lANSKAP KOTA
DISUSUN OLEH:
Taman kencana mempunyai dua area yang terpisah oleh tiga bangunan instansi
pemerintah, diantaranya gedung PDAM, gedung PLN dan gedung DAMKAR.
Dikarenankan kedua area taman yang terpisah muncullah beberapa permasalahan :
1. Pembagian pengunjung yang tidak merata.
2. Kedua taman tidak berfungsi maksimal
3. Desain yang tidak berkesinambungan.
4. Kebutuhan yang berbeda.
5. Perwatan yang tidak seimbang
1.3 Tujuan
1.3.1. Jalur Pedestrian
Tujuan dari perancangan pendestirian ini adalah:
1. Untuk mengurangi pengendara
1.3.2. RTH (Ruang Terbuka Hijau)
Tujuan dari perancangan taman kencana adalah:
1. Menghubungkan kedua taman yang terpisah dengan mengunakan ruang yang tersedia.
2. Menghidupkan kedua taman tersebut.
3. Memodifikasi rancangan agar ramah terhadap semua kalangan pengunjung termasuk
orang dengan disabilitas
Tujuan dari perancangan area Halte masjid Raya Baiturrahman ini adalah:
1. Sebagai Ruang Terbuka Publik (RTP) yang mearik dan atraktif sehingga pengguna bus
yang menunggu bus datang tidak merasa kebosanan.
2. Sebagai area Halte masjid Raya Baiturrahman yang aman dan nyaman
3. Sebagai area teduh dari panas dan hujan.
1.4 Manfaat
1.4.1. Jalur Pedestrian
Adapun manfaat dari perancangan pendestrian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat disekitar, pengunjung dan pengguna jalan dapat menikmati dan nyaman
saat berjalan kaki
a. BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan
perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika
penyusunan laporan.
e. BAB V KESIMPULAN
Berisi kesimpulan dari isi laporan.
f. DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, dimana berasal dari kata pedos yang
berarti kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagi pejalan kaki atau orang yang
berjalan kaki, sedangkan jalan merupakan media diatas bumi yang memudahkan manusia
dalam tujuan berjalan, Maka pedestrian dalam hal ini memiliki arti pergerakan atau
perpindahan orang atau manusia dari satu tempat sebagai titik tolak ke tempat lain
sebagai tujuan dengan menggunakan moda jalan kaki. Atau secara harfiah, pedestrian
berarti “ person walking in the street “, yang berarti orang yang berjalan di jalan. Namun
jalur pedestrian dalam konteks perkotaan biasanya dimaksudkan sebagai ruang khusus
untuk pejalan kaki yang berfungsi sebagai sarana pencapaian yang dapat melindungi
pejalan kaki dari bahaya yang datang dari kendaraan bermotor. Di Indonesia lebih dikenal
sebagai trotoar, yang berarti jalur jalan kecil selebar 1,5 sampai 2 meter atau lebih
memanjang sepanjang jalan umum. (planologi ulir,2012)
Pejalan kaki yang dibuat terpisah dari jalur kendaraan umum, biasanya terletak
bersebelahan atau berdekatan, diberilapis permukaan, diberielevasi lebih tinggi dari
permukaan perkerasan jalan dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas
kendaraan. Pejalan kaki melakukan kegiatan berjalan kaki sebagai sarana yang akan
menghubungkan tempat tujuan. Fungsi utama dari jalur pedestrian adalah untuk
memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan
kelancaran, keamanan, kenyamanan pejalan kaki.
Bersifat rekreasi. Pejalan kaki dapat berhenti dan beristirahat pada bangku-bangku
yang telah disediakan.
Pejalan kaki yang digunakan sebagai jalur menyeberang untuk mengatasi dan
menghindari konflik dengan angkutan atau pengguna jalan atau jalur penyeberangan
bawah tanah. Untuk itu diperlukan fasilitas berupa zebra cross, skyway, subway.
Kaki yang digunakan untuk berbagai aktivitas, untuk berjualan, duduk santai, dan
sekaligus berjalan-jalan sambil melihat etalase pertokoan ( mall ). Sekarang mall
merupakan bentuk jalan atau plaza di kawasan pusat bisnis yang berorientasi pada
pola jalur pedestrian sebagai ruang transit.
Suatu ruas jalan di anggap perlu dilengkapi dengan jalur pedestrian apabila disepanjang
jalan terdapat penggunaan lahan yang memiliki potensi menimbulkan pejalan kaki. Penggunaan
lahan tersebut antara lain perumahan, sekolah, pusat perdagangan, daerah industri, terminal bus
dan sebagainya. Secara umum, jalur pedestrian dapat direncanakan pada ruas jalan yang terdapat
volume pejalan kaki lebih besar dari 300 orang per 12 jam ( 06.00 –18.00 ) dan volume lalu
lintas lebih besar dari 1000 kendaraan per 12 jam ( 06.00 –18.00 ). Jalur pedestrian sebaiknya
ditempatkan pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar lalu lintas ( bila tersedia tempat parkir). Jalur
pedestrian hendaknya dibuat sejajar dengan jalan, akan tetapi dapat tidak sejajar dengan jalan
apabila topografi dan keadaan setempat tidak memungkinkan. Jalur pedestrian sedapat mungkin
ditempatkan pada sisi dalam saluran drainase terbuka atau diatas saluran drainase yang telah
ditutup dengan plat beton yang memenuhi syarat.
2.2.1.6. Dimensi dan perletakan jalur pendestrian
a. Trotoar
Pada prinsipnya trotoar disediakan pada dua sisi jalan. Untuk jalan lokal di
daerah permukiman yang memiliki DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan) lebih dari 8
meter, sekurang-kurangnya disediakan pada satu sisi jalan.
Zebra cross
- tanpa pelindung
- dengan pelindung
Pelikan
- tanpa pelindung
- dengan pelindung
Zebra Cross
- Pada jalan dengan lebar lebih dari 10 meter atau lebih dari 4
lajur diperlukan pelindung.
Pelikan
Batu
Batu merupakan salah satu material yang paling tahan lama, memiliki daya tahan
yang kuat dan mudah dalam pemeliharaannya. Batu granit adalah salah satu yang
sering digunakan pada jalur pedestrian yang membutuh kan keindahan.
Bata
Bahan material ini merupakan bahan yang mudah pemeliharaannya, serta mudah
pula didapat. Bata memiliki tekstur dan dapat menyerap air dan panas dengan cepat
tetapi mudah retak.
2.2.3. RTP
2.2.3.1. Definisi RTP
Menurut Carr (1992) pada bukunya yang berjudul Public Space, ruang publik adalah
ruang milik bersama dimana publik dapat melakukan berbagai macam aktivitas dan tidak
dikenakan biaya untuk memasuki area tersebut. Aktivitas yang terjadi dapat berupa rutinitas
sehari-hari, kegiatan pada musim tertentu atau sebuah event. Rutinitas sehari-hari adalah
seperti bersantai atau sekedar menikmati suasan lingkungan sedangkan kegiatan musiman
biasanya diselanggarakan sebuah komunitas dalam periode tertentu.Ruang ini juga sering
menjadi titik pertemuan sehingga menciptakan interaksi publik yang tinggi. Hal-hal tersebut
menyatakan bahwa ruang publik adalah faktor penting dalam rutinitas kehidupan, ruang
pergerakan, titik pertemuan, dan ruang untuk bersantai dan rekreasi.
Berikut beberapa pengertian mendasar terhadap konsep ruang terbuka publik oleh
beberapa pakar:
Menurut Roger Scurton (1984) setiap ruang publik memiliki makna sebagai lokasi
yang memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya
publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik dengan mengikuti
normanorma setempat.
Menurut Hakim dan Hardi (2004), pengertian mengenai ruang terbuka publik
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak di luar massa bangunan
b.Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang.
c. Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan dalam kata
lain multifungsi.
Secara singkat ruang terbuka publik memiliki 3 karakter penting dimana terdapat
makna (meaningful), dapat mengakomodir kebutuhan setiap pengguna dalam melakukan
kegiatan (responsive), dan yang ketiga dapat menerima berbagai kegiatan masyarakat tanpa
ada diskriminasi (democratic).
2.3.Studi Banding
2.3.1. Jalur Pedestrian
1. Jalur Pedestrian Orchard Road, Singapura
Orchard Road, sebuah jalan yang berlokasi di pusat kota Singapura,berjarak
2,5km dari Tanglin Road / Orange Grove Road ke Dhoby Ghaut. Sekarang
merupakan daerah tujuan wisata dan daerah perbelanjaan. Orchard Road
dikenal dengan jalur pedestriannya yang nyaman, sangat lebar dan teduh. Skala
jalan lebih dibentuk oleh tanaman dan jalur pedestrian dibentuk oleh elemen
tanaman dan podium bangunan.
Selain tempat duduk, di trotoar Jalan Asia Afrika juga terdapat pot-pot
bunga besar yang berada di tengah kursi–kursi klasik bergaya Eropa.Pot
bunga ini selain memperindah tampilan, juga berfungsi untukmenambah
penghijauan tanaman agar kawasan pusat kota tersebut tidakgersang.
Gambar 2.10. jalur pendestrian Jalan Asia Afrika,Bandung
2.3.2. RTH
Boostanli Footbridge and Sunset Lounge adaah taman yang terletak di Turki yag
dibangun pada tahun 2016. Taman ini memiliki dua segmen yang semi terpisah yang
dihubungkan oleh Footbridge yang berfungsi sebagai penghubung sekaligus sunset lounge.
Konsep pada taman ini adalah menghubungkan kedua taman yang semi terpisah dengan
sebuah konstruksi jembatan yan memiliki fungsi lebih dari sekedar penghubung tapi juga
bisa berfungsi sebagai tempat istirahat ataupun sunset lounge
2.3.3. RTP
Pada taman The Park ini memiliki fungsi yang berbeda pada siang dan malam
hari. Pada siang hati, lampu taman yang berukuran besar berfungsi sebagai peneduh bagi
pengguna yang melakukan kegiatan di bawahnya. Sedangkan pada malam hari, lampu
taman akan menyala dengan warna-warna yang berbeda. Memberikan atraksi yang
menarik di malam hari.
Tempat duduk tidak hanya berupa kursi-kursi, tapi juga berupa beton yang
terhubung dari taman. Memberi kesan yang dinamis pada taman, dan pada sebagian
tempat diberi perbedaan dimana yang boleh diduduki yang mana tidak dengan bentuk
desain yang berbeda
(a) Tempat duduk yang menyatu dengan taman
3.
4.
5. Gambar 2.13 Lokasi tapak
6. (Sumber : Google & Google Earth)
Lokasi terpilih untuk perancangan area pendestrian Jalan Teuku. Nyak Arief, Jeulingke,
Kota Banda Aceh. Yang memiliki ragam kegiatan yang berada di sepanjang jalan di
antaranya adalah SPBU, toko-toko, pedagang kaki lima, sekolah, Dinas perhubunga,
kuburan, asrama haji, dan sebagainya.
Pertokoan
SPBU
n
Pertokoan sekolah
Dinas Pertokoan
Asrama haji Kuburan perhubungan
2.4.2. RTH
Taman Kencana merupakan taman kecil yang berlokasi di jeulingke, kecamatan syiah
kuala, kota banda aceh. Lokasi ini merupakan lokasi yang mudah di akses darimana saja.
Taman ini sendiri juga berlokasi di pinngir sungai lamnyong dimana merupakan sebuah
potensi view bagi sebuah taman.
Kondisi Eksisting
2.4.3. RTP
Tapak terpilih berada di Jl. Lintas Sumatera Kp. Baru, Kec. Baiturrahman,
Kota Banda Aceh, Aceh. Lokasi yang dijadikan sebagai halte masjid Raya yang
terhubung dengan area terbuka di belakang halte. Ruang terbuka ini dulunya digunakan
sebagai area parkir. Tempatnya yang mudah di akses dan lokasi tapak ini juga sudah
tersedia jaringan utilitas seperti air dan listrik. Kondisi tapak ini baik untuk ditanami
tumbuhan dan memiliki kontur yang datar
Kondisi Existing
Akses ke lokasi tapak dapat ditempuh dengan transportasi umum (bus, Labi-labi,
becak) dan trasportasi pribadi. Pada jalan Kolektor Sirkulasi sangat padat pada jam jam
tertentu
Sirkulasi terganggu pejalan kaki dan Bus karena supir becak parkir sembarang
tempat . Sementara Jalur pejalan kaki terganggu karena penunggu bus duduk di bahu
jalan karena Halte tidak mampu jumlah penumpang bus yang sedang menunggu bus.
Tempat Teduh
Area taman kurang nyaman bagi masyarakat karena kurang tempat duduk dan
halte yang tidak mampu menampung jumlah penumpang. Sementara di area
belakang halte vegetasi yang ditanam belum mampu mereduksi panas matahari
Vegetasi
Vegetasi yang di tanam belum mampu mereduksi panas sehingga area halte
tampak silau dan terasa panas pada siang hari. Jenis tanaman pun sangat meonoton,
sangat kurang tanaman hias yang akan memberikan nilai estetika pada taman.