Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Meningitis merupakan penyakit yang terjadi karena adanya infeksi pada
meninges, yaitu selaput tipis yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
Meningitis disebabkan oleh bakteri dan virus. Infeksi pada meninges dapat meradang
dan menyebabkan sejumlah gejala. Gejala umum yang terjadi adalah demam , mual,
muntah, sakit kepala, pusing, leher kaku, dan nyeri sendi lainnya, tetapi karena gejala
meningitis sering menyerupai flu, diperlukan waktu seminggu sampai hasil
pemeriksaan tulang belakang memberikan bukti yang pasti. Di Indonesia jumlah
suspek meningitis pada tahun 2015 sebanyak 339 kasus, pada tahun 2016 sebanyak
279 kasus, dan pada tahun 2017 sebanyak 353 kasus (Kemenkes RI, 2019). Di RSUP
Dr Sardjito sendiri jumlah kasus meningitis pada periode Januari-Desember 2019
register ruangan Padmanaba Barat kasus meningitis pada periode Januari-April 2022
terdapat 28 anak. Demam sebagai salah satu gejala umum yang muncul dari penyakit
meningitis adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada di atas batas normal
akibat peningkatan pusat pengatur suhu yang terletak di hipotalamus. Demam dapat
menjadi pertanda bahwa sistem tubuh sedang terserang penyakit. Hipertermi adalah
suhu tubuh meningkat di atas batas rentang normal tubuh (PPNI, 2016). Sehingga
demam dan hipertermi sama-sama dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
suhu tubuh mengalami peningkatan di atas batas normal.

Penyakit tumor otak adalah pertumbuhan sel otak yang abnormal di dalam
atau di sekitar otak secara tidak wajar dan tidak terkendali. Tumor otak dibagi
menjadi dua yaitu, tumor otak primer dan sekunder. Tumor otak primer merupakan
perubahan sel yang tidak normal dan tidak terkontrol yang berasal dari sel otak itu
sendiri. Sedangkan, tumor otak sekunder merupakan tumor yang menyebar ke otak
dari kanker tubuh bagian lain. Kasus tumor otak di dunia semakin meningkat setiap
tahunnya. Di Indonesia, terhitung ada 300 pasien setiap tahunnya yang terdiagnosis
tumor otak. Bukan hanya orang dewasa, tetapi tumor otak juga menyerang anak-anak
dengan usia yang tergolong muda. Banyak orang mengabaikan gejala yang
disebabkan oleh tumor otak. Pendekatan anatomi citra kesehatan menjadi salah satu
cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan tumor pada otak. Misalnya
CT-Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). CT-Scan lebih sesuai untuk
melihat struktur tulang dan tidak efektif dalam mendeteksi jaringan lunak yang
terdapat pada otak. Sedangkan MRI lebih baik dalam memberikan informasi citra
yang lebih dalam, sehingga MRI bisa memberikan gambaran informasi yang jelas
antara jaringan lunak dan jaringan keras yang terdapat pada otak. Hasil dari MRI
dapat memberikan informasi penting bagi dokter untuk melakukan evaluasi dan
diagnosis. Metode yang biasa digunakan oleh dokter dalam pengambilan keputusan
terhadap tumor otak adalah biopsi dan pengamatan langsung dalam diagnosis secara
manual. Biopsi memerlukan waktu yang tidak cepat sekitar 10 sampai 15 hari untuk
pengujian laboratorium, sedangkan diagnosis secara manual memiliki resiko
terjadinya kesalahan. Sehingga diperlukan metode alternatif yang cepat dan memiliki
tingkat kesalahan yang rendah untuk dapat membantu dokter dalam mengambil
keputusan.

B. Tujuan.
1. Tujuan Umum.
Mampu mengaplikasikan kemampuan dalam pemberian Asuhan Keperawatan
Dan Etik Legal Pada Pasien Kasus Meningitis dan Tumor Otak.
2. Tujuan Khusus.
1) Mampu memahami dan menjelaskan mind mapping pada pasien kasus
meningitis dan tumor otak
2) Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan tepat pada pasien kasus
meningitis dan tumor otak
3) Mampu menganalisa etik legal pada pasien kasus meningitis dan tumor otak.

C. Manfaat.
1. Bagi peneliti.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang asuhan


keperawatan yang bisa dilakukan pada pasien kasus meningitis dan tumor otak

2. Bagi Mahasiswa.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alasan untuk meningkatkan
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan terkait pengetahuan orang tua atau
keluarga mengenai penyakit meningitis dan tumor otak.
ANALISA ASPEK ETIK LEGAL

Menurut kelompok kami, berdasarkan kasus perawat dalam hal tersebut melanggar
etik fidelity yaitu selalu menepati janji kepada pasien dan keluarga pasien.

Fidelity : Menepati janji adalah tanggung jawab untuk setia terhadap segala sesuatu yang
telah disepakati bersama. Menepati janji merupakan tanggung jawab besar seorang perawat
adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati
janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain. Undang - Undang Republik Indonesia
no. 36 tahun 2014 Tentang Kesehatan Pasal 61 : “Dalam menjalankan praktik, Tenaga
Kesehatan yang memberikan pelayanan langsung kepada Penerima Pelayanan Kesehatan
harus melaksanakan upaya terbaik untuk kepentingan Penerima Pelayanan Kesehatan dengan
tidak menjanjikan hasil.”

Anda mungkin juga menyukai