Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MATERI OTOMOTIF

Di susun oleh :

Nama : Agung Rizqi n.


No. Absen : 02
Kelas : XII TKR 4

SMK NU MA'ARIF 2 KUDUS


Tahun Pelajaran 2021
DAFTAR ISI
1. HAND TOOLS
1.1 Pengertian hand tools
2.1 Macam macam hand tools

2. ALAT UKUR
1.1 Pengertian alat ukur
2.1 Macam macam Alat ukur

3. MESIN BENSIN
1.1 Pengertian Mesin Bensin
2.1 Prinsip Kerja Mesin Bensin 4 Langkah

4. SISTEM PENGISIAN
1.1 Pengertian Sistem Pengisian
2.1 Cara Kerja Sistem Pengisian

5. SISTEM KEMUDI

1.1 Pengertian Sistem Kemudi

1.2 Jenis-jenis Sistem Kemudi

6. SISTEM PENGAPIAN

1.3 Fungsi Sistem Pengapian

1.4 Cara Kerja Sistem Pengapian

7. MOTOR STATER

4.1 Cara Kerja Motor Stater

4.2 Pengukuran Komponen

8. TUNE UP EFI
1.1 Pengertian Electrical Fuel Injection
2.1 Nama Komponen dan Fungsi Komponen

9. KELISTRIKAN BODI
1.1 Pengertian kelistrikan Bodi
2.1 Macam macam Kelistrikan Bodi

10. SISTEM AC
1.1 Pengertian Sistem AC
2.1 Penjelasan Komponen AC

11. SISTEM TRANSMISI


1.1 Pengertian Sistem Tranmisi
2.1 Jenis jenis Transmisi
BAB I
1. HAND TOOLS
1.1 Pengertian Hand Tools

Pengertian hand tools adalah alat yang dalam penggunaannya hanya mengandalkan tenaga manusia.
Alat ini disebut hand tools karena alat-alat ini hanya menggunakan tenaga manusia sebagai sumber
tenaga utama saat kita mengoperasikan alat tersebut.

2.1 Macam macam Hand Tools

1. KUNCI / SPANNER / WRENCH

Kunci / spanner / wrench adalah alat kerja mekanik yang terbuat dari bahan besi baja yang sudah
dikeraskan serta dilapisi lapisan chrome (Cr) atau nikel (Ni) agar tidak mudah aus dan rusak. Fungsi kunci-
kunci ini digunakan untuk memutar (mengencangkan dan melepas) baut atau mur.

Pada bengkel otomotif terdapat beragam jenis kunci yang umum dan banyak dipakai oleh para mekanik.
Berikut jenis-jenis kunci yang umum dipakai di bengkel

Kunci pas ; Kunci pas memiliki ciri di kedua ujungnya memiliki bentuk kunci seperti huruf "C" atau "U"
dengan ukuran yang berbeda antara ujung satu dengan ujung lainnya.

Kunci ring ; Kunci ring memiliki ciri di kedua ujungnya memiliki bentuk kunci seperti cincin/ring dengan
ukuran berbeda antara ujung satu dengan ujung lainnya

Kunci kombinasi ; Kunci kombinasi memiliki bentuk kunci seperti kunci pas dan ujung sisi lainnya seperti
kunci ring. Umumnya memiliki ukuran yang sama.

Kunci socket (shock) ; Kunci socket memiliki bentuk seperti tabung silinder yang bisa dipasangkan pada
ratchet atau bar. Ukurannya sangat banyak dan beragam

Kunci inggris; Kunci inggris merupakan kunci yang ukuran kuncinya dapat di setel-setel sesuai dengan
kebutuhan

2. OBENG (SCREW DRIVER)


Obeng (screw driver) adalah alat yang digunakan untuk membuka atau
mengencangkan sekrup. Secara umum, terdapat dua macam jenis obeng yaitu obeng plus (memiliki mata
obeng berbentuk + dan digunakan untuk membuka/mengencangkan sekrup upberkepala +) serta obeng
min (memiliki mata obeng berbentuk - dan digunakan untuk membuka/mengencangkan sekrup berkepala
- ).

Tang kombinasi (Combination plier) memiliki fungsi untuk memegang benda kerja, memotong kabel/kawat,
hingga membengkokkan logam yang tipis.

Tang potong (side cutting plier) memiliki fungsi untuk memotong kawat atau kabel

Tang lancip (long nose plier) memiliki fungsi untuk menjepit bend pada ruang sempit, memotong dan melilit
kabel/kawat.

Tang slip (slip joint plier) memiliki fungsi untuk memegang benda kerja dengan ukuran yang beragam
karena tang slip ini memiliki rahang yang dapat diperbesar.

3. TANG (PLIER)

Tang (plier) adalah alat yang di gunakan untuk menjepit dan


memegang benda kerja sehingga memudahkan mekanik dalam
melakukan pekerjaanya. Alat hand tools berupa tang (plier) ini dapat digunakan juga untuk berbagai macam
keperluan tergantung dari bentuk dan macam-macam tang yang digunakan

4. PALU (HAMMER)
Palu (hammer) adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan
pada benda kerja sehingga terjadi tekanan (memukul benda kerja). Palu yang digunakan pada bengkel
otomotif memiliki bentuk dan model yang bermacam-macam dan sangat tergantung pada meterial benda
kerja yang dikerjakan.

Berikut beberapa macam palu dan penggunaannya

Palu konde (ball peen hammer) digunakan untuk memukul benda logam yang keras seperti
paku, besi, baja, dll.

Palu tembaga (copper hammer) digunakan untuk memukul benda kerja dari logam keras
dengan tujuan untuk mencegah perubahan bentuk pada benda kerja teebut (mencegah
kerusakan benda kerja).

Palu karet (rubber mallet hammer) digunakan untuk memukul benda kerja dari plat untuk
mencegah kerusakan permukaan plat.

Palu godam (sledge hammer) benda dan logam yang keras dengan tujuan untuk membongkar,
menggedor atau untuk menghancurkan benda tersebut.

2. ALAT UKUR
1.1 Pengertian Alat Ukur

Alat Ukur adalah ( measuring tool ) alat yang digunakan untuk mengetahui besaran baik itu besaran
ukuruan dimensi dan sebuah kondisi suatu fisik suatu komponen.

Alat ukur juga dipergunakan untuk mengukur secara presisi, yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan
pemeliharaan dan perbaikan otomotof khusunya dan peralatan teknik atau pekerjaan logam lainnya.

2.1 Macam macam Alat Ukur


1. Jangka Sorong

Jangka sorong atau vernier caliper adalah sebuah alat ukur yang bisa
digunakan untuk mengukur panjang ataupun diameter suatu benda. Jangka sorong memiliki ketelitian
hingga 0,01 mm untuk yang digital, sedangkan jangka sorong yang biasa hanya memiliki ketelitian 0,05-
0,02mm. Pada jangka sorong terdapat dua satuan yaitu mm (milimeter) dan Inchi Dalam dunia teknik,
jangka sorong bisa digunakan untuk

mengukur :

Untuk mengukur panjang benda

Untuk mengukur diameter benda

Untuk mengukur kedalaman lubang

2. Micrometer Sekrup

Tidak jauh berbeda dengan jangka sorong, mikrometer juga digunakan


untuk mengukur panjang suatu benda atau ketebalan suatu benda.
Mikrometer memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, ketelitian yang dapat dicapai mikrometer adalah sebesar
0.01 mm.

3. Mistar(penggaris)
Alat ukur ini sering kita jumpai dalam keseharian kita. Namanya adalah Mistar
atau penggaris. Alat ukur ini memiliki ketelitian kurang lebih 0.5 mm
Digunakan untuk mengukur panjang, lebar hingga diameter suatu benda.

4. Ampere Meter

Ampere meter merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
besarnya kuat arus listrik. Biasanya alat ukur ini digunakan oleh Teknisi Elektro
atau Electrical engineering.

3. MESIN BENSIN

1.1 Pengertian Mesin Bensin


adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk
proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang
sejenis.

2.1 Prinsip Kerja Mesin Bensin 4 Langkah

1. Langkah ke 1 (Langkah
Hisap)
Piston bergerak dari Titik mati atas (TMA) ke Titik mati bawah (TMB), posisi katup masuk (intake valve)
terbuka sedangkan katup keluar (Exhaust Valve) tertutup, mengakibatkan campuran udara dan bahan
bakar akan masuk ke dalam ruang bakar.

2. Langkah ke 2 (Langkah Kompresi)

Piston bergerak dari TMB menuju ke TMA, katup masuk dankatup keluar tertutup, sehingga mengakibatkan
campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar terkompresi (pemampatan). Beberapa saat
sebelum piston sampai ke posisi TMA akan terjadi waktu penyalaan (timing ignition). Pada mesin bensin
berupa nyala api dihasilkan oleh busi sedangkan pada mesin diesel dihasilkan oleh tekanan dan temperatur
yang tinggi di dalam ruang bakar.

3. Langkah ke 3 (Langkah Kerja)

Campuran bahan bakar dan udara yang terbakar di dalam ruang bakar akan meningkatkan temperatur dan
tekanan di dalam ruang bakar sehingga piston akan terdorong dari TMA ke TMB. Pada langkah dihasilkan
tenaga yang selanjutnya akan ditransmisikan pada proses selanjutnya.

4. Langkah ke 4 (Langkah Buang)

Piston akan bergerak dari TMB ke TMA, Posisi katup masuk terutup dan katup keluar akan terbuka. Gas
sisa hasil pembakaran akan terdorong keluar menuju ke katup keluar yang sedang terbuka untuk
selanjutnya diteruskan menuju saluran pembuangan pembuangan.

4. SISTEM PENGISIAN

1.2 Pengertian Sistem Pengisian

Sistem pengisian mempunyai 3 komponen penting yakni Aki, Alternator dan Regulator. Alternator UU ini
berfungsi bersama sama dengan Aki untuk menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan, hasil yang
dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC, yang kemudian dikonversi atau diubah menjadi tegangan
DC

2.1 Cara Kerja Sistem Pengisian

Ketika mesin berputar dengan kecepatan putaran semakin tinggi, pada generator atau pembangkit
tegangan terbentuk arus listrik bolak balik atau alternating current yang terus meningkat tegangannya
seiring putaran mesin, diperlukan regulator untuk membatasi tegangan sesuai yang di perlukan, dengan
mengurangi suplay arus listrik ke rotor koil untuk mengurangi gaya medan magnet yang terbentuk.
Dengan beban besar, maka alternator akan menghasilkan arus yang besar pula, begitu juga
sebaliknya,seperti contoh saat mesin habis di starter, maka pengisian alternator akan besar, dan
mengecil secara otomatis setelah arus aki tercukupi. Bisa juga saat kita menyalakan lampu besar, maka
kinerja alternator akan otomatis naik.

Pada dasarnya alternator memiliki beberapa terminal utama diantara nya terminal F, terminal N, terminal E
ada juga yang tidak pakai terminal E karena terminal E sama dengan ground, serta terminal B+ dan Ground.
Seiring dengan kebutuhan beban dan fitur kendaraan terminal alternator juga disesuaikan dengan
kebutuhan tersebut.

5. SISTEM KEMUDI

1.1 Pengertian Sistem Kemudi

Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda
depan.

1.2 Jenis - Jenis Sistem Kemudi

1. tipe recirculating ball

Cara kerja : Bila roda kemudi diputar, maka gerakan ini diteruskan ke worm shaft/poros cacing,
sehingga Nut (mur) kemudi akan bergerak mendatar kekiri atau kanan. Sementara nut bergerak,
sektor shaft juga akan ikut berputar menggerakkan pitman arm yang diteruskan ke roda depan
melalui batang-batang kemudi/steering linkage.
2. Tipe Rak And Pinion

Cara kerja : Bila roda kemudi diputar, maka gerakan diteruskan ke roda gigi pinion. Roda gigi pinion
selanjutnya akan menggerakkan roda gigi rack searah mendatar. Gerakan rack ini diteruskan ke steering
knuckle melalui tie rod sehingga roda membelok.

6. SISTEM PENGAPIAN

1.3 Fungsi Sistem Pengapian


Fungsi sistem pengapian pada kendaraan adalah bertujuan untuk menyediakan percikan api
bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar diruang bakar
mesin.
3.2 Cara Kerja Sistem Pengapian

1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina (breaker points) tertutup,
maka arus listrik akan mengalir dari batray menuju ke koil yang di dalamnya terdapat kumparan
primer, kumparan sekunder, dan teras besi lunak, sehingga terjadi medan magnet.

2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok (cam)
maka medan magnet akan hilang dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder.

3. Poros yang memutar rotor distributor sama dengan poros nok pemutus arus primer sehingga pada
saat terjadi pemutusan arus primer maka bersamaan itu pula terjadi hubungan antara rotor distributor
dengan salah satu kabel busi sesuai dengan urutan penyalaannya, sehingga menimbulkan loncatan
bunga api listrik (spark) pada busi

4. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark, termasuk di platina, untuk itu
dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina.

7. MOTOR STATER

4.1 Cara Kerja Motor Stater


bel positif dipasang pada terminal 30 lalu dipasang pada kunci kontak dan kabel negative dipasang pada
body stater.
1. Apabila starter switchch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in coil ke
massa dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat in hold dan pull in
coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua
kumparan tersebut . Dari kejadian ini kontak

plate (plunger) akan bergerak kearah menutup main switchch, sehingga drive lever bergerak
menggeser starter clutch kearah posisi berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran
arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai → terminal 50 → hold in coil→ massa
Baterai → terminal 50 → pull in coil→ field coil→ armature → massa

Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu , relative kecil maka armature berputar lambat
dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada kendaraan ini kontak plate
belum menutup main switch.

2. Pada saat Pinion Berkaitan Penuh


Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate akan mulai
menutup main switchch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalir
sebagai berikut:
Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→main switchch→terminal c→field coil→armature→massa
Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in coil
tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil

saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field
coil→armature→massa melalui main switchch. Akibatnya starter dapat menghasilkan

momen puntar yang besar yang digunakan memutarkan ring gear. Jika mesin

sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion.Untuk

menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling sarter akan
membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.

4.2 Pengukuran Komponen

4.2.1 Mengetes Pengukuran armature

Dengan cara menggunakan AVO meter dengan menggunakan satuan ohm.

- Pertama, kabel negative ditempelkan pada angker (armature) dan kabel positive ditempelkan pada
comotator.

- Kedua, putar kabel positive pada comotator secara bergantian.

- Ketiga, lalu lihat pada AVO meter, jika terjadi kebocoran pada armature jarum akan bergerak
4.2.2 Pengukuran Diameter Comotater

Dengan menggunakan jangka sorong.


Diameter standar : 28 mm
Diameter minimum : 27 mm

4.2.3 Pengukuran Gulungan Magnetik Switch

1. Periksa Plunyer

Tekan plunyer dan bebaskan kembali. Plunyer harus kembali ke posisi semula dengan cepat. Jika
diperlukan, ganti switch magnet.

2. Lakukan pengujian sirkuit pada pull-in coil

Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinyuitas antara termnal 50 dan terminal C.

Jika tidak ada kontinyuitas, ganti switch magnet.


3. Lakukan pengujian sirkuit pada hold-in coil

Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinyuitas antara terminal 50 dan bodi switch.

Jika tidak ada kontinyuitas, ganti switch magnet.

Penjelasan alur kerja motor stater:

Pada saat kontak di On kan maka Pull-in-coil akan menarik kontak untuk menghubungkan
terminal "30" dengan terminal " C" jika arus listrik sampai ke ground. Artinya tidak ada jalur yang terputus
antara Pull-in-coil sampai ke ground, tetapi jika arus listrik terputus mungkin disebabkan karbon brush
habis " karbon brush terletak sebelum dan sesudah armature", pull-in-coil tidak akan bekerja dan motor
stater tidak akan berkerja.

Pada kondisi normal setelah Pull-in-coil menarik kontak sekaligus plunger dan shift lever mendorong
pinion untuk menghubungkan putaran motor stater dengan roda gila atau flywheel, secara elektrikal
berikut arah aliran arus listriknya.

Setelah kontak selenoid atau terminal "30" dan terminal "C" terhubung, pull-in-coil tidak bekerja lagi
karena tegangan atau voltase antara terminal "50" dengan terminal "C" hampir sama

Saat motor stater memutar roda gila, Hold-in-coil memegang peranan utama untuk menahan kontak untuk
menghubungkan terminal "30" dan
terminal "C" dan menahan gigi pinion yang memutar flywheel atau roda gila, sampai mesin hidup.

8. TUNE UP EFI

1.1 Pengertian EFI

EFI adalah sebuah kata singkatan dari Electronic Fuel Injection. Adapun pengertian dari EFI adalah sebuah
sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai
campuran udara dan bahan bakar selalu sesuai dengan kebutuhan motor bakar, sehingga didapatkan daya
motor yang optimal dengan pemakaian bahan bakar yang minimal serta mempunyai gas buang yang ramah
lingkungan.Oleh sebab itu,pada sistem EFI menggunakan sensor,kontrol,dan aktuator.
2.1 Nama Komponen dan Fungsi Komponen

Nama Komponen dan Fungsi Komponen

ECU – Electrical Control Unit

Pusat pengolah data kondisi penggunaan mesin, mendapat

masukkan/input dari sensor-sensor mengolahnya kemudian

memberi keluaran/output untuk saat dan jumlah injeksi, saat

pengapian.

Fuel Pump

Menghasilkan tekanan BBM yang

siap diinjeksikan.

Pressure Regulator

Mengatur kondisi tekanan

BBM selalu tetap (55-60psi).

Temperature Sensor

Memberi masukan ke ECU

kondisi suhu mesin, kondisi

mesin dingin membutuhkan BBM lebih banyak.


Inlet Air Temperature Sensor

Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan masuk ke

mesin, udara dingin O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih

banyak.

Inlet Air Pressure Sensor

Memberi masukan ke

ECU kondisi tekanan

udara yang akan masuk ke mesin, udara bertekanan (pada tipe

sepedamotor ini hulu saluran masuk ada diantara dua lampu

depan) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.

Crankshaft Sensor

Memberi masukan ke ECU

posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi membutuhkan

buka INJECTOR yang lebih cepat.

LCamshaft Sensor

Memberi masukan ke ECU posisi

langkah mesin, hanya langkah hisap

yang membutuhkan buka

INJECTOR.

Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran

udara, bukaan besar membutuhkan buka INJECTOR yang lebih

lama.

Fuel Injector / Injector

Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama

menyemprotkan BBM ke dalam mesin, membuka dan menutup

berdasarkan perintah dari ECU.

9. KELISTRIKAN BODI

1.1 Pengertian Kelistrikan Bodi

Sistem kelistrikan body adalah instalasi

dari berbaga rangkaian

penerangan pada kendaraan. Rangkaian sistem kelistrikan body

tersebut, antara lain sistem penerangan lampu kepala, lampu kota,

lampu tanda belok, lampu hazzard, lampu plat nomor, lampu rem,

dan lampu mundur.

2.1 Macam macam Kelistrikan Bodi

Sistem Kelistrikan Body Dibagi Menjadi :

1.  Lampu Kepala

2.  Lampu Posisi atau Lampu Kota

3.  Lampu Sein atau Lampu Tanda Belok

4.  Lampu Tanda Bahaya atau Lampu Hazard

5.  Lampu Rem


6.  Lampu Plat Nomor

7.  Lampu Interior atau Lampu Kabin

8.  Sistem Wiper dan Washer

9.  Lampu Flash

10.  Lampu Kabut (Fog Lamp)

1. Sistem Lampu Kepala


Lampu kepala sangat penting pada semua kendaraan khususnya pada saat gelap atau
malam hari semua kendaraan akan membutuhkan sebuah lampu yang dapat menerangi
sepanjang perjalanan. L

2. Sistem Lampu Posisi Atau Lampu Kota :

Adalah lampu yang digunakan untuk memberikan informasi kepada pengendara lain
mengenai panjang kendaraan, ebar kendaraan, dan tinggi kendaraan.

Sistem Lampu Flash

Lampu ini berfungsi memberikan isyarat pada kendaraan di depan sebagai pengganti
klakson. Lampu ini akan langsung mengaktifkan lampu high beam (lampu dim) dan saklar ini
langsung akan kembali ke posisi semula sehingga lampu akan langsung mati.

3. Sistem Lampu Sein (Tanda Belok) :


Adalah lampu tanda yang digunakan seorang pengemudi untuk memberi informasi
kepada pengendara lain bahwa kendaraan tersebut akan berbelok ke salah satu arah.

4. Sistem Lampu Tanda Bahaya/Hazard


Lampu ini berfungsi jika saat di jalan kendaraan harus berhenti darurat karena ada
suatu permasalahan.

5. Sistem Lampu Rem (Brake Lamp)

Lampu rem adalah lampu yang akan memberi isyarat pada kendaraan di belakang
pengemudi bahwa kendaraan tersebut akan mengurangi kecepatannya atau bahkan berhenti.

Lampu Plat nomor adalah lampu yang berfungsi memberikan pencahayaan terhadap pelat
nomor suatu kendaraan biasanya lampu ini dihubungkan secra parallel dengan lampu kota, jadi
apabila lampu kota menyala maka lampu inijuga otomatis akan menyala.

7. Lampu Interior atau Lampu Kabin


Lampu ini berfungsi memberikan pencahayaan di dalam ruang kabin kendaraan.
8. Sistem Wiper
Sistem Wiper adalah suatu system yang mengatur pergerakan pembersih kaca (wiper
blade) agar dapat membersihkan kaca depan atau belakan suatu kendaraan.
kali gerak (intro) yang dikendalikan melalui saklar kombinasi.

9. Sistem Lampu Kabut (Fog Lamp)

fog lamp ini adalah lampu yang termasuk dalam fitur keselamatan dengan fungsi membantu
visibilitas pengemudi dikala berkendara di cuaca yang tidak bersahabat, seperti hujan deras,
asap, atau melintasi area yang berkabut.

10. SISTEM AC

1.1 Pengertian Sistem AC

Air Conditioner (AC) Mobil

adalah suatu

rangkaiankomponen yang

berfungsi sebagai penyejuk ruangan pada kabin

kendaraan. pada dasarnya sistem kerja ac mobil

adalah sirkulasi udara (lihat gambar) dimana

komponen-komponen berfungsi saling berkaitan satu

dengan yang lainnya, dengan freon (gas pendingin)

sebagai aliran sirkulasi itu sendiri. aliran tersebut terus-

menerus bersirkulasi selama mesin dihidupkan.

2.1.

berikut penjelasan lima komponen penting dalam ac

mobil:

1. Compressor

Adalah mesin pemompa freon yang didalamnya

terdapat piston atau sitem pengerak lainnya serta dua

buah katup tiup dan hisap, yang mana katup tiup

adalah berfungsi menyalurkan hasil proses pompa gas

freon yang bertekanan tinggi kepada condensor

2. Condensor

Pada komponen ini berfungsi

sebagai penyerap panas dan

pendingin atau pelepas kalor

dari gas freon yang telah

melewati proses kerja dari compressor, tekanan tinggi

tadi diubah menjadi liquid atau cairan dan dialirkan lagi


ke filter driyer.

3. Filter Driyer

Alat ini berfungsi sebagai

penampungan dan penyaring

cairan yang telah melalui proses

pendinginan dari condensor. di dalam filter driyer

sendiri terdapat bermacam lapisan saringan yang

berfungsi memimalisir dan menyaring kotoran dan uap

air sisa-sisa cairan yang ada sehingga hasil terbaiklah

yang dialirkan lagi kepada expansi valve.

4. Expansi Valve

Fungsi alat ini adalah sebagai

katup pengaturan dan

mengecilkan cairan yang

setelah melalui proses dari filter driyer. di dalam

expansi valve cairan yang ada disemburkan sedemikan

kecil (meminimalisir gas freon) sehingga menghasilkan

embun dingin dengan tekanan yang lebih rendah

kepada evaporator (cooling coil).

5. Evaporator

Proses terakhir terjadi pada

komponen ini dimana embun

bertekanan rendah yang dihasilkan dari expansi valve

tadi disalurkan melalui cooling coil melalui pipa-pipa

kapiler yang terstruktur pada cooling coil dan telah

menjadi dingin karena proses tersebut dan

dihembuskan oleh blower yang keduanya terdapat

dalam evaporator, sehingga anda dapat merasakan


dingin dan sejuk pada kabin ruang kendaraan melalui

kisi-kisi angin yang

terdapat pada

dasbor mobil.

11. SISTEM

TRANSMISI

1.1 Pengertian Sistem Tranmisi

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang

berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran)

dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-

beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini

mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih

rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.

2.1.

Jenis-Jenis Transmisi

Adapun macam-macam tipe dari transmisi antara lain:

Transmisi Manual

Pengertian transmisi manual adalah transmisi yang

digunakan pada kendaraan bermotor yang

menggunakan clutch atau kopling. Transmisi jenis ini


dioperasikan oleh pengemudi untuk mengatur

perpindahan torsi mesin menuju transmisi serta

pemindah gigi yang dioperasikan menggunakan tangan

atau kaki.

Cara kerja dari transmisi manual dan komponen-

komponennya merupakan bagian dari sistem pemindah

tenaga dari sebuah kendaraan dalam hal ini diartikan

sebagai sistem yang berfungsi mengatur tingkat

kecepatan dalam proses pemindahan tenaga dari

sumber tenaga “engine” ke roda kendaraan.

Transmisi Otomatis

Selain tipe trasmisi manual, juga terdapat transmisi

otomatis, pengertian transmisi otomatis ialah transmisi

yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara

otomatis, transmisi yang digunakan ialah transmisi

otomatis V-belt “CVT”.

Arti dari CVT adalah sistem transmisi daya dari mesin

menuju ban belakang dengan menggunakan sabuk

yang

menghubungkan antara primary sliding shave dengan

primary vixed shave menggunakan prinsip gaya gesek

“Daryanto, teknik otomotif, 1985”.


Komponen Utama Transmisi

Berikut ini terdapat beberapa komponen utama

transmisi, terdiri atas:

Main Gear

Main gear terpasang pada main shaft dengan perantara

bearing. Jumlah

main gear

tergantung

dengan jumlah

tingkat kecepatan

yang ada pada

transmisi. Fungsi main gear untuk membuat gear ratio

bersama-sama dengan counter gear sesuai dengan

tingkat kecepatan.

Counter Gear

Terdiri dari beberapa gear yang disatukan, banyaknya

gear tergantung

dengan banyaknya

tingkat kecepatan.

Fungsi dari counter

gear untuk memindahkan putaran dari input shaft (main

drive gear), ke main gear sekaligus membuat gear

ratio.
Reverse Idler Gear Shaft

Reverse idle terpasang pada reverse idle gear. Gear ini

berfungsi untuk menghubungkan counter gear dengan

main reverse gear sehingga main reverse gear berputar

berlawanan dengan input shaft (main drive gear).

Input Shaft

Input shaft transmission disatukan dengan main drive

gear yang berfungsi untuk memindahkan putaran dari

clutch ke counter gear.

Main Shaft

Main shaft berfungsi sebagai

output transmission sekaligus

tempat pemasangan main

gear dan hub set antara main

shaft dengan input shaft transmission dapat berputar

bebas, karena dihubungkan dengan perantara bearing.

Interlock System

Dalam pengopersian

transmisi, setiap tingkat kecepatan hanya boleh terjadi

satu gear yang masuk (satu sleeve hub yang berkaitan

dengan main gear), karena setiap main gear

mempunyai gear ratio yang berbeda. Untuk maksud

tersebut pada transmisi di pasang interlock system


BAB II

PENUTUP

Alahamdulliah makalah ini telah selesai, penyusun mengharapkan, semoga makalah ini dapat
melengkapi nilai saya US (ujian sekolah)

Penyusun meminta maaf jika masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam makalah ini, baik
dalam segi penulisannya maupun dalam sistematikanya. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai