Anda di halaman 1dari 13

1

TUGAS
RESUME
Sarekat Islam


Oleh kelompok:

Amadea Primrose Nggeo (120110301001)
Siti NurAini (120110301002)
Aljumatul Choiriyah (120110301022)
Dewi Ayu Lestari (120110301024)


FAKULTAS SASTRA
ILMU SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
2

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dalam waktu dekat ini kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, sehubungan dengan tugas yang telah bapak
berikan kepada kami.
Berbicara mengenai sejarah pastinya kita mengenal tentang Sejarah Pergerakan
Nasional, yang mana Sejarah pergerakan Nasional (SPN). Yang mana politik penjajahan
mempunyai maksud untuk menekankan kemajuan penduduk asli indonesia baik dalam bidang
spiritural maupun material sehingga kelangsungan penjajahan dapat dijamin. Kaum
nasionalis ingin mengabaikan kekuasaannya di bumi indonesia. dibidang perdagangan,
pemerintah kolonial menggunakan golongan Cina dan Arab untuk menekankan kemajuan
para pedagang bumiputra dengan cara memberikan perlindungan dan hak istimewa kepada
golongan perdagangan, Dalam membicarakan tentang Tujuan utama SI untuk
mengembangkan perekonomian berkali-kali ditekankan oleh pemimpin SI.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat berterima kasih atas saran dan kritik yang bapak berikan, agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih disempurnakan. Sebelumnya kami
mengucapkan terima kasih.





Jember, 29 September 2014

Penulis

3


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan ...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................................4
BAB II Pembahasan ..................................................................................................................5
2.1 Pembentukan Sarekat Islam.... ................................................................................5
2.2 Penyesuaian Organisasi Bangsa...............................................................................6
2.3 Persebaran Sarekat Islam .........................................................................................7
BAB III Penutup .....................................................................................................................12
Kesimpulan ..................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................13






4


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam akhir Abad XIX, dunia islam mengguncang, termasuk di Hindia-Belanda,
karena runtuhnya kejayaan Turki. Dengan bantuan Rusia seluruh jajahan Turki di Eropa
Timur Bergolak untuk merdeka. Para pemikir Islam, seperti Jamaluddin al-Afghani (1839-97)
dll. Islam harus diperbarui kalau mau bertahan dalam peradaban modern yang sedang
melanda. Sejak awal Abad XX, atas saran Snouck Hurgronje pemerintah jajahan
menghilangkan serba pembatasan.
politik penjajahan mempunyai maksud untuk menekankan kemajuan penduduk asli
indonesia baik dalam bidang spiritural maupun material sehingga kelangsungan penjajahan
dapat dijamin. Kaum nasionalis ingin mengabaikan kekuasaannya di bumi indonesia.
dibidang perdagangan, pemerintah kolonial menggunakan golongan Cina dan Arab untuk
menekankan kemajuan para pedagang bumiputra dengan cara memberikan perlindungan dan
hak istimewa kepada golongan perdagangan indonesia. perdagangan Cina tersebut pada
umumnya lebih besar daripada perdagangan bumiputra, bahkan daripada perusahaan-
perusaan Belanda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan SI terpecah menjadi dua aliran atau golongan?
2. Apa tujuan dari Sarekat Islam ?
3. Faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi berdirinya Sarekat Islam?

1.3 Tujuan dan manfaat
1. Untuk mengetahui dan memahami kedua aliran atau golongan tersebut
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari Sarekat Islam
3. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya
Sarekat Islam.


5


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembentukan Sarekat Islam
Sarekat Islam dapat dipandang sebagai salah satu gerakan politik yang menonjol
sebelum Perang Dunia II. Layak kiranya jika organisasi ini perlu mendapat sorotan sendiri
karena ia mengalami perkembangan yang cepat dan dinamis. Cepatnya perkembangan juga
membawa cepatnya kemunduran yang hanya beberapa tahun setelah puncaknya.
Berkurangnya pengaruh organisasi dan dengan bangsa asing. Usaha di bidang ekonomi
tampak sekali, khususnya dengan berdirinya koperasi di kota Surabaya. Di Kota itu pula
berdiri PT. setia Usaha, selain menerbitkan surat kabar Utusan Hindia juga
meneyelenggarakan penggilingan padi, dan juga mendirikan bank. Usaha itu semua
dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan ekonomi dari ketergantungan bangsa asing.
1

Usaha meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa sendiri diterima dengan antusias
oleh masyarakat lapisan bawah. Wong cilik mendapat kesempatan untuk memperbaiki
kehidupan yang sudah lama dinanti-nantikan. Tidak salah kiranya jika Sarekat Islam mampu
membaca keinginan Wong cilik yang menginginkan perbaikan upah kerja, sewa-menyewa
tanah, masalah-masalah yang berlaku di tanah partikelir, dan juga tingkah laku yang
menyakitkan hati yang dilakukan para mandor dan kepala-kepala pribumi. Hal-hal inilah
yang merupakan kenyataan sebagai penderitaan rakyat yang harus diperbaiki. Maka tidak
mengherankan kalau SI menjadi populer dikalangan rakyat bawah. SI segera meluas ke
seluruh Jawa. Pada waktu itu cabang Jakarta mempunyai anggota sebanyak 12.000 orang.
Dalam rapat raksasa di Surabaya jumlah anggotanya menjadi lebih dari 90.000, terdiri dari
30.000 orang dari cabang Solo, 16.000 dari Surabaya, 25.000 dari Jakarta, 23.000 dari
Cirebon, dan 17.000 dari Semarang. Sementara itu telah ditolak sekitar 200.000 orang yang
mendaftarkan diri sebagai anggota SI.
2


1
DR. Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908-1945
(pustaka pelajar:1994),hal 32-33
2
Crys, Eko. Diktat Sejarah Pergerakan Nasional, (Departemen Pendidikan Nasional: 2007), hlm
38-39
6

Dalam waktu kurang dari satu tahun SI sudah tumbuh menjadi organisasi raksasa.
Karena itu pemerintah Hindia Belanda harus mencermati jejak SI yang dianggap
membahayakan itu karena ia mampu memonilisasikan massa. Pada tahun 1914 anggota SI
berjumlah 444.251. mengenai perkembangan yang cepat ini menimbulkan reaksi yang cepat
pula dari pihak pemerintah. Gubernur Jenderal Idenburg (1909-1916) tidak menolak
kehadiran SI dan muncul pertanyaan yang belum terjawab mengapa SI timbul sekonyong-
konyong dan cepat menjadi besar. Apa motivasi organisasi itu? inilah yang menjadi tanda
tanya besar idenburg. Meskipun pada mulanya loyal pada pemerintah tetapi SI tetap tidak
dapat dipercaya.
3

Mengenai reaksi terhadap makin luasnya keanggotaan SI itu, Idenburg berpendapat
bahwa menjadi jalang nya SI itu merupakan kenyataan bahwa orang bumiputra mulai
memikirkan nasibnya dan inilah permulaa sadar dari tidurnya. Reaksi yang datang dari orang
Belanda yang ketakutan di Eropa mengatakan bahwa SI identik dengan salah Idenburg.
Sekiranya terjadi pembunuhan terhadap orang-orang Eropa oleh anggota SI maka itu
merupakan timbulnya pertentangan intern menyebabkan mengendurnya simpati massa.
4

2.2 Penyesuaian Organisasi Kebangsaan
SI didirikan pada tahun 1912 oleh H. Samanhudi, seorang pengusaha batik dari
Kampung Lawean, Solo yang mempunyai banyak pekerja. Perusahaan batik lainnya ada di
tangan orang Cina dan Arab, dan mereka memproduksi batik dalam partai besar, sedangakan
di sekitara perusahaan besar itu terdapat perajin kecil yang dilakukan dirumah-rumah
penduduk dengan membatik dan membuat batik cap yang mulai populer pada waktu itu.
penasihat urusan Bumiputra, Rimkes, Mengatakan bahwa ketika terjadinya bentrokan dengan
polisi seorang Cina terbunuh. Akibatnya di Surabaya terjadi pemogokan para pedagang Cina
yang melumpuhkan kehidupan ekonomi. Ia menghubungkan peristiwa ini dengan kejadian di
Surakarta karena ditempat itu terjadi persaingan antara pedagang Lawean dengan firma Sie
Dian Ho, berdagang buku, alat kantor, dan bahan batik. Pemboikotan terhadap firma ini
melahirkan SI.
5


3
DR. Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908-1945
(pustaka pelajar:1994),hal -33
4
Ibid., hlm 33-34
5
Simbolon, Parakitri T, Menjadi indonesia Akar-akar kebangsaan indonesia (kompas, PT
Gramedia: 1995) hlm-249
7

Selanjutnya korver berpendapat bahwa sudah sejak lama di Solo berdiri perkumpulan
Cina-Jawa yang bernama Kong Sing. Angotanya pengusaha cina dan jawa, termasuk H.
Samanhudi. Pada tahun 1911, ketika terjadi revolusi di cina terjadilah sikap yang
merenggangkan hubungan mereka dengan orang jawa. Hal ini juga merenggangkan
hubungan sesama anggota Kong Sing sehingga anggota Kong Sing Jawa mendirikan Rekso
Rumekso yang kemudian Menjadi SI. Jelas kiranya bahwa tujuan utama SI adalah
menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang Islam Jawa yang diikat dengan agama. Meskipun
dari salah satu sumber disebutkan bahwa tidak ada persaingan antara pedagang Cina dan
Jawa, sebenarnya hal ini tidak akan mungkin tidak terjadi di dunia perdagangan. Perubahan
tingkah laku dan arogansi merenggangkan hubungan sosial mereka. Keadaan seperti ini
merperkuat dan mendorong mereka untuk menyatukan diri menghadapi pedagang Cina.
Agama islam digunakan dan merupakan faktor pengikat dan penyatu kekuatan pedagang
islam.
6

2.3 Persebaran Sarekat islam
Sementara itu, keanggotaan Sarekat islam meningkat cepat. Menjelang januari 1913,
sarekat islam di solo saja menyatakan anggotanya berjumlah 60.000 orang. Organisasi
berkembang lambat dibagian jawa yang paling padat umat islamnya. Persebaran gerkan
sarekat islam tidak selamanya mulus, dan upaya menembus janji meningkatnya jumlah
pengikut sehingga, SI memiliki tujuan utama dalam pembentukan organisasi tersebut.
7

Tujuan utama SI untuk mengembangkan perekonomian berkali-kali ditekankan oleh
pemimpin SI terkemuka, yaitu Umar Said Cokroaminoto. Ia adalah seorang orator yang
cakap dan bijak, mampu memikat anggotanya. Dalam pidatonya pada rapat raksasa di
Kebung Binatang Surabaya tanggal 26 Januari 1913 ia menegaskan bahwa tujuan SI adalah
menghidupkan jiwa dagang bangsa indonesia, memperkuat ekonominya agar mampu
bersaing bencana yang merupakan kesalahan Idenburg. Ditambahkan pula Belanda akan
kehilangan jajahanya.
8

Kegelisahan timbul dikalangan pengusaha perkebunan sehingga di dalam surat kabar
Soerabajasch Handelsblad dimuat iklan yang mencari opsir tentara Hindia Belanda yang

6
Ibid., hlm 249
7
Adam, Ahmat, Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Sejarah Indonesia (Hasta Mitra, Pustaka Utan
Kayu: 2003), hlm 280
8
Simbolon, Parakitri T, Menjadi indonesia Akar-akar kebangsaan indonesia (kompas, PT Gramedia:
1995), hlm 249-250
8

sanggup memberi petunjuk bagaimana menjaga dan mempertahankan perusahaan perkebunan
dan bangunan-bangunan lainnya. Perusahaan yang lain minta izin untuk menggunakan
senjata dan amunisi yang diambil dari gudang. Akan tetapi permintaan gila tidak diluluskan
Idenburg. Dari kalangan pangrepraja berpendapat bahwa perkembangan SI harus diterima
secara wajar, tetapi di pihak lain kehadirannya merupakan ancaman bagi keamanan dan
ketertiban. Bupati yang progresif mengharuskan supaya pangrepraja menduduki jabatan
cabang SI, sedangkan bupati yang konservatif akan menolak kehadiran SI dan dianggapnya
mengurangi kewibawaannya dan mengancam kedudukannya.
9

Rinkes bersikap longgar terhadap SI, Gerakan Bumiputra memang sudah ada orang
yang menerimanya, tetapi sebaiknya dengan jiwa dan sikap agung. Bagi Idenburg,
melarang begitu saja tidak ada gunanya, apalagi dengan tekanan dan penindasan. Jaln yang
terbaik baginya adalah membuat kanalisasi, artinya mengurangi desakan kuat sehingga tidak
timbul satu kekuatan besar yang dapat menghancurkan eksistensi pemerintah. Hal ini
dijabarkan dalam pemberian badan hukum (Rechtsperson) keapada SI, sehingga organisasi
ini leluasa menjalankan kegiatannya tanpa ada hambatan dari pihak manapun. Idenburg
hanya mau memberi badan hukum pada cabang-cabang SI, sedangkan Central Sarikat Islam
(CSI) baru akan diberikannya kemudian. Ini berarti bahwa hanya cabang lokal yang diakui
secara resmi dan hubungan antar cabang dan kordinasi dari CSI diperlemah.
10

Dalam kongres SI tahun 1914 di Yogyakarta Cokroaminoto terpilih sebagai pempinan
SI. Gejala konflik internal telah timbul di permukaan dan kepercayaan terhadap CSI mulai
berkurang. Namun Cokroaminoto tetap mempertahankan keutuhan dengan mengatakan
bahwa kecenderungan untuk memisahkan diri dari CSI harus dikutuk. Karenanya perpecahan
harus dihindarkan, persatuan harus dijaga karena Islam sebagai unsur penyatu. Politik
kanalisasi dari Idenburg dapat dikatakan berhasil karena CSI baru diberi pengakuan badan
hukum pada bulan Maret 1916 dan keputusan ini diberikannya pada waktu ia hampir berhenti
dari jabatannya. Idenburg digantikan oleh Gubernur Jenderal van Limburg Stirum (1916-
1921) yang juga seperti pendahuluannya bersikap agak simpatik terhadap SI. Dalam kongres
tahunan yang diselenggarakan tahun 1916, Cokroaminoto secara panjang lebar menguraikan
perlunya pemerintahan sendiri untuk rakyat indonesia. sementara itu persoalan pertahanan
Hindia mulai banyak dibicarakan oleh golongan kolonial tertentu sehingga terbentuk Komite

9
Ibid., hlm 250
10
DR. Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908-1945
(pustaka pelajar:1994),hlm 35
9

Pertahanan Hindia. Orang mengatakan bahwa pertahanan Hindia ini berpengaruh terhadap
proses kesadaran politik di Indonesia.
11

Pada bulan Juni 1916 di Bandung diadakan kongres pertama yang dihadiri oleh 80 SI
lokal yang meliputi 360.000 orang anggota. Kongres itu merupakan kongres nasional
karena SI mencita-citakan supaya penduduk indonesia menjadi satu natie atau satu bangsa
dengan kata lain mempersatukan etnik indonesia menjadi bangsa indonesia. sudah disebut di
atas bahwa SI setuju diadakannya komite pertahanan Hindia asal pemerintah membentuk
dewan rakyat. Sebelum diadakannya kongres SI Kedua tahun 1917 di Jakarta muncul aliran
revolusioner sosialistis yang diwakili oleh Semaun yang pada waktu itu menjadi ketua SI
lokal Semarang. Namun kongres itu tetap memutuskan bahwa azas perjuangan SI ialah
mendapatkan zelf bestuur atau pemerintahan sendiri. Selain ditetapkan pula azas kedua
berupa Strijd tegen overheersing van het zondig kapitalisme atau perjuangan melawan
penjajahan dari kapitalisme yang jahat. Sejak itu pula Cokroaminoto dan Abdul Muis
mewakili SI dalam Dewan Rakyat.
12

Sudah disebut bahwa keanggotaan SI terus meningkat dan terbukti dalam kongres
tahun 1918 ketiga di Surabaya, anggotanya mencapai 450.000 yang berasal dari 87 SI lokal.
Sementara itu pengaruh Semaun makin menjalar ke tubuh SI. Dikatakannya bahwa
pertentangan yang terjadi bukan antara penjajah dan terjajah tetapi juga antara kapitalis
dengan buruh. Karena itu perlu memobilisasikan kekuatan buruh dan tani, disamping tetap
memperluas pengajaran dan penghapusan heerendiensten. Didalam kongres SI keempat tahun
1919, SI memperhatikan gerakan buruh atau serikat Sekerja (SS), karena SS akan
memperkuat kedudukan partai politik dalam menghadapi pemerintah kolonial. Kemudian
terbentuklah persatuan SS yang beranggotakan SS Pegadaian dan SS Pegawai Pabrik Gula,
dan SS Pegawai kereta Api. Selanjutnya perubahan-perubahan dalam tubuh SI dapat dilihat
dari kongres-kongresnya. Setelah terjadi peristiwa Cimareme dan kasus Afdeling B maka
pada akhir tahun 1919 diselenggarakan kongres SI keempat. Suasana kongres lesu namun
sementara itu perjuangan SI tetap ditegakkan dengan landasan perjuangan antar bangsa yang
berarti perjuangan melawan pemerintah kolonial harus terus dilakukan. Di dalam tahun itu
pula terdapat pengaruh sosialis-komunis yang telah masuk ke tubuh SI pusat maupun cabang-
cabangnya, setelah aliran itu mempunyai wadah dalam organisasi yang disebutnya Indische
Sociaal Democratische Vereninging (ISDV). Pada kongres SI kelima pada tahun 1921

11
Ibid., hlm 35-36
12
Ibid., hlm 36
10

Semaun melancarkan kritik terhadap kebijaksanaan SI pusat sehingga timbul perpecahan. Di
satu pihak aliran yang mendambakan aliran ekonomi dogmatis diwakili oleh Semaun dan
aliran nasional keagamaan diwakili oleh Cokroaminoto. Kemungkinan dipersatukannya dua
aliran itu ialah dengan memformulasikan satu perjuangan SI menentang kapitalisme sebagai
sebab utama timbulnya penjajahan. Jadi, yang perlu ditentang adalah penjajahan yang
disebabkan oleh tindakan kapitalis.
13

Rupanya gejala perpecahan semakin jelas dan dua aliran itu ternyata tidak dapat
dipersatukan. Di dalam kongres SI keenam yang diselenggarakan pada akhir tahun 1921
disetujui adanya disiplin partai. Sebagai akibat dilaksanakannya disiplin partai maka Semaun
dikeluarkan dari SI karena berlaku ketentuan bahwa tidak diperbolehkannya merangkap
dengan amggota partai lain. Dengan demikian terdapat dua aliran SI yaitu: 1). Yang
berazaskan kebangsaan-keagamaan berpusat di Yogyakarta dan 2) yang berazas komunis
berpusat di Semarang. Kongres SI ketujuh yang diselenggarakan pada tahun 1923 di Madiun
memutuskan bahwa sentral sarekat islam diganti menjadi partai sarekat islam (PSI).
Selanjutnya ditetapkan berlakunya disiplin partai. Dipihak lain cabang-cabang SI yang
mendapat pengaruh komunis menyatakan dirinya bernaung dalam sarekat Rakyat yang
merupakan bangunan bawah partai Komunis Indonesia (PKI).
14

Azas perjuangan PSI adalah nonkoperasi artinya organisasi itu tidak mau bekerjasama
dengan pemerintah kolonial, tetapi organisasi itu mengizinkan anggotanya duduk dalam
dewan rakyat atas nama diri sendiri. Kongres PSI tahun 1927 menegaskan azas
perjuangannya bahwa tujuannya adalah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama
islam. Karena tujuannya dinyatakan dengan tegas tentang kemerdekaan nasional maka PSI
menggabungkan siri dalam permufakatan perhimpunan-perhimpunan politik kebangsaan
indonesia (PPPKI). Namun PSI ditambah dengan indonesia untuk menunjukkan tujuan
perjuangan kebangsaannya dan kemudian namanya menjadi partai Sarikat Islam Indonesia
(PSII) pada tahun 1927. Perubahan nama itu dapat dikaitkan dengan datangnya dr. Sukiman
dari Belanda.
15

Di dalam organisasi PSII terjadi perbedaan pendapat yang disatu pihak diwakili oleh
Cokroaminoto menekankan perjuangan kebangsaan. Di pihak lain dr. Sukiman keluar dari
organisasi lama dan mendirikan partai islam indonesia (PARII). Rupanya perpecahan itu

13
Ibid., hlm 36- 37
14
Ibid., hlm 37
15
Ibid., hlm 37-38
11

dipandang melemahkan PII atau perjuangan islam maka akhirnya dua aliran itu dapat
dipersatukan kembali pada tahun 1937. Persatuan dalam PSII hanya berlangsung singkat
karena dr.Sukiman memisahkan diri lagi yang diikuti Wiwoho, Kasman Singodimejo, dll.
Pada tahun 1940 Kartosuwiryo mendirikan PSII Kartosuwiryo setelah keluar dari PSII lama.
Pada saat Jepang mendarat di indonesia kekuatan islam terpecah menjadi beberapa aliran
PSII Abikusno, PSII Kartosuwiryo, PII atau PARII dr. Sukiman. Semua aliaran itu tidak
berdaya pada masa pendudukan Jepang yang melarang kehidupan partai politik di
indonesia.
16


















16
Ibid., hlm 38
12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sarekat Islam dapat dipandang sebagai salah satu gerakan politik yang menonjol
sebelum Perang Dunia II. Layak kiranya jika organisasi ini perlu mendapat sorotan sendiri
karena ia mengalami perkembangan yang cepat dan dinamis. Cepatnya perkembangan juga
membawa cepatnya kemunduran yang hanya beberapa tahun setelah puncaknya.
Berkurangnya pengaruh organisasi dan dengan bangsa asing. Usaha di bidang ekonomi
tampak sekali, khususnya dengan berdirinya koperasi di kota Surabaya. Di Kota itu pula
berdiri PT. setia Usaha, selain menerbitkan surat kabar Utusan Hindia juga
meneyelenggarakan penggilingan padi, dan juga mendirikan bank. Usaha itu semua
dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan ekonomi dari ketergantungan bangsa asing.
Dalam waktu kurang dari satu tahun SI sudah tumbuh menjadi organisasi raksasa.
Karena itu pemerintah Hindia Belanda harus mencermati jejak SI yang dianggap
membahayakan itu karena ia mampu memonilisasikan massa. Pada tahun 1914 anggota SI
berjumlah 444.251. mengenai perkembangan yang cepat ini menimbulkan reaksi yang cepat
pula dari pihak pemerintah. Gubernur Jenderal Idenburg (1909-1916) tidak menolak
kehadiran SI dan muncul pertanyaan yang belum terjawab mengapa SI timbul sekonyong-
konyong dan cepat menjadi besar. Apa motivasi organisasi itu? inilah yang menjadi tanda
tanya besar idenburg. Meskipun pada mulanya loyal pada pemerintah tetapi SI tetap tidak
dapat dipercaya. Tujuan utama SI untuk mengembangkan perekonomian berkali-kali
ditekankan oleh pemimpin SI terkemuka, yaitu Umar Said Cokroaminoto. Ia adalah seorang
orator yang cakap dan bijak, mampu memikat anggotanya. Dalam pidatonya pada rapat
raksasa di Kebung Binatang Surabaya tanggal 26 Januari 1913 ia menegaskan bahwa tujuan
SI adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa indonesia, memperkuat ekonominya agar
mampu bersaing bencana yang merupakan kesalahan Idenburg. Ditambahkan pula Belanda
akan kehilangan jajahanya. Dan juga terdapat dua aliran yang tidak dapat dipisahkan.



13

Daftar Pustaka
Crys, Eko. Diktat Sejarah Pergerakan Nasional, Universitas Jember, 2007
Kompas. Menjadi Indonesia : Grasindo. Jakarta. 1995
Rickelf, M.C, dkk. Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Pra-sejarah sampai Kontemporer:
Komunitas Bambu. Jakarta. 2013
___________ Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 : Serambi. Jakarta. 2008
Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional: Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908-1945:
Pustaka pelajar, Yogjakarta, 1994
Tim nasional penulis sejarah Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia (Zaman Kebangkitan
Nasional Dan Masa Hindia Belanda): Balai Pustaka, Jakarta, 2011
Adam, Ahmat, Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Sejarah Indonesia : Hasta Mitra, Pustaka
Utan Kayu, Jakarta, 2003

Anda mungkin juga menyukai