Anda di halaman 1dari 47

[DOCUMENT TITLE]

[Document subtitle]

[DATE]
[COMPANY NAME]
[Company address]
1
PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN
ANAK SELAMA PEMBELAJARAN DARING
DI DESA BLAWI

PENULIS:
Moh. Wafiyul Ahdi

2
PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN
ANAK SELAMA PEMBELAJARAN DARING
DI DESA BLAWI
PENULIS:
Moh. Wafiyul Ahdi

PENYUNTING:

LAYOUT DAN DESAIN SAMPUL:


Moh. Wafiyul Ahdi

Cetak Pertama, Agustus 2021


Jumlah Halaman dan Ukuran Buku

ISBN: ......................................
IKAPI: 249/Anggota luar biasa/JTI/2020

PENERBIT:
LITBANG PEMAS UNISLA
Lembaga Penelitian, Pengembangan dan
Pengabdiaan Masyarakat Universitas Islam Lamongan

Jl. Veteran No.53A Lamongan Jawa Timur


Website: www.litbangpemas.unisla.ac.id
Email: litbangpemas@gmail.com
Telp.(0322)324706
CP. 082257012322 / 085649208712

3
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunianya-Nya sehingga kegiatan KKN MERDEKA ini hingga
penyusunan buku “PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN
ANAK SELAMA PEMBELAJARAN DARING
DI DESA BLAWI” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Buku “PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI DESA BLAWI” penulis susun
berdasarkan informasi yang bersumber dari hasil studi literatur dan
wawancara yang telah kami jalankan selama melaksanakan KKN
MERDEKA di Desa Blawi Kecamatan Karangbinangun yang dilaksanakan
mulai tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2021.
Buku “PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
SELAMA PEMBELAJARAN DARING DI DESA BLAWI” dan kegiatan
yang telah diprogramkan selama KKN MERDEKAdapat dilaksanakan dan
dikerjakan dengan baik atas kerja sama dari berbagai pihak, terutama
perangkat desa dan masyarakat desa Blawi. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu
dalam penyusunan buku dan pelaksanaan kegiatan KKN MERDEKA
diantaranya:
1. Allah SWT., yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat melaksanakan Kegiatan KKN MERDEKA dengan Lancar
dan sampai hari ini penulis bisa mengerjakan tugas untuk membuat buku
ini dalam keadaan sehat wal ‘afiat.
2. Kedua orang tua, yang selalu memberikan nasehat, dukungan dan
bantuan kepada penulis baik segi materi maupun moral.
3. Bapak H. BAMBANG EKO MULJONO, SH, M. Hum, MMA Selaku
Rektor Universitas Islam Lamongan (UNISLA).
4. Bapak HUSEN, S.Ag.,M.Pd Selaku ketua Lembaga Penelitian,
Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LITBANG PEMAS)
UNISLA.
5. Bapak Hammam Rofiqi Agustapraja, ST., MT Selaku ketua panitia
pelaksana kegiatan UNISLA.

4
6. Ibu Rahma Febriyanti, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Lapangan
KKN MERDEKAUNISLA kelompok 39.
7. Bapak Drs. H. Choirul Huda, selaku kepala desa Blawi dan Seluruh
Perangkat Desa Blawi yang telah memberi dukungan penuh selama
masa KKN MERDEKA.
8. Masyarakat desa Blawi yang juga ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan
kegiatan KKN MERDEKA.
9. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu dari pelaksanaan kegiatan
KKN MERDEKA hingga tersusunnya laporan ini.
Dalam penyusunan buku ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan serta cara penulisan buku ini, karenanya
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan buku ini
sangat kami harapkan. Penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya, untuk pengembangan
di masa-masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Lamongan, 29 Agustus 2021

Penulis

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN ISBN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I PROFIL DESA BLAWI..............................................................................1
A. Asal Usul Desa Blawi..................................................................................1
B. Sejarah Pemerintahan Desa Blawi............................................................5
C. Geografis Dan Klimatologi Desa.............................................................19
D. Perekonomian Desa..................................................................................21
E. Produk Kreativitas Masyarakat..............................................................22
F. Pemuda dan Olahraga..............................................................................22
G. Mata Pencaharian....................................................................................23
H. Pendidikan Desa.......................................................................................24
I. Sosial Budaya............................................................................................25
BAB II PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN...................................27
A. Pengertian Orang Tua..............................................................................27
B. Peran Orang Tua dalam Pendidikan......................................................28
C. Manfaat keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan..............................31
BAB III PEMBELAJARAN DARING................................................................33
A. Pengertian Pembelajaran Daring............................................................33
B. Pembelajaran Daring Di Desa Blawi.......................................................34
BAB IV PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK SELAMA
PEMBELAJARAN DARING...............................................................................36
A. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Selama Pembelajaran
Daring................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nama – Nama Pejabat Petinggi atau Kepala Desa Blawi....................9
Tabel 1.2 Batas Wilyah.........................................................................................19
Tabel 1.3 Luas dan jenis tanah Desa Blawi.........................................................20
Tabel 1.4 Sebaran mata pencaharian penduduk Desa Blawi.............................23
Tabel 1.5 Tingkat pendidikan Mayarakat Desa Blawi.......................................24

7
8
BAB I

PROFIL DESA BLAWI

A. Asal Usul Desa Blawi

Disetiap negara, kerajaan, provinsi, kabupaten sampai ke Desa,


tentunya memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri, ini tentunya
tidak sama antara Desa yang satu dengan Desa yang lain. Demikian juga
dengan keberadaan Desa Blawi mempunyai sejarah tersendiri yang
sudah barang tentu berbeda dengan Desa-Desa lain.
Sejarah Desa Blawi telah tertulis di prasasti Trowulan I pada
masa kerajaan Majapahit saat dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk (tahun
1358 M), dikatakan dalam kitab kertagama yang disusun oleh Empu
Prapanca anak dari Empu Nadendra yang memegang jabatan
Dharmadiaksa ringkasogaton tahun 1365 M (tahun 1287 saka) telah
berdiri pusat pengkaderan cantrik mondok di Wonosrama Bhudasywa
dipimpin oleh Suro Bastam bertempat di Desa Balwa (Blawi
Karangbinangun), Sura Bastam mempunyai dua anak yang bernama
Joko Welas dan Niwilis, pada saat pusaka kerajaan Majapahit yang
bernama tombok kigobang hilang maka putra Sura Bastam ini
melakukan kesalahan maka dikutuklah anaknya menjadi batu yang
bernama Watu blorak yang sekarang masih ada hutan kayu putih
didaerah Mojokerto, maka pada tahun tersebut Desa Blawi sudah
menjadi wilayah yang ramai.
Dalam dongeng atau cerita-cerita rakyat yang diwariskan dari
generasi ke generasi sangat variatif sehingga sulit bila dicari data dan
fakta yang tepat, karena tidak sedikit dogeng tersebut dihubungkan
dengan mitos dan tempat tertentu yang dianggap keramat.

1
Dari berbagai sumber yang ada, baik dari prasasti Trowulan
satu dan kitab Negara Kertagama memang tidak menceritakan siapa dan
tahun berapa Desa Blawi didirikan, dalam cerita rakyat tentang babat
tanah Blawi, Desa Blawi ada berbagai cerita yang cukup bervariatif, dari
berbagai sumber cerita tersebut dapat disimpulkan bahwa Desa Blawi
telah ada sekitar tahun 1300-an M dan tidak jelas siapa pendirinya, akan
tetapi sesepuh Desa Blawi adalah Mbah Sholeh/ Mbah carang ada
juga yang menyebut buyut Carang.
Nama Blawi berasal dari kata Balwa atau Belawa yang
bermakna kaya-raya, rejo atau ramai, oleh pendirinya diharapkan Desa
ini kelak akan menjadi Desa yang kaya raya, kaya akan ilmunya,
pengetahuannya, kaya ekonominya, kaya akan khasanah budayanya,
serta suatu Desa yang nantinya menjadi sentral keramaian diwilayahnya.
Menurut hikayat bahwa Desa Blawi tidak hanya dihuni oleh
manusia, akan tetapi juga hewan-hewan liar, seperti harimau (macan),
singa, ular, buaya, kuda dan hewan lainnya. Ini bisa dibuktikan sampai
sekarang pada momen-momen tertentu hewan-hewan tersebut masih
bisa dijumpai di Desa Blawi.
Peristiwa ini oleh orang Desa dikeramatkan hingga sekarang,
yang sekarang disebut dengan sebutan danyang/penunggu. Bahkan ada
yang berkeyakinan bahwa danyang Desa Blawi adalah hewan, apabila
hewan-hewan tersebut keluar dari makam, harimau (macan) misalnya,
maka biasanya di Desa Blawi akan ada suatu peristiwa.
Peristiwa keluarnya hewan ini rupanya sangat diyakini
masyarakat setempat dan selalu diwarisi dari generasi ke generasi,
karena hewan-hewan akan keluar ditempatnya masing-masing. Misalnya
buaya akan keluar diwilayah sungai patok dusun pulokerto, kuda akan

2
keluar disekitar cetingan dusun pupus, ular dan harimau (macan) kelur
disekitar makam didusun Blawi.
Desa Blawi juga memililki legenda, yang sampai saat ini
menjadi cerita rakyat yang diwariskan kepada masyarakat, antara lain :
1. Legenda Situmpang
Dulu ada seorang pemuda yang tampan di Blawi yang
bernama Joko Sinalun, Joko begitulah orang-orang sekitar
memangginya sehari-hari. Disaat sedang mengerjakan sawahnya
sang pemuda ini rupanya lagi kasmaran dengan seorang janda dari
Desa Dumpi yang sedang derep (buruh memanen padi) ke Desa
Blawi, dan rupanya cinta joko tidak bertepuk sebelah tangan karena
secara diam-diam sang janda itu juga menaruh hati pada joko.
Setelah sama-sama mencurahkan rasa hatinya maka dua
sejoli melewati hari-hari berikutnya bagaikan sepasang suami-istri,
karena sudah melakukan hal hal yang dilarang oloh norma, maka
diusirlah dua sejoli itu oleh orang blawi. Tempat yang dituju adalah
dusun pupuk. Didusun pupuk dua sejoli yang mabuk kasmaran ini
juga diusir masyarakat setempat maka kembalilah ke Blawi. Dalam
perjalan-an mereka berhenti disuatu Desa karena haus, maka dua
sejoli ini meminta minum kepada penduduk, bukannya minum yang
diperoleh melainkan dampratan yang didapat. Karena tidak mau
memberi minum maka Joko tersebut menyebutnya medit medit,
dengan demikian maka dusun tersebut dinamakan dusun Mediyeng
yang berasal dari kata medit. dan mediyeng sekarang masuk
diwilayah Ketapangtelu.
Karena tidak memperoleh perlindungan dan minuman, maka
mbok rondo Dumpi dan Joko Sinalun ini kembali memutuskan
kembali ke Blawi namun di Blawi di asingkan karena mempunyai

3
penyakit kulit. Dalam pengasingan Joko Sinalun mendirikan gubuk
bambu disawah. Ditempat tersebut mereka menghabiskan waktu
hidup bersama. Dan konon penduduk sering melihat mereka sering
bermesraan (tangan saling tumpang tumpangan) dari itu maka
tempat tersebut sampai sekarang dinamakan Situmpang.
Setelah dirasa cukup lama ditempat itu maka Joko Sinalun
dan mbok rondo Dumpi memutuskan untuk hijrah ke Desa
Dumpiagung. Masa tua dilalui bersama di Desa Dumpi dan
akhirnya meninggal dan dimakamkan di Dumpi yang sampai
sekarang penduduk setempat menyebutnya bahwa itu adalah makam
lanang Blawi. Makam tersebut oleh juru kunci tidak boleh diziarai
oleh penduduk Blawi, konon apabila ada orang Blawi yang ziarah
makam joko sinalun maka muda-mudi Desa Blawi dan Desa dumpi
banyak yang kasmaran.
Dulu tempat ini dikeramatkan untuk ilmu pengasihan oleh
anak-anak muda yang lagi kasmaran/ jatuh cinta, dengan cara
mengambil kain yang ada dimakam lalu dikibaskan dimuka orang
yang dituju maka orang tersebut akan menempel bagaikan
perangko.
2. Legenda Ki Sabar
Ditelatah Blawi hiduplah seorang pemuda yang alim, sabar,
patuh dengan orang tua, dikala orang tua-nya menyusuh kesawah
untuk merawat padi dirawatlah dengan baik selayaknya petani-
petani yang lain. Akan tetapi ada satu kebiasaan pemuda itu yang
tidak seperti petani-petani lain, dikala padinya dimakan oleh
burung, tikus, ulat walang sangit dan hama penyakit lainnya, beliau
tidak pernah mengusir apalagi dibasmi layaknya petani-petani lain.

4
Mengerti kelakuan pemuda tersebut seperti itu maka orang-
orang disekelilingnya menghujat pemuda tersebut tidak waras (gila)
dst. bahkan orang tuanya sendiri marah bahkan mau mengusir
pemuda tersebut, pemuda itu diam dan tidak pernah membantah
kata-kata yang telah dihujatkan kepadanya, beliau terima dengan
hati yang ikhlas dan sabar.
Dikala padi itu sudah tua, maka dipanenlah padi yang
dimakan burung, tikus dan hama penyakit lainnya tersebut. Disaat
itulah warga dikejutkan oleh suatu kenyataan yang tak masuk
akal,bahwa padi yang dipanen itu tidak pernah habis. Setiap selesai
dipanen maka bulir padi keluar lagi dari batang padi yang habis
dipanen itu dan bentuk padinya sama persis dengan yang sudah
dipanen. Dengan demikian maka hasil sawah tersebut berlipat-lipat.
Setelah kejadian itu maka masyarakat sekitar mulai patuh dengan
pemuda itu dan dipanggil Ki Sabar karena kesabaran-nya tersebut.
Pada akhirnya Ki Sabar menetap dan mendirikan tempat
tinggal ditegal tersebut hingga akhir hayatnya dan dimakamkan
ditempat itu juga, sampai sekarang makam tersebut masih ada dan
terawat. Bahkan sampai sekarang ada sebagian orang mempercayai
bahwa batu bata yang ada disekitar makam Ki Sabar dapat dibuat
tolak hama penyakit padi, yaitu batu tersebut dipinjam lalu
diletakkan di sawah yang telah ditanami padi tersebut. Setelah
panen batu tersebut dikembalikan lagi ke lokasi makam Ki Sabar.

B. Sejarah Pemerintahan Desa Blawi

Pada awal pemerintah Desa Blawi hanya terdiri dari satu dusun
yaitu dusun Blawi, dengan perkembangan zaman lama kelamaan Desa
Blawi berkembang menjadi 4 dukuhan (Dusun) :

5
1. Dusun Blawi
Dari berbagai sumber yang ada, baik dari prasasti Trowulan
satu dan kitab Negara Kertagama memang tidak menceritakan siapa
dan tahun berapa Desa Blawi didirikan, dalam cerita rakyat tentang
babat tanh Blawi, Desa Blawi ada berbagai cerita yang cukup
bervariatif, dari berbagai sumber cerita tersebut dapat disimpulakan
bahwa Desa Blawi telah ada sekitar tahun 1300-an M dan tidak jelas
siapa pendirinya, akan tetapi sesepuh Desa Blawi adalah Mbah
Sholeh/ Mbah carang ada juga yang menyebut Buyut Carang.
Nama Blawi berasal dari kata Balwa atau Belawa yang
bermakna kaya-raya, rejo atau ramai, oleh pendirinya diharapkan
Desa ini kelak akan menjadi Desa yang kaya raya, kaya akan
ilmunya, pengetahuannya, kaya ekonominya, kaya akan khasanah
budayanya, serta suatu Desa yang nantinya menjadi sentral keramaian
diwilayahnya.
Menurut hikayat bahwa Desa Blawi tidak hanya dihuni oleh
manusia, akan tetapi juga hewan-hewan liar, seperti harimau (macan),
singa, ular, buaya, kuda dan hewan lainnya. Ini bisa dibuktikan
sampai sekarang pada momen-momen tertentu hewan-hewan tersebut
masih bias dijumpai di Desa Blawi.
2. Dusun Pupus
Dusun pupus adalah pecahan dari dusun Blawi, dimana pada
zaman dulu Desa Blawi terletak disebalah timur sungai Desa Blawi
(sekarng menjadi makam umum dan hutan bambu). Karena dirasa
kurang enak, maka para penduduk urban (pindah) kesebelah baratnya
sungai Blawi yang sekarang menjadi permukiman masyarakat dusun
Blawi. Disaat pindahnya tersebut maka tidak semua pindah
kebaratnya sungai Desa Blawi, melainkan ada yang pindah ke tegalan

6
yaitu sebelah timurnya Desa Blawi untuk mendekati tegalan (tanah
garapan), lalu mereka mendirikan rumah ditegal tegal tersebut, dari
tahun ketahun terus berkembang kemudian oleh para pendirinya
dinamakan dusun Pupus.
Pupus berasal dari kata Mupus yang artinya tumbuh dan
berkembang (mupusnya Desa Blawi), maka pada saat itulah dusun
tersebut dinamakan dusun Pupus atau Mupus. Pupus merupakan
bagian dari Desa Blawi, maka dari itu Pupus juga mempunyai
danyangnya berupa kuda yang misterius.
Kuda tersebut sampai sekarang masih berkeliaran lengkap
dengan pelananya, tentu kuda tersebut keluar pada waktu tertentu
yang dikehendaki dan kembali lagi pada tempatnya.
Tempat kuda tersebut oleh penduduk setempat dinamakan
cetingan, dulu tempat tersebut sangat keramat (jalmo moro jalmo
mati) artinya barang siapa yang datang ke tempat itu, maka setelah
pulang dari tempat itu diyakini akan cepat meninggal dunia. Namun
sekarang cetingan sudah berubah menjadi tambak yang dikelola oleh
dusun pupus, lokasi cetingan berada disebelah utara dusun pupus.
Dengan demikian oleh orang-orang dulu dipercaya bahwa penunggu/
danyang dusun pupus adalah kuda.
3. Dusun Pulokerto
Purwokerto / Pulokerto dulu merupakan Desa tersendiri seperti
haknya Desa Desa lain yang tentunya mempunyai pemerintahan
sendiri, mulai dari pemakaman umum dan fasilitas lainnya sendiri.
Seiring dengan perkembangan zaman ternyata Desa ini tidak
berkembang karena dihuni oleh 12-14 rumah, akhirnya Desa
pulokerto(purwokerto) bergabung dengan Desa Blawi. Letak

7
pulokerto disebelah barat Desa Blawi berbatasan dengan Desa
Ketapangtelu.
Nama Pulokerto berasal dari dua kata yaitu pulo dan arto,
pulo artinya “daratan” dan arto artiya “uang”. Jadi Pulokerto atau
pulo-arto itu artinya “daratan uang”.
Oleh pendirinya Desa tersebut menjadi Desa yang tempatnya
harta. Seiring dengan perkembangan zaman maka nama itu mulai
terkuak dan menjadi kenyataan setelah kepala Desa Sarila
memindahkan pasar Blawi dari Blawi utara ke dusun pulokerto
(lokasi sekarang), lebih lebih lagi disitu telah berdiri pertokoan, TPI
(Tempat Pelelangan Ikan), Bank Jatim, BKD (Bank perKreditan
Desa) dan puskesmas. Dengan demikian tidak salah bila tempat
tersebut dinamakan pulo arto, karena di pulau itulah sekarang
terjadinya pertukaran roda perekonomian atau ruh perekonomian
Desa Blawi dan sekitarnya.
Desa itu dulu berbentuk pulo maka banyak sungai ditempati
banyak buaya-buaya untuk istirahat. Entah apa yang terjadi ternyata
buaya gaib itu sampai saat ini masih berkeliaran menampakkan diri
ditempat tersebut, dan ternyata masih ada orang-orang melihat buaya
dusun pulokerto melintas disungai pulokerto atau disebut “kali
patok”. Karena munculnya selalu ditempat itu maka orang-orang
memberikan nama buaya patok (diikat). Buaya tersebut sengaja
dipatok oleh majikannya agar tidak jauh meninggalkan wilayah pulo
arto, maka sungai tersebut sampai sekarang dinamakan sungai patok.
Sungai patok terletak di dusun pulokerto dan berbatasan dengan
wilayah ketapangtelu. Sampai sekarang buaya tersebut sering muncul
diwilayah tersebut yakni di sekitar sungai patok.

8
4. Dusun Pencaran
Dusun pencaran ini dusun yang paling muda di Desa Blawi,
dusun ini ada pada saat penjajahan Belanda. Pada saat itu salah satu
penduduk dusun Blawi mendirikan sebuah kandang kerbau, lama
kelamaan mereka mendirikan rumah disana, lalu diikuti oleh
penduduk Blawi yang lain. Pada saat perkembangannya mulai
Nampak maka kelompok tersebut membuat dusun sendiri, dengan
nama pencaran dan kaplingan tanahnya adalah 15 x 25 M. Setiap KK.
Pencaran berasal dari kata Mencar yang berarti mencarnya
Desa Blawi. Dengan demikian dusun pencaran tidak mempunyai
fasilitas sendiri, seperti tanah bengkok dll yang berbeda dengan
dusun lain (Blawi, Pupus, Pulokerto).

Dari masa berdiri sampai sekarang (baik Blawi lama maupun


Blawi baru) Desa Blawi telah beberapa kepemimpinan namun
narasumber tidak dapat menyebutkan sejak awal berdirinya Desa Blawi
karena nama tersebut selalu ganti, dulu pernah bernama bekel, Demang,
Petinggi dan sekarang kepala Desa.
Adapun beberapa nama pejabat petinggi atau kepala Desa yang
dapat diketahui sebagai berikut :

Tabel 1.1

Nama – Nama Pejabat Petinggi atau Kepala Desa Blawi

No Nama Jabatan Tahun

1. Sarila Petinggi -

2. Kasmo Petinggi -

9
3. H. Jabar Petinggi -

4. H. Arum Petinggi 18.. - 1928

1928 -
5. Sariyadi Petinggi
1938

1938 -
6. H. Tahir Petinggi
1951

1951 -
7. Malik Petinggi
1967

1967 -
8. H.Muallim Kepala Desa
1990

1990 -
9. H. Thohir Malik Kepala Desa
1999

H.Khoirul 1999 -
10. Kepala Desa
Muhsinin 2007

H.Khoirul 2007 -
11. Kepala Desa
Muhsinin 2013

Drs. H.Choirul 2013 -


12. Kepala Desa
Huda 2019

Drs. H.Choirul 2019 -


13. Kepala Desa
Huda 2025

Dalam perjalanan pembangunan di Desa Blawi telah dipimpin oleh


beberapa pejabat kepala Desa yang dulu disebut bekel, demang lalu
petinggi yang masing-masing memiliki karya-karya tersendiri dan oleh
masyarakat dianggap istimewa. Karya-karyanya sebagai berikut :

10
1. Masa kepemimpinan petinggi Sarila
Masa kepemimpinan sarila yang paling spesifik ialah
pemindahan pasar Desa, dimana pasar Desa dulu terletak di Blawi
utara (bekas pohon beringin) memanjang keutara mengikuti letak
sungai karena orang orang dulu menggunakan transportasi air dengan
kendaraan perahu. Oleh petinggi Sarila dipindah ke suatu tanah yang
banyak ditumbuhi alang alang(pasar sekarang). Dengan kontruksi
yang sangat sederhana yaitu bambu, welit dan alang-alang.
2. Masa kepemimpinan petinggi Kasmo
Pada masa petinggi kasmo masih meneruskan perjuangan
pendahulunya yaitu pembenahan- pembenahan baik Desa maupun
pemindahan pasar, karena masih ada sebagian penduduk di Blawi
lama pindah menuju Blawi baru yaitu dari timur sungai menuju barat
sungai, serta penataan lainnya yang telah dirintis petinggi Sarila dan
pada saat itu belum begitu ada administrasi seperti sekarang.
Seorang petinggi hanyalah kepala suku yang dulu sering
disebut bekel, penduduk setempat sering memanggil bekel kasmo
yang rumahnya berada di Blawi Utara.
3. Masa kepemimpinan petinggi H. Jabar
Masa kepemimpinan petinggi H. Jabar yang paling dikenal
ialah pembuatan telaga minum. Pada saat penduduk sudah banyak
yang pindah ke Blawi baru dan sudah ramai, maka timbul lah
permasalahan yaitu tidak adanya telaga minum, karena telaga yang
lama terlalu jauh dengan permukiman dan telah ternoda oleh darah
yang disebabkan oleh pembunuhan kelompok pemuda Desa.
Pembunuhan tersebut dipicu adanya persaingan antara
pemuda Blawi dengan Desa-Desa tetangga yakni Desa Moro, Desa
Luwok dan Ketapang untuk mempersunting kembang Desa Blawi

11
yang cantik jelita bernama Mbok Ayu Andansari, karena sama-sama
ingin memiliki gadis Ayu Andansari tersebut, maka kelompok-
kelompok saling tawur dipematang telaga. Telaga tersebut sampai
sekarang masih ada dan dinamakan telaga padu (yang artinya telaga
berkelahi). Tepatnya disebelah utara pemakaman umum.
Dengan kejadian tersebut maka mbok Ayu Andansari nibakno
ipat-ipat (bahasa jawa) “mugo mugo ojo ono wong Blawi seng Ayu
ngeluwehi aku, nek ono mugo mugo jepat ndang mati supoyo gak
nemoni nasib koyo aku” (mudah mudahan orang Blawi jangan ada
yang cantik melebihi saya, apabila ada mudah mudahan cepat
meninggal supaya tidak bertemu nasib seperti saya).
Karena menjadi taruhan nyawa maka mbok Ayu Andansari
meninggalkan Blawi menuju wilayah daerah Manyar Gresik dan
meninggal disana.
Pada saat itulah dimulai pembuatan telaga ditanah kas Desa
yang letaknya di Blawi Tengah, tepatnya sekarang didepan Balai
Desa (jambatan). Tapi pada saat itu hasil akhir airnya tidak layak
dikonsumsi (bahasa jawa banger), maka penduduk Desa membuat
lagi telaga diselah baratnya telaga yang tidak jadi tersebut. Dan
alhasil juga sama airnya tidak layak dikonsumsi, maka dibutlah telaga
yang ketiga disebelah baratnya telaga yang tidak layak dikonsumsi
tersebut.
Pada saat pembuatan telaga yang ketiga datanglah ulam sepuh
yang berjalan dari Sedayu Gresik menuju ke Lamong(Lamongan).
Ulama tersebut istirahat di musollah di tepi jalan (sekarang tepatnya
dibelakang tugu Bonorowo) mendengar warga ramai-ramai maka
dihampiri-lah orang orang tersebut, baru diberitahu oleh masyarakat,
bahwa masyarakat sedang membuat telaga minum. Oleh beliau

12
diambillah air telaga itu dan ditaruh pada sebuah keranjang (anyaman
bambu), berkat kekaromahnya air tersebut tidak bocor, lalu dibawah
air telaga tersebut ke Lamong (Lamongan), sisa air tersebut dibuang
di daerah Tambakboyo, dan air tersebut menjadi telaga Tambakboyo.
Maka oleh orang dulu mengatakan bahwa telaga Blawi dengan telaga
Tambakboyo menyatu menjadi satu atau dengan kata lan telaga Blawi
dengan telaga Tambakboyo adalah Saudara.
Belakangan diketahui bahwa yang mendoakan dan meminta
air yang ditempatkan dikeranjang tersebut adalah Kanjeng Sepuh
Sedayu seorang ulama besar dan makam beliau sekarang berada pada
komplek Masjid Jami’ Sedayu Gresik.
Telaga tersebut sampai sekarang masih terawat baik, lokasi
telaga itu berada dipintu gerbang Desa Blawi atau pintu menuju Balai
Desa. Dan telaga tersebut dulu sebagai pengungsian orang dari manca
Desa bila musim kemarau.
Pertapaan atau tempat tinggal petinggi H. Jabar berada di
kampung/ Blawi tengah, tepatnya di sebelah barat Balai Desa.
4. Masa kepemimpinan petinggi H. Arum
H. Arum beliau adalah petinggi yang paling banyak mendapat
penghargaan pada zaman Belanda, berkat pemikiran H. Arum dapat
terciptanya Lak (sles) Kuro dan pembuatan sungai bengawan jero,
yaitu sungai yang membentang mulai Desa kuro kecamatan
karangbinangun sampai kecamatan kalitengah, karena yang
menggagas sungai tersebut adalah petinggi blawi maka sungai
tersebut dinamakan sungai blawi (bengawan jero).
Pada zaman penjajahan belanda bila musim hujan maka
lamongan ke utara sampai ke karangbinagun tenggelam, maka H.
Arum inilah yang mempunyai gagasan untuk membuat sungai untuk

13
membuang air ke bengawan solo, akhirnya oleh belanda direspon dan
diperlebar sungai tersebut serta dibuatlah seluis (lak) di Desa kuro.
Dengan keberadaan sungai blawi dan seluis tersebut, maka bila hujan
turun air bisa dibuang kebengawan solo melalui sungai blawi
(bengawan jero) menuju seluis kuro yang bermuara dibengawan solo,
dengan demikian air yang biasa menggenang di wilayah kecamatan
deket, glagah, karangbinangun, kalitengah bias dibuang. Maka pada
zaman itu petinggi H. Arum diberi penghargaan oleh belnda dan
nmanya ditempelkan ditutup seluis tersebut.
Keberadaan Desa Blawi dan sekitarnya adalah dataran rendah
dan merupakan kantong air, maka tidak bias luput yang namanya
banjir. Sebab itulah daerah ini di namakan daerah Bonorowo.
H. Arum wafat di Blawi dan dimakamkan dipemakaman
umum Blawi selatan, tepatnya disebelah utara cungkup (buburan
kidul). sedangkan pertapaan atau tempat tinggal H. Arum dikampung
/ Blawi tengah.
5. Masa kepemimpinan petinggi Sariadi
Beliau ini meneruskan perjungan petinggi H. Arum, beliau
tidak banyak membuat kebijakan baru melainkan memperbaiki dan
menyempurnakan kebijakan para pendahulunya.
Petinggi Sariadi wafat di Desa Blawi dan beliau dimakamkan
dipemakaman umum Blawi utara (kuburan lor). Pertapaan petinggi
Sariadi di kampung Blawi utara.
6. Masa kepemimpinan petinggi H. Tahir
Pada masa petinggi H. Tahir beliau disibukkan dengan
pemetaan dan penyempurnaan pasar Desa, dimana pada zaman itu
pasar hanya beberapa bangunan yang using dari bambu dan welit.
Sedikit demi sedikit diuruk dengan tanh dan bangunan (brak) diganti

14
dengan kayu jati. Setelah jadi maka orang-orang menyebutnya
dengan bangunan (stand). Akhirnya pada saat itu sedikit demi sedikit
dimulai penyempurnaan wahana pasar tersebut.
Ciri khas dari petinggi H. Tahir (martam) ini adalah
mempunyai kegemaran jalan-jalan (keliling) Desa bila malam hari
dan lebih kerap intervalnya dikala Desa banyak penyakit, istilah
zaman dulu pa-gebluk.
H. Tahir wafat di Desa Blawi pada hari sabtu pahing 20 juli
1967 dan dimakamkan dipemakaman umum Desa Blawi bagian
selatan, letaknya disebelah timut cungkup (kuburan kidul). Pertapaan
atau tempat tinggal H. Tahir adalah kampung / Blawi tengah.
7. Masa kepemimpinan petinggi Malik
Pada masa petinggi malik menjabat, beliau banyak
melanjutkan perjuangan para petinggi terdahulu, pada saat itu usia
Indonesia masih belia dan keadaan perekonomian Negara masih
belum mantap atau istilah orang dahulu musim peceklik.
Beliau wafat di Blawi dan dimakamkan dipemakaman umum
selatan (kuburan kidul) tepatnya disebelah tenggara cangkup. Tempat
tinggal petinggi malik ini didusun pulokerto Desa Blawi.

8. Masa kepemimpinan kades H. Mu’allim


Ditangan beliau inilah Blawi mulai dibangun. Dimulainya
pembangunan infrastruktur, ada kantor dan balai Desa, (sebelumnya
pusat pemerintahan berpindah-pindah sesuai rumah petinggi-nya),
jembatan beton pengerasan jalan (pemedelan jalan) dimana jalan
Desa berupa tanah liat. Dikal musim hujan berlumpur dan musim
kemarau jalan pecah-pecah serta berdebu. Dengan begitu jalan Desa
Blawi dimulai pemedelan meskipun hanya jalan-jalan protocol saja.

15
Pada masa-masa terakhir beliau merintis kantor dan balai
Desa baru, karena tanah yang ditempati kantor dan balai Desa lama
adalah milik madrasah, sayang beliau hanya bisa mengantarkan dari
gagasan sampai pembuatan pondasi karena keburu pensiun dari
jabatan kepala Desa Blawi, tepatnya tahun 1990.
Petinggi Mu’allim wafat di Blawi dan dimakamkan
dipemakaman umum Desa, tepatnya sebelah utaranya cungkup
(kuburan kidul), pertapaan atau tempat tinggal petinggi H. Mu’allim
di kampung / Blawi tengah.
9. Masa kepemimpinan kades H. Thohir Malik
H. Thohir malik menjabat kepala Desa Blawi pada tahun 1990
dan berakhir pada 10 januari 1999. Pada masa kades H. Thohir Malik
ini melanjutkan pembangunan balai Desa dan kantor Desa yang
dirintis oleh petinggi H. Mu’allim PJ kades Koyin, (sekdes) dimotori
oleh Bpk. Subur Mawardi (Alm), H. Zuhron dan H. Moh.Alfan
kantor Desa dan balai Desa diselesaikan. Atas arahan bapak camat
Suwardji, maka pusat pemerintahan Desa harus segera dipindah ke
tempat yang baru meskipun pembangunan kantor belum selesai
sepenuhnya. Ini dikarenakan kondisi kantor dan balai Desa yang lama
sudah sangat memprihatinkan dengan genting yang tidak bersandar
pada rengnya. Maka pada tahun 1998 kantor dan balai Desa selesai,
meskipun belum 100%. Masih ada kekurangan disana sini, akan
tetapi sudah sangat bagus untuk kalangan Desa, disamping balai Desa
Kades H. Thohir Malik juga membangun sipas telaga serta tiga
jembatan (nori, sakdiyah dan ropiin).

10. Masa kepemimpinan kades H. Khoirul Muhsinin

16
Pada masa kepala Desa H. Khoirul Muhsinin, bersama
masyarakat, tokoh pemuda, ulama serta tokoh masyarakat, sedikit
demi sedikit melakukan pembangunan. Pembangunan dimulai dengan
penataan tata ruang wilayah lingkungan atau RW, yaitu dengan
membongkar atau membubarkan wilayah RW atau lingkungan yang
sudah ada didusun Blawi. Setelah itu barulah mebentuk wilayah RW
(lingkungan) baru berdasarkan zona ideal untuk pembangunan,
dengan demikian maka ada satu RW (lingkungan) yang dibubarkan
yaitu lingkungan timur dan warganya digabungkan ke lingkungan
selatan, tengah dan utara.
Pembangunan fisik menghidupkan kembali jalan-jalan Blawi
tempo dulu yang pernah ada dijadikan jalan kembali. Membuat jalan
baru yang menghubungkan arah RW dan antar dusun demi
memperlancar alur transportasi. Mengadakan peninggian jalan,
pengecoran jalan poros dan jalan lingkungan, jembatan, plengsengan,
normalisasi sungai, Dam pintu air, gapura, air bersih, pembangunan
kuburan trassit, pengurukan kuburan, lampu penerangan jalan, rehab
kantor kepala Desa, balai Desa, lapangan balai Desa, pasar Desa
sekaloigus merubah hari pasaran, yang dulu buka sepasar sekali yaitu
pada hari pahing menjadi setiap hari. Serta membebaskan tanah-tanah
yang ada disekitar balai Desa menjadi tanah Desa.
Pada 24 Februari 2001 dimulailah pembangunan masjid jami’
Darussalam yang akan menjadi mascot Desa Blawi Desa mengadopsi
arsitektur timur tengah dan jawa. Dan masjid tersebut sampai saat
pemerintahan ini sudah menelan biaya kurang lebih 3 milliar.
11. Masa kepemimpinan kades Drs. H. Choirul Huda
Drs. H. Choirul Huda mulai menjabat menjadi kepala Desa
pada tahun 2013 sampai tahun 2018. Pada saat itu terdapat 2.500 hak

17
pilih, dengan perincian yang memilih terdapat 2.100 hak suara, yang
tidak memilih 100 hak suara dan yang tidak hadir terdapat 300 hak
suara. Pada masa Drs. H.Choirul Huda melakukan target
pembangunan Desa antara lain pengecoran jalan poros dan jalan
lingkungan, pembangunan musholah balai Desa, lapangan balai Desa,
dan penimbunan (pengurukan) tanah makam di sebelah Selatan
setinggi ±180 cm, kemudian di bangunkan plengsengan dan
pemasangan pagar pada makam tersebut. Semua target hampir
terlaksana dengan adanya Anggaran Dana Desa, dana dari
pemerintahan kabupaten dan dana dari provinsi.
Pada tahun 2019 Drs. H.Choirul Huda terpilih kembali
menjadi kepala Desa periode 2019-2025 dengan mendapatkan 95%
hak suara. Sama hal nya dengan periode pertama, di periode yang
kedua ini kepala Desa Drs. H.Choirul Huda mefokuskan
pembangunan makam disebelah utara dengan cara pengurukan
makam, dan saat ini pembangunan makam tersebut hampir 50%
selesai. Tujuan pembangunan makam makam tersebut yaitu agar bisa
digunakan pada saat musim banjir, sehingga masyarakat yang
meninggal dimakamkan yang layak di makam tersebut. Kemudian
dilakukannya pembangunan jalan jalan poros Desa, dan pada sektor
pertanian/perikanan dilakukan juga pembangunan yaitu membangun
jalan dan jembatan untuk jalur masyarakat menuju lahan
pertanian/perikanan dan melakukan normalisasi sungai yang terdapat
disekitar Desa Blawi.

18
C. Geografis Dan Klimatologi Desa

Letak geografis Desa Blawi terletak diantara 7˚23ʼ6 Lintang


Selatan dan diantara 112˚33ʼ12 Bujur Timur. Dengan batas wilayah
sebagai Berikut :

Tabel 1.2

Batas Wilyah

Desa / Kelurahan Sungai Blawi / Bengawan


:
Sebelah Selatan Jero

Desa / Kelurahan
: Desa Baranggayam
Sebelah Timur

Desa / Kelurahan Desa Ketapangtelu, Desa


:
Sebelah Barat Palangan

Desa / Kelurahan
: Desa Putatbangah
Sebelah Utara

Kecamatan Sebelah
: Glagah
Selatan

Kecamatan Sebelah
: Karangbinangun
Timur

Kecamatan Sebelah
: Karangbinangun
Barat

Kecamatan Sebelah
: Karangbinangun
Utara

19
Secara Topografi Desa Blawi adalah termasuk wilayah dataran
rendah dengan ketinggian antara 0-2 meter di atas permukaan laut atau
dengan sebutan lain daerah Bonorowo. Jenis tanahnya Gramosol dengan
pH tanah asam (4-6). Berikut adalah luas dan jenis tanah Desa Blawi :

Tabel 1.3

Luas dan jenis tanah Desa Blawi

Tanah Sawah

Jenis tanah sawah Luas

Sawah Irigasi Teknis 318,5 Ha

Luas tanah sawah 318,5 Ha

Tanah Kering

Jenis tanah kering Luas

Permukiman 36 Ha

Pekarangan 15 Ha

Luas tanah kering 51 Ha

Tanah Fasilitas Umum

Jenis Tanah Fasilitas


Luas
Umum

Tanah Bengkok 13,9 Ha

Tempat Pemakaman Desa /


1,5 Ha
umum

Bangunan Sekolah 1,7 Ha

20
Fasilitas Pasar 0,4 Ha

Luas Tanah Fasilitas


1,7 Ha
Umum

D. Perekonomian Desa

Mata pencaharian penduduk Desa Blawi mayoritas adalah petani


Tambak, buruh tani, pedagang dan swasta. Sebagian besar masyarakat
Desa Blawi mata pencahariannya adalah sebagai petani tambak
(budidaya perikanan dan pertanian). setiap tahun Desa Blawi telah
menghasilkan produksi pertanian antara lain ikan bandeng, nila, udang
vanami dan padi dengan rotasi tanam setiap tahunnya yaitu ikan – ikan –
padi.
Desa Blawi bisa dikatakan menjadi ruh perekonomian di wilayah
kecamatan karangbinangun dan sekitarnya, ini karena seluruh kegiatan –
kegiatan jual beli hasil pertanian dan perikanan seperti ikan bandeng,
udang vanami dan ikan – ikan lainnya berada dipasar BONOROWO
Desa Blawi.

E. Produk Kreativitas Masyarakat

Pada masa tahun 80-an, perekonomian Indonesia belum akrab


mengenal system ekonomi kreatif. Seiring perubahan perekonomian
dunia, perekonomian Indonesia pun mau tidak mau harus ikut berubah.
Kini Indonesia sudah mulai menggerakkan kegiatan ekonomi yang
disebut sebagai ekonomi kreatif.
Seperti hal nya masyarakat Desa Blawi yang memanfaatkan
perkembangan sumberdaya yang ada di Desa, mereka membuat hasil

21
produk yang bisa dipasarkan dan dinikmati oleh orang banyak. Produk
yang dihasilkan seperti pembuatan makanan ringan, krupuk, dsb.
Kegiatan produksi tersebut didukung dengan adanya warung lamongan
(WARLA) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga
masyarakat yang mempunyai produk hasil usaha bisa kerjasama dengan
warung lamongan (WARLA). Bukan hanya masyarakat Desa Blawi saja
yang bisa menjual hasil produk usahanya di warung lamongan, tetapi
masyarakat luar Desa blawi juga bisa bekerja sama dengan warung
lamongan yang ada di Desa Blawi.

F. Pemuda dan Olahraga

Pada kegiatan pemuda dan olaraga, pemerintah Desa Blawi telah


memiliki organisasi bernama karang taruna. Dalam organisasi tersebut
minat dan bakat para pemuda Desa Blawi khususnya bidang olahraga
ditampung kemudian dikembangkan. Hal ini didukung dengan keikut
sertaan pemerintah Desa dalam membangun sarana olahraga seperti
lapangan voly, futsal, sepak bola dan bulu tangkis. Pemerintah Desa
juga memberi fasilitas berupa gantangan burung yang kemudian dikelola
para pemuda dibidang kewirausahaan.

G. Mata Pencaharian

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Blawi


dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian,
perikanan, jasa / perdagangan dan lain lain. Berikut adalah tabel jumlah
penduduk berdasarkan mata pencaharian :

22
Tabel 1.4

Sebaran mata pencaharian penduduk Desa Blawi

Mata Laki – Perempua


Jumlah
Pencaharian laki n
Petani 1.026 649 1.775
Buruh tani 348 307 665
Pegawai Negeri
14 5 19
Sipil
Pedagang 26 74 100
Peternak 13 - 13
Nelayan 6 - 6
Dokter 1 1 2
Bidan - 2 2
Perawat - 6 6
Guru 11 16 27
Dosen 2 1 3
TNI 3 - 3
Pengusaha Kecil
42 46 88
dan Menengah
Pengusaha 1 - 1
Karyawan Swasta 178 233 411
Lain - lain 146 402 381
Jumlah Total 1.817 1.742 3.559

H. Pendidikan Desa

Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam memajukan


tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat berperngaruh dalam
jangka panjang pada peningkatan perekonomian. Dengan tingkat
pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan
masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya
keterampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan

23
membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan
kemiskinan. Tingkat pendidikan Desa Blawi dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 1.5

Tingkat pendidikan Mayarakat Desa Blawi

Tingkat Laki – Perempua


Jumlah
Pendidikan laki n
Usia Pra- Sekolah 50 53 103
Usia Sekolah 238 245 483
Tidak Pernah
9 4 13
Sekolah
Tamat SD 241 323 564
Tidak Tamat SD 148 122 270
Tamat SMP 351 251 602
Tidak Tamat SMP 102 89 191
Tamat SMA 384 342 726
Tidak Tamat SMA 157 161 318
Tamat sekolah
137 152 289
PT /Akademi
Jumlah Total 1.817 1.742 3.559

I. Sosial Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Desa Blawi adalah masih adanya


partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong atau kerja bakti.
Sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dari siapapun
termasuk masyarakat esa Blawi . Disaat tetangga atau ada saudara
mempunyai hajatan mereka dengan suka rela mengunjungi rumah
tetangga atau saudara untuk membatu kegiatan tersebut.

24
Sedangkan untuk kebudayaan sendiri, masyarakat Desa Blawi
melakukan acara tradisional yang sudah dipercayai. Hal ini tergambar
dari dipakainya kalender jawa atau islam, Mulai dari tahlil, sholawat
burdah, 7 bulanan, ritual adat pernikahan dan sebagainya yang
semuannya direfleksikan sisi – sisi akulturasi budaya islam dan jawa.
Semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal –
hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal
ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus
tantangan baru bersama masyarakat Desa Blawi dalam rangka merespon
tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial,
agama dan budaya di Desa Blawi tentunya hal ini membutuhkan
kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan
berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis akan beresiko
menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.
Dalam catatan sejarah, selama ini belum terjadi bencana alam
dan sosial yang cukup berarti di Desa Blawi seperti kemiskinan dan
bencana alam tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan
masyarakat dan sosial.

25
BAB II

PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN

A. Pengertian Orang Tua

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, “ Orang


tua adalah ayah ibu kandung”. Menurut Zakiah Daradjat Orang tua
adalah pendidik pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah
anak-anak mulai menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk
pertama pendidikan anak terdapat dalam kehidupan keluarga.(Daradjat,
Z., & Danim, S. A.)
Menurut pendapat lain keluarga merupakan pusat kasih sayang
dan saling membantu antara sesama, telah menjadi teramat penting
sebagai seorang anak. Oleh karena itu, orang tua memiliki tanggung
jawab yang penting terutama terhadap pendidikan anaknya. Hubungan
keluarga dengan anak anak biasanya melibatkan unsur-unsur orang tua
mereka, kakek-nenek, saudara, dan anggota keluarga besar. Menurut
pendapat lain orang tua merupakan figur sentral dalam kehidupan anak,
karena orang tua adalah lingkungan sosial awal yang dikenal anak, figur
yang menentukan kualitas kehidupan seorang anak, dan figur yang
paling dekat dengannya, baik secara fisik maupun psikis, dapat
dikatakan bahwa orang tua merupakan seorang gurupertama dari
anaknya. Sejalan dengan pandangan Kartono Kartini bahwa “Salah satu
kewajiban dan hak orang tua yang tidak dapat dipisahkan adalah
mendidik anak dan sebab orang tua memberikan hidup kepada anak dan
mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting untuk mendidik
anak-anaknya” (Roesli, M., Syafi'i, A., & Amalia, A. 2018)

26
Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan didalam keluarga akan
selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembanganya watak, budi pekerti
dan kepribadian tiap-tiap anak. Pendidikan yang diterima oleh anak
dalam keluarga inilah yang akan digunakan sebagai dasar untuk
mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Seperti menanamkan
perbuatan disiplin kepada anak, maka anak akan menerapkannya ke
lingkungan sekolah maupun masyarakat. Sehingga penanaman sikap dan
nilai hidup yang diberikan kepada anak dapat memunculkan
pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian
anak.
Orang tua juga berperan dalam beberapa hal, seperti menjaga
kesehatan anak, memberikan pengobatan tradisional untuk semua
anggota keluarganya, menentukan dan memilih makanan yang halal dan
bergizi untuk anggota keluarga khususnya anak, membiasakan anak
mandi 3x sehari, menentukan buku untuk anak, menentukan guru yang
mengajar, mengajarkan anak membaca, menentukan kurikulum, silabus,
jadwal anak, dan materi pembelajaran anak, terutama bagi seorang ibu
yang biasanya sering menghabiskan waktu denag sang ank dari pada
ayahnya.

B. Peran Orang Tua dalam Pendidikan

Peran orang tua merupakan peran yang sangat penting untuk


anak menuju masa dewasanya. Anak di didik agar dapat menemukan jati
dirinya dan mampu menjadi dirinya sendiri. Tugas terpenting dari
seorang orang tua adalah membimbing anaknya dari kecil hingga
menuju dewasa agar seorang anak dapat menentukan jalan hidup sesuai
dengan kemampuan, minat dan bakat yang dimilikinya. Jadi, anak
diberikan kesempatan untuk memutuskan sendiri pilihan profesi yang

27
ditekuni sesuai dengan keahlian anak. Dalam hal ini tugas orang tua
adalah memberikan masukan, arahan dan pertimbangan atas pilihan
yang telah di buat anak untuk menjadi orang sukses. Orang tua juga
memfasilitaskan kebutuhan bagi anak untuk mencapai cita-citanya
seperti memenuhi keperluan sekolah dan mengikut sertakan bimbingan
belajar ketika hal itu dirasakan perlu bagi anak.
Sandarwati mengemukakan bahwa lingkungan pertama yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian siswa adalah
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan dimana
anak akan berinteraksi dengan anggota keluarga, baik interaksi secara
langsung maupun tidak langsung. Suasana keluarga akan berpengaruh
bagi perkembangan kepribadian anak. Siswa yang belajar akan
menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
Ryan dan Lickona, Küçük mengemukakan bahwa salah satu lingkungan
yang bertanggung jawab dalam membentuk dan membangun karakter
pada anak adalah Pengalaman dan aktivitas positif yang diterima anak di
dalam keluarga dapat membantu anak untuk melatih potensi moral yang
ada pada dirinya. (Wulandari, Y., & Kristiawan, M. 2017)
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan akan diperlukan pada
setiap jenjang pendidikan terlebih lagi pada anak yang masih menginjak
pendidikan dasar. dimana anak masih baru memulai pembentukan
karakter melalui pengembangan sikap moral, agama , sosial dan
emosional. Pengembangan semua nilai-nilai tersebut hanya dapat
dicapai secara maksimal dengan adanya kesinambungan antara
pendidikan di rumah dan di sekolah, yang tentunya tidak dapat terlepas
dari peran serta orang tua. Hal tersebut didasari oleh pernyataan Mansur
bahwa ”orang tua memiliki tanggung jawab sejak akal pikiran anak

28
belum sempurna sampai mereka mampu bertanggungjawab terhadap
perbuatan mereka sendiri”. (Diadha, R. 2015)
Anak akan sangat tergantung pada orang tua, sehingga
diperlukannya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. Hal
tersebut adalah demi terciptanya kesamaan persepsi dan isi pendidikan
anak yang diharapkan mampu menunjang terjadinya kesinambungan
antara pendidikan di rumah dan di sekolah. Keterlibatan orang tua dalam
pendidikan anak akan berpengaruh positif apabila orang tua maupun
guru memahami makna, bentuk dan tujuan keterlibatan tersebut. Akan
tetapi pengaruh sebaliknya akan terjadi apabila orang tua maupun guru
tidak memahami makna, bentuk dan tujuan keterlibatan orang tua itu
sendiri. Dengan demikian maka orang tua dan guru hendaknya benar-
benar memahami apa arti atau makna dari keterlibatan orang tua dalam
pendidikan sebenarnya, agar mereka dapat memutuskan tindakan yang
tepat dalam pendidikan anak mereka di sekolah. Pendapat lain tentang
definisi keterlibatan orang tua telah disampaikan oleh White &
Coleman, mereka mendefinisikan keterlibatan orang tua sebagai
berbagai aktifitas yang dilakukan orang tua dan guru baik di sekolah
maupun di rumah sebagai cara mereka bekerjasama untuk mendukung
pendidikan anak. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak
merupakan berbagai bentuk aktifitas yang dilakukan oleh orang tua
melalui kerjasama dengan guru baik di rumah maupun di sekolah, guna
memaksimalkan perkembangan dan pendidikan anak di sekolah demi
keuntungan mereka, anak dan program sekolah. (Diadha, R. 2015)
Setiap orang tua mempuanyai cara yang berbeda-beda dalam
mendidik anak. Ada orang tua yang mendidik anak dengan cara kasar,
ada yang mendidik anak dengan cara lemah lembut, dan bahkan ada

29
orang tua yang mendidik anaknya untuk mandiri. Itu semua dilakuan
untuk kebaikan si anak supaya anak tidak manja dalam pemberian
pendidikan. Peranan para orang tua sebagai pendidik menurut Anas
Salahudin adalah:
1. Korektor, yaitu bagi perbuatan yang baik dan yang buruk agar anak
memiliki kemampuan memilih yang terbaik bagi kehidupannya,
2. Inspirator, yaitu yang memberikan ide-ide positif bagi
pengembangan kreativitas anak,
3. Informator, yaitu memberikan ragam informasi dan kemajuan ilmu
pengetahuan kepada anak agar ilmu pengetahuan anak didik
semakin luas dan mendalam
4. Organisator, yaitu memiliki kemampuan mengelola kegiatan
pembelajaran anak dengan baik dan benar,
5. Motivator, yaitu mendorong anak semakin aktif dan kreatif dalam
belajar,
6. Inisiator, yaitu memiliki pencetus gagasan bagi pengembangan dan
kemajuan pendidikan anak,
7. Fasilitator, yaitu menyediakan fasilitas pendidikan dan
pembelajaran bagi kegiatan belajar anak,
8. Pembimbing, yaitu membimbing dan membina anak ke arah
kehidupan yang bermoral, rasional, dan berkepribadian luhur sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam dan semua norma yang berlaku di
masyarakat. (Daradjat, Z., & Danim, S. A.)

C. Manfaat keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan

Ada dua manfaat keterlibatan orang tua dalam dunia pendidikan


diantaranya manfaat bagi orang tua tersebut dan juga bagi anak. Manfaat
keterlibatan orang tua dalam pendidikan bagi orangtua meliputi:

30
1. orangtua akan berusaha meningkatkan interaksi dan diskusi dengan
anak-anak mereka, dan menjadi lebih tanggap serta peka terhadap
kebutuhan sosial, emosional, dan perkembangan intelektual anak,
2. orangtua akan semakin percaya diri dalam mengasuh anak-anak
mereka,
3. orangtua mendapat pengetahuan dan pemahaman tentang
perkembangan anak-anak mereka, sehingga mereka akan menjadi
lebih mampu memberikan cinta kasih dan penguatan serta
mengurangi hukuman bagi anak-anak mereka,
4. orangtua memiliki pemahaman yang lebih baik tentang peranan
guru dan kurikulum sekolah,
5. ketika orang tua mengerti apa yang sedang dipelajari oleh anak-
anak mereka, mereka menjadi lebih semangat untuk membantu
anak-anaknya belajar di rumah,
6. kepedulian orangtua terhadap sekolah meningkat dan kebulatan
tekad serta komitmen mereka terhadap sekolahpun semakin kuat,
dan
7. orangtua menjadi lebih sadar dan menjadi lebih aktif dalam
memberikan perhatian serta bantuan terhadap pendidikan anak
mereka ketika diminta oleh sekolah untuk ambil bagian dalam tim
pengambil keputusan.
Sedangkan manfaat keterlibatan orang tua bagi anak yaitu:
1. Anak akan memiliki motifasi yang lebih besar, karena merasa lebih
diperhatikan oleh kedua orang tuanya.
2. Anak akan memiliki sifat percara diri yang lebih.
3. Akan dapat menimbulkan hubungan yang erat antara orang tua dan
anak.

31
BAB III

PEMBELAJARAN DARING

A. Pengertian Pembelajaran Daring

Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai


pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan
teknologi internet. Daring adalah terjemahan dari istilah online yang
bermakna tersambung ke dalam jaringan internet. Pembelajaran
daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online,
menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa
melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.
Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi
juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan
secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan
beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet,
Edmudo dan Zoom.

Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran yang mampu


menjadikan siswa mandiri tidak bergantung pada orang lain. Hal ini
dikarenakan melalui pembelajaran daring siswa akan fokus pada layar
gawai untuk menyelesaikan tugas ataupun mengikuti diskusi yang
sedang berlangsung. Tidak aka ada interasi atau pembicaraan yang tidak
perlu dan tidak penting. Semua yang didiskusikan merupakan hal yang
penting untuk menuntaskan kompetensi yang akan dicapai. Oleh karena
itu, melalui pembelajaran daring diharapkan akan menjadikan siswa
madiri dalam mengonstruk ilmu pengetahuan.( Amini, M. (2015).)

32
Tetapi dalam kenyataannya pembelajarn daring sering memiliki
beberapa kendala-kendala yang harus dihapadi oleh entah itu seorang
pendidik atau guru, seorang siswa, bahkan juga seorang orang tuanya.
Diantaranya yaitu

1. Perekonomian keluarga
Tidak bisa kita tutup mata bahwa di Indonesia masih banyak
keluarga yang dari kelas menengah kebawah sehingga tuntutan
pembelajaran daring juga akan menambah beban perekonomian.
2. Gadget yang mendukung
Dari faktor perekonomian bisa dilihat bahwa ada sebuah keluarga
yang memiliki Hp yang hanya digunakan untu dapat menghubungi
kerabat yang jauh sehingga agar tetap dapat menjalinhubungan tali
silaturrahmi, untuk ituterkadang Hp yang digunakan bukanlah Hp
yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran secara
daring.
3. Sinyal yang memadai
Faktor sinyal juga bisa dikatakan sebagai faktor kendala yang
utama, tanpa sinyal yang mendukung akan menimbulkan kurang
evektifnya pembelajaran yang dilakukan secara daring, terutama
bila pembelajaran yang dilaksanakan berbasi video conference.

B. Pembelajaran Daring Di Desa Blawi

Penerapan pembelajaran daring di Desa Blawi, sudah diterapkan


sejak mulainya virus covid-19 dengan tujuan mematuhi anjuran
pemerintah agar dapat mengurangi penyebaran covid-19, tetapi
pembelajaran daring di Desa Blawi menimbulkan banyak tanggapan
baik itu dari sudut pandang seorang guru maupun dari sudut pandang

33
orang tua siswa, dari beberapa tanggapan ada pro kontra terhadap
peratuan pemberlakuan sistem pembelajaran daring, ada sebagian guru
yang beranggapan bahwa pembelajaran daring sangat dinilai kurang
maksimal tentunya apalai jika ditingkatan anak sekolah dasar, banyak
orang tuanya yang mengerjakan apabila ada tugas yang diberikan
sehingga akan menimbulakn penurunan pemahaman siswa. Dalam sudut
pandang orang tua juga ada banyak yang mengatakan bahwa anak
akansering bermain HP ketimbang belajar lewat HP, sehingga banyak
orang tua juga yang merasa kewalahan dalam menjadi guru pengganti
dirumah selama pembelajaran daring. Disinilah sebenarnya bisa dilihat
seberapa pentingkah peran orang tua dalam pendidikan anak?.

34
BAB IV

PERAN ORANG TUA


DALAM PENDIDIKAN ANAK SELAMA PEMBELAJARAN
DARING

A. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Selama Pembelajaran


Daring

Mengingat pentingnya peranan orang tua dalam pendidikan anak,


beberapa penelitian telah membuktikan bahwa orang tua memiliki peran
yang sangat besar dalam kemampuan anak dalam lingkup Pendidikan.
Salah satunya penelitian yang dilakukan Valeza (2017) dimana
penelitian ini menunjukkan peran orang tua dalam menentukan prestasi
belajar siswa sangatlah besar. Pendidikan anaknya dapat menyebabkan
anak kurang atau bahkan tidak berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya,
orang tua yang selalu memberi perhatian pada anaknya, terutama
perhatian pada kegiatan belajar mereka dirumah, akan membuat anak
lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa
bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi
orang tuanya juga memiliki keinginan yang sama. Sehingga hasil belajar
atau prestasi belajar yang diraih oleh siswa menjadi lebih baik. (Cahyati,
N., & Kusumah, R. 2020)

Peran orang tua juga sangat diperlukan utuk memberikan edukasi


kepada anak – anaknya yang masih belum bisa memahami tentang
pandemi yang sedang mewabah untuk tetap berdiam diri dirumah agar
tidak terlular dan menularkan wabah pandemi ini. Sejak virus Corona
menyebar di Indonesia, menyebabkan pemerintah segera melakukan

35
tindakan tegas untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. Karna pada
kasus ini, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona dapat menyebar
sangat cepat dan telah banyak memakan korban jiwa diberbagai negara,
sehingga pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah
penyebaran yang sangat luas, di mana salah satunya adalah dengan
menerapkan pembelajaran daring, baik dari tingkat dasar hingga tingkat
perguruan tinggi. Dalam pelaksanaannya guru dan pendidik lainnya
mencoba untuk memanfaatkan ilmu teknologi untuk menyikapi masalah
pembelajaran jarak jauh dengan cara memberikan materi serta tugas
pelajaran melalui online. Namun hal tersebut tidaklah selalu berjalan
dengan baik, terdapat banyak kendala dalam pelaksanaannya, seperti
kuota dan sinyal yang tak memadai, bahkan beberapa pelajar tidak
mempunyai penunjang Handphone yang baik, dan hal ini
mengakibatkan materi pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik,
sehingga banyak pelajar yang kurang mengerti dan merasa tidak
terbimbing dengan baik dalam memahami pelajaran di sekolah. Oleh
karena itu, dibutuhkan peran orang tua sebagai pengganti guru di rumah
dalam membimbing anaknya selama proses pembelajaran jarak jauh.
Menurut Winingsih terdapat empat peran orang tua selama Pembelajaran
Daring yaitu:

1. Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang
tua dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari
rumah.
2. Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan pra-
sarana bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
3. Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan
semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan

36
pembelajaran, sehingga anak memiliki semangat untuk belajar, serta
memperoleh prestasi yang baik.
4. Orang tua sebagai pengaruh atau director.

Orang tua menganggap bahwa pembelajaran di rumah dinilai


tetap mampu meningkatkan kualitas pembelajaran anak, namun ada
sebagian orang tua yang berpendapat bahwa pembelajaran di rumah
tidak menguntungkan bagi anak, karena di sekolah anak bisa
berinteraksi langsung dengan guru dan bersosialisasi dengan teman-
temannya. Walaupun banyak orang tua setuju jika pembelajaran di
rumah dapat meningkatkan pengetahuan namun tidak sedikit juga yang
merasa masih kesulitan dengan teknologi yang digunakan selama proses
pembelajaran di rumah bagi guru yang sudah lanjut usia/senior. Banyak
orang tua membantu memberikan motivasi kepada anaknya selama
dituntut untuk belajar dari rumah karena himbauan pemerintah mengenai
covid-19, hal ini juga yang membuat tidak sedikit orang tua yang
sengaja untuk meluangkan waktunya demi dapat membantu proses
pembelajaran anaknya selama di rumah. Banyak dari orang tua yang
setuju jika selama pembelajaran di rumah, orang tua lah yang juga ikut
membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Walaupun tidak
sedikit juga yang merasa hal ini menjadi tambahan aktivitas orang tua
selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apalagi bagi kedua orang
tua yang bekerja. Berdasarkan hal tersebut sejalan dengan pendapat
Kholil bahwa mendampingi anak belajar dari rumah, sambil orang tua
mengerjakan pekerjaan yang harus diselesaikan dari kantor atau dari
rumah memang menjadi tantangan tersendiri, yang perlu dingat adalah
orangtua di rumah bukan untuk menggantikan semua peran guru di
sekolah. Pembelajaran di rumah juga dinilai menimbulkan dampak

37
pengeluaran yang lebih besar, yaitu untuk pulsa dan koneksi internet,
serta menuntut orang tua untuk melek akan teknologi demi mendukung
proses pembelajaran di rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto
et al. bahwa kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya
penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online
memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu
tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah
beban pengeluaran orang tua, untuk melakukan permbelajaran online
selama beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota yang lebih
banyak lagi dan secara otomatis akan meningkatkan biaya pembelian
kuota internet. (Cahyati, N., & Kusumah, R. 2020)

38
DAFTAR PUSTAKA

Amini, M. (2015). Profil Keterlibatan Orang Tua dalam pendidikan anak


usia TK. Jurnal Ilmiah Visi, 10(1), 9-20.

Cahyati, N., & Kusumah, R. (2020). Peran orang tua dalam menerapkan
pembelajaran di rumah saat pandemi Covid 19. Jurnal golden
age, 4(01), 152-159.

Daradjat, Z., & Danim, S. A. Peran Orang Tua 1. Pengertian Orang


Tua. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1441
H/2019 M, 10.

Diadha, R. (2015). Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini di
taman kanak-kanak. Edusentris, 2(1), 61-71.

Roesli, M., Syafi'i, A., & Amalia, A. (2018). Kajian islam tentang partisipasi
orang tua dalam pendidikan anak. Jurnal Darussalam: Jurnal
Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam, 9(2), 332-
345.

Ruli, E. (2020). Tugas dan Peran Orang Tua dalam Mendidk Anak. Jurnal
Edukasi Nonformal, 1(2), 143-146.

Wulandari, Y., & Kristiawan, M. (2017). Strategi sekolah dalam penguatan


pendidikan karakter bagi siswa dengan memaksimalkan peran orang
tua. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi
Pendidikan), 2(2), 290-302.

39

Anda mungkin juga menyukai