Anda di halaman 1dari 4

PT.

EL-HAKIM
Rumah Sakit Khusus Bedah
Rawamangun
Terpercaya dan selalu ada dihati

PANDUAN
INISIASI MENYUSU
DINI
(IMD)
RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH
RAWAMANGUN

Jl. Balai Pustaka Raya No. 29 – 31 , Rawamangun – Jakarta Timur 13220


Telp. 021-4893531 Fax. 021-4710918, E-mail: rs.rawamangun@gmail.com
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inisiasi menyusu dini (early intitasion) atau permulaan menyusui dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setalah lahir. Jadi sebenarnya bayi mempunyai kemampuan
untuk menyusu sendiri, asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya
selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan
the breast crawl atau merangkak mencari payudara ( Utami, 2008: 3). Banyak dari ibu yang
baru melahirkan bayinya tidak mau menyusui pada satu jam pertama. Sedangkan inisiasi
menyusu dini besar manfaatnya terhadap keberhasilan menyusui. Inisiasi menyusu dalam
jam pertama paska lahir menurunkan 22% resiko kematian bayi-bayi usia 0-28 hari,
Sebaliknya penundaan inisiasi meningkatkan resiko kematian, Bahkan inisiasi menyusu
yang terlambat (setelah hari pertama) meningkatkan resiko kematian hingga 2,4 kali
(Nurheti, 2009: 25). Menurut penelitian yang dilakukan Nuryanti, dkk di Sulawesi Selatan
(2013: 86) di Indonesia pelaksanaan IMD masih sangat rendah. Berdasarkan data Depkes RI
(2004), proporsi praktek IMD 30 menit setelah persalinan hanya 8,3%, sedangkan untuk
pemberian ASI satu jam kelahiran hanya sebesar 29,3%.

.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian IMD (Inisiasi Menyusui Dini) adalah proses memberikan kesempatan bayi yang
baru lahir untuk menyusu sendiri kepada ibunya dalam 1 jam pertama setelah bayi lahir.
Sementara manfaat IMD (Inisiasi Menyusu Dini) sendiri sangat berguna secara fisiologis
maupun psikologis, baik untuk bayi maupun ibu. Untuk ibu, sentuhan dan hisapan payudara ibu
bisa membantu mengeluarkan plasenta dan mencegah terjadinya perdarahan. Sementara untuk
bayi, selain memberikan rasa nyaman dan hangat, juga bermanfaat untuk memberikan antibodi
tubuh sehingga dapat menekan tingkat kematian bayi.

Sehubungan dengan manfaat IMD yang begitu besar, dalam rangka menurunkan angka kematian
bayi baru lahir di Indonesia dan sekaligus pemenuhan hak anak, Kementerian Kesehatan RI
sudah memberikan pedoman pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini sesaat setelah bayi lahir.
Pedoman ini berlaku untuk tenaga medis yang bertugas di seluruh  puskesmas dan jaringannya,
dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir di Indonesia.

Teknisnya, sesaat setelah bayi lahir dan dipotong tali pusatnya, bayi segera diletakkan di dada
ibu dengan posisi tengkurap, di mana antara kulit bayi dengan kulit ibu kontak langsung. Proses
Inisiasi Menyusu Dini ini bisa dilakukan, jika proses persalinan ibu dilakukan secara normal,
sehingga memungkinkan ibu untuk melakukan IMD sesuai yang dianjurkan. Sedangkan, bagi ibu
yang melahirkan secara caesar, peluang untuk melakukan IMD lebih kecil, mengingat kondisi
kesehatan ibu pasca operasi belum memungkinkan untuk melakukan itu.

Berikut adalah pedoman pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

1. Dianjurkan ada pendamping persalinan yang mendampingi ibu di kamar bersalin, bisa
suami atau anggota keluarga yang lain.
2. Bayi lahir segera dikeringkan seluruh tubuhnya, kecuali tangannya tanpa menghilangkan
vernix, kemudian tali pusat diikat.
3. Apabila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu di mana kulit
bayi melekat kulit ibu (skin to skin contact) dengan posisi mata bayi setinggi puting susu
ibu. Keduanya diselimuti dan tak lupa bayi diberi topi.
4. Biarkan bayi sendiri yang mencari puting susu ibu, sementara ibu dianjurkan untuk
merangsangnya dengan sentuhan lembut.
5. Tenaga kesehatan mendukung dan membantu ibu dalam mengenali perilaku bayi sebelum
proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
6. Biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibu minimal 1 jam, meskipun bayi
sudah selesai menyusu kurang dari 1 jam.
7. Apabila dalam waktu 1 jam bayi belum menemukan puting susu ibu, dekatkan mulut bayi
dengan puting susu ibu dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu terjadi selama 30
menit atau 1 jam sesudahnya.

Setelah proses IMD ini selesai dilakukan, barulah bayi dilakukan penanganan lebih lanjut
oleh tenaga kesehatan, seperti: ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas, diberi salep mata
dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam kemudian, bayi diberikan imunisasi
Hepatitis B (HB 0) pada paha kanannya.

Anda mungkin juga menyukai