPhone sebagai alat komunikasi.
1. Melakukan Evaluasi
Hal ini sangat membantu perusahaan dalam keadaan apapun, karena dengan
evaluasi ini, kita dapat belajar serta memahami apa yang menjadi faktor keberhasilan
atau kegagalan sebuah bisnis yang kita laksanakan.
2. Memotong anggaran yang tidak perlu
Solusi ini dapat membantu perusahaan di dalam waktu yang sulit, karena jika
anggaran dipotong maka semakin sedikit pengeluaran yang dikeluarkan sebuah
perusahaan.
3. Melakukan pinjaman dana
Hal ini sangat membantu pengusaha, karena dengan adanya pinjaman kepada
sebuah perusahaan hal ini dapat membuat keuangan sebuah perusahaan stabil dan
membuat perusahaan dapat beroperasi seperti sedia kala atau bahkan melakukan
lompatan.
4. Melakukan Inovasi atau mencari kesempataan bisnis di sektor yang berbeda
Hal ini dilakukan banyak perusahaan yang mengalami penurunan, ada yang
melakukan inovasi terhadap produk sebelumnya dan ada pula yang mecari
kesempatan bisnis di sektor yang berbeda. Tentunya dalam menentukan hal ini
diperlukan evaluasi yang matang.
Namun di sebuah bisnis tentunya sangat menghindari kejadian di atas. Kita dituntut
untuk selalu waspada jika melakukan bisnis. Hal di atas dapat menjadi sebuah pembelajaran
bagi kita, bahwa sebelum melakukan bisnis kita harus melakukan riset yang serius dalam
melihat kesempatan atau peluang bisnis baik dari sisi permintaan (demand approach) dan sisi
penawaran (supply approach) setelah itu baru merealisasikan peluang tersebut menjadi
sebuah bisnis.
2. Perusahaan harus terus selalu melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pada
produk-produk ponselnya, baik kualitas dari produk yang sudah ada maupun yang
akan diluncurkan ke pasar di samping juga terus melakukan perbaikan terhadap
tingkat gaya dan desain yang menjadi keinginan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Ranti. (2022, Februari 16). Pernah Berjaya, Blackberry Mengapa Tumbang. Kompas.com.