Abstract
This Study aim to reveal civic education is important as mandatory in higher education. type of
research used is qualitative research and uses descriptive methods. Civic education in higher
education in welcoming the Era of Society 5.0 has various and very large challenges, especially
in building student character based on Pancasila values. The Pancasila character must contain
religious values, humanity, nationalism, democracy and justice, so that lecturers before teaching
must be able to have and implement these characters so that learning objectives can be
achieved. The main strategy that must be implemented in learning is to modify learning methods
and models, so that students have interest and enthusiasm to participate in the learning process.
A lecturer in the learning process, especially online, must have professional, pedagogic, social,
and personality competencies in order to build the character of Pancasila.
Abstrak
176
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi
177
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi
mengingat saat ini karakter pemuda dalam menyambut era society 5.0 karena
khususnya mahasiswa mulai tergerus seiring generasi penerus bangsa atau pamuda atau
perkembangan teknologi, yang segala mahasiswa mudah terpengaruh dengan
sesuatu dapat diakses melalui internet atau paham-paham yang bertentangan dengan
secara digital. karakter Pancasila, sehingga hal tersebut
Pada dasarnya, era digital di satu sisi perlu diantisipasi agar pembangunan
dapat memudahkan manusia dalam bekerja karakter Pancasila khususnya di perguruan
dan mengakses suatu pembelajaran atau tinggi dapat berjalan dengan baik dan
pekerjaan. Akan tetapi di sisi lain juga maksimal.
memiliki dampak negatif sehingga hal ini Beberapa fenomena-fenomena tersebut
harus dapat diantisipasi oleh perguruan akan menjadi kendala di dalam
tinggi sebagai benteng pembangunan pembangunan karakter Pancasila dalam
karakter pemuda atau mahasiswa. Rahman rangka menyambut era society 5.0. Untuk
(2016) menjelaskan bahwa ada beberapa mengantisipasi hal tersebut, perguruan
dampak negatif dari teknologi informasi dan tinggi sebagai lembaga formal pembangunan
juga komunikasi di era digital, yaitu a) karakter Pancasila harus memiliki solusi.
minimnya sosialisasi secara fisik antar Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata
sesama, b) banyaknya penipuan dan juga kuliah wajib di perguruan tinggi dan sebagai
kejahatan cyber, c) cyber bullying, d) pengembangan kepribadian atau karakter
banyak berkembangnya konten negatif, e) menjadi solusi tergerusnya karakter
semakin berkembang pencemaran nama baik mahasiswa saat ini, sehingga dalam
atau fitnah, f) banyak yang mengabaikan persiapan dalam menghadapi era society 5.0
tanggung jawab seperti tugas dan pekerjaan, lebih maksimal dan terukur. Karakter
g) prestasi belajar menjadi menuru dan juga Pancasila merupakan salah satu ujung
kemampuan bekerja. tombak untuk mewujudkan tujuan nasional
Di era yang serba digital yang semua yang tercantum di dalam pembukaan
informasi atau berita yang mudah diakses, Undang-Undang Dasar Negara Republik
dapat dimanfaatkan oleh kelompok- Indonesia Tahun 1945 alinea IV. Pendidikan
kelompok radikal yang mengatasnamakan kewarganegaraan dalam membangun
agama untuk mempengaruhi para pengguna karakter berdasarkan Pancasila harus
internet khususnya kalangan remaja atau memiliki strategi agar dalam menyambut era
mahasiswa. Berbagai kajian banyak yang society 5.0 lebih siap dan berkualitas. Di sisi
menunjukkan generasi milenial rentan lain saat ini Indonesia sedang menghadapi
terpapar radikalisme, data Badan Inteljen pandemi COVID-19 yang korbannya sangat
Negara (BIN) menunjukkan kalangan muda banyak, sehingga pembelajarannya jarak
usia 17 hingga 24 tahun rawan menjadi jauh atau online (daring). Pembelajaran
sasaran jaringan teroris yang menyebarkan online (daring) dalam rangka membangun
paham radikalisme melalui sosial media. karakter Pancasila harus mampu
Berdasarkan hasil survey Badan Nasional dimaksimalkan dengan baik sehingga masa
Penanggulangan Terorisme (BNPT) depan bangsa Indonesia semakin dan cerah.
diperkirakan ada sekitar 80 % generasi
milenial yang retan terhadap paham B. Metode Penelitian
radikalisme. Hal tersebut bisa terjadi karena Metode penelitian sangat penting
tidak mengolah berita yang diperoleh dari digunakan di dalam penelitian ini, sehingga
media sosial dan cenderung tidak kritis peneliti menggunakan metode penelitian
terhadap berita yang diperolehnya
tertentu agar mendapatkan hasil yang
(Sugihartati, 6 April 2021: maksimal. Metode penelitian yang
https://m.mediaindonesia.com). Fenomena digunakan di dalam penelitian ini adalah
tersebut menjadi kendala bangsa Indonesia metode deskriptif, dengan jenis penelitian
178
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi
179
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi
180
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi
181
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi
182
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi
tugas dan tanggung jawab yang besar, society 5.0 seorang dosen harus
karena berkaitan dengan moral dan mampu menguasai kompetensi dasar
karakter mahasiswa. Membangun sebagai seorang pendidik, agar di
karakter mahasiswa merupakan dalam menentukan metode
tanggung jawab tugas utama seorang pembelajaran dapat efektif dan efisien.
dosen khususnya dosen pendidikan Kompetensi dasar tersebut tercantum
kewarganegaraan. Implikasi di era di dalam UU Nomor 14 tahun 2005
digital ternyata dapat memengaruhi tentang guru dan dosen, yaitu sebagai
karakter mahasiswa, apabila karakter berikut: a) pedagogik (kemampuan di
mahasiswa mulai tergerus yang jauh dalam mengelola pembelajaran di
dari nilai-nilai Pancasila secara kelas atau ruang), b) kepribadian
otomatis akan memengaruhi kualitas (memiliki kepribadian yang baik
pendidikan di Indonesia. Widiatmaka berdasarkan nilai-nilai Pancasila), c)
(2016) dalam jurnalnya menjelaskan profesional (menguasai materi secara
bahwa dosen sebagai seorang pendidik mendalam) dan d) sosial (memiliki
profesional yang mengampu atau kemampuan bersosialisasi dengan
mengajar mata kuliah pendidikan berbagai pihak, entah itu peserta didik
kewarganegaraan sebagai mata kuliah maupun masyarakat).
wajib di setiap jenjang pendidikan Peran dosen dalam membangun
harus ikut serta bertanggung jawab, karakter bangsa sangatlah penting
apabila kualitas pendidikan menurun khususnya dalam menghadapi era
khususnya di negara Indonesia, society 5.0 sehingga seorang dosen
mengingat mata kuliah tersebut harus mampu berfikir secara kreatif
merupakan pembelajaran yang sangat dan inovatif di dalam proses
penting khususnya untuk memperbaiki pembelajaran daring (online)
karakter pemuda sebagai generasi khususnya di dalam menentukan
penerus bangsa agar masa depan metode pembelajaran. Saepudin dan
bangsa lebih cerah. Jatnika (2019) Strategi yang harus
Dosen pendidikan dilakukan oleh seorang dosen dengan
kewarganegaraan pada dasarnya mendorong mahasiswa untuk
merupakan seorang pendidik yang memanfaatkan secara maksimal
memiliki pengaruh besar di dalam teknologi digital untuk hal-hal yang
proses pembelajaran guna untuk positif. Keberadaan internet bukan
memperbaiki kualitas karakter hanya sebatas sumber referensi dalam
mahasiswa, selain itu juga memiliki memahami materi pembelajaran,
posisi penting di dalam memperbaiki namun juga harus difungsikan untuk
kualitas pendidikan di Indonesia saat membentuk karakter tanggung jawab
ini. Pandemi COVID-19 ternyata mahasiswa dengan memberikan
memiliki implikasi yang besar di informasi kepada pengguna media
dalam membangun karakter sosial yang benar, dan tidak
mahasiswa, mengingat pembelajaran menyebarkan informasi bohong
sulit untuk dilakukan secara tatap (hoax).
muka (luring) dan harus dilakukan Seorang dosen juga harus
secara jarak jauh (daring). Di sisi lain, mampu mendidik mahasiswa agar
hal tersebut juga menjadi kendala pandai dan selektif dalam membaca
dosen dalam menentukan strategi berita atau mampu menganalisis berita
untuk membangun karakter mahasiswa yang diperoleh dengan arif dan
dalam rangka mempersiapkan untuk bijaksana, apakah berita tersebut benar
menghadapi era society 5.0. Pada era atau tidak. Hal tersebut dapat berjalan
183
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi
184
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ujung Tombak Pembangunan Karakter Pancasila di Perguruan Tinggi
185
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 01, No. 02, Oktober 2021, halaman 176-185