Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KERAJAAN TULANG BAWANG

Disusun Oleh:
➢ Emmanuel Raja Oloan Sihotang
➢ Merisana Matondang
➢ Dhini Pratiwi Tarihoran

Guru Pembimbing:
Dina Mariana Silalahi S. Pd

SMA NEGERI 1 PINANGSORI 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Kesehatan yang masih diberikan, sehingga penyusunan
Makalah Kerajaan Tulang Bawang ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga menyadari pentingnya informasi-
informasi dan referensi dari berbagai sumber pembelajaran yang ada di internet
sehingga makalah ini dapat diselesaikan, juga menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat menerima kritikan dan
saran agar dapat membantu penulis menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua,
kami ucapkan sekian dan terimakasih.

Pinangsori, November 2022


Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii

Bab 1 : Pendahuluan
1. Latar Belakang..................................................................................... iv
2. Rumusan masalah................................................................................ iv
3. Tujuan Penulisan................................................................................. iv

Bab 2 : Pembahasan
2.1 Sejarah Kerajaan Tulang Bawang....................................................... v
2.2 Kehidupan Masyarakat Dari Aspek Sosial dan Ekonomi................... vi
2.3 Kejayaan Kerajaan Tulang Bawang.................................................... vi
2.4 Runtuhnya Kerajaan Tulang Bawang................................................. vii
2.5 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Tulang Bawang.......................... vii

Bab 3 : Penutup
3.1 Kesimpulan........................................................................................ ix
3.2 Saran.................................................................................................. ix

Daftar Pustaka ........................................................................................... x

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sangat mudah menerima masuknya kebudayaan Hindu dan
Buddha. Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha dari India ke Indonesia
berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia. Unsur-unsur
kebudayaan Hindu-Buddha tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia
(terjadi proses akulturasi budaya dan proses sinkretisme kepercayaan). Oleh karena
itu, masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha membawa perubahan di
berbagai aspek kehidupan.
Keberadaan nama Kerajaan Tulang Bawang (To-La P' o-lawang) sempat di
kenal di tanah air. Meski tidak secara terperinci menjelaskan, dari sejumlah riwayat
sejarah maupun catatan penziarah asal daratan Cina, mengungkap akan keberadaan
daerah kerajaan ini. Mengenai asal muasal kata Tulang Bawang.
Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan pusat kerajaan Tulang
Bawang, namun ahli sejarah Dr. J. W. Naarding memperkirakan pusat kerajaan ini
terletak di hulu Way Tulang Bawang (antara Menggala dan Pagar dewa) kurang
lebih dalam radius 20 km dari pusat kota Menggal.
Seiring dengan makin berkembangnya kerajaan Che-Li-P’o Chie (Sriwijaya),
nama dan kebesaran Tulang Bawang sedikit demi sedikit semakin pudar. Akhirnya
sulit sekali mendapatkan catatan sejarah mengenai perkembangan kerajaan ini
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kerajaan Tulang Bawang?
2. Bagaimana kehidupan sosial dan ekonomi kerajaan Tulang Bawang?
3. Bagaimana kejayaan kerajaan Tulang Bawang?
4. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Tulang Bawang?
5. Apa saja peninggalan-peninggalan Kerajaan Tulang Bawang?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas makalah Sejarah
Indonesia, selain itu juga penulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Kerajaan Tulang Bawang.

iv
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kerajaan Tulang Bawang
Kerajaan Tulangbawang adalah salah suatu kerajaan yang pernah
berdiri di Lampung. Kerajaan ini berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang,
Lampung sekarang. Tidak banyak catatan sejarah yang memberikan keterangan
mengenai kerajaan ini. Musafir Tiongkok yang pernah mengunjungi Nusantara pada
abad VII, yaitu I Tsing yang merupakan seorang peziarah Buddha, dalam catatannya
menyatakan pernah singgah di To-Lang P’o-Hwang (“Tulangbawang”), suatu
kerajaan di pedalaman Chrqse (Pulau Sumatera). Namun Tulangbawang lebih
merupakan satu Kesatuan Adat. Tulang Bawang yang pernah mengalami kejayaan
pada Abad ke VII M. Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan pusat kerajaan
Tulang Bawang, namun ahli sejarah Dr. J. W. Naarding memperkirakan pusat kerajaan
ini terletak di hulu Way Tulang Bawang (antara Menggala dan Pagar dewa) kurang
lebih dalam radius 20 km dari pusat kota Menggala.
Seiring dengan makin berkembangnya kerajaan Che-Li-P’o Chie (Sriwijaya),
nama Kerajaan Tulang Bawang semakin memudar. Tidak ada catatan sejarah
mengenai kerajaan ini yang ada adalah cerita turun temurun yang diketahui oleh
penyimbang adat, namun karena Tulang Bawang menganut adat Perpaduan, yang
memungkinkan setiap khalayak untuk berkuasa dalam komunitas ini, maka Pemimpin
Adat yang berkuasa selalu berganti ganti Trah. Hingga saat ini belum diketemukan
benda arkeologis yang mengisahkan tentang alur dari kerajaan ini

v
Gambar Kerajaan Tulang Bawang.

Kerajaan Tulangbawang adalah salah suatu kerajaan yang pernah berdiri di


Lampung. Kerajaan ini berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang, Lampung
sekarang. Tidak banyak catatan sejarah yang memberikan keterangan mengenai
kerajaan ini. Musafir Tiongkok yang pernah mengunjungi Nusantara pada abad VII,
yaitu I Tsing yang merupakan seorang peziarah Buddha, dalam catatannya
menyatakan pernah singgah di To-Lang P’o-Hwang (“Tulangbawang”), suatu
kerajaan di pedalaman Chrqse (Pulau Sumatera). Namun Tulangbawang lebih
merupakan satu Kesatuan Adat. Tulang Bawang yang pernah mengalami kejayaan
pada Abad ke VII M. Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan pusat kerajaan
Tulang.
2.2 Kehidupan Masyarakat Dari Aspek Sosial dan Ekonomi
Berdasarkan catatan dari I Ting, seorang penziarah asal daratan Cina
menyebutkan, dalam lawatannya ia pernah mampir ke sebuah daerah di Tanah Chrise.
Di mana di tempat itu, walau kehidupan sehari-hari penduduknya masih bersifat
tradisional, tapi sudah bisa membuat kerajinan tangan dari logam besi yang dikerjakan
pandai besi. Semua alat-alat pertanian seperti : pacul, gobek, kapak, dibuat dari besi,
demikian juga alat senjata : tombak, badik, keris dan sebagainya. Dalam
perkembangan selanjutnya, kehidupan masyarakat Tulang Bawang juga masih
ditandai dengan kegiatan ekonomi yang terus tergeliat. Pada abad ke-15, daerah
Tulang Bawang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan di Nusantara.
Pada saat itu, komoditi lada hitam merupakan produk pertanian yang sangat
diunggulkan. Kebudayaan Tulang Bawang adalah tradisi dan kebudayaan lanjutan dari
peradaban Skala Brak. Karena dari empat marganya, yaitu Buai Bulan,
BuaiTegamoan, Buai Umpu dan Buai Aji, di mana salah satu buai tertuanya

vi
adalahBuai Bulan, yang jelas bagian dari Kepakisan Skala Brak Cenggiring dan
merupakan keturunan dari Putri Si Buai Bulan yang melakukan migrasi ke daerah
Tulang Bawang bersama dua marga lainnya, yakni Buai Umpu dan Buai Aji.
2.3 Kejayaan Kerajaan Tulang Bawang
Masa kejayaan Kerajaan Tulang Bawang diraih bersamaan dengan masa
munculnya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 M.
Komoditi andalan Menggala berupa Lada Hitam, Menggala menawarkan harga
yang jauh lebih murah dibandingkan dengan komoditi sejenis yang didapat VOC dari
Bandar Banten.
Perdagangan Tulang Bawang yang terus berkembang, menyebabkan denyut
nadi Sungai Tulang Bawang semakin kencang, dan pada masa itu kota Menggala
dijadikan dermaga “BOOM”, tempat bersandarnya kapal-kapal dari berbagai pelosok
Nusantara, termasuk Singapura.
2.4 Runtuhnya Kerajaan Tulang Bawang
Masa kejayaan Kerajaan Tulang Bawang diraih bersamaan dengan masa
munculnya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 M.
Komoditi andalan Menggala berupa Lada Hitam, Menggala menawarkan
harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan komoditi sejenis yang didapat
VOC dari Bandar Banten.
Perdagangan Tulang Bawang yang terus berkembang, menyebabkan denyut
nadi Sungai Tulang Bawang semakin kencang, dan pada masa itu kota Menggala
dijadikan dermaga “BOOM”, tempat bersandarnya kapal-kapal dari berbagai pelosok
Nusantara.
2.5peninggalan-peninggalan Kerajaan Tulang Bawang
Peninggalan Kerajaan Tulang Bawang ini tidak seperti Peninggalan-
peninggalan Kerajaan-kerajaan lain, seperti Batu-batu bertulis, Keris, Babat
lama, Benda-benda purba tidak ada ke semuanya dan inilah yang menyebabkan
kesukaran-kesukaran kita menggali Kerajaan ini dalam memberikan penemuan
yang sebenarnya, dan inilah sebabnya penulis pada pembukaan Cerita Riwayat
Sejarah Kerajaan ini, mengatakan ia mempunyai sifat-sifat khas ketentuan-
ketentuan khusus.
Kalau memang Kerajaan ini seperti Kerajaan Hindu lainnya yang
mempunyai pembuktian-pembuktian, peninggalan-peninggalan, tentu penulis
tidak kebagian seperti ini, telah didahului oleh ahli-ahli sejarah untuk
mengungkapnya lagi kalau memang sudah terungkap seperti itu. Peninggalan-
peninggalan yang ditinggalkannya berupa :

1. Tanah atau Daerah

vii
Segala tanah yang didiami oleh keempat marga di daerah Tulang
Bawang itu adalah tanah bekas Kerajaan Tulang Bawang, oleh karena itu
keluar ia mempunyai batas-batas tertentu, lebih jelas lagi batas-batas itu
digariskan oleh apa yang dinamakan PAKSI EMPAT ( 4 Paksi ) oleh
Pemuka-pemuka Adat Perpaduan yang ada di Lampung Utara.

Segala tanah yang didiami oleh keempat marga di daerah Tulang


Bawang itu adalah tanah bekas Kerajaan Tulang Bawang, oleh karena itu
keluar ia mempunyai batas-batas tertentu, lebih jelas lagi batas-batas itu
digariskan oleh apa yang dinamakan PAKSI EMPAT ( 4 Paksi ) oleh
Pemuka-pemuka Adat.

2. Tulisan atau Aksara Lampung


Surat Lampung ini kalau kita teliti dan selidiki dari bentuk gambar
hurufnya, maka tulisan ini berasal dari tulisan huruf Pallawa Hindu. Tulisan ini
kebanyakan ditulis oleh nenek moyang kita di atas kulit kayu Jeluang, dan di

viii
Pagar dewa di atas kulit kayu alim yang kayu ini tumbuhnya di sekitar danau
Lambo sebelah ujung kampung Pagar Dewa
Aksara Lampung.
3. Alat Pertanian dan Senjata Dari Besi
Semua alat-alat pertanian seperti : pacul, gobek, kapak, dibuat dari
besi, demikian juga alat senjata : tombak, badik, keris dan sebagainya
bukankah ini dari besi?
Diatas telah penulis singgung pada tahun 671 Pendeta Tiongkok I
TSING pernah mengadakan pencatatan-pencatatan tentang Kerajaan Tulang
Bawang, bahwa didapatinya Rakyat di sana sudah maju, pandai membuat
gula dan membuat besi.
Jelas di sini gula aren yang kita minum sekarang, demikian juga
senjata-senjata dari besi adalah dari Zaman Hindu dari Kerajaan Tulang
Bawang asalnya, malahan di Pagar Dewa sekarang ini masih ada pandai besi
(tukang membuat senjata) badik, keris, dan sebagainya. Malahan menurut
keterangan Batu Tempaan Kuno ada pada orang tersebut, orang Kalianda
mengakui atas kebenaran ini, mereka punya bahannya (besi segelungan),
Pagar Dewa punya tapaannya, bahkan di Lampung pembuatan sarung-sarung
dari pada senjata-senjata ini yang dikenal hanya Pagar Dewalah tempat
pembuatan sarung badik yang terbaik, berita ini sampai sekarang masih
disebut-sebut.

ix
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Tulangbawang adalah salah suatu kerajaan yang pernah berdiri di
Lampung. Kerajaan ini berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang, Lampung
sekarang. Tidak banyak catatan sejarah yang memberikan keterangan mengenai
kerajaan ini. Dalam perkembangan selanjutnya, kehidupan masyarakat Tulang
Bawang juga masih ditandai dengan kegiatan ekonomi yang terus bergeliat. Pada
abad ke-15, daerah Tulang Bawang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan di
nusantara.
Mereka masih meyakinkan bahwa roh-roh itu masih aktif, masih bekerja
masih tetap mengawasi anak-cucunya di mana saja berada. Mereka masih
meyakinkan bahwa kayu-kayu besar, gunung-gunung besar mempunyai penunggu
dan penjaganya, inilah yang dinamakan animisme.
3.2 Saran
Saran untuk kita semua adalah marilah kita menjaga dan melestarikan segala
sejarah, peninggalan maupun budaya yang ada di Indonesia.

x
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tulang_Bawang
http://tulangbawangkab.go.id/?page_id=223
http://putra-lampung.blogspot.com/2012/08/kerajaan-tulang-bawang.html
http://putra-lampung.blogspot.com/2012/08/kerajaan-tulang-bawang.html
http://melayuonline.com/ind/history/dig/408/kerajaan-tulang-bawang
http://northmelanesian.blogspot.co.id/2012/12/sejarah-kerajaan-tulang

xi
xii

Anda mungkin juga menyukai