Anda di halaman 1dari 40

1

INFORMASI UMUM

Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Magelang

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim

Penyusun : Yekti Utari Winarni, M.Kom

Penelaah Industri : Dr. Daduk Merdika Mansur (PT. Telkom)

Tahun Penyusunan : 2021

Fase / Kelas : E / X

Kode : M.4.1_Yekti2_A.4.1_Yekti1

Elemen : Proses bisnis menyeluruh bidang pengembangan perangkat lunak dan gim

Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeskripsikan proses
perencanaan, analisis, desain, implementasi, integrase,
pemeliharaan, pemasaran, dan distribusi perangkat lunak dan
gim termasuk di dalamnya adalah penerapan budaya mutu,
Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan hidup
(K3LH), manajemen proyek, serta pemahaman terhadap
kebutuhan pelanggan, keinginan pelanggan, dan validasi sesuai
dengan user experience (UX)

Materi Pokok : ∙ K3LH

Jumlah Peserta Didik : 36 Siswa

Alokasi Waktu : 6 JP (1 x pertemuan)

Kompetensi Awal : Sebelum mempelajari modul ini peserta didik harus memahami :
∙ Pernah menggunakan aplikasi perangkat lunak dan gim di
kehidupan sehari-hari
Profil Pelajar Pancasila : ∙ Berpikir Kritis dalam menganalisis dari perencanaan
sampai maintenance perangkat lunak dan gim
∙ Kreatif dalam mempresentasikan perencanaan sampai
maintenance perangkat lunak ada gim.
∙ Berkebinekaan Global dalam menerima pendapat, kritik
dan saran dari teman dan guru

Sarana dan Prasarana


:
a. Sarana
∙ Alat
∙ Gawai (laptop/handphone)
∙ Bahan
∙ Kertas HVS, buku tulis
∙ Perkiraan Biaya
∙ Biaya kuota internet dan alat tulis
b. Prasarana
∙ Sumber ajar
∙ Buku paket, modul, searching tools
∙ Media ajar
∙ Internet, LMS
∙ Lingkungan
∙ Ruang laboratorium komputer
Belajar
∙ Alternatif
Target Peserta Didik : ∙ Peserta didik reguler/tipikal
∙ Peserta didik dengan kesulitan belajar
∙ Peserta didik dengan pencapaian tinggi

Program Keahlian : Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim

Model Pembelajaran : Discovery learning

Moda Pembelajaran : Blended Learning

Metode Pembelajaran : Diskusi, presentasi

2
KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran : 4. Menjelaskan konsep K3LH di tempat kerja menggunakan kata-
kata sendiri
5. Menerapkan konsep K3LH di tempat kerja/belajar dan
mempresentasikan.

B. Pemahaman Bermakna : 1. Peserta didik memahami K3LH pada perangkat lunak dan
gim

C. Pertanyaan Pemantik : 1. Pernahkah Anda merasa tidak nyaman pada saat


menggunakan aplikasi perangkat lunak dan gim?
2. Berikan contoh-contoh kondsisi selama menggunakan
aplikasi perangkat lunak dan gim!
3. Berikan contoh-contoh penyebab kecelakaan di tempat
kerja!
4. Apakah kamu tahu bagaimana cara mencegah kecelakaan
di tempat kerja?

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti

1. Peserta didik menjawab salam guru 2. 1. Peserta menyimak


Peserta didik berdoa sebelum memulai pertanyaan yang disampaikan
kegiatan pembelajaran dengan oleh guru
dipimpin salah satu peserta didik mengenai tema pembelajaran
untuk memimpin doa yaitu K3LH pada perangkat
3. Peserta didik menjawab presensi lunak dan
guru dan kesiapan belajar gim
4. Peserta didik menyimak Capaian 2. Peserta didik menjawab
Pembelajaran, tujuan pembelajaran pertanyaan guru dengan tepat
yang akan dicapai yang disampaikan oleh dan antusias
guru 5. Peserta didik menyimak motivasi 3. Peserta didik membentuk
dari guru kelompok beranggotakan 3-4
orang, kemudian tiap kelompok
mengerjakan
a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti
6. Peserta didik menyimak dan 4. Peserta didik berdiskusi
merespon apersepsi dengan dalam kelompok untuk
mengajukan menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
materi yang akan dibahas ada di LKPD dengan
7. Peserta didik menyimak garis komunikasi dan
besar cakupan materi dan kerjasama yang baik
kegiatan yang 5. Peserta didik mencari,
akan dilakukan menemukan dan mencatat
informasi tentang materi yang
ditugaskan dengan penuh
antusias dan berpikir kritis
6. Peserta didik mendiskusikan
untuk menentukan informasi
yang tepat dan sesuai dengan
tugas
yang diberikan
7. Peserta didik menganalisa dan
membandingkan paparan materi
yang telah diungkapkandalam
kelompoknya dengan cermat
dan tepat
8. Setiap kelompok melaporkan
hasil diskusi dengan presentasi
hasil
tugasnya
9. Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi LKPD dan simulasi
dengan komunikasi yang baik
dan penuh antusias
10. Peserta didik yang lain
memberikan tanggapan
terhadap presentasi temannya
dengan
cermat dan lugas
11. Peserta didik menerima
tanggapan dari peserta didik lain
dan guru
12. Peserta didik
memperhatikan penguatan
dan penjelasanyang
lebih luas dari guru atau peserta
didik lain
13. Peserta didik memberikan
tepuk tangan pada kelompok
yangsudah tampil
mempresentasikan hasil
diskusinya

c. Kegiatan Penutup dan Refleksi Peserta Didik d. Refleksi Guru

1. Peserta didik membuat 1. Apakah ada kendala pada


rangkuman / simpulan terkait kegiatan pembelajaran?
dengan materi yang
dipelajari pada hari ini dengan 2. Apakah semua siswa aktif
penuh antusias, cermat dan tepat dalam kegiatan
pembelajaran?
2. Peserta didik menjawab soal post
3. Apa saja kesulitan siswa yang
test dengan cermat dan tepat dapat diidentifikasi pada
3. Peserta didik menerima kegiatan
penilaian/refleksi hasil kegiatan pembelajaran?
yang sudah dilaksanakan dengan 4. Apakah siswa yang memiliki
beberapa pertanyaan : kesulitan ketika berkegiatan
dapat teratasi dengan baik?
a. Apa yang menyenangkan dalam 5. Apa level pencapaian rata-rata
kegiatan pembelajaran hari ini? siswa dalam kegiatan
b. Apa yang Anda lakukan untuk pembelajaran ini?
memperbaiki hasil belajar Anda? 6. Apakah seluruh siswa dapat
dianggap tuntas dalam
c. Dengan pembelajaran hari ini,
pelaksanaan pembelajaran?
hidup saya lebih bermakna. 7. Apa strategi agar seluruh siswa
(ya/tidak) dapat menuntaskan
4. Peserta didik menyimak rencana kompetensi?
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
5. Peserta didik mengakhiri
pembelajaran dengan “Doa” dan salam
penutup

E. ASESMEN
Jenis Bentuk
Profil Pelajar Pancasila Tertulis Performa

Diagnostik Penilaian diri Jawaban singkat

Formatif Presentasi dan simulasi

Sumatif

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


PENGAYAAN

Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan, diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
i. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) > n > n (maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan CP dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
ii. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan CP dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. Soal-soal
yang diberikan untuk mereka jawab adalah soal-soal yang belum mampu
mereka

tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian Harian dan soal lainnya yang relevan
yang diberikan oleh guru. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir pada CP ini
bagi para peserta didik yang menempuh perbaikan adalah nilai akhir yang
berhasil diraih dan dengan pertimbangan lainnya dari guru.
REMIDIAL

Program remidial diberikan kepada peserta didik yang belum tuntas atau belum
mencapai nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Bagi para peserta didik
ini, bila memungkinkan akan diberikan “review” pembelajaran atau bahkan
pembelajaran ulang sehingga lebih memantapkan mereka untuk menempuh
perbaikan pada tahap remedial. Soal-soal yang diberikan untuk mereka jawab
adalah soal-soal yang belum mampu mereka tuntaskan pada saat mengikuti
Penilaian Harian. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir pada CP ini bagi para
peserta didik yang menempuh remedial adalah nilai akhir yang berhasil diraih dan
dengan pertimbangan ainnya dari guru

3
LAMPIRAN

GLOSARIUM

K3LH adalah pengertian tentang Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup
pada suatu perusahaan atau instansi lain yang memiliki banyak pekerja atau karyawan

APAR adalah Alat Pemadam Ringan

PPPK adalah pertolongsan pertama pada kecelakaan

DAFTAR PUSTAKA

Buku Bahan Ajar Dasar-dasar Pengembangan Perangkat Lunak dan


Gim. Kemendikbudristek, 2021

Buku Bahan Ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan


Hidup Kemendikbud Dirjen GTK, 2016

http://genacaesar12.blogspot.com/2018/09/penerapan-k3-dalam-bidang-
it komputer.html

http://octianaeni.blogspot.com/2011/05/keselamatan-kerja-dalam-bidang-ititc.html
RINGKASAN MATERI
Materi 1
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Tentang K3

A. Pengertian K3
Laboratorium dan bengkel kerja merupakan sarana yang digunakan untuk
bekerja, meneliti/ eksperimen atau menggali dan meningkatkan keterampilan teknik. Dalam lembaga
pendidikan, laboratorium dan bengkel merupakan sarana berupa tempat untuk melaksanakan kegiatan ilmiah,
dimana dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan teknik yang disediakan merupakan tempat
berpotensi menimbulkan bahaya bagi para pengguna dan lingkungannya, jika tidak dkelola dengan benar dan
para pekerja dan pengelolanya di dalamnya tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara filosofi adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3), maka para pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan
nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, aspek resiko yang
mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat
melakukan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah bosan, lelah atau capek.
Dari segi ekonomi pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih
menguntungkan, akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan besar. Dengan demikian penentuan
ukuran reaktor harus didasarkan pada keuntungan dari segi ekonomi dan bahaya yang mungkin ditimbulkan.
Alat pengendali harus lebih canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat pengamanan yang terkait dengan alat
produksi dan alat perlindungan bagi pekerja harus ditingkatkan. Biaya untuk
membangun keselamatan dan kesehatan kerja, biaya untuk membeli alat-alat
pengamanan memang cukup besar. Akan tetapi kesehatan dan keselamatan kerja (K3)juga akan lebih
terjamin. Kemampuan dan keterampilan pekerja harus

d
itingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Alat penanggulangan musibah harus ditingkatkan agar malapetaka yang diakibatkan oleh
penerpan teknologi maju tidak sampai meluas dan merusak. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap
pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.

B. Undang-Undang Dan Peraturan K3


Setiap negara biasanya mempunyai undang-undang dan peraturan tentang
keselamatan dan kesehatan keja sendiri-sendiri yang intinya untuk memastikan bahwa setiap karyawan baik
laki-laki maupun perempuan yang bekerja di suatu perusahaan berada dalam kondisi aman dan terlindungi.
Satu-satunya perusahaan yang tidak terkena peraturan ini adalah perusahaan yang mempekerjakan dirinya
sendiri atau keluarga dekatnya. Pada prinsipnya peraturaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)didasarkan
pada sRambur umum yang menyatakan , “bahwa setiap perusahaan harus menyediakan bagi masing-masing
karyawannya pekerjaan dan tempat bekerja yang bebas dari hal-hal yang diketahui dapat menyebabkan atau
diduga dapat menyebabkan kematian atau cacat fisik yang serius bagi pekerjanya”.
Keselamatan kerja dan Hiperkes merupakan lapangan ilmu dan sekaligus praktik
dengan pendekatan multidisipliner yang berupaya untuk menerapkan dan mengembangkan teknologi
pengendalian dengan tujuan tenaga kerja sehat, selamat, dan produktif, serta dicapainya tingkat keselamatan
yang tinggi untuk mencegah kecelakaan.
Beberapa ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan hiperkes dan keselamatan kerja antara lain:
1. Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai
Tenaga Kerja. “Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan, kesusilaan, dan pemeliharaan moral kerja serta
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama”.
2. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang
undang ini mengatur tentang keselamatan kerja di segala tempat kerja, baik di
darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang
berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Di dalam peraturan
ini tercakup tentang ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja dalam

p
erencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, produk
teknis, dan alat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan. Tujuan umum dari dikeluarkannya undang-undang ini adalah agar
setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja mendapat
perlindungan atas keselamatannya, dan setiap sumber-sumber produksi dapat
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien sehingga akan meningkatkan
produksi dan produktifitas kerja.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01/MEN/1979 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-02/MEN/1979 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01/MEN/1976 tentang kewajiban
latihan Hiperkes bagi dokter perusahaan.
6. Undang-undang nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagaan dan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 03/MEN/1984 tentang mekanisme
pengawasan ketenagakerjaan.
Berdasarkan undang-undang tersebut diatas, maka definisi "tempat kerja" ialah
tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau
sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya.
Yang termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau berhubung dengan tempat kerja tersebut.
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja serta tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian.
Pada dasarnya keselamatan dan kesehatan dalam pembahasan materi K3 ini
tidak terpisah satu dengan lainya. Akan tetapi untuk memudahkan pemahaman,

maka diuraikan terlebih dahulu pembahasan keselamatan kerja.


Selanjutnya

s
ebelum masuk ke pembahasan utama, alangkah baiknya kita mencermati beberapa langkah penting yang
diuraikan dibawah ini.

1. Pentingnya Investigasi Kecelakaan Kerja


Keselamatan dan pencegahan kecelakaan kerja harus mendapat perhatian yang
sangat besar dari pihak manapun yang melaksanakan pekerjaan, baik di laboratorium maupun di industri-
industri, ataupun tempat kerja yang lain. Beberapa alasan yang dapat dikemukakan adalah, salah satu
diantaranya, karena angka kecelakaan kerja ternyata cukup mengejutkan. Sebagai contoh di Amerika dalah
satu tahun terakhir ada lebih dari 6200 orang meninggal atau di atas 6,5 juta terluka akibat kecelakaan kerja.
Ini berarti lebih dari 8 kasus per 100 pekerja mengalami kecelakaan pada saat bekerja. Bahkan beberapa ahli
keselamatan kerja yakin bahwa angka sesungguhnya justru lebih besar dari angka yang dilaporkan. Oleh
karena itu banyak kecelakaan kerja yang terjadi dan tidak dilaporkan.
Angka-angka di atas menujukkan betapa penderitaan keryawan, keluarga
karyawan, serta biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak manajemen atau pengelola tempat kerja tersebut. Di
negara Amerika misalnya untuk satu kasus kecelakaan serius biasanya memerlukan biaya lebih dari $
23.000,-. Hal itu belum lagi memperhitungkan implikasi hukum yang diakibatkan oleh adanya kecelakaan kerja.
Kata “accident” dalam bahasa indonesia berarti kebetulan atau kecelakaan.
Pemberian arti ini sebenarnya tidaklah tepat karena tidak ada sesuatu di tempat kerja yang terjadi secara
kebetulan atau accident. Pada jaman Romawi kuno barang kali hal ini benar karena pada waktu itu hukum
yang mengatur tentang sebab akibat memang belum dikenal oleh masyarakat dan pemerintahannya. Sehingga
dipercayai bahwa kejadian-kejadian fisik (termasuk kecelakaan kerja) dikendalikan oleh para dewa. Tetapi
memasuki milenium ketiga, pemahaman manusia tentang kejadian
kejadian fisik berkembang terlampau cepat. Akibatnya keyakinan masyarakat bahwa suatu “accident” tidaklah
terjadi secara kebetulan begitu saja. Masyarakat sudah mulai sadar bahwa kecelakaan dan kebetulan tersebut
dikarenakan oleh adanya faktor-faktor yang menjadi penyebab. Faktor-faktor penyebab tersebutlah yang
mendorong terjadinya suatu kecelakaan. Atau dengan kata lain suatu kecelakaan terjadi karena ada alasan-
alasan yang jelas dan dapat diperkirakan sebelumnya

(predictable). Sebagian besar kecelakaan muncul akibat dari faktor-faktor yan dapat diidentifikasi. Itulah
sebabnya investigasi dan identifikasi alasan-alasan terjadinya

k
ecelakaan menjadi signifikan dalam rangka menghindari kecelakaan serupa di kemudian hari.

2. Laporan Kecelakaan Kerja


Perusahaan yang mempekerjakan 11 orang atau lebih karyawan harus membuat
laporan tentang cidera dan sakit yang diakibatkan oleh kerja. Baik cidera atau sakit yang diakibatkan oleh
kecelakaan kerja, ini harus dilaporkan. Sakit yang dimaksud disini adalah setiap kondisi abnormal atau
kesalahan fungsi tubuh (disorder) yang diakibatkan oleh kecelakaan karyawan pada saat bekerja atau di
lingkungan kerja. Termasuk dalam kategori ini adalah sakit akut atau kronis yang mungkin diakibatkan karena
menghirup, menyerap, mencerna, atau kontak langsung dengan senyawa
senyawa beracun dan berbahaya.
Perusahaan atau pengelola tempat kerja berkewajiban untuk selalu
menanamkan kepada karyawannya agar mereka menyukai bekerja secara aman. Meminimalkan bahaya atau
resiko adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Akan tetapi seaman apapun tempat kerja, jika
karyawan tidak membudayakan keinginan untuk bekerja dan betindak secara aman, maka kecelakaan akan
terus terjadi. Pengamatan dari para manajer tingkat atas seketat apapun tidak akan berjalan jika keinginan
karyawan untuk bekerja dengan aman tidak ada. Peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)hanyalah
merupakan pelengkap demi terwujudnya kerja yang aman dan nyaman.
Para ahli keselamatan kerja telah sepakat bahwa keselamatan kerja dimulai dari
komitmen manajer tingkat atas. Sebagai contoh, Mengapa tingkat kecelakaan kerja di Du Pont’s jauh lebih
rendah dibanding perusahaan kimia lainnya. Hal ini barangkali dapat dijadikan studi tentang pentingnya
komitmen para majemen tingkat atas. Setiap pagi di perusahaan Du Pont’s poliester dan nilon, para direktur
dan para karyawannya melakukan pertemuan yang isinya mengkaji apa-apa yang terjadi selama 24 jam
terakhir. Yang mereka diskusikan pertama kali adalah bukan soal kapasitas produksi melainkan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja. Barulah setelah mereka mencermati laporan tentang kecelakaan kerja dan
puas terhadap tindakan-tindakan koreksi yang telah dilakukan, mereka akan membicarakan tentang produksi,
kualitas produk, dan biaya. Sebagai kesimpulan, tanpa adanya komitmen

penuh dari semua tingkatan manajemen, maka setiap usaha ke arah pengurangan tindakan-tindakan yang
tidak aman yang dilakukan karyawan akan kurang

membuahkan hasil. Supervisor atau penyelia lini pertama merupakan bagian krusial dari mata rantai
manajemen. Jika para supervisor tidak menganggap keselamatan kerja sebagai hal yang serius, maka orang-
orang yang ada di bawahnya juga akan berbuat hal yang sama.
3. Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan (K3)
Proses produksi dengan mengoperasikan berbagai peralatan pada umumnya
tidak sama sekali terbebas dari resiko bahaya. Hal ini harus mejadikan perhatian dari pihak manajemen dan
unit-unit teknis dan secara khusus bertanggungjawab terhadap keselamatan kerja. Dengan demikian
keselamatan kerja akan merupakan bagian yang selalu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan dan
penetapan kebijakan sehingga upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah dimulai sejak
perencanaan.
C. Sasaran Manajemen K3
Secara umum sasaran keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1) Bagi Pengusaha: Untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
2) Bagi Tenaga Kerja: tenaga kerja adalah asset yang sangat penting dalam
elemen produksi. Tenaga kerja yang paling bersinggungan langsung dengan
kegiatan utama proses produksi, mulai dari pengelolaan bahan baku, proses
pembuatan dan proses penyimpanan, Semua lini kegiatan tersebut sangat
berdekatan dengan factor penyebab terjadinya kecelakaan. Oleh sebab itu
memahami arti pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja
dalam keseharian aktivitasnya sangat penting baik untuk diri sendiri secara
sadar atau diminta untuk menjaga hal-hal tersebut agar mampu
meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
3) Bagi Lingkungan: Lingkungan kerja yang aman dan sehat serta kondusif
adalah asset lain yang sangat penting bagi perusahaan dan setiap orang
yang bekerja dalam lingkungan perusahaan, oleh sebab itu siappun dan
apaun yang ada dan terkait dengan proses produksi harus menjadi target dan
bahan pertimbangan dalam pengelolaan K3 terlebih lagi pada asset yang

bergerak di bidang produksi.

D. Organisasi K3
Pada setiap perusahaan diharuskan membentuk Panitia Pembinaan Kesehatan
dan keselamatan kerja (K3)(P2K3), berdasarkan pada undang-undang nomor 1
tahun 1970. Dengan pendekatan demikian, maka diharapkan manajemen
perusahaan mengambil sikap nyata yang mencakup:
1) mengidentifikasi setiap proses dan peralatan pengendalian kerugian sebagai
sumber resiko bahaya,
2) mengestimasi rencana program pengendalian kecelakaan dan penyakit akibat
kerja,
3) menyusun rencana program pengendalian kecelakaan dan penyakit akibat
kerja,
4) menyusun sistem komunikasi yang diperlukan, dan
5) menyiapkan sarana dan peralatan beserta personil yang terlatih dan
profesional.
Pengelolaan keselamatan kerja harus mampu mencari dan mengungkapkan
kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya dan penyakit akibat kerja
dan kecelakaan. Kebijaksanaan manajerial yang dijabarkan dalam pelaksanaan
operasional dengan tingkat segi manajemen yang sangat esensial bagi
kelangsungan proses produksi dan keselamatan kerja yang mengarahkan pada
partisipasi semua pihak dalam sistem manajemen dan organisasi, akan dapat
menciptakan suasana kerja yang nyaman sebagai landasan kuat untuk
kontinuitas usaha dan pengaman investasi dalam pembangunan.
Implementasi Hiperkes dan keselamatan kerja pada lingkungan haruslah
dipandang sebagai upaya teknis manajerial yang sangat besar fungsi dan
peranannya dalam:
1) Mengamankan investasi.
2) Memelihara kelestarian dan kontinuitas usaha.
3) Mengembangkah potensi ekonomi.
4) Meningkatkan manfaat perangkat produksi.

5) Memelihara dan meningkatkan daya produktivitas kerja dari tenaga kerja.


Selanjutnya hasil yang optimal dari upaya tersebut sangat tergantung pada mutu
sumber daya manusia yang dapat ditingkatkan melalui tiga jalur untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan, yaitu:
1) jalur pendidikan formal,
2) jalur latihan kerja, dan
3) jalur pengalaman kerja.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut sangat penting bukan saja
untuk meningkatkan kemampuan kerja secara teknis operasional, akan tetapi
juga kemampuan kerja secara aman serta kemampuan menciptakan kondisi dan
lingkungan kerja yang aman dan sehat.

E. Tugas dan Wewenang Organisasi K3


Organisasi K3 yang didirikan pada suatu perusahaan atau Institusi teknik dan
perusahaan, memiliki tugas dan wewenang. Tugas dan wewenang tersebut
sudah ditetapkan melalui undang-undang dan peraturan menteri yang
selanjutnya dijabarkan secara operasinal di lapangan. Sebagai contoh antara
lain:
1) Melakukan analisis atas Lingkungan Kerja
2) Mengidentifikasi Perils, Hazards & Loss
3) Mengadakan Program pelatihan, Instruksi, Informasi dan Pengawasan
kecelakaan kerja
4) Membuat Prosedur penanganan ketika terjadi kecelakaan kerja termasuk
investigasinya
5) Membuat Prosedur perawatan peralatan kerja
6) Membuat Ketentuan bagi pekerja yang mengalami kecelakaan kerja
7) Memastikan perlindungan bagi pekerja lain sebagai tindakan preventif
8) Pemberian sanksi bila terjadi pelanggaran
9) Membuat laporan kecelakaan kerja kepada pihak yang berwenang
10)Membuat satuan kerja yang terdiri atas orang yang berkompeten dalam
penanganan kecelakaan di area terjadi kecelakaan kerja
F. Alasan Terjadinya Kecelakaan di tempat
Kerja

Kalau kita mengamati suatu kejadian kecelakaan di lingkungan kerja, maka ada
tiga alasan terjadinya kecelakaan kerja, yaitu:
1. Terjadi secara kebetulan.
Dianggap sebagai kecelakaan dalam arti asli (genuine accident) sifatnya tidak
dapat diramalkan dan berada di luar kendali manejemen perusahaan. Misalnya,
seorang karyawan tepat berada di depan jendela kaca ketika tiba-tiba seseorang
melempar jendela kaca sehingga mengenainya.
2. Kondisi kerja yang tidak aman.
Kondisi kerja yang tidak aman merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
kecelakaan. Kondisi ini meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
a. Peralatan yang tidak terlindungi secara benar.
b. Peralatan yang rusak.
c. Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau di sekitar mesin atau peralatan
gudang yang tidak aman (sumpek dan terlalu penuh).
d. Cahaya tidak memadai, suram, dan kurang penerangan.
e. Ventilasi yang tidak sempurna, pergantian udara tidak cukup, atau sumber
udara tidak murni.
3. Kelalaian Manusia
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan, penyebab kecelakaan terbesar
banyak disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. Kelalaian tersebut dapat
diindikasikan karena melanggar prosedur kerja, kecerobohan pekerja, kurangnya
pengawasan dalam menggunakan APD serta kondisi fisik dan mental pekerja
yang tidak fit.
Pemulihan terhadap faktor-faktor ini adalah dengan meminimalkan kondisi yang
tidak aman, misalnya dengan cara membuat daftar kondisi fisik dan mekanik
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Pembuatan cheklist ini akan
membantu dalam menemukan masalah yang menjadi penyebab kecelakaan.
Meskipun kecelakaan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, akan tetapi ada
tempat-tempat tertentu yang mempunyai tingkat kecelakaan kerja tinggi. Kira-kira
sepertiga dari kecelakaan industri maupun laboratorium terjadi di sekitar truk
forklift, kereta dorong, dan tempat-tempat angkat junjung barang.

G. Tiga Faktor Lain yang Berhubungan


dengan Kecelakaan Kerja.

Di samping kondisi kerja yang tidak aman masih ada tiga faktor lain yang
mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Ketiga faktor tersebut yaitu sifat dari kerja itu
sendiri, jadwal kerja, dan iklim psikologis di tempat kerja.
1. Sifat kerja.
Menurut kajian para ahli keselamatan, sifat kerja mempengaruhi tingkat
kecelakaan. Sebagai contoh, karyawan yang bekerja sebagai operator crane
(derek) akan memiliki resiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi dibandingkan
mereka yang bekerja sebagai supervisor/ penyelia.
2. Jadwal kerja.
Jadwal kerja dan kelelahan kerja juga mempengaruhi kecelakaan kerja. Tingkat
kecelakaan kerja biasanya stabil pada jam 6 – 7 jam pertama di hari kerja. Akan
tetapi pada jam-jam sesudah itu, tingkat kecelakaan kerja akan lebih tinggi. Hal
ini dimungkinkan karena karyawan atau tenaga kerja sudah melampaui tingkat
kelelahan yang tinggi. Kenyataan di lapangan juga membuktikan bahwa kerja
malam mempunyai resiko kecelakaan lebih tinggi dari pada kerja pada siang hari.
3. Iklim psikologis tempat kerja.
Suasana psikologis di tempat kerja juga berpengaruh pada kecelakaan kerja.
Karyawan atau tenaga kerja yang bekerja dibawah tekanan stres atau yang
merasa pekerjaan mereka terancam akan mengalami lebih banyak kecelakaan
kerja dari pada mereka yang tidak mengalami tekanan .
H. Tindakan Tidak Aman yang Dilakukan oleh Tenaga Kerja.
Sesuatu yang tidak mungkin menghilangkan kecelakaan kerja,upayanyan adalah
hanya dengan mengurangi keadaan yang tidak aman, karena pelaku kecelakaan kerja adalah manusia. Para
ahli belum dapat menemukan cara yang benar-benar jitu untuk menghilangkan tidakan karyawan yang tidak
aman. Tindakan-tindakan tersebut adalah:
1. Melempar atau membuang material sembarang.
2. Mengoperasikan dan bekerja pada kecepatan yang tidak aman, apakah itu terlalu cepat ataupun terlalu
lambat.
3. Membuat peralatan keselamatan dan keamanan tidak beroperasi dengan cara memindahkan, mengubah
setting, atau memasangi kembali.

4. Memakai peralatan yang tidak aman atau


menggunakannya secara tidak aman.

5
. Menggunakan prosedur yang tidak aman saat mengisi, menempatkan, mencampur, dan mengkombinasikan
material.
6. Berada pada posisi tidak aman di bawah muatan yang tergantung. Menaikkan lift dengan cara yang tidak
benar.
7. Pikiran kacau, gangguan penyalah-gunaan, kaget, dan tindakan kasar lain.
Tindakan-tindakan seperti ini dapat menyebabkan usaha perusahaan atau
tempat kerja meminimalkan kondisi kerja yang tidak aman menjadi sia-sia. Oleh
karena itu kita harus mengidentifikasi penyebab tindakan-tindakan di atas.
Hal-hal berikut ini dapat dipakai sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi
tindakan-tindakan di atas:
a. Karakteristik pribadi karyawan.
b. Karyawan yang mudah mengalami kecelakaan (accident prone).
c. Daya penglihatan karyawan.
d. Usia karyawan
e. Persepsi dan keterampilan gerak karyawan
f. Minat karyawan.
I. Pertolongan Pertama Akibat Kecelakaan Listrik
A. Pengertian
Seperti disebutkan pada kegiatan belajar sebelumnya,kecelakaan biasanya
datang ketika kita tidak siap menghadapinya. Oleh karena itu kita harus menghindari kecelakaan tersebut
sebelum dia datang. Ada pepatah yang mengatakan ”mencegah adalah lebih mudah dan murah dari pada
mengobati ”. Menyadari bahaya bukanlah berarti takut dan mungkin lebih tepat kalau dikatakan waspada,
sehingga jika bahaya itu datang maka akibat yang ditimbulkannya tidak separah dibandingkan jika kita
melanggar atau lalai. Sebagai contoh misalkan dalam penggunaan helm dijalan raya bagi pengendara sepeda
motor,jika kita lalai mungkin cederanya tidak separah jika kita patuh dan menyadari akan fungsi helm tersebut.
Yang menjadi pokok dari tindakan pertolongan pertama (First Aid) bagi penolong adalah :
1. Jangan panik, namun bukan berarti boleh lamban dalam bereaksi

2. Perhatikan nafas si korban


3. Hentikan luka (jika ada)

4
. Perhatikan jika ada pertanda ”shock”
5. Jangan memindahkan si korban secara terburu –buru sebelum dapat
dipastikan.
6. Jenis serta keparahan cedera yang diderita.

B. Tindakan Pertolongan pada Kecelakaan Akibat Listrik


Apabila kita menemukan korban karena suatu kecelakaan listrik, maka tindakan
kita adalah :
1. Matikan segera sumber arus listrik
2. Pastika apakah korban masih bernafas atau tidak, kemudian berilah bantuan
3. Pernafasan.
4. Pastikan apakah korban memperoleh manfaat bantuan tersebut atau tidak
selain itu lakukan juga pemijatan jantung (jika bias)
5. Jika si korban masih bernafas, bawa segera dengan posisi miring
6. Jika si korban masih bernafas namun cedera berat dan pingsan, bawa segera
ke rumah sakit terdekat.
Sebelum mematikan sumber arus listrik, harus diperhatikan apakah si korban
masih bersentuhan dengan arus tersebut ? Jika ya dan sumber listrik belum diketahui, lokasinya maka
tindakan kita adalah berupaya untuk melepaskan sentuhan tersebut dengan bantuan alat yang berisolasi atau
bukan penghantar listrik seperti bambu atau kayu kering dan jika sudah berhasil, upayak untuk segera mencari
dan mematikan sumber listrik atau dilakukan secara paralel (serentak).

1. Biasanya pengaruh sengatan


arus listrik pada korban akan
berakibta 2. Shock
3. Pingsan
4. Luka bakar

Gambar 1. Melepaskan korban


dari sengatan arus listrik

C. Menolong Korban Shock

Shock adalah suatu keadaan yang timbul dimana sistem peredaran darah dalam
tubuh terganggu sehingga tidak dapat memenuhi keperluannya bagian vital tubuh akan kehilangan cairan dan
zat-zat yang diperlukan sehingga fungsi bagian vital Ini akan terganggu.
1. Tanda-tandapenderita shock :
✔ Kesadarannya menurun
✔ Nadi berdenyut cepat, melemah, lamban dan menghilang
✔ Mual-mual
✔ Kulit dingin, lembab dan pucat
✔ Nafas dangkal, kadang tak beratur
✔ Pupil mata melebar

Gambar 2 : Tanda-tanda shock


2. Tindakan pertolongan
⮚ Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya,
kecuali jika gegar otak atau patah tulang lehernya.

Gambar 3 : Membaringkan korban shock


⮚ Tarik lidah korban keluar dan bersihkan mulut serta hidungnya dari

sumbatan
⮚ Selimuti tubuhnya
⮚ Hentikan pendarahan jika ada,
⮚ Jika ada tulang yang patah, pasang bidai sebelum diusung.

D. Menolong Korban pingsan.


Korban yang pingsan biasanya tidakmempunyai refleksi apapun dan tidak bereaksi lagi terhadap rasa sakit.
Rasa sesak yang menyerang korban akan merupakan bahaya besar, dimana ada kemungkinan saluran
pernafasannya tersumbat oleh gumpalan darah atau muntahan atau juga benda (makanan) ynag ada didalam
rongga mulutnya.
Lebih parah lagi apabila benda penyumbat tersebut tersedot kedalam paru parunya sehingga dapat
mengakibatkan infeksi.
1. Tindakan pertolongan
⮚ Baringkan korban ditempat datar dan teduh, jika mungkin kepalanya
diletakan agak lebih rendah.Dalam membaringkan korban, sebaiknya
diposisikan miring seperti terlihat pada gambar dibawah ini

Gambar4 : Korban dalam Posisi miring


Jika korban ditelentangakan,maka lidahnya secar perlahan akan terlipat
kedalam
Dan menghalangi jalannya pernafasan. Posisi miring ini hendaknya dipertahankan secara stabil.
⮚ Longgarkan pakaian bagian atas serta pakaian lainnya yang menekan
bagian leher
⮚ Kompres kepalanya dengan air dingin (Jangan disiram)
⮚ Jika ada, hembuskan uap amoniak didepna lubang hidungnya.
⮚ Bagaimana jika si korban ternyata tidak bernafas ?
JANGAN SEKALI-KALI MEMBERI ATAU MENYUAPI ORANG
PINGSAN DENGAN BAHAN CAIR ATAU MINUMAN !

Hal tersebut akan diketahui setelah kita periksa pernafasannya dengan cara
meletakkan kedua telapak tangan kita dibawah lekukan tulang rusuk si korban.
Melalui naik dani turunnya dinding perut, kita dapat mengamati korban apakah dia masih bernafas atau tidak.
Jika pernafasnnya masih ada, si korban dapat
diposisikan miring secara stabil. Tapi jika si korban pernafasnnya terhenti, maka
baringkan secar terlentang, kemudian periksa rongga mulutnya karena kemungkinan ada benda atau sesuatu
yang menghalangi jalannya pernafasan dan jika ada,
singkirkan segera. Setelah itu atur lagi pernafasannya dan baringkan dalam posisi
miring. jika dengan cara ini pernafasannya tetap tidak ada, maka kita bantu dia
dengan pernafasan buatan.
E. Menolong Korban Luka Bakar
Luka bakar merupakan salah stu akibat dari sengatan arus listrik.setiap luka
bakar yang luas dapat diikuti oleh shock, diman sebagian besar cairan tubuh
dialirkan kedaerah yang terbakar sehingga volume darah yang mengalir keotak dan jantung akan berkurang.
Pada orang dewasa luka bakar selebar 20% dari luar permukaan tubuh dapat
mengakibatkan shock sedangkan pada anak-anak dapat terjadi pada selebar 10%.
∙ Luas permukaan seluruh kepala = 9% ∙
Luas permukaan setiap lengan (sampai
tangan ) =9%
∙ Luas permukaan dada =95
∙ Luas permukaan perut = 9%
∙ Luas permukaan punggung = 9%
∙ Luas permukaan pinggang (dinding
belakang perut ) =9%
Gambar 5 : Daerah rumus
∙ Luas permukaan paha = 9% sembilan
∙ Luas permukaan betis = 9%
Luas permukaan daerah kemaluan =9%
Gambar diatas memperlihatkan ”rumus sembilan”untuk luas daerah luka bakar dengan pedoman sebagai
berikut :
Pengetahuan tentang luas permukaan ini penting, karena pokok-pokok tndakan

pertolongan pada luka bakar adalah :


o Mencegah atau mengobati

o
Mengurangi rasa sakit,
o Mencegah infeksi.
Jika pernafasan buatan diperluka pada korban, maka hal ini harus dilakukan
terlebih dahulu sedangkan pertolongan terhadap luka bakarnya dikerjakan kemudian.
Berikut ini adalah tindakan pertolongan padaluka bakar dengan variasi luas:
a. Luka bakar kurang dari 20 % (tanpa luka terbuka )
Tindakan pertolongan : Rendam bagian yang terbakar kedalam air es atau air
dingin atau dapat juga dikompres dengan handuk yang telah direndam dalam air
dingin. Tindkan ini dilakukan hingga rasa sakit tidak terasa lagi. Hal ini dapat
dilakukan antara30 menit dan kadang-kadang sampai 5 jam.
Tindakan ini selain mengurangi rasa sakit juga memperkecil akibat lanjutan dari
luka bakar tersebut. Bagian yang melepuh jangan dikupas, biarkan sampai kelah
sembuh sendiri.
b. Luka bakar yang luas
Tindakan pertolongan : Tutup bagian-bagian yang terbakar dengan lembaran
sofratulle dan kain yang bersih sedemikian rupa hingga bagian itu tidak
berhubungan langsung dengan udara. Hal ini guna mencegah kuman-kuman
yang ada diudara.
Baringkan korban dengan kepal lebih rendah dari bagian tubuh lainnya,kemudian
kirim kerumah sakit terdekat. Apabila korban tetap sadar dan dapat menelan, beri
minuman sebanyak mungkin.
c. Luka bakar akibat zat kimia
Tindakan pertolongan : Luka bakar akibat basa keras lebih merusak daripada
akibat asma keras.Kecepatan mengguyur dan membasuh luka bakar akibat zat
kimia sangat menentukan dalam usaha membatasi akibat-akibatnya.
Sambil melepaskan pakaian korban, siramlah bagian yang terbakar dengan air
yang mengalir. Untuk luka bakar yang diakibatkan oleh asam keras ( air
keras,asam cuka pekat etc) cukup diguyur dengan air mengalir atau dengan
larutan soda kue (kadar 5%) .Sedangkan pada luka bakar akibat basa keras,
selain diguyur dengan air diberi juga larutan cuka dapur untuk menetralkan basa
penyebabnya. Luka bakar akibat fosfor harus segera direndam air.

Perhatian:

Kecuali dalam hal terbakar oleh sinar matahari, luka bakar akibat apapun tidak
boleh diobati dengan zat-zat yang berminyak (misal minyak gemuk,mentega dan sebagainya ).Luka bakar yang
terbuka sebaiknya ditutp dengan lembaran sofratulle dan didesinfeksi dengan larutan Betadine 10 %.
Di dalam instalasi listrik (gardu) dengan tegangan nominal diatas 1kV, paling
sedikit harus tersedia sebuah selimut untuk memadamkan pakaian yang terbakar. Selimut ini sebaiknya terbuat
dari bahan woll atau asbest dan jangan terbuat dari bahan sintetis.
Pada pabrik-pabrik, tempat kerja (workshop) harus selalu tergantung
”PETUNJUK PERTOLONGAN PERTAMA KECELAKAAN” yang dilengkapi dengan PPPK dikarenakan arus
listrik. Selain itu dianjurkan agar dicantumkan :

Alamat dokter terdekat, Alamat Rumah


Sakit terdekat,
Lengkap dengan nomor telepon.
LEMBAR ASESMEN DIAGNOSTIK NON KOGNITIF
1. Coba amati lingkungan rumahmu saat ini, lalu pilih emoji berikut yang mewakili
perasaanmu. (silang pada gambar)

2. Berikan pendapatmu tentang bagaimana kondisi lingkungan akan berdampak pada


semangat belajarmu?

3. Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan kenyamanan lingkungan
belajar di rumah?
4. Apa yang kamu rasakan saat menggunakan aplikasi perangkat lunak dan gim?

5. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang perangkat lunak dan gim?
Nama Anggota Kelompok
1. _________________

2. _________________
3. _________________
4. _________________

Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Magelang


Mata Pelajaran : Dasar-dasar Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim
Komp. Keahlian : Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim
Kelas/Semester : X / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021-2022
PETUNJUK PENGERJAAN

1. Pastikan nama anggota kelompok sudah ditulis

pada tempat yang disediakan!

2. Bacalah perintah dengan seksama!

3. Jika terdapat perbedaan jawaban, buatlah


kesepakatan untuk menentukan jawaban yang

TUGAS Kelompok ;
1. Lihat presentasi yang
ditayangkan oleh guru!
2. Baca dan carilah literatur yang
mendukung presentasi yang
anda amati!
3. Diskusikan dengan kelompok
tentang K3!
4. Buat hasil diskusi di lembar
presentasi
5. Presentasikan di depan kelas!

RUBRIK PENSKORAN TUGAS PROYEK


Nama Peserta Didik : ..........................................…
Kelas : .............................................

Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom skor


No. Komponen / Subkomponen Skor

7 8 9 10

1 Persiapan :
Referensi tentang perkembangan perangkat lunak
dan gim

2 Proses Kerja :
Sistematika kerja

3 Hasil :
a. Pelaporan / makalah
b. Presentasi simulasi

4 Waktu :
Ketepatan waktu penyampaian laporan

Persiapan Proses Hasil Waktu Total

Skor Perolehan

Skor Maksimal

Bobot 15 30 40 15 100

Total
Nilai Total =∑ ( )

Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya
sehingga mencapai level kompeten

PEDOMAN PENSKORAN TUGAS PROYEK


Nama Sekolah : SMK 2 Magelang
Kelas/Semester : X / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021 / 2022
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim
Komponen / Sub Komponen Indikator / Kriteria Unjuk Kerja Skor

Persiapan (skor maksimal 10)

Referensi tentang Konsep ide yang dipilih sangat tepat 10


perkembangan perangkat dan sesuai
lunak dan gim
Konsep ide yang dipilih tepat dan sesuai 9

Konsep ide yang dipilih kurang tepat 8


dan sesuai

Konsep ide yang dipilih tidak tepat 7


dan sesuai

Proses Kerja (skor maksimal 10)

Sistematika kerja Sistematika kerja dalam 10


membuat laporan efektif dan
sesuai

Sistematika kerja dalam 9


membuat laporan efektif dan
kurang sesuai

Sistematika kerja dalam membuat 8


laporan kurang efektif namun
sesuai

Sistematika kerja dalam 7


membuat laporan kurang
efektif dan sesuai

Hasil (skor maksimal 20)

Pelaporan/makalah Laporan rapi dan menarik, 10


dilengkapi cover dan lampiran

Laporan rapi dan menarik, 9


dilengkapi cover

Laporan dilengkapi cover dan lampiran, 8

namun kurang rapi dan menarik

Laporan kurang rapi dan 7


menarik,dan tidak dilengkapi cover
dan lampiran

Presentasi simulasi Presentasi simulasi sangat baik 10

Presentasi simulasi baik 9

Presentasi simulasi cukup baik 8

Presentasi simulasi kurang baik 7

Waktu (skor maksimal 10)


Ketepatan waktu Kurang dari 4 hari 10
pengumpulan proyek
5 - 10 hari 9

11 – 13 hari 8

Lebih dari 14 hari 7

PEMBELAJARAN REMEDIASI

Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara :

a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,


menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik.
b. Pemberian bimbingan secara perorangan.
c. Pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan tugas-tugas
atau latihan sesuai dengan kemampuannya
d. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai ketuntasan belajar.

PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui :

a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik diberi tugas pengayaan untuk
dikerjakan Bersama pada dan/atau di luar jam-jam pelajaran sekolah.
b
. Belajar mandiri, yaitu peserta didik diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan
sendiri/individual.
c. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui
peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk
memperoleh kompetensi/materi baru atau bekerja dalam proyek secara mandiri
sesuai dengan kemampuan masing-masing

Anda mungkin juga menyukai