Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI UJUNG TOMBAK


PEMBANGUNAN KARAKTER PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI
Pipit Widiatmaka
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Pontianak
Jl. Letjend Suprapto No. 14 Benua Melayu Darat, Pontianak Selatan, Kota Pontianak,
Kalimantan Barat, 78243
Email: pipitwidiatmaka@iainptk.ac.id

Abstract

This Study aim to reveal civic education is important as mandatory in higher education. type of
research used is qualitative research and uses descriptive methods. Civic education in higher
education in welcoming the Era of Society 5.0 has various and very large challenges, especially
in building student character based on Pancasila values. The Pancasila character must contain
religious values, humanity, nationalism, democracy and justice, so that lecturers before teaching
must be able to have and implement these characters so that learning objectives can be
achieved. The main strategy that must be implemented in learning is to modify learning methods
and models, so that students have interest and enthusiasm to participate in the learning process.
A lecturer in the learning process, especially online, must have professional, pedagogic, social,
and personality competencies in order to build the character of Pancasila.

Keywords: Civic Education; Character Development; Pancasila Character; Higher Education;


Era of Society 5.0.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya pendidikan kewarganegaraan sebagai


mata kuliah wajib untuk menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Pendidikan
kewarganegaraan di perguruan tinggi dalam menyambut Era Society 5.0 memiliki tantangan
yang beragam dan sangat besar khususnya dalam membangun karakter mahasiswa yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila, Di dalam karakter Pancasila harus mengandung nilai religius,
kemanusiaan, nasionalisme, demokratis dan keadilan, sehingga dosen sebelum mengajar harus
dapat memiliki dan mengimplementasikan karakter tersebut agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Strategi utama yang harus diimplementasikan di dalam pembelajaran adalah
memodifikasi metode maupun model pembelajaran, sehingga mahasiswa memiliki ketertarikan
dan semangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Seoarang dosen di dalam proses
pembelajaran khususnya daring harus memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan
kepribadian agar dapat membangun karakter Pancasila.

Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan; Pembangunan Karakter; Karakter Pancasila;


Perguruan Tinggi; Era Society 5.0.

A. Pendahuluan bahasa sehingga tidak dipungkiri negara


tersebut adalah negara yang memiliki
Indonesia merupakan negara yang
kelebihan dan keunikan apabila
memiliki keberagaman suku agama, ras dan

176
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

dibandingkan dengan negara lain. kualitas sumber daya manusia masyarakat


Keberagaman tersebut akan menjadi Indonesia khususnya karakter bangsa.
boomerang apabila pemerintah maupun Era society 5.0 masyarakat dihadapkan
masyarakat tidak mampu merawat dan dengan teknologi yang mengakses dunia
memeliharanya, sehingga melalui maya seperti dunia nyata. Teknologi era
pendidikan khususnya pembelajaran society 5.0 berbasis big data dan robot untuk
pendidikan kewarganegaraan diharapkan mendukung kegiatan atau aktivitas manusia.
menjadi ujung tombak untuk membangun Revolusi industri 4.0 dengan era society 5.0
persatuan dan kesatuan di Indonesia. memiliki perbedaan di dalam penggunaan
Pembelajaran pendidikan teknologi, revolusi industri 4.0 lebih
kewarganegaraan merupakan pembelajaran menekankan pada bidang bisnis, sedangkan
wajib yang harus diberikan di tingkat era society 5.0 tidak hanya menekankan
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. pada bidang bisnis saja, namun juga setiap
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kebutuhan manusia di berbagai bidang yang
Tentang Sistem Pendidikan Nasional di menghilangkan kesenjangan sosial, bahasa,
dalam batang tubuhnya menjelaskan bahwa usia, dan jenis kelamin (Ely Nastiti dan
pendidikan kewarganegaraan merupakan Abdu, 2020).
mata pelajaran atau mata kuliah wajib, Dunia pendidikan di Indonesia dalam
sehingga di perguruan tinggi khususnya di menghadapi era society 5.0 harus
setiap program studi, mata kuliah mempersiapkan segala perangkat yang
pendidikan kewarganegaraan harus dibutuhkan termasuk pembangunan karakter
diberikan kepada mahasiswa. Di sisi lain, yang berdasarkan Pancasila kepada peserta
pendidikan kewarganegaraan yang memiliki didik yang hingga saat ini semakin
beban moral untuk menjaga persatuan dan memudar, mengingat era society 5.0 sangat
kesatuan keberagaman di Indonesia juga memengaruhi karakter generasi penerus
memiliki fungsi untuk membangun karakter bangsa. Peserta didik di era society 5.0 harus
bangsa. Karakter menjadi tujuan utama mampu menguasai beberapa kompetensi,
pendidikan nasional agar masyarakat yaitu leadership, digital literacy,
Indonesia khususnya mahasiswa menjadi communication, emotional intelligence,
waga negara yang baik dan cerdas (good enterpreneurship, global citizenship,
citizenship). problem solving, dan team work (Ely Nastiti
Pembelajaran pendidikan dan Abdu, 2020). Pendidikan di Indonesia
kewarganegaraan selama ini menggunakan harus mampu membangun kompetensi-
metode pembelajaran konvensional untuk kompetensi tersebut, sehingga Indonesia di
membangun karakter mahasiswa, sehingga dalam menghadapi era society 5.0 tidak
seiring berkembangnya zaman pembelajaran menghalangi kendala sehingga dapat
tersebut harus dimodifikasi agar mampu membangun karakter peserta didik dan masa
menghadapi perkembangan zaman. depan Indonesia lebih cerah.
Indonesia saat ini sedang menghadapi Perguruan tinggi merupakan lembaga
pandemi COVID-19 yang menyebabkan pendidikan tinggi untuk mencetak generasi
pembelajaran harus dilaksanakan secara penerus bangsa yang berkarakter, kreatif,
jarak jauh (daring). Hal ini menyebabkan inovatif dan kritis. Pendidikan tinggi
pembangunan karakter mahasiswa menjadi diharapkan mampu menciptakan peluang
terkendala. Di sisi lain, seiring dalam menghadapi era society 5.0 sehingga
perkembangan zaman dan peradaban, kompetensi yang dibutuhkan di era society
pendidikan kewarganegaraan juga harus 5.0 dapat terbentuk secara maksimal.
mampu mempertahankan fungsi dan Perguruan tinggi dalam hal ini diharapkan
perannya dalam rangka menyambut era mampu membangun karakter mahasiswa
society 5.0 yang dituntut untuk membangun yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila,

177
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

mengingat saat ini karakter pemuda dalam menyambut era society 5.0 karena
khususnya mahasiswa mulai tergerus seiring generasi penerus bangsa atau pamuda atau
perkembangan teknologi, yang segala mahasiswa mudah terpengaruh dengan
sesuatu dapat diakses melalui internet atau paham-paham yang bertentangan dengan
secara digital. karakter Pancasila, sehingga hal tersebut
Pada dasarnya, era digital di satu sisi perlu diantisipasi agar pembangunan
dapat memudahkan manusia dalam bekerja karakter Pancasila khususnya di perguruan
dan mengakses suatu pembelajaran atau tinggi dapat berjalan dengan baik dan
pekerjaan. Akan tetapi di sisi lain juga maksimal.
memiliki dampak negatif sehingga hal ini Beberapa fenomena-fenomena tersebut
harus dapat diantisipasi oleh perguruan akan menjadi kendala di dalam
tinggi sebagai benteng pembangunan pembangunan karakter Pancasila dalam
karakter pemuda atau mahasiswa. Rahman rangka menyambut era society 5.0. Untuk
(2016) menjelaskan bahwa ada beberapa mengantisipasi hal tersebut, perguruan
dampak negatif dari teknologi informasi dan tinggi sebagai lembaga formal pembangunan
juga komunikasi di era digital, yaitu a) karakter Pancasila harus memiliki solusi.
minimnya sosialisasi secara fisik antar Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata
sesama, b) banyaknya penipuan dan juga kuliah wajib di perguruan tinggi dan sebagai
kejahatan cyber, c) cyber bullying, d) pengembangan kepribadian atau karakter
banyak berkembangnya konten negatif, e) menjadi solusi tergerusnya karakter
semakin berkembang pencemaran nama baik mahasiswa saat ini, sehingga dalam
atau fitnah, f) banyak yang mengabaikan persiapan dalam menghadapi era society 5.0
tanggung jawab seperti tugas dan pekerjaan, lebih maksimal dan terukur. Karakter
g) prestasi belajar menjadi menuru dan juga Pancasila merupakan salah satu ujung
kemampuan bekerja. tombak untuk mewujudkan tujuan nasional
Di era yang serba digital yang semua yang tercantum di dalam pembukaan
informasi atau berita yang mudah diakses, Undang-Undang Dasar Negara Republik
dapat dimanfaatkan oleh kelompok- Indonesia Tahun 1945 alinea IV. Pendidikan
kelompok radikal yang mengatasnamakan kewarganegaraan dalam membangun
agama untuk mempengaruhi para pengguna karakter berdasarkan Pancasila harus
internet khususnya kalangan remaja atau memiliki strategi agar dalam menyambut era
mahasiswa. Berbagai kajian banyak yang society 5.0 lebih siap dan berkualitas. Di sisi
menunjukkan generasi milenial rentan lain saat ini Indonesia sedang menghadapi
terpapar radikalisme, data Badan Inteljen pandemi COVID-19 yang korbannya sangat
Negara (BIN) menunjukkan kalangan muda banyak, sehingga pembelajarannya jarak
usia 17 hingga 24 tahun rawan menjadi jauh atau online (daring). Pembelajaran
sasaran jaringan teroris yang menyebarkan online (daring) dalam rangka membangun
paham radikalisme melalui sosial media. karakter Pancasila harus mampu
Berdasarkan hasil survey Badan Nasional dimaksimalkan dengan baik sehingga masa
Penanggulangan Terorisme (BNPT) depan bangsa Indonesia semakin dan cerah.
diperkirakan ada sekitar 80 % generasi
milenial yang retan terhadap paham B. Metode Penelitian
radikalisme. Hal tersebut bisa terjadi karena Metode penelitian sangat penting
tidak mengolah berita yang diperoleh dari digunakan di dalam penelitian ini, sehingga
media sosial dan cenderung tidak kritis peneliti menggunakan metode penelitian
terhadap berita yang diperolehnya
tertentu agar mendapatkan hasil yang
(Sugihartati, 6 April 2021: maksimal. Metode penelitian yang
https://m.mediaindonesia.com). Fenomena digunakan di dalam penelitian ini adalah
tersebut menjadi kendala bangsa Indonesia metode deskriptif, dengan jenis penelitian

178
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

kualitatif. Penelitian di sini menggunakan akan segera menggantikan era revolusi


teknik pengumpulan data dengan observasi industri 4.0.
dan metode studi perpustakaan atau Pendidikan kewarganegaraan di
dokumen (jurnal online, prosiding online, perguruan tinggi merupakan mata
buku, media berita cetak maupun online dan kuliah pengembangan kepribadian
sebagainya), setelah data semua terkumpul atau karakter mahasiswa dan
kemudian peneliti melakukan analisis merupakan mata kuliah wajib. UU No.
dengan teknik analisis data interaktif. 20 Tahun 2003 tentang sistem
Sugiyanto (2011) menjelaskan bahwa pendidikan nasional di dalam batang
analisis data merupakan suatu proses untuk tubuh khususnya pasal 37 menjelaskan
mencari yang diperoleh dari pengumpulan bahwa pendidikan kewarganegaraan
data (wawancara, catatan lapangan atau adalah mata kuliah wajib di perguruan
observasi, studi kepustakaan dan lain tinggi, yang setiap program studi harus
sebagainya), sehingga hasil penelitian dapat memberikan mata kuliah tersebut
mudah dipahami dan diinformasikan kepada kepada mahasiswanya. Di sisi lain UU
pembaca. Di sisi lain, Miles dan Huberman Nomor 12 Tahun 2012 tentang
(1992) menjelaskan bahwa analisis data pendidikan tinggi juga memberi pesan
interaktif memiliki beberapa tahap atau untuk memberikan mata kuliah
proses yang harus dilalui agar hasil pendidikan kewarganegaraan kepada
penelitian dapat mudah ditarik suatu semua mahasiswa di perguruan tinggi,
kesimpulan, yaitu a) Pengumpulan data, b) entah di program studi kedokteran,
Reduksi data, c) penyajian data, dan d) matematika dan lain sebagainya. Hal
Penarikan kesimpulan. tersebut perlu diketahui oleh seluruh
kalangan masyarakat sehingga tidak
C. Hasil dan Pembahasan menjadi polemik atau pertanyaan
mengapa pendidikan kewarganegaraan
1. Pendidikan Kewarganegaraan
masih wajib diberikan di dalam proses
di Perguruan tinggi
pembelajaran di perguruan tinggi.
Pendidikan tinggi pada dasarnya Melalui dasar hukum tersebut
pendidikan formal yang berusaha tugas dan tanggung jawab pendidikan
untuk mengembangkan kemampuan kewarganegaraan khususnya di
dan membentuk watak, kreativitas, perguruan tinggi sangat berat dan
tanggung jawab, sikap kritis dan besar khususnya dalam memperbaiki
demokratis mahasiswa, melaksanakan kualitas pendidikan di Indonesia
Tri Dharma Pendidikan tinggi khususnya dalam menghadapi era
(pendidikan, penelitian dan society 5.0. Seiring berjalannya waktu,
pengabdian kepada masyarakat) dan kualitas pendidikan di Indonesia
lain sebagainya. Hal tersebut menjadi semakin menurun dalam membangun
penting dalam rangka mencapai tujuan sumber daya manusia khususnya
nasional khususnya mencerdaskan karakter, mengingat tantangan
kehidupan bangsa, sehingga untuk perkembangan zaman semakin berat,
mencapai tujuan tersebut perguruan seperti halnya saat ini yang
tinggi diberi kebebasan akademik menghadapi tantangan pandemi
untuk mengembangkan ilmu COVID-19. Pendidikan
pengetahuan, sehingga Indonesia kewarganegaraan di perguruan tinggi
mampu mengikuti perkembangan merupakan pendidikan formal yang
zaman dan mampu mempersiapkan memiliki posisi sentral di dalam
diri dan bersaing dalam menghadapi memperbaiki kualitas pendidikan di
era society 5.0 yang digadang-gadang Indonesia khususnya membangun

179
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

karakter mahasiswa dalam rangka karakter sangat dipengaruhi dengan


mempersiapkan generasi muda dalam lingkungan kehidupannya, sehingga
menghadapi era society 5.0. dalam pembentukan karakter harus
Sapriya (2012) mengungkapkan memperhatikan kebiasaan individu
pendidikan kewarganegaraan di tersebut, ketika bersosialisasi dengan
perguruan tinggi memiliki tujuan yang lingkungannya, entah lingkungan yang
sangat penting. Tujuan tersebut, ialah: baik maupun sebaliknya. Setiap orang
a) mahasiswa mampu mengetahui dan dalam membentuk karakter harus
mengimplementasikan hak dan memperhatikan apa yang dipikirkan,
kewajibannya sebagai warga negara apa yang diucapkan, apa yang
yang baik dengan cara santun, jujur, dilakukan, dana pa kebiasaannya, dari
demokratis dan ikhlas, b) mahasiswa proses tersebut akan terbentuk sebuah
mampu menguasai dan memahami karakter.
tentang keberagaman masalah sosial di Indonesia adalah negara yang
dalam segala aspek kehidupan memiliki kepribadian yang luhur, yang
masyarakat yang dapat diselesaikan tercermin dari kebiasaan-kebiasaan
dengan menerapkan pemikiran yang yang dilakukan oleh masyarakatnya.
berdasar Pancasila wawasan nusantara Hal tersebut dapat terlihat di dalam
dan ketahanan nasional, dam c) dasar negara maupun ideologi yang
mampu memupuk perilaku dan sikap dianut oleh bangsa Indonesia, yaitu
mahasiswa yang berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila merupakan
perjuangan dan patriotisme yang akan kepribadian bangsa Indonesia yang
cinta tanah air, rela berkorban demi hingga sekarang masih diyakini oleh
tanah air Indonesia. Apabila proses masyarakat Indonesia kebenarannya.
pembelajaran pendidikan Di dalam kehidupan berbangsa,
kewarganegaraan berjalan dengan baik bermasyarakat maupun bernegara
dan tujuan pembelajaran dapat karakter Pancasila sangatlah penting
tercapai, maka dapat memperbaiki untuk dimplementasikan, karena
kualitas pendidikan sehingga tujuan dengan melakukan hal tersebut, maka
nasional dapat tercapai, sehingga tujuan nasional yang tertera di dalam
pembangunan karakter Pancasila dapat pembukaan Undang-Undang Dasar
terwujud dengan baik dan maksimal. Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dapat terwujud.
2. Makna Karakter Pancasila Karakter Pancasila dapat
Bagi Bangsa Indonesia diartikan bahwa suatu kebiasaan yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang
Karakter berasal dari kata bahasa
tercermin di dalam sila-silanya, yaitu:
Yunani yaitu karasso, yang berarti
1) Ketuhanan yang Maha Esa
cetak biru, format dasar, atau sidik
2) Kemanusiaan yang adil dan
seperti dalam sidik jari. Pendapat lain
beradab
menjelaskan bahwa istilah karakter
3) Persatuan Indonesia
berasal dari Yunani charassein, yang
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh
berarti membuat tajam atau membuat
hikmat kebijaksanaan dalam
dalam (Saptono, 2011). Di sisi lain,
permusayawaratan perwakilan
Menurut kementerian pendidikan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
nasional dalam Muchlas dan Hariyanto
Indonesia.
(2012) karakter adalah nilai-nilai yang
unik baik yang terpatri di dalam diri Pancasila adalah satu kesatuan
seseorang dan terjewantahkan dalam yang tidak dapat terpisahkan, sehingga
tindakan atau perilaku. Pada dasarnya setiap nilai di dalam sila-sila Pancasila

180
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

tidak dapat dipisah-pisahkan maupun Di era milenial saat ini ditandai


dibolak-dibalik. Nilai religius dengan perkembangan atau kemajuan
merupakan nilai utama yang ilmu pengetahuan dan teknologi,
mendasari munculnya nilai-nilai yang bukan berarti karakter di dalam nilai-
berada di sila-sila selanjutnya. Nilai nilai Pancasila itu berganti atau
religius mendasari munculnya nilai berubah tetapi tetap sama dan tidak
humanisme atau nilai kemanusiaan, akan berubah sampai kapan pun,
nilai tersebut mendasari munculnya karena nilai-nilai Pancasila mampu
nilai nasionalisme. Nilai nasionalisme menghadapi segala perubahan atau
mendasari munculnya nilai demokratis kemajuan zaman (Anggono dan
atau musyawarah, dan nilai tersebut damaitu, 2021). Karakter yang
mendasari munculnya nilai keadilan. berdasarkan nilai-nilai Pancasila pada
Hal tersebut menunjukkan bahwa dasarnya dapat menghadapi
Pancasila merupakan suatu nilai atau perkembangan zaman seperti revolusi
karakter yang tersistem atau satu industri 4.0 maupun era society 5.0,
kesatuan. hal tersebut memiliki arti bahwa
Karakter Pancasila harus karakter Pancasila dapat beradaptasi di
melekat di dalam setiap individu berbagai perkembangan zaman
khususnya para pemuda penerus maupun peradaban dunia. Pemuda
bangsa, karena karakter tersebut dapat penerus bangsa agar mampu
mengantarkan ke pintu gerbang menghadapi perkembangan zaman
kejayaan bangsa Indonesia mendatang. maupun peradaban harus mampu
Octavia dan Rube’i (2017) menguasai karakter Pancasila dan
menjelaskan karakter seseorang yang mengimplementasikannya dalam
menjiwai nilai-nilai Pancasila adalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa
pertama, karakter yang bersumber dari dan bernegara sehingga masa depan
olah hati, yaitu beriman, bertaqwa, bangsa Indonesia ke depan semakin
jujur, amanah, adil tertib, taat hukum, cerah.
bertanggung jawab, berempati, berani
mengambil resiko, pantang menyerah, 3. Peran Pendidikan
rela berkorban dan juga patriotik. Kewarganegaraan dalam
Kedua, karakter yang bersumber pada Membangun Karkater
dari olah pikir, yaitu cerdas, kritis, Pancasila dalam Menyambut
kreatif, inovatif, rasa ingin tahu, Era Society 5.0
produktif, berorientasi pada IPTEK, Pendidikan kewarganegaraan
dan reflektif. Untuk membangun merupakan mata kuliah yang selalu
manusia Pancasila seutuhnya individu berusaha untuk membangun karakter
tersebut harus mampu menguasai dan mahasiswa, sehingga tidak dipungkiri
mengimplementasikan karakter yang seluruh dosen pendidikan
bersumber pada olah hati dan olah kewarganegaraan selalu memikirkan
pikir. Hal tersebut memiliki arti bahwa strategi untuk membangun karakter
karakter yang tercermin di dalam mahasiswa melalui proses
Pancasila harus dapat diaplikasikan pembelajaran. Winarno (2019)
dalam kehidupan bermasyarakat, mengungkapkan bahwa mata kuliah
berbangsa dan bernegara, karakter pendidikan kewarganegaraan di
tersebut ialah karakter religius,
perguruan tinggi pada dasarnya untuk
kemanusiaan, persatuan atau membekali mahasiswa agar memiliki
nasionalisme, demokratis dan semangat kebangsaan dan
keadilan. nasionalisme dan menjadikannya dasar

181
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

dalam bersikap dan bertindak dengan mengimplementasikan pengetahuan


keahlian dan profesi yang kelak akan sebagai warga negara yang baik, dan
dijalaninya. Karakter nasionalisme dan c) civic disposition, berkaitan dengan
semangat kebangsaan menjadi kepribadian atau karakter yang
pembangunan utama mata kuliah berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
pendidikan kewarganegaraan di Ketiga kompetensi tersebut sangat
perguruan tinggi, sehingga melalui penting untuk dikuasai mahasiswa
proses tersebut bangsa Indonesia dalam menghadapi era society 5.0
memiliki sikap optimis dalam yang menekankan kepada kemampuan
menghadapi masa depan yang lebih penguasaan terhadap teknologi
cerah dan juga lebih siap dalam informasi, kritis, inovatif, kerja sama
menghadapi era society 5.0. tim, leadership dan lain sebagainya
Karakter seseorang akan dapat Mata kuliah pendidikan
terbentuk dengan baik apabila individu kewarganegaraan merupakan mata
tersebut mampu berfikir positif kuliah wajib di perguruan tinggi yang
terhadap segala sesuatu yang dialami memiliki tanggung jawab dan peran
atau dihadapi di dalam kehidupan penting di dalam memperbaiki kualitas
bermasyarakat, berbangsa dan pendidikan di Indonesia khususnya di
bernegara. Karakter dapat terbentuk dalam membangun karakter
berawal dari apa yang dipikirkan oleh mahasiswa. Pendidikan
individu tersebut, dari apa yang kewarganegaraan tidak hanya
dipikirkan oleh individu tersebut akan membekali pengetahuan saja,
menjadi sebuah pernyataan atau melainkan juga membekali kecakapan
ucapan. Selanjutnya, dari pernyataan atau keterampilan dan kepribadian
atau ucapan tersebut akan atau karakter yang berdasarkan nilai-
diimplementasikan dalam bentuk nilai Pancasila atau bisa dikatakan
tindakan atau sikap, dari suatu membekali kemampuan hard skill dan
tindakan atau sikap tersebut, akan soft skill. Pendidikan kewarganegaraan
sering dilakukan dan menjadi suatu menjadi mata kuliah ujung tombak
kebiasaan, kemudian dari kebiasaan untuk mempersiapkan kualitas atau
tersebut, maka akan tersebut suatu sumber daya manusia (Sdm)
karakter dan akan melekat di dalam mahasiswa dalam rangka untuk
dirinya. Melalui proses tersebut, menghadapi era society 5.0, sehingga
terbentuklah karakter, entah karakter Indonesia tidak kalah bersaing sebagai
yang sesuai atau bertentangan dengan peserta di dalam kompetensi era
nilai-nilai Pancasila. society 5.0 mendatang.
Pendidikan kewarganegaraan
sebagai mata kuliah pengembangan 4. Peran Dosen dalam
kepribadian di perguruan tinggi Menyambut Era 5.0
membekali mahasiswa 3 kemampuan Pendidik merupakan komponen
atau kompetensi, dalam rangka untuk penting di dalam proses memperbaiki
mempersiapkan mahasiswa agar kualitas pendidikan di Indonesia, entah
mampu bersaing di era society 5.0. seorang guru maupun dosen.
Kompetensi tersebut, yaitu a) civic Tergerusnya karakter dan moral
knowledge, berkaitan dengan peserta didik khususnya mahasiswa di
pengetahuan mahasiswa khususnya
era digital menjadi tantangan bagi
hak dan kewajiban sebagai warga seorang pendidik khususnya dosen
negara, b) civic skill, berkaitan dengan (lingkup pendidikan tinggi). Dosen
keterampilan dan kecakapan di dalam pendidikan kewarganegaraan memiliki

182
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

tugas dan tanggung jawab yang besar, society 5.0 seorang dosen harus
karena berkaitan dengan moral dan mampu menguasai kompetensi dasar
karakter mahasiswa. Membangun sebagai seorang pendidik, agar di
karakter mahasiswa merupakan dalam menentukan metode
tanggung jawab tugas utama seorang pembelajaran dapat efektif dan efisien.
dosen khususnya dosen pendidikan Kompetensi dasar tersebut tercantum
kewarganegaraan. Implikasi di era di dalam UU Nomor 14 tahun 2005
digital ternyata dapat memengaruhi tentang guru dan dosen, yaitu sebagai
karakter mahasiswa, apabila karakter berikut: a) pedagogik (kemampuan di
mahasiswa mulai tergerus yang jauh dalam mengelola pembelajaran di
dari nilai-nilai Pancasila secara kelas atau ruang), b) kepribadian
otomatis akan memengaruhi kualitas (memiliki kepribadian yang baik
pendidikan di Indonesia. Widiatmaka berdasarkan nilai-nilai Pancasila), c)
(2016) dalam jurnalnya menjelaskan profesional (menguasai materi secara
bahwa dosen sebagai seorang pendidik mendalam) dan d) sosial (memiliki
profesional yang mengampu atau kemampuan bersosialisasi dengan
mengajar mata kuliah pendidikan berbagai pihak, entah itu peserta didik
kewarganegaraan sebagai mata kuliah maupun masyarakat).
wajib di setiap jenjang pendidikan Peran dosen dalam membangun
harus ikut serta bertanggung jawab, karakter bangsa sangatlah penting
apabila kualitas pendidikan menurun khususnya dalam menghadapi era
khususnya di negara Indonesia, society 5.0 sehingga seorang dosen
mengingat mata kuliah tersebut harus mampu berfikir secara kreatif
merupakan pembelajaran yang sangat dan inovatif di dalam proses
penting khususnya untuk memperbaiki pembelajaran daring (online)
karakter pemuda sebagai generasi khususnya di dalam menentukan
penerus bangsa agar masa depan metode pembelajaran. Saepudin dan
bangsa lebih cerah. Jatnika (2019) Strategi yang harus
Dosen pendidikan dilakukan oleh seorang dosen dengan
kewarganegaraan pada dasarnya mendorong mahasiswa untuk
merupakan seorang pendidik yang memanfaatkan secara maksimal
memiliki pengaruh besar di dalam teknologi digital untuk hal-hal yang
proses pembelajaran guna untuk positif. Keberadaan internet bukan
memperbaiki kualitas karakter hanya sebatas sumber referensi dalam
mahasiswa, selain itu juga memiliki memahami materi pembelajaran,
posisi penting di dalam memperbaiki namun juga harus difungsikan untuk
kualitas pendidikan di Indonesia saat membentuk karakter tanggung jawab
ini. Pandemi COVID-19 ternyata mahasiswa dengan memberikan
memiliki implikasi yang besar di informasi kepada pengguna media
dalam membangun karakter sosial yang benar, dan tidak
mahasiswa, mengingat pembelajaran menyebarkan informasi bohong
sulit untuk dilakukan secara tatap (hoax).
muka (luring) dan harus dilakukan Seorang dosen juga harus
secara jarak jauh (daring). Di sisi lain, mampu mendidik mahasiswa agar
hal tersebut juga menjadi kendala pandai dan selektif dalam membaca
dosen dalam menentukan strategi berita atau mampu menganalisis berita
untuk membangun karakter mahasiswa yang diperoleh dengan arif dan
dalam rangka mempersiapkan untuk bijaksana, apakah berita tersebut benar
menghadapi era society 5.0. Pada era atau tidak. Hal tersebut dapat berjalan

183
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

dengan baik salah satunya, apabila D. Simpulan


seorang dosen mampu memilih dan Pendidikan Kewarganegaraan di
mengimplementasikan metode perguruan tinggi merupakan mata kuliah
pembelajaran secara daring atas dasar wajib dan menjadi ujung tombak
dengan memperhatikan situasi dan pembangunan karakter mahasiswa. Hal
kondisi serta memahami psikologi tersebut dilakukan pendidikan
mahasiswanya, entah itu mengunakan kewarganegaraan dalam rangka untuk
metode ceramah, diskusi, problem mempersiapkan generasi penerus bangsa.
solving dan lain sebagainya. Pemilihan Pendidikan kewarganegaraan menjadi salah
metode pembelajaran di dalam proses satu kunci di dalam memperbaiki kualitas
pembelajaran daring sangatlah
pendidikan di Indonesia di dalam
penting. Hal tersebut harus dilakukan menghadapi era society 5.0. Pembelajaran
oleh seorang dosen agar mahasiswa daring menjadi sarana utama untuk
tidak bosan di dalam mengikuti memperbaiki kualitas pendidikan di
perkuliahan atau proses pembelajaran. Indonesia khususnya membangun karakter
Hasil pengamatan peneliti mahasiswa, sehingga seorang dosen harus
menunjukkan bahwa mahasiswa pandai dalam memanfaatkan pembelajaran
sangat mudah bosan dengan proses tersebut dengan kreatif dan inovatif agar
pembelajaran yang monoton tanpa tujuan pendidikan kewarganegaraan dapat
memodifikasi metode pembelajaran, tercapai khususnya pembangunan karakter.
namun setiap pertemuan apabila Pada dasarnya karakter Pancasila apabila
metode pembelajaran bervariatif atau mampu diimplementasikan di dalam
dimodifikasi dengan metode yang kehidupan berbangsa, bernegara maupun
lainnya, mahasiswa lebih semangat bermasyarakat, maka Indonesia mampu dan
dan lebih fokus di dalam mengikuti siap untuk menghadapi era society 5.0,
perkuliahan atau proses pembelajaran. sehingga mampu berkompetensi.
Kedisiplinan dosen di dalam memulai
pembelajaran sangatlah penting DAFTAR PUSTAKA
khususnya di dalam membangun
karakter kedisiplinan dan tanggung Anggono, Bayu Dwi dan Damaitu, Emanuel
jawab mahasiswa, selain itu apabila di
Raja. (2021) “Penguatan Nilai-Nilai
dalam hati seorang dosen benar-benar Pancasila dalam Pembangunan
serius atau bersungguh-sungguh Nasional Menuju Indonesia Emas.
mengajar, secara psikologis Pancasila: Jurnal Keindonesiaan,
mahasiswa juga akan bersungguh- volume 01, nomor 01, April 2021. pp.
sungguh dalam mengikuti perkuliahan 34-44.
atau proses pembelajaran. Hal tersebut
menunjukkan bahwa peran dosen di Ely Nastity, Faulinda dan Abdu, Aghni
dalam proses pembelajaran khususnya Rizqi Ni’mal. (2020). “Kesiapan
dalam hal membangun karakter Pendidikan Indonesia Menghadapi
mahasiswa sangatlah penting, Era Society 5.0”. Jurnal kajian
khususnya di dalam menghadapi era Teknologi Pendidikan, volume 5,
society 5.0. Suri tauladan seorang nomor 1. April 2020. pp. 61-66.
dosen sangatlah dibutuhkan di dalam
proses pembelajaran, selain itu dosen Miles dan Hubermas. (1992). “Analisis Data
diwajibkan tidak hanya bisa mengajar Kualitatif: Buku Sumber tentang
saja, melainkan juga harus pandai Metode-Metode Baru”, penerjemah
mendidik dan menginspirasi Tjejep Rohendi Rohidi, Jakarta:
mahasiswa. Universitas Indonesia Press.

184
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi

Muchlas, Samani dan Hariyanto. (2012). Saptono. (2012). “Dimensi-Dimensi


“Pendidikan Karakter”. Bandung: Pendidikan Karakter: Wawasan,
PTRema Rosdakarya. Strategi dan Langkah Praktis”.
Jakarta: Erlangga.
Octavia, Eva dan Rabe’I, M. Anwar. (2017).
“Penguatan Pendidikan Karakter Sugiharti, Rahma. (2021). Milenial Rawan
Berbasis Pancasila Untuk Membentuk Terjerumus Radikalisme”. 06 April
Mahasiswa Prodi PPKn Menjadi 2021: https://m.mediaindoneisa.com.
Warga Negara yang Baik dan
Cerdas”. Sosio Horizon: Jurnal Sugiyanto. (2012). “Metode Penelitian
Pendidikan Sosial, volume 4, nomor 1. Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Juni 2017. pp. 111-124. Kualitatif dan R&D”. Bandung:
Alfabeta.
Rahman, Ali. (2016). “Pengaruh Negatif
Era Teknologi Informasi dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012
Komunikasi Pada Remaja (Perspektif tentang Pendidikan Tinggi. Lembaran
Pendidikan Islam)”. Jurnal Studi Negara Republik Indonesia Tahun
Pendidikan, volume XIV, nomor 1. 2012 Nomor 158. Jakarta
Juni 2016. pp. 18-35. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
Saepudin, Epi dan Jatnika, Asep Wawan. tentang Guru dan Dosen. Lembaran
(2019). “Kampanye Negara Republik Indonesia Tahun
Kewarganeagaraan Sebagai Strategi 2005 Nomor 157, tambahan lembaran
Menuju Kebermaknaan Pembelajaran negara Republik Indonesia Nomor
Pendidikan Kewarganegaraan di Era 5494. Jakarta.
Digital”, di Seminar Nasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Reaktualisasi Konsep tentang Sistem Pendidikan nasional.
Kewarganegaraan Indonesia. PPKn Lembaran Negara Republik Indonesia
FIS, Universitas Negeri Medan. pp 63- Tahun 2003 Nomor 4301. Jakarta
71.
Widiatmaka, pipit. (2016). “Kendala
Sapriya. (2012). “Perlunya Reorientasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Ontologi Pendidikan Kewarganegraan membangun Karakter Peserta didik di
dalam Pembangunan Karakter dalam Proses Pembelajaran”. Jurnal
Bangsa, dalam transformasi Empat Civic, volume 13, nomor 2, Desember
Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi 2016. pp. 188-198.
Fenomena Konflik dan Kekerasan:
Peran Pendidikan Winarno. (2019). “Paradigma Baru
Kewarganegaraan”. Bandung: Pendidikan Kewarganegaraan di
Laboratorium Pendidikan Perguruan Tinggi”. Jakarta: Bumi
Kewarganegaraan UPI. Aksara.

185
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185

Anda mungkin juga menyukai