Tim Penulis,
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................. vii
A. Rasional Berpikir
Pada sistem pendidikan, investasi yang dilokasikan untuk
pengelolaan terhadap sumber daya manusia adalah item pengeluaran
terbesar karena kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
meliputi banyak komponen, diantaranya merekrut orang-orang yang
layak, menjaga, mengembangkan, dan mengadaptasi mereka sehingga
bisa tetap relevan dengan situasi kerja yang berubah-ubah (Everard,
Morris & Wilson, 2004: 74). Meskipun sebenarnya, banyak yang
berpikir bahwa naruli manusiawi setiap manajer akan dibayangi dengan
“suka atau tidak” terhadap seseorang. Dalam kaitan ini, Everard dkk
sumber daya yang dimaksud adalah individu yang benar-benar
memiliki skill yang dibutuhkan untuk kinerja yang maksimal.
Pandangan di atas mengindikasi bahwa upaya memperoleh
sumber daya yang “mumpuni” bukanlah hal yang mudah. Untuk itu,
agar rekrutmen yang dilakukan tidak menjadi sia-sia, maka proses ini
harus dilakukan dengan benar. Perekrutan dapat memainkan peran
penting dalam membentuk efektivitas dan kinerja organisasi, jika
organisasi kerja dapat memperoleh pekerja yang telah memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang relevan dan mampu
membuat prediksi yang akurat mengenai kemampuan masa depan
mereka.
Feedback
Esteem needs
Safety needs
Gambar 1
Teori Kebutuhaan Abraham Maslow (Kinicki & Robert, 2008)
Tabel 1
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Flippo
Fungsi Manajerial Fungsi Operasional
1. Fungsi perencanaan 1. Fungsi pengadaan
2. Fungsi pengorganisasian 2. Fungsi pengembangan
3. Fungsi pengarahan 3. Fungsi pemberian kompensasi
4. Fungsi pengkoordinasian 4. Fungsi integrasi, dan
5. Fungsi pengontrolan dan 5. Fungsi pemeliharaan
pengawasan
4. Fungsi Pengkoordinasian
Organisasi dalam bentuk apapun esensinya terdiri dari sumber
daya, proses manajemen dan tujuan organisasi (Wragg, Haynes,
Chamberlin, R. & Wragg, 2003: 45). Seluruh sumber daya yang
dimiliki organisasi tersebut dimanfaatkan dalam proses manajemen
Job
design
Job
Training and analisis Safety
development
program
Perfrmace
evaluation
Compensastion
and benefit
Gambar 2
Keterkaitan Job Analyss dengan Fungsi MSDM
(Noe, 2013; Ivancevich, 2005)
Gambar 3
Model Lima Dimensi Kerja yang Mempengaruhi Setiap Karyawan
2. Seleksi (selection)
Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan
setelah proses rekrutmen selesai dilaksanakan. Hal ini berati telah
terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian
dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu
institusi. Proses pemilihan ini yang dinamakan dengan seleksi
(Sheeman., dkk, 2014: 8). Proses seleksi merupakan rangkaian tahapan
khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana yang akan
diterima. Proses tersebut dimulai ketika pelamar melamar kerja dan
diakhiri dengan keputusan penerimaan.
1. Komponen Organisasi
Beberapa komponen organisasional mempengaruhi
karyawan dalam memutuskan apakah bertahan atau meninggalkan
institusi. Institusi yang memiliki budaya dan nilai yang positif dan
berbeda memiliki tingkat retensi karyawan lebih tinggi. Strategi,
peluang dan manajemen organisasional di mana organisasi
memiliki perencanaan masa depan dan tujuan yang ditetapkan
dengan jelas juga berpengaruh terhadap tingginya angka retensi
karyawan. Serta organisasi dengan karyawan yang merasa dikelola
dengan baik dan memiliki kontinuitas dan keamanan kerja yang
tinggi cenderung memiliki angka retensi karyawan yang lebih
tinggi.
3. Penghargaan
Penghargaan nyata yang diterima karyawan berbentuk gaji,
insentif dan tunjangan. Ketiga hal tersebut memang merupakan
alasan untuk bertahan atau keluar dari organisasi, namun bukan
merupakan satu-satunya alasan. Karyawan cenderung bertahan
apabila memperoleh penghargaan yang kompetitif. Penghargaan
yang kompetitif tersebut dapat dilakukan dalam bentuk gaji dan
tunjangan yang kompetitif, penghargaan berdasarkan kinerja,
pengakuan terhadap karyawan serta tunjangan dan bonus spesial.
4. Rancangan Tugas dan Pekerjaan
Faktor mendasar yang mempengaruhi retensi karyawan
adalah sifat dari tugas dan pekerjaan yang dilakukan. Rancangan
tugas dan pekerjaan yang baik harus memperhatikan unsur
tanggung jawab dan otonomi kerja, fleksibilitas kerja karyawan,
kondisi kerja yang baik (faktor fisik dan non-fisik), dan
keseimbangan kerja atau kehidupan karyawan.
5. Hubungan Karyawan
Faktor terakhir yang diketahui mempengaruhi retensi
karyawan didasarkan pada hubungan yang dimiliki para karyawan
dalam organisasi. Hubungan karyawan termasuk perlakuan adil
atau tidak diskriminatif bagi setiap karyawan, dukungan yang
1. Pengembangan Karir
Karir dalam terminologi organisasi seringkali dikaitkan dengan
kemajuan (advanced). Definisi menurut para pakar, bahwa karir
sebagai perjalanan pekerjaan seorang pegawai di dalam organisasi
Nacif (2006:284). Perjalanan ini dimulai sejak seseorang diterima
sebagai pegawai baru dan berakhir pada saat ia tidak bekerja lagi dalam
organisasi tersebut. Sementara Triton (2005: 128) menyimpulkan
definisi karir sebagai kronologi kegiatan-kegiatan dan perilaku-perilaku
yang terkait dengan kerja dan sikap, nilai dan aspirasi-aspirasi
Gambar 5
Jalur dan Tujuan Karir
Menurut Sousa & Voss (2012: 802); Suri, Boozer, Ranis &
Stewart. (2011: 514) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: 1) lingkungan tempat kerja
Tabel 6
Standar Mutu, Kriteria, dan Indikator Profesionalisme Dosen
A. Rasionalisasi Model
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) diartikan sebagai
rangkaian kegiatan mengelola manusia, mulai dari tahapan merekrut
hingga mengevaluasi agar SDM dapat memberikan manfaat demi
mencapai kesuksesan organisasi (Cobanoglu, & Sarkaya, 2018: 833;
Kwasi, 2014; Islam, 2016; Odionye, 2014). Akan tetapi, penerapan
konsep MSDM pada setiap organisasi akan menghasilkan tingkat
keberhasilan yang berbeda (Arabpoor, 2015). Al-Ghamdi (2009) dalam
penelitiannya tentang kekuatan dan kelemahan fungsi manajemen
sumber daya manusia, serta faktor utama yang menghambat fungsi
manajemen sumber daya manusia mengungkapkan bahwa hambatan
tinggi yang dihadapi MSDM yaitu rentang organisasi yang terlalu
panjang. Bawahan tidak memiliki kuasa untuk mengambil keputusan
karena jalur birokrasi yang besar dan bertingkat. Tentunya, jika jalur
birokrasi tersebut dipotong/dipangkas, maka akan menjadi suatu jalan
keluar yang tepat.
Selain sistem prosedur yang berlapis, eksekusi juga dapat
dihambat oleh berbagai proses yang tidak adil dan metriks (pengukuran
aktivitas) yang rumit. Mungkin orang yang bekerja lebih keras kurang
dihargai. Sementara yang tidak terlibat langsung malahan mendapat
penghargaan. Meskipun hanya berupa kata pujian, pengakuan terhadap
siapa yang turut bekerja mendatangkan sukses perlu dilakukan.
Hassouna (2007) menyebutkan tantangan implementasi konsep
Manajemen Sumber Daya Manusia diantaranya adalah perubahan
1. Pengadaan SDM
a. Perencanaan SDM
Jackson dan Schuler (1990) mendefinisikan perencanaan
SDM (Human Resource Planning) yaitu proses langkah awal
manajemen menetapkan arah organisasi ke mana seharusnya
bergerak. Oleh karena itu, perencanaan SDM seharusnya
merupakan proses linier; menggunakan data dan proses masa lalu
(shortterm) sebagai pedoman perencanaan di masa depan (long-
term). Manajemen harus berusaha untuk mendapatkan orang yang
tepat, dalam jumlah yang tepat, ditempatkan pada tempat yang
tepat dan pada saat yang tepat. Manajemen juga harus berusaha
untuk melakukan hal-hal yang menghasilkan kepuasan maksimum
jangka panjang baik bagi organisasi maupun individu.
Proses dari uraian di atas secara sederhana dapat di lihat dalam gambar
di bawah ini:
Implementasi program;
Program aksi Metode pendekatan penarikan, seleksi,
atau sistem yang penempataan, pelatihan
digunakan dan pengembangan
Gambar 12
Model Perencanaan SDM (Safarudin Alwi, 2001)
2. Retensi SDM
a. Employer Branding
Lloyd (2002) mendefinisikan employer branding
didefinisikan sebagai usaha maksimal dari organisasi (pemimpin)
untuk meyakinkan kepada semua pegawainya, baik pegawai yang
sudah ada maupun calon pegawai bahwa perusahaan mereka
adalah tempat yang layak dan diinginkan oleh orang banyak untuk
bekerja. Employer Branding bisa juga diartikan sebagai keunikan,
identitas dan nilai yang dibangun oleh organisasi yang
membedakan mereka dari kompetitornya (Ferizal, 2016).
Gambar 13
Kerangka Konseptual employer branding
b. Kebijakan organisasi
Untuk memelihara turnover, Allen (2008) menyebutkan
bahwa kebijakan organisasi menjadi salah satu faktor yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan strategi retensi. Menurut
Allen, analisis turnover yang efektif yaitu memeriksa tiga
pertanyaan: (1) Berapa banyak orang yang pergi (turnover rate)?
(2) Siapa yang pergi? (3) Berapa biaya dan manfaat dari turnover
organisasi saat ini? Kebijakan organisasi meliputi segala usaha
yang bisa memberikan tawaran menarik bagi para pekerja untuk
tetap tinggal dan bekerja, seperti: penghargaan dan pengakuan,
kompensasi, kualitas lingkungan kerja, tugas yang menantang, dan
program pengembangan diri (Herbert dan Timothy, 2006).
e) Pengembangan Diri
Pengembangan diri pegawai berarti mengembangkan
kemampuan seorang pegawai dan muaranya adalah organisasi
akan lebih berkembang dan kinerja karyawan akan meningkat
(Elena, 2000). Oleh karena itu, ada hubungan langsung antara
pengembangan diri karyawan dan kinerja mereka. Ketika
karyawan berkembang, mereka akan lebih puas dengan
pekerjaan, lebih berkomitmen dengan pekerjaan dan kinerja
akan meningkat. Ketika kinerja karyawan akan meningkat, ini
akan mengarah pada efektivitas organisasi (Champathes,
2006).
C. Pengujian Model
Pengujian model dilakukan untuk melihat persentase
“kelayakan” model retensi pegawai atau karyawan. Sebagaimana
Rangkuman Pengujian Model Menggunakan Survey Online Google
Form, tabel rangkuman tersebut memuat 2 (dua) informasi utama.
Informasi pertama yaitu jenis partisipan yang terdiri dari: dosen, guru,
pegawai atau karyawan. Semua partisipan dalam survey ini merupakan
pekerja (tetap dan honor) di institusi swasta dan negeri (Bukan Pegawai
Negeri Sipil). Sedangkan informasi kedua adalah persentase dari
masing-masing aspek model. Adapun aspek-aspek dalam model
tersebut terdiri dari 4 (empat) aspek, yaitu: 1) perencanaan SDM, 2)
proporsi nilai, 3) Employer branding, dan 4) kebijakan organisasi.
Aspek perencanaan SDM meliputi indikator: desain
perencanaan, proyeksi kebutuhan, identifikasi jumlah pegawai, analisa
keseimbangan, dan program aksi. Proporsi nilai meliputi kompleksitas
dari nilai personal dan kultur organisasi. Aspek employer branding
harus dikembangkan dengan upaya-upaya yang jelas dan terukur. Lebih
dari itu, upaya-upaya tersebut harus dilakukan secara berkelanjutan.
Sedangkan aspek kebijakan organisasi meliputi; pengakuan dan respek,
lingkungan kerja yang kondusif, kompensasi yang mensejahterakan,
fleksibilitas waktu, tugas yang menantang, serta program
pengembangan diri. Selanjutnya, penulis menghadirkan chart
Gambar 14
Respon Survey Aspek Perencanaan SDM
Gambar 15
Respon Survey Aspek Proporsi Nilai
Gambar 16
Respon Survey Aspek Employer Branding
Sumber Buku:
Abo Alnaser, Medhat. (2009). "Human resource Development".
International Rawabed for Publishing and Distributers: Cairo.
Albaqami, Adi. (2016). Determinants of Turnover Intention Among
Faculty Members in Saudi Public Universities. The business
school for the degree of. Doctor of philosophy, University of
Salford.
Allen, G. David. (2008). Retaining Talent: A Guide to Analyzing and
Managing Employee Turnover. SHRM Foundation: Printed in
the United States of America.
Al-Ghamdi, Ayed bin Said. (2009). The Level of Effectiveness of
Human Resource Management in the Ministry of Higher
Education in Saudi Arabia as Perceived by Administrative
Leaders. Doctoral dissertation. College of Education. Yarmouk
University, Jordan.
Amstrong, Michael. (2009). Amstrong’s Handbook of Human Resource
Management Practice 11th edition. Unitied kingdom: Kogan
Page.
Ballantyne, I. (2009). Recruiting and selecting staff in organizations, in
S. Gilmore and Williams, S. (eds) Human Resource
Management. Oxford: Oxford University Press.
Baron, Robert A., & Greenberg, Jerald. (2008). Behavior in
organizations – 9th edition. Pearson Education Inc., New
Jersey: p.248.
Becker, S. Gary. (1993). Human Capital: A Theoretical and Empirical
Analysis, with Special Reference to Education (Third Edition).
Chicago and London: The University of Chicago Press.
Sumber Jurnal:
Aasen, P. & Stensaker, B. (2007). Balancing trust and technocracy?
Leadership training in Higher education. International Journal
of Educational Management, 21 (5), 371-83.
Alfred A. Knopf. Shore, L. M., Tetrick, L. E., Taylor, M. S., Coyle
Shapiro, J. A.-M., Liden, R. C., McLean Parks, J., Morrison, E.
W., Porter, L. W., Robinson, S. L., Roehling, M. V., Rousseau,