TUGAS 1
1.
2. Perekonomian dua sektor disebut juga perekonomian sederhana, karena hanya terdiri
atas dua pelaku yaltu rumah tangga konsumsi (masyarakat) dan rumah tangga produksi
(perusahaan). Rumah tangga Konsumen (RTK) adalah sebagai pemilik Faktor-faktor
produksi berupa tanah tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Penawaran faktor
produusi oleh rumah tangga ini akan bertemu dengan permintaan faktor produksi oleh
perusahaan. Interaksi Ini terjadi di pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar barang,
terjadi Interaksi antara perusahaan sebagai penghasil barang dan Jasa dengan konsumen
sebagai pengguna barang dan jasa.
3.
• Proporsi pendapatan yang dibelanjakan pada barang tersebut. Bila hal hal lain
sama maka semakin besar bagian pendapatan konsumen dibelanjakan untuk
barang tersebut maka semakin elastis permintaan. Kenaikan harga garam tak
begitu banyak berpengaruh atas permintaan karena bagian pendapatan konsumen
yang dibelanjakan untuk membeli garam adalah kecil atau sedikit. Elastisitas
lebih besar untuk permintaan gula atau beras karena bagian pendapatan
konsumen yang dibelanjakan untuk gula dan beras lebih besar daripada bagian
pendapatan yang dibelanjakan untuk garam. Dapat diramalkan elastisitas
permintaan rumah dan mobil cukup tinggi karena bagian pendapatan konsumen
yang dibelanjakan untuknya cukup besar. Kenaikan harga mobil dalam
persentase kecil saja akan menambah cukup besar pengeluaran.
• Jenis barang. Jenis barang bisa berupa barang kebutuhan sehari-hari atau barang
mewah. Permintaan untuk barang-barang yang merupakan kebutuhan konsumen
sehari-hari inelastis, sedangkan permintaan barang mewah. elastis. Kita sulit
hidup tanpa barang kebutuhan sehari-hari, sedangkan barang-barang mewah
sesungguhnya tidak esensial dan tidak begitu dibutuhkan. Beras, sayuran, listrik,
minyak dan tanah merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang tanpa
itu semua sulit bagi kita untuk hidup, sedangkan barang-barang jenis mewah
seperti perhiasan, pariwisata, dan rumah peristirahatan di pegunungan
merupakan barang yang tanpa mereka kita tak mengalami kesulitan dalam
kehidupan.
4. Pendekatan kurva indiferensi, seperti juga pendekatan teori daya guna marjinal mencoba
menerangkan mengapa kurva permintaan berlereng menurun seperti yang dinyatakan
oleh hukum permintaan. Anggapan anggapan yang digunakan untuk menarik
kesimpulan dalam pendekatan kurva indiferensi sama dengan apa yang digunakan dalam
pendekatan daya guna marjinal. Bedanya pada pendekatan kurva indiferensi, kepuasan
yang diperoleh dari mengonsumsi suatu barang tidak perlu dinyatakan dengan angka dan
satuan daya guna marjinal yang diperoleh konsumen menurun seperti dinyatakan oleh
hukum daya guna menurun. Pada pendekatan teori kurva indiferensi hanya diperlukan
anggapan bahwa konsumen dapat mengatakan di antara berbagai pilihan bundel
kombinasi barang, bundel mana yang lebih disukai, sama sukanya, atau yang mana
konsumen bersikap indiferen (sama sukanya), dan mana yang kurang dia sukai. Ini
bersifat ordinal atau peringkat. Konsumen bisa membuat daftar urutan pilihan bundel
kombinasi barang-barang menurut preferensi. Dengan demikian, dia dapat
membandingkan suatu bundel kombinasi dengan bundel-bundel kombinasi lain dan
menyatakan mana yang lebih disukai, kurang ia sukai, atau di mana ia sama sukanya
(indifferent).
5.
Kurva Engel adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dan kuantitas
yang diminta. Pada kasus barang normal, kurva Engel berlereng menanjak karena
kenaikan pendapatan akan menambah kemampuan konsumen untuk membeli dan
mengonsumsi lebih banyak barang-barang dan jasa-jasa.