Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : LINDA ANDRIANI, S.Pd.

Asal Institusi : SDN No. 29 MANGGELEWA

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah

1 Siswa kesulitan Penyebab masalah siswa A. Hasil kajian literatur:


dalam memahami yang kesulitan dalam 1. menurut Reid dalam (Maya Anggraini 2017:4) bahwa kesulitan belajar siswa
materi. memahami materi saat dapat teridentifikasi dalam menyelesaikan tugas akademik seperti mengalami
proses pembelajaran kesulitan dalam beberapa mata pelajaran dan hasil pembelajaran yang diperoleh
adalah: dibawah KKM.
1. Guru kurang mendapatkan 2. Menurut Hamalik (dalam Haqiqi, 2018) bahwa apabila siswa mengalami
pelatihan tentang cara kemunduran dalam belajar, maka berarti siswa mengalami kesulitan belajar. Ada
menerapkan pembelajaran beberapa kasus kesulitan belajar yang telah dikemukakan oleh, Syamsudin, A yaitu:
inovatif, sehingga cara (1) kasus kesulitan belajar dengan kurangnya motivasi dan minat. (2) kasus yang
mengajarnya monoton. dilatar belakangi oleh sikap negatif terhadap pelajaran dan guru. (3) kasus kesulitan
2. Guru kurang kreatif dalam belajar dengan kebiasaan belajar yang salah. (4) kasus yang dilatar belakangi oleh
menata ruang kelas kondisi siswa dan lingkungannya.
menjadi ruangan yang 3. Menurut Makmun, 2001 (dalam Sunawan DKK, 2012) bahwa siswa dapat
nyaman dan menarik dikatakan mengalami kesulitan belajar apabila siswa mengalami kegagalan dalam
untuk digunakan. mencapai tingkat penugasan dengan tidak tercapainya nilai ketuntasan umum dalam
3. Tuntutan kurikulum tidak materi pembelajaran tertentu. Kesulitan belajar dipengaruhi oleh beberapa macam
sejalan dengan kondisi di faktor yaitu faktor internal (dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri
lapangan, sehingga guru siswa).
hanya mengejar materi
yang harus diselesaikan B. Sumber:
meski siswa belum  Puspitasari RD. D., Sujarwo. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada
menguasai materi yang Pembelajaran IPA Di Kelas IV Sd Swasta Muhammadiyah Pancur Batu. Jurnal
diajarkan. Pendidikan dan Pembelajaran Terpadu. 3 (2), 199-207.
4. Kurangnya sarana dan  http://jurnal-lpzm.umnaw.ac.id
prasarana yang
mendukung pembelajaran C. Hasil wawancara:
dikelas sehingga media Narasumber:
pembelajaran tidak bisa (Ibu Baiq Husnah, S.Pd) Minggu, 19/11/2023
diterapkan. 1. Secara internal, peserta didik ingin berhasil tapi kejenuhan mulai muncul akibat
metode pembelajaran yang kurang menarik.
2. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat, sehingga materi
yang disampaikan sulit dipahami peserta didik.
3. Kesulitan peserta didik dalam memahami materi ini yang membuat mereka tidak
memiliki keinginan untuk menanggapi materi yang disampaikan.
(Bapak Junaidin,S.Pd) Minggu, 19/11/2023
1. Siswa tidak mengulang kembali materi yang disampaikan disekolah, di rumah
siswa cenderung lebih banyak bermain.
2. Siswa tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru di kelas.
3. Guru harus membantu siswa memecahkan masalah saat siswa mengalami
kesulitan dalam proses pembelajaran

Penyebab masalah
2 Membangun relasi berdasarkan kajian literatur A. Hasil kajian literatur:
dengan siswa. Guru dan wawancara, dapat Menurut Hendita (2019) (dalam Alfiansyah, dkk 2019) yang menyatakan bahwa
kurang dalam diketahui bahwa penyebab keterlibatan dan peran orang tua dalam pembelajaran akan memiliki pengaruh positif
melakukan kurangnya komunikasi antara terhadap motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, dapat diduga peran orang tua
guru dengan orang tua
pendekatan dengan peserta didik selama berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
peserta didik. mengikuti pembelajaran Menurut Suryo Subroto (dalam Ilyas 2004) komunikasi orang tua dengan anaknya
adalah: sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Apabila komunikasi orang tua
1. Orang tua tidak berpengaruh baik kepada anaknya maka akan menyebabkan anak berkembang dengan
memperhatikan setiap baik pula. Penetuan kehidupan anak di sekolah dapat dilihat dari peranan dan suasana
perkembangan anaknya di komunikasi orang tua di rumah. Orang tua harus menjadikan rumah sebagai wadah
sekolah. untuk berkomunikasi secara intens dengan anaknya.
2. Latar belakang Pendidikan Menurut Khusnul (2021) Faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua dalam
orang tua murid, rata-rata membimbing pembelajaran anak diantaranya : Latar belakang Pendidikan orang tua,
rendah dan hanya lulusan faktor ekonomi, teman dan jumlah keluarga dan suasana hati anak.
sekolah dasar bahkan ada
yang tidak pernah B. Sumber :
bersekolah.  Alfiansyah, Hendita (2019) The Role Of Parental involvement towards the students
3. Kurangnya perhatian learning motivation. Lentera Pendidikan. Jurnal Ilmu Tarbiyah dan keguruan.
orang tua dan guru 22.276.10.24252 /lp.2019 v22n2i9
terhadap peserta didik.  Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI.2004
4. Orang tua peserta didik
belum paham pentingnya C. Hasil Wawancara:
koordinasi dengan pihak Narasumber senior: (Ibu Nurjanah, S.Pdi) Senin, 20/11/2023
sekolah. 1. Orang tua jarang menyakan bagaimana perkembangan anaknya di sekolah.
5. Orang tua masih banyak 2. Pihak sekolah kurang aktif berkomunikasi dengan orang tua wali murid.
yang belum memahami 3. Tidak adanya kontrol orang tua terhadap anaknya saat diluar sekolah.
pentingnya Pendidikan. Narasumber Teman sejawat:
1. Orang tua murid menyerahkan tugas belajar siswa hanya kepada guru di sekolah
dan tidak ikut andil memberi bimbingan belajar di rumah.
2. Guru hendaknya mengatur penambahan jadwal pembelajaran di waktu yang
berbeda, misalkan dengan les sore.
3 Melakukan disiplin Penyebab masalah A. Kajian Literatur:
positif, Peserta didik berdasarkan kajian literatur
lalai dalam dan wawancara adalah: Wijaya (2015) (dalam Efi Ika Febrianti 2017) berbagai riset yang menunjukkan
melakukan tugas 1. Diharapkan sebagai orang jika hukuman dan kekerasan tidak akan memberikan dampak positif apapun.
yang di sepakati tua harus mengawasi Sebaliknya hukuman malah memberikan dampak negatif jangka panjang yang
bersama di sekolah, temannya, memberikan merugikan bagi anak.
kelas maupun dampak positif atau Lickona (1991: 45-46) (dalam Efi Ika Febrianti 2017) menjelaskan bahwa sekolah
lingkungan sekitar. dampak negatif untuk merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengemban tugas mengembangkan
perkembangan anak. nilai karakter. Nilai-nilai karakter itu antara lain kejujuran, keterbukaan, toleransi,
2. Guru harus membimbing kebijaksanaan, disiplin diri, kemanfaatan, saling menolong dan kasih sayang,
peserta didik untuk keberanian, dan nilai-nilai demokrasi. Dari beberapa nilai karakter yang perlu
mentaati peraturan ditanamkan tersebut, disiplin diri merupakan salah satu nilai karakter yang penting
sekolah. dikembangkan.
3. Guru menegur dan Tumewu, (2017) (dalam Efi Ika Febrianti 2017) Disiplin positif diharapkapkan
menasehati anak jika dapat menjadi jembatan untuk anak menjadi manusia yang lebih baik, teguh dalam
melanggar atau tidak jangka panjang serta membantu anak merasa diterima di komunitasnya. Disarankan,
disiplin, diberi sanksi untuk menciptakan situasi kelas yang nyaman berdasarkan pada komunitas dan
beruapa mengerjakan kerjasama yang dapat meningkatkan kemampuan akademis, menggunakan dorongan
tugas, mencatat dan positif untuk meningkatkan afisasi motivasi intrinsik, menciptakan keterampilan
merangkum sesuai dengan hidup sosial dan emosional (socialand emotional life skills) dan perilaku positif dan
mapel. bukan mencari-cari kekurangan anak.

B. Sumber
 https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2aEwjX0ry
Hs6CAxUfXmwGHa8cByUQFnoECA8QAQ&url=https%3A%2F
%2Fjurnalilmiahcitrabk.ac.id%2Fjil%2Findex.php%2Fjpicb%2Farticle
%2Fdownload%2F2101%2F603%2F&usg=AOvVawV7lAAe-
ozGrret07IukOe&opi=89978449
C. Wawancara
Narasumber (Ibu kepala sekolah Juleha, S.Pd) Senin 20/11/2023
1. Faktor yang mempengaruhi ketidak disiplinan peserta didik ada 2 yaitu pertama
internal dari diri siswa yang malas bersikap disiplin, kedua eksternal dari
keluarga karena kurang memperhatikan anak, dari Masyarakat dan pergaulan
anak dimasyarakat.
2. Guru perlu menvariasikan metode-metode pembelajaran.
3. Orang tua harus mendorong dan mendukung peserta didik agar mentaati peraturan
sekolah.
4. Guru memberikan bimbingan kepada anak setiap hari dan saat pelajaran
berlangsung, membuat skenario pembelajaran yang semenarik mungkin dalam
proses pembelajaran, bersosialisai dengan orang tua murid, dan diharap dari
semua itu siswa mau berperilaku disiplin.

4 Masalah motivasi Penyebab masalah A. Kajian Literatur:


belajar peserta didik berdasarkan kajian literatur Nashar, (2004:11) (dalam Ghullham, dkk 2011) Motivasi belajar yang dimiliki siswa
rendah. dan wawancara, dapat dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi
diketahui bahwa penyebab belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu.
motivasi belajar peserta didik Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004:42) Motivasi belajar adalah
rendah adalah: kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat
1. Kurangnya minat belajar untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
peserta didik terhadap Koeswara, dan Siagia (1989) (dalam Ghullham, dkk 2011) Motivasi dipandang
pelajaran. sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,
2. Model pembelajaran yang termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
digunakan belum mampu mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku
membuat peserta didik pada individu belajar.
termotivasi untuk belajar.
3. Kurangnya kepedulian
peserta didik terhadap diri
B. Sumber:
dan tujuan yang ingin
dicapai.  (Koeswara, 1989 ; Siagia, 1989 ; Sehein, 1991; Biggs dan Tefler, 1987 dalam
4. Pembelajaran yang masih Dimyati dan Mudjiono, 2006)
monoton.  G Hamdu, L Agustina-Jurnal penelitian Pendidikan, 2011 – academia.edu

C. Wawancara dengan Kepala Sekolah:


Narasumber: (Ibu Juleha, S.Pd) Senin, 20/11/2023
1. Cara menyajikan materi pelajaran yang disampaikan kurang menarik.
2. Kurangnya kreativitas dan inovasi guru dalam mengelola kelas.
3. Guru harus memberikan arahan kepada peserta didik tentang apa tujuan yang bisa
tercapai jika siswa rajin belajar.
4. Guru masih kurang menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif.

5 Pemberian feedback, Penyebab masalah A. Kajian Literatur:


Peserta didik kurang berdasarkan kajian literatur Umpan balik merupakan pemberian informasi secara terprogram, interaktif dan
percaya diri saat dan wawancara, dapat menggunakan teknik tertentu dalam merespon hasil kinerja siswa. Pentingnya umpan
menyampaikan diketahui bahwa penyebab
balik seperti yang ditegaskan Gentry (dalam Zubaidah R. 2015 : 54 ) yang
pendapat. peserta didik kurang percaya
diri saat menyampaikan menyatakan bahwa, umpan balik berkaitan dengan informasi tentang kinerja peserta
pendapat adalah: didik dalam kesuksesan dan kegagalan dan umpan balik merupakan informasi yang
1. Guru jarang mengajak
diterima atau mengoreksi kinerjanya.
siswa untuk merefleksikan
pengetahuannya didepan Woolfolk (dalam Zubaidah R. 2015 : 54) dalam belajar siswa sering membutuhkan
kelas. bantuan untuk menemukan jawaban, mengapa pekerjaannya salah. Dengan pemberian
2. Guru kurang mampu
umpan balik terhadap evaluasI secara berkelanjutan diharapkan dapat merangsang
mengelola kelas dengan
baik. siswa untuk lebih giat belajar, berusaha memperbaiki kekurangan dan kemudian
3. Peserta didik tidak membangun pengertian kearah yang benar. Selain itu, dengan umpan balik guru
percaya dengan menyadari kekurangan-kekurangan dirinya.
kemampuannya sendiri. B. Sumber
4. Siswa tidak memahami  http://journal2.um.ac.id/index/php/jppk/article/download/828/493
materi yang disampaikan.
5. Kurangnya sarana dan C. Wawancara
prasarana yang Senior disekolah (Ibu Nurfi’ah, S.Pd) Minggu, 19/11/2023
mendukung pembelajaran 1. Meminta kepada siswa secara mandiri merfleksikan pengetahuannya didepan
di sekolah. teman-temannya, sehingga peserta didik lebih leluasa untuk menyampaikan
pemikirannya terhadap hasil pekerjaannya.
2. Kurangnya percaya diri pada anak saat menyampaikan pendapat karena peserta
didik tidak memiliki kepercayaan kepada kemampuannya sendiri.
3. Guru belum menerapkan proses pemberian umpan balik untuk pekerjaan tugas
peserta dan menjelaskan letak kesalahan ataupun benarnya tugas yang dikerjakan.
Pak Haerudin, S.Pdi (senior di sekolah) Senin, 20/11/2023
1. Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik.
2. Intensitas belajar siswa masih kurang.

6 Materi HOTS (High Penyebab masalah A. Kajian Literatur:


Order Thinking berdasarkan kajian literatur Menurut (Saputra, 2016 : 91-92) tujuan utama dari High Order Thinking Skills yaitu,
Skills. dan wawancara, dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik untuk dapat berada dilevel yang lebih
Siswa belum diketahui bahwa penyebab tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dalam menerima
memahami atau Siswa belum memahami atau berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan suatu permasalahan
terbiasa dengan materi HOTS menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya, serta dapat membuat keputusan
terbiasa dengan
(High Order Thinking Skills) dalam situasi yang kompleks.
materi HOTS (High adalah: Soal berbasis HOTs menjadi salah satu penilaian yang dapat digunakan untuk peserta
Order Thinking 1. Siswa belum memahami didik.
konsep dari soal HOTS. Menurut Niati (2019 : 3) hasil belajar peserta didik dapat diketahui melalui evaluasi
Skills).
berupa tes dan non tes. Pada penilaian tes ini, guru diharapkan mampu menyusun soal
2. Kemampuan siswa masih
yang berbasis HOTs.
kurang dalam soal Isbandiyah dan Sanusi (2019 : 1) menyatakan bahwa peserta didik dapat berpikir
penalaran sehingga secara luas dan mendalam mengenai materi pelajaran yang dipelajarinya karena
adanya dorongan dari soal HOTs.
berpengaruh terhadap soal
HOTS itu sendiri. B. Sumber:
3. Penggunaan metode  http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snip/article/download/11160/7947
 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/artile/view/
pembelajaran yang tidak
44430/37862
tepat masih menggunakan
metode yang C. Wawancara
1. Senior (Baiq Husnah, S.Pd) Senin, 20/11/2023
konvensional.
a. Guru belum terbiasa menggunakan HOTS
4. Siswa membutuhkan b. Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan HOTS lebih lama dipahami oleh
waktu yang lama untuk siswa.
menyelesaikan soal c. Dalam merancang pembelajaran HOTS, guru membutuhkan waktu yang lebih
lama, sementara guru juga disibukkan dengan penyusunan administrasi dan
HOTS.
aktivitas yang lainnya.
2. Pengawas sekolah
a. Rendahnya memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran sehingga tidak ada
satu motivasi penyajian yang mengarah pada pembelajaran HOTS.
b. Guru diharapkan terus berupaya untuk mengoreksi dan memperbaharui
keterampilannya dalam mengajar.
c. Menerapkan proses pengembangan model pembelajaran sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan siswa.

7 Belum optimalnya Penyebab masalah A. Kajian Literatur:


pemanfaatan berdasarkan kajian literatur Darwin Effendi, Dkk (2019) Guru harus dapat menggunakan teknologi dalam
teknologi dalam dan wawancara, belum pembelajaran di sekolah. Metode konvensional sudah mulai ditinggalkan. Guru bukan
pembelajaran. optimalnya pemanfaatan lagi sebagai pusat pembelajaran atau Teacher Centered Learning (TCL). Mereka harus
teknologi dalam berubah dan dapat mengikuti perkembangan zaman.
pembelajaran adalah: Wartomo (2016:266) dalam Darwin Efendi, kompetensi guru harus diorientasikan
1. Kurangnya pengetahuan terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan masyarakat digital
dan keterampilan berbasis dewasa ini.
TIK. Menurut Patmanthara (2012:28), perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
2. Minimnya akses internet. (TIK) terakhir mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut dikarenakan oleh
3. Keterbatasan guru dalam kuatnya era globalisasi, komputer dan internet dengan sifatnya yang dinamis
penggunaan media merupakan fasilitas yang telah mendominasi berbagai aktivitas kehidupan, sehingga
teknologi TIK aktivitas pendidikan dan bidang
4. Keterbatasan sarana dan yang lainnya secara mutlak memerlukan ketersediaan fasilitas tersebut.
prasarana di sekolah.
B. Sumber:
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/2977/2799

C. Hasil Wawancara
(Jul Salimun selaku oprator di sekolah)
1. Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran TIK di sekolah.
2. Pelarangan penggunaan gatget di sekolah bagi peserta dididk.
3. Minimnya akses internet, karena daerah pedesaan jaringan tidak terlalu kuat.
4. Guru kurang dalam melakukan pelatihan cara menggunakan komputer atau media
teknologi.
5. Keterbatasan waktu dalam mengolah penggunaan pembelajaran berbasis TIK.

Anda mungkin juga menyukai