Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM ILMU PEMULIAAN TANAMAN

1. Acara Praktikum : Kastrasi dan Hibridisasi


2. Hari/Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 09 Maret 2022
3. Nama Praktikan : Pangestu Harits P.
4. Nama Partner : 1. Aloula Galuh Mehak
2. Tri Yuli Utami
3. Tuqya Risang Ayu Utami
4. Ray Muhammad Alvin Pane
5. Husna Mufidah
6. Hanifa Nurudina
7. Putri Ayuning Sekar
8. Kesya Shafa Viantari
9. Raden Rara Suzana Dessya Ayuda
10. Nadia Octakusuma Sari
11. Pangestu Harits Pratama
12. Agustina Diva Saniya
13. Romandon Wahyu Prastiyo
14. Aulia Azhar Riza
15. Betha Heksa Aryani
16. Fika Khairunissa Amalia
17. Aluna Desideria
18. Joshua Kevin Pramudya
19. Ja’Far Taufik Amin
5. Kelompok :F
6. Nama Asisten : Aziiz Dwika Pramudya
7. Tujuan Praktikum : 1. Mempelajari cara kastrasi dan hibridisasi.
2. Memperoleh jenis-jenis tanaman baru yang
mempunyai sifat-sifat lebih baik daripada
sebelumnya.
8. Alat dan Bahan : 1. Alat : pinset hibridisasi, jarum preparat, loup,
karet pentil, kantong kertas, label, kuas dan gunting.

2. Bahan : Tanaman tomat.

Yogyakarta, 23 Maret 2022


Asisten praktikum

(Aziiz Dwika Alana)


Lab. Pemuliaan Tanaman Kelompok: F
Nama : Pangestu Harits Pratama

ACARA III
KASTRASI DAN HIBRIDISASI
Komoditas: Mentimun

A. Pemilihan tetua jantan dan betina


Gambar tetua jantan dan betina dan keterangannya
Tetua Jantan Keterangan
a. Mandala
b. TAVI

(a) (b)

Tetua Betina Keterangan


a. Mandala
b. TAVI

(a) (b)
B. Kastrasi
Gambar Hasil kastrasi dan keterangannya
Hasil Kastrasi Keterangan
1. Tangkai bunga
2. bakal buah
1
3. Kelopak
2
3 4. Mahkota
4

C. Hibridisasi
Gambar hasil hibridisasi dan keterangannya
Hasil Hibridisasi Keterangan
1. Mandala (betina) X TAVI
(jantan)
2. TAVI (betina) X Mandala
(jantan)

D. Persentase keberhasilan
Tanaman Hidup Mati
6 4 2
Persentase 66,67% 33,33%
Pembahasan dan Kesimpulan
A. Pembahasan
Kastrasi adalah kegiatan membuang semua produk generatif yaitu bunga
jantan, bunga betina dan seluruh buah, yang berguna untuk mendukung
pertumbuhan vegetatif . Tujuannya adalah mengalihkan nutrisi untuk produksi
buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan vegetatif (Kementan, 2019).
Emaskulasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan suatu
bunga, yang bertujuan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri (Handoko,
2012).
Polinasi adalah proses menempelnya serbuk sari di kepala putik. Waktu
yang digunakan untuk penyerbukan antara pukul 06.00 – 11.00. Apabila
penyerbukan tidak dilakukan pada waktu kematangan bunga yang optimum,
dapat terjadi tidak terbentuknya buah atau bentuk buah yang tidak normal.
Polinasi dapat dibedakan menjadi bberapa jenis yakni penyerbukan sendiri dan
penyerbukan silang (Pratama, 2011).
Hibridisasi adalah proses perkawinan silang antar spesies berbeda yang
bertujuan agar menghasilkan hibrida dari induk yang digunakan (Kurniasih
dan Gustiano, 2007). Waktu terbaik untuk melakukan hibridisasi antara pukul
06.00 – 08.00 pagi, karena persentase keberhasilan persilangan semakin
meningkat jika dilakukan ketika suhu semakin hangat (Andayani dan
Maharani, 2021).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, presentase keberhasilan
yang didapat dari 6 tanaman yaitu sebesar 66,67% (4 tanaman) dan presentase
kegagalan yaitu sebesar 33,33% (2 tanaman). Tetua yang digunakan dalam
pengamatan ini adalah mentimun dengan varietas Mandala dan TAVI.
Hibridisasi berhasil dicirikan dengan pembengkakan pada pangkal buah,
kelopak bunga layu bakal buah tetap segar. Keberhasilan suatu persilangan
buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika
petal mengering, tetapi bakal buah tetap segar kemudian bakal buah membesar
atau memanjang kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sementara itu, apabila
bunga gagal mengadakan fertilisasi biasanya gugur atau kepala putiknya
terlihat layu dan bakal buah rontok (Sandoro, 2005 dalam. Hasibuan dkk.,
2014).
Hibridisasi buatan berhasil ditandai dengan terbentuknya ginofor;
diamati pada 5–7 hari setelah penyerbukan. Sedangkan, kegagalan dari proses
hibridisasi dapat dipengaruhi oleh faKtor eksternal dan internal. Faktor
internal yang berpengaruh terhadap kegagalan dalam proses hibridisasi seperti
kegagalan tanaman untuk berbunga, bunga rontok sebelum atau setelah
fertilisasi, rendahnya produksi polen, polen tidak viabel, dan mandul jantan
serta kesesuaian keberhasilan persilangan. Faktor eksternal kegagalan yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan persilangan adalah faktor lingkungan
seperti nutrisi tanaman (unsur hara), temperatur, ketersediaan air, intensitas
cahaya matahari, dan waktu polinasi (Utomo dkk. 2021).

B. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan pada acara ini diperleh
kesimpulan bahwa :
1. Kastrasi adalah kegiatan membuang semua produk generatif yaitu bunga
jantan, bunga betina dan seluruh buah, yang berguna untuk mendukung
pertumbuhan vegetatif. Hibridisasi adalah proses perkawinan silang antar
spesies berbeda yang bertujuan agar menghasilkan hibrida dari induk
yang digunakan. Pada mentimun kastrasi dilakukan dengan membuang
sebagian mahkta bunga. Sedangkan untuk hibridisasinya dengan memetik
tetua jantan, kemudian melakukan kastrasi pada bunga jantan, lalu
menempelkan serbuk sari ke kepala putik.
2. Jenis tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat yang lebih baik daripada
sebelumnya dapat diperoleh melalui cara hibridisasi sehingga diperoleh
kombinasi genetik melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda
genotipnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani R. D. dan N. Maharani. 2021. Efektivitas Waktu Persilangan Tiga Genotipe Cabai
(Capcicum sp) pada Persilangan Dialel. Jurnal Budidaya Pertanian. 17(1): 9 – 14.
Handoko, F. T. 2012. Teknis Budidaya dan Perkawinan Silang pada Tanaman Melon untuk
Menghasilkan Benih Hibrida F-1 di Multi Global Agrindo (MGA), Karangpandan,
Karanganyar. Skripsi. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.
Hasibuan, H., F. Rohani, R. Suprima, M. Rasul, dan B. Saputra. 2014. Persilangan
(Hibridisasi). Jurnal Praktikum Pemuliaan Hibrida. 1(2): 1 – 6.
Kementrian Pertanian. 2019. Kastrasi pada tanaman kelapa sawit. Diambil dari
http://cybex.pertanian.go.id. Diakses pada senin, 11 April 2022 pada pukul 07.30
WIB.
Kurniasih, T., & Gustiano, R. 2007. Hibridisasi sebagai alternatif untuk penyediaan ikan
unggul. Media Akuakultur, 2(1): 173-176.
Pratama, A. 2011. STUDI POLINASI DAN POPULASI Amorphophallus variabilis BI. DI
KAWASAN UNIVERSITAS INDONESA, DEPOK. Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia.
Utomo, S. D., Hidayat, K. F., Edy, A., Sa'diyah, N., Indriayani, R., Halimaturosidah, E., &
Yustina, H. 2021. Hibridisasi Buatan Kacang Tanah dan Fenotipe Karakter Tipe
Pertumbuhan, Ukuran Polong, dan Jumlah Biji per Polong Tanaman F1 Hasil
Hibridisasi. Agrotropika Fakultas Pertanian Unila, 20(1): 49-57.

Anda mungkin juga menyukai