Anda di halaman 1dari 30

1.Pengertian elastisitas.

2. Elastisitas harga.

3. Elastisitas silang.

4. Terjadinya elastisitas.
Pengertian Elastisitas
Pengertian elastisitas dalam ekonomi adalah suatu perbandingan tranformasi yang setara dari
suatu variabel dengan variabel lain. Elastisitas juga dikatakan sebagai pengukuran yang
digunakan untuk mengetahui respon atau sensitivitas konsumen pada perubahan harga yang
terjadi.
Definisi elastisitas ialah dampak yang muncul akibat perubahan harga pada permintaan jumlah
barang dan penawaran jumlah barang.
Elastisitas merupakan tingkat sensitivitas terhadap perubahan pada suatu gejala ekonomi yang
terjadi dengan yang lainnya.
Elastisitas iyalah seberapa jauh reaksi permintaan dan penawaran produk terhadap perubahan
harga yang terjadi.
Umumnya konsep elastisitas digunakan untuk memprediksi hal yang akan terjadi apabila terjadi
penaikkan harga. Dengan mengetahui akibat atau dampak adanya perubahan harga terhadap
permintaan barang, maka produsen bisa menetapkan besarnya perubahan harga produk.
Untuk bisa memperkirakan tingkat sensitivitas perubahan harga yang terjadi maka
bisa diukur dengan menggunakan perbandingan profit atau rasio perubahan
kuantitas terhadap permintaan dan penawaran produk melalui profit faktor
penyebab terjadinya perubahan kuantitas produk tersebut.
Ada 3 penyebab berubahnya kuantitas produk dalam permintaan atau penawaran
diantaranya:
 Harga produk.
 Harga produk lain.
 Pemasukan atau pendapatan (Income).
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas
Berikut ini beberapa faktor yag bisa memengaruhi terjadinya elastisitas harga diantaranya yaitu:
Jumlah Barang Substitusi
Dengan semakin banyaknya jumlah barang substitusi di pasaran maka semakin elastis jumlah permintaan akan
barang tersebut. Sebagai contoh, terjadinya kenaikan harga merk kopi yang disukai pembeli, maka pembeli akan
lebih memilih membeli merk kopi yang harganya lebih murah.
Terjadinya perubahan harga tersebut disebabkan karena harga kopi baik dalam bentuk bubuk atau biji yang
memang mengalami kenaikan, sehingga kemungkinan tak ada perubahan dari pemasaran kopi sebab pembeli
akan sulit menemukan substitusi dari kafein.
Kebutuhan
Meski mengalami kenaikan harga maka pembeli akan tetap membeli barang/jasa yang memang sudah menjadi
kebutuhan sehari-hari bagi mereka. Sebagai contoh, meski harga bahan bakar minyak untuk kendaraan
mengalami kenaikan mereka akan tetap membelinya karena itu sudah menjadi sebuah kebutuhan.
Waktu
Dalam satu hari seorang perokok berat dapat menghabiskan 1 bungkus rokok bahkan lebih, walaupun terjadi
kenaikkan harga mereka akan tetap membelinya karena sudah menjadi kebiasaan.
Dari ilustrasi tersebut, bisa disimpulkan bahwa tembakau bukan produk yang elastis sebab perubahan harga
yang terjadi tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada kuantitas permintaannya. Tapi jika seorang
penikmat rokok tidak bisa lagi mengeluarkan biaya untuk membeli 1 bungkus rokok maka seiring waktu ia akan
mengurangi pengonsumsian rokok. Disimpulkan bahwa bagi pembeli, elastisitas harga dari rokok akan berubah
elastis setelah waktu yang lama atau berjangka panjang
Sifat Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Berikut ini, beberapa sifat koefesiensi elastisitas permintaan dan penawaran, diantaranya yaitu:
Elastis (E>1)
Elastisitas permintaan atau elastisitas penawaran akan bersifat elastis apabila profit perubahan kuantitas
permintaan/penawaran lebih dari profit perubahan harga pada barang yang barang subtitusinya mudah
ditemukan.
Pada saat barang mengalami kenaikan harga maka pembeli bisa menggantinya dengan barang substitusi yang
serupa. Contoh barang tersebut diantaranya pakaian, minuman dan lainnya. Perhatikan gambaran bentuk kurva
elastisitas permintaan/penawaran bersifat elastis berikut ini:
Inelastis (E<1)
Elastisitas permintaan atau elastisitas penawaran akan bersifat tidak elastis apabila profit perubahan kuantitas
permintaan/penawaran kurang dari profit perubahan harga pada barang/jasa yang menjadi kebutuhan harian.
Sebagai contoh beras yang menjadi makanan pokok orang Indonesia. Apabila terjadi kenaikan harga beras
maka mereka akan tetap membelinya, sedangkan apabila terjadi penurunan harga maka tidak akan terjadi
penambahan konsumsi sebab ada batasan konsumsinya.
Unitary/Bersatu (E=1)
Elastisitas permintaan atau elastisitas penawaran akan bersifat uniter atau unitary apabila
profit perubahan kuantitas permintaan/penawaran sama dengan profit perubahan harga.
Sifat ini bisa dijadikan pembatas diantara permintaan/penawaran elastis dan
permintaan/penawaran inelastis.
Perhatikan gambaran bentuk kurva elastisitas permintaan/penawaran bersifat unitary
berikut ini:
Elastis Sempurna atau Tak Terhingga (E=~)
Permintaan/penawaran dikatakan memiliki elastisitas yang tak terhingga apabila harga pasar mampu
menjualbelikan segala produk di pasar. Akan tetapi apabila terjadi perubahan harga maka akan membuat
permintaan/penawaran jatuh menjadi 0 (nol).
Barang yang memiliki permintaan/penawaran dengan sifat elastis tak terhingga atau sempurna misalnya produk
komoditi, yakni produk yang mempunyai kesamaan karakteristik juga fungsinya walaupun diproduksi oleh
produsen serta pemasaran di lokasi yang berbeda. Maka permintaan dan penawaran barang memiliki bentuk
kurva yang mendatar seperti ini:
Inelastis Sempurna (E=0)
Elastisitas permintaan/penawaran dikatakan tidak elastis sempurna apabila permintaan/penawaran
akan barang/jasa tidak dipengaruhi oleh perubahan harga, maksudnya berapa saja harga produk/jasa
tersebut ditawarkan maka tidak akan terjadi perubahan kuantitasnya. Maka permintaan dan
penawaran barang seperti ini memiliki bentuk kurva yang tegak lurus seperti ini:
ELASTISITAS HARGA 

ADALAH UKURAN SEBERAPA SENSITIF


PEMBELI ATAU PENJUAL TERHADAP
PERUBAHAN HARGA — SEMAKIN ELASTIS,
SEMAKIN SENSITIF MEREKA.
Memahami Elastisitas Harga
Elastisitas harga adalah istilah ekonomi mikro yang memberi tahu kamu seberapa sensitif
permintaan suatu barang terhadap perubahan harga. Sementara hukum penawaran dan hukum
permintaan menetapkan arah hubungan suatu produk antara harga dan kuantitas, elastisitas
harga memberi tahu kamu seberapa kuat hubungan itu. Dengan kata lain, ini menggambarkan
kemiringan kurva penawaran dan permintaan.

Jika elastisitas harga tinggi, perubahan kecil dalam harga akan berdampak besar pada jumlah
yang dibeli atau dijual. Jika rendah, bahkan perubahan harga yang signifikan mungkin tidak
mengubah banyak volume penjualan. Secara matematis, elastisitas harga dari permintaan
dinyatakan seperti ini:

% PERUBAHAN KUANTITAS / % PERUBAHAN HARGA = ELASTISITAS HARGA


PERMINTAAN
harga sebotol air di bandara jauh lebih tinggi daripada di
toko bahan makanan? Itu adalah elastisitas harga di tempat
kerja. Karena tidak diperbolehkan membawa air sendiri
melalui keamanan, dan karena ada persaingan terbatas di
bandara, pilihan terbatas.

Kesimpulan
Elastisitas harga seperti betapa sulitnya meregangkan karet
gelang …
Cara Menghitung Elastisitas Harga

Elastisitas harga adalah rasio perubahan persentase harga dan


persentase perubahan kuantitas. Kamu menghitungnya dengan
membagi keduanya.

% PERUBAHAN JUMLAH / %PERUBAHAN HARGA =


ELASTISITAS HARGA 
Karena rumus menggunakan perubahan persentase, rumus yang
diperluas adalah:

(JUMLAH BARU / JUMLAH LAMA) -1) / ((HARGA BARU /


HARGA LAMA) -1) = ELASTISITAS HARGA
Hukum permintaan memberi tahu kita bahwa kita harus mengharapkan kenaikan harga
untuk menyebabkan penurunan penjualan. Oleh karena itu, salah satu nilai harus positif
dan yang lainnya harus negatif — Berarti elastisitas harga permintaan hampir selalu
merupakan nilai negatif. Nilai yang mendekati nol menunjukkan item yang tidak terlalu
responsif terhadap perubahan harga, dan nilai negatif yang lebih besar menunjukkan
sensitivitas yang lebih besar.                     

Di sisi penawaran, hubungan harga-kuantitas adalah positif (harga yang lebih tinggi
menghasilkan lebih banyak volume yang disediakan). Jadi, elastisitas harga penawaran
akan menjadi angka positif. Nilai yang mendekati nol tidak terlalu responsif terhadap
perubahan harga, dan nilai yang lebih besar menunjukkan sensitivitas yang lebih besar. 
contoh. Edi pemilik toko pizza, dan sedang
mempertimbangkan untuk mengubah harga kue pai. Saat
ini, Edi menjual topping tunggal 12 inci seharga $ 10. Edi
berencana menaikkan harga menjadi $ 12 untuk
menghasilkan lebih banyak pendapatan. Itu adalah
kenaikan harga 20% ($ 12 / $ 10 – 1 = 0,2).
Pekan lalu, edi menjual 1.000 pizza. Untuk mengetahui apakah menaikkan harga akan benar-benar
meningkatkan pendapatan kotor, Edi perlu memahami bagaimana pelangganya akan bereaksi

Setelah mengubah harga, Edi hanya menjual 685 pizza selama minggu berikutnya. Sekarang kita dapat
menghitung elastisitas harga permintaan untuk produk. 

Perubahan kuantitas = 685/1000 – 1 = -0.315

 Perubahan harga = $ 12 / $ 10 – 1 = 0,2


 Elastisitas Harga = -0,315 / 0,2 = -1,575
 Karena nilainya kurang dari -1, itu berarti orang relatif sensitif terhadap harga yang Edi kenakan.
Mungkin Edi memiliki beberapa persaingan yang membuat bisnis Edi rugi. Pada akhirnya, nilai
yang lebih rendah dari nilai negatif berarti Edi akhirnya kehilangan penghasilan saat bepergian ($ 10
x 1.000 = $ 10.000 vs $ 12 x 685 = $ 8.220). Dan tergantung pada margin laba kotor, keuntungan
mungkin sudah turun juga.
Jenis Elastisitas Harga
Saat membahas elastisitas harga, ada lima istilah umum yang mungkin muncul:

Elastisitas sempurna
Elastisitas tidak sempurna
Unit Elastisitas
Elastisitas harga sendiri (Own-price Elasticity)
Elastisitas harga silang (Cross-price Elasticity)
Secara teori, kenaikan harga yang sangat kecil dapat mengakibatkan hilangnya 100%
penjualan – yang akan menjadi nilai elastisitas harga yang mendekati tak terhingga.
Situasi seperti itu akan disebut “elastisitas sempurna.” Sebaliknya, kenaikan harga yang
sangat besar bisa mengakibatkan tidak ada penjualan yang hilang sama sekali. Itu akan
menghasilkan nilai elastisitas harga nol dan akan disebut “elastis tidak sempurna.”
Jika suatu produk memiliki respons proporsional antara perubahan harga dan
perubahan kuantitas (misalnya, Kenaikan harga 20% menghasilkan penurunan
penjualan 20%), itu akan disebut “unit elastis.”

Ketika menghitung respons volume terhadap perubahan harga dari produk yang
sama, secara teknis disebut “elastisitas harga sendiri (own-price elasticity)“.
Perbedaan harga satu barang dapat mengubah penjualan barang
lainnya elastisitas harga silang (cross-price elasticity).
Elastisitas Silang
Elastisitas Silang merupakan jenis elastisitas yang menunjukan
hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga
barang lain yang terkait dengan barang tersebut. Contoh ringkasnya
adalah hubungan antara sepeda motor dengan bensin dan nasi dan lauk-
pauk.
Hubungan antar-barang dibagi menjadi dua, yaitu:
 Substitusi atau saling menggantikan.
 Komplementer atau saling melengkapi
Baik substitusi atau komplementer dilihat dari hasil penghitungan
nilai elastisitas silangnya.
 Jika hasil penghitungan elastisitas silangnya positif, maka hubungan dua
barang tersebut adalah Substitusi atau saling menggantikan.
 Jika hasil penghitungan elastisitas silangnya negatif, maka hubungan dua
barang tersebut adalah Komplementer atau saling melengkapi.
 Jika hasil penghitungan elastisitas silangnya nol, maka hubungan dua
barang tersebut adalah tidak ada/tidak saling memengaruhi.
Berikut formula menentukan nilai elastisitas silang:

Elastisitas Silang memperlihatkan hubungan dua barang dilihat dari


apakah perubahan harga suatu barang mengakibatkan perubahan
permintaan barang lainnya. Terdapat tiga kemungkinan yaitu bersifat
substitusi, komplementer atau nol/tidak ada hubungan sama sekali.
Contoh
Masyarakat Bogor meminta gula pasir 100 ton/tahun
Pada saat harga kopi Rp. 10.000 per KG.
Jika harga kopi berubah menjadi Rp. 12.000 (20%)
maka permintaan gula menjadi 90.000 ton/tahun
(turun 10%)
Hitunglah elastisitas silangnya
Exy = -10%/20% = -1/2
Gula dan kopi merupakan barang komplementer
Terjadinya Elastis
1. Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0). Permintaan inelastis sempurna terjadi bilamana perubahan
harga yang terjadi tidak ada pengaruh nya terhadap jumlah permintaan E = 0, artinya bahwa perubahan
sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit.
Pada kurva in elastisitas sempurna, kurvanya akan sejajar dengan sumbu Y atau P. 
2. Permintaan Inelastis (E < 1). Permintan inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada
perubahan permintaan E < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam
jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh: permintaan terhadap beras. 
3. Permintaan Elastis uniter (E = 1). Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding
dengan perubahan harga E = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang
sama. Contoh: barang-barang elektronik.
4. Permintaan Elastis (E > 1). Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari
perubahan harga E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih
besar.
Contoh: barang mewah. 
5. Permintaan Elastis sempurna ( E = ~ ). Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan
tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X.
E = ~ artinya bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan. Contoh:

bumbu dapur.
1. Penawaran Elastis sempurna ( E = ~ ). Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak
berubah, akan tetapi penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna
terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai
koefisiennya tidak terhingga. Barang-barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang yang pada harga
tertentu penawarannya terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen,
penggunaan mesin-mesin modern dan lain-lain. Contoh: VCD, buku gambar, dan lain-lain.
2. Penawaran Elastis (E > 1). Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran
yang lebih besar. Atau dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang
lebih besar dari persentase perubahan harga atau apabila nilai koofisiennya > 1. Contoh: barang yang memiliki
sifat penawaran elastis adalah barang-barang produksi pabrik yang tidak bergantung pada masa panen dan
musim. Contohnya adalah produk mie instan yang dapat diproduksi tanpa bergantung pada musim. 
3. Penawaran Elastis uniter (E = 1). Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding
dengan perubahan jumlah penawaran. Atau bisa dikatakan elastisitas uniter jika persentase perubahan
harga sama dengan persentase perubahan penawaran atau jika nilai koofisiennya = 1. Penawaran bisa
terjadi pada berbagai macam barang yang terjadi pada saat tertentu saja (secara kebetulan). Contoh:
cabe, tomat, dan barang sejenisnya yang bisa dipanen atau dijual meski belum siap panen dan disimpan
dalam waktu tertentu. Jika terjadi kenaikan harga, maka produsen akan menyegerakan panen walaupun
produk tersebut belum siap panen. 
4. Penawaran Inelastis (E < 1). Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh
pada perubahan penawaran. Atau dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika persentase
perubahan penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan harga atau jika nilai koofisiennya <
1. Barang-barang hasil pertanian memiliki sifat penawaran inelastis karena produk pertanian dibatasi oleh
masa panen dan musim. Contoh: buah durian dimana penawaran untuk produk tersebut sangat
bergantung musim panennya. 
5. Penawaran inelastis sempurna (E = 0). Penawaran inelastis sempurna dapat terjadi jika perubahan
harga tidak dapat mempengaruhi jumlah penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0. Barang yang sifat
penawarannya inelastis sempurna adalah barang yang jumlahnya tidak bisa ditambah walau harga
mengalami kenaikan, contohnya tanah. Ini terjadi pada barang yang kapasitas produksinya sudah optimum.
• WASSALAM WR WB

Anda mungkin juga menyukai