Anda di halaman 1dari 17

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Jenis Bidang
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
Permasalahan
diidentifikasi
1. Pribadi 1) Ketergantungan Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
bermain game  Mega utari (117-118 : 2020) dalam jurnal kajian literatur dan hasil wawancara serta
online penelitiannya menuliskan keterangannya dikonfirmasi melalui observasi, dapat
faktor penyebab peserta didik kecanduan diketahui bahwa penyebab sering bermain
game online dengan menyalah gunakan game online pada siswa saya adalah:
handphonenya, seperti pada saat kegiatan 1. Siswa menyalahgunakan
belajar mengajar peserta didik tidak masuk handphonenya pada saat jam
ke kelas justru bermain game online diluar pelajaran sedang berlangsung
kelas, selain itu banyak peserta didik pada 2. Siswa tidak memiliki aktivitas selain
saat jam istirahat yang seharusnya bermain game
digunakan untuk makan justru berkumpul 3. Siswa tidak fokus belajar karena
didalam kelas atau ditempat tertentu untuk hanya memikirkan game online
bermain game online, beberapa kali Guru 4. Belum maksimalnya informasi
mata pelajaran menyita handphone peserta tentang penggunaan handphone
didik karena telah bermain game online pada
saat proses belajar didalam kelas lalu
kemudian mendiskusikan dengan Guru BK.
 Adams (2010: 3) juga menggemukakan
game adalah permainan yang berupa
petualangan, pengaturan strategi, simulasi
dan bermain peran yang memiliki aturan
main, sehingga membuat pemain merasa
senang karena mendapat kepuasan yang
dapat diakses oleh banyak pemain, yang
dihubungkan dengan internet, melalui
komputer, laptop, handphone, dan tab.
 Lee, Chen, & Holim (2007: 212)
menyebutkan bahwa anak yang kecanduan
game mengalami performa akademik yang
kurang baik karena banyak menghabiskan
waktu di depan layar monitor komputer atau
handphone untuk bermain sehingga
membuat prestasi menurun pada anak, serta
membuat anak menjadi kurang berinteraksi
dengan lingkungan sosial.

Hasil Wawancara:
a) Kepala Sekolah
Suardam Djamadi, S.Pd., M.M (30-08-
2022)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
siswa kecanduan game online diantara
faktor lingkungan dan tidak memiliki
hubungan pertemanan yang baik dengan
teman di dunia nyatanya.

b) Guru Riska Ardani Azis, S.Pd (31-08-2022)


Siswa tidak fokus selama pelajaran
berlangsung dikarenakan hanya
memikirkan game yang sedang dimainkan.

c) Teman Sejawat
Rian Hidayat, S.Pd
Guru BK hanya sekedar menegur siswa
yang bersangkutan tanpa ada tindak lanjut
d) Pengawas
Gunawan, Msi
Siswa merasa nyaman dengan game online
karena mungkin tergiur dengan hadiah yang
dijanjikan kepadanya dari pihak
penyelenggara.

e) Pakar Ahli
Edil Wijaya Nur, S.Pd., Gr
Tidak ada aktivitas atau kegiatan lain yang
bisa mereka ikuti. Baiknya sekolah
menyediakan ekstrakurikuler yang aktif dan
membuat siswa teralihkan.
2) Siswa selalu Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
terlambat  Terlambat dapat diasumsikan sebagai suatu kajian literatur dan hasil wawancara serta
kegiatan yang tidak dapat dilakukan sebelum dikonfirmasi melalui observasi, dapat
waktunya atau tepat pada waktunya (Gata et diketahui bahwa penyebab siswa sering
al., 2019). terlambat adalah:
 Terlambat memang bukan termasuk kategori 1. Menghindari belajar dengan guru
pelanggaran berat, tetapi merupakan salah tertentu pada awal belajar di
satu bentuk pelanggaran yang sering sekolah
dijumpai di sekolah-sekolah meskipun 2. Adanya kendala di jalan saat
sudah ada jadwal kegiatan belajar mengajar menuju ke sekolah
yang disusun dan ditetapkan pihak sekolah 3. Terlambat bangun karena
(Mulyani, 2017). semalaman begadang
 Perilaku negatif ini memang tidak 4. Belum maksimalnya pemberian
dilakukan oleh semua siswa, namun ada bimbingan
pula beberapa siswa yang terbiasa terlambat
datang di sekolah. Berbagai alasan
diutarakan oleh siswa yang memiliki
kebiasaan terlambat datang di sekolah
antara lain: 1) lokasi antara tempat tinggal
dan sekolah jauh; 2) kesulitan dalam
transportasi; 3) memiliki aktivitas di rumah;
4) tidak bisa bangun pagi; 5) merasa tidak
nyaman dengan situasi sekolah ; 6) kurang
berminat terhadap mata pelajaran tertentu;
7) tidak melakukan persiapan termasuk
menyelesaikan pekerjaan rumah; 8) lebih
tertarik aktivitas di luar sekolah (Prayitno &
Amti, 2004).

Hasil Wawancara:
a) Kepala Sekolah
Suardam Djamadi, S.Pd., M.M
Sebenarnya kalau siswa terlambat ke
sekolah pasti ada penyebabnya, penyebab
siswa sering terlambat yaitu menghindari
belajar dengan guru tertentu di awal belajar
di sekolah

b) Guru
Riska Ardani Aziz, S.Pd
Siswa biasa terlambat karena adanya
kendala di jalan seperti ban motor pecah,
jalan rusak seperti adanya jalan longsor.

c) Rekan sejawat
Rian Hidayat, S.Pd
Masih kurangnya pembinaan terhadap
siswa yang terlambat dan biasanya cuma di
catat oleh guru piket
d) Pengawas
Gunawan, M.Si
Faktor yang menyebabkan anak terlambat
ke sekolah adalah bangun kesiangan,
adanya masalah keluarga, kurangnya
manajemen waktu

e) Pakar
Edil Wijaya Nur, S.Pd., Gr
Faktor yang menyebabkan siswa terlambat
ke sekolah karena mereka ini terlambat
bangun, lambat bangunnya ini karena
begadang
2. Bidang 1) Bullying Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
Layanan  Bullying merupakan suatu bentuk kekerasan kajian literatur dan hasil wawancara serta
Sosial anak yang dilakukan oleh teman sebaya dikonfirmasi melalui observasi, dapat
kepada anak yang lebih “rendah” atau lemah diketahui bahwa penyebab terjadinya
supaya memperoleh keuntungan atau Bullying adalah:
kepuasan tertentu. Bullying biasanya dapat 1. Siswa yang di bully merupakan
terjadi secara berulang atau bahkan secara konten kreator tiktok
sistematis (Wiyani, 2012). 2. Siswa merasa rendah diri
 Andrew Mellor menjelaskan bahwa ada 3. Siswa enggan bercerita tentang apa
beberapa jenis bullying, yakni: (1) bullying yang dialaminya karena di ancam
fisik, yaitu jenis bullying yang melibatkan oleh pelaku
kontak fisik antara pelaku dan korban. (2) 4. Belum maksimalnya pemberian
bullying verbal melibatkan bahasa verbal informasi mengenai dampak
yang bertujuan menyakiti hati seseorang perilaku bullying.
(Setyawan, 2014 dalam Nurul Hanifah,
2016).
Hasil Wawancara
a) Kepala Sekolah
Suardam Djamadi, S.Pd., M.M
Siswa yang di bully itu harusnya lebih
di perhatikan dalam proses
penyelesaian masalah tersebut agar
siswa tersebut tidak mengalami trauma
dan tidak berpengaruh kepada
kehadirannya di sekolah.
b) Guru
Riska Ardani Azis
Siswa yang bersangkutan selalu di
bully oleh temannya, siswa ini adalah
siswa yang aktif membuat konten di
tiktok tapi beberapa temannya sering
mengatakan sesuatu yang tidak pantas
tentang konten yang dibuat.

c) Teman sejawat
Rian Hidayat, S.Pd
Guru BK belum mampu menyelesaikan
masalah yang dialami oleh siswa
tersebut.

d) Pengawas
Gunawan, M.Si
Faktor penyebab bullying cukup
beragam. Selain karena minimnya rasa
empati, masalah ini dapat diakibatkan
hubungan siswa dengan teman yang
buruk, tidak percaya diri, merasa
rendah daripada temannya.
e) Pakar
Edil Wijaya Nur, S.Pd., Gr
Bullying adalah perilaku yang harus
segera diatasi. Korban Bullying
biasanya takut untuk bercerita atau
meminta pertolongan karena trauma
dan ancaman dari pelaku.

Siswa kurang Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil


bersosialisasi  Menurut Prayitno (2010:83) bahwa kajian literatur dan hasil wawancara serta
dengan teman ketidakmampuan beradaptasi dikonfirmasi melalui observasi, dapat
sebaya (maladjustment) berarti sulit untuk diketahui bahwa penyebab siswa kurang
mendapatkan teman. Berteman yang baik bersosialisasi adalah:
perlu mempunyai kemampuan untuk 1. Siswa tidak berani memilih teman
menyesuaikan diri. Maladjustment atau yang dianggap cocok dengannya.
ketidakmampuan beradaptasi adalah anak 2. Siswa menjadi pendiam dan pemalu
yang penyesuaian dirinya buruk. Anak yang 3. Belum maksimalnya bimbingan
maladjustment juga sering disebut sebagai tentang sosialisasi dengan teman
anak yang bermasalah karena mengalami sebaya
gangguang perkembangan sosial dan emosi.
 Menurut Asrori (2008:79), “Kesulitan
berhubungan sosial dengan teman sebaya
disebabkan oleh timbul dan berkembangnya
perasaan takut yang berlebihan pada anak
sehingga tidak berani mengambil keputusan,
dan tidak berani memutuskan pilihan teman
yang dipandang cocok”.
 Normawati (2010:28), yang meneliti tentang
kesulitan bersosialisasi dengan teman
sebaya bahwa hasil penelitiannya adalah
anak yang kesulitan bersosialisasi memiliki
karakteristik antara lain :pendiam, pemalu,
dan menarik diri dari kegiatan- kegiatan
kelompok. Faktor yang mempengaruhi
kesulitan bersosialisasi dengan teman
sebaya yaitu faktor internal berupa faktor
psikologis meliputi : intelegensi,
kematangan, minat, motivasi, dan emosi dan
faktor fisiologis meliputi : keadaan jasmani
subyek kasus berupa kesehatan. Sedangkan
faktor eksternal yaitu (1) keluarga berupa
hubungan orang tua dengan anaknya, cara
mendidik anak, suasana rumah, dan keadaan
sosial ekonomi, sekolah, dan masyarakat.
(2) sekolah berupa interaksi guru dengan
murid, cara penyajian materi, hubungan
antar murid. (3) masyarakat berupa teman
sebaya di luar sekolah, lingkungan tempat
tinggal.

Hasil wawancara:
1) Kepala Sekolah
Suardam Djamadi, S.Pd., M.M
Siswa kurang sosialisasi karena karena takut
akan memilih teman mana yang cocok
dengan dirinya, sehingga dia menjadi
pendiam dan penakut

2) Guru
Riska Ardani Azis, S.Pd
Ada siswa yang kurang bersosialisasi
dengan temannya karena malu dengan
keadaan keluarga yang tidak seperti dengan
teman-temannya di sekolah
3) Teman Sejawat
Guru BK belum mampu menyajikan materi
layanan BK tentang bagaimana
bersosialisasi yang baik dan benar.

4) Pengawas
Gunawan, Msi
Diharapkan guru BK lebih memperhatikan
siswa yang kurang bersosialisasi dengan
teman sebayanya.

5) Pakar
Edil Wijaya Nur, S.Pd., Gr
Dalam bersosialisasi ada 2 faktor yang
mempengaruhi yaitu: Faktor Psikologis dan
Fisologis.
3. Bidang Siswa kesulitan Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
Layanan belajar  Erny Utari mendefinisikan bahwa kajian literatur dan hasil wawancara serta
Belajar diagnosis kesulitan belajar adalah suatu dikonfirmasi melalui observasi, dapat
proses upaya untuk memahami jenis dan diketahui bahwa penyebab siswa kesulitan
karakteristik serta latar belakang kesulitan- belajar adalah:
kesulitan belajar dengan menghimpun dan 1. Siswa cenderung tidak memiliki
mempergunakan berbagai data atau ketertarikan untuk mengikuti
informasi selengkap dan seobyektif proses pembelajaran
mungkin sehingga untuk mengambil 2. Siswa sering menunda-nunda
kesimpulan dan keputusan serta mencari dalam mengerjakan tugas
alternatif kemungkinan pemecahannya 3. Keadaan ruangan yang kurang
(Utari, 2013). kondusif
 Prayitno & Amti mengemukakan masalah 4. Belum maksimalnya pemberian
belajar adalah “bersikap dan kebiasaan layanan dalam bidang belajar
buruk dalam belajar, seperti suka menunda-
nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk
hal-hal yang tidak diketahuinya, dan
sebagainya” (Prayitno, et al., 2004).
 Menurut Martini (2014:4) kesulitan belajar
merupakan suatu kelainan yang membuat
individu yang bersangkutan sulit
melakukan kegiatan belajar secara efektif.
Kesulitan belajar yang sering dialami siswa
biasanya terjadi karena siswa cenderung
tidak memiliki ketertarikan untuk
mengikuti proses pembelajaran. Selain itu
siswa juga kurang memperhatikan pada
saat guru menjelaskan materi
pembelajaran, Hal ini mengakibatakan
siswa mengalami kesulitan belajar dikelas.
Selain faktor kesulitan belajar yang
dihadapi siswa terdapat faktor lain seperti
faktor internal dan eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang
ditimbulkan dari dalam diri seseorang,
sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor yang ditimbulkan dari lingkungan
luar seperti faktor orang tua, lingkungan
sekolah, dan masyarakat

Hasil wawancara:
1) Kepala Sekolah
Suardam Djamadi, S.Pd., M.M (30-08-
2022)
Siswa yang mengalami kesulitan belajar
biasanya dipengaruhi oleh rendahnya
kapasitas intelektual atau intelegensi,emosi
siswa yang masih labil.

2) Guru
Riska Ardani Azis, S.Pd
Kesulitan belajar di pengaruhi oleh
beberapa faktor keadaaan ruangan yang
kurang kondusif, lingkungan sekitar
sekolah bising.

3) Rekan sejawat
Guru BK kurang dalam penyampaian
informasi tentang cara belajar efektif

4) Pengawas
Gunawan, Msi
Siswa tidak tertarik mengikuti proses
pembelajaran karena tidak menyukai
gurunya

5) Pakar
Edil Wijaya Nur, S.Pd., Gr
Lebih banyak membuka ruang konsultasi
dengan guru mata pelajaran dengan
memperhatikan aspirasi dari peserta didik.
Kurangnya Minat Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
baca  Minat baca merupakan suatu keinginan atau kajian literatur dan hasil wawancara serta
kecendrungan yang tinggi (gairah) untuk dikonfirmasi melalui observasi, dapat
membaca (Siregar,2004) diketahui bahwa penyebab kurangnya
 Solahudin, D., Misdalina, & Noviati. minat baca adalah:
(2022). Analisis faktor penyebab
rendahnya minat baca pada siswa kelas 5 1. Siswa memiliki kemampuan
membaca yang masih kurang
SD Negeri 4 Tanjung Lago. Jurnal 2. Siswa jarang mencari buku atau
Pendidikan dan Konseling, 4(4), 1404-1409. bahan bacaan sesuai kebutuhannya
Terdapat dua faktor penyebab kurangnya 3. Belum maksimalnya penggunaan
minat baca siswa, yaitu faktor internal perpustakaan.
merupakan faktor yang berasal dari diri
siswa yaitu kemampuan membaca,
memahami makna yang terkandung dalam
bacaan, kurangnya membiasakan membaca,
membaca buku atas perintah guru, siswa
jarang mencari buku atau bahan bacaan
sesuai dengan kebutuhannya, siswa yang
menyelesaikan tugas melalui internet tanpa
buku. sedangkan faktor eksternal merupakan
yang disebabkan oleh oleh diri siswa sendiri
yaitu lingkungan sekolah kurang
mendukung, budaya membaca yang kurang
di lingkungan sekolah, program literasi
belum berjalan maksimal, mading sekolah
yang tidak pernah diperbaharui, sekolah
tidak memiliki tempat khusus untuk
membaca selain di perpustakaan, peran
perpustakaan sekolah yang belum maksimal,
dan pengaruh penggunaan smartphone.
 Hardjoprakosa (2005:145) menyatakan
bahwa yang menyebabkan rendahnya minat
baca yaitu, para orang tua tidak memberi
dorongan kepada anak untuk
mengutamakan membeli buku dari
permainan.

Hasil Wawancara:
1) Kepala Sekolah
Suardam Djamadi, S.Pd., M.M
Faktor penyebab kurangnya minat baca
siswa adalah mereka lebih cenderung
memainkan hp daripada membaca buku.

2) Guru
Riska Ardani Azis, S.Pd
Ada beberapa siswa yang masih malas
membaca apalagi kalau buku mata
pelajaran.

3) Teman Sejawat
Rian Hidayat, S.Pd
Guru BK belum mengupgrade pengetahuan
tentang minat baca dan belum
memaksimalkan peenggunaan perpustakaan.

4) Pengawas
Gunawan, Msi
Memperbanyak bahan bacaan yang menarik
minat siswa untuk membaca.

5) Pakar
Edil Wijaya Nur, S.Pd.
Geliat membaca harus dipansing dengan
sumber bacaan yang menarik bagi peserta
didik. Perpustakaan tidak boleh dipenuhi
hanya dengan buku mata pelajaran yang
membuat mereka menjauhi perpustakaan
4. Siswa salah dalam Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
memilih Jurusan  Menurut Liem dan Budi (2013) memilih kajian literatur dan hasil wawancara serta
jurusan pendidikan lanjutan dikarenakan dikonfirmasi melalui observasi, dapat
teman sebaya dan orang tua akan diketahui bahwa penyebab siswa salah
menimbulkan berbagai masalah, seperti dalam memilih jurusan adalah:
memperoleh pekerjaan dikarenakan tidak
1. Siswa ikut-ikutan dengan temannya
memenuhi kualifikasi dan skill yang dalam memilih jurusan
dituntut oleh suatu pekerjaan. 2. Siswa belum mampu memilih
 Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh jurusan sesuai keinginan dan
Agoes Dariyo (2004) seorang individu yang kemampuan yang dimiliki
akan atau menempuh pendidikan ke 3. Belum maksimalnya bimbingan
perguruan tinggi merupakan suatu upaya karir di sekolah
perkembangan karir dimasa depan.
 Atmosudirdjo (2003) menyatakan bahwa
dalam memilih jurusan pendidikan lanjutan,
harus didasarkan pada minat akan memicu
siswa untuk berprestasi ketika berada di
perguruan tinggi.
 Menurut Furqan (2012) akibat salah dalam
memilih jurusan/prodi di perguruan tinggi
adalah permasalahan di bidang psikologis,
mempelajari sesuatu yang tidak sesuai IQ,
bakat, minat, cita-cita dan kemampuan yang
dimiliki, merupakan pekerjaan yang sangat
tidak menyenangkan, apalagi itu bukan
pilihan sendiri.
Hasil Wawancara:
a) Kepala Sekolah
Suardam Djamadi, S.Pd., M.M
Guru BK tidak memanfaatkan media BK
dalam bimbingan karir
Guru BK tidak memanfaatkan waktu dalam
memulai bimbingan karir.

b) Guru
Riska Ardani Azis, S.Pd
Siswa belum mampu memilih jurusan yang
sesuai keinginan dan kemampuan yang
dimiliki

c) Teman sejawat
Rian Hidayat
Belum maksimalnya bimbingan karir
kepada siswa yang akan melanjutkan studi
ke perguruan tinggi

d) Pengawas
Gunawan, Msi
Salah satu penyebab siswa salah dalam
memilih jurusan karena ikut-ikutan dengan
teman

e) Pakar
Edil Wijaya Nur, S.Pd., Gr
Dalam menentukan pemilihan jurusan ada
baiknya di datangkan narasumber seperti
alumni yang sudah kuliah agar mereka
memberikan informasi tentang unuversitas
mereka
Minimnya  Menurut Bahri (2002:105) bakat dapat Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
pemahaman siswa mempengaruhi tinggi rendahnya kajian literatur dan hasil wawancara serta
tentang bakat dan prestasi belajar siswa pada bidang dikonfirmasi melalui observasi, dapat
minat studi tertentu. diketahui bahwa penyebab minimnya
 Menurut Masril (2001:151) minat pemahaman siswa tentang bakat dan
seseorang terhadap suatu bidang atau minat adalah:
pekerjaan tertentu diprediksi akan
terwujud jika didukung oleh bakat- 1. Siswa belum mengetahui tentang
bakat yang memadai. Minat yang tinggi potensi yang dimilikinya
saja tidak cukup untuk bisa 2. Siswa belum mengetahui apa itu
mengantarkan individu meraih sukses bakat dan minat
dalam studi ataupun pekerjaan yang 3. Belum maksimalnya bimbingan
diminatinya. tentang bakat dan minat
 Wirawan (Pujiati & Astuti, 2008:2) 4. Penggunaan tes bakat dan minat
mengungkapkan bahwa kekompakan belum terlaksana dengan baik
bakat dengan minat bisa membuat
seseorang mencapai keberhasilan,
sebaliknya jika seseorang memiliki
minat namun tidak berbakat
kemungkinan besar ia akan
mendapatkan nilai indeks prestasi
minumum.

Hasil Wawancara
1) Kepala Sekolah
Suardam Djamadi, S.Pd., M.M
Siswa harus lebih mengetahui bakat
dan minat yang dimilikinya agar
prestasi belajarnya tinggi

2) Guru
Riska Ardani Azis, S.Pd
Masih banyak siswa yang belum
mengetahui tentang potensi yang
dimilikinya karena kurangnya
pengetahuan tentang bakat dan minat
3) Teman Sejawat
Rian Hidayat, S.Pd
Guru BK belum maksimal dalam
melakukan bimbingan tentang bakat
dan minat sehingga masih banyak
siswa yang belum mengetahui apasih
bakat dan minat itu

4) Pengawas
Gunawan, Msi
Siswa harus lebih diperhatikan dalam
mengembangkan bakat dan minatnya

5) Pakar
Edil Wijaya Nur, S.Pd
Pentingnya tes bakat dan minat bagi
siswa agar tidak salah dalam
mengambil keputusan

Anda mungkin juga menyukai