Anda di halaman 1dari 12

Kerajaan Tulang Bawang 1

MAKALAH KERAJAAN TULANG


BAWANG

KELOMPOK 10

Oleh:
1. Chairat Umar (08)
2. Jihan Fahima (24)
3. Sri Rahayu (35)

X MIPA 1
SMA NEGERI 1 PEMALANG
Tahun Pelajaran 2015/2016
Kerajaan Tulang Bawang 2

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“KerajaanTulang Bawang” ini. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas
sejarah mengenai kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia serta untuk
menambah pengetahuan tentang kesejarahan Nusantara.
Ucapan terimakasih tak lupa kami sampaikan kepada pihak-pihak yang
telah ikut andil dalam penyusunan karya tulis ini.
1. Ibu Nurokhah, S.Pd. selaku guru pembimbing Sejarah Indonesia.

2. Rekan-rekan kelompok 10
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan di masa mendatang.
Pemalang, 06 Desember 2015

Penulis
Kerajaan Tulang Bawang 3

DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................................1
Kata Pengantar...............................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.I Latar Belakang......................................................................................................4
1.II Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.III Tujuan Penulisan...................................................................................................4
1.IV Manfaat Penulisan................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.I Asal muasal kata Tulang Bawang....................................................................5-6
2.II Bukti-bukti adanya Kerajaan Tulang Bawang.................................................6-7
2.III Raja-raja yang memimpin Kerajaan Tulang Bawang.........................................7
2.IV Sistem pemerintahan dan keadaan ekonomi masyarakat Kerajaan Tulang
Bawang...............................................................................................................8
2.V Peninggalan Kerajaan Tulang Bawang.........................................................8-10
2.VI Sebab runtuhnya Kerajaan Tulang Bawang.....................................................10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................................................11
Saran............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
Kerajaan Tulang Bawang 4

BAB I
PENDAHULUAN
1.I Latar Belakang
Keberadaan nama Kerajaan Tulang Bawang (To-La P’o-Hwang) sempat di kenal di
tanah air. Meski tidak secara terperinci menjelaskan, dari sejumlah riwayat sejarah
maupun catatan penziarah asal daratan Cina, mengungkap akan keberadaan daerah
kerajaan ini.
1. II Rumusan Masalah
 Bagaimana asal muasal kata Tulang Bawang?
 Bukti apa saja yang dapat memastikan adanya Kerajaan Tulang
Bawang?
 Siapa saja raja-raja Kerajaan Tulang Bawang?
 Bagaimana sistem pemerintahan dan keadaan ekonomi masyarakat
Kerajaan Tulang Bawang?
 Apa saja peninggalan Kerajaan Tulang Bawang?
 Apa saja sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Tulang Bawang?

1.III Tujuan Penulisan


 Supaya mengetahui asal muasal kata Tulang Bawang.
 Supaya mengetahui bukti-bukti yang menunjukkan adanya Kerajaan
Tulang Bawang.
 Supaya mengetahui raja-raja Kerajaan Tulang Bawang.
 Supaya mengetahui sistem pemerintahan dan keadaan ekonomi
masyarakat Kerajaan Tulang Bawang
 Supaya mengetahui peninggalan Kerajaan Tulang Bawang.
 Supaya mengetahui sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Tulang Bawang.

1. IV Manfaat Penulisan
Bagi siswa:
 Mengetahui asal muasal kata Tulang Bawang.
 Mengetahui bukti-bukti yang menunjukkan adanya Kerajaan Tulang
Bawang.
 Mengetahui raja-raja Kerajaan Tulang Bawang.
 Mengetahui sistem pemerintahan dan keadaan ekonomi masyarakat
Kerajaan Tulang Bawang.
 Mengetahui peninggalan Kerajaan Tulang Bawang.
 Mengetahui sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Tulang Bawang.

Bagi pembaca:
Memberikan pengetahuan umum mengenai Kerajaan Tulang
Bawang, meningkatkan rasa hormat dan menghargai sejarah, dan
meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air.
Kerajaan Tulang Bawang 5

BAB II
PEMBAHASAN
2.I Asal muasal kata Tulang Bawang
Mengenai asal muasal kata Tulang Bawang berasal dari beberapa sumber.
Keberadaan Tulang Bawang, dalam berbagai referensi, mengacu pada kronik
perjalanan pendeta Tiongkok, I Tsing. Disebutkan, kisah pengelana dari Tiongkok,
I Tsing (635-713). Seorang biksu yang berkelana dari Tiongkok (masa Dinasti
Tang) ke India dan kembali lagi ke Tiongkok. Ia tinggal di Kuil Xi Ming dan
beberapa waktu pernah tinggal di Chang’an. Dia menerjemahkan kitab agama
Budha berbahasa Sanskerta ke dalam bahasa Cina.
Sewaktu pujangga Tionghoa I Tsing datang melawat dan singgah melihat
daerah Selapon, dari I Tsing inilah kemudian di sebut lahirnya nama Tola P’o-
Hwang. Sebutan Tola P’o-Hwang dari ejaan Sela-pon. Sedangkan untuk
mengejanya, kata Selapon ini di lidah I Tsing berbunyi So-la-po-un.
Berhubung orang Tionghoa itu berasal dari Ke’, seorang pendatang negeri
Cina yang asalnya dari Tartar dan dilidahnya tidak dapat menyebutkan sebutan so,
maka I Tsing mengejanya dengan sebutan to. Sehingga kata Selapon/Solapun
disebutnya To-La P’o-Hwang (Suara Pembangunan, 2005).
Memang hingga kini belum banyak catatan sejarah yang mengungkapkan
perkembangan kerajaan ini. Namun catatan Cina kuno menyebutkan pada
pertengahan abad ke 4 masehi seorang penziarah agama Budha bernama Fa-Hien
(337-422) pernah melawat ke Sumatera. Waktu itu, ketika Fa-Hien melakukan
pelayaran ke India dan Srilangka, tapi ia justru terdampar dan singgah di sebuah
kerajaan bernama To-Lang P'o-Hwang (Tulang Bawang), tepatnya di pedalaman
Chrise (Sumatera). Catatan Fa-Hien tersebut menjelaskan akan keberadaan wilayah
Kerajaan Tulang Bawang. Namun dia tidak menyebut di mana persisnya letak
pusat pemerintahan kerajaan ini.
Menurut riwayat turun temurun yang dituturkan, mengenai penamaan
Tulang Bawang salah satu sumber menyebutkan bahwa sesuai dengan Kerajaan
Tulang Bawang yang hingga kini belum di dapat secara mutlak, baik keraton
maupun rajanya, demikian juga peninggalan-peninggalannya, bahkan abad
berdirinya pun tidak dapat dipastikan, sipat-sipat ini sama halnya dengan sipat
bawang. Bentuk bawang, dikatakan bertulang di mana tulangnya. Semakin dicari
semakin hilang (kecil), sampai habis tak bertemu dengan tulangnya.
Riwayat kedua, menurut cerita-cerita dahulu raja Tulang Bawang ini banyak
musuh. Semua musuh-musuhnya itu harus dibunuh. Karena tempat pembuangan
mayat ini di bawang atau lebak-lebak yang akhirnya tertimbunlah mayat-mayat
tersebut didalamnya, sampai tinggal tumpukan tulang-tulang manusia memenuhi
bawang/lebak-lebak di sungai ini, maka di sebut Sungai Tulang Bawang.
Riwayat ketiga, pada zaman raja Tulang Bawang yang pertama sekitar abad
ke IV masehi, dikisahkan permaisuri raja menghanyutkan bawang di sungai, yang
sekarang di kenal dengan sebutan Way (Sungai) Tulang Bawang. Kemudian
Permaisuri itu menyumpah-nyumpah “Sungai Bawang” lah ini. Semenjak itu,
Kerajaan Tulang Bawang 6

sungai tersebut dinamakan Sungai Tulang Bawang atau Kerajaan Tulang Bawang
(Hi. Assa’ih Akip, 1976).
Bila menggunakan pendapat Yamin, maka penamaan Tolang P’o-Hwang
akan berarti ”Orang Lampung” atau ”Utusan dari Lampung” yang datang ke negeri
Cina dalam abad ke 7 masehi. Yamin mengatakan, perbandingan bahasa-bahasa
Austronesia dapat memisahkan urat kata untuk menamai kesaktian itu dengan
nama asli, yaitu tu (to, tuh), yang hidup misalnya dalam kata-kata tu-ah, ra-tu, Tu-
han, wa-tu, tu-buh, tu-mbuhan dan lain-lain.
Berhubung dengan urat kata asli tu (tuh-to) menunjukkan zat kesaktian
menurut perbandingan bahasa-bahasa yang masuk rumpun Austronesia, maka
baiklah pula diperhatikan bahwa urat itu terdapat dalam kata-kata seperti to (orang
dalam bahasa Toraja), tu (Makasar dan Bugis). Dengan demikian, To-Lang P’o-
Hwang berarti To= orang dan Lang P’o-Hwang= Lampung. Sejak itu, orang-orang
menyebut daerah ini dengan sebutan Lampung (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Lampung, 1977/1978).

2.II Bukti-bukti adanya Kerajaan Tulang Bawang


Dari sumber-sumber sejarah Cina, kerajaan awal yang terletak di daerah
Lampung adalah kerajaan yang disebut Bawang atau Tulang Bawang. Berita Cina
tertua yang berkenaan dengan daerah Lampung berasal dari abad ke-5, yaitu dari
kitab Liu-sung-Shu, sebuah kitab sejarah dari masa pemerintahan Kaisar Liu Sung
(420–479). Kitab ini di antaranya mengemukakan bahwa pada tahun 499 M sebuah
kerajaan yang terletak di wilayah Nusantara bagian barat bernama P’u-huang atau
P’o-huang mengirimkan utusan dan barang-barang upeti ke negeri Cina.
Lebih lanjut kitab Liu-sung-Shu mengemukakan bahwa Kerajaan P’o-huang
menghasilkan lebih dari 41 jenis barang yang diperdagangkan ke Cina. Hubungan
diplomatik dan perdagangan antara P’o-huang dan Cina berlangsung terus sejak
pertengahan abad ke-5 sampai abad ke-6, seperti halnya dua kerajaan lain di
Nusantara yaitu Kerajaan Ho-lo-tan dan Kan-t’o-li.
Dalam sumber sejarah Cina yang lain, yaitu kitab T’ai-p’inghuang-
yu-chi yang ditulis pada tahun 976–983 M, disebutkan sebuah kerajaan bernama
T’o-lang-p’p-huang yang oleh G. Ferrand disarankan untuk diidentifikasikan
dengan Tulang Bawang yang terletak di daerah pantai tenggara Pulau Sumatera, di
selatan sungai Palembang (Sungai Musi).
L.C. Damais menambahkan bahwa
lokasi T’o-lang P’o-huang tersebut terletak di
tepi pantai seperti dikemukakan di dalam Wu-
pei-chih, “Petunjuk Pelayaran”. Namun, di
samping itu Damais kemudian memberikan
pula kemungkinan lain mengenai lokasi dan
identifikasi P’o-huang atau “Bawang” itu
dengan sebuah nama tempat bernama Bawang
(Umbul Bawang) yang sekarang terletak di
daerah Kabupaten Lampung Barat, yaitu di
daerah Kecamatan Balik Bukit di sebelah
utara Liwah.
Lokasi Tulang Bawang
Kerajaan Tulang Bawang 7

Selain catatan dan riwayat, bukti adanya Kerajaan Tulang Bawang juga
berasal dari temuan makam raja-raja seperti Tuan Rio Mangku Bumi yang
dimakamkan di Pagardewa, Tuan Rio Tengah dimakamkan di Meresou dan Tuan
Rio Sanak dimakamkan di Gunung Jejawi Panaragan. Selain itu, ada pula makam
para panglima yang berada di sejumlah tempat.

2.III Raja-raja yang memimpin Kerajaan Tulang Bawang


Menurut tuturan rakyat, Kerajaan Tulang Bawang berdiri sekitar abad ke 4
masehi atau tahun 623 masehi, dengan rajanya yang pertama bernama Mulonou
Jadi. Diperkirakan, raja ini asal-usulnya berasal dari daratan Cina. Dari namanya,
Mulonou Jadi berarti Asal Jadi. Mulonou= Asal/Mulanya dan Jadi= Jadi. Raja
Mulonou pada masa kemudiannya oleh masyarakat juga di kenal dengan nama
Mulonou Aji atau Mulonou Haji.
Setelah memerintah kerajaan, berturut-turut Raja Mulonou Jadi digantikan
oleh putra mahkota bernama Rakehan Sakti, Ratu Pesagi, Poyang Naga Berisang,
Cacat Guci, Cacat Bucit, Minak Sebala Kuwang dan pada abad ke 9 masehi
kerajaan ini di pimpin Runjung atau yang lebih di kenal dengan Minak Tabu
Gayaw.
Runjung (Minak Tabu Gayaw) memiliki 3 putra mahkota, masing-masing
bernama Tuan Rio Mangku Bumi, Tuan Rio Tengah dan Tuan Rio Sanak. Tuan
Rio Mangku Bumi pewaris tahta kerajaan di Pedukuhan Pagardewa, dengan
hulubalang Cekay di Langek dan Tebesu Rawang. Sedangkan Tuan Rio Tengah
mempertahankan wilayah Rantaou Tijang (Menggala) dan Tuan Rio Sanak
mempertahankan wilayah daerah Panaragan dengan panglimanya Gemol (Minak
Indah).
Minak Kemala Bumi atau di kenal Haji Pejurit merupakan keturunan raja
Kerajaan Tulang Bawang yang telah beragama Islam. Ia lahir dan wafat pada abad
ke 16 masehi. Minak Kemala Bumi salah satu penyebar agama Islam di Lampung
dan keturunan ke sepuluh dari Tuan Rio Mangku Bumi, raja terakhir yang masih
beragama Hindu.
Haji Pejurit atau Minak Patih Pejurit atau Minak Kemala Bumi mendalami
ajaran agama Islam berguru dengan Prabu Siliwangi (Jawa Timur). Lalu ia
memperistri putri Prabu Siliwangi bernama Ratu Ayu Kencana Wungu. Anak cucu
dari keturunan mereka selanjutnya menurunkan Suku Bujung dan Berirung.
Tuturan rakyat lain mengatakan, raja Kerajaan Tulang Bawang bernama
Kumala Tungga. Tak dapat dipastikan dari mana asal raja dan tahun
memerintahnya. Namun diperkirakan Kumala Tungga memerintah kerajaan sekitar
abad ke 4 dan 5 masehi (Sumber: Drs. Dafryus FA, Menggala, 2009).
Kerajaan Tulang Bawang 8

2.IV Sistem pemerintahan dan keadaan ekonomi masyarakat


Kerajaan Tulang Bawang
Sistem pemerintahan
Kerajaan Tulang Bawang menganut sistem pemerintahan demokratis yang di
kenal dengan sebutan marga. Marga dalam bahasa Lampung di sebut mego/megou
dan mego-lo bermakna marga yang utama. Di mana pada waktu masuknya
pengaruh Devide Et Impera, penyimbang marga yang harus ditaati pertama kalinya
di sebut dengan Selapon. Sela berarti duduk bersila atau bertahta. Sedangkan
pon/pun adalah orang yang dimulyakan.
Ketika syiar ajaran agama Hindu sudah masuk ke daerah Selapon, maka
mereka yang berdiam di Selapon ini mendapat gelaran Cela Indra atau dengan
istilah yang lebih populer lagi di kenal sebutan Syailendra atau Syailendro yang
berarti bertahta raja.

Keadaan ekonomi
Berdasarkan catatan dari I Tsing, seorang penziarah asal daratan Cina
menyebutkan, dalam lawatannya ia pernah mampir ke sebuah daerah di Tanah
Chrise. Di mana di tempat itu, walau kehidupan sehari-hari penduduknya masih
bersifat tradisional, tapi sudah bisa membuat kerajinan tangan dari logam besi yang
dikerjakan pandai besi. Warganya ada pula yang dapat membuat gula Aren yang
bahannya dari pohon Aren.

2.V Peninggalan Kerajaan Tulang Bawang


Peninggalan-peniggalan Kerajaan Tulang Bawang ini tidak seperti
Peninggalan-peninggalan Kerajaan-kerajaan lain, seperti Batu-batu bertulis, Keris,
Babat lama, Benda-benda purba tidak ada kesemuanya dan inilah yang
menyebabkan kesukaran-kesukaran kita menggali Kerajaan ini dalam memberikan
informasi kerajaan ini. Peninggalan-peninggalan yang ditinggalkannya berupa:

a. Tanah/daerah :

Segala tanah yang didiami oleh keempat marga di daerah Tulang Bawang itu
adalah tanah bekas Kerajaan Tulang Bawang, oleh karena itu keluar ia mempunyai
batas-batas tertentu, lebih jelas lagi batas-batas itu digariskan oleh apa yang
dinamakan PAKSI EMPAT ( 4 Paksi ) oleh Pemuka-pemuka Adat Pepadun yang
ada di Lampung Utara.

Pembagian ini bukan suatu hal yang baru,


ia sudah ditetapkan sebelum Adat Pepadun ada,
karena ketetapan pada Zaman Hindu itu sama-
sama, maka setelah adanya Adat Pepadun yang
diperkirakan menjelang abad ke XVIII atau pada
abad ke XVIII, ke samaran batas-batas ini
ditetapkan oleh Paksi 4 sebagai berikut:
1.PAGAR DEWA
2.NEGERI JUNGKARANG
Kerajaan Tulang Bawang 9

3.NEGERI BESAR
4.KOTA BUMI.
Batas-batas dari keempat daerah ini ada pada ketentuan-ketentuan Kota/Kampung
ini masing-masing.

b.Tulisan/aksara lampung :

Aksara Lampung ini kalau kita teliti dan selidiki dari


bentuk gambar hurufnya, maka tulisan ini berasal dari
tulisan huruf Pallawa Hindu.
Tulisan ini kebanyakan ditulis oleh nenek moyang kita
diatas kulit kayu Jeluang, dan di Pagar dewa di atas kulit
kayu alim yang kayu ini tumbuhnya disekitar danau Lambo
sebelah ujung kampung Pagar Dewa.

Aksara lampung dari kulit kayu

c. Alat pertanian/senjata dari besi :

Semua alat-alat pertanian seperti : pacul, gobek,


kapak, dibuat dari besi, demikian juga alat senjata :
tombak, badik, keris dan sebagainya bukankah ini dari
besi?diatas telah penulis singgung Pendeta Tiongkok I
TSING pernah mengadakan pencatatan-pencatatan
tentang Kerajaan Tulang Bawang, bahwa didapatinya
Rakyat disana sudah maju, pandai membuat gula dan
membuat besi.
Jelas disini gula aren yang kita minum sekarang,
demikian juga senjata-senjata dari besi adalah dari
Zaman Hindu dari Kerajaan Tulang Bawang asalnya,
malahan di Pagar Dewa sekarang ini masih ada pandai
besi (tukang membuat senjata) badik, keris, dan
sebagainya.
Malahan menurut keterangan Batu Tempaan
Kuno ada pada orang tersebut, orang Kalianda mengakui
atas kebenaran ini, mereka punya bahannya (besi Alat-alat pada zaman tersebut
segelungan), Pagar Dewa punya tepaannya.bahkan di
Lampung pembuatan sarung-sarung dari pada senjata-
senjata ini yang dikenal hanya Pagar Dewalah tempat
pembuatan sarung badik yang terbaik, berita ini sampai
sekarang masih disebut-sebut.

d. Benda-benda kuno :
Kerajaan Tulang Bawang 10

Sejak abad ke XIX barang-barang ini berangsur-


angsur dinampakan atau ditampakkan oleh yang
empunya, siapa yang punya jelas nenek moyang-
nenek moyang yang menjadikan kerajaan ini.
Dimana-mana terdapat dan terdengar barang-barang
yang terpendam di Kerajaan ini misalnya di Kampung
Gedung Aji, disini didapati piring, di Pagar Dewa
pada awal permulaan abad ke XIX didapati 3 guci,
karena guci ini sangat ganjil pandai berkata-kata minta
dipulangkan lagi, maka terpaksa oleh yang
menemukannya dipulangkan kedalam sungai Tulang
Bawang di BUMI RATA PAGAR DEWA. Megalitikum di pagar dewa
Beberapa tahun yang lalu penduduk asli Pagar Dewa pernah menemukan
sebuah kobokan Purba dan sampai sekarang benda tersebut ada di tangannya.
Terang bagi kita bahwa barang-barang kuno ini ada di Kerajaan Tulang Bawang,
hanya menunggu siapa-siapa yang akan memulai mengadakan penyelidikan dan
penggalian barang-barang yang masih terpendam ini.

2.VI Sebab runtuhnya Kerajaan Tulang Bawang


Meningkatnya kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pada akhir abad ke 7 masehi,
di sebut dalam sebuah inskripsi batu tumpul Kedukan Bukit dari kaki Bukit
Seguntang, di sebelah barat daya Kota Palembang mengatakan bahwa pada tahun
683, Kerajaan Sriwijaya telah berkuasa, baik di laut maupun di darat. Dalam tahun
tersebut berarti kerajaan ini sudah mulai meningkatkan kekuasaannya.
Pada tahun 686, negara tersebut telah mengirimkan para ekspedisinya untuk
menaklukkan daerah-daerah lain di Pulau Sumatera dan Jawa. Oleh karenanya,
diperkirakan sejak masa itu Kerajaan Tulang Bawang sudah dikuasai oleh
Kerajaan Sriwijaya, atau daerah ini tidak berperan lagi di pantai timur Lampung.
Dengan makin berkembangnya Kerajaan Che-Li P’o Chie (Sriwijaya),
nama dan kebesaran Kerajaan Tulang Bawang sedikit demi sedikit semakin pudar.
Akhirnya, dengan bertambah pesatnya kejayaan Sriwijaya yang di sebut-sebut pula
sebagai kerajaan maritim dengan wilayahnya yang paling luas, sulit sekali untuk
mendapatkan secara terperinci prihal mengenai catatan sejarah perkembangan
Kerajaan Tulang Bawang.
Sumber lain menyebutkan, Kerajaan Sriwijaya merupakan federasi atau
gabungan antara Kerajaan Melayu dan Kerajaan Tulang Bawang (Lampung). Pada
masa kekuasaan Sriwijaya, pengaruh ajaran agama Hindu sangat kuat. Orang
Melayu yang tidak dapat menerima ajaran tersebut menyingkir ke Skala Brak.
Namun, ada sebagian orang Melayu yang menetap di Megalo dengan menjaga dan
mempraktekkan budayanya sendiri yang masih eksis. Pada abad ke 7 masehi, nama
Tola P’ohwang diberi nama lain, yaitu Selampung, yang kemudian di kenal dengan
nama Lampung.
Kerajaan Tulang Bawang 11

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kerajaan Tulang Bawang merupakan kerajaan Hindu yang terletak di
Lampung, raja-raja nya masih belum di ketahui secara pasti karena hanya
mengandalkan tuturan-tuturan masyarakat serta hal-hal lain karena
peninggalannya yang bukan berupa prasasti melainkan barang-barang seperti
yang sudah dipaparkan di atas.
B.SARAN
Ingat kata-kata Bung Karno “jas merah (jangan sekali-kali melupakan
sejarah) maka kita sebagai warga indonesia yang baik kita harus selalu mengingat
akan sejarah indonesia termasuk dari kerajaannya. Dalam makalah ini dibahas
Kerajaan Tulang Bawang maka kita harus mengingatnya dan jangan lupa menjaga
peninggalan-peninggalannya supaya anak cucu kita tetap bisa melihatnya dan
mengingatnya.
Kerajaan Tulang Bawang 12

DAFTAR PUSTAKA

Basundoro, Purnawan dan Dadang Supardan. 2014. Sejarah Indonesia Jilid II.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
http://northmelanesian.blogspot.co.id/2012/12/sejarah-kerajaan-tulang-bawang-
lampung
http://tulangbawangkab.go.id/index.php?pilih=hal&id=3

http://history.melayuonline.com/?a=a1Z1L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=&l=ker
ajaan-tulang-bawang
http://hendrinunyai.blogspot.co.id
http://wikiwand.com

Anda mungkin juga menyukai