Disusun oleh
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Sejarah Kabupaten Wonosobo” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
juga saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca.
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1. Latar belakang...........................................................................................................1
2. Identifikasi
masalah.....................................................................................................................2
3. Rumusan
masalah.....................................................................................................................2
4. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
1. Asal usul....................................................................................................................3
2. Keadaan
pemerintahan............................................................................................................5
PENUTUP...............................................................................................................................7
1. Kesimpulan................................................................................................................7
2. Saran.........................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah merupakan peristiwa kejadian atau apa yang telah terjadi di masa lampau,
setiap peristiwa hanya sekali terjadi dan tidak akan pernah terulang kembali. Setiap
“Bukti” bahwa kejadian itu sungguh – sungguh terjadi, Sejarah sangat berperan
dalam berbagai hal seperti pada diri sendiri, benda dan sebagainya. Setiap yang
berada di dunia ini mempunyai sejarah yang memang harus diketahui asal usulnya
agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu dan kegunaanya. Sejarah memang
hanya menceritakan yang terjadi dimasa lampau akan tetapi sejarah pula akan
berpengaruh besar bagi kehidupan saat ini dan pada masa depan, agar dapat
berkembang sesuai yang diharapakan. Sejarah juga menjadi tolak ukur dalam setiap
perubahan yang terjadi di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Setiap sesuatu yang berada saat ini mempunyai cerita atau asal usul dimasa
lampau, seperti sejarah sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, begitu pula
halnya dengan suatu wilayah kabupaten. Sejarah daerah saat ini memang sangat jarang
diketahui oleh masyarakat Indonesia, di setiap daerah dan masyarakat yang menempati
daerah tersebut, hal ini disebabkan masyarakat yang tidak terlalu mempedulikan sejarah
Sejarah kabupaten juga menjadi salah satu tujuan pemerintah Repulik Indonesia
sejarah yang ditempatinya. Akan tetapi sampai saat ini banyak generasi muda tidak
mengetahui sejarah desa yang di tempatinya. Hal ini disebabkan pemerintah hanya
Padahal sejarah juga wajib diketahui oleh masyarakatnya sendiri agar ketika ada orang asing
yang bertanya tentang sejarah daerah tersebut dapat di jelaskan dengan baik tentang
Dari latar belakang diatas maka dapat diambil suatu identifikasi masalah sebagai berikut:
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
1.4 Tujuan
Berdasarkan cerita rakyat, pada sekitar awal abad 17 tersebutlah tiga orang pengelana
masing-masing bernama Kyai Kolodete, Kyai Karim dan Kyai Walik, mulai merintis suatu permukiman
di daerah Wonosobo. Selanjutnya Kyai Kolodete berada di dataran tinggi Dieng, Kyai Karim berada di
daerah Kalibeber dan Kyai Walik berada di sekitar kota Wonosobo sekarang ini. Di kemudian hari
dikenal beberapa tokoh penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso sebagai
penguasa daerah Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Selomanik. Dikenal pula tokoh bernama
Tumenggung Wiroduta Wonosobo yang Pecekelan – dipindahkan sebagai pusat kekuasaannya
Kalilusi, ke Ledok penguasa yang – di selanjutnya Wonosobo atau Plobangan sekarang ini. Salah
seorang cucu Kyai Karim juga disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo. Cucu Kyai Karim
tersebut dikenal sebagai Ki Singowedono yang telah mendapat hadiah satu tempat di Selomerto dari
Keraton Mataram serta diangkat menjadi penguasa daerah ini namanya berganti menjadi
Tumenggung Jogonegoro.
Pada masa ini Pusat kekuasaan dipindahkan ke Selomerto. Setelah meninggal dunia
Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di desa Pakuncen. Selanjutnya pada masa perang Diponegoro
( 1825 – 1930 ), Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Diponegoro.
Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan Diponegoro adalah Imam Misbach atau
kemudian dikenal dengan nama Tumenggung Kertosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung
Mangkunegaran, Gajah Permodo dan Kyai Muhamad Ngarpah. Dalam pertempuan melawan
Belanda, Kyai Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas
keberhasilan itu Pangeran Diponegoro memberi nama kepada Kyai Muhamad Ngarpah dengan
sebutan Tumenggung SETJONEGORO.
Menurut peristilahan, Wonosobo berasal dari dua kata yaitu “wono” yang artinya hutan, dan
“sobo” yang artinya mengunjungi. Kata Wonosobo kurang lebih artinya kawasan hutan yang banyak
dikunjungi. Pada awat abad ke-17 agama Islam sudah mulai berkembang luas di daerah Wonosobo.
Seorang tokoh penyebar agama Islam yang sangat dikenal pada masa itu adalah Kyai Asmarasufi,
yang dikenal pula sebagai menantu Ki Wiroduto salah seorana penguasa di Wonosoho Kyai
Asmarasufi yang mendirikan Masjid Dukuh Bendosari dipercaya sebagai cikal-bakal atau tokoh yang
kemudian menurunkan pada ulama Islam dan pemilik pondok pesantren yang ada di Wonosobo
pada masa berikutnya seperti Kyai Ali Bendosari, Kyai Syukur Sholeh, Kyai Mansur Krakal, Kyai
Abdulfatah Tegalgot, Kyai Soleh Pencil, Kyai As’ari, Kyai Abdul Fakih, Kyai Muntaha dan Kyai
Hasbullah. Demikianlah, dari hari ke hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, waktu berjalan
terus, keadaan Wonosobo makin lama makin berkembang sejalan dengan kemajuan peradaban
manusia.
Dan selanjutnya pada masa antara tahun 1825 – 1830 atau tepatnya pada masa Perang
Diponegoro, Wonosobo merupakan satah satu medan pertempuran yang penting dan bersejarah.
Daerah ini adalah salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Pangeran Diponegoro, dengan
kondisi alam yang menguntungkan serta dukungan masyarakat yang sangat besar terhadap
perjuangan tersebut.
Dari hasil Seminar Hari Jadi Wonosobo pada tanggal 2 April 1996 (yang dihadiri oleh Tim
Peneliti Hari jadi Wonosobo dari Fakultas Sastra UGM, Muspida, sesepuh dan pinisepuh Wonosobo
termasuk yang ada di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, pimpinan DPRD dan pimpinan komisi serta
instansi di Wonosobo), disepakati bahwa momentum Hari Jadi Wonosobo jatuh pada tanggal 24 Juli
1825, dan hal ini telah ditetapkan menjadi Perda dalam Sidang Pleno DPRD Kabupaten Wonosobo
tanggal 11 Juli 1994. Dipilihnya tanggal tersebut erat kaitannya dengan peristiwa kemenangan
pertama pasukan pendukung pangeran Diponegoro yang dipimpin oleh Ki Muhammad Ngarpah atau
Tumenggung Setjonegoro di Legorok. Walaupun serangan yang berhasil itu tidak terjadi di wilayah
Wonosobo, akan tetapi peristiwa itulah yang mengangkat karir Muhammad Ngarpah sehingga
diangkat menjadi penguasa Ledok dengan gelar Tumenggung Setjonegoro.
2.2 Keadaan pemerintah Wonosobo tahun 1825 sampai sekarang
Adapun penguasa atau kepala pemerintahan Kabupaten Wonosobo dari tahun 1825
sampai sekarang adalah sebagai berikut :
No NAMA PERIODE;
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dinyatakan sah berdiri pada 24 Juli 1825, tepat hari ini 196 tahun lalu.
yang sangat gemilang dari seorang tokoh bernama Muhamad Ngarpah dan
Mulya Sentika.
3.2 Saran