DESAIN INTERIOR
KANTOR
Penyusun
Fenesa Kirani
06 /01
PENDAHULUAN
/02
10 KANTOR
Dasar Hukum | Definisi
/03
14 SAINS
Selubung Bangunan Kantor
/04
30 KONSEP
Desain Interior Kantor
/05
STANDAR
44 Kebutuhan Ruang | Warna dan Material |
Furnitur | Teknologi
74
/06
DESAIN
DAFTAR ISI.
126
/07
PENUTUP
4 5
Ruang kantor merupakan faktor yang sangat penting di dalam
suatu organisasi karena efektivitasnya dalam meningkatkan kinerja dan
mendukung tercapainya tujuan organisasi.
6 7
KANTOR.
DASAR HUKUM KANTOR
Kantor (serapan dari bahasa Belanda kantoor, yang diturunkan dari bahasa
Prancis comptoir) adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk perni-
agaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa
Undang-Undang No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Kantor
dibagi menjadi dua jenis; kantor yang terbesar dan terpenting biasanya dijad-
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun Tentang Peraturan Pelaksanaan ikan kantor pusat, sedangkan kantor-kantor lainnya dinamakan kantor
2005 Bangunan Gedung cabang/balai.
RUANG KANTOR
Peraturan Menteri No. 29 Tahun Tentang Pedoman Teknis Ruangan Kerja (Work Spaces)
2006 Bangunan Gedung
Ruangan kerja dalam suatu kantor biasanya digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan kantor yang lazim, seperti membaca, menulis dan pekerjaan dengan
Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2015 Tentang Bangunan Hijau komputer.
Peraturan Presiden No. 73 Tahun Tentang Pembangunan Bangunan Ruangan Pertemuan (Meeting Spaces)
2011 Gedung Negara
Ruangan pertemuan dalam sebuah kantor biasanya digunakan untuk proses
interaktif, dapat berupa percakapan singkat atau pertukaran pendapat secara
SK Menteri Kesehatan No. HK.01.07 Tentang Panduan Pencegahan dan intensif.
/Menkes/328/2020 Pengendalian Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) di Tempat Kerja
Perkantoran
SK Menteri Energi dan Sumber Daya Pelaksanaan Konservasi Energi di Ruang diskusi Ruang rapat Ruang pertemuan
Ruang arsip Ruang gudang Ruang printer & Ruang istirahat Ruang tunggu Ruang sirkulasi
fotokopi
10 11
SAINS.
Bangunan
SELUBUNG BANGUNAN KANTOR
Selubung bangunan terdiri dari komponen tak tembus cahaya (misalnya dind-
ing) dan sistem fenestrasi atau komponen tembus cahaya (misalnya jendela)
yang memisahkan interior bangunan dari lingkungan luar. Selubung bangu-
nan memberikan perlindungan terhadap pengaruh lingkungan luar yang tidak
dikehendaki seperti panas, radiasi, angin, hujan, kebisingan, dan polusi udara.
Selubung bangunan memiliki peran penting dalam mengurangi konsumsi Luas jendela Material kaca
energi untuk pendinginan dan pencahayaan. Pada bangunan gedung berting-
kat menengah dan tinggi, luas dinding jauh lebih besar daripada luas atap.
Oleh karena itu, perancangan selubung bangunan vertikal, terutama jendela,
harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari masuknya panas ke dalam
bangunan secara belebihan. Untuk bangunan bertingkat rendah di mana atap
menjadi bagian yang lebih luas daripada dinding, panas yang masuk dari atap
mungkin menjadi faktor penentu beban pendinginan secara keseluruhan.
Selain itu, jendela dan skylight akan menentukan besarnya cahaya yang dapat
masuk ke dalam bangunan. Dengan mengoptimalkan desain komponen Peneduh eksternal Reflektor cahaya
tembus cahaya, konsumsi energi untuk pencahayaan buatan dapat dikurangi
secara signifikan dengan tetap menghindari masuknya panas yang berlebihan
ke dalam bangunan.
T
U
B S
Atap Infiltrasi
Perpindahan Panas Bentuk dan orientasi bangunan
14 15
1. Perpindahan panas
12 Siang
12 Siang
Dalam bangunan yang didominasi beban pendinginan eksternal, konsumsi
energi untuk sistem HVAC terutama ditentukan oleh perpindahan panas
melalui komponen selubung bangunan termasuk: 8 Pagi
T
• Perpindahan panas melalui jendela, U
• Perpindahan panas melalui dinding, 4 Sore
• Perpindahan panas melalui atap,
• Laju infiltrasi dan eksfiltrasi melalui retak-retak, jendela dan bukaan pintu.
ret
Ma
21
r
be
B sem S
De
21
Radiasi
Langsung Radiasi Gelombang Panjang
Matahari Konveksi
3. Luas jendela
Transmisi Panas
melalui jendela
40x - 130x Proporsi luas jendela memiliki pengaruh sangat besar terhadap beban pendin-
Radiasi Gelombang Pendek ginan karena menentukan total perolehan panas yang masuk kedalam bangu-
Transmisi Panas
nan. Hal ini dikarenakan jendela kaca dapat memasukkan panas kedalam
Konduksi
melalui dinding bata bangunan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dinding masif. Oleh karena
1x
itu rasio luas jendela terhadap dinding (WWR) yang lebih tinggi biasanya
menyebabkan beban pendinginan lebih tinggi. Beberapa standar global telah
menetapkan nilai WWR yang optimal berada pada kisaran 25% hingga 50%.
Komponen perpindahan panas melalui selubung bangunan
16 17
4. Material kaca
Karateristik transmisi termal material kaca diukur dari Nilai-U, untuk konduksi, Keefektifan perangkat peneduh horisontal tidak ditentukan oleh bentuk
dan Koefisien Perolehan Panas Matahari (Solar Heat Gain Coeefficient - SHGC) peneduh tersebut, tetapi oleh sudut banyangan vertikal (Vertical Shadow
atau Koefisien Peneduh (Shading Coefficient - SC) untuk radiasi. Angle - VSA).
Nilai U, Transmisi cahaya dan nilai SHGC dari tipikal material kaca yang tersedia secara local di Indonesia
Material kaca dengan kinerja lebih baik dengan nilai SHGC rendah yang dapat
mencapai 0,2 tersedia secara global. Namun, saat ini aplikasi tersebut masih
sangat terbatas karena tingginya biaya. Sebagai alternatif, lapisan tambahan
(offline coatings) yang dapat diaplikasikan oleh industri lokal juga tersedia.
Lapisan tambahan yang secara relatif tidak mahal ini dapat menurunkan nilai
SHGC hingga mencapai 0,2. VSA
5. Peneduh eksternal
Overhang Horizontal Tunggal Overhang Pergola Overhang Horizontal Ganda
Peneduh eksternal lebih efektif dalam mengurangi perolehan panas matahari
dibandingkan dengan peneduh internal karena dapat menghalangi radiasi
matahari sebelum mencapai selubung bangunan. Peneduh eksternal perlu
dirancang secara hati-hati agar tidak hanya untuk mengurangi beban pendin-
ginan tetapi juga untuk menciptakan arsitektur yang estetis, dengan tetap
memperhitungkan kinerja pencahayaan alami. Geometri perangkat peneduh
harus dirancang sesuai dengan jalur pergerakan matahari, yang meyebabkan
rancangan bentuk dan ukuran yang berbeda untuk orientasi yang berbeda.
Secara umum, perangkat peneduh horisontal lebih sesuai untuk jendela
dengan orientasi selatan dan utara di mana sudut datang sinar matahari relatif
tinggi. Sirip vertikal dapat efektif menghalau radiasi matahari dengan sudut
datang rendah pada jendela yang berorientasi ke arah timur dan barat. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat, diagram jalur matahari (sun path
diagram) sebaiknya digunakan untuk pengembangan rancangan perangkat
peneduh.
18 19
Pengurangan transmisi panas dengan peneduh horizontal.
U U U
38,58
36,51
33,78
32,14
51,53
48,22
B T B T B T
S S S
HSA HSA
Tanpa peneduh, total transmisi Peneduh 60cm, total transmisi Peneduh 90cm, total transmisi
panas = 41,33 W/m² panas = 30,13 W/m² panas = 26,50 W/m²
20 21
6m 6m 6m
secara lebih merata dan lebih dalam dengan memantulkan cahaya dari
Peneduh internal pada umumnya bisa diatur sepenuhnya untuk memenuhi
langit-langit ruangan. Langit langit dekat jendela yang lebih terang juga
kebutuhan individual dari penghuni dan tersedia dengan berbagai desain dan
bisa mengurangi sensasi silau karena berkurangnya kontras antara permu-
warna sehingga dapat dipadupadankan dengan rancangan elemen interior
kaan interior (langitlangit) dan lingkungan luar.
lainnya. Dari segi desain, peneduh internal dapat dibedakan sebagai peneduh
rol (roller shades), tirai horisontal (horizontal blinds), tirai vertikal (vertical
7. Peneduh Internal blinds) dan gorden. Di antara semua itu, tirai horisontal memiliki kinerja yang
Peneduh internal (tirai, gorden) menahan radiasi matahari setelah melewati lebih baik dengan memantulkan cahaya matahari ke langit-langit untuk
jendela kaca dan mencegah terjadinya radiasi matahari yang langsung meningkatkan kinerja pencahayaan alami ke bagian interior yang letaknya
mengenai penghuni dan bagian interior yang lebih dalam. Namun, jauh dari jendela.
peneduh internal tidak seefektif peneduh eksternal dalam mengurangi
beban pendinginan. Hal ini disebabkan radiasi panas tersebut sudah terlan- 8. Dinding
jur masuk ke dalam ruangan melalui kaca jendela serta diradiasikan dan
Konstruksi bata dari tanah liat atau blok beton aerasi (Autoclaved Aerated
dikonveksikan di dalam ruang, yang akhirnya menjadi beban pendinginan
Concrete - AAC) dengan plester di kedua sisi adalah aplikasi yang umum diter-
bagi sistem HVAC. Warna terang dari peneduh internal dengan lapisan
apkan untuk konstruksi dinding di Indonesia. Ini banyak digunakan, terutama
reflektif lebih efektif daripada warna gelap karena lebih banyak panas
untuk bangunan bertingkat rendah, karena harga konstruksi yang relatif
dipantulkan kembali keluar melalui kaca jendela.
murah. Belakangan ini, panel beton pracetak (precast) juga banyak digunakan
untuk menggantikan konstruksi bata, terutama untuk bangunan tinggi. Dalam
hal perpindahan panas, penggunaan dinding bata atau panel beton umumnya
sudah cukup karena perbedaan suhu luar ruangan— dalam ruangan yang
relatif kecil. Oleh karena itu, menambahkan lapisan insulasi pada dinding bata
untuk menahan panas menjadi tidak efektif dari sisi biaya.
22 23
Sebagai alternatif, “atap hijau” (green roof ) bisa diterapkan untuk mengurangi
transmisi panas melalui atap. Meskipun Nilai-U atap hijau sulit untuk ditentu-
Konstruksi selubung bangunan lain yang umum diterapkan adalah dinding kan, atap hijau tetap memiliki sifat termal yang sangat baik karena lapisan
tirai (curtain wall) dengan panel kaca dan panel masif yang ringan (misalnya konstruksinya yang tebal. Nilai-U atap hijau sangat bervariasi tergantung pada
panel komposit aluminium). Dari sisi karakteristik termalnya, dinding tirai lapisan konstruksi, kadar air dan jenis tanaman. Atap hijau juga mengurangi
sangat rentan terhadap perpindahan panas dan oleh karena itu penambahan fenomena urban heat island karena sebagian besar radiasi matahari yang jatuh
lapisan insulasi sangat penting untuk meningkatkan kinerja termal selubung ke atap akan diserap oleh tanaman untuk penguapan dan transpirasi.
bangunan tersebut.
Permukaan bagian dalam dari kaca dapat mencapai suhu jauh lebih tinggi Metal Profield
dibandingkan dengan suhu permukaan dinding bata. Oleh karena itu, meski- Earthwool
pun suhu udara pada sebuah ruangan berada dalam zona nyaman (misalnya Lapisan Vapour
25° C), suhu operatif yang dihasilkan bisa lebih tinggi (misalnya 28° C) jika Metal Profield
selubung bangunan didominasi jendela kaca.
9. Atap
Atap logam dengan lapisan insulasi
Pada bangunan berlantai tunggal atau rendah dengan bidang atap yang luas,
atap dapat menjadi sumber utama perolehan panas sebuah bangunan. Untuk Secara umum kinerja termal bahan bangunan dinyatakan dalam Nilai-U.
meminimalkan kenaikan panas melalui atap, bahan dengan reflektifitas dan Nilai-U (atau Faktor-U) adalah koefisien perpindahan panas keseluruhan yang
emisivitas tinggi harus dipilih. Karena bahan atap biasanya memiliki Nilai-U menggambarkan seberapa baik suatu bahan bangunan bahan dapat menah-
tinggi (transmisi panas tinggi), penambahan lapisan insulasi dapat menguran- an panas. Nilai-U mengukur laju perpindahan panas melalui elemen bahan
gi beban pendinginan secara signifikan. Memiliki atap dengan reflektifitas dan bangunan dalam luas tertentu, di bawah kondisi standar. Semakin kecil Nilai-U,
emisivitas tinggi juga akan mengurangi fenomena urban heat island. semakin baik bahan bangunan tersebut mengurangi transmisi panas.
24 25
Menambahkan 40 mm lapisan insulasi di bawah atap beton mengurangi
transmisi panas secara signifikan dari 23,58 W/m2 menjadi hanya 4,10
W/m2. Lapisan insulasi memiliki efek jauh lebih besar untuk lembaran atap
logam, di mana transmisi panas berkurang dari 88,75 W/m2 menjadi 13,94
W/m2. Demikian pula, penambahan lapisan insulasi pada konstruksi dind-
ing tirai pada panel komposit Aluminium dengan panel gipsum, akan men-
gurangi transmisi panas lebih dari 50%.
Atap Logam
Atap logam
10. Infiltrasi
Infiltrasi adalah bocornya udara eksternal ke dalam gedung secara tidak
disengaja. Hal ini bisa terjadi melalui retak-retak yang terjadi pada dinding,
atap, atau pintu dan jendela. Hal ini juga bisa terjadi melalui pintu dan
jendela luar yang dibiarkan terbuka. Kebocoran udara ini dapat diperburuk
oleh angin, tekanan udara negatif dari bangunan dll. Jika interior bangu-
nan bertekanan positif, udara interior bisa mulai bocor keluar. Hal ini dike-
nal sebagai eksfiltrasi. Infiltrasi dan eksfiltrasi tidak hanya terjadi melalui
selubung bangunan yang memisahkan ruang dalam dan ruang luar, tetapi
juga antara ruangan ber-AC dan ruangan tidak ber-AC (misalnya tangga) di
dalam gedung. Di Indonesia, pelaksanaan konstruksi belum memperhati-
kan “kerapatan” selubung bagunan untuk menghindari kebocoran udara.
Oleh karena itu, selain memastikan semua keretakan dapat tertutup rapat,
penghuni bangunan juga harus dilatih untuk menutup semua jendela dan
pintu luar jika tidak digunakan.
26 27
KONSEP.
Desain
1. Konsep Terbuka (Open Concept)
Pemilihan dan penggunaan partisi yang tidak masif agar ruangan tidak
terkesan sempit dan cahaya matahari dapat terdistribusikan hingga
setiap sudut ruang.
Mengusung budaya kerja koalisi kasual, posisi antar meja kerja dibuat
paralel dengan tambahan jarak dan partisi yang tidak menghalangi
pandangan untuk meminimalisir suara berisik namun tetap menjaga
privasi dan fokus saat bekerja.
BERORIENTASI PELAYANAN
mplinteriors.com
AKUNTABEL
30 31
2. Konsep Warna Terang
Warna merupakan spektrum yang terdapat di dalam cahaya. Hal ini menun-
jukkan bahwa identitas suatu warna ditentukan oleh Panjang gelombang
cahaya tersebut yang dapat memberikan pengaruh pada makhluk hidup.
KOMPETEN
Psikologi terkait warna banyak diterapkan dalam desain interior. Pemilihan
warna yang salah pada ruangan dapat menimbulkan perasaan tidak
nyaman, atau membawa dampak buruk bagi kondisi psikologis.
32 33
3. Konsep Biofilik
Penerapan desain biofilik bukan hanya sebatas membuat sebuah bangu-
nan atau ruang menjadi “hijau” dengan hanya memberi konsep tanaman
di bangunannya. Konsep ini meminimalisir dampak negatif kehidupan
perkotaan dalam skala mikro lokal agar manusia dapat meningkatkan
kenyamanan dan kesehatan. Desain biofilik memfasilitasi interaksi timbal
balik antara manusia dengan alam dan sistem kehidupan. Tujuan desain
HARMONIS
biofilik antara lain menciptakan ruang restoratif dan dapat memulihkan
fisik dan psikologis manusia, menyehatkan sistem syaraf dan menampil-
kan daya hidup yang estetik.
officesnapshots.com google.com
34 35
4. Konsep Ramah Lingkungan
LOYAL
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemborosan terhadap sumber
daya di bumi adalah dengan mengadopsi penggunaan material sintetis yang
terbuat dari limbah daur ulang atau dapat diperbaharui setelah tidak digu-
nakan lagi. Merancang interior bangunan yang tahan lama dan timeless dapat
mengurangi kemungkinan perubahan atau renovasi besar-besaran tiap tahun-
nya. Cara terbaik untuk merancang interior yang tahan lama dan timeless
adalah dengan memprioritaskan kualitas di atas kuantitas dan kesederhanaan
namun fungsional daripada kemewahan.
Tepat guna lahan Efisiensi Energi Konservasi Air Sumber dan Kenyamanan Manajemen
Siklus Material dan Lingkungan
Kesehatan
pngtree.com
36 37
Rancangan desain interior yang adaptif memiliki fleksibilitas dalam penata-
an ruang sehingga bisa diimplementasikan pada bangunan lama maupun
baru. Adaptive reuse merupakan suatu proses renovasi atau penggunaan
kembali struktur-struktur sebelumnya yang telah ada, tetapi disesuaikan
dengan fungsi penggunaan yang baru.
5. Konsep Modular
Bentuk ruangan tidak mengikat karena perancangan diatur berdasarkan
zona aktivitas dengan standar dimensi sebagai panduan ideal.
Aktivitas kerja era milenial yang dinamis menuntut adanya berbagai kegia-
tan kerja yang beragam baik yang dilakukan secara individu maupun kola-
borasi, sehingga secara teknis, ruang akan dibagi berdasarkan posisi furnitur
sesuai aktivitasnya masing-masing (form follow function).
*Pandemi Covid-19
Desain meja kerja, kursi, dan furnitur lainnya di lingkungan ruang kerja akan
selalu berubah mengikuti kebutuhan pengguna akibat perubahan kontem-
porer yang konstan terjadi.
Terlepas telah usainya masa pandemi, pekerja kantoran akan lebih memilih
mengurangi interaksi langsung dengan individu lainnya. Penataan furnitur
yang awalnya berdekatan untuk memudahkan koordinasi telah berubah
dengan adanya penyesuaian jarak dan pembatas agar mengurangi dampak
penyebaran virus. Pembatasan jumlah pegawai yang hadir di kantor akan
berimbas pada pengurangan jumlah meja dan kursi kedepannya jika
memang dirasakan lebih efektif bagi masing-masing unit organisasi.
ADAPTIF architizer.com
38 39
6. Konsep Minimalis
Sinato.jp officesnapshots.com
KOLABORATIF
Desain minimalis wajib mengusung poin yang sederhana dan efisien. Volume
ruang menitikberatkan pada kejelasan dan simplisitas antara desain dengan
fungsionalitas yang jelas. Karakter wajib desain minimalis meliputi bentuk dan
garis yang simpel, dinding interior yang minimal, lantai yang terbuka, sederha-
na, dan punya akses pencahayaan yang sesuai dan mencukupi.
Untuk menjaga produktivitas pegawai, adanya ruang bersantai dan refleksi diri
merupakan hal penting. Pola kerja dari pagi hingga petang yang tidak diselingi
dengan istirahat akan berdampak pada tingkat stress dan kebahagiaan.
Proses kerja yang bersifat kolaboratif menjadi aktivitas paling vital. Dengan
meningkatnya kolaborasi, maka koordinasi, penentuan keputusan dan ide
terkait inovasi baru akan menjadi lebih intensif.
Fitur partisi pada ruang kolaborasi atau ruang kerja dapat digunakan sebagai
fungsi lain yaitu sebagai sumber informasi atau berinteraksi. workdesign.com
40 41
STANDAR.
Desain
KEBUTUHAN RUANG
Standar Luas Bangunan Gedung Kantor
1. Ruang Kantor 3. Sirkulasi
Keterangan :
1. Standar luas ruang tersebut diatas merupakan acuan dasar yang dapat disesuaikan
berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan.
2. Luas ruang kerja untuk satuan kerja dan jabatan fungsional dihitung tersendiri
sesuai dengan kebutuhan di luar standar luas tersebut diatas.
3. Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atau ruang
pelayanan masyarakat, kebutuhannya dihitung tersendiri di luar standar luas tersebut
diatas.
*R.Staff pada setiap jabatan diperhitungkan berdasar jumlah personel @2.2 – 3 m² / Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Kantor
personel, sesuai dengan tingkat jabatan dan kebutuhan dari masing-masing K/L.
1. Menyediakan ruangan observasi dengan gejala
2. Menjaga kualitas udara tempat kerja
3. Melakukan rekayasa engineering seperti pemasangan sekat pembatas
2. Ruang Penunjang 4. Ada skrining pengukuran suhu tubuh
5. Pada tangga terdapat lajur naik dan turun
6. Pengaturan tempat duduk berjarak 1 M
1-2 m 1-2 m
Keterangan :
Menjaga Jarak
1. Untuk ruang kantor/ruang penunjang Gubernur disetarakan dengan ruang 1M
kantor/ruang penunjang Menteri.
2. Untuk ruang kantor/ruang penunjang Walikota/Bupati disetarakan dengan ruang
kantor/ruang penunjang Eselon I A.
3. Untuk ruang kantor/ruang penunjang anggota DPRD disetarakan dengan ruang
kantor/ ruang penunjang Eselon II A.
44 45
STANDAR WARNA DAN MATERIAL
Dinding Ceiling
Finishing Cat (Water Based | Duco) Finishing Cat (Gypsum wr)
PANTONE PANTONE PANTONE PANTONE PANTONE Light Grey Matt Grey Matt Castello Matt
Cool Gray 2U Warm Gray 3U 20-0025 TPM 14-1012 TCX 14-1118 TCX Ex.Roman/ Ex.Roman/ Ex.Roman/
Buffed Beige Gilded Beige Beige setara setara setara
46 47
Kaca
Tempered/laminated Glass 6-10 mm Microfiber
48 49
STANDAR FURNITUR
Meja Kerja
Sistem meja modular untuk kantor dapat menciptakan banyak konfigurasi 450 cm
bentuk yang berbeda. Solusi [dan dari] bentuk 'L' dan 'H' dapat menyesuaikan
fungsional meja kerja. Untuk mengakomodasi kantor dengan berbagai ukuran
mulai dari kantor sederhana hingga gedung perusahaan yang lebih besar, 60 cm
Untuk menyatukan satu meja ke meja lain, balok logam penopang dapat
dilepas dan dipasang kembali. Karena semua modul berbentuk segi empat, 120 cm
meja dapat dirangkai dan dihubungkan pada setiap sisinya. Pada setiap meja
juga terdapat lubang untuk jalur kabel sehingga dapat menyesuaikan pada 60 cm
posisi stop kontak terdekat. Ukuran modul meja yaitu mulai dari 60x60 cm
hingga 180x60cm. 180 cm
120 cm
150 cm
120 cm
60 cm
240 cm
90 cm
60 cm
300 cm
60 cm
90 cm
50 51
Referensi Desain
Kursi Kerja
Dimensi Dimensi
Tinggi sandaran : 520 mm Tinggi sandaran : 650 mm
Panjang : 460 mm Panjang : 460 mm
Lebar : 460 mm Lebar : 460 mm
Tinggi dudukan : 440-520 mm Tinggi dudukan : 420-520 mm
Material Material
Sandaran : Breathable Black Mesh Sandaran : Synthetic Leather
Dudukan : Black Nylon Dudukan : Synthetic Leather
Fitur Fitur
- Comfortable ergonomic - Comfortable ergonomic with 3 position lock
- Fire retardant - Fire retardant
- Anti-bacterial - Anti-bacterial
- Adjustable arm, seat, and lumbar support - Adjustable arm, seat, lumbar support and tilt tension
52 53
Referensi Desain
Meja Diskusi
Eselon 1 & 2
Dimensi
Material
4 mm steel Powdercoated/duco
finish
Meja Tamu
Dimensi
Material
Plywood/Solid Timber with HPL
Dimensi Finish/Powder Coated Finish
Tinggi sandaran : 650 mm
Panjang : 500 mm Fitur
Lebar : 480 mm Edge profile shark-nose
Tinggi dudukan : 420-520 mm Steel/Solid Timber legs crossbars
Material
Sandaran : Synthetic Leather
Dudukan : Synthetic Leather
Fitur
- Synchron mechanism with 3 position lock
- Fire retardant
- Anti-bacterial
- Adjustable arms
- Adjustable seat height, back angle and depth
- Adjustable active lumbar
- Coat rack to back of chair
54 55
Referensi Desain Referensi Desain
Kursi Sofa 1 Seater
56 57
58 59
Referensi Desain
Sofa 2-3 Seater
60 61
Referensi Desain
Modular Sofa / Soft Seating
62 63
Referensi Desain
Nakas dan Lemari
Dimensi
Tinggi : 580 mm
Panjang : 390 mm
Lebar : 520 mm
Fitur
Pen tray to top drawer
2 box drawer, 1 file drawer
Material
Powder Coated Finishes
Material
HPL/Laminates
Fitur
18 mm board
Adjustable shelves
64 65
Referensi
Tanaman Indoor
200 cm
40 cm
Ficus Benjamina Ficus Areca Dracaena Ficus Philodendron Monstera Sansevieria Zamioculcas Chrysanthemum Skrzydłokwiat Bluszcz
Robusta Palm Marginata Lyrata Birkin
66 67
TEKNOLOGI
Printing
Ex. Mesin Canon IR 3045/setara
Mencetak dokumen menggunakan mesin fotokopi memiliki berbagai Konfigurasikan IP Address Pada Mesin Fotocopy
keunggulan dibandingkan dengan menggunakan printer karena mampu Tahap kedua adalah melakukan konfigurasi IP Address di mesin fotocopy
mencetak dan menggandakan dalam ukuran yang beragam. Selain itu dapat melalui TCP/IP setting.
pula menghemat tempat dan penggunaan listrik karena tidak perlu menem-
patkan printer pada meja kerja lagi, sehingga meja dapat digunakan secara 1. Tekan tombol dengan ikon bintang “*”(Additional Functions)
maksimal. 2. Pilih menu System Setting
3. Pilih opsi Network Setting
Perangkat yang diperlukan : 4. Lanjutkan dengan klik pilihan TCP/IP Setting.
1. Mesin fotokopi Jika langkah ini sudah berhasil, selanjutnya mengisi setting seperti berikut:
2. Komputer/laptop yang sudah terintegrasi dengan LAN.
3. Kabel LAN type cross jika menghubungkan mesin fotokopi dengan kom- 1. IP address mesin: 192.168.1.5
puter/laptop, atau type straight jika menggunakan modem. 2. Subnet Mask: 255.255.255.0
4. Driver mesin fotokopi yang bisa memastikan bahwa fitur print bisa diakses 3. Gateway Address: 192.168.1.1
di komputer/laptop. 4. Tekan Done beberapa kali sampai tampilan menu awalnya Ready to Copy.
5. Kemudian, tekan tombol On/Off di panel. Tunggu beberapa saat, lalu mati-
Jika ke 4 hal tersebut sudah tersedia maka dapat dimulai kegiatan setting kan saklar Power.
(setting IP address) dalam menghubungkan mesin fotokopi dengan kompu-
ter/laptop Tahap terakhir adalah pasang kabel LAN yang tadi sudah disiapkan untuk men-
ghubungkan PC dengan mesin
Setting IP Address
68 69
Smart Glass Manajemen Lighting
Ex. Smart Glass Country/setara Ex. Interact-lighting/setara
Smart Glass dapat mengubah kaca dari bening menjadi buram dengan
tombol sakelar sehingga dapat memberikan privasi secara instan. Setiap
permukaan kaca bisa menjadi Smart Glass baik itu dinding kaca, jendela atau
pintu kaca. Smart film mengubah kaca yang ada saat Smart Glass dipasang
seperti kaca biasa. Smart film dapat diimplementasikan pada kaca baru atau-
pun kaca eksisting.
36 % Emisi CO2 secara Lebih dari 70% pegawai Beralih ke connected LED
global diproduksi oleh kantor memilih model dapat mengurangi peng-
bangunan/gedung. kerja secara hybrid. gunaan energi hingga
80%.
Saat sistem pencahayaan pada ruang kantor terhubung, maka dapat diatur
dengan lebih mudah dan efektif. Operator dapat melihat data waktu nyata
tentang status dan pengoperasian seluruh sistem pencahayaan kantor dari
dasbor yang mudah digunakan. Dengan sensor yang disematkan di luminer
atau ditambahkan ke sistem, operator dapat mengumpulkan data terperinci
dari penerangan ruang kantor.
Dengan platform Interact IoT yang running di cloud, operator dapat mengelo-
la dan memantau titik cahaya individu, kelompok titik cahaya, atau seluruh
sistem dari jarak jauh. Saat memeriksa status operasional, mengalihkan dan
meredupkan lampu, menjadwalkan (timer), dan mengatasi masalah dapat
dilakukan dari mana saja dengan koneksi internet serta kapan saja. Dengan
mendapatkan gambaran lengkap tentang operasi sistem pencahayaan, maka
kantor dapat menyesuaikan pencahayaan dan output energi untuk mengop-
timalkan kinerja operasional dan mengurangi biaya.
70 71
DESAIN.
Ilustrasi
LOUNGE
74 75
LOUNGE
Ruang Meeting
Area kolaboratif dengan bentuk
rumah sebagai landmark/icon
Direktorat Jenderal Perumahan.
Material dinding terbuat dari
Akrilik yang sekaligus dapat
menjadi dinding interakhit/papan
tulis
Ruang Tamu
Area bersama yang dapat difung-
sikan sebagai tempat tunggu tamu
yang sekaligus dapat dimanfaat-
kan sebagai area meeting ataupun
bersantai para pegawai.
Ruang Tamu
Area bersama yang dapat difung-
sikan sebagai tempat tunggu tamu
yang sekaligus dapat dimanfaat-
kan sebagai area meeting ataupun
bersantai para pegawai.
Ruang Santai
Area bersama sebagai tempat
diskusi dan bersantai pegawai
dengan konsep tiered seating atau
podium.
Keyplan
76 77
78 79
80 81
82 83
84 85
ESELON 1 & 2
86 87
ESELON 1 & 2
Ruang Meeting
Ruang meeting direktur yang
terkoneksi langsung dengan ruang
kerja menggunakan konsep
hidden door.
Ruang Istirahat
Ruang istirahat beserta toilet
pribadi yang digunakan hanya
untuk Eselon 1 atau 2.
Ruang Kerja
Ruang kerja dilengkapi dengan
area santai yang sekaligus dapat
difungsikan sebagai ruang tamu.
Terdapat area meeting kecil
dengan layar TV berkonsep hidden
screen.
Keyplan
88 89
90 91
92 93
94 95
96 97
98 99
100 101
102 103
ESELON 3
104 105
ESELON 3
Area Meeting
Area meeting yang terkoneksi
langsung dengan area kerja
berkonsep terbuka agar ruangan
tidak terlihat dan terasa sempit.
Meja Kerja
Meja kerja dengan implementasi
modular agar ukuran dan bentuk
dapat menyesuaikan fungsi dan
kebutuhan.
Lemari / Storage
Lemari tempat penyimpanan
berkas dan barang sekaligus
berfungsi sebagai partisi dan area
hijau.
Area bersantai
Sofa sebagai area bersantai dan
istirahat.
Keyplan
106 107
ESELON 3
108 109
SUBKOOR DAN STAFF
110 111
SUBKOOR DAN STAFF
Area Subkoor
Area meja kerja Subkoor terkonek-
si langsung dengan meja kerja
staff (konsep terbuka). Pembagian
zona menggunakan perbedaan
elevasi dibandingkan dengan
pembatas partisi agar luangan
terlihat dan terasa luas.
Area Staff
Meja kerja dengan implementasi
modular agar ukuran dan bentuk
dapat menyesuaikan fungsi dan
kebutuhan.
Keyplan
112 113
114 115
116 117
118 119
120 121
122 123
KONFIGURASI RUANG
STAFF
Office
SUB
KOO LOU
R NG
E
STA SUB
ESE FF KOO
LON R
3
ESE
LON
3
ESE
LON LOUNGE
1/2 R.Tamu
R.Kolaboratif
R.Santai
Total
ESELON 1 / 2
R.Tamu
R.Staff
R.Kerja
R.Istirahat
R.Meeting
Total
Keyplan
124 125
Buku Panduan desain interior kantor yang adaptif di Direktorat Jenderal
Perumahan dapat menunjang Manajemen ASN yang menekankan kepada
pengaturan ruang kerja dari nilai dasar BerAKHLAK guna mendukung profe-
si pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang
baik sebagai perwujudan Smart ASN.
PENUTUP. kinerja efisiensi kebijakan publik sehingga dapat mewujudkan Smart Gover-
nance atau tata kelola pemerintahan cerdas.
126 127
PLN. (2020). Panduan Desain Interior dan Teknologi Kantor. Jakarta: Peru-
sahaan Listrik Negara.
128 129
Scan disini untuk versi digital
Buku panduan Desain Interior Kantor