Anda di halaman 1dari 79

Th.

2014
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana
Penunjang Pelayanan KB Tahun 2013

Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan ijin-Nya, sehingga
laporan monitoring dan evaluasi alat dan obat kontrasepsi serta sarana pendukung pelayanan KB
tahun 2013 inidapat diselesaikan.

Laporan ini merupakan hasil kegiatan bersama lintas komponen dan sektor terkait, yaitu Direktorat
Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah, Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Swasta, Direktorat Bina
Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus, Direktorat Kesehatan Reproduksi, Pusat Penelitian
dan Pengembangan KB dan KS, Inspektorat Keuangan dan Perbekalan, Biro Perencanaan,Biro
Keuangan dan Pengelolaan BMN serta Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI) yang
dilaksanakan secara berjenjang di 33 provinsi seluruh Indonesia.

Secara garis besar, laporan ini memuathasil temuan di lapangan selama pelaksanaan monitoring dan
evaluasi dilakukan, sekaligus menawarkan alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan bagi komponen terkait. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan di
Provinsi yaitu pada gudang BKKBN Provinsi, di Kabupaten dan Kota dilakukan di gudang Kabupaten
dan Kota, pada Rumah Sakit penerima Laparoscopy dari BKKBN dan pada klinik KB yang menerima
alat dan obat kontrasepsi dari BKKBN. Sedangkan substansi dari monitoring dan evaluasi tahun ini
meliputi identifikasi responden, ketersediaan alkon di setiap sasaran, komponen pelayanan KB,
komponen manajemen logistik, komponen hasil pelayanan, alkon yang kadaluarsa serta kendala dan
saran yang disampaikan oleh pengelola program KB di lapangan.

Akhir kata, perkenan kami mengucapkanterimakasihdanpenghargaan yang setinggi-


tingginyakepadaseluruhpihak yang
telahberkontribusidalampenyelenggaraankegiataninimulaidaripenyusunan instrumen, pengumpulan
data di lapangan, analisis data sertapenyusunanlaporanhasilkegiatan.

Hasil kegiatan monitoring danevaluasialatdanobatkontrasepsisertasaranapendukungpelayanan KB


tahun 2013 inidiharapkan dapatdijadikan umpan balik perbaikan kinerja perencanaan dan
pengelolaan alkon serta sarana penunjang pelayanan KB di tingkatpusat, Provinsi, Kabupaten dan
Kota sertadi fasilitas pelayanan KB.

Jakarta,Desember 2014
DirekturBinaKesertaan KB
JalurPemerintah,

I Wayan Sundra, SH, MM

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Ringkasan Eksekutif 3

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 6
2. Dasar Hukum 6
3. Tujuan 8
4. Ruang Lingkup 8
5. Metodologi 9

BAB II HASIL MONITORING DAN EVALUASI


I. Pelaksanaan dan cakupan Wilayah Sasaran 11
II. Kinerja Pengelolaan dan Pendistribusian Alat Kontrasepsi dan
Sarana Penunjang Pelayanan KB 13

1. Hasil Kinerja di Tingkat provinsi. 14


2. Hasil Kinerja di Tingkat Kabupaten dan Kota. 23
3. Hasil Kinerja di Tingkat Klinik 29
4. Pendistribusian dan Utilisasi Laparoscopy. 32

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 38

LAMPIRAN
 Daftar unit Laparoskopi dan utilisasi 44
 Instrumen Monev Alkon dan Sarana Penunjang Pelayanan KB Tingkat Provinsi 57
 Instrumen Monev Alkon dan Sarana Penunjang Pelayanan KB Tingkat Kabupaten dan Kota 63
 Instrumen Monev Alkon dan Sarana Penunjang Pelayanan KB Tingkat Klinik 70
 Instrumen Monev Distribusi dan Utilisasi Laparoscopy 69

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 2
Ringkasan Eksekutif
Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) alkonini merupakan kebutuhan manajemen organisasi
BKKBN cq. Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah (DITJALPEM) sebagai upaya tindak lanjut
dari pengadaan Alkon dan Sarana penunjang pelayanan KB tahun 2013. Monev ini dilakukan pada
periode Agustussampai denganDesember 2014 dengan metoda survey ke 33 provinsi seluruh
Indonesia, 62Kabupaten dan Kota, 66 Klinik KB dan 173rumah sakit penerima laparoskopi.

Pada monev ini yang dilakukan adalah mengukur kinerja komponen pelayanan yaitu ketersediaan
dan pendistribusian alkon berdasarkan PPM,komponen manajemen logistik yang terdiri dari
indikator input, proses dan output di tingkat provinsi, Kabupaten dan kota dan klinik KB yang
disurvey serta pendistribusian dan utilisasi laparoskopi bantuan BKKBN ke rumah sakit. Pengukuran
kinerja dilakukan dengan menggunakan instrument penilaian khusus yang telah dikembangkan
untuk monev ini dengan cara membandingkan keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan dengan
keadaan yang diharapkan.

Rekomendasi dari hasil monev ini diharapkan dapat dijadikan umpan balik perbaikan kinerja
perencanaan dan pengelolaan alkon serta sarana penunjang pelayanan KB di tingkat pusat, Provinsi,
Kabupaten dan Kota serta di fasilitas pelayanan KB.

Berdasarkan temuan lapangan dan hasil analisisdapat disimpulkan kinerja pengelolaan dan
pendistribusian alkon dan sarana penunjang pelayanan KB disetiap tingkatan adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Provinsi.

1) Komponen pelayanan
Ketersediaan jenis alat dan obat kontrasepsi TA 2013 di gudang provinsi dibanding terhadap
PPM sebesar 84%.Pendistribusian alkon IUD, Implan dan suntik kekab./kota rata-rata lebih
besar dari rensi. Hal ini disebabkan karena memenuhi permintaan klinik dan ada kegiatan
pelayanan momentum.

Kondisi stok alkon di gudang provinsi untuk setiap jenis alkon (data bulan maret s/d mei
2014) pada umumnya cukup, namun demikian masih ditemukan 13 provinsi dengan kondisi
stok minimum untuk IUD, 11 provinsi dengan kondisi stok minimum untuk Implant, 14
provinsi dengan kondisi minimum untuk suntik, 5 provinsi dengan kondisi stok minimum
untuk PIL, dan19 provinsi dengan kondisi stok minimum untukkondom.

Setiap provinsi idealnya mempunyai RENSI(rencana distribusi) sebagai dasar untuk


melakukan pendistribusian ke kab./kota, dari monev ini ditemukan tidak semua provinsi
mempunyai RENSIuntuk distribusi sarana penunjang pelayanan KB TA 2013. Untuk sarana
penunjang pendistribusian didasarkan atas permintaan kabupaten dan kota atau permintaan
langsung dari klinik. Sedangkan untuk ABPK dan Buku BP3K diberikan kepada klinik KB pada
waktu wakil dari klinik tersebut mengikuti pelatihan CTU dan atau pelatihan lain di provinsi.
.
2) Komponen Manajemen logistik
Variable kinerja komponen manajemen logistik dibagi dalam kinerja indikator input,
indikator proses alkon, indikator proses sarana penunjang pelayanan KB, indikator

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 3
monitoring dan indikator output. Dari monev ini secara rata-rata pemenuhan kinerja
manajemen logistik di gudang provinsi sudah cukup baik yaitu sebesar 87%.

Pemenuhan kinerja masing-masing indikator yaitu; input sebesar 97%, proses alkon sebesar
70%, proses sarana penunjang sebesar 98%, monitoring 73% dan output sebesar 94%. Dari
kelima indikator tersebut yang perlu mendapat perhatian dan peningkatan adalah kinerja
monitoring.

2. Tingkat Kabupaten dan kota.


1) Komponen pelayanan
Kinerja komponen pelayanan di gudang kabupaten/kota masih perlu peningkatan dan
bimbingan dari pengelola gudang ditingkat provinsi. Ditemukan hanya 59% kab./kota yang
mempunyai ppm, sementara angka ppm adalah variabel utama untuk menentukan jumlah
persediaan alkon yang dibutuhkan. Persediaan alkon secara rata-rata di gudang kabupaten
hanya sebesar 69%.

Begitu juga dengan rencana distribusi (rensi), hanya 48% kab./kota yg membuat rensi.
Kab./Kota mendistribusikan alkon ke klinik lebih didasarkan kepada permintaan langsung
dari klinik dan dikirim apabila ada kegiatan pelayanan pada acara momentum. Petugas
gudang kab./kota tidak ingin terjadi penumpukan barang di gudangnya, hal ini terlihat dari
angka distribusi ke klinik jauh lebih besar dari rensi.

2) Komponen manajeme logistik


Variable kinerja komponen manajemen logistik dibagi dalam kinerja indikator input,
indikator proses alkon, indikator proses sarana penunjang pelayanan KB, indikator
monitoring dan indikator output. Dari monev ini secara rata-rata pemenuhan kinerja
manajemen logistik di gudang kab./kotabaru mencapai 80%.

3. Tingkat Klinik
1) Komponen pelayanan
Pengukuran kinerja aspek komponen pelayanan KB dibagi menjadi standar pelayanan, SDM,
ketersediaan sarana pelayanan dan akses pelayanan. Dari monev ini ditemukan pemenuhan
kinerja standar pelayanan adalah sebesar 76%, ketersediaan sarana pelayana sebesar 85%,
dan akses pelayanan yang dihitung berdasarkan stok atau ketersediaan alkon di klinik
ditemukan stok minimum IUD sebesar 44%, Implant sebesar 49%, suntik sebesar 44%, PIL
sebesar 29%, dan kondom sebesar 47%.

2) Komponen manajeme logistik


Kinerja manajemen logistik di klinik KB yang diukur adalah; tersedia tenaga yang menangani
alat dan obat kontrasepsi, tersedia permintaan alat dan obat kontrasepsi ke Kabupaten dan
Kota, tidak terjadi kekosongan & kekurangan stok alat dan obat kontrasepsi dalam 1 bulan,
mencatat alat dan obat kontrasepsi yang masuk, mencatat alat dan obat kontrasepsi yang
keluar, prosedur pengeluaran alat dan obat menurut kaidah FIFO dan FEFO, kondisi tempat
penyimpanan alat dan obat memenuhi persyaratan (lemari penyimpanan alat dan obat),
melakukan stock opname 2 kali setahun, dan tidak ada alat dan obat yang kadaluarsa. Dari
monev ini ditemukan pencapaian kinerja klinik KB untuk aspek manajemen klinik adalah
sebesar 87%.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 4
4. Distribusi dan Utilisasi Laparoskopi

Untuk melihat utilisasi laparoskopi bantuan BKKBN ke rumah sakit, dilakukan kunjungan ke 39
Rumah Sakit di 33 provinsi di Indonesia. Temuan lapangan pendistribusian unit laparoskopi
sudah baik dan sampai ke tujuan dalam kondisi baik dan lengkap, ditemukan juga 10 unit (26%)
laparoskopi yang belum di instal dengan alasan petugas instal belum datang, tenaga medis
mutasi dan biaya perda yg lebih tinggi dari reimbursement BKKBN.

Utilisasi laparoscopy di rumah sakit terutama untuk membantu pelayanan kontap wanita bagi
masyarakat miskin, dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu; Kebijakan dan SDM,
Ketersediaan alat bantu, bahan habis pakai dan anggaran, serta Koordinasi dan dukungan
BKKBN/SKPD KB setempat.

Jumlah laparoskopi yang didistribusikan ke rumah sakit di seluruh Indonesia sampai dengan
tahun 2013 adalah sebanyak 345 unit yang terdiri dari 319 unit tanpa monitor dan 26 unit
dilengkapi dengan kamera dan monitor.

Utilisasi laparoscopy di rumah sakit untuk membantu pelayanan kontap wanita bagi masyarakat
miskin, dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu; Kebijakan dan SDM, Ketersediaan alat
bantu, bahan habis pakai dan anggaran, serta Koordinasi dan dukungan BKKBN/SKPD KB
setempat.

Dari 345 unit laparoskopi yang berada di seluruh provinsi , berhasil dikumpulkan data sebanyak
173 unit (50,14%) laparoskopi yang berada di 173 rumah sakit di 33 provinsi di Indonesia. Dari
173 unit laparoskopi tersebut, diidentifikasi sebanyak 89 unit (51,4%) yang telah digunakan
untuk pelayanan sterilisasi wanita (MOW) dan 84 unit (48,6%) belum digunakan.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 5
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Program Kependudukan dan KB mempunyai arti yang sangat penting dalam mewujudkan
keluarga kecil yang berkualitas. Program KB dan kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk
memenuhi hak-hak reproduksi sehingga keluarga dapat mengatur waktu, jumlah, jarak kelahiran
anak secara ideal sesuai dengan keinginan atau tanpa unsur paksaan dari pihak manapun.
Dengan pemenuhan hak-hak reproduksi tersebut, diharapkan keluarga dapat memiliki anak
ideal, kondisi kesehatan seksual dan reproduksi tersebut, diharapkan keluarga dapat menikmati
nilai tambah dalam kehidupan sosial dan aktifitas perekonomiannya. Dampak pemenuhan hak-
hak reproduksi tersebut, secara langsung adalah terwujudnya keluarga kecil, sehat dan sejahtera
sehingga menjadi keluarga yang berkualitas.

Seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga tercantum secara eksplisit pada
pasal 23 bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas
informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan kontrasepsi dengan cara antara lain yang
tertuang pada ayat d yaitumeningkatkan keterjangkauan pelayanan kontrasepsi. Terkait dengan
isu keterjangkauan dalam pasal ini dapat mengandung arti yang luas termasuk keterjangkauan
pelayanan kontrasepsi dari sisi ekonomi. Sejalan dengan amanat ini, arah kebijakan program
Kependudukan dan Keluarga Berencana periode 2010-2014 adalah dengan mendekatkan akses
dan kualitas pelayanan kontrasepsi bagi pasangan usia subur yang berpendapatan rendah atau
disebut juga dengan Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera (KS) I.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional telah melakukan pelaksanaan


pengadaan alat dan obat kontrasepsi serta sarana penunjang pelayanan kontrasepsi secara
elektronik pada tahun 2011, sebagai tindak lanjut dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahdan perubahan kedua
dalamPeraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah
yang harus sudah dilakukan secara elektronik baik sebagian/seluruhnya. Untuk anggaran tahun
2012, pengadaan alkon dan sarana penunjang pelayanan kontrasepsi seluruhnya telah dilakukan
melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik dan telah di distribusikan ke perwakilan BKKBN
Provinsi dengan jenis : Pil 24.114.750 cycle, suntik KB 18.982.392 vial, Implan 1.080.250 set,
Kondom 413.635 gross, Fallope Ring 36.222 buah, ADS 9.493.200 buah, IUD 380.933 set, Implan
Removal Kit 10.000 set, Obgyn bed 3.325 buah, VTP Kit 1.000 set, IUD Kit 12.180 set, Minilap Kit
570 set, Laparoscopy Tanpa Monitor 119 set, Laparoscopy dengan Monitor 18 set, ABPK 12.000
buah dan Dry Sterilisator 100 buah.

Dalam rangka mengidentifikasi dan upaya perbaikan tentang ketersediaan dan pengelolaan serta
pemanfaatan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB di provinsi, kabupaten dan kota, klinik
KB, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring, evaluasi dan pembinaan.

2. Dasar Hukum
1) Undang-UndangNomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4438);
2) Undang-UndangNomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4456);

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 6
3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
4) Undang-UndangNomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5080);
5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten dan
Kota (Lembaran Negara tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor
89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
7) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4761);
8) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5107);
9) Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional tahun 2010-2014;
10) Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga
BerencanaNasional;
11) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-
010/B5/2010 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana
Dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten dan Kota;
12) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional;
13) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
78/PER/E3/2011 tentang Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Gratis dalam Pelayanan
Keluarga Berencana bagi semua Pasangan Usia Subur di daerah Provinsi;
14) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Provinsi;
15) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
92/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana;
16) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 162/PER-
010/E1/2011 tentang Penguatan 23.500 Klinik KeluargaBerencana di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar, RumahSakitPemerintah, Swasta dan Lembaga Swadaya Organisasi
Masyarakat Dalam Pelayanan KeluargaBerencanaTahun 2010 - 2014;
17) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
165/PER/E1/2011 tentang Pelayanan Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang;
18) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 249/PER/E1/2011 tentang Kebijakan Penyediaan Alat dan
Obat Kontrasepsi Dalam Program Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 7
3. Tujuan

Tujuan Umum
Untuk mengetahui ketersediaan dan pengelolaan serta pemanfaatan alkon dan sarana
penunjang pelayanan KB

Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi ketersediaan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB di gudang provinsi,
gudang kabupaten/kota dan klinik
2) Mengidentifikasipengelolaan (penerimaan, penyimpanan dan penyaluran) alkon dan sarana
penunjang pelayanan KB di gudang provinsi, kabupaten/kota dan klinik
3) Mengidentifikasipemanfaatan sarana pendukung pelayanan KB di klinik KB (rumah sakit,
puskesmas dan atau dokter/bidan praktek swasta)
4) Mengidentifikasi keberadaan dan penggunaan laparoscopy di rumah sakit

4. Ruang Lingkup
Kegiatan monev ini dilaksanakan pada priode bulan Juli sampai dengan Desember 2013di 33
provinsi seluruh Indonesia, 66 Kabupaten dan Kota, 66 Klinik KB, dan 31rumah sakit (pemerintah
dan swasta) terpilih. Pada setiap provinsi dipilih 2 (dua) kabupaten/kota yang dikunjungi dengan
kriteria di salah satu kabupaten/kota tersebut terdapat Rumah Sakit yang menerima unit
laparoskopi bantuan Pemerintah R.I cq. BKKBN.

Lingkup kegiatan adalah mengukur kinerja komponen pelayanan, komponen manajemen logistik
yang terdiri dari indikator input, proses dan output pengelolaan dan pendistribusian alkon,
sarana penunjang pelayanan KB di tingkat provinsi, Kabupaten dan kota dan klinik KB serta
pendistribusian dan utilisasi laparoskopi bantuan BKKBN ke rumah sakit.

Variabel kinerja yang diukur meliputi :


1) Komponen Pelayanan.
 Di tingkat provinsi dan kabupaten; adalah ketersediaan jenis alkon TA 2013 disesuaikan
dengan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) pada periode tahun yang sama.
 Di klinik KB; adalah kesesuaian pelayanan konseling dan pelayanan kontrasepsi dengan
standar yang telah ditetapkan profesi, ketersediaan SDM terlatih metoda kontrasepsi,
ketersediaan sarana pelayanan dan akses pelayanan.

2) Komponen manajemen logistik.


Variable kinerja komponen manajemen logistik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
dibagi dalam :
 Indikator input, yaitu ketersediaan: tenaga gudang, buku panduan tata kelola alkon,
kartu barang, buku besar pencatatan alkon, komputer, formulir F/V/KB, dokumen
rencana distribusi (rensi) alkon, papan tulis monitor, dokumen SBBK, aplikasi BMN dan
dukungan anggaran pengelolaan gudang.
 Indikator proses, yaitu proses : pencatatan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB
yang masuk (tanggal masuk, jumlah, tanggal kadaluarsa, no. batch, harga satuan dan
tahun produksi), mencatat alkon dan sarana penunjang pelayanan KB yang keluar
menurut jenisnya dalam SBBK (tanggal masuk, jumlah, tanggal kadaluarsa, no. batch,
harga satuan dan tahun produksi), pelaporan, prosedur pengeluaran alkon, mencatat

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 8
ketersediaan barang dalam aplikasi BMN, stock opname, penataan lokasi alkon, dan
pemenuhan alkon ke Kabupaten dan Kota danke klinik KB.
Dalam indikator proses ini juga dinilai kegiatan monitoring terhadap stok alkon di
kabupaten /kota dan cara monitoringnya.
 Indikator output, yaitu pemenuhan terhadap : Jumlah alkon yang terdistribusi sesuai
dengan perencanaan tahun 2013, Jumlah sarana penunjang pelayanan KB yang
terdistribusi sesuai dengan perencanaan tahun 2013, terdapat berita acara
penyerahan/penerimaan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB, tidak ada Alkon
yang kadaluarsa dan tidak ada sarana penunjang pelayanan KB yang tidak terdistribusi.

3) Distiribusi dan utilisasi laparoskopi


Adalah kelengkapan unit laparoskopi ketika diterima di Rumah Sakit dan pemasangan atau
install unit setelah diterima.

Untuk utilisasi laparoskopi, variable kinerja yang diukur adalah kebijakan dan ketersediaan
SDM RS; ketersediaan alat, bahan habis pakai dan anggaran; koordinasi RS dengan
BKKBN/SKPD KB; dan hasil pelayanan kontap wanita.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan instrument penilaian khusus yang telah
dikembangkan untuk monev ini dengan cara membandingkan keadaan sebenarnya yang terjadi
di lapangan dengan keadaan yang diharapkan.

5. Metodologi
Monev yang dilakukan ini bersifat diskriptif, sedangkan metoda yang dipergunakan adalah
survey. Sumber data pada monev ini adalah data primer yakni petugas gudang BKKBN di tingkat
provinsi, petugas gudang SKPD KB Kabupaten/kota, pelaksana pelayanan KB di klinik dan
penanggung jawab atau pelaksana pelayanan KB Rumah Sakit yang menerima bantuan unit
laparoskopi dari Pemerintah cq. BKKBN.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2014 dengan cara
kunjungan ke gudang BKKBN provinsi, gudang SKPD KB kabupaten/kota, tempat penyimpanan
alkon di klinik KB, ruang operasi atau tempat penyimpanan laparoskopi di Rumah Sakit dan
wawancara kepada petugas terkait dengan mempergunakan instrument monitoring yang telah
dipersiapkan dan diuji coba sebelumnya.

Adapun mekanisme kerja monev ini sebagai berikut :


1. Monev dilakukan secara berjenjang yang dimulai dari tingkat provinsi.
2. Dari setiap provinsi yang dituju, selanjutnya dipilih dan dikunjungi 2 (dua) Kabupaten dan
Kotadengan kriteria di salah satu kabupaten/kota tersebut terdapat Rumah Sakit yang
menerima bantuan unit laparoskopi dari BKKBN
3. Dari setiap Kabupaten dan Kota terpilih, selanjutnya ditentukan dan dikunjungi 2 (dua) klinik
KB yang satu diantaranya adalah rumah sakit yang mendapat bantuan laparoscopy
4. Pada setiap wilayah yang dikunjungi, dilakukan wawancara, pemeriksaan berkas dan
pengamatan di bagian gudang / penyimpanan alat dan obat kontrasepsi, dan bimbingan
perbaikan manajemen kinerja di tempat. Khusus di rumah sakit yang menerima alat

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 9
laparoscopy, selain wawancara dan pengamatan juga diberikan bimbingan perawatan alat
laparoscopy.

Pengolahan data dilakukan dengan mempergunakan computer memakai program Microshop


Acces yang di design khusus untuk ini.Penyajian data dilakukan secara tekstuler dan tabular.

Bagan mekanisme monev

SASARAN WILAYAH RESPONDEN

Klinik KB
Bidan/Staf
Perwakilan Pengelola
Klinik DPS
RS/Laparoscopy
BKKBN Alkon /
Obgyn/Staf OK
Bendaahara

SKPD KB Pengelola
Kabupaten dan Alkon /
Bendahara

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 10
BAB II
HASIL MONITORING DAN EVALUASI

I. PELAKSANAAN DAN CAKUPAN WILAYAH SASARAN

Monitoring dan evaluasi ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2014,
dimulai dengan persiapan yaitu penyusunan instrument, uji coba instrument, sosialisasi instrument
kepada staf yang ditugaskan, dan perbaikan instrument berdasarkan hasil uji coba dan masukan hasil
pertemuan sosialisasi instrumen.Jumlah lokasi dan sasaran kunjungan yang direncanakan adalah 33
gudang BKKBN di seluruh provinsi di Indonesia, 66 gudang BKKBN/SKPD KB kabupaten/kota, 66 klinik
KB dan 33Rumah Sakit penerima bantuan laparoskopi dari BKKBN. Dari rencana tersebut pada
dasarnya semua lokasi/sasaran dapat dikunjungi. Jumlah lokasi dan sasaran yang dapat dikunjungi
adalah 33 gudang BKKBN di provinsi seluruh Indonesia, 66gudang BKKBN/SKPD KB Kabupaten dan
Kota, 59 Klinik KB, dan 39 Rumah Sakit yang ada laparoskopi. Setiap tim ditugaskan sebanyak 2 orang
dari Pusat dan didampingi satu sampai dua orang petugas provinsi.

Perincian cakupan wilayah monev selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1
Cakupan Wilayah Sasaran Monev
Gudang Provinsi SKPD Kabupaten/Kota Klinik KB
1. ACEH 1. Aceh Besar 1. Puskesmas Sukamakmur
2. Puskesmas Kota Malaka
2. BALI 2. Gianyar 3. Klinik UPT Kesmas Blah Batu II
3. Klungkung 4. Puskesmas Banjarangkan
3. BANTEN 4. Serang 5. Puskesmas Kec.Petir
6. Puskesmas Pasir Jaya, Tangerang
4. BENGKULU 5. Seluma 7. Puskesmas Kota Tais
6. Rejang Lebong 8. Puskesmas Curup
5. DIY 7. Kod. Yogyakarta 9. Puskesmas Umbulharjo
8. Sleman 10. Puskesmas Depok Ii
6. DKI JAKARTA 9. Kod Jakarta Timur 11. Puskesmas Rawamangun
10. Kod Jakarta Utara 12. Puskesmas Kec. Pademangan
7. GORONTALO 11. Kod Gorontalo 13. Klinik Bersalin Erlita
14. Puskesmas Wonkaditi
12. Boalemo 15. Bidan Praktek Adika
16. Puskesmas Tilamuta

8. JABAR 13. Majalengka 17. KKB Panyingkiran

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 11
Gudang Provinsi SKPD Kabupaten/Kota Klinik KB
14. Kab. Cirebon 18. Puskesmas Wangunharja
9. JAMBI 15. Muaro Jambi 19. Puskesmas Sengeti
16. Tanjung Jabung Timur 20. KKB Tl Barat
10. JATENG 17. Kodya Semarang 21. Puskesmas Poncol
18. Kab. Semarang 22. RS BWT Semarang
11. JATIM 19. Kod. Malang 23. Puskesmas Kendal Kerep
20. Pamekasan 24. Puskesmas Talang
12. KALBAR 21. Sanggau 25. Puskesmas Sungai Durian
13. KALSEL 22. Tanah Bumbu 26. Puskesmas Pagatan
23. Tapin 27. Puskesmas Tapin Utara
14. KALTENG 24. Kab. Katingan 28. Puskesmas Katingan
25. Kab. Kapuas 29. RSUD Dr. Sumarno
15. KALTIM 26. Penajam Pasir Utara 30. Puskesmas Penajam
27. Paser 31. RS Permata Bunda
32. Puskesmas Pasir Belengkong
16. KEP. BABEL 28. Bangka Barat 33. Puskesmas Muntok
29. Bangka 34. Puskesmas Kenanga
17. KEP. RIAU 30. Kod. Batam 35. Klinik Velly
31. Tanjung Pinang 36. Puskesmas Tanjung Pinang
18. LAMPUNG 32. Lampung Selatan 37. Puskesmas Penengah
33. Lampung Tengah 38. Puskesmas Bandar Jaya
19. MALUKU 34. Maluku Tenggara 39. Puskesmas Debut
40. RS Hati Kudus
35. Tual 41. Puskesmas Taan
42. Puskesmas Taar
20. MALUKU UTARA 36. Halmahera Selatan 43. Puskesmas Babang
37. Ternate
21. N T B 38. Lombok Timur 44. Puskesmas Labuan Haji
39. Lombok Tengah 45. Puskesmas Praya
22. N T T 40. Belu 46. Puskesmas Kota Atambua
41. Timur Tengah Utara 47. Puskesmas Sasi

23. PAPUA 42. Merauke 48. Pusksmas Kuprik

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 12
Gudang Provinsi SKPD Kabupaten/Kota Klinik KB
43. Kod. Jayapura 49. Puskesmas Jayapura Utara
24. PAPUA BARAT 44. Manokwari 50. Puskesmas Maripi
51. Puskesmas Mariat, Sorong
25. RIAU 45. Indragiri Hulu 52. Puskesmas Sipayung
46. Palalawan 53. Puskemas Desa Air Putih
26. SULBAR 47. Mamuju Tengah 54. Puskesmas Salugata
48. Mamasa
27. SULSEL 49. Luwu Timur 55. Puskesmas Kec. Malili
50. Enrekang 56. KKB RSU Enrekang
28. SULTENG 51. Poso 57. Puskesmas Kawua
52. Donggala 58. Puskesmas Donggala
29. SULTRA 53. Konawe 59. Puskesmas Una'aha
54. Kolaka Utara 60. Puskesmas Lasusua
30. SULUT 55. Bolang Mongondow Timur 61. Pusksmas Rawat Inap Mudayah
56. Bodang Mambo Selatan 62. Pusksmas Moliboga
31. SUMBAR 57. Padang Pariaman
58. Pesisir Selatan
32. SUMSEL 59. Kota Palembang 63. Klinik RS A.K. Gani
60. Musi Banyuasin 64. Puskesmas Musi Banyuasin
33. SUMUT 61. Tapanuli Utara 65. Klinik Siatas Kareta
62. Pematang Siantar 66. PKBRS RSUD Dr. Djasamen Paragih

II. KINERJA PENGELOLAAN DAN PENDISTRIBUSIAN ALAT KONTRASEPSI DAN SARANA PENUNJANG PELAYANAN KB

Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi alat dan
obat kontrasepsi serta sarana penunjang pelayanan KB didasarkan kepada 2 (dua) komponen dalam
menjalankan program jaminan ketersediaan kontrasepsi, yaitu komponen pelayanan KB dan
komponen manajemen logistik.

Pengukuran kinerja dilakukan terhadap kesesuaian antara aspek/item yang dinilai (komponen
pelayanan dan komponen manajemen logistik) terhadap hasil atau kenyataan lapangan berdasarkan
tolok ukur/indikator yang telah ditetapkan dalam buku kebijakan dan strategi JKK dengan
menggunakan instrument khusus untuk itu.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 13
1. Hasil Kinerja di Tingkat provinsi.

1) Komponen Pelayanan KB

Kinerja pengelolaan dan pendistribusian alkon dan sarana penunjang pelayanan KB di gudang
provinsi untuk komponen pelayanan KB ini dinilai baik apabila:
a. Ketersediaan jenis alat dan obat kontrasepsi TA 2013di gudang provinsi yang meliputi; IUD,
Implant, Suntik, PIL dan Kondomsama atau lebih besar dari angka perkiraan permintaan
masyarakat (ppm) di provinsi tersebut.
b. Distribusi jenis alat dan obat kontrasepsi TA 2013 dari provinsi ke kabupaten dan kota sesuai
dengan rencana distribusi (rensi)atau permintaan dari kabupaten dan kota
c. Stok alat dan obat kontrasepsi di gudang provinsi memenuhi standar minimum dan
maksimum (kebijakan dan strategi JKK)
d. Ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB TA 2013di gudang provinsi yang meliputi; IUD
KIT, Implant KIT, Obgyn bed, BP3K, ABPK, Dry Sterilizer, Auto Disable Syringe (ADS), formulir
informed concent, dan Safety Boxsesuai dengan rensi atau permintaan dari kabupaten dan
kota.

Dari monev ini ditemukan kinerja pengelolaan dan pendistribusian alkon dan sarana penunjang
pelayanan KB di gudang provinsi sebagai berikut :

a. Ketersediaan alkon di gudang provinsi.

Dari 33 provinsi ditemukan PPM tahun 2013 pada 27 provinsi, catatan persediaan pada 32
provinsi, PPM dan catatan persediaan pada 26 provinsi. Dari 26 provinsi tersebut
persediaan IUD terpenuhi atau sesuai/lebih besar dari PPM di 22 provinsi (85%), Implant
terpenuhi di 23 provinsi (88%), Suntik terpenuhi di 24 provinsi (92%), PIL terpenuhi di 25
provinsi (96%), dan Kondom terpenuhi di 15 provinsi (58%)

Provinsi yang tidak terpenuhi ketersediaan IUD adalah Jambi, Kalteng, Maluku, Riau; untuk
Implant di Kalbar, Kalteng, dan Riau; untuk Suntik di DKI Jakarta dan Sumut; untuk Pil di DKI
Jakarta; untuk Kondom di Bali, Banten, DKI Jakarta, Kalbar, Kalteng, Kep. Riau, Maluku, Riau,
Sulteng dan Sumt.

Gambaran kesesuaian ketersediaan alkon versus ppm untuk setiap jenis alkon di 26 provinsi
dapat dilihat pada grafik berikut

Ketersediaan Alkon vs PPM Provinsi


% Provinsi yang Sesuai dan > PPM

92% 96%
85 % 88%

58%

IUD Implant Suntik Pil Kondom

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 14
b. Distribusi alkon dari provinsi ke kabupaten dan kota

Sebagai dasar pendistribusian alkon ke kabupaten dan kota adalah rensi. Namun demikian
dari 33 provinsihanya 18 provinsi (55%) ditemukan adanya rensi. Provinsi yang tidak ada
rensi adalah; Aceh, Bali, DIY, DKI Jakarta, Gorontalo, Jatim, Kalteng, Kaltim, Maluku, Papua,
Riau, Sulbar, Sulut, Sumbar,dan Sumsel.

Gambaran kesesuaian distribusi alkon terhadap rensi dari 18 provinsi ke kabupaten dan kota
untuk setiap jenis alkon dapat dilihat pada grafik berikut :

Distribusi Alkon vs Rensi di Provinsi

lebih kecil dari Rensisama dengan Rensilebih besar dari Rensi

0%
6%
22% 22% 22% 22%
28%
22% 28% 28%

78%
67% 56% 50% 50%

IUD Implant Suntik Pil Kondom

Dari grafik diatas terlihat rata-rata 27% provinsi yg pendistribusiannya sesuai dengan rensi
untuk setiap jenis alkon. Untuk alkon IUD, Implan dan suntikrata-rata diatas 50% provinsi
melakukan distribusi lebih besar dari rensi. Alasannya adalah memenuhi permintaan klinik
dan ada kegiatan pelayanan momentum.

Yang perlu diperhatikan adalah distribusi suntik, pil dan kondom oleh 22% provinsi lebih
kecil dari rensi. Hal ini disebabkan penolakan terima dari kabupaten dan kota karena
kurangnya minat masyarakat terhadap kondom dan alasan gudang penuh.

Cara pendistribusian adalah dikirim langsung dari petugas provinsi ke kabupaten dan kota,
kecuali ada permintaan mendesak atau pelayanan momentum biasanya petugas kabupaten
dan kota ambil sendiri ke provinsi.

c. Stok alkon di gudang provinsi

Sesuai dengan kebijakan dan strategi JKK, dimana persediaan minimum alkon adalah untuk
kebutuhan 3 bulan dan persediaan maksimum untuk kebutuhan 24 bulan yang dihitung
berdasarkan rata-rata pelayanan/distribusi perbulan.

Gambaran kondisi stok alkon di 31 gudang provinsi yang memiliki catatan lengkap, untuk
setiap jenis alkon (data bulan maret s/d mei 2014) adalah sebagai berikut :

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 15
 IUD, 1 provinsi stoknya maksimal, 17 provinsi stok cukup dan 13 provinsi stok
miniimum
 Implant,1 provinsi stoknya maksimal, 19 provinsi stok cukup dan 11 provinsi stok
minimum
 Suntik, 1 provinsi stoknya maksimal, 16 provinsi stok cukup dan 14 provinsi stok
minimum
 PIL, 3 provinsi stoknya maksimal, 23 provinsi stok cukup dan 5 provinsi stok
minimum
 Kondom, 7 provinsi stoknya maksimal, 15 provinsi stok cukup dan 19 provinsi stok
miniimum

Stok Alkon di Provinsi


MaxCukupMin

19
5
13 11 14
23 15
17 19 16
1 1 1 7
3

IUD Implant Suntik Pil Kondom

Gambaran kondisi stok alkon (data bln maret s/d mei 2014) untuk setiap provinsi dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :

Stok Alkon di Gudang provinsi (data bln maret s/d mei 2014)

Keterangan skor: 0 = stok min; 1 = stok cukup, 2 = stok max.


No. Provinsi IUD Implan Suntik PIL Kondom
1 ACEH 2 2 1 2 2
2 BALI 1 1 0 1 0
3 BANTEN 1 1 0 1 0
4 BENGKULU 1 1 1 1 1
5 DIY NA NA NA NA NA
6 DKI JAKARTA 1 1 1 1 1
7 GORONTALO 1 1 2 1 1
8 JABAR NA NA NA NA NA
9 JAMBI 0 0 0 2 1
10 JATENG 0 1 1 1 1
11 JATIM 1 0 1 0 1
12 KALBAR 0 1 1 1 1
13 KALSEL 1 0 1 2 1
14 KALTENG 1 1 1 1 1

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 16
No. Provinsi IUD Implan Suntik PIL Kondom
15 KALTIM 1 1 2 2 1
16 KEP. BABEL 0 0 1 1 1
17 KEP. RIAU 1 1 1 2 1
18 LAMPUNG 1 0 1 1 1
19 MALUKU 0 1 0 0 1
20 MALUT 0 0 1 1 1
21 NTB 0 1 0 1 1
22 NTT 1 0 1 1 1
23 PAPUA 1 1 0 1 1
24 PAPUA BARAT 0 1 1 0 1
25 RIAU 1 2 1 2 1
26 SULBAR 1 1 1 1
27 SULSEL 0 0 0 0 1
28 SULTENG 1 1 1 0 1
29 SULTRA 0 1 1 0 1
30 SULUT 1 0 1 0 0
31 SUMBAR 1 1 1 1 1
32 SUMSEL 0 0 1 1 1
33 SUMUT 1 0 1 2 1
*NA: tidak ada data distrusi/stok

d. Ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB

Dari 33 gudang provinsi yang dikunjungi, hanya 11 provinsi mempunyai rensi distribusi
sarana penunjang pelayanan KB TA 2013. Sehingga dari monev ini tidak bisa dianalisa
ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB di gudang provinsi dibanding terhadap rensi.

Pendistribusian sarana pelayaan KB ke kabupaten dan kota didasarkan atas permintaan


kabupaten dan kota atau permintaan langsung dari klinik, dan Rensi Sedangkan untuk ABPK
dan Buku BP3K diberikan kepada klinik KB pada waktu wakil dari klinik tersebut mengikuti
pelatihan CTU dan atau pelatihan lain di provinsi.

2) Komponen Manajemen Logistik

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa variable kinerja komponen manajemen
logistik di tingkat provinsi dibagi menjadi kinerja indikator input, indikator proses alkon,
indikator proses sarana penunjang pelayanan KB, indikator monitoring dan indikator output.

Dari monev ini ditemukanpersentase pemenuhan kinerja manajemen logistik di gudang


provinsi secara umumsudah baik, yaitu sebesar 90,2%.

Adapun pencapaian kinerja komponen manajemen logistik untuk setiap indikator adalah
sebagai berikut :

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 17
a. indikator input.
Secara rata-rata pemenuhan kinerja indikator input di seluruh gudang provinsi di
Indonesia adalah sebesar 91%.

Seluruh variabel input memerlukan perbaikan karena kinerjanya masih dibawah 100%.
Perincian selengkapnya persentase pemenuhan kinerja indikator input di gudang
provinsi untuk setiap variable dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Indikator Input % erpenuhi


T
1. Tersedia Tenaga Gudang terlatih 94 %

2. Tersedia Buku Panduan Tata Kelola Gudang 94%

3. Tersedia Kartu Barang dan menempel di kardus alkon 97%

4. Tersedia buku besar pencatatan alkon 97%

5. Tersedia komputer/laptop 88%

6. Tersedia Form lir F/V/KB 97%


u
7. Tersedia Dokumen Rensi 85%

8. Tersedia Papan tulis monitor 85%

9. Tersedia dan terdokumentasi SBBK 94%

10. Tersedia dan update aplikasi BMN 97%

11. Tersedia dukungan anggaran gudang 88%

Gambaran persentase pemenuhan kinerja indikator input untuksetiap provinsi dapat


dilihat pada grafik di bawah ini .

Grafik : Gambaran persentase pemenuhan kinerja indikator input di provinsi

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
NG
SULBA

SULSE

SULTE

ALI
T
L

EL
JAB

SUMB
BENGKULU

AR

JATIM
KALBAR

NG

AU

AR

B
SUMU
I Y DKI

JAMBI

RI

SUMS
BANTEN

N
LAMPU

BARAT
T B PAPUA
GORONTA
D

JAKARTA

10%
0%
LO

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 18
b. indikator proses alkon
Persentase pemenuhan kinerja proses alkon di gudang provinsi di Indonesia sebesar
94%. Dari 33 provinsi di seluruh Indonesia yang persentase pemenuhan kinerja proses
alkon masih dibawah 100% adalah provinsi Aceh, Banten, Bengkulu, Jateng, Kalteng,
Kep.Riau, Maluku, NTT, Papua, Sulbar, Sulsel dan Sulteng.
Gambaran lengkap persentase pemenuhan kinerja proses alkon di masing-masing
provinsi seperti pada grafik dibawah ini.

Grafik : Gambaran persentase pemenuhan kinerja indikator proses alkon di provinsi

100%
80%
60%
40%
20%
0%
JAB
AR

JATIM
KALBAR

KALTIM

NG

AU
SULTR

AR
A
I Y DKI

JAMBI

KEP.

RI
T

SULUT

SUMSE
KALSEL

BABEL

SUMB
LAMPU

U
BALI

T
MAL

BARAT
PAPUA
GORONTA
D

JAKARTA

LO

Adapun variable indikator proses alkon yang perlu perbaikan meliputi :


 Melengkapi pencatatan alkon masuk dan keluar. Dibeberapa provinsi ditemukan
pencatatan tanggal kadaluarsa, no. batch, tahun produksi dan harga satuan tidak
dilakukan.
 Penyimpanan alkon dan catatan ketersediaan barang dalam aplikasi BMN
 Pemenuhan permintaan alkon dari Kab./Kota.
Perincian selengkapnya persentase pemenuhan kinerja proses
alkon untuk setiap
variable dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

No Indikator Proses Alkon % Terpenuhi


k
1 Mencatat Alkon Masuk
a. Tangal Masuk 97%

b. J l Alkon 97%
m
c. Tanggal Kadaluarsa 88%

d. No. Batch 85%

e. Harga Satuan 97%


a
f. Tahun Produksi 79%

2 Pen impanan Alkon 88%


y
3 Pen atatan ketersedian barang di BMN 94%
c
4 Stock Opname 2 kali setahun 91%

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 19
No Indikator Proses Alkon % Terpenuhi
k
5 Mencatat Alkon Keluar
a. Tangal Keluar 97%

b. J l Alkon 97%
m
c. Tanggal Kadaluarsa 85%

d. No. Batch 85%

e. Harga Satuan 85%


a
f. Tahun Produksi 82%

6 Me buat laporan ke Pusat dg F/V/KB 97%


m
7 Prosedur mengeluarkan alkon berdasarkan FIFO 97%
and FEFEO
8 Pemenuhan alkon ke Kab./Kota 88%

Total Persentase Terpenuhi 94%

c. indikator proses sarana penunjang pelayanan KB


Persentase pemenuhan kinerja proses sarana penunjang pelayanan KB di seluruh
provinsi di Indonesia adalah sebesar 94%. Dari 33 provinsi di seluruh Indonesia, yang
persentase pemenuhan kinerja indikator proses sarana penunjang pelayanan KBdibawah

100% adalah provinsi Aceh, Banten, Bengkulu, Jateng, Kep.Riau, Papua, Sulbar, dan
Sulteng.
Gambaran lengkap persentase pemenuhan kinerja proses sarana penunjang pelayanan
KB di masing-masing provinsi seperti pada grafik dibawah ini.
Grafik : Gambaran persentase pemenuhan kinerja indikator proses
sarana penunjang di provinsi

100%
80%
60%
40%
20%
0%
KALTIM

NG
JAMBI

KEP.
KALSEL
KALTEN

BABEL
JAB
AR

JATIM
KALBAR

LAMPU

AU
BALI

I Y DKI

RI
MALUT

T
MALUK

SULSEL
B

BARAT
PAPUA
N
T
T
GORONTA
D

JAKARTA

LO

Adapun variable indikator proses sarana penunjang pelayanan KB yang perlu perbaikan
meliputi: kelengkapan pencatatan sarana penunjang yang masuk dan keluar,
peyimpanan, pencatatan ketersediaan barang di aplikasi BMN. Perincian selengkapnya
persentase pemenuhan kinerja proses sarana penunjang pelayanan KB untuk setiap
variable dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 20
Tabel Persentase Kinerja proses sarana pelayanan KB di provinsi.

No Indikator Proses Sarana Penunjang Pel. KB % Terpenuhi

1 Mencatat Sarana peninjang yg masuk


a. Tanggal Masuk 97%

b. Jumlah 97%

c. Harga Satuan 97%

d. Tahun Produksi 82%

2 Penyimpanan 88%

3 Mencatat dalam BMN 94%

4 Stock Opname 2 x setahun 97%

5 Mencatat sarana penunjang yg keluar


a. Tanggal Masuk 97%

b. Jumlah 97%

c. Harga Satuan 94%

d. Tahun Produksi 85%

6 Membuat laporan bulanan ke pusat 97%

7 Pemenuhan sarana penunjang ke Kab./Kota 97%

Selanjutnya untuk pencapaian kinerja monitoring pengelolaan alkon dan sarana


penunjang pelayanan KB di provinsi adalah sebesar 70%. Persentase pemenuhan kinerja
monitoring untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut .

Tabel : Pemenuhan kinerja monitoring pengelolaan alkon


dan sarana penunjang pelayana KB di provinsi.

No Indikator Monitoring % Terpenuhi


1 Melakukan monitoring kondisi stok di Kab./Kota 73%
secara reguler (per 3 bulan)
2 Menggunakan F/II/KB sbg alat monitoring 67%
% Total Kinerja Monitoring Terpenuhi 70%

Adapun provinsi yang masih perlu perbaikan kinerja kegiatan monitoring ini adalah
:Aceh, Bali, Banten, Bengkulu, Jateng, Kaltim, Lampung, Maluku, Papua, Papua Barat,
Sulbar, Sulsel, Sultra, &Sulut

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 21
Pencapaian persentase kinerja monitoring untuk setiap provinsi dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
Grafik persentase kinerja monitoring untuk setiap provinsi
100%
80%
60%
40%
20%
0%

BALI
BANTE
N
TBN

N
AR

JATIM
KALBAR

NG

AR
DKI

G KEP.
LO

MALUT

TT

SULTE

T
ACEH
SUMS
KALSEL
KALTEN

BABEL

EL
JAB

SUMB
JAKARTA
GORONTA

RIAU

RIAU

SUMU
JAMBI

KEP.
DIY

d. Indikator output
Persentase pemenuhan kinerja indikator output di tingkat provinsi adalah sebesar 89%.
Indikator output yang masih perlu perbaikan adalah: masih adanya alkon yang
kadaluarsa di 5 provinsi dan masih adanya sarana penunjang yang tidak terdistribusi ke
kabupaten/kota di 6 Provinsi.
Provinsi yang memerlukan perbaikan dan peningkatan kinerja output adalah Jateng,
Jatim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltim
.Pencapaian kinerja untuk setiap variable indikator output selengkapnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.

Tabel : Kinerja indikator output gudang provinsi


No. Indikator Output % Terpenuhi

1 Membuat Berita Acara serah terima barang 97%

2 Tidak da Alkon yg kadaluarsa 82%


a
3 Tdk ada sarana penunjang pel KB yg tdk terdistribusi 94%

% Total Kinerja Output Terpenuhi 91%

Gambaran pencapaian persentase kinerja output di setiap provinsi dapat dilihat pada
grafik dibawah ini.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 22
Grafik persentase kinerja output di provinsi
100%
80%
60%
40%
20%
0%

NG
BENGKU
LU
ALI

I Y DKI

NT
T
ACEH

BANTEN

BABEL

N
B

AR

TB
JA

RIAU
LAMPU

PAP
UA
I
KEP.

KEP.

MALUT
JAB

MB

MALUK

BARAT
PAPUA
GORONTA
D

JAKARTA

LO
2. Hasil Kinerja di Tingkat Kabupaten dan Kota.

1) Komponen Pelayanan KB

Kinerja pengelolaan dan pendistribusian alkon dan sarana penunjang pelayanan KB di gudang
kabupaten/kota untuk komponen pelayanan KB ini dinilai baik apabila:
a. Ketersediaan jenis alat dan obat kontrasepsi TA 2013 di gudang kabupaten/kota yang
meliputi; IUD, Implant, Suntik, PIL dan Kondom sama atau lebih besar dari angka perkiraan
permintaan masyarakat (ppm) di provinsi tersebut.
b. Distribusi jenis alat dan obat kontrasepsi TA 2013 dari kabupaten dan kota ke klinik KB sesuai
dengan rencana distribusi (rensi) atau permintaan dari kabupaten dan kota
c. Stok alat dan obat kontrasepsi di gudang kab./kota memenuhi standar minimum dan
maksimum (kebijakan dan strategi JKK)

Dari monev ini ditemukan kinerja pengelolaan dan pendistribusian alkon dan sarana penunjang
pelayanan KB di gudang kab./kotasebagai berikut :

a. Ketersediaan alkon di gudang kab./kota.

Dari 62 kab./kotayang dikunjungi ditemukan hanya 37 kab./kota (56%) yang membuat ppm.
Untuk pendistribusian, skpd kab./kota berdasarkan permintaan dari klinik KB atau bila ada
kegiatan momentum di kabupaten/kota.

Dari 37 kab/kota yang mempunyai ppm, yang memiliki data ketersediaan alkon sebanyak 34
kab/kota. Jika dibandingkan ketersediaan alkon di gudang kb./kota terhadap ppm ditemukan
74% kab./kota yang terpenuhi alkon IUD, 82% kab./kota terpenuhi alkon Implan, 85%
kab./kota terpenuhi alkon suntik, 94% kab./kota terpenui alkon PIL, dan 56% kab./kota
terpenuhi alkon kondom. Gambaran ketersediaan alkon di kab./kota dapat dilihat pada
grafik dibawah ini.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 23
Ketersediaan Alkon di Kab./Kota Vs PPM
Kab/Kota yg sesuai atau lebih

91% 94%
82%
74%
56%

IUD Implant Suntik Pil Kondom

b. Distribusi alkon dari kabupaten/kota ke klinik KB

Sebagai dasar pendistribusian alkon ke klinik KB adalah rensi dan permintaan klinik. Dari 62
kab./kota yang dikunjungi ditemukan hanya 26 kab./kota (42%) yang membuat rensi, sisanya
36 kab./kota (58%) tidak membuat rensi.
Distrusi alkon ke klinik sebagian besar sama atau diatas rensi, yang lebih kecil dari rensi
adalah IUD ke 27% kab./kota, Implant ke 19% kab./kota , Suntik ke 42% kab./kota, Pil ke 35%
kab./kota dan kondom ke 31% kab./kota. Alasannya adalah memenuhi permintaan klinik dan
adanya kegiatan pelayanan pada momentum. Sedangkan ketika ditanya alasan distribusi
lebih rendah dari rensi, alasannya adalah karena tidak ada biaya distribusi dan stok di klinik
masih banyak.

Gambaran kesesuaian distribusi alkon terhadap rensi dari kab./kota untuk setiap jenis alkon
dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Distribusi Alkon Vs Rensi


Lebih besar dari Rensi Sama dengan Rensi Lebih Kecil dari Rensi

19% 42%
27% 35%
31%
31%
27%
38% 27%
42%

46% 50%
35% 35%
23%

IUD Im plant Suntik Pil Kondom

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 24
c. Stok alkon di kabupaten/kota

Sesuai dengan kebijakan dan strategi JKK, dimana persediaan minimum alkon adalah untuk
kebutuhan 3 bulan dan persediaan maksimum untuk kebutuhan 24 bulan yang dihitung
berdasarkan rata-rata pelayanan/distribusi perbulan.

Dari 62 kab/kota yang dikunjungi, 49 kab/kota mempunyai data lengkap distribusi dan stok.
Gambaran kondisi stok alkon di 49 gudang kab./kota tersebut untuk setiap jenis alkon (data
bulan maret s/d mei 2013) adalah sebagai berikut :
 IUD, 6%kab./kota stoknya max, 55% kab./kota stoknya cukup, dan 39% kab./kota
stoknya min.
 Implan, 2% kab./kota stoknya max, 51% kab./kota stoknya cukup, dan 47% kab./kota
stoknya mi
 Suntik, 4% kab./kota stoknya max, 39% kab./kota stoknya cukup, dan 57% kab./kota
stoknya min.
 PIL, 6% kab./kota stoknya max, 57% kab./kota stoknya cukup, dan 37% kab./kota
stoknya min
 Kondom,8% kab./kota stoknya max, 63% kab./kota stoknya cukup, dan 31%
kab./kota stoknya min

Stok Alkon di Kab./Kota (data bln Maret s/d Mei 2013)


n Kab./Kota = 49

120%

100%
37% 37% 31%
80% 49%
57%

60%

40% 61%
57% 57%
51%
39%
20%
6% 2% 4% 6% 8%
0%
IUD Implant Suntik Pil Kondom

MaxCukupMin

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 25
2) Komponen Manajemen Logistik

Sama halnya di tingkat provinsi, variable kinerja komponen manajemen logistik di tingkat
kabupaten dan kota dibagi menjadi indikator input, indikator proses alkon dan indikator proses
sarana penunjang, indikator monitoring, dan indikator output.

Secara umum kinerja manajemen logistik di tingkat kabupaten dan kota perlu pembinaan lebih
lanjut dari pengelola gudang atau penanggung jawab tingkat provinsi. Hal ini terlihat dari rata-
rata pemenuhan kinerja manajemen logistik gudang kabupaten dan kota hanya sebesar 80,4%.
Pencapaian kinerja komponen manajemen logistik di tingkat kabupaten dan kota untuk setiap
indikator adalah sebagai berikut:
a. Indikator Input.
Indikator input meliputi ketersediaan: tenaga gudang, buku panduan tata kelola alkon, kartu
barang, buku besar pencatatan alkon, komputer, formulir F/V/KB, dokumen rencana
distribusi (rensi) alkon ke kabupaten dan kota, papan tulis monitor, dokumen SBBK dari
provinsi ke Kabupaten dan Kota, aplikasi BMN dan dukungan anggaran pengelolaan gudang.
Dari 62Kabupaten dan Kota yang dikunjungi dan diwawancarai, ditemukan persentase
pemenuhan indikator input yaitu sebesar 70%.

Gambaran pemenuhan indikator input untuk setiap variabel dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel : Pemenuhan Kinerja Indikator Input Pengelolaan Alkon


Sarana Penunjang Pel. KB di Kab./ Kota

Indikator INput % Terpenuhi


1. Tersedia Tenaga Gudang terlatih 92%

2. Tersedia Buku Panduan Tata Kelola Gudang 76%

3. Tersedia Kartu Barang dan menempel di kardus alkon 71%

4. Tersedia buku besar pencatatan alkon 82%

5. Tersedia mesin Tik/Komputer 79%

6. Tersedia Formulir F/V/KB 90%

7. Tersedia Dokumen Rensi 52%

8. Tersedia Papan tulis monitor 26%

9. Tersedia dan terdokumentasi SBBK 92%

10. Tersedia dukungan angaran gudang 44%

% Total Terpenuhi 70%

Rendahnya pemenuhan kinerja indikator input di kab./kota ini disebabkan banyak tenaga
yang menangani gudang kab./kota bukan tenaga khusus tetapi hanya staf yang
diperbantukan untuk mengelola gudang dan tidak mendapatkan tambahan honor untuk
tugas ini, sehingga banyak yang tidak mengerti dan tidak tahu standar input pengelolaan

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 26
gudang.Variabel lain yang penting diperhatikan dan harus dicarikan jalan keluarnya adalah
ketersediaan anggaran untuk distribusi barang ke kelinik. Disamping itu juga masih
ditemukan kabupaten dan kota yang masih belum punya ruang gudang sendiri.

Dari temuan ini diharapkan selanjutnya ada advokasi dan koordinasi dari tingkat provinsi ke
SKPD Kab./kota untuk mengatasi masalah ketenagaan dan pembinaan dari penanggung
jawab barang alkon dan sarana penunjang terhadap pengelola gudang kab./kota.

b. Indikator Proses (Alkon)


Sama halnya dengan kinerjainput, kinerja proses alkon di kab./kota juga masih perlu upaya
perbaikan.Persentase pemenuhan kinerja proses pengelolaan alkon di gudang kab./kota
adalah sebesar 86%.
Gambaran lengkap persentase pemenuhan kinerja proses pengelolaan alkon untuk setiap
variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel: Kinerja Indikator Proses Pengelolaan Alkon di Kab./Kota

No Indikator Proses Alkon % Terpenuhi


1 Mencatat Alkon Masuk
a. Tangal Masuk 87%

b. Jml Alkon 87%

c. Tanggal Kadaluarsa 87%

d. No. Batch 61%

e. Harga Satuan 66%

f. Tahun Produksi 61%

2 Penyimpanan Alkon 74%

3 Stock Opname 2 kali setahun 85%

4 Mencatat Alkon Keluar


a. Tangal Keluar 92%

b. Jml Alkon 90%

c. Tanggal Kadaluarsa 53%

d. No. Batch 53%

e. Harga Satuan 60%

f. Tahun Produksi 56%

5 Membuat laporan ke Pusat dg F/V/KB 90%

6 Prosedur mengeluarkan alkon berdasarkan 90%


FIFO and FEFEO
7 Pemenuhan alkon ke Kab./Kota 81%

Total Persentase Terpenuhi 74%

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 27
c. Indikator Proses (Sarana Penunjang KB)
Sama halnya dengan kinerjaproses alkon, kinerja proses sarana penunjang pelayanan KB di
kab./kota juga masih perlu upaya perbaikan.Persentase pemenuhan kinerja proses
pengelolaan alkon di gudang kab./kota adalah sebesar 87%.
Gambaran lengkap persentase pemenuhan kinerja proses pengelolaan sarana penunjang
untuk setiap variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel: Kinerja proses sarana penunjang pelayanan KB

No Indikator Proses Sarana Penunjang Pel. KB % Terpenuhi

1 Mencatat Sarana peninjang yg masuk


a. Tanggal Masuk 85%
b. Jumlah 85%
c. Harga Satuan 65%
d. Tahun Produksi 55%
2 Penyimpanan 73%
3 Stock Opname 2 x setahun 84%
4 Mencatat sarana penunjang yg keluar
a. Tanggal Masuk 90%
b. Jumlah 89%
c. Harga Satuan 60%
d. Tahun Produksi 55%
5 Membuat laporan bulanan ke pusat 85%
6 Pemenuhan sarana penunjang ke Kab./Kota 87%

Selanjutnya untuk pencapaian kinerja monitoring pengelolaan alkon dan sarana penunjang
pelayanan KB di kab./kota adalah sebesar 76%. Persentase pemenuhan kinerja monitoring
untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut .

Tabel : Pemenuhan kinerja indikator monitoring pengelolaan alkon


dan sarana penunjang pelayana KB di Kab./kota.

No Indikator Monitoring % Terpenuhi


1 Melakukan monitoring kondisi stok di Klinik 68 %
secara reguler (per 3 bulan)
2 Menggunakan F/II/KB sbg alat monitoring 76 %
% Total Kinerja Monitoring Terpenuhi 72 %

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 28
d. Indikator Output
Indikator output meliputi pemenuhanterhadap: membuat berita acara
penyerahan/penerimaan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB, tidak ada Alkon yang
kadaluarsa dan tidak ada sarana penunjang pelayanan KB yang tidak terdistribusi.
Dari 66 Kabupaten dan Kota yang dikunjungi dan diwawancarai, ditemukan persentase
kinerja output adalah sebesar 75%. Persentase pemenuhan terhadap indikator output di
gudang Kabupaten dan Kota dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel :Persentase Pemenuhan Terhadap Indikator Output

No. Indikator Output % Terpenuhi


1 Membuat Berita Acara serah terima barang 73 %
2 Tidak ada Alkon yg kadaluarsa 76%
3 Tdk ada sarana penunjang pel KB yg tdk 77 %
terdistribusi
% Total Kinerja Output Terpenuhi 75 %

3. Hasil Kinerja di Tingkat Klinik.

Monitoring dan evaluasi di tingkat klinik ini dilakukan dengan melihat dan menilai kinerja
pengelolaan alat dan obat serta sarana penunjang pelayanan KB yang ditinjau dari 3 aspek yaitu;
komponen pelayanan KB, manajemen logistik dan hasil pelayanan KB.

1) Komponen Pelayanan KB

Pengukuran kinerja aspek komponen pelayanan KB dan tolok ukurnya adalah:


a. Standar pelayanan, yaitu pelayanan konseling yang mengacu kepada alat bantu
pengambilan keputusan (ABPK) dan pelayanan kontrasepsi yang mengacu kepada buku
panduan praktis pelayanan kontrasepsi (BP3K).
b. SDM, yaitu tersedianya minimal 1 orang tenaga konseling yang telah terlatih KIP/K dengan
ABPK dan tenaga teknis medis KB yang terlatih.
c. Sarana pelayanan, yaitu tersedia minimal 1 set IUD kit, Implan kit, Obgin bed, BP3K, ABPK,
Dry sterilizer, Auto Disable Syringe (ADS) dengan Ratio ADS dan Obat suntik KB = 1:1,
tersedia cukup informed consent, dan tersedia safety box dengan rasio Safety box dan ADS
1:100.
d. Akses pelayanan, yaitu ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (IUD, Implan, Suntik, PIL dan
Kondom di klinik KB. Standar yang digunakan adalah di klinik harus tersedia alkon untuk
kebutuhan 3 s/d 12 bulan.

Kinerja komponen pelayanan KB di klinik dikatakan baik apabila pemenuhan setiap variable
yakni standar pelayanan, SDM, sarana pelayanan dan aspek pelayanan mencapai 100%, dan
diperlukan upaya perbaikan kinerja bila pemenuhannya dibawah 100%.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 29
Pada monev ini dilakukan kunjungan ke 66 klinik KB.

a. Standar pelayanan

Dari 66 klinik yang dikunjungi, ditemukan pemenuhan kinerja terhadap standar pelayanan
adalah sebesar 79% yang terdiri dari 86% klinik terpenuhi pel. Konseling dan 71% klinik
terpenuhi pel. Kontrasepsi. Gambaran lengkap pemenuhan kinerja standar pelayanan dapat
dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik : Persentase pemenuhan kinerja standar pelayanan

79 %
86%
100% 71%
80%
60%
40%
20%
0%

Pel. KonselingPel. Kontrasepsi

b. SDM

Selanjutnya untuk SDM, dari monev ini ditemukan ketersediaan SDM di klinik yaitu sebesar
89% yang terdiri dari 88% tenaga konseling dan 91 % tenaga medis teknis terlatih.

Grafik : Persentase pemenuhan kinerja SDM

89 %

91%
91%

90%

89% 88%
88%

87%

86%
Tenaga Konseling Tenaga Medis

c. Sarana Pelayanan

Tidak semua klinik KB yang dikunjungi terpenuhi sarana pelayanan KB yg dibutuhkan. Dari 66
klinik KB ditemukan 65 klinik KB (98%) yang mempunyai IUD KIT, 57 klinik KB (86%)

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 30
mempunyai Implan Kit, 51 klinik KB (77%) mempunyai Implan removal KIT, 59 klinik KB (89%)
mempunyai Obgin Bed, 54 klinik KB (82%) mempunyai BP3K, 58 klinik KB (88%) mempunyai
ABPK, 48 klinik KB (73%) mempunyai Dry sterilizer, 60 klinik KB (91%) mempunyai ADS, 62
klinik KB (94%) mempunyai form informed concent, dan 54 klinik KB (82%) mempunyai
safety Box.

Dari monev ini terlihat bahwa ketersediaan implant removal kit dan dry sterilizerdi klinik
masih rendah.

d. Akses Pelayanan

Untuk kinerja akses pelayananyang dilihat adalah ketersediaan alkon di klinik. Dari 66 klinik
KB yang dikunjungi ditemukan 60 klinik (95%) yang mempunyai catatan pemakaian dan
kondisi stok alkon 6 bulan Desember 2013 s.d. Mei 2014 sebagai berikut :
 IUD: 43% klinik kondisi stok max, 31% stok cukup dan 26% stok min.
 Implant : 25% klinik kondisi stok max, 39% stok cukup, dan 36% stok min.
 Suntik : 15% klinik kondisi stok max, 34% stok cukup, dan 51% stok min.
 PIL : 51% klinik kondisi stok max, 23% stok cukup, dan 26% stok min.
 Kondom : 41% klinik kondisi stok max, 30% stok cukup, dan 30% stok min.

Gambaran ketersediaan atau stok alkon di klinik (data bulan Desember 2013 s/d Mei 2014)
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

100%%
26% 26% 30%
36%
80%% 51%
31% 23%
60%% 30%
39%
40%% 34%
43% 51%
20%% 41%
25%
15%
0%
IUDImplant Suntik PilKondom

MaxCukupMin

2) Komponen Manajemen Logistik

Pengukuran kinerja aspek komponen manajemen logistik di klinik KB dan tolok ukurnya adalah:
 Tersedia tenaga minimal 1 orang yang menangani alkon
 Tersedia permintaan alkon ke Kabupaten dan Kota untuk persediaan 1-3 bulan
 Tidak terjadi kekosongan & kekurangan stok alkon dalam 1 bulan
 Mencatat alkon yang masuk secara lengkap
 Mencatat alkon yang keluar secara lengkap
 Pelaksanaan prosedur pengeluaran alat dan obat menurut kaidah FIFO dan FEFO
 Kondisi tempat penyimpanan alat dan obat memnuhi persyaratan (lemari penyimpanan
alat dan obat)

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 31
 Melakukan stock opname 2 kali setahun
 Tidak ada alat dan obat yang kadaluarsa

Gambaran kinerja komponen manajemen logistik di klinik KB seperti tampak pada grafik di
bawah ini.

Garfik
Pemenuhan kinerja Komponen Manajemen Logistik di Klinik KB
87%
97% 94% 91% 98% 95%
100% 83%
90%
71%
80% 65%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Dari grafik diatas, kinerja komponen logistik di klinik KB yang perlu mendapat perhatian dan
perbaikan adalah pencatatan alkon dan membuat permintaan alkon tertulis dan rutin ke SKPD
Kab./Kota. Untuk kinerja yang lainnya sudah cukup baik.

4. Pendistribusian dan Utilisasi Laparoscopy.

Berbeda dengan monev alkon yang hanya fokus pada pengadaan dan pendistribusian program
tahun anggaran 2013, khusus untuk alat laparoskopi berhasil dilakukan monev terhadap 173 unit
(50,14%) yang berada di 173 rumah sakit yang mendapat bantuan laparoskopy dari BKKBN mulai
dari tahun 2011 sampai dengan 2013 yang tersebar di 33 provinsi seluruh Indonesia.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan alat bantu kuesioner melalui kunjungan
langsung ke rumah sakit dan wawancara via telpon kepada dokter pelaksana (yang telah
mengikuti pelatihan) atau dokter/perawat penanggung jawab pelayanan KB di rumah sakit.

Hasil monitoring dan evaluasi terhadap pendistribusian dan utilisasi laparoscopy tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut :

1) Distribusi laparoscopy

Jumlah laparoskopi yang didistribusikan ke rumah sakit di seluruh Indonesia sampai dengan
tahun 2013 adalah sebanyak 345 unit yang terdiri dari 319 unit tanpa monitor dan 26 unit
dilengkapi dengan kamera dan monitor.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 32
Alokasi laparoskopi berdasarkan provinsi seperti pada tabel berikut.

Tabel alokasi distribusi laparoskopi bantuan BKKBN Tahun 2010 – 2013


Sumber data : Direktorat Jalpem BKKBN

Provinsi # Provinsi # Provinsi #


Aceh 4 Kalbar 8 Papua Barat 3

Babel 6 Kalsel 8 Riau 4


Bali 4 Kalteng 5 Sulbar 2

Banten 6 Kaltim 9 Sulsel 9


Bengkulu 8 Kepri 5 Sulteng 7
DI Y 9 Lampung 8 Sultra 8

Gorontalo 4 Maluku 2 Sulut 14


Jabar 40 Malut 2 Sumbar 9
Jambi 6 NTB 8 Sumsel 10
Jateng 54 NTT 11 Sumut 9
Jatim 47 Papua 6 DKI Jakarta 12

Ditinjau dari merek laparoskopi adalah : Karls Storz 91 unit (26,4%), Aesculap 229 unit
(66,4%), Elbrich 4 unit (1,16%), Lutz 1 unit (0,29 %) dan NA atau tidak diketahui mereknya 25
unit (7,25%).

Selanjutnya ditinjau dari pendistribusian berdasarkan kepemilikan rumah sakit, sebarannya


adalah di RS. Pemerintah 250 unit (72%), RS Swasta 78 unit (23%) dan RS TNI dan POLRI 17
unit (5%).

Tabel alokasi distribusi laparoskopi berdasarkan kepemilikan rumah sakit


Sumber data : Direktorat Jalpem BKKBN

Kepemilikan RS Jumlah Unit Persentase (%)


Rumah Sakit Pemerintah 250 72
Rumah Sakit Swasta 78 23
Rumah Sakit TNI dan POLRI 17 5

2) Utilisasi laparoscopy

Dari 345 unit laparoskopi yang berada di seluruh provinsi , berhasil dikumpulkan data
sebanyak 173 unit (50,14%) laparoskopi yang berada di 173 rumah sakit di 33 provinsi di
Indonesia.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 33
Dari 173 unit laparoskopi tersebut, diidentifikasi sebanyak 89 unit (51,4%) yang telah
digunakan untuk pelayanan sterilisasi wanita (MOW) dan 84 unit (48,6%) belum digunakan.

Bila ditinjau dari kepemilikan rumah sakit, ditemukan utilisasi yang paling tinggi adalah di
rumah sakit TNI dan POLRi sebesar 69,2%, selanjutnya di rumah sakit swasta 59,1 % dan di
rumah sakit pemerintah sebesar 46,6%.

Faktor-faktor pendukung utilisasi laparoskopi di rumah sakit ini adalah adanya kebijakan dari
manajemen rumah sakit yang mendukung terlaksananya pelayanan MOW termasuk
kesediaan provider atau dokter spesialis obgin untuk memberikan pelayanan, ketersediaan
dan kemudahan untuk mendapatkan alat bantu pelayanan seperti CO2, ketersediaan bahan-
bahan habis pakai yang disediakan oleh SKPD KB setempat dan dukungan anggaran atau
dana pelayanan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah dukungan kongkrit dari SKPD KB
yang menginstruksikan kepada PLKB untuk merujuk klien ke rumah sakit. Dari monev ini
ditemukan 9,5% rumah sakit yang tidak melayani karena tidak adanya rujukan klien dari
petugas lapangan atau SKPD KB setempat.

Secara umum jumlah dan presentase utilisasi laparoskopi di 173 rumah sakit yang di
wawancara dapat dilihat pada tabel utilisasi laparoskopi bantuan BKKBN seperti berikut.

TABEL: UTILISASI LAPAROSKOPI BANTUAN BKKBN

Utilisasi . Pemilik RS
Jml %
∑ RS = 173 Pemerintah Swasta TNI/POLRI

Sudah digunakan 54 26 9 89 51,4 %

Belum digunakan 62 18 4 84 48,6 %

Jumlah 116 44 13 173

% digunakan 46,6 % 59,1 % 69,2 %

Gambaran distribusi utilisasi laparoskopi per provinsi berdasarkan unit yang berhasil di
evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL DISTRIBUSI UTILISASI LAPAROSKOPI PERPROVINSI

Provinsi #Unit # di monev #Utilisasi % Utilisasi


Banten 6 3 3 100%

Lampung 8 1 1 100%

NTB 8 4 4 100%

Sulbar 2 1 1 100%

Sulut 14 2 2 100%

Sumbar 9 1 1 100%

Jatim 47 14 13 93%

Kaltim 9 7 6 86%

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 34
Provinsi #Unit # di monev #Utilisasi % Utilisasi
Papua 6 6 5 83%

Kepri 5 5 4 80%

Sumut 9 5 4 80%

Kalbar 8 7 5 71%

Gorontalo 4 3 2 67%

Riau 4 3 2 67%

Jakarta 12 11 7 64%

Babel 6 5 3 60%

Malut 2 2 1 50%

NTT 11 2 1 50%

Sultra 8 6 3 50%

Jateng 54 38 14 37%

Bali 4 3 1 33%

Sulsel 9 3 1 33%

Sumsel 10 3 1 33%

Bengkulu 8 4 1 25%

DI Y 9 4 1 25%

Kalsel 8 4 1 25%

Kalteng 5 4 1 25%

Jabar 40 6 1 17%

Jambi 6 6 1 17%

Aceh 4 3 0 0%

Maluku 2 1 0 0%

Papua Barat 3 1 0 0%

Sulteng 7 1 0 0%

3) Faktor-faktor Penyebab Belum Digunakannya laparoscopy

Dari monev ini ditemukan faktor-faktor penyebab belum atau tidak digunakannya
laparoskopi oleh provider di rumah sakit. Penyebab yang paling tinggi adalah tidak
tersedianya CO2 di wilayah kerja rumah sakit sebesar 19%, selanjutnya belum disepakati
masalah pembiayaan dan kepemilikan laparoskopi 14%, provider terlatih pindah tugas
sehinga di rumah sakit tersebut tidak tersedia provider 13%, kurang percaya diri karena tidak
ada kamera monitor 9,5%, tidak ada rujukan klien ke rumah sakit 9,5%, MOU antara BKKBN
dengan rumah sakit masih dalam proses 7%, asisten dokter belum terlatih 6%, alat tidak
lengkap dan biaya tidak cukup masing-masing 3,5%, juga masih ditemukan alat belum

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 35
diinstal dan baru terima 2,3%, juga ditemukan ruang operasi sedang renovasi dan tidak
tersedia troly masing-masing 1 %.

Data lengkapnya penyebab belum digunakannya laparoskopi di rumah sakit dapat dilihat
pada tabel alasan belum digunakannya unit laparoskopi di RS dan rencana solusi seperti
berikut ini.

TABEL : ALASAN BELUM DIGUNAKANNYA UNIT LAPAROSKOPI DI RUMAH SAKIT


DAN RENCANA SOLUSI

ALASAN BELUM DIGUNAKAN JML RS % RENCANA SOLUSI

Koordinasi, Informasi tempat beli CO2,


Tdk tersedia CO2 16 19 % Realokasi unit laparoskopi bagi RS yg tidak
bersedia / kesulitan pengadaan CO2

Koordinasi Perwakilan BKKBN dengan


Belum disepakati Pembiayaan & Kepe
manajemen RS
milikan Laparoskopi antara RS dg BKKB 12 14 %
BKKBN akan mempelajari administrasi laparoskopi
N
dari “barang persediaan” menjadi “hibah”

Tdk ada provider / Obgyn pindah tugas 11 13 % Pelatihan bagi Obgyn pengganti

Visiting Spesialis (bimbingan di tempat), Dikaji lebi


Tdk ada Monitor 8 9.5 %
h lanjut utk dilengkapi monitor, realokasi
Tdk ada rujukan klien ke RS dari
8 9.5% KIE , rujukan klien , Informasi sumber dana BPJS
PLKB (pasca pelatihan)
Masih dalam proses perencanaan MOU Perjelas status kepemilikan laparoskopi dan komit
6 7%
antara BKKBN dengan RS men RS utk memberikan pelayanan

Asisten dokter belum dilatih 5 6% Visiting Spesialis atau refreshing training tim

Di cek kebenarannya, karena waktu distribusi sdh l


Alat tdk lengkap 3 3.5 % engkap. Kecuali unit laparoskopi yg sdh lama
diganti sparepart
Informasi kerjasama BPJS, Tarif INA-
CBG 2014. PROSEDUR INTERUPSI TUBA DENGAN
Biaya tdk cukup 3 3.5 %
ENDOSKOPI No. 748. W-1-13-I
JUKNIS dari BKKB Pusat utk klaim BPJS
JALPEM BKKBN koordinasi dengan RS dan pihak pe
Unit belum di install 2 2.3 %
rusahaan penyedia laparoskopi (Aesculap / STORZ)
Unit baru diinstal / baru diterima 2 2.3 % Rujukan Klien
Masih di Gudang SKPD KB Kabupaten 2 2.3 % ?

Ruang OK sedang renovasi 1 1% ?

BKKBN Provinsi melakukan pendekatan


Tunggu pengadaan Trolly dari RS 1 1%
ke Pimpinan RS

Jumlah 84

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 36
4) Sumber Dana Pelayanan

Sumber dana pelayanan sterilisasi wanita (MOW) di 89 rumah sakit yang memberikan
pelayanan MOW dengan teknik laparoskopi adalah bersumber dari BKKBN 72%, BPJS 16%,
PEMDA 10% dan Jamkesmas serta mandiri masing-masing 1%. Dari data tersebut terlihat
bahwa pelayanan MOW dengan laparoskopi dapat di klaim ke BPJS.

Sumber Dana Jml %


BKKBN 64 72%
BPJS 14 16%
JAMKESMAS 1 1%
PEMDA 9 10%
MANDIRI 1 1%
JUMLAH 89

Bimbingan Perawatan Alat pada saat kunjungan

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 37
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN
1. Salah satu upaya yang dilakukan BKKBN dalam rangka penyelarasan program adalah melalui
pengadaan Alat dan obat Kontrasepsi (Alkon) bagi masyarakat miskin serta sarana penunjang
pelayanan KB bagi klinik dan atau rumah sakit sesuai dengan kebutuhan secara nasional melalui
APBN. Untuk anggaran tahun 2013, pengadaan alkon dan sarana penunjang pelayanan
kontrasepsi seluruhnya telah dilakukan melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik dan telah di
distribusikan ke perwakilan BKKBN Provinsi dengan jenis : Pil 24.114.750 cycle, suntik KB
18.982.392 vial, Implan 1.080.250 set, Kondom 413.635 gross, Fallope Ring 36.222 buah, ADS
9.493.200 buah, IUD 380.933 set, Implan Removal Kit 10.000 set, Obgyn bed 3.325 buah, VTP Kit
1.000 set, IUD Kit 12.180 set, Minilap Kit 570 set, Laparoscopy Tanpa Monitor 119 set,
Laparoscopy dengan Monitor 18 set, ABPK 12.000 buah dan Dry Sterilisator 100 buah.

2. Kegiatan monev ini merupakan kebutuhan manajemen organisasi BKKBN cq. Direktorat Bina
Kesertaan KB Jalur Pemerintah (DITJALPEM) sebagai upaya tindak lanjut dari pengadaan Alkon
dan Sarana penunjang pelayanan KB tahun 2013 yang dilaksanakan pada periode Agustus–
Desember 2014 dengan metoda survey ke 33 provinsi seluruh Indonesia, 66Kabupaten dan Kota,
62 klinik KB dan 173 rumah sakit yang menerima bantuan laparoskopi dari BKKBN.

3. Lingkup kegiatan adalah mengukur kinerja komponen pelayanan, komponen manajemen logistik
yang terdiri dari indikator input, proses dan output pengelolaan dan pendistribusian alkon,
sarana penunjang pelayanan KB di tingkat provinsi, Kabupaten dan kota dan klinik KB serta
pendistribusian dan utilisasi laparoskopi bantuan BKKBN ke rumah sakit.

4. Monev yang dilakukan ini bersifat diskriptif, sedangkan metoda yang dipergunakan adalah
survey. Sumber data pada monev ini adalah data primer yakni petugas gudang BKKBN di tingkat
provinsi, petugas gudang SKPD KB Kabupaten/kota, pelaksana pelayanan KB di klinik dan
penanggung jawab atau pelaksana pelayanan KB Rumah Sakit yang menerima bantuan unit
laparoskopi dari Pemerintah cq. BKKBN.

5. Hasil monev pengelolaan dan pendistribusian alkon dan sarana penunjang pelayanan KB adalah
sebagai berikut :

Kinerja di Tingkat Provinsi.

1) Komponen pelayanan
Ketersediaan jenis alat dan obat kontrasepsi TA 2013 di gudang provinsi dibanding terhadap
ppm yaitu sudah cukup baik yaitu sebesar 84%. Namun demikian hanya 18 provinsi (55%)
yang membuat rensi sebagai dasar untuk pendistribusian dan hanya 86% provinsi yg
pendistribusiannya sesuai dengan rensi untuk setiap jenis alkon. Pada monev ini ditemukan
alkon IUD, Implan dan suntik pendistribusiannya rata-rata diatas 50% lebih besar dari rensi.
Alasannya adalah karena memenuhi permintaan klinik dan ada kegiatan pelayanan

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 38
momentum.Yang perlu diperhatikan juga adalah distribusi kondom, karena 46% provinsi
melakukan distribusi ke kab./kota lebih kecil dari rensi. Hal ini disebabkan adanya penolakan
terima dari kabupaten dan kota karena kurangnya minat masyarakat terhadap kondom.

Gambaran kondisi stok alkon di gudang provinsi untuk setiap jenis alkon (data bulan maret
s/d mei 2014) pada umumnya cukup, namun demikian masih ditemukan kondisi stok
minimum untuk IUD di 13 provinsi, Implant di 11 provinsi, Suntuk di 14 provinsi, Pil di 5
provinsi dan Kondom di 19 provinsi.

Selanjutnya ditemukan dari 33 gudang provinsi yang dikunjungi, hanya 11 provinsi yang
memiliki rensi distribusi sarana penunjang pelayanan KB TA 2013. Sehingga dari monev ini
tidak bisa dianalisa ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB di gudang provinsi
dibanding terhadap rensi. Dilapangan pendistribusian didasarkan atas permintaan
kabupaten dan kota atau permintaan langsung dari klinik. Sedangkan untuk ABPK dan Buku
BP3K diberikan kepada klinik KB pada waktu wakil dari klinik tersebut mengikuti pelatihan
CTU dan atau pelatihan lain di provinsi.

2) Komponen manajeme logistik


Variable kinerja komponen manajemen logistik dibagi dalam kinerja indikator input,
indikator proses alkon, indikator proses sarana penunjang pelayanan KB, indikator
monitoring dan indikator output. Dari monev ini secara rata-rata pemenuhan kinerja
manajemen logistik di gudang provinsi sudah cukup baik yaitu sebesar 90%.

Pemenuhan kinerja masing-masing indikator yaitu; input sebesar 93%, proses alkon sebesar
98%, proses sarana penunjang sebesar 98%, monitoring 73% dan output sebesar 89%. Dari
kelima indikator tersebut yang perlu mendapat perhatian dan peningkatan adalah kinerja
monitoring.

Kinerja di Tingkat Kabupaten dan kota.

1) Komponen pelayanan
Kinerja komponen pelayanan di gudang kabupaten/kota masih perlu peningkatan dan
bimbingan dari pengelola gudang ditingkat provinsi. Hal ini terlihat dari temuan-temuan
hanya 60% kab./kota yang mempunyai ppm, sementara angka ppm adalah variabel utama
untuk menentukan jumlah persediaan alkon yang dibutuhkan. Terhadap kab./kota yang
mempunyai ppm, ditemukan persediaan alkon secara rata-rata di gudang kabupaten hanya
sebesar 79%.

Begitu juga dengan rencana distribusi (rensi), hanya 42% kab./kota yg membuat rensi.
Kab./Kota mendistribusikan alkon ke klinik lebih didasarkan kepada permintaan langsung
dari klinik dan dikirim apabila ada kegiatan pelayanan pada acara momentum. Petugas
gudang kab./kota tidak ingin terjadi penumpukan barang di gudangnya, hal ini terlihat dari
angka distribusi ke klinik jauh lebih besar dari rensi.

2) Komponen manajeme logistik


Variable kinerja komponen manajemen logistik dibagi dalam kinerja indikator input,
indikator proses alkon, indikator proses sarana penunjang pelayanan KB, indikator

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 39
monitoring dan indikator output. Dari monev ini secara rata-rata pemenuhan kinerja
manajemen logistik di gudang kab./kotabaru mencapai 80%.

Pemenuhan kinerja masing-masing indikator yaitu; input sebesar 71%, proses alkon sebesar
71%, proses sarana penunjang sebesar 74%, monitoring 72% dan output sebesar 79%.
Kinerja manajemen logistik ini akan menjadi baik apabila sistem monitoringnya dilakukan
dengan baik dan kontinyu.

Kinerja di Tingkat Klinik.

1) Komponen pelayanan
Pengukuran kinerja aspek komponen pelayanan KB dibagi menjadi standar pelayanan, SDM,
ketersediaan sarana pelayanan dan akses pelayanan. Dari monev ini ditemukan pemenuhan
kinerja standar pelayanan adalah sebesar 79%, ketersediaan sarana pelayana sebesar 89%,
dan akses pelayanan yang dihitung berdasarkan stok atau ketersediaan alkon di klinik
ditemukan stok minimum IUD sebesar 26%, Implant sebesar 36%, suntik sebesar 51%, PIL
sebesar 26%, dan kondom sebesar 30%.

2) Komponen manajeme logistik


Kinerja manajemen logistik di klinik KB yang diukur adalah; tersedia tenaga yang menangani
alat dan obat kontrasepsi, tersedia permintaan alat dan obat kontrasepsi ke Kabupaten dan
Kota, tidak terjadi kekosongan & kekurangan stok alat dan obat kontrasepsi dalam 1 bulan,
mencatat alat dan obat kontrasepsi yang masuk, mencatat alat dan obat kontrasepsi yang
keluar, prosedur pengeluaran alat dan obat menurut kaidah FIFO dan FEFO, kondisi tempat
penyimpanan alat dan obat memenuhi persyaratan (lemari penyimpanan alat dan obat),
melakukan stock opname 2 kali setahun, dan tidak ada alat dan obat yang kadaluarsa. Dari
monev ini ditemukan pencapaian kinerja klinik KB untuk aspek manajemen klinik adalah
sebesar 87%.

Pendistribusian dan Utilisasi Laparoscopy.

1) Jumlah laparoskopi yang didistribusikan ke rumah sakit di seluruh Indonesia sampai dengan
tahun 2013 adalah sebanyak 345 unit yang terdiri dari 319 unit tanpa monitor dan 26 unit
dilengkapi dengan kamera dan monitor.

2) Utilisasi laparoscopy di rumah sakit untuk membantu pelayanan kontap wanita bagi
masyarakat miskin, dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu; Kebijakan dan SDM,
Ketersediaan alat bantu, bahan habis pakai dan anggaran, serta Koordinasi dan dukungan
BKKBN/SKPD KB setempat.

3) Dari 345 unit laparoskopi yang berada di seluruh provinsi , berhasil dikumpulkan data
sebanyak 173 unit (50,14%) laparoskopi yang berada di 173 rumah sakit di 33 provinsi di
Indonesia. Dari 173 unit laparoskopi tersebut, diidentifikasi sebanyak 89 unit (51,4%) yang

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 40
telah digunakan untuk pelayanan sterilisasi wanita (MOW) dan 84 unit (48,6%) belum
digunakan.

4) Faktor penyebab yang paling dominan belum dimanfaatkan laparoskopi untuk pelayanan
MOW adalah tidak tersedianya CO2 di wilayah kerja rumah sakit sebesar 19%, selanjutnya
belum disepakati masalah pembiayaan dan kepemilikan laparoskopi 14%, provider terlatih
pindah tugas sehinga di rumah sakit tersebut tidak tersedia provider 13%, kurang percaya
diri karena tidak ada kamera monitor 9,5%, tidak ada rujukan klien ke rumah sakit 9,5%,
MOU antara BKKBN dengan rumah sakit masih dalam proses 7%, asisten dokter belum
terlatih 6%, dan alat tidak lengkap serta biayapelayanan tidak cukup masing-masing 3,5%.

REKOMENDASI

1. Pimpinan perwakilan BKKBN provinsi dan staf yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
dan pendistribusian alkon serta sarana penunjang pelayanan KB provinsi dapat mempelajari dan
menjadikan hasil monitoring dan evaluasi ini sebagai bahan untuk melakukan perbaikan dan
tindak lanjut.
2. Kegiatan monitoring pengelolaan alkon baik dtingkat provinsi maupun kabupaten/kota harus
dilakukan secara objective dan terus menerus.
3. Pembinaan secara terus menerus terhadap petugas gudang Kabupaten dan Kota oleh pejabat /
staf BKKBN provinsi sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan dan
pendistribusian di tingkat Kabupaten dan Kota.
4. Instrumen penilaian yang digunakan pada monev ini dapat digunakan dan dijadikan standar baik
di tingkat pusat, provinsi dan klinik.
5. Dari temuan ini, dipandang perlu pemegang kebijakan dan penanggung jawab pelayanan KB baik
ditingkat pusat maupun provinsi melakukan upaya perbaikan atau mencari solusi terhadap
rendahnya utilisasi laparoskopi. Yang paling utama adalah melakukan koordinasi dengan
pimpinan Rumah Sakit untuk mendapatkan dukungan kebijakan dan komitmen guna
terlaksananya pelayanan laparoskopi di Rumah Sakit. Informasi dan transfaransi ketersediaan
dukungan pendanaan pelayanan dari BKKBN perlu dilakukan dengan manajemen Rumah sakit.
6. Berdasarkan temuan penyebab masalah tidak digunakannya laparoskopi di rumah sakit untuk
pelayanan MOW, direkomendasikan solusinya adalah :
7. Tidak tersedia CO2. Solusinya adalah pengadaan CO2 berbarengan dengan pengadaan O2 ,
informasi tempat pembelian CO2 terdekat atau koordinasi dengan pangkalan Angkatan Laut,
realokasi unit ke rumah sakit yang membutuhkan dan bersedia melayani MOW.
8. Belum disepakati masalah pembiayaan dan kepemilikan laparoskopi. Solusinya dilakukan
kordinasi perwakilan BKKBN dengan manajemen RS peluang pembiayaan BPJS. BKKBN perlu
mempelajari untung ruginya status kepemilikan bila dihibahkan ke rumah sakit.
9. Pelatihan keterampilan Laparoskopi oklusi tuba bagi rumah sakit yang tidak tersedia tenaga
terampil atau pindah tugas.
10. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk pengadaan kamera monitor bagi provider yang
membutuhkan kamera monitor dengan pertimbangan di wilayah tersebut terdapat demand
yang tinggi dan ketersediaan rumah sakit untuk melayani
11. Rujukan klien ke rumah sakit yang sudah mampu memberikan pelayanan

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 41
12. Dilakukan visiting spesialis untuk pembinaan kepada provider yang membutuhkan bimbingan
pelayanan
13. Perlu informasi ke seluruh rumah sakit tentang ketersediaan biaya BPJS untuk pelayanan
seterilisasi wanita
14.14.

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 42
LAMPIRAN

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 43
DAFTAR UNIT LAPAROSKOPI DAN UTILISASI

Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Tdk ada rujukan klien dari
RSUD Aceh Belum lapangan. Klien obstetri
ACEH Kab. Tamiang AESCULAP 2012
Tamiang digunakan sdh diberikan motivasi di
RS

Belum Asisten dan Perawat


ACEH RS. Muyang Kute Bener Meriah STORZ 2011
digunakan Belum dilatih

Belum
ACEH RSUD. Singkil Singkil AESCULAP 2012 Tdk ada CO2
digunakan

Belum
BALI RSUD.Tabanan Tabanan AESCULAP 2010 tabung CO2 tdk ada
digunakan

Belum Belum disepakati SOP


BALI RSU. Jembrana Jembrana AESCULAP 2012
digunakan antara PPK RS dg BKKBN

Hanya pada saat


Sudah pendampingan oleh PKMI
BALI RSU. Buleleng Buleleng AESCULAP 2012
digunakan Cabang. Kesulitan krn tdk
ada monitor
Jl. Iko Jatmiko
RSUD. Dr. Belum Biaya pelayanan belum
BANTEN No. 1.Kab. STORZ 2011
Adjidarmo digunakan sepakat)
Lebak

RSU. Provinsi Belum


BANTEN Serang AESCULAP 2013 Asisten belum dilatih
Banten digunakan

Jl. Kapten
Sudah
BANTEN RSUD. Kota Cilegon Piere Tendean AESCULAP 2011 Biaya operasioal kurang
digunakan
No. 19 Cilegon

Belum
BANTEN RSIA Budi Asih Serang AESCULAP 2012 Biaya operasional kurang
digunakan

RS. Krakatau Sudah


BANTEN Cilegon AESCULAP 2012
Medika digunakan

Sudah
BANTEN RSUD. Serang Serang STORZ 2011 OK ngantri
digunakan

tidak ada CO2, biaya dari


RSUD Arga Belum
BENGKULU AESCULAP 2012 BKKBN tidak mencukupi
Makmur digunakan
(450.000)

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 44
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
RS DKT Tk IV -tidak ada CO2 & belum
Belum
BENGKULU 02.07.01 Zainal Bengkulu AESCULAP 2012 ada pembicaraan lebih
digunakan
Arifin lanjut dng pimpinan RS
Jl. Raya
RSUD. Hasanudin Padang Belum Dokter pindah dan asisten
BENGKULU AESCULAP 2011
Damrah Manna Panjang digunakan belum dilatih
Manna

RS. Tiara Sella Sudah


BENGKULU Bengkulu AESCULAP 2012
Bengkulu digunakan

Belum
DIY RSUD Sleman Sleman AESCULAP 2012 CO2 belum diisi
digunakan

tidak sesuai tarif Perda


Belum
DIY RSUD Yogyakarta Yogyakarta AESCULAP 2012 (1,5 juta) dan anggaran
digunakan
BKKBN

RSPAU. Dr. S. Sudah


DIY Yogyakarta AESCULAP 2013
Hardjolukito digunakan

RS. Bethesda Belum Tdk PD karena tdk ada


DIY AESCULAP 2013
Lempuyang Wangi digunakan kamera monitor

DKI Jakarta Sudah


RS. Aulia AESCULAP 2012
JAKARTA Selatan digunakan

DKI Kelapa Dua, Sudah


RS SECAPA POLRI AESCULAP 2012
JAKARTA Depok digunakan

Jl. Kramat
DKI Sudah Untuk pelatihan dan
PKMI Pusat Sentiong 49 A. STORZ 2013
JAKARTA digunakan pelayanan mobil tim
Jakarta Pusat

DKI Sudah Sebagai tempat pelatihan


RS. PELNI Jakarta Barat AESCULAP 2012
JAKARTA digunakan PKMI

DKI Belum Tdk ada rujukan klien dari


RSUD Budi Asih Jakarta Timur AESCULAP 2012
JAKARTA digunakan BKKBN

DKI Belum Tdk ada rujukan klien dari


RS. UIKI Jakarta Timur AESCULAP 2012
JAKARTA digunakan BKKBN

DKI Sudah Yag melayani dr. Basuki


RS. Mulyasari Tg. Periuk AESCULAP 2011
JAKARTA digunakan dari RSU. Koja

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 45
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi

DKI Sudah
RSPAU Jakarta Timur AESCULAP 2012
JAKARTA digunakan

DKI Belum dokternya pindah dan


RS. Rawamangun Rawamangun AESCULAP 2012
JAKARTA digunakan baru beli sterilisator

AESCULAP
DKI RSCM/Klinik Raden Jl. Raden Saleh Sudah
dg 2013
JAKARTA Saleh Jakarta Pusat digunakan
Monitor

DKI Jl. Agung Belum


RS. Satya Negara STORZ 2011 Tdk ada Kamera Monitor
JAKARTA Utara, Sunter digunakan

GORONTAL Kab. Bone Sudah


RSUD. Totokabila AESCULAP 2012
O Bolango digunakan

Hanya pada saat pelatihan


GORONTAL RSUD. Prof. Alooi Sudah
Gorontalo AESCULAP 2011 thn 2012. Tdk ada rujukan
O Saboe digunakan
klien dari BKKBN

GORONTAL RSUD. Dr. MM. Kab. Belum Tidak ada rujukan klien
AESCULAP 2012
O Dunda Gorontalo digunakan dari BKKBN

jl Rumah Sakit
RSUD Kota Belum
JABAR no 33, AESCULAP 2012 blm install
Tasikmalay digunakan
Tasikmalaya

RS Khusus Ibu dan Belum digunakan lagi


Sudah
JABAR Anak Kota Kota Bandung AESCULAP 2013 karena menunggu adanya
digunakan
Bandung tenaga ahli anestesi

RS Yayasan Belum
JABAR Bogor AESCULAP 2012 Alat tdk lengkap
Sentosa digunakan

Belum belum ada kesepakatan dg


JABAR RS. Pelabuhan Ratu Kab. Sukabumi AESCULAP 2012
digunakan BKKBN

Belum Belum
JABAR RS. Mitra Idaman Kota Banjar Unit belum terima di RS
Terima digunakan

RSU. Prasetya Kota Belum Belum instal barang baru


JABAR AESCULAP 2014
Bunda Tasikmalaya digunakan datang awal Oktober

Jln. R.Suprapto belum PD dan lebih


RSU Daerah Raden No.31 Telanai Belum senang dg
JAMBI STORZ 2011
Mattaher Jambi Pura Kota digunakan minilaparotomi,lebih
Jambi murah

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 46
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Tdk ada monitor,Belum
Belum
JAMBI RS. Arafah Kota Jambi AESCULAP 2011 PD, lebih senang dg
digunakan
minilaparotomi

RS. dr. BRATANATA Sudah


JAMBI Kota Jambi AESCULAP 2011
JAMBI digunakan

RSU. Mayjen A. Sungai penuh, Belum


JAMBI AESCULAP 2012 Unit belum terima
Thalib Kab. Kerinci digunakan

H. ABDUL MAJID Muara Bulian,


Belum provider blm PD, lebih
JAMBI BATOE MUARA : Kab. AESCULAP 2012
digunakan senang dg minilaparotomi
BULIAN Bantanghari

Kuala Tungkal, lebih senang dg


Belum
JAMBI RSU Daud Arif Kab. Tanjab AESCULAP 2012 minilaparotomi, dokter
digunakan
Barat blm PD

Besaran pembiayaan
RSUD Pandan Boyolali, Jawa Belum
JATENG STORZ 2011 belum terjadi kesepakatan
Arang Boyolali Tengah digunakan
antara RS dengan SKPD KB

RSUD Setjonegoro Sudah


JATENG Wonosobo STORZ 2011
Wonosobo digunakan

Besaran pembiayaan
RSUD dr. M. Ashari Pemalang, Belum belum ada kesepakatan
JATENG STORZ 2011
Pemalang Jawa Tengah digunakan antara RS dengan SKPD
KB, SOP RS nginap 2 hari
Besaran pembiayaan
RSUD dr. Soeselo Kab. Tegal, Belum
JATENG STORZ 2011 belum ada kesepakatan
Slawi Jawa Tengah digunakan
antara RS dengan SKPD KB

RSUD Bendan Kota Pekalongan, Sudah


JATENG STORZ 2011
Pekalongan Jawa Tengah digunakan

RSUD Soediran Wonogiri, Sudah


JATENG STORZ 2011
Wonogiri Jawa Tengah digunakan

RSUD Ajibarang Banyumas, Sudah


JATENG STORZ 2011
Banyumas Jawa Tengah digunakan

Dokter yang telah dilatih


Kab.
Belum dipindahtugaskan,
JATENG RSUD Kajen Pekalongan, STORZ 2011
digunakan sedangkan dokter
Jawa Tengah
pengganti belum dilatih
Blm ada kesepakatan
RSUD Soewondo Kendal, Jawa Belum biaya pelayanan dg SKPD
JATENG STORZ 2011
Kendal Tengah digunakan KB, SOP RS nginap 2 hari,
doker pindah

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 47
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Blm ada kesepakatan
Temanggung, Belum
JATENG RSUD Temanggung STORZ 2011 biaya pelayanan dg SKPD
Jawa Tengah digunakan
KB

RS Permata Bunda Grobogan, Belum


JATENG AESCULAP 2011 Asisten dokter blm dilatih
Purwodadi Jawa Tengah digunakan

Sudah
JATENG RSUD Sukoharjo Sukoharjo STORZ 2011
digunakan

RST Bhakti Wira Semarang, Belum


JATENG STORZ 2011 Belum Install
Tamtama Jawa Tengah digunakan

Belum
JATENG RS QIM Batang Batang STORZ 2011 Tim provider blm dilatih
digunakan

Karanganyar, Sudah
JATENG RSUD Karanganyar AESCULAP 2012
Jawa Tengah digunakan

RSIA Adina Wonosobo, Sudah


JATENG AESCULAP
Wonosobo Jawa Tengah digunakan

RSUD dr. R. Purbalingga, Sudah


JATENG AESCULAP 2011
Goeteng Jawa Tengah digunakan

RS Islam Banjarnegara, Sudah


JATENG AESCULAP 2012
Banjarnegara Jawa Tengah digunakan

Besaran pembiayaan
operasional laparoscopy
Kebumen, Belum
JATENG RSUD Kebumen AESCULAP 2012 belum terjadi kesepakatan
Jawa Tengah digunakan
antara pihak RS dengan
SKPD KB
Besaran pembiayaan
operasional laparoscopy
RSUD Saras Husada Purworejo, Belum
JATENG AESCULAP 2012 belum terjadi kesepakatan
Purworejo Jawa Tengah digunakan
antara pihak RS dengan
SKPD KB
Dokter sedang mengalami
sakit yang tidak
RSIA Aisyiyah Klaten, Jawa Belum
JATENG AESCULAP 2012 memungkinkan
Klaten Tengah digunakan
melakukan pelayanan
MOW LOTAL

Brebes, Jawa Sudah


JATENG RSUD Brebes AESCULAP 2012
Tengah digunakan

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 48
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Menunggu tindak lanjut
RSUD RAA Pati, Jawa Belum dari MOU antara BKKBN
JATENG AESCULAP 2012
Suwondo Tengah digunakan dengan RS yang baru saja
selesai dilaksanakan

RSI Arafah Rembang, Belum Asisten dokter belum


JATENG AESCULAP 2011
Rembang Jawa Tengah digunakan dilatih

Besaran pembiayaan
operasional laparoscopy
Kudus, Jawa Belum
JATENG RSUD Kudus AESCULAP 2012 belum terjadi kesepakatan
Tengah digunakan
antara pihak RS dengan
SKPD KB

Semarang, Sudah
JATENG RSUD Tugurejo AESCULAP 2012
Jawa Tengah digunakan

Sudah
JATENG RSUP dr. Kariadi Semarang AESCULAP 2012
digunakan

RSUD Prof. Banyumas, Sudah


JATENG AESCULAP 2013
Margono Soekarjo Jawa Tengah digunakan

Masih dalam proses


Rembang, Belum
JATENG RSUD R. Soetrisno AESCULAP 2013 perencanaan MOU antara
Jawa Tengah digunakan
BKKBN dengan RS

Masih dalam proses


Ungaran, Belum
JATENG RSUD Ungaran AESCULAP 2013 perencanaan MOU antara
Semarang digunakan
BKKBN dengan RS

Masih dalam proses


RSUD dr. Surakarta, Belum
JATENG AESCULAP 2013 perencanaan MOU antara
Moewardi Jawa Tengah digunakan
BKKBN dengan RS

Sudah
JATENG RSUD Salatiga Salatiga AESCULAP 2013
digunakan

Dokter sedang mengalami


sakit yang tidak
RSKB Panti Purbalingga, Belum
JATENG AESCULAP 2013 memungkinkan
Nugroho Jawa Tengah digunakan
melakukan pelayanan
MOW LOTAL
Masih dalam proses
RSUD Soedjati Grobogan, Belum
JATENG AESCULAP 2013 perencanaan MOU antara
Purwodadi Jawa Tengah digunakan
BKKBN dengan RS

Masih dalam proses


RSUP dr. Soeradji Klaten, Jawa Belum
JATENG AESCULAP 2013 perencanaan MOU antara
Tirtonegoro Tengah digunakan
BKKBN dengan RS

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 49
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Besaran pembiayaan
operasional laparoscopy
Kebumen, Belum
JATENG RSU Purwogondo AESCULAP 2013 belum terjadi kesepakatan
Jawa Tengah digunakan
antara pihak RS dengan
SKPD KB
RST Wira Bhakti Jl. Dr.
Belum
JATENG Tamtama Soetomo, No. STORZ 2012 alat tdk lengkap ?
digunakan
Semarang 17. Semarang

Tdk dilengkapi
Belum
JATENG RS Permata Bunda Purwodadi AESCULAP 2011 Monitor.Pelayanan rutin
digunakan
dg minilaparotomi

Jl Raya
Belum
JATIM RSUD Pamekasan Panglekur, STORZ 2010 Dana tdk cukup
digunakan
Pamekasan

Jl. Seroja No. Sudah


JATIM RSAU. Sumitro AESCULAP 2011
17, Surabaya digunakan

Jl. Jaksa Agung


Sudah
JATIM RS. Syaiuful Anwar Suprapto, No. AESCULAP 2013
digunakan
2 Malang

Klinik Samudra Jl. Sriwijaya, Sudah


JATIM AESCULAP 2013
Husada Kusuma Kediri digunakan

Jl. Raya Gedeg, Sudah


JATIM RSUD RA. Basoeni AESCULAP
Mojokerto digunakan

Jl. Biliton No. Sudah


JATIM Klinik Flamboyan AESCULAP 2013
34, Madiun digunakan

Jl.Samanhudi Sudah
JATIM RSU. Jasem AESCULAP 2013
85 A, Sidoarjo digunakan

Jl. Ponorogo
Sudah
JATIM RSUD. Dr. Harjono Pacitan KM. AESCULAP
digunakan
4,Ponorogo

Jl. S. Supriadi Sudah


JATIM RST. Dr. Soepraoen AESCULAP
No. 2, Malang digunakan

Jl. Tambak
RSUD. Dr. M. Sudah
JATIM Rejo 45 - 47, AESCULAP
Soewandhi digunakan
Surabaya

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 50
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Jl. By Pass No.
RS. Mitra Sehat Sudah
JATIM 6 Pandaan AESCULAP 2012
Medika digunakan
Pasuruan

Jl. Ngetom 87
Sudah
JATIM RSIA. Kirana Sepanjang, AESCULAP 2012
digunakan
Sidoarjo

Jl. Raya
Sudah
JATIM RSUD. Sumberrejo Sumberrejo, AESCULAP 2013
digunakan
Bojonegoro
Jl. Mayjend
Poli KB RB II RSUD. Prof. Dr. Sudah
JATIM AESCULAP 2013
Dr. Soetomo Moestopo No. digunakan
6-8, Surabaya

RSUD. S. Syarif M. Belum Tunggu pengadaan Trolly


KALBAR Pontianak AESCULAP 2013
Alqadri digunakan dari RS

RSB. Harapan
Sudah
KALBAR Bersama Singkawang AESCULAP 2013 non
digunakan
Singkawang

RSUD. Abdul Aziz, Sudah


KALBAR Singkawang AESCULAP 2013 non
Singkawang digunakan

Tidak tau dImana beli


RSUD. Ade M. Belum
KALBAR Sintang AESCULAP 2013 CO2. (Sudah diberi
Djoen Sintang digunakan
informasi)

Sudah
KALBAR RSUD. Nanga Pinoh Mentawai AESCULAP 2012 non
digunakan

Jl R Kusno, Keb Sudah


KALBAR RSUD dr Rubini AESCULAP 2012
Mempawah digunakan

Jl. Adi Sucipto


RS. TK.II Kartika KM. 7, Kubu Sudah
KALBAR STORZ 2011
Husada Raya. digunakan
Pontianak
RSUD. Dr. HM. Jl. Brigjend. H.
Belum
KALSEL Ansari Saleh, Hasa Basri AESCULAP 2012 Ruang OK sedang renovasi
digunakan
Banjarasin No. 1
Banjarmasin
di RS Ulin cenderung
RSUD.Ulin, Sudah
KALSEL Banjarmasin AESCULAP 2011 menggunakan
Banjarmasin digunakan
minilaparotomi

Jl. Brigjen H.
Belum
KALSEL RSUD. KotaBaru Hasan Basri, AESCULAP 2012 tdk ada akseptor
digunakan
Kota Baru

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 51
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Jl.Murakarta
RSUD. Damanhuri Belum
KALSEL No. 04, Hulu STORZ Tidak ada klien
Barabai digunakan
Sungai Tengah

Petianom, Sudah
KALTENG RSUD. Buntok AESCULAP 2012
Buntok digunakan

RSUD. Doris Belum


KALTENG Palangkaraya AESCULAP 2012 Tdk dilengkapi monitor
Silvanus digunakan

RS tdk bersedia
Belum menyediakan CO2, Dokter
KALTENG RSUD. Buntok Barito Selatan AESCULAP 2012
digunakan terlatih sdh pindah ke
Kalbar
RSUD. Dr.
Belum
KALTENG Soemarno Sastro AESCULAP 2012 Paramedis belum dilatih
digunakan
Atmojo

Jl. Ramania.
RS. Pupuk Kaltim Sudah
KALTIM No. 3 AESCULAP 2013
Siaga Ramania digunakan
Samarinda
Jl. HAMM
Rifadin Sudah
KALTIM RSUD. E.A. Moeis AESCULAP 2012
Samarinda digunakan
Seberang

RSB. Kasih Bunda Kota Balik Sudah


KALTIM AESCULAP 2012
Balikpapan papan digunakan

dokter pindah. Tdk boleh


Kota Balik Belum
KALTIM RSB Sayang Ibu AESCULAP 2012 dipindah karena punya
papan digunakan
walikota

Jl.P. Sudah
KALTIM RS Aisyiah STORZ 2011
Hidayatullah digunakan

RS. Panglima Sudah


KALTIM Paser AESCULAP 2012
Sebaya digunakan

AESCULAP
RS. Pupuk Kaltim Sudah
KALTIM Samarinda dg 2013
Siaga Ramania digunakan
Monitor

Jl. Jend.
Belum
KEP. BABEL RSUD. Sungai Liat Sudiman. AESCULAP 2012 Tidak ada monitor
digunakan
Sungai Liat
Saat ini sdh jarang
Sudah dipakai,krn dr suhandri
KEP. BABEL RSUD. Belitung Belitung Timur AESCULAP 2012
digunakan menjadi Kadinkes Belitung
Timur

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 52
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Hanya pada saat
RSUD. Depati Pangkal Sudah
KEP. BABEL LUT < 2009 pelatihan. Biaya tdk sesuai
Hamzah Pinang digunakan
tarif Perda

Pangkal Sudah
KEP. BABEL RS. Bakti Timah STORZ 2011
Pinang digunakan

Belum
KEP. BABEL RSUD. Manggar Manggar AESCULAP 2012 belum ada dokter terlatih
digunakan

Belum
KEP. RIAU RSIA. Permata Hati Batam AESCULAP 2013 baru diinstal
digunakan

Sudah
KEP. RIAU RSUD. Kab. Bintan Bintan AESCULAP 2012
digunakan

Klinik Permata Sudah


KEP. RIAU Batam AESCULAP 2012
Bunda digunakan

Sudah
KEP. RIAU RS. Budi Kemuliaan Batam AESCULAP 2013
digunakan

Jl WR
Supratman no
RSUP Kepulauan Sudah
KEP. RIAU 100 km 8 STORZ 2012
Riau digunakan
Tanjung
Pinang
Jl Lintas
Sumatera, Tidak ada CO2, waktu
RSUD Demang Belum
LAMPUNG Gunung Sugih, AESCULAP 2011 pelayanan lebih lama, tdk
Sepulau Raja digunakan
Lampung ada monitor
Tengah
Jl Dr
Belum
MALUKU RST Tk II Ambon Latumenten, STORZ 2012 Tdk ada CO2
digunakan
Ambon

CO2 tdk ada, perawat


Halmahera Belum
MALUT RSUD. Jailalo AESCULAP 2012 terlatih pindah, dan
Barat digunakan
monitor tdk ada

Belum Belum diinstall karena tdk


MALUT RSUD. Tobelo Halmahera AESCULAP 2012
digunakan ada CO2

Jl. Tanah
RS. H. Chasan Sudah
MALUT Tinggi, Kota AESCULAP 2012
Boesairie digunakan
Ternate

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 53
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Jl. Raya
Tanjung Kec. Sudah
NTB RSUD. Tanjung KLU STORZ 2011
Tanjung. digunakan
Lombok Utara

Lombok Sudah
NTB RSUD. Praya AESCULAP 2012
Tengah digunakan

Sudah
NTB RSUD. Kab. Bima Kab. Bima AESCULAP 2012
digunakan

RS. Harapan Sudah


NTB Mataram AESCULAP 2014
Keluarga digunakan

Jl Rantai
Sudah
NTT RSIA. Dedari Damai no 69D, AESCULAP 2012
digunakan
Kupang

Jl. Doktor No. Belum


NTT RSUD. Atambua STORZ 2012 CO2 Tdk ada
2 Atambua digunakan

RSUD Dok2 Jl Kesehatan Sudah


PAPUA STORZ 2012
Jayapura no 1, Jayapura digunakan

RSUD Dok2 Jl Kesehatan Sudah


PAPUA AESCULAP 2013
Jayapura no 1, Jayapura digunakan

Belum Belum Terampil. Perlu


PAPUA RSUD. Merauke Merauke AESCULAP 2012
digunakan Refreshing Training

RSU. Jayapura Dok Sudah


PAPUA Jayapura AESCULAP 2013
Dua digunakan

Sudah
PAPUA RSUD. Biak Biak Numfor AESCULAP
digunakan

RS. AL. Sudibjo Sudah


PAPUA Jayapura STORZ
Sardadi digunakan

PAPUA Jl Sibena km 7, Belum belum install, tidak ada


RSU Bintuni AESCULAP 2012
BARAT Bintuni digunakan CO2, cauter dan monitor

Kab. Rokan Sudah


RIAU RSUD. Rokan Hulu AESCULAP 2012
Hulu digunakan

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 54
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
Jl Kesehatan
no 1, Komplek
RSUD Teluk Sudah
RIAU Perkantoran AESCULAP 2012
Kuantan digunakan
Pemda
Sinombok
Jl. Rumah Sakit
No.1, Belum
RIAU RSUD. Selasih LUT < 2009 CO 2 Tdk ada
Pangkalan digunakan
Kerinci
Jl. R.E.
RSUD Regional Sudah
SULBAR Marthadinata, AESCULAP 2012
Mamuju digunakan
Mamuju

Jl. Jend. Sudah


SULSEL RS. Pelamonia STORZ
Sudirman digunakan

Belum
SULSEL RSUD Anuntalako Parigi AESCULAP 2013 tidak ada CO2
digunakan

Jl. Sangkurwira
Belum dokter obgyn belum
SULSEL RS. Laga Ligo No. 1, Wotu STORZ 2011
digunakan dilatih
Luwu Timur

Jl Jend
Belum Dokter Obgyn pindah dan
SULTENG RSUD Poso Sudirman, AESCULAP 2012
digunakan CO2 tidak ada
Poso
Jl. Kapten
Piere Tendean
Sudah
SULTRA RS. Dewi Sartika No. 118, STORZ 2011
digunakan
Baruga,
Kendari
Jl. Dr.
RSUD. Bunjamin Sudah
SULTRA Soetomo No. AESCULAP 2012
Guluh digunakan
1, Kab. Kolaka

Jl. Poros
Belum
SULTRA RSUD. Konawe Kendari, AESCULAP 2013 CO2 tdk tersedia
digunakan
Kolaka

Belum
SULTRA RSUD. Kab. Muna Kab. Muna STORZ 2009 Alat tdk lengkap lagi
digunakan

Belum Tdk ada rujukan klien dari


SULTRA RS. Abunawas Kendari AESCULAP 2014
digunakan BKKBN

Jl. Trans
RSUD. H.M. Djafar Sudah
SULTRA Sulawesi, AESCULAP 2013 tdk ada CO2
Harun digunakan
Kolaka Utara

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 55
Merek
Tahun Utilisasi Keterangan Alasan belum
Provinsi Nama RS Alamat Laparosko
Terima Laparoskopi digunakan
pi
dipakai di RS harapan
Minahasa Sudah kasih utk pelatihan. Tdk
SULUT RSU. Kaloorang AESCULAP 2012
Selatan digunakan ada pelayanan di RS krn
tdk ada program BKKBN
Pel. Tubektomi banyak dg
Sudah
SULUT RSU. Monompia Kotamubagu AESCULAP 2012 minilap, krn laparoskopi
digunakan
biaya tinggi
Suliki
Kec.Suliki Belum
SUMBAR RSUD. Suliki AESCULAP 2011 Tdk ada klien
Kab.Lima digunakan
Puluh Kuta
tdk ada monitor, karena
Belum waktu pelatihan dg
SUMSEL RSUD. Lahat Lahat AESCULAP 2012
digunakan monitor. Klie dilayani dg
minilaparotomi
tdk ada monitor, sdh
diajukan ke direksi blm
Belum
SUMSEL RSI. Siti Khadijah Palembang AESCULAP 2012 ada realisasinya.
digunakan
Tubektomi menggunakan
minilaparotomi

RS. Sudah
SUMSEL Palembang AESCULAP 2013 pada saat pelatihan
Muhammadiyah digunakan

Jl. Chairil
Anwar No. 9 Sudah
SUMUT RSU. Tg. Pura STORZ 2011
Tg. Pura, digunakan
Langkat

Sudah
SUMUT RSUD. Porsea Toba Samosir AESCULAP 2012
digunakan

RSUD. Mandailing Sudah


SUMUT AESCULAP 2012
Penyabungan Natal digunakan

Padang Lawas Belum


SUMUT RSUD. Gunung Tua AESCULAP 2012 dokter pindah ke medan
Utara digunakan

RSU. Djaseman Pematang Sudah


SUMUT AESCULAP 2012
Sinaga Siantar digunakan

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 56
INSTRUMEN
MONITORING, EVALUASI DAN PEMBINAAN
ALKON, SARANA PENUNJANG PELAYANAN
KB TAHUN 2014

Sasaran: BKKBN Provinsi


IDENTIFIKASI RESPONDEN
Nama Responden & Jabatan : 1. Kasubag Keu & BMN:
2. Bendahara Materiil:
3. Kasi Jalpemswa:
Alamat Kantor :

Provinsi :
Nomor Telefon :
Nomor Fax :

Instruksi: Pada lajur skor, beri nilai 1 untuk setiap komponen penilaian yang sesuai dengan tolok ukur dan 0 bila tidak
sesuai dengan tolok ukur.Keterangan diisi dengan kondisi yang sebenarnya terjadi dan alasannya.
KETERSEDIAAN ALKON DAN SARANA PENUNJANG PELAYANAN KB
Pendataan Ketersediaan dan Pendistribusian Alkon Tahun 2013
A. KetersediaanAlk PPM Stock awal Thn Penerimaan PPM x CYP Keterangan
Thn 2013 2013 Selama Thn (3 + 4 ) =5; >5; <5
on
2013
1 2 3 4 5 = 2 x CYP 6
a. IUD (each) x1=
b. Implan (set) x1=
c. Suntik (vial) x4=
d. PIL (cycle) x 13 =
e. Kondom (gros) x 72 bh =

B. Pendistribusian RENSI Realisasi Keterangan


Alkon ke Thn2013 Pendistribusian  Sebutkan dasar penentuan Rensi 2013
Kab./Kota Thn2013 *  Jika Rensi dan realisasi tidak sesuai, sebutkan alasannya
a. IUD (each)
b. Implan (set)
c. Suntik (vial)
d. PIL (cycle)
e. Kondom (gros)
*Sumber: Buku Barang Keluar SKPDKB atau SBBK
C. Pendistribusian RENSI Thn Stock Awal ∑ Terima Realisasi Keterangan
Sarana Penunjang 2013 Tahun 2013 Thn 2013 Distribusi - Sebutkan dasar penentuan Rensi
Pelayanan KB ke Thn2013 * 2013

Kab./Kota - Jika Rensi dan realisasi distribusi


tidak sesuai, sebutkan alasannya
- Sebutkan alasan apabila belum
didistribusi

a. IUD KIT

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 57
b. Implant KIT
c. Implant Removal
Kit
d. Obgyn bed
e. BP3K
f. ABPK

g. Dry Sterilizer

h. Formulir informed
i. concent

i. Auto Disable
Syringe (ADS)

j. Safety Box

k. Fallope Ring

*Sumber: Buku Barang Keluar SKPDKB atau SBBK


Data distribusi dan ketersediaan alkon (merujuk pada F/V/KB bulan Maret s/d Mei 2014)
Distribusi Rata2 Distribusi Stock Akhir Mei
Jenis Alkon per bulan
Mar ‘14 Apr ‘14 Mei ‘14 ‘14

1 2 3 4 5 =(2+3+4)/3 6
f. IUD (each)
g. Implan (set)
h. Suntik (vial)
i. PIL (cycle)
j. Kondom (gros)

D. Ketersediaan Alkon Skor Tolok Ukur Keterangan

1. Ketersediaan jenis alat/obat Catat alkon yang kurang


kontrasepsi saat ini /berlebih (bila ada)
…….. Persediaan minimum: 3 bulan  Persediaan min max
a. IUD (each)
…….. Persediaan maksimum: 24 bulan dihitung berdasarkan ratio
b. Implant (set)
…….. stock
c. Suntik (vial) ……..  ratio stock = persediaan
d. PIL (cycle) …….. yang ada sekarang dibagi
e. Kondom (gros) rata2 distribusi perbulan
 rata2 distribusi per bulan =
jumlah distribusi 3 bulan
terakhir dibagi tiga

(Sumber F/V/KB di atas)


Nilai 5
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 58
PENGELOLAAN ALKON DAN SARANA PENUNJANG PELAYANAN KB

A. Indikator Input Skor Tolok Ukur Keterangan


1. Tenaga gudang Minimal tersedia 1 orang bendahara
materil dan 1 orang staf gudang
terlatih
2. Buku panduan tata kelola alkon Tersedia dan dimengerti Tanyakan pemahaman
tentang:
1. Sistem FIFO dan FEFO
2. Persyaratan
administrasi Penerimaan
dan
Pengeluaran Barang
3. Kartu barang Tersedia, diisi dan menempel di kardus
alkon dan sarana penunjang pelayanan
KB
4. Buku besar pencatatan alkon Tersedia Cek Buku Barang Masuk
(BBM)
5. Komputer (PC/Laptop) Tersedia
6. Formulir F/V/KB Tersedia
7. Dokumen Rencana distribusi Tersedia
(rensi) alkon dan non alkon ke
kab/kota tahun 2014
8. Papan tulis monitoring alkon Tersedia
9. Dokumen SBBK alkon dan non Tersedia dan terdokumentasi
alkon dari pusat ke provinsi

10. Aplikasi BMN Tersedia, berjalan dan update Update setiap 6 bulan
11. Dukungan anggaran Minimal tersedia untuk 1 tahun dalam
pengelolaan gudang DIPA
Nilai 11
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

B. Indikator Proses (Alkon) Skor Tolok Ukur Keterangan


1. Mencatat alkon yang Tercatat lengkap Skor = 0, bila ditemukan
masuk menurut jenis Alkon: salahsatu item alkon tdk
kontrasepsi IUD, Implan, Kondom, Suntik, Pil lengkap pencatatannya.
Merujuk di SBBM (Surat
a. Tanggal masuk
Catat item alkon yg tdk lengkap Bukti Barang Masuk)
b. Jumlah alkon
pencatatannya
c. Tanggal Kadaluarsa
d. No. Batch
e. Harga satuan
f. Tahun produksi
2. Penyimpanan alkon Tertata dengan rapi pada pallet sesuai
jenis alkon dan memperhatikan
system FIFO dan FEFO
3. Mencatat ketersediaan barang Dilakukan minimal 2 kali dalam
dalam aplikasi BMN setahun
4. Stock opname Minimal dilakukan 2 kali dalam
setahun
5. Mencatat alkon keluar menurut Tercatatlengkap Skor = 0, bila ditemukan
jenis kontrasepsi dalam SBBK salahsatu item alkon tdk
dari provinsi ke kab/kota Alkon: lengkap pencatatannya.
IUD, Implan, Kondom, Suntik, Pil Merujuk di SBBM (Surat
a. Tanggal keluar
Bukti Barang Keluar)
b. Jumlah alkon
Catat item alkon yg tdk lengkap
c. Tanggal kadaluarsa
pencatatannya
d. No. Batch
e. Harga satuan
f. Tahun produksi

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 59
6. Melaporkan alkon Dilaporkan setiap bulan ke Pusat
dalam formulir F/V/KB

7. Prosedur mengeluarkan alkon Menurut kaidah FIFO dan


Menurut kaidah FEFO

8. Pemenuhan alkon ke Terpenuhi sesuai dengan


Kab./Kota kebutuhan dan permintaan
Kab./Kota
Nilai 18
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

C. Indikator Proses (Sarana Skor Tolok Ukur Keterangan


Penunjang Pelayanan KB)
1. Mencatat sarana penunjang Tercatat lengkap Skor = 0, bila ditemukan
pelayanan KB yang masuk salah satu item sarana
menurut jenis alat Sarana penunjang : penunjang tdk lengkap
a. Tanggal masuk ABPK, BP3K, VTP KIT, IUD KIT, pencatatannya.
MINILAP KIT, IMPLAN KIT/ IMPLAN
b. Jumlah sarana
REMOVAL KIT, DRY Catat item yg tdk lengkap
penunjang STERILISATOR, FALOPE RING,
pelayanan KB LAPAROSKOPI, SAFETY BOX,
c. Harga satuan OBSGYN BED, Auto Disable Syringe
d. Tahun produksi (ADS)
2. Penyimpanan sarana Tertata dengan rapi pada pallet
penunjang pelayanan KB sesuai jenis sarana dan
memperhatikan system FIFO dan
FEFO
3. Stock opname Minimal dilakukan 2 kali dalam
setahun
4. Mencatat sarana penunjang Tercatat lengkap Skor = 0, bila ditemukan
pelayanan KB keluar menurut salahsatu item sarana
jenis kontrasepsi dalam SBBK Sarana penunjang : penunjang tdk lengkap
ABPK, BP3K, VTP KIT, IUD KIT, pencatatannya.
dari provinsi ke kab/kota,
MINILAP KIT, IMPLAN KIT/ IMPLAN
e. Tanggal keluar REMOVAL KIT, DRY Catat item yg tdk lengkap
f. Jumlah alkon STERILISATOR, FALOPE RING, pencatatannya
g. Harga satuan LAPAROSKOPI, SAFETY BOX,
h. Tahun produksi OBSGYN BED, Auto Disable Syringe
(ADS)

5. Membuat laporan bulanan Dilaporkan setiap bulan ke Pusat F/V/KB Gudang


ketersediaan sarana penunjang
pelayanan KB ke pusat
6. Pemenuhan sarana Terpenuhi sesuai dengan
penunjang pelayanan KB ke kebutuhan dan permintaan
Kab./Kota Kab./Kota
Nilai 12
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

D. Monitoring Skor Tolok Ukur Keterangan


1. Melakukan monitoring Dilakukan regular per 3 bulan
kondisi stok di kab./kota
secara reguler

2. Penggunaan Form F/II/KB Menggunakan F/II/KB


sebagai alat monitoring

Nilai 2

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 60
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

Tambahan Informasi Proses :


1. Atas dasar apa petugas gudang provinsi mengirim alkon/sarana penunjang ke kabupaten/kota ?
a. Rensi ke kab./kota
b. Permintaan dari klinik
c. Lain-lain, sebutkan ………………

2. Bagaimana cara pendistribusian ke kab./kota ?


a. Dikirim langsung ke kab./kota oleh petugas gudang
b. Diambil sendiri oleh petugas kab./kota
c. Lain-lain, sebutkan …………………

INDIKATOR OUTPUT
A. Skor Tolok Ukur Keterangan
1. Berita acara Ada
penyerahan/penerimaan
alkon dan sarana penunjang
Yan. KB
2. Alkon yang kadaluarsa Tidak ada
3. Sarana penunjang Yan. KB Tidak ada
yang tidak terdistribusi
Nilai 3
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

ALKON KADALUARSA
A. ALKON YANG KADALUARSA (Jika Ada)
Tahun Tahun
Jenis Alkon Jumlah Tindak Lanjut
Produksi Diterima
1. PIL
2. Suntikan
3. Kondom
4. Implant
5. IUD
6. Falope ring

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 61
KENDALA DAN SARAN PERBAIKAN
A. KENDALA DAN SARAN
1.Ketersediaan Alkon dan Sarana Penunjang Pelayanan KB

Pengelolaan Alkon dan sarana Penunjang Pelayanan KB


Penerimaan

b.Penyimpanan

c.Pendistribusian

…………………………….., ……………………………2014

Responden Petugas MONEV

( ……………………………………….) ( ……………………………………………………………………
)

Mengetahui
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi,

(.............................……………………………………….. )

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 62
INSTRUMEN
MONITORING, EVALUASI DAN PEMBINAAN
ALKON, SARANA PENUNJANG PELAYANAN KB
TAHUN 2014
Sasaran: SKPD-KB Kabupaten/Kota
BLOK I. IDENTIFIKASI RESPONDEN
Nama Responden & Jabatan : 1. Sekretaris SKPD-KB/Bidang KB:
2. BendaharaMateriil :
Alamat Kantor :

Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nomor Telepon :
Nomor Fax :
Instruksi: Pada lajur skor, beri nilai 1 untuk setiap komponen penilaian yang sesuai dengan tolok ukur dan 0
bila tidak sesuai dengan tolok ukur.Keterangandiisidengankondisi yang sebenarnyaterjadidanalasannya.
KETERSEDIAAN ALKON DAN SARANA PENUNJANG PELAYANAN KB
PendataanKetersediaandanPendistribusianAlkonTahun 2013
C. Ketersediaan PPM Stock awal Penerimaan PPM x CYP Keterangan
Thn 2013 Thn 2013 Selama Thn (3 + 4 ) =5; >5;
Alkon 2013 <5
1 2 3 4 5 = 2 x CYP 6
k. IUD (each) x1=
l. Implan (set) x1=
m. Suntik (vial) x4=
n. PIL (cycle) x 13 =
o. Kondom (gros) x 72 bh =

RENSI Realisasi Keterangan


D. Pendistribusian Thn 2013 Pendistribusian - Sebutkan dasar penentuan Rensi 2013
Alkon ke Klinik Thn 2013 * - Jika Rensi dan realisasi tidak sesuai, sebutkan
KB alasannya

a. IUD (each)
b. Implan (set)
c. Suntik (vial)
d. PIL (cycle)
e. Kondom (gros)

*Sumber: Buku Barang Keluar SKPDKB atau SBBK


E. Pendistribusian RENSI Stock ∑ Terima Realisasi Keterangan
Sarana Thn 2013 Awal Thn 2013 Distribusi - Sebutkan dasar penentuan Rensi
penunjang Tahun Thn2013 * 2013
2013 - Jika Rensi dan realisasi distribusi
pelayana KB ke
tidak sesuai, sebutkan alasannya
klinik KB
- Sebutkan alasan apabila sarana
penunjang pelayanan KB yang
tidak terdistribusi

j. IUD KIT
k. Implant KIT

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 63
l. Implant Removal
Kit
m. Obgyn bed
n. BP3K
o. ABPK

p. Dry Sterilizer

q. Formulir informed
concent

j. Auto Disable
Syringe (ADS)

k. Safety Box

l. Fallope Ring

*Sumber: Buku Barang Keluar SKPDKB atau SBBK


Data distribusi dan ketersediaan alkon (merujuk pada F/V/KB bulan Maret s/d Mei
2014)
Distribusi Rata2 Stock Akhir
Jenis Alkon Distribusi
Mar ‘14 Apr ‘14 Mei ‘14 Mei ‘14
perbulan
1 2 3 4 5 =(2+3+4)/3 6
p. IUD (each)
q. Implan (set)
r. Suntik (vial)
s. PIL (cycle)
t. Kondom (gross)

F. Ketersediaan Alkon Skor Tolok Ukur Keterangan

2. Ketersediaanjenisalat/obatkon Catatalkon yang kurang


trasepsisaatini Persediaan minimum: 3 bulan /berlebih (bilaada)
f. IUD (each) …….. Persediaanmaksimum: 24 bulan  Persediaan min max
…….. dihitung
g. Implant (set)
…….. berdasarkan ratio
h. Suntik (vial) ……..
i. PIL (cycle) stock
……..
j. Kondom (gross)  ratio stock =
persediaan yang ada
sekarang dibagi
rata2 distribusi
perbulan
 rata2 distribusi per
bulan = jumlah
distribusi 3 bulan
terakhir dibagi tiga
(Sumber F/V/KB di atas)
Nilai 5
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 64
PENGELOLAAN ALKON DAN SARANA PENUNJANG PELAYANAN KB
A. Indikator Input Skor Tolok Ukur Keterangan
12. Tenagagudang …….. Minimal tersedia 1 orang
bendaharamaterilterlatih
13. Bukupanduantatakelolaalkon …….. Tersediadandimengerti Tanyakan pemahaman
dan non alkon tentang:
1. Sistem FIFO dan FEFO
2. Persyaratan
administrasi Penerimaan
dan Pengeluaran Barang
14. Kartubarang …….. Tersedia, diisi dan menempel di
kardus alkon dan sarana penunjang
pelayanan KB
15. Bukubesarpencatatanalkon …….. Tersedia Cek Buku Barang Masuk
non alkon (BBM)
16. Mesintik/Komputer …….. Tersedia

17. Formulir F/V/KB …….. Tersedia

18. DokumenRencanadistribusi …….. Tersedia


(rensi) alkon non alkon
kekliniktahun 2013
19. Papantulis monitoring alkon …….. Tersedia

20. Dokumen SBBK alkon non Tersediadan terdokumentasi


alkon ……..
dariprovinsikeKab./Kota

21. Dukungananggaranpengelola …….. Minimal tersediauntuk 1 tahundalam


angudang DIPA

Nilai 10
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

B. Indikator Proses (Alkon) Skor Tolok Ukur Keterangan


9. Mencatatalkon yang Tercatatlengkap Skor = 0,
masukmenurutjeniskontrasep biladitemukansalahsatu
si Alkon: item
IUD, Implan, Kondom, Suntik, Pil alkontdklengkappencatata
a. Tanggalmasuk
b. Jumlahalkon nnya.
Catat item Merujuk di SBBM (Surat
c. TanggalKadaluarsa
alkonygtdklengkappencatatannya Bukti Barang Masuk)
d. No. Batch
e. Hargasatuan
f. Tahunproduksi
10. Penyimpananalkon …….. Tertatadenganrapipada pallet
sesuaijenisalkondanmemperhatikan
sistem FIFO dan FEFO
11. Stock opname …….. Minimal dilakukan 2 kali
dalamsetahun
12. Mencatatalkonkeluarmenurutj Tercatatlengkap Skor = 0,
eniskontrasepsidalam SBBK biladitemukansalahsatu
darikab/kotakeklinik Alkon: item
IUD, Implan, Kondom, Suntik, Pil alkontdklengkappencatata
a. Tanggalkeluar
b. Jumlahalkon nnya.
Catat item
c. Tanggalkadaluarsa
alkonygtdklengkappencatatannya
d. No. Batch
e. Hargasatuan
MerujukpadaSuratBuktiBarangKelua
f. Tahunproduksi
r (SBBK) dariKab./Kota

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 65
13. Melaporkanalkondalamformuli …….. DilaporkansetiapbulankeProvinsi
r F/V/KB
14. Prosedurmengeluarkanalkon …….. Menurutkaidah FIFO dan
Menurutkaidah FEFO
15. PemenuhanalkonkeKlinik …….. Tidakterjadi Catatalkon yang
“kekosongandankekurangan” kurangdlm 3 bulanterakhir
stokalkonkontrasepsidalam 3 (bilaada)
bulanuntuk PIL, IUD, Implant,
SuntikandanKondom
Nilai 17
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

C. Indikator Proses Skor Tolok Ukur Keterangan


(SaranaPenunjang Yan KB)
2. Mencatatsaranapenunjang Tercatatlengkap Skor = 0,
Yan. KB yang biladitemukansalahsatu
masukmenurutjenisalat Saranapenunjang : item
a. Tanggalmasuk ABPK, BP3K, VTP KIT, IUD KIT, saranapenunjangtdklengk
MINILAP KIT, IMPLAN KIT/ IMPLAN appencatatannya.
b. Jumlahsaranapenunj REMOVAL KIT, DRY
ang STERILISATOR, FALOPE RING, Catat item
c. Hargasatuan LAPAROSKOPI, SAFETY BOX, ygtdklengkappencatatann
d. Tahunproduksi OBSGYN BED, Auto Disable Syringe ya
(ADS)

3. Penyimpanansaranapenunjan Tertatadenganrapidanmemudahkan
g Yan. KB penerapan FIFO dan FEFO
4. Stock opname Minimal dilakukan 2 kali
dalamsetahun
5. Mencatatsaranapenunjang Tercatatlengkap Skor = 0,
Yan. KB Saranapenunjang : biladitemukansalahsatu
keluarmenurutjeniskontraseps ABPK, BP3K, VTP KIT, IUD KIT, item
MINILAP KIT, IMPLAN KIT/ IMPLAN saranapenunjangtdklengk
idalam SBBK
REMOVAL KIT, DRY appencatatannya.
darikab/kotakeklinik STERILISATOR, FALOPE RING,
a. Tanggalkeluar LAPAROSKOPI, SAFETY BOX, Catat item
b. Jumlahalkon OBSGYN BED, Auto Disable Syringe ygtdklengkappencatatann
c. Hargasatuan (ADS) ya
d. Tahunproduksi
6. Membuatlaporanbulananketer DilaporkansetiapbulankeProvinsi
sediaansaranapenunjang Yan. Menggunakan F/V/KB Gudang
KB keprovinsi

7. Pemenuhansaranapenunjang Terpenuhisesuaidengankebutuhand
Yan. KB di klinik anpermintaanKlinik

Nilai 12
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

D. Monitoring Skor Tolok Ukur Keterangan


3. Melakukan monitoring Dilakukan regular per 3 bulan
kondisistok di
kliniksecarareguler
4. Penggunaan Form F/II/KB Menggunakan F/II/KB
sebagaialat monitoring
Nilai 2
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 66
Tambahan Informasi Proses :
3. Atas dasar apa petugas gudang Kab./Kota mengirim alkon/sarana penunjang ke klinik ?
a. Rensi ke klinik
b. Permintaan dari klinik
c. Lain-lain, sebutkan ………………

4. Bagaimana carapendistribusiankeklinik ?
a. Dikirimlangsungkeklinikolehpetugasgudang
b. Diambilsendiriolehpetugasklinik
c. Lain-lain, sebutkan …………………

5. Berapa jumlah Bidan yang teregister (K/0/KB) di Kab/Kota Saudara?


a. Jumlah Bidan yang teregister (K/0/KB).....................
b. Jumlah Bidan yang tidak teregister (K/0/KB)............

6. Kemana hasil pelayanan KB dari Bidan dilaporkan?


a. Laporan hasil pelayanan Bidan yang teregister ...................
b. Laporan hasil pelayanan Bidan yang tidak teregister ...........

7. Laporan hasil pelayanan KB dari Bidan diambil oleh:


a. PLKB
b. Bidan
c. Lain-lain, sebutkan ………………

8. Bidan yang teregister memperoleh alkon dari:


a. Puskesmas Induk
b. Mandiri
c. APBD

9. Bidan yang tidak teregister memperoleh alkon dari:


a. Puskesmas Induk
b. Mandiri
c. APBD

10. Bidan yang tidak teregister memperoleh alkon dari:


a. Puskesmas Induk
b. Mandiri
c. APBD

11. Berapa kali pengiriman alkon ke Faskes dalam 1 (satu) tahun:


a. 6x/tahun
b. Setiap bulan
c. Sesuai kebutuhan

12. Adakah biaya untuk mengangkut alkon dari Kab/Kota ke


Faskes: a. Ada, sumber pendanaan
?...................
b. Tidak ada

INDIKATOR OUTPUT
A. Skor Tolok Ukur Keterangan
4. Berita acara penyerahan/ Ada
penerimaan alkon dan sarana
penunjang Yan. KB
5. Alkon yang kadaluarsa Tidak ada

6. Sarana penunjang Yan. KB Tidak ada

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 67
yang tidak terdistribusi
Nilai 3
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

ALKON KADALUARSA
A. ALKON KADALUARSA (Jika Ada)
TahunPro TahunDiterim
JenisAlkon Jumlah TindakLanjut
duksi a
7. PIL
8. Suntikan
9. Kondom
10. Implant
11. IUD
12. Falope ring

KENDALA DAN SARAN


A. KENDALA DAN SARAN
1. ketersediaanAlkondanSaranaPenunjangPelayanan KB

Pengelolaanalkondansaranapenunjangpelayanan KB
Penerimaan

b.Penyimpanan

c.pendistribusian

…………………………….., ……………………………2014

Responden Petugas MONEV

( ..............……………………………….)

( ………………………………………………………………… ) Mengetahui
Kabid KB SKPD KB

Ttddan cap

( ……………………..........………………….. )

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 68
Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 69
Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 70
INSTRUMEN
MONITORING, EVALUASI DAN PEMBINAAN
ALAT KONTRASEPSI DAN SARANA PENUNJANG PELAYANAN
KB TAHUN 2014
Sasaran: KLINIK KB
IDENTIFIKASIRESPONDEN
Nama Responden :
Jabatan :
NamaKlinik /Pemilik : (Pemerintah/Swasta/TNI/POLRI)
JenisKlinik KB : RumahSakitPuskesmasKlinik KBswasta
Alamat :

Kab/Kota :
Provinsi :
Nomor Telepon :
Nomor Fax :
Instruksi: Pada lajur skor, beri nilai 1 untuk setiap komponen penilaian yang sesuai dengan tolok ukur dan 0
bila tidak sesuai dengan tolok ukur. Keterangandiisidengankondisi yang sebenarnyaterjadidanalasannya.
KOMPONEN PELAYANAN KB

E. StandarPelayanan Skor Tolok Ukur Keterangan


4. Pelayanan konseling MengacuAlat Bantu
PengambilanKeputusan (ABPK)
5. Pelayanankontrasepsi MengacukepadaBukuPanduanPrakti
sPelayananKontrasepsi (BP3K)
Nilai 2
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

F. SDM Skor Tolok Ukur Keterangan


1. Tenaga Konseling Minimal 1 orang tenagaterlatih
KIP/K denganABPK (lima
thnterakhir)
2. Tenaga Teknismedis KB Minimal 1 orang
tenagaterlatihteknismedis KB (lima
thnterakhir)
Nilai 2
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

KETERSEDIAAN ALKON DAN SARANA PENUNJANG PELAYANAN KB

Data Penerimaan Alkon (merujuk data bulanDesember2013 s/d Mei 2014).

Jenis Alkon Des ‘13 Jan ‘14 Feb ‘14 Mar ‘14 Apr ‘14 Mei ‘14 Total
∑ Terima ∑ Terima ∑ Terima ∑ Terima ∑ Terima ∑ Terima ∑ Terima

IUD (each)
Implant (set)
Suntik (vial)
Pil (Cycle)
Kondom (lusin)
Catatan: Masukkan data Total terima ke tabel C. Ketersediaan alkon, kolom 3

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 71
Data Pemakaian Alkon (merujuk data bulanDesember2013 s/d Mei 2014).

Jenis Alkon Des ‘13 Jan ‘14 Feb ‘14 Mar ‘14 Apr ‘14 Mei ‘14 Total
∑ Pakai ∑ Pakai ∑ Pakai ∑ Pakai ∑ Pakai ∑ Pakai ∑ Pakai

IUD (each)
Implant (set)
Suntik (vial)
Pil (Cycle)
Kondom (lusin)
Catatan: Masukkan data Total pemakaian ke tabel C. Ketersediaan alkon, kolom 4

Stok ∑ Terima ∑ Rata2 Sisa Real di Skor Keteranggan


Awal dari SKPD Pemakaian pakai klinik yang min- (selisih stock
G. Ketersediaan Des 2013 KB Kab./ ke Klien perbulan masih layak max awal,
Alkon Kota (Des ’13- (Des ’13- pakai (1 Juni pemakaian dan
(Des ’13- Mei ’14) Mei ’14) 2014) sisa:expired,
Mei ’14) rusak, hilang)
1 2 3 4 5 = 3/6 6 7 8
u. IUD (each)
v. Implan (set)
w. Suntik (vial)
x. PIL (cycle)
y. Kondom (lusin)
Nilai 5
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

H. Sarana Penunjang Skor Tolok Ukur Keterangan


Pelayanan KB yang layak
pakai
22. IUD Kit Minimal 1 set
23. Implant Kit Minimal 1 set
24. Implant Removal Kit Minimal 1 set
25. Obgyn bed Minimal 1 unit
26. BP3K Minimal 1 buah
27. ABPK Minimal 1 buah
28. Dry Sterilizer Minimal 1 set
29. Auto Disable Syringe (ADS) Ratio ADS danObatsuntik KB = 1:1
30. Formulir informed concent Tersediacukup (merujuk pd tabel C
ketersediaan alkon: rata2
penggunaan IUD dan Implan /bln
31. Safety Box Tersedia dari BKKBN
Nilai 10

% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 72
PENGELOLAAN ALKON DAN SARANA PENUNJANG PELAYANAN KB
A. ManajemenLogisti Skor Tolok Ukur Keterangan Catatan
k Tambahan
1. Tenaga yang
Minimal tersedia 1 org yang
menanganialkon menangani alkon
2. Membuatpermintaan
Tersediapermintaanalat/obat Bilatidak,
alat/obatkontrasepsi kontrasepsi bagaimanaklinikmelak
keKab./Kota secaratertulisuntukpersediaan ukanpermintaanke
kurang dari 3 bulandari klinik SKPD KB ?
keKabupaten/Kota
3. Mencatatalkon yang
Tercatatlengkap 3 bulan terakhir Skor = 0,
masukmenurutjenisk meliputi : biladitemukansalahsat
ontrasepsi u item
“Tanggalmasuk, Jumlah,
tdklengkappencatatan
TanggalKadaluarsa, No. Batch,
nya.
HargasatuandanTahunproduksi”

Catat item
JenisAlkon:
danalkonygtdklengka
IUD, Implan, Kondom, Suntik, Pil ppencatatannya
(lihat dari buku
catatan alkon)
4. Prosedurmengeluark
Menurutkaidah FIFO dan
analkon
Menurutkaidah FEFO

5. Kondisitempatpenyi
Di ruang/tempat yang
mpananalkon memenuhipersyaratan
(lemaripenyimpananalkon)
6. Membuatlaporanbula Dilaporkansetiapbulanke Kab./Kota
nanketersediaan Menggunakan F/II/KB
alkon KB
keKab./Kota

7. Pemenuhan alkon di Terpenuhisesuaidengankebutuhanda


klinik npermintaanKlinik

8. Alkon yang
Tidakada alkon yang kadaluarsa Catatalat/obatkontras
kadaluarsa epsi yang kadaluarsa

Nilai 8

% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 73
I. KENDALA DAN SARAN
KENDALA DAN SARAN

1. ketersediaanAlkondanSaranaPenunjangPelayanan KB

Pengelolaanalkondansaranapenunjangpelayanan KB
Penerimaan

b.Penyimpanan

c.pendistribusian

…………………………….., ……………………………2014

Responden, Petugas MONEV,

( ……………………………………….) ( …………………………………………………………………..
)

Mengetahui

Ttddan cap

(......................................)

Kepala Klinik

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 74
Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 75
INSTRUMEN
MONITORING, EVALUASI DAN PEMBINAAN
DISTRIBUSI DAN UTILISASI LAPAROSKOPI
TAHUN 2014

Sasaran: RS PenerimaBantuanLaparoskopi
IDENTIFKASI RUMAH SAKIT
Nama RumahSakit :

Pemilik Fasilitas : Pemerintah  Swasta TNI  Polri

Alamat :

Provinsi :

Nama Penanggung :
Jawab PKBRS
Nomor Tlp. dan Fax :

Nomor Register Klinik


KB Rumah Sakit

IDENTIFIKASI LAPAROSKOPI
Merk Laparoskopi yang diterima STORZ AESCULAP LUT Lain2………………

Bulan / TahunTerima Bulan …………………………. Tahun………….

Kelengkapan alat/unit pada waktu Lengkap Tidak Lengkap, sebutkan …………………….


terima (lihat SBBK)

Apakah laparoskopi sudah dipasang Sudah Belum, sebutkan alasannya……….…….….


saat ini

Apakah laparoskopi sudah Sudah Belum, sebutkan alasannya……….…….….


digunakan saat ini

Bagaimana kondisi laparoskopi saat Masihbaik/lengkap Rusak/set tdk lengkap


ini lagi Sebutkan kerusakan dan set alat yg tdk lengkap
lagi
……….…….….

MoUatauPerjanjianRS dengan Ada Tidakada


Perwakilan BKKBN Provinsi
(penyerahandanpenggunaanalkes)

IDENTIFIKASI UTILISASI LAPAROSKOPI

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 76
Instruksi: Pada lajur skor, beri nilai 1 untuk setiap komponen penilaian yang sesuai dengan tolok ukur dan 0
bila tidak sesuai dengan tolok ukur. Keterangandiisidengankondisi yang sebenarnyaterjadidanalasannya.
A. Kebijakandan SDM Skor Tolok Ukur Keterangan
7. Dukunganmanajemen RS Pimpinan RS Mendukung Dukunganberupakebijakan
terhadappelayanan MOW tertulisatautidak.
untukmasyarakatmiskin
8. Jadwal/haripelayanan MOW Tersedia Bila tersedia, sebutkan
Waktu:..........kali/bulan

9. Tenagadokter OBGIN yang Minimal 1 orang terlatih


terlatihLaparoskopi
10. Tenaga Minimal 2 orang terlatih
perawat/asistendokter yang
terlatih
11. Tenagadokter Minimal 1 orang
anastesi/penataanestesi
Nilai 5
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

B. Ketersediaanalat/bahan, Skor Tolok Ukur Keterangan


dananggaranpelayanan
32. CO2 Tersedia
33. Cairan untuk Dekontaminasi Tersedia (Chlorin, Stabimet/Cydex)
/ Sterilisasialat
34. BahanHabisPakaiuntuktindak Tersedia
an MOW
35. Anggaran/danapelayanan Tersediadari BKKBN / Jamkesmas / *) Lingkari sumber
Jampersal / Jamkesda *) anggaran yang tersedia:...

Nilai 4
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

C. Koordinasidandukungan Skor Tolok Ukur Keterangan


BKKBN/SKPD KB
setempat
1. Koordinasipelayanandanrujuk Ada koordinasipelayanan
anBKKBN dg RS
2. Rujukanklienoleh PLKBmerujukklienke RS
PLKB/BKKBN ke RS
Nilai 2
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

D. Penggunaan, Skor Tolok Ukur Keterangan


PerawatandanperbaikanLa
paroskopi
1. Penggunaanlaparoskopi Sudahdigunakan Bilasudah, tuliskanberapa
untuk pelayanan MOW totalakseptor ?
(selama menerima
laparoskopi atau minimal
dalam 1 tahun)

Berapa rata2
pelayananperbulan ?
2. Jikaterjadikerusakanapakahte Tersedia (dari RS, PEMDA Sebutkansumberdananya
rsediadukunganbiayaperbaik atausumber lain)
anLaparoskopi
Nilai 2

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 77
D. Penggunaan, Skor Tolok Ukur Keterangan
PerawatandanperbaikanLa
paroskopi
% Terpenuhi (Tampilan/Tolok Ukur) * 100% =

BLOK 4. INDIKATOR TAMBAHAN


A. MASALAH DAN SARAN
1.Kebijakan RS

2.Kebijakan PEMDA

3.Tenaga, BahandanAlat,sertaPendanaan

4.Proses Pelayanan

…………………………….., ……………………………2014

Responden Petugas MONEV

( ……………………………………….) ( …………………………….………………………………… )

Mengetahui

Ttddan cap

( …………………………………………………..
) Kepala Departemen OBGYN

Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 78

Anda mungkin juga menyukai