BAB II
PENYEMBELIHAN
A. Pengertian dan hokum penyembelihan
Penyembelihan dalam bahasa arab
disebut “Zakah ()”, yang berarti memakai
wangi-wangian atau menyempurnakan sesuatu
sehingga timbul darinya bau harum. Sementara,
secara istilah Zakah adalah cara mendapatkan
makanan halal dengan menghilangkan nyawa
hewan dengan menggunakan alat tajam selain
kuku, gigi dan tulang sesuai ketetuan syariat
islam.
Penyembelihan untuk mendapatkan
makanan yang halal hukumnya wajib. Dalil
tentang kewajiban untuk menyembelih hewan
terdapat di dalam firman AllahSwt, sebagai
berikut
‫ق‬
ٌ ‫س‬ ْ ‫َواَل تَْأ ُكلُوا ِم َّما لَ ْم يُ ْذ َك ِرا‬
ْ ِ‫س ُم هَّللا ِ َعلَ ْي ِه وَِإنَّهُ لَف‬
‫وحونَ ِإلَى َأ ْولِيَاِئ ِه ْم لِيُ َجا ِدلُو ُك ْم‬
)١٢١( َ‫ش ِر ُكون‬ ْ ‫م لَ ُم‬Bْ ‫وَِإنْ َأطَ ْعتُ ُمو ُه ْم ِإنَّ ُك‬
Artinya : “Dan janganlah kalian memakan
binatang-binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya
perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan
kepada kawan-kawannya agar mereka
membantah kalian; dan jika kalian menuruti
mereka, sesungguhnya kalian tentulah menjadi
orang-orang yang musyrik.”
Hewan yang tidak disembelih mengikuti hokum
islam, maka dianggap bangkai dan haram untuk
dikonsumsi. Kecuali, dua bangkai yang
dihalalkan dalam islam yaitu ikan dan belalang.
Keduanya tidak perlu disembelih terlebih dahulu
jika ingin dimakan. Hal ini dijelaskan dalam
sabda Nabi Muhammad Saw. Sebagai berikut :
‫ قال رسول هللا‬: ‫ قال‬: ‫عن ابن عمر رضي هللا عنهما‬
‫ فأما‬,‫ أحلت لنا ميتتان ودمان‬: ‫صلى هللا عليه و سلم‬
‫ وأما الدمان فالكبد و الطحال‬,‫الميتتان فالحوت والجراد‬
) ‫(رواه ابن ماجه‬
Artinya : Dari Ibnu Umar –radiyallahu
‘anhuma- dia berkata, Rasulullah –shallallahu
‘alahi wa sallam- bersabda,“Dihalalkan bagi
kami dua bangkai dan dua darah. Dua bangkai
yaitu belalang dan ikan. Adapun dua darah
yaitu ati dan limpa” (H.R Ibnu Majah)
B. Rukun dan Syarat Penyembelihan
Rukun penyembelihan hewan yang
harus terpenuhi adalah sebagai berikut :
1. Ada perbuatan menyembelih
2. Ada yang menyembelih
3. Ada Hewan yang disembelih
4. Ada alat untuk menyembelih
C. Syarat-syarat sah dalam penyembelihan
Hewan yang mati tanpa disembelih itu
ُ ُ‫اطينَ لَي‬ ِ َ ‫شي‬ َّ ‫وَِإنَّ ال‬ dianggap sebagai bangkai yang haram untuk
dikonsumsi. Hal ini berdasarkan firman Allah
Swt. Sebagai berikut :
‫حرم ۡت َعلَ ۡي ُكم ۡالم ۡيتَةُ وال َّدم ولَ ۡحم ۡالخ ۡنز ۡير وم ۤا اُهل ل َغ ۡير هّٰللا‬
ِ ِ ِ َّ ِ َ َ ِ ِ ِ ُ َ ُ َ َ ُ َ ِّ ُ
ۤ ُ ُ ۡ َ ُ ۡ ُ ۡ
‫بِه َوال ُمن َخنِقَة َوال َم ۡوق ۡوذةُ َوال ُمتَ َر ِّديَة َوالنَّ ِط ۡي َحة َو َما اَ َك َل‬ ۡ
ۡ‫سبُ ُع اِاَّل َما َذ َّك ۡيتُم‬َّ ‫ال‬
Artinya : Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah, daging babi, dan (daging)
hewan yang disembelih bukan atas (nama)
Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan yang diterkam binatang
buas, kecuali yang sempat kamu sembelih……..
Berdasarkan ayat tersebut, syarat
penyembelihan hewan yang sesuai dengan
hokum syara’ adalah yang dilakukan atas nama
Allah Swt. Jika seseorang menyembelih hewan,
namun untuk tujuan sesaji, tumbal, persembahan
bagi arwah, dan yang semacamnya, daging
hewan hasil sembelihannya menjadi haeram dan
tidak boleh untuk dikonsumsi. Oleh karena itu,
penyembelihan harus dilakukan dengan kuat dan
cepat tanpa mengangkat alat potong.