Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Zulia Mufarichah , S.Pd.

NIM : 4401022100

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah
yang telah Analisis eksplorasi penyebab
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikas masalah
i
1 Siswa sulit Kajian Literatur: Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab
memahami 1. Faktor Penyebab Kesulitan masalah melalui kajian literatur dan
pelajaran Belajar Menurut Dimyati dan wawancara, kemudian dikonfirmasi
Mujdiono (2006), terdapat melalui observasi, faktor-faktor yang
beberapa faktor yang dianggap menyebabkan siswa sulit memahami
menjadi penyebab siswa pelajaran yaitu:
mengalami kesulitan dalam
belajar, antara lain yaitu sebagai 1. karena kompleksitas materi yang
berikut sulit seperti materi dunia hewan dan
• Faktor internal siswa yaitu; dunia tumbuhan. Disitu terdapat
sikap terhadap belajar, banyak filum misalkan pada
konsentrasi belajar,motivasi kingdom animalia
belajar,mengelola bahan 2. Hal ini disebabkan karena ada
ajar, meyimpan perolehan nama ilmiah dan materi tersebut
hasil belajar,rasa percaya terdapat beberapa istilah asing
diri, dll yang masih awam di telinga siswa.
3. Tidak adanya kesadaran peserta
• Faktor ekternal yaitu ; guru
didik mereview kembali pelajaran
sebagai pembina belajar,
setelah berada di rumah
prasarana dan sarana
4. Faktor dari dalam peserta didik
pembelajaran, kebijakan
tersebut yakni kurang kosentrasi
penilaian, lingkungan sosial
belajar akibat asyik bermain game
siswa di sekolah, dan
dan media sosial hingga larut
kurikulum sekolah.
malam.
2. Menurut Slameto ( 2003 : 54 ),
5. kurangnya literasi membaca siswa
faktor-faktor yang menyebabkan
karena siswa mudah bosan ketika
siswa kesulitan belajar ada faktor
melihat banyak tulisan
internal dan faktor eksternal.
6. proses pembelajaran yang tidak
Faktor internal yaitu; minat,
disertai media interaktif sehingga
bakat, cita –cita,motivasi,
siswa mudah bosen terutama pada
perhatian, dll. Sedangkan faktor
materi yang sulit.
eksternal yaitu: dukungan orang
7. Kurangnya keterlibatan siswa
tua, keadaan lingkungan sekitar,
secara langsung dalam
dll
pembelajaran
3. Setyawan, 2012 Tingkat
8. lingkungan yang kurang kondusif
kompleksitas merupakan
di lingkungan sekolah di karenakan
kesulitan/ kerumitan setiap
faktor alam yaitu pasang surut air
indikator, kompetensi dasar yang
laut
harus dicapai oleh peserta didik.
Dalam hal ini guru harus betul-
betul mencermati tingkat
kerumitan dari suatu materi.

Wawancara:
Ketua MGMP Kab. Demak
(Mustahib, S.Pd.)
1. Tidak adanya kesadaran peserta
didik mereview kembali pelajaran
setelah berada di rumah
2. Adanya pengaruh budaya luar
dan program dimedia elektronik
yang kurang mendidik sehingga
peserta didik tidak fokus
terhadap pelajaran disekolah

Rekan Sejawat (Endah Kurniasih,


S.Si.)
1. kompleksitas materi pembelajaran
yang sulit di materi tertentu
2. minat siswa untuk membaca masih
kurang jadi menyebabkan siswa
tidak faham materi yang di ajarkan
3. Minat siswa belajar rendah.
4. sarana prasarana belajar yg
kurang
5. Dalam materi tersebut banyak
memunculkan istilah asing
sehingga masih awam di telinga
siswa
WawancaraWaka
Kurikulum(Ngatono, S.Pd.)
1. Literasi siswa masih rendah
2. Siswa pasif dalam pembelajaran
3. Kurangnya pemahaman terhadap
materi yang di ajarkan
4. lingkungan yang kurang kondusif
karena faktor alam
5. materi yang sulit juga berpengaruh
terhadap proses pembelajaran dan
hasil belajar

2 Motivasi Kajian Literatur Penyebab yang di temukan:


belajar siswa 1. https://ejournal.upi.edu/index.php/j
masih rendah pmanper/article/view/14606/8368 1. Kemauan siswa dalam belajar masih
motivasi belajar adalah dorongan rendah hal ini karena dukungan dari
mental yang menggerakkan orang tua masih kurang
perilaku manusia, yang 2. Keinginan anak ingin bekerja dan
menimbulkan suatu kegiatan tidak untuk melanjutkan keperguruan
serta arah belajar untuk tinggi. Hal ini membuat motivasi
mencapai tujuan belajar anak untuk belajar juga terhambat.
(Makmum, 2007). 3. Siswa hanya belajar ketika ada
Hasil studi menunjukkan bahwa ulangan
motivasi belajar siswa rendah. 4. Siswa tidak mau mengikuti
Salah satu penyebabnya dapat pembelajaran dengan baik di kelas
tercermin dalari proses 5. Guru sulit menentukan model
pembelajaran yang hanya pembelajaran yang tepat yang di
menggunakan metode dan model sesuaikan dengan karakter siswa
pembelajaran yang monoton dan dan materi yang akan di pelajari
tidak menarik sehingga 6. siswa kesulitan dalam menganalisa
menyebabkan siswa tidak masalah atau soal, serta memahami
mempunyai minat dan motivasi materi pembelajaran
untuk belajar. 7. Kondisil ingkungan belajar siswa
kurang nyaman karena sering
2. https://www.ejournal.stkipbbm.ac.i terkena benjana alam yaitu banjir
d/index.php/mtk/article/view/742/6 dan rob
70 8. terbatasnya ketersediaan buku teks/
Menurut Elis Warti, siswa dapat buku paket yang dapat dipinjamkan
memperoleh motivasi dari kepada masing-masing siswa,
berbagai arah diantaranya sehingga siswa hanya memegang
adalah dari orangtua atau LKS untuk bekal dalam proses
keluarga, masyarakat atau pembelajaran
lingkungan sekitar, guru serta Solusinya: siwa di berikan link untuk
media (warti, 2018). megakses buku digital atau e-book dan
tetap di pantau guru

Wawancara:
Rekan Sejawat (Endah Kurniasih,
S.Si.)
1. Cita-cita siswa rendah
2. Kondisi lingkungan di sekolah
kurang mendukung Karena faktor
alam
Wawancara:
Waka Kurikulum (Ngatono, S.Pd.)
1. Semangat belajarnya siswa masih
kurang
2. Faktor keluarga yang berasal dari
ekonomi lemah membuat siswa
minder dan tidak percaya diri
3. Kurangnya dukungan dari orang
tua

Wawancara:
Kepala Sekolah (Prayitno, S.Pd.,
M.Pd.)
1. Damapk pandemi yang lama jadi
siswa belom bisa menyesuaikan
diri dengan pembelajaran tatap
muka
2. Terbatasnya sumber bacaan di
sekolah
3. Motivasi yang di berikan guru
kurang di terima siswa

3 Belum Kajian Literatur: Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab


optimalnya masalah melalui kajian literatur dan
penggunaan 1. Amalia ( 2016 ) menyatakan wawancara, kemudian dikonfirmasi
teknologi/ melalui observasi, faktor-faktor yang
bahwa guru tidak memiliki
inovasi menyebabkan Belum optimalnya
dalam motivasi untuk: penggunaan teknologi/ inovasi dalam
pembelajaran ➢ Mempelajari teknologi yang pembelajaran
berkembang.
➢ Guru malas untuk menerapkan
1. Sarana dan prasarana dalam
hal baru dalam pembelajaran pembelajaran terbatas. Karena
yang dianggap rumit. keterbatasan fasilitas sarpras itulah,
➢ Fasilitas pribadi guru yang akhirnya guru jarang menggunakan
tidak memadai media PPT interaktif.
2. pengetahuan siswa akan
➢ Faktor umur membuat guru
penggunaan perangkat seperti
tidak memilki motivasi untuk laptop dan komputer juga rendah,
menggunakan dan mempelajari karena mereka tidak terbiasa
teknologi, dll menggunakannya
2. Cheung dan Slavin (2013) 3. banyak siswa yang mengeluhkan
menemukan bahwa teknologi tidak bisa mengoperasikan
menghasilkan efek positif pada komputer sekaligus membuat media
PPT.
prestasi siswa dibandingkan 4. Minimnya pelatihan pelatihan yang
dengan metode tradisional ditujukan untuk guru dalam
3. https://journal.umsurabaya.ac.id/i pemanfatan teknologi
ndex.php/pgsd/article/view/1041
- Pada dunia pendidikan
Indonesia, globalisasi memberi
dampak keharusan perubahan
pada cara mengajar guru yang
dulunya bersifat tradisional
berbasis paper menjadi kini
berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).

Waka Kurikulum (Ngatono, S.Pd.)


1. internet sulit di jagkau
2. LCD tidak tersediadi tiap kelas
3. Hp sebagai sumber utama dalam
pembelajaran

Kepala Sekolah(Prayitno, S.Pd.,


M.Pd.)
1. Sekolah berada di daerah
pinggiran dan perairan sehingga
akses internet sulit
2. Siswa belum bijaksana dalam
menggunakan smartphone

Rekan Sejawat(Endah Kurniasih,


S.Si)
1. Pembelajaran monoton karena
guru jarang menggunakan PPT
interaktif
2. Pengetahuan siswa yang rendah
dalam pemakaian laptop dan
komputer
3. terbatasnya jumlah LCD
4. Sangat minimnya pelatihan
pembelajaran dengan media
teknologi terhadap Guru

4 Model Kajian Literatur Penyebab yang di temukan:


pembelajaran 1. Heinich se.al., dalam Daryanto, 1. Model pembelajaran yang
yang 2013 mengatakan: Pendidikan diterapkan tidak sesuai dengan
digunakan yang berkualitas memerlukan materi pembelajaran.
dalam sumber daya guru yang mampu 2. Tidak terlihat adanya fariasi dalam
kegiatan dan siap berperan secara pembelajaran jadi terkesan
belajar profesional dalam lingkungan monoton
mengajar sekolah dan masyarakat. 3. Daya tangkap belajar siswa tidak
masih belum Daryanto, 2013 mengayakan: sama
sesuai Dalam era perkembangan IPTEK 4. Guru tidak menerapka nmodel
dengan yang begitu pesat dewasa ini, inovatifPembelajaran tidak sama
karakteristik profesionalisme guru tidak cukup dengan RPPkarena dalam RPP
siswa hanya dengan kemampuan menunjukkan adanya model
membelajarkan siswa, tetapi juga cooperative learning sedangkan
haru smampu mengelola dalam praktiknya guru tidak
infromasi dan lingkungan untuk menggunakan model tersebut.
memfasilitasi kegiatan belajar Sehingga pembelajaran yang
siswa. Konsep lingkungan dilakukan tidak terstruktur dengan
meliputi tempat belajar, metode, apa yang telah direncanakan oleh
media, sistem penilaian, serta guru.
sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk mengemas
pembelajaran dan mengatur
bimbingan belajar sehingga
memudahkan siswa. (Daryanto,
2013, Media Pembelajarn, hal.3)
2. Model inovatif adalah model yang
dapat menarik minat siswa
dengan beragam variasi dalam
teknisnya dengan ditunjang
fasilitas yang lengkap, mulai dari
sarana prasarana, media, dan
alat peraga lainnya, serta
pemanfaatan teknologi yang baik
sehingga dapat membantu siswa
menemukan hal-hal baru dengan
memposisikan siswa sebagai
subyek bukan obyek dalam suatu
pembelajaran (Suhardiyanto,
Andi. 2009).

3. Hal ini juga diperkuat oleh


pendapat rekan sejawat di
sekolah, metode ceramah masih
menjadi metode yang paling
mudah untuk dilakukan oleh guru
saat pembelajaran. Metode ini
sebenarnya juga bisa efektif
apabila mata pelajaran biologi
dilaksanakan di jam pagi, dan
mulai tidak efektif apabila
dilaksanakan di jam siang

Wawancara:
Rekan Sejawat dan ketua MGMP
KAB. DEMAK (Endah Kurniasih,
S.Si. dan Mustahib, S.Pd)
1. Kurangnya mengembangkan
konsep pembelajaran berbasis
proyek
2. Kurangnya pengetahuan dan
literasi guru mengenai model-
model pembelajaran inovatif
3. kreativitas guru masih kurang
4. model pembelajaran tidak sesuai
dengan materi ajar

Waka kurikulum(Ngatono, S.Pd.)


1. Kreativitas guru dalam
mengembangkan model
pembelajaran masih kurang
2. Siswa kurang bisa mengikuti
sintaks
5. Sarana prasarana sekolah yang
tidak mendukung guru untuk
mengembangkan pembelajaran
yang inovatif

Kepala Sekolah (Prayitno, S.Pd.,


M.Pd.)
1. Guru sudah menerapkan model
pembelajaran yang variatif, tapi
siswa masih kurang antusis atau
aktif mengikuti pembelajaran
2. Guru masih menggunakan
metode konvensional seperti
metode ceramah dalam KBM
3. Sarana dan prasarana tidak
sesuai model pembelajaran

5 Komunikasi Kajian literatur Penyebab yang di temukan:


Guru dan 1. Menurut Suriansyah (2014:64)
orang tua dalam praktiknya hubungan 1. Kurangnya pihak sekolah
siswa masih sekolah dengan masyarakat mengadakan pertemuan rutin
kurang dalam rangka menigkatkan dengan orang tua siswa pasca
optimal keterlibatan atau partisipasi pandemi
orangtua murid/keluarga dalam 2. pihak sekolah belum melakukan
pendidikan di sekolah ditemui parenting
sejumlah hambatan. Hambatan- 3. Lokasi kediaman orang tua peserta
hambatan ini dapat bersumber didik tidak dekat dengan sekolah
dari persepektif guru dan kepala dan sulit di jagkau karena banjir dan
sekolah sebagai pelaksana Rob
hubungan maupun dari pihak 4. Orang tua siswa sibuk bekerja dan
masyarakat sebagai subjek yang sulit untuk di hubungi
diajak untuk terlibat langsung 5. Siswa di titipkan kepada wali
dalam berbagai kegiatan sekolah misalnya pada nenek atau sodara
dalam rangka meningkatkan 6. Ketika orang tua siswa dipanggil ke
mutu sekola sekolah, ada yang tidak hadir
2. Kompas, Yohanes Enggar 7. Tidak semua orangtua siswa
Harususilo.Yang menjadi memeiliki kemampuan
penghambat relasi atau berkomunikasi yang baik dengan
hubungan guru dan orangtua guru
adalah; ekonomi, kurang 8. WAG guru dan orang tua siswa
percaya diri,kesenjangan tidak berjalan optimal
generasi,kesibukan pekerjaan, 9. Orang tua kurang perhatian
norma dan nilai budaya, budaya terhapan anak-anak mereka
kelas, dan pengalaman negatif terutama anak-anak yang
masa lalu. Artikel ini telah tayang mengalami masalah belajar
di Kompas.com dengan judul
"Begini Seharusnya Hubungan
Sekolah dan Orangtua", Klik
untuk baca:
https://edukasi.kompas.com/read
/2018/06/21/18270971/beginiseh
arusnya-hubungan-sekolah-
danorangtua?page=all

Wawancara:
Rekan Sejawat (Endah Kurniasih,
S.Si.)
1. Dalam berkomunikasi siswa tidak
menggunakan bahsa yang baik
dan benar
2. Siswa mudah marah dan kurang
mengontrol emosi

Wawancara:
Waka Kurikulum(Ngatono, S.Pd.)
1. Orang tua siswa sibuk bekerja
2. Orang tua siswa banyak yang
merantau ke luar kota
3. Tidak semua orangtua dan guru
memiliki kemampuan komunikasi
yang baik.
Wawancara:
Kepala Sekolah (Prayitno, S.Pd.,
M.Pd.)
1. Pemerintah belum terlalu
melonggarkan aturan pertemuan
antara pihak sekolah dengan
orang tua siswa
2. Ketika orang tua siswa dipanggil
ke sekolah, tidak semua bisa
memenuhi undangan tersebut
3. Orang tua siswa cenderung
menyerahkan pendidikan pada
guru
4. Pihak sekolah sudah melibatkan
orangtua peserta didik dalam
acara yang dibuat sekolah tapi
karna jarak tempuh orangtua
peserta didik yang berjauhan
sehingga hanya orang tua peserta
didik yang dekat dengan sekolah
yang ikut terlibat Para orangtua
peserta didik lebih mementingkan
pekerjaan daripada harus
mengikuti rapat dengan pihak
sekolah

Hasil wawancara dengan ketua


MGMP kabupaten Demak
(Mustahib, S.Pd)
1. Pihak sekolah kurang banyak
membuat program sekolah
yang dimana orangtua
peserta didik ikut andil dalam
program tersebut
2. Belum melakukan kegiatan
Parenting

Daftar Referensi

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Silvia Sandi Wisuda Lubis.2016. Membangun Budaya Literasi Membaca Dengan Pemanfaatan Media
Jurnal Baca Harian. Jurnal Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-raniry Banda Aceh hal 128

Megasari, Rika. 2020. Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukittinggi. Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol 2
No. 1, Juni 2020, Hal. 636-831.

Setyawan, I Ketut Agus. 2012. Analisis Korelasi Kompleksitas Materi, Daya Dukung, dan Intake Siswa
terhadap Prestasi Belajar Biologi pada SMP Negeri di Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia, Vol 2 No. 1.

Yusrina, Farida. 2019. Hambatan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Inovatif pada Mata
Pelajaran Sejarah di SMP Negeri 3 Magelang. Historia Pedagogia, Vol 8 No. 1, Juni 2019, Hal. 51-57.
Daftar Narasumber

NO. NAMA JABATAN ALAMAT

1 Prayitno, S.Pd., M.Pd. Kepala Sekolah Katonsari, Demak

2 Ngatono, S.Pd. Guru Fisika (Waka Mranggen, Demak


Kurikulum)

3 Endah Kurniasih, M.Si. Guru Biologi Bangetayu, Genuk

4 Mustahib, S.Pd Ketua MGMP Mranggen.Demak

Anda mungkin juga menyukai