Anda di halaman 1dari 11

MANTRA

Makalah

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada Mata kuliah

“Sastra Sunda”

Dosen Pengampu :

Resa Restu Pauji. S.Pd., M.Hum

Disusun oleh :

Azwar Khairuyyasir : 1215020038 Ade Revi 1215020004

Ardiyanto : 1215020025 Aida Fitriyani 1215020009

Ade Inas Salsabila : 1215020003 Putri Andini 1215020160

Ajeng Kharisma Ayu 1215020011

BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Tak lupa sholawat serta salam mari kita panjatkan kepada baginda nabi kita yaitu
nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapat syafaat Beliau kelak.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sastra Sunda. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
dan pengetahuan tentang “Mantra” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Resa Restu Pauji. S.Pd., M.Hum

selaku guru pembimbing mata kuliahSastra Sunda, dan kepada pihak yang sudah
membantu dalam penulisan makalah dari awal hingga selesai.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, dan kami
juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan
perbaikan makalah.

Bandung, Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
A. Pengertian Mantra .......................................................................................................... 5
B. Ciri-Ciri Mantra Sunda ................................................................................................... 5
C. Jenis-Jenis Mantra.......................................................................................................... 6
BAB III.................................................................................................................................... 10
KESIMPULAN.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mantra sebagai sastra lisan tersebar melalui tuturan yang disampaikan secara
lisan dan tidak menutup kemungkinan bahwa pada pewarisannya pun terjadi
pengurangan dan penambahan yang disebabkan oleh adanya perbedaan tempat, situasi
dan kondisi. Orang-orang yang dianggap memenuhi syaratlah yang dianggap
mewarisi sastra lisan dan terus mengamalkannya dari generasi ke generasi, sehingga
membentuk satu tradisi.
Mantra dapat diartikan sebagai susunan kata demi kata yang tersusun sehingga
berunsur puisi yang mempunyai rima dan irama serta dipercaya mengandung
kekuatan diluar nalar manusia (gaib). Semisal dapat menyembuhkan seseorang,
mencelakai seseorang, mengatur apa yang diinginkan seseorang yang mendalami
mantra itu sendiri,ataupun sebagai pelindung diri dari hal-hal yang bersifat metafisika
(gaib).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Mantra?
2. Apa saja Jenis –Jenis Mantra?
3. Apa saja ciri-ciri Mantra?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami apa itu Mantra
2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Mantra
3. Untuk menginformasikan dan memberikan pengetahuan tentang Mantra

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mantra
Mantra nyaéta rakitan basa anu mibanda unsur-unsur puisi saperti purwakanti
jeung wirahma, anu dianggap mibanda kakuatan gaib. Mantra jelas lain kecap nu
asalna tina basa Sunda. Mantra asalna tina kecap basa Sanskerta. Mantra asalna tina
tradisi Hindu kuna. Mantra diwangun ku kekecapan nu ngandung wirahma, jelas
patokanana, puguh itungan engangna, tungtung kalimah ngalagena.
Mantra sebagaimana dikemukakan Poerwadarminta (1988: 558) adalah:
1) perkataan atau ucapan yang mendatangkan daya gaib (misal dapat menyembuhkan,
mendatangkan celaka, dan sebagainya).
2) susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung
kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi
kekuatan gaib yang lain.

B. Ciri-Ciri Mantra Sunda


Ciri Pertama, dari berbagai teks mantra yang dapat dikumpulkan, kita dapat
menunjukkan sebutan atau nama kuasa imajiner, di antaranya: Pohaci, Sanghyang
Asri, Batara, Batari, Sang Encang-encang, Ratu Pangeran Hantarum, Sri Tunggal
Sampurna, Malaikat Incer Putih, Raden Anggal Keling, Pangeran Angga Waruling,
Sang Mutiara Putih, Sang Ratu Mangangluh, Si Kabayan, Lurah Dalem Tungga,
Sangkuriang, Guriang.
Ciri Kedua, dalam teks terdapat kalimat atau frasa yang menyatakan Si
Pengucap mantra berada pada posisi yang lebih kuat, yang otomatis berhadapan
dengan pihak yang lemah. Ini mungkin termasuk sugesti diri. Contoh : awaking kasep
sorangan malik welas karunya ka aing da aing ratu asihan ti buana panca tengah.
Ciri ketiga, berhubungan dengan konvensi puisi yang merupakan kelanjutan
dari gaya sastra Sunda Kuno dan cerita pantun, yakni mengesankan adanya desakan
atau perintah, di samping himbauan, tegasnya yang bersifat imperatif dan persuasif,
misalnya :
(1) mangka langgeng mangka tetep (2) mangka hurip kajayaan,
(1) nu kosong pangeusiankeun (2) nu celong pangminuhankeun,

5
Ciri Keempat masih berhubungan dengan konvensi puisi, ialah rima-rima yang
ada pada mantra. Rima-rima dalam mantra dapat dianalisis berdasarkan wirahma
mantra, purwakanti mantra dan pengulangan kata dalam isi mantra. Misalnya:
Wirahma mantra

Asihan aing / si burung pundung 5/5

Maung pundung / datang amum 4/4

Purwakanti dina mantra.

Asihan aing (a jeung i)

Pengulangan kata

Maung pundung datang amum

Badak galak datang depa

Oray laki datang numpi (datang)

Ciri Keliama, adanya lintas kode bahasa pada mantra yang hidup di Priangan
dan Baduy. Bahasa Jawa (dialek Cirebon dan dialek Banten) diserap seutuhnya atau
disesuaikan dengan lidah Sunda pada beberapa mantra seperti Kidung Ngambah Alas,
Kidung Rempak Baya, dan Asihan Kinasihan. Demikian pula serapan dari bahasa
Arab, yang biasa digunakan pada doa secara Islam, pada beberapa mantra amat jelas
adanya.

C. Jenis-Jenis Mantra
1. Dilihat dari segi isinya, mantra bisa dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
a. Mantra untuk keselamatan atau kemaslahatan, misalnya untuk mengobati
orang yang sakit atau untuk menjaga kebun dari gangguan hama.
b. Mantra untuk mencelakakan orang lain, misalnya teluh.
2. Ditinjau dari fungsinya, mantra dibagi ke dalam enam jenis, yaitu:
a. Jangjawokan
Jangjawokan yaitu sejenis jampi berbahasa Sunda atau bahasa Jawa.

JANGJAWOKAN PARANTI DIPUPUR

6
Pupur aing pupur panyambur
panyambur panyangkir rupa
nyalin rupa ti Dewata
nyalin sari widadari
nya tarang lancah mentrangan
nya halis katumbirian
nya irung kuwung-kuwungan
dideuleu ti hareup sieup
disawang ti tukang lenjang
ditilik ti gigir lengik
mangka welang mangka asih
ka nu dipupur ditenjo ku saider kabeh

(Dari Pedaran Sastra Sunda, karya Tatang Sumarsono)

b. Asihan
Asihan yaitu sejenis jampi yang bertujuan agar dicintai oleh lawan jenisnya.

ASIHAN SI BURUNG PUNDUNG

Asihan aing si burung pundung


maung pundung datang amum
badak galak datang depa
orak laki datang numpi
burung pundung burung cidra ku karunya
malik welas malik asih ka awaking

(Dari Panyungsi Sastra, karya Yus Ruyana)

c. Jampe
Jampe yaitu kalimat yang dianggap mengandung kekuatan gaib untuk
menghilangkan penyakit, mengusir bahaya dan roh-roh jahat.

7
JAMPE DICOCO KALA

Kalaka kaliki
kala lumpat ka sisi cai
aing nyaho ngaran sia
ngaran sia kulit cai
tawa tawe
ditawa ku sang indung putih
tiis ti peuting waras ti beurang
paripurna hirup waras.

(Dari Panyungsi Sastra, karya Yus Ruyana)

d. Ajian
Ajian yaitu bacaan ilmu gaib yang berguna untuk beroleh kekuatan.

AJIAN KABEDASAN

Dampal suku ngabatu datar


bitis ngabatu wilis
nyurup ka badana
nyurup ka sungsumna
getih sabadan
bedas ngala ka aki

(Dari Pedaran Sastra Sunda, karya Tatang Sumarsono)

e. Singlar
Singlar yaitu puisi mantra yang bertujuan untuk mengusir musuh, binatang
dan roh-roh halus.

SINGLAR KA MUSUH

Curulung cai ti manggung

8
barabat ti awang-awang
cai tiis tanpa bisi
mun deuk nyatru ka si itu
mun deuk hala ka si eta
anaking palias teuing.

(Dari Panyungsi Sastra, karya Yus Ruyana)

f. Rajah
Rajah atau rajah pantun yaitu bagian awal cerita biasanya dalam lakon pantun.
Sesungguhnya rajah itu berisi puji, permohonan, permintaan izin kepada Yang
Agung, kepada dewata, kepada leluhur, untuk memohon perlindungan, izin
dan permohonan maaf.

RAJAH CITRA KASUNYIAN

Hong citra kasunyian


hong citra kasundulan
jleg bumi
jleg manusa
jleg setan
manusa wisesa
setan sampurna sampurna kersaning
Alloh ashadu alla ilaha illalloh
waashadu anna Muhammadar Rasululloh.

(Dari Panyungsi Sastra, karya Yus Ruyana)

9
BAB III
KESIMPULAN

Mantra merupakan bagian dari sebuah kebudayaan masyarakat. Dimana


mantra bagian dari tradisi lisan yang diwariskan turun temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Sebagai sebuah tradisi dalam tatanan kehidupan masyarakat,
mantra tidak dapat dipisah dan dihilangkan di tengah-tengah masyarakat. Semua itu
diakibatkan mantra sudah menjadi bagian kehidupan dari segala aspek, baik itu dalam
segi kegiatan sehari-hari seperti bercocok tanam, berburu, dan pengobatan.
Dari mantra amat banyak kearifan yang bisa kita petik. Memang tiada
kewajiban yang saklek untuk mengembangkan atau menggunakannya. Syah-syah saja
bila ada yang memandangnya dengan sinis. Namun, sesuai dengan fitrah dan
khitahnya mantra Sunda bisa bermetamorfosis.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Budi Rahayu Tamsyah, Spk., Kamus Istilah Tata Basa jeung Sastra Sunda,
Pustaka Setia, Bandung, 1999 - wikipedia.org

2. https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2009/10/27/mantra-di-masyarakat-
sunda-jampi-asihan-pekasih-singlar-pengusir-jangjawokan-jampi-rajah-kata-kata-
pembuka-jampi-ajian-ajianjampi-ajian-kekuatan-dan-pelet-guna-gun/

3. https://www.wikipedia.web.id/2018/08/jenis-jenis-mantra-dalam-bahasa-
sunda.html?m=1

4. Kajian mantra Pangbungkem, panarik dan panangkal di Kecamatan Lembang


Kabupaten Bandung Barat

5. https://www.kompasiana.com/djadjas/5d51f111097f365da25639e2/mantra-sunda-
jenis-fungsi-dan-pengaruh-antar-budaya?page=3&page_images=1

6. http://an0ktavianie.blogspot.com/2016/03/definisi-mantra-ciri-jenis-serta.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai