Coba bayangkan diri anda adalah seorang petani gandum. Karena seluruh
penghasilan anda bersumber dari penjualan gandum yang anda produksi, maka
Anda pun terpacu untuk terus mengupayakan lahan anda agar seproduktif
mungkin. Anda akan terdorong untuk rajin memantau cuaca dan kondisi tanah,
memastikan ladang anda bebas dari hama dan penyakit, serta sedapat mungkin
mempelajari berbagai perkembangan terbaru dalam teknologi pertanian. Anda
menyadari bahwa semakin banyak gandum yang anda tanam,maka semakin
besar hasil panen yang bisa dijual. Sehingga akan semakin tinggi pendapatan
dan standar hidup yang akan anda nikmati.
Suatu ketika, sebuah universitas mengumumkan penemuan besar di
bidang budidaya gandum. Para peneliti di departemen agronomi unversitas
tersebut telah berhasil menemukan gandum hibrida baru yang dapat menaikkan
produksi gandum per hektar lahan hingga 20 persen. Apa reaksi anda ketika
mendengar berita tersebut? Apakah anda akan secepatnya menggunakan
hibrida baru tersebut? Apakah penemuan itu akan memperbesar kesejahteraan
anda dibanding sebelumnya, ataukah justru sebaliknya? Dalam bab ini kita akan
mempelajari bahwa jawaban dari pertanyaan itu bisa sangat mengejutkan.
Kejutan tersebut akan muncul begitu kita menetapkan perangkat analisis yang
paling mendasar dalam ilmu ekonomi, yakni konsep penawaran dan permintaan
terhadap pasar gandum.
Bab terdahulu sudah memperkenalkan konsep penawaran dan permintaan. Di
setiap pasar kompetitif, seperti halnya pasar gandum, perilaku penjual dapat
dicerminkan oleh kurva penawaran yang lerengnya semakin meningkat.
Sedangkan perilaku pembeli diwakili oleh kurva permintaan yang lerengnya
semakin menurun. Harga barang senantiasa menyesuaikan diri,guna
menyeimbangkan kuantitas barang yang ditawarkan dan kuantitas barang yang
diminta. Untuk mengaplikasikan analisis dasar ini demi memahami dampak
penemuan agronomi tadi terhadap kesejahteraan anda sebagai produsen
gandum, terlebih dahulu kita harus menguasai satu perangkat analisis lagi, yakni
konsep elastisitas. Elastisitas pada dasarnya adalah ukuran seberapa jauh
para pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan perubahan
kondisi yang terjadi di pasar. Konsep elastisitas ini akan memungkinkan kita
menganalisis penawaran dan permintaan secara lebih tajam.
1. ELASTISITAS PERMINTAAN
Ketika kita membahas determinan determinan (faktor faktor penentu,
atau berbagai hal yang mempengaruhi) permintaan pada bab 4, kita telah
mengetahui bahwa biasanya pembeli akan meminta lebih banyak barang
ketika harganya turun, atau ketika pendapatan kita bertambah, atau
ketika harga barang penggantinya naik, atau jika harga barang
pelengkapnya turun. Pembahasan kita tentang permintaan bersifat
kualitatif, bukan kuantitatif. Artinya, kita hanya membicarakan arah naikturun perubahannya, tetapi tidak memerinci seberapa banyak kenaikan
atau penurunannya. Untuk menghitung sejauh mana permintaan bereaksi
terhadap
perubahan
perubahan
determinannya,
para
ekonom
menggunakan konsep elastisitas.
a. Elastisitas
Harga
Determinannya
dari
Permintaan
dan
Determinan-
harga
dari
permintaan
20 persen
10 persen
=2
Harga
100
Permintaan
2. . . . Mengakibatkan penurunan kuantutas
yang diminta sebesar 67 persen
$4
100
Jumlah total yang dibayarkan para pembeli dan yang diterima para penjual
sebagai penerimaannya; nilainya sama dengan luas bidang kotak dibawah
kurva permintaan atau P X Q. Disini diumpamakan harga = $4, dan kuantitas
yang diminta = 100, sehingga penerimaan total adalah $400.
Perubahan apa yang akan terjadi pada penerimaan total jika ada
pergeseran disepanjang kurva permintaan? Jawabannya tergantung
pada elastisitas harga dari permintaan. Jika permintaan inelastis,
seperti diperlihatkan pada Gambar 5.3, maka kenaikan harga akan
mengakibatkan kenaikan penerimaan total. Dalam gambar itu
dicontohkan kenaikan harga dari $1 menjadi $3 menyebabkan sedikit
penurunan kuantitas yang diminta, yakni dari 100 menjadi 80,
sehingga penerimaan totalnya mengalami kenaikan dari $100 menjadi
$240. Kenaikan harga meningkatkan P X Q karena proporsi penurunan
Q lebih kecil ketimbang kenaikan P.
Gambar 5.3 Perubahan Penerimaan Total Akibat Perubahan
Harga: Kasus Penerimaan Inelastis.
Pendapatan
dari
Permintaan
Elastisitas
Harga
Silang
Persentase Perubahan
Kuantitas yang diminta dari Baramg 1
dari
Permintaan
2. ELASTISITAS PENAWARAN
Ketika kita mempelajari determinan-determinan penawaran di bab 4,
kita telah memahami bahwa penjual suatu barang akan meningkatkan
kuantitas yang ditawarkan kalau harga barang tersebut meningkat, atau
jika harga input atau faktor produksinya turun, atau jika ada kemajuan
teknologi. Kini kita akan menyimak kembali tentang penawaran ini tidak
secara kualitatif, melainkan lebih kuantitatif, dan caranya adalah dengan
menerapkan konsep elastisitas.
a. Elasitisitas
Harga
dari
Penawaran
dan
DeterminanDeterminannya
Kita telah mengetahui, hukum penawaran menyatakan bahwa
kenaikan harga suatu barang akan menaikkan kuantitas yang
dtawarkan. Elastisitas harga dari penawaran mengukur seberapa
banyak kuantitas yang ditawarkan atas suatu barang mengikuti
perubahan harga barang tersebut. Penawaran atas suatu barang
dikatakan elastis jika perubahan harga menyebabkan perubahan yang
cukup besar pada kuantitas yang ditawarkan. Sebaliknya, penawaran
dikatakan tidak elastis atau inelastis apabila kuantitas yang ditawarkan
itu sedikit saja berubah ketika harganya berubah.
Elastistas penawaran terhadap harga ditentukan oleh fleksibelitas
penjual dalam mengubah kuantitas barang yang mereka produksi.
Sebagai contoh, penawaran sebidang tanah di tepi pantai bersifat
inelastis, karena tanah di tepi pantai tidak bisa dibuat semau penjual.
Sedangkan baramg-barang manufaktur seperti mobil, buku, atau
televisi memiliki penawaran yang elastis karena pemilik pabrik bisa
menambah jam kerja atau pegawai untuk memacu produksinya jika
harga naik.
Harga
dari
Penawaran
15
10
= 1,5
Dalam contoh ini, elastisitasnya sama dengan 1,5 dan itu berarti
proporsi perubahan kuantitas susu yang ditawarkan 1,5 kali lebih besar
daripada proporsi perubahan harganya.
c. Variasi Kurva Penawaran
Karena elastisitas harga dari penawaran mengukur seberapa
banyak kuantitas yang ditawarkan berubah mengikuti pergeseran
harga, maka elastisitas itu dapat diketahui dengan melihat bentuk
kurva penawarannya. Gambar 5.5 memaparkan lima kasus.
Gambar 5.5 Elastisitas Harga dari Penawaran
Harga
Penawaran
Penawaran
Penawaran
1.
Jika harga lebih dari $4,
kuantitas penawarannya
tidak terbatas
S1
$3
100
Berkat adanya kemajuan teknologi pertanian, penawaran gandum meningkat
dan kurvanya bergeser ke kanan dari
S1
menjadi
S 2 . Akibatnya harga
gandum pun turun. Mengingat permintaan gandum bersifat tidak elastis, maka
proporsi kenaikan kuantitas penjualan gandum dari 100 menjadi 110 unit lebih
kecil daripada proporsi penurunan harganya, yakni dari $3 menjadi $2 per
unit. Akibat akhirnya adalah total pendapatan para petani gandum pun
merosot dari $300 ($3 X 100) menjadi $220 ($2 X 110).
P1 menjadi
S1
ke
S 2 , harga mengalami
P2 .
P2
S1
ke
S1
ke
S 2 , maka harga
S1
ke
S2
S1
menjadi
P1
menjadi
menjadi
Q2 .
P2,
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
kebijakan
Q1
perang
P2
Q2
(b)
D2
S 1 menjadi
bius inelastis, maka harga total yang harus dipikul para pemakai obat bius
akan meningkat, meskipun jumlah orang yang memakai obat bius berkurang.
Sebaliknya, pendidikan anti narkoba mengurangi permintaan obat bius dari
D 1 ke
obat bius akan berkurang sekaligus, sehingga pada akhirnya biaya total yang
dipikul para pemakai obat bius akan turun.
D1
menjadi
Q1
ke
D2 .
Q2 ,
P1 ke
P2 . Total
4. KESIMPULAN
Ada gurauan yang mengatakan bahwa seekor burung beo pun bisa
menjadi ekonom jika ia menghafalkan dua patah kata, yakni penawaran
dan permintaan. Dua bab terakhir yang kita bahas kiranya telah dapat
meyakinkan anda bahwa guyonan itu ada benarnya. Konsep-konsep dasar
penawaran dan permintaan memungkinkan anda mempelajari berbagai
peristiwa dan kebijakan penting yang membentuk perekonomian.
Bersiaplah, sebentar lagi anda akan menjadi seorang ekonom (atau, paling
tidak, menjadi beo yang sangat terdidik).
SITI SARAH
C1B015036
SEMESTER I/KELAS B