Anda di halaman 1dari 78

Overhaul adalah service berat yang dilakukan pada mesin mobil Anda apabila mengalami

kerusakan karena dipakai dalam jangka waktu cukup lama. Dari arti overhaul tersebut
dapat disimpulkan bahwa service berat ini perlu dilakukan apabila terdapat kerusakan pada
bagian dalam mesin mobil.

Ciri-ciri perlu Dilakukannya Overhaul


 Mengeluarkan Asap Putih dari Knalpot
 Ciri pertama yang paling mudah diketahui bahwa mobil memerlukan overhaul adalah
kendaraan Anda mengeluarkan asap berwarna putih dari knalpot. Tidak hanya itu,
aroma yang dikeluarkan dari knalpot juga tidak sedap dan seperti sebuah busi yang
terbakar.
 Asap putih dari knalpot ini sering dikeluarkan oleh mesin kendaraan yang sudah
cukup tua usianya. Hal tersebut dikarenakan asap putih biasanya menjadi sebuah
pertanda bahwa kinerja mesin pada kendaraan Anda mulai menurun.
 Apabila kendaraan Anda mengeluarkan asap putih sebaiknya segera bawa dan
konsultasikan pada bengkel resmi Suzuki. Langkah overhaul yang akan diambil juga
biasanya ditentukan oleh seberapa parah kerusakan yang terjadi pada bagian dalam
mesin kendaraan.
 Suhu Pada Mesin Terus Meningkat

Ciri kedua dari perlu dilakukannya overhaul mesin yang dapat Anda ketahui dengan mudah
adalah suhu mesin kendaraan yang terus meningkat meskipun dalam kecepatan yang
rendah. Suhu mesin kendaraan yang terus meningkat akan menyebabkan terjadinya
overheat.
Perlu Anda ketahui bahwa overheat dapat menyebabkan mesin kendaraan mati secara
mendadak. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya Anda memperhatikan temperatur
mesin dan jangan menyalakannya secara langsung karena ini akan membuat suhunya
semakin meningkat.

 Pengurangan Air Radiator

Air radiator yang berkurang secara cepat juga merupakan ciri overhaul pada mesin
kendaraan Anda. Oleh sebab itu, Anda harus segera membawa kendaraan pada bengkel
resmi Suzuki agar dapat dilakukan pengecekan terhadap komponen radiator kendaraan.

 Kepala Busi Basah karena Oli

 Ciri berikutnya untuk melakukan overhaul adalah kepala busi yang basah karena oli.
Busi yang basah juga menjadi pertanda bahwa oli dapat menyebabkan ruang
kompresi mudah terbakar karena sudah masuk kedalamnya. Bagian kepala busi
kendaraan Anda juga akan berubah warna menjadi hitamAir Radiator Berminyak

Air radiator berminyak ternyata juga menjadi salah satu ciri bahwa Anda perlu melakukan
overhaul mesin pada kendaraan. Air radiator yang berminyak biasanya disebabkan oleh oli
yang masuk pada saluran air radiator maupun air yang masuk pada ruang kompresi
kendaraan.
Tujuan Dilakukannya Overhaul
Overhaul yang harus dilakukan pada mesin kendaraan Anda tentunya memiliki beberapa
tujuan.

 Membersihkan Komponen yang Ada dalam Mesin Kendaraan


 Memeriksa Komponen dalam Mesin
 Membersihkan Ruang Bakar dari Kotoran yang Sudah Menumpuk
 Mengatur Ulang Dudukan Pada Katup dan Mengembalikan Performa Mesin
Kendaraan

BLOK ENGINE Mesin Mobil

Fungsi blok silinder mobil

Blok mesin mobil memiliki banyak fungsi yang penting untuk kendaraan, di
antaranya sebagai berikut:

1.  Naik Turun Piston Menjadi Tempat

Fungsi blok mesin mobil yang pertama adalah menjadi tempat atau dudukan
naik turunnya piston. Bentuk dari lubang silinder tersebut akan menyesuaikan
bentuk piston. Kemudian, piston akan naik turun di dalam lubang silinder.

Lubang silinder harus halus dan licin agar piston dapat bekerja dengan baik.
Jika permukaan lubang silinder kasar, piston akan bergerak lebih berat dan
berpengaruh terhadap kinerja mesin.
2. Untuk mengarahkan energi pembakaran

Proses pembakaran yang terjadi pada mesin kendaraan pasti menghasilkan


energi, yakni energi ekspansi atau daya dorong. Energi tersebut selanjutnya
diarahkan oleh komponen mobil untuk menggerakkan piston. 

Komponen mobil terbuat dari material solid karena energi ekspansi pada
mesin mobil tidak kecil. Hal itu bertujuan untuk mencegah adanya kelenturan
atau deformasi dari komponen. 

3. Sebagai tempat mekanisme engkol

Ada dua komponen dalam mekanisme engkol, yakni connecting rod dan poros


engkol. Kedua komponen tersebut ada di blok silinder. Mekanisme engkol
bisa membalikkan piston ke atas. Hal itu dapat terjadi karena prinsip dari
mekanisme engkol mirip dengan engkol sepeda, sehingga tercipta energi
putar pada mesin. 

4.  Sebagai tempat saluran pendingin

Blok mesin mobil juga dapat mengeluarkan panas dari dalam mesin menuju
keluar. Sehingga, suhu pada mesin mobil jadi lebih dingin. Akan tetapi, fungsi
tersebut hanya terdapat pada mobil yang tidak menggunakan radiator
sebagai sistem pendingin. 

5. Sebagai tempat saluran oli pelumas 

Blok mesin mobil dapat menjadi saluran oli pelumas untuk sistem pelumasan
mesin. Pelumas tersebut bertujuan untuk menjaga mesin agar lebih awet dan
tidak cepat aus. 

6. Menjadi mainframe mesin

Blok mesin mobil dapat menjadi tempat dudukan komponen mesin lainnya.
Itulah yang menyebabkan bentuk blok mesin mobil terdiri dari banyak
lekukan. Lekukan-lekukan itu bertujuan untuk menyesuaikan bentuk dari
komponen lain yang terpasang di blok mesin mobil.
7. Sebagai tempat meletakkan nomor mesin

Karena berperan sebagai mainframe engine atau mesin, ID mesin atau nomor
mesin diletakkan pada blok ini. Selain itu, komponen ini juga jarang diganti. 

8. Sebagai tempat proses pembakaran 

Blok mesin mobil juga berfungsi sebagai tempat terjadinya proses


pembakaran bahan bakar di dalam mesin.

9. Menjadi tempat silinder liner, kepala silinder, dan fly wheel 

Blok mesin mobil berfungsi sebagai tempat dudukan untuk silinder liner,
kepala silinder, dan fly wheel. Silinder liner (boring) merupakan komponen
berdinding halus yang memiliki fungsi untuk menggerakan piston. Komponen
tersebut juga berfungsi melindungi bagian dalam blok mesin dari gesekan
piston.

Pengertian kepala silinder mobil atau cylinder head


Kepala silinder mobil atau cylinder head merupakan bagian dari blok silinder
mobil yang berfungsi sebagai penutup blok silinder pada ruang pembakaran.
Selain menjadi penutup, kepala silinder juga menjadi dudukan untuk beberapa
komponen seperti mekanisme katup, manifold, dan busi atau injektor.

Fungsi cylinder head


Secara spesifik, ada 7 fungsi kepala silinder mobil, beberapa di antaranya
adalah sebagai tempat pembakaran mesin, pemasangan busi, tempat untuk
mengalirkan oli pelumas, hingga sebagai saluran water jacket.

Sebagai Ruang Pembakar Mesin

Di dalam kepala silinder terdapat ruang pembakaran mesin untuk membakar


campuran udara dan bahan bakar. Lebih lanjut, proses pembakaran akan
terjadi saat campuran bahan bakar telah padat atau terkompresi hingga piston
mencapai titik mati atas atau TMA. Saat piston mencapai TMA maka secara
otomatis piston akan terdorong ke bawah.

Ada 3 bentuk ruang pembakaran di dalamnya yakni model wedge yang


berbentuk segitiga siku-siku, model pentroof yang berbentuk segitiga sama
kaki dan model hemispheric yang menyerupai parabola.

Sebagai tempat memasang busi

Di bagian cylinder head terdapat dudukan khusus untuk busi yang akan
dipasang sehingga sebagian tubuh busi berada di dalam ruang pembakaran.
Bagian busi yang masuk ke dalam ruang pembakaran ini yang akan memicu
api di dalam sana hingga terjadi proses pembakaran yang menghasilkan
tenaga untuk mobil.

Sebagai tempat distribusi oli pelumas

Cylinder head sebagai tempat perputaran sirkulasi oli pelumas melalui


saluran-saluran di dalamnya. Sebagai distributor oli pelumas, oli-oli tersebut
akan disalurkan menuju pompa oli dan melumasi komponen-komponen pada
mekanisme katup di dalam kepala silinder,

Saluran oli di kepala silinder terkoneksi langsung dengan saluran oli di blok
silinder mesin. Saat komponen tersebut terlumasi dengan baik maka gesekan
pada sistem mekanisme katup jadi lebih rinigan, awet, dan tidak gampang aus.

Sebagai tempat mekanisme katup

Fungsi kepala silinder sebagai tempat mekanisme katup, di mana mekanisme


katup sendiri merupakan sistemi pengatur waktu yang tepat untuk katup
tertbuka atau tertutup (valve intake dan exhaust).

Komponen mekanisme katup yang berada di kepala silinder di antaranya


camshaft sebagai poros penghubung, rocker shaft yang memberikan
dorongan untuk menekan katup, valve intake dan valve exhaust, serta pegas
pengontrol katup. Kendati demikian, setiap mekanisme katup memiliki model
kepala silinder yang berbeda-beda.
Sebagai jalur intake dan exhaust

Fungsi kepala silinder selanjutnya adalah sebagai tempat aliran keluar masuk
(intake-exhaust). Sirkulasi intake-exhaust dimulai dari masuknya udara ke
ruang pembakaran melalui katup masuk atau intake. Lalu, setelah proses
pembakaran, asap hasil sisa pembakaran akan dialirkan menuju exhaust valve.

Sebagai tempat sirkulasi air pendingin

Untuk menghindari terjadinya overheat akibat suhu mesin yang terlalu panas,
dibutuhkan tempat khusus yang menjadi sistem pendinginan. Air pendingin
yang ada di kepala silinder akan bersikulasi melalui water jacket.

Saat suhu mesin meningkat karena terjadi proses pembakaran, maka suhu
tersebut akan distabilkan menggunakan air pendingin hingga mencapai suhu
normal

Sebagai tempat aliran water jacket


Sejalan dengan fungsinya sebagai  tempat sirkulasi air pending, water jacket
merupakan komponen yang akan dilalui oleh air pendingin tersebut untuk
mendinginkan mesin mobil supaya tidak terjadi overheat.

Komponen silinder head


Sementara itu, ada 16 komponen pada kepala silinder yang memiliki peran
dan fungsi berbeda-beda. Komponen-komponen tersebut di antaranya:

 Blok silinder berfungsi sebagai tempat untuk memasang kepala silinder dan
tempat pembakaran.
 Gasket berfungsi sebagai perekat antara kepala silinder dan blok silinder
supaya tidak terjadi kebocoran.
 Busi berfungsi sebagai pemicu bunga api agar bisa melakukan pembakaran
khususnya membakar campuran udara dan bahan bakar.
 Piston berperan sebagai pengubah tenaga panas yang dihasilkan di ruang
pembakaran menjadi energi mekanik.
 Combustion chamber atau ruang tempat pembakaran.
 Water jacket atau mantel pendingin atau mesin pendingin yang berfungsi
sebagai saluran untuk mengalirkan air pendingin guna mendinginkan mesin
mobil.
 Valve guide berperan untuk menggerakkan komponen valve secara vertikal
dan pengontrol sistem pelumasan valve.
 Valve lifter berfungsi sebagai pengangkat katup pada silinder mesin.
 Valve intake berfungsi sebagai katup untuk menghisap bahan bakar dan udara
masuk.
 Valve exhaust berfungsi sebagai katup atau jalur keluarnya asap hasil
pembakaran.
 Adjusting shim berfungsi sebagai pengatur celah katup.
 Valve seat berperan sebagai tempat dudukan kepala katup.
 Oil seal berbentuk sepert mur atau baut yang berfungsi untuk mengunci
supaya oli tidak bocor atau rembes.
 Valve keepers berfungsi sebagai pengunci katup dengan pegas katup.
 To intake manifold berperan sebagai penghubung dengan exhaust manifold.
 To exhaust manifold berperan sebagai penghubung dengan intake manifold.

Cara kerja kepala silinder mobil


Kepala silinder memiliki sifat statis yang artinya adalah kepala silinder sebagai
komponen mobil yang tidak dapat bergerak. Karenanya tak heran bila
fungsinya hanya sebagai penutup bagian atas blok silinder mobil.

Apabila saluran tertutup dengan rapat maka proses pembakaran bahan bakar
dan udara akan terjadi dengan lebih cepat. Selain itu, katup pada kepala
silinder memiliki peran sebagai penyekat dan penyaring udara untuk
diteruskan ke dalam pipa silinder.

Gejala kepala silinder rusak


Letak cylinder head yang menyatu dengan blok silinder sebagai jantungnya
pembakaran mesin, maka komponen ini rentan mengalami kerusakan seperti
memuai akibat kepanasan atau katup yang bocor.

Untuk mendeteksinya, berikut ini gejala kepala silinder mobil rusak, di


antaranya:

 Terjadi kebocoran pada cairan coolant radiator.


 Air radiator tercampur minyak pelumas atau oli.
 Sering mengalami overheat.
 Asap knalpot mobil berwarna putih.
 Mesin mobil melemah.
 Oli mesin berwarna cokelat.

Tips merawat cylinder head


Setelah mengetahui penyebab dan gejala kepala silinder rusak, OtoFriends
dan estimasi biaya ganti cylinder head mobil. Lengkapi juga pengetahuan
OtoFriends mengenai cara merawat kepala silinder mobil supaya memiliki usia
pakai yang cukup lama.

Tips merawat cylinder head mobil di antaranya:

 Panaskan mesin mobil sebelum mobil digunakan.


 Lakukan pengecekan terhadap air radiator dengan rutin.
 Apabila air radiator berkurang maka segera tambahkan air radiator.
 Rutin mengawasi dan mengganti aki mobil.
 Lakukan servis tune up mobil rutin secara berkala.
 Berkendara dengan putaran mesin yang cukup tinggi dalam beberapa waktu.

CRANKSHAFT & METALS. 


1.  Struktur dan Fungsi dari Crankshaft . 
  Crank shaft bersama dengan connecting rod merubah gerakan 
naik / turun piston yang disebabkan dari hasil tekanan 
pembakaran dalam cylinder menjadi tanpa putar pada output 
shaft.  

  Crankshaft adalah shaft yang dibentuk khusus untuk 


mentransfer penuh tenaga engine yang akan dikeluarkan, 
sambil melakukan pengubahan gerak naik turun piston 
menjadi tanpa putar. Crankshaft dirancang dengan sangat 
hati - hati untuk mebdapatkan kekuatan yang seharusnya.  

  Untuk crankshaft engine dengan beban sedang, crankshaft 


didukung dua main journal pada setiap dua piston. 
Sedangkan crankshaft engine denganbeban berat, 
crankshaftnya didukung dengan dua main journal pada setiap 
satu piston.  

  Jumlah main journal pada crankshaft sama dengan jumlah 


piston di tambah  satu. Crankshaft duduk dicylinder block dan 
dipegang oleh main cap.  

  Main journal dan pin journal ( crank pin ). Selalu menerima 


beban maximal dan bervariasi dengan gesekan kecepatan 
tinggi. Dengan demikian crankshaft membutuhkan tenaga 
yang kuat dan mempunyai ketahanan terhadap gesekan. 
ebanyakan crankshaft dibuat dari besi tempa dengan carbon 
tinggi dan pengerasan degan chrome ditambah molybdenum. 
Permukaan journal dikeraskan dengan induksi frekwensi 
tinggi.

Fungsi dari Main Bearing dan Connecting Rod Bearing.

  Main bearing dan connecting rod terpasang dengan pas pada


masing - masing main journal dan crank pin journal.

  Bearing adalah yang mendukung langsung pada bagian yang


bergesekan dari crankshaft dan selalu menerima tekanan
pada permukaannya dan gesekan dengan kecepatan tinggi.

  Disamping harus mantap kedudukannya bearing harus


memiliki kekuatan yang besar dan dapat menyesuaikan ( atau
bahan yang lebih lunak dan lebih dahulu lelah ).

  Oil groove pada permukaan bearing tujuannya membawa oil


ke seluruh  permukaan bearing dan membuat pergerakan
atau gesekan menjadi lembut. Juga sebagai penampung oil
pada saat engine mati untuk menjaga persentuhan yang baik
pada permukaan shaft. Untuk menjaga kehalusan crankshaft
bearing harus dibuat lebih lunak tetapi kuat dan permukaan
dapat menyesuaikan, dengan demikian bearing dibuat dari
material yang berbeda  untuk  memenuhi  persyaratan  diatas
dan bearing ada yang terdiri dari dua jenis material dan tiga
jenis material.
1.  Back bearing ( lapisan luar ).
Bisa dibuat dari besi tuang, baja, kuningan, bahan ini bisa
memenuhi kekuatan yang sesuai dan daya tahan yang
cukup serta mudah pembuatannnya.
2.  Intermidiate layer ( lapisan tengah ).
Biasanya dibuat dari bearing alloy untuk menjaga
kehalusan permukaan crankshaft dan menyesuaikan
permukaan.

  White bearing ( babit bearing / lapisan timah ).


Lapisan ini banyak dipakai pada bearing engine
automobil ( dengan   komposisi alloy 80 - 90% Sn, 5
- 10% sb dan 3 - 7% cn ).

  Kelmet.
Kelmet adalah lebih kuat daripada white bearing dalam
ketahanan dan digunakan untuk kecepatan tinggi dan
engine kelas berat dengan komposisi alloy 70% Cn dan
30% Db )
3. Fungsi Thrust Bearing.

  Crankshaft dilengkapi juga dengan flywheel pada bagian


belakang dan crankshaft tempat penyaluran tenaga engine.
Dengan demikian shaft selalu mengalami beban axial bila main
clutch dioperasikan.
  Untuk mengatasi beban axial ini crankshaft dipasangkan thrust
bearing pada kedua sisi main bearing. ( Dipasang pada bearing
belakang atau bearing tengah, tergantung kebutuhan ).

  Thrust bearing tidak boleh menerima beban yang berat


sebagaimana yang diterima main bearing dan connecting rod
bearing. Karena thrust bearing dibuat dengan bahan yang sama
dengan bearing automobile engine.
Ring piston merupakan salah satu komponen yang berkaitan langsung dengan piston, ring
piston ini sangat mempengaruhi kinerja suatu mesin, ring piston sesuai dengan Namanya ring
pasti bentuk nya bulat  dan untuk ukuran nya lebih besar dari diameter pistonnya. Ring piston
memiliki tiga bagian yang berbeda beda, ada ring piston bagian bawah, atas, dan tengah.
Masing masing bagian memiliki fungsi yang berbeda beda.
Fungsi Ring Piston 
Komponen  ini merupakan salah satu komponen yang dipasang  mellingkar pada bagian piston.
Ring piston dipasang pada tiga bagian piston. Sudah kita singgung tadi bahwa ring piston ada
tiga dengan masing masing fungsi yang berbeda, apa sajakah itu, simak penjelasan dibawah ini:
1.Ring Oli
Komponen ini memiliki fungsi sebagai menampung serta mengolah oli untuk melumasi dinding
ruang bakar atau silinder.
2.Ring Kopresi 2
Komponen ini memiliki fungsi sebagai pelapis yang berguna untuk mencegah kebocoran
kompresi di dalam ruang bakar. Fungsi nya sama dengan ring kompresi 1 hanya saja ring no 2
ini membacup dari ring no 1 tersebut.
3.Komponen ini memiliki fungsi sebagai alat untuk mencegah kebocoran kompresi di dalam
ruang bakar. Ring kompresi ini juga digunakan untuk menyalurkan panas serta membuang sisa
oli yang masih menempel pada dinding ruang bakar.
Fungsi ring piston secara umum
1. Mencegah Kebocoran pada saat Kompresi
Kompresi di dalam ruang bakar sangat mempengaruhi kinerja mesin, oleh karena itu jika terjadi
kebocoran maka tenaga dari mesin tersebut akan melemah atau berkurang. Ring kompresi
tersebut berguna untuk mencegah kebocoran dari kompresi di dalam ruang bakar.
2. Agar Oli mesin tidak masuk keruang bakar
Mesin yang bagus tidak aka nada kebocoran oli pada ruang bakar, karena jka terjadi kebocroan
maka sudah pasti kinerja mesin menurun, karena yang seharusnya pada ruang bakar hanya ada
campuran bahan bakar dan udara, ini malah ada campuran oli dari sela sela dinding silider. Hal
ini biasanya disebabkan karena dinding sillinder dan ring piston yang sudah aus.
Ring piston sendiri memiliki diameter lebih besar dari pada piston itu sendiri, hal ini agar celah
pada dinding silinder menjadi lebih rapat dan tidak ada celah kebocoran lagi.
Cara kerja  ring piston adalah ketika posisi TMB dan TMA maka ring oli bekerja untuk
mengebang . selanjutnya ketika posisi piston bergerak dari TMA ke TMB, disitulah gesekan ring
oli terjadi anatara dinding silinder dan ring oli.

Sistem Bahan Bakar Injeksi


Sistem Bahan Bakar Injeksi

Sister bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection) merupakan sistem


yang penyaluran bahan bakarnya menggunakan pompa pada tekanan
tertentu (Surodin, 2016). Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah
udara yang diisap dan mengontrol penginjeksian bahan bakar dengan
menggunakan ECU (Electronic Control Unit). Karakteristik dari sistem
bahan injeksi yaitu, sistem penyaluran bahan bakar menggunakan
pompa bertekanan (fuel pump), terdapat berbagai macam jenis sensor,
terdapat injector, pencampuran bahan bakar dan udara diatur secara
otomatis oleh ECU, konsumsi bahan bakar irit (efisiensi tinggi).

Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar


ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan
bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur
(pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan
injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi
untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan
menyemprotkan /menginjeksikan bahan bakar(Unit Pelaksana Teknis
Pelatihan Kerja Mojokerto, 2009).

Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar


tersebut adalah sebagai berikut:

1. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan
bakar.
2. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki
bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak
dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem
bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin
berubah-ubah.
1. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem
aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X
125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm 2 , 43 psi).
Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan
bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm 2 , 43 psi)) pressure regulator
mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
2. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju
injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat
dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh
pompa.
3. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake
manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang
ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu
pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur
oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic
Control Unit).

Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU


memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan
pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet
sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup
jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah
bertekanan akan memancar keluar dari injektor.
Materi Sistem Pelumasan Secara Detail
Cara Kerja Pelumasan - Salah satu sistem yang harus disediakan dalam
sebuah mesin adalah sistem pelumasan. Berbeda dengan sistem pemesinan
lain, pada sistem pelumasan tidaklah mempengaruhi proses kerja mesin secara
langsung. Namun tetap sistem ini wajib keberadaannya pada mesin.

img by lubrita.com

Fungsi sistem pelumas pada mesin antara lain ;

 Untuk mendinginkan komponen mesin secara langsung.


 Untuk membilas kotoran yang tertempel pada komponen mesin.
 Untuk melumasi komponen mesin yang bergesekan.
 Untuk mencegah terjadinya keausan pada setiap komponen mesin.
Komponen utama dalam sistem pelumas adalah oli sebagai media pelumas. Oli
mesin dibuat secara sintetis maupun natural dengan bahan additive yang dapat
masuk kedalam celah mesin. Lapisan ini bernama oil film, oil film ini yang akan
menempel pada komponen mesind dan sulit sekali untuk dipisahkan dari
permukaan komponen mesin. Sehingga ketika ada dua logam yang bergesekan,
ditengah logam tersebut terselip lapisan oil film yang mencegah gesekan secara
langsung.

Secara umum ada tiga jenis sistem pelumas engine, yakni ;

1. Sistem Percik

Pada sistem percik, konstruksinya cukup sederhana. Karena oli mesin disalurkan
ke seluruh komponen mesin melalui gerakan poros engkol. Tentu ada sebuah
komponen seperti sendok yang akan memercikan oli keseluruh bagian mesin.

Hanya saja, sistem ini kurang efektif melumasi seluruh komponen yang memiliki
lokasi agak jauh dari ruang engkol. Sehingga sistem percik hanya dipakai pada
mesin tipe kecil seperti mesin sepeda motor, mesin pompa air atau pemotong
rumput.

2. Sistem Pompa

Sistem kedua memanfaatkan penekanan oli melalui pompa. Sistem kedua


terbukti lebih bisa menyalurkan oli keseluruh komponen mesin karena memiliki
saluran yang terintegrasi dengan pompa ke bagian-bagian mesin.

Beberapa motor pruduksi terbaru sudah menggunakan sistem pompa ini karena
dinilai lebih efektif dalam hal pelumasan.

3. Sistem kombinasi

Sistem kombinasi memiliki dua unit seperti yang dijelaskan diatas, dibagian
ruang engkol terdapat sendok yang akan memercikan oli mesim dan hal itu
masih ditambah dengan keberadaan pompa oli untuk menyalurkan pelumas ke
bagian bagian terjauh dari ruang engkol.
Komponen Sistem Pelumas Mesin
 Bak oli/carter, fungsinya untuk menampung oli mesin.
 Pompa oli, fungsinya untuk menimbulkan aliran oli mesin.
 Filter oli, fungsinya untuk menyaring oli dari kotoran
 Oil feed, fungsinya sebagai media oli mengalir yang tersebar pada seluruh
bagian mesin.
 Oil jet, komponen yang terletak dibawah silinder mesin ini memiliki fungsi
untuk menyemburkan oli ke bagian batang penggerak.
 Oil pressure sensor, fungsinya untuk mendeteksi tekanan oli untuk
mengetahui kondisi pelumasan mesin.
 PCV valve, merupakan rangkaian saluran mesin untuk membuang gas
pembakaran dari dalam mesin

Cara Kerja Pelumasan Pada Mesin


Saat kondisi normal, oli terkumpul pada bak oli atau karter yang terletak pada bagian paling
bawah mesin. Sementara itu, pompa oli memiliki input yang digerakan dari engkol mesin.
Umumnya pompa ini menggunakan rotary pump.

Agar lebih jelas simak gambar sistem pelumas berikut.


 Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya
terjadi sedotan pada bagian inlet hose oil pump.
 Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya
oli ditekan oleh pompa.
 Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter
oli.
 Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
 Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju
bagian atas mesin dan ke oil jet,
 Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam
dan rocker arm selanjutnya oli kembali ke carter melalui saluran oli
disamping blok silinder.
 Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet
dibagian bawah silinder untuk melumasi bagian piston dan
connecting rod.
 Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang
berbentuk seperti sekop. Sehingga ketika poros engkol berputar oli
dari karter akan diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke
seluruh bagian mesin.

Sistem Pendingin Mesin Mobil 


Sistem pendingin mesin adalah sistem atau mekanisme yang ditujukan untuk
memindahkan panas dari mesin ke udara bebas guna menjaga suhu mesin agar
tidak overheat atau terlalu panas.
Mobil dapat berjalan atau beroperasi karena adanya pembakaran sehingga tentu
saja akan menghasilkan energi panas.
Jika panas yang dihasilkan tidak dikelola dengan mekanisme pendingin mesin
yang baik, bisa jadi berakibat fatal, seperti terbakar, komponen mesin yang cepat
rusak, dan sebagainya. 
Sistem pendingin mobil akan bekerja ketika mesin sudah mulai panas.
Ketika mesin masih dalam kondisi dingin, cairan yang berfungsi sebagai pendingin
masih berada di dalam radiator dan belum bersirkulasi untuk melakukan
pendinginan.
Fungsi sistem pendingin mesin mobil

Sistem pendinginan yang ada di dalam mesin kendaraan, termasuk mobil memiliki
fungsi untuk menjaga agar temperatur mesin dalam kondisi yang ideal.
alam pengoperasian mobil, mesin akan melakukan pembakaran guna menghasilkan
energi gerak.
Kita tentu tahu bahwa mesin adalah instrumen yang tidak sempurna sehingga dari
pembakaran yang terjadi tidak semuanya diubah menjadi energi gerak, tetapi juga
ada menjadi panas.
Panas yang tidak diubah menjadi energi gerak ini kemudian akan terbuang melalui
saluran pembuangan dan kemudian akan diserap material di sekitar ruang
pembakaran.
Pada beberapa mesin yang memiliki efisiensi tinggi, sisa panas yang dihasilkan ini
umumnya lebih sedikit. Namun, pada beberapa mesin lawas yang belum
diperbarui, mungkin akan menyisakan panas yang cukup besar.
Temperatur mesin yang terlalu tinggi atau overheating akan menyebabkan desain
mesin menjadi tidak ekonomis dan mengurangi tingkat keamanan pada
pengendara.
Sementara temperatur yang terlalu dingin juga tidak baik karena akan mengurangi
kinerja mesin mobil tersebut.
Untuk itulah, di dalam mobil, terdapat sistem pendinginan agar temperatur mesin
tetap ideal, tidak terlalu panas ataupun terlalu dingin.
Selain itu, sistem pendingin juga memiliki fungsi untuk memindahkan panas dari
mesin ke luar serta untuk membantu mendistribusikan panas mesin secara merata

Jenis sistem pendingin mesin


Ada beberapa jenis sistem pendingin mesin yang umum digunakan, yaitu:

1. Sistem pendingin udara (alami)


Sistem pendingin udara merupakan mekanisme pendingin mesin yang
menggunakan angin atau udara yang ada di luar kendaraan.
Sistem pendinginan ini lebih sederhana karena komponen sistem pendingin hanya
terdiri atas sirip udara yang diletakkan pada permukaan blok mesin.
Fungsi dari sistem pendingin udara adalah untuk melepaskan panas dari mesin ke
udara yang mengalir melalui mesin.
Sistem pendingin ini memiliki kelebihan desain yang ringkas, tidak perlu
perawatan, dan proses pendinginan cepat.
Akan tetapi, sistem ini juga memiliki kekurangan, yaitu proses pendinginan
dipengaruhi laju kendaraan dan bukan suhu mesin, serta memiliki
potensi overheat jika dalam kondisi macet. 

2. Sistem pendingin air


Sistem pendingin air biasanya selalu menggunakan zat cair sebagai media
pendingin, entah itu coolant ataupun air mineral.
Pada sistem pendingin air ini, terdapat komponen sistem pendingin tambahan
berupa radiator yang berfungsi sebagai pelepas panas mesin. Sistem ini selalu
digunakan pada mobil dengan mesin tertutup.
Kelebihan sistem pendingin air adalah tidak terpengaruh posisi atau laju
kendaraan, serta dapat menghemat bahan bakar (khususnya pada mobil modern).
Sementara kekurangannya adalah diperlukan pengecekan berkala untuk air dingin
serta konstruksi yang lebih rumit. 
3. Sistem pendingin oli
Sistem pendingin oli ini memang secara garis besar bertujuan untuk mendinginkan
mesin.
Akan tetapi, pada dasarnya, oli juga memiliki fungsi untuk menyerap dan
melepaskan panas sehingga dapat juga berguna sebagai media pendinginan. 
Sirkulasi oli akan melewati oil cooler yang mana oil cooler ini merupakan
komponen seperti radiator yang berfungsi melepas panas yang dibawa oli mesin ke
udara bebas.
Jenis komponen sistem pendingin mesin mobil
Sistem pendingin mesin biasanya terdiri atas berbagai komponen yang mana tiap-
tiap komponen memiliki tugas dan fungsinya masing-masing.
Pada semua jenis mobil dengan mesin tertutup, umumnya sistem pendinginan yang
digunakan adalah sistem pendinginan air atau juga dikenal dengans sistem
pendinginan radiator. 
Adapun beberapa komponen atau alat pendingin mesin mobil dengan sistem air,
yaitu:

 radiator,

 reservoir tank,

 radiator cap,

 selang radiator,

 water pump,

 thermostat,

 water jacket, dan

 kipas pendingin
Fungsi tiap-tiap komponen sistem pendingin mesin

Seperti disebutkan sebelumnya, sistem pendingin memiliki beberapa komponen di


dalamnya. Tiap-tiap komponen membawa tugas dan fungsinya sendiri, seperti:

1. Radiator
Radiator adalah komponen sistem pendingin yang memiliki fungsi mendinginkan
air pendingin. Prinsipnya adalah dengan memindahkan suhu dari air ke udara.
Umumnya radiator terdiri atas beberapa bagian:
upper tank sebagai tempat menampung air dari mesin,
lower tank sebagai tempat menampung air yang sudah didinginkan,
radiator core sebagai saluran pipih penghubung upper dan lower tank,
sirip radiator sebagai penerima panas dari core sekaligus melepaskan panas ke
udara yang melewatinya.
2. Reservoir tank
Reservoir tank atau disebut juga dengan tabung reservoir adalah komponen yang
berfungsi untuk menampung uap yang dihasilkan radiator ketika suhu mesin
sedang tinggi.
Pada saat tekanan upper tank radiator meningkat atau misalnya pada saat relief
valve terbuka, komponen ini akan menyimpan air yang dihasilkan.
Air tampungan ini nantinya akan diputarkan kembali. Ketika terjadi vakum
pada upper tank radiator atau katup vacuum bekerja, air akan dialirkan kembali.
3. Radiator cap
Tutup radiator atau radiator cap adalah komponen yang berfungsi untuk
meningkatkan dan juga sekaligus menjaga agar titik didih air agar tidak mencapai
suhu 100 derajat Celcius.
Tutup radiator akan menjaga kestabilan tekanan pada sistem radiator hingga
mencapai 0,7 atau 0,9 bar.
Jika tekanan melebihi angka tersebut, klep tutup radiator akan terbuka dan
sebagian air mengalir ke tangki cadangan.

Ada dua jenis radiator cap, yaitu katup vakum dan katup tekan.
Katup vakum akan bekerja pada saat temperatur air sudah menurun. Fungsinya
adalah untuk membuat kevakuman dalam radiator serta menyedot air
dari reservoir tank.
Sementara katup tekan akan terbuka ketika terjadi kenaikan temperatur pada
mesin akibat naiknya tekanan dalam radiator.
4. Selang radiator
Selang radiator memiliki fungsi untuk menyalurkan air dari mesin ke radiator dan
kembali lagi ke mesin. Selang ini harus bersifat fleksibel, tetapi tetap kuat
menahan suhu air yang tinggi hingga hampir mendidih. 
Ada tiga jenis selang radiator, yaitu:
Radiator inlet hose yang berfungsi mengalirkan air panas dari mesin.
Radiator outlet hose yang berfungsi untuk mengalirkan air bersuhu rendah
kembali ke water jacket.
By pass hose yang merupakan selang pembagi menuju beberapa komponen
sekaligus.
5. Water pump
Water pump atau pompa air memiliki fungsi menghantarkan sirkulasi air
dari lower tank yang terdapat pada radiator mesin dengan tujuan supaya air
radiator kembali menjalankan tugasnya untuk mendinginkan mesin.
Komponen ini umumnya hanya dilapisi air sehingga memang akan cepat aus
ataupun rusak. Kerusakan komponen ini sulit dideteksi sebab biasanya air yang
menetes akan langsung  menguap terkena panasnya mesin.
Kamu mungkin bisa mendeteksi kerusakan water pump ketika air radiator lekas
habis. 
6. Thermostat
Thermostat memiliki fungsi mengatur sirkulasi air pendingin mesin. Ada dua jenis
termostat, yaitu thermostat dengan katup by pass dan tanpa katup by pass.
Komponen ini biasanya akan bekerja pada saat mesin sudah mencapai titik panas
tertentu. Jika temperatur mesin belum mencapai titik tertentu, komponen ini
akan berguna untuk menjaga air agar tidak melakukan sirkulasi.
Dengan begitu, ketika mesin sudah mencapai suhu kerja thermostat, komponen
ini akan otomatis membuka saluran sehingga cairan pendingin mesin bisa
melakukan sirkulasi lalu mengaliri radiator.
7. Water jacket
Water jacket atau disebut juga dengan selubung air memiliki fungsi sebagai
tempat untuk menyerap panas mesin secara merata.
Water jacket ini merupakan sebutan untuk saluran air di dalam blok dan head
cylinder yang terisi air. Ketika mesin mobil menyala, panas yang dihasilkan dari
pembakaran akan menaikkan temperatur blok mesin dan kepala silinder.
Karena air mengalir melalui saluran ini, panas tersebut juga akan mengalir
mengikuti aliran air ke arah radiator guna didinginkan.
8. Kipas pendingin
Komponen pendingin ini memiliki fungsi untuk mendinginkan radiator. Prinsip
kerjanya adalah dengan mengalirkan udara dari luar melalui sirip radiator.
Kipas pendingin ada dua, yaitu kipas elektrik dan konvensional. Kipas elektrik akan
digerakkan motor listrik, sedangkan kipas konvensional digerakkan tenaga mesin
melalui drive belt.

Cara kerja sistem pendingin pada mesin mobil

Pada dasarnya, cara kerja pendingin pada mesin mobil adalah memindahkan panas
dari mesin ke udara bebas. Akan tetapi, mesin mobil kondisinya tertutup sehingga
tidak bisa mengalir melewati mesin.
Karena itulah, kemudian dipasang komponen tambahan berupa radiator. 
Nah, secara rinci ada tiga tahapan cara kerja sistem pendinginan mesin mobil,
yaitu:
1. Ketika suhu mesin sedang dingin
Ketika mesin mobil masih dingin, sistem pendingin tidak bekerja meskipun mesin
menyala.
Hal ini karena mesin memerlukan panas agar kinerjanya maksimal sehingga proses
pembakaran yang terjadi masih digunakan untuk memanaskan semua komponen
mesin yang ada.
Panas yang dihasilkan ketika mobil masih dingin tidak dikirim ke radiator. 
Pada proses ini, alur kerja yang terjadi adalah mesin menyala – panas terbentuk –
air pendingin menyerap panas – air bersirkulasi di dalam mesin karena
posisi thermostat masih tertutup.
Komponen thermostat ini akan otomatis membuka ketika suhu atau temperatur
mesin sudah di atas 80 derajat celcius.
2. Ketika mesin mencapai temperatur 80 derajat Celcius
sebelum mesin mencapai suhu kerja thermostat atau sebelum mencapai suhu 80
derajat celcius, sirkulasi air sudah terjadi, tapi masih di dalam thermostat.
Ketika suhu mesin sudah mencapai 8 derajat celcius, barulah thermostat akan
terbuka  dan sirkulasi air pendingin akan meluas hingga ke radiator. 
Saat ini terdapat dua jenis thermostat, yaitu tipe elektrik dan tipe
lilin. Thermostat tipe elektrik pembukaannya diatur oleh ECU dengan sensor ECT
sebagai indikatornya.
Sementara tipe lilin bekerja secara manual yang mana elemen seperti lilin ini akan
bereaksi seiring bertambahnya suhu air. 
Ketika thermostat terbuka kondisi kipas pendingin belum menyala, hal ini karena
suhu 80 derajat celcius merupakan suhu kerja mesin.
Artinya, sistem pendingin akan mempertahankan suhu mesin antara 80 hingga 90
derajat celcius.
3. Ketika temperatur mesin melebihi 90 derajat Celcius
Saat temperatur mesin melebihi 90 derajat celcius, kipas akan bereaksi agar dapat
mengalirkan udara melewati sirip radiator.
Kipas ini memiliki tiga tingkat kecepatan, yaitu low (kecepatan
rendah), medium (kecepatan sedang), dan high (kecepatan tinggi).
Kipas akan berputar dengan kecepatan tinggi biasanya ketika mesin bekerja
dengan RPM tinggi dan suhu kerja mesin telah terlampaui.
Pada proses ini, sistem pendingin baru bisa dikatakan sepenuhnya aktif. Hasil dari
pendinginan ini adalah suhu air pada tangki bawah radiator menjadi lebih rendah.
Dengan begitu, dapat dimanfaatkan kembali untuk menyerap panas pada mesin.
Kipas akan otomatis berhenti ketika temperatur mesin sudah kembali antara 80-90
derajat celcius. 
Gejala kerusakan pada sistem pendingin mesin mobil
Sistem pendinginan pada mesin mobil juga dapat mengalami kerusakan. Biasanya
terdapat beberapa gejala kerusakan yang bisa dicurigai, seperti:
Mesin panas ketika AC mati. Hal ini bisa terjadi akibat adanya kerusakan
pada thermoswitch sehingga kipas elektrik tidak dapat menyala saat AC mati.
Mesin panas saat melaju dengan kecepatan tinggi. Bisa jadi kerusakan terdapat
pada radiator yang mampet sehingga tidak bisa mendinginkan air yang lebih panas
saat mesin bekerja keras.
Air radiator cepat habis atau berkurang. Biasanya terjadi akibat adanya kebocoran
pada sistem pendinginan mesin.
Mesin terlalu dingin meski sudah berjalan jauh. Kerusakan ini terjadi
akibat thermostat selalu terbuka akibat macet.
Mesin mobil menjadi semakin panas saat kondisi macet atau berhenti. Bisa
disebabkan kipas elektrik yang rusak atau ada kerusakan pada sistem kelistrikan.
Kipas mesin terus berputar kencang entah dalam kondisi mesin panas atau dingin.
Hal ini bisa dipicu karena visco yang lemah.
Air radiator keruh atau warnanya cokelat. Hal ini bisa jadi karena sistem pendingin
sudah berkarat.
Keluar gelembung udara dari radiator saat kondisi mesin sedang hidup.
Penyebabnya adalah adanya kebocoran pada kompresi.

Kopling mobil adalah komponen peralatan yang menghubungkan roda gigi


transmisi dan poros engkol sehingga roda belakang kendaraan bisa bergerak.
Fungsi kopling pada mobil atau kendaraan adalah untuk mengubah tingkat
kecepatan mesin sesuai keinginan pengendara.
Komponen Kopling Mobil
Bagian kopling untuk mobil terdiri dari beberapa komponen yang saling
bekerjasama. Setidaknya ada delapan komponen yang terdapat pada kampas
kopling mobil, diantaranya:

a. Pedal Kopling

Pedal kopling adalah salah satu komponen utama dari kopling kendaraan.


Fungsi pedal kopling adalah untuk memutus atau menyambung kopling.

b. Release Bearing

Release bearing adalah komponen yang berfungsi untuk menekan komponen


clutch cover.

c. Clutch Cover

Clutch cover adalah komponen yang berfungsi untuk menekan clutch disc
agar bisa menyalurkan tenaga mesin ke transmisi dan clutch disc sendiri.
d. Release Fork

Komponen kopling lainnya adalah release fork. Lalu, apakah fungsi dari
release fork pada sistem kopling ini? Release fork adalah komponen yang
berfungsi untuk mengubah tekanan hidrolik menjadi gerak mekanik.

e. Master Clutch

Master clutch adalah komponen yang berfungsi mengubah tenaga mekanik


menjadi hidrolik.

f. Flywheel

Flywheel adalah komponen yang berfungsi meneruskan putaran mesin dan


menjadi dudukan untuk komponen clutch cover serta clutch disc.

Cara Kerja Kopling Mobil


Kopling tersebut menjadi penghubung antara poros engkol dengan gigi
transmisi. Saat berkendara, kopling memiliki peran penting untuk
mempengaruhi kecepatan mesin kendaraan sesuai dengan keinginan
pengendara. Secara garis besar, cara kerja kopling pada kendaraan yang
utama adalah memutus dan menyambung tenaga dari mesin ke transmisi
gigi. Cara kerja kopling dibedakan kembali menjadi dua kondisi, yaitu:

1. Ketika pedal kopling ditekan

Kopling berperan untuk menghubungkan putaran pada dua buah poros, yaitu
poros engkol dan poros roda gigi transmisi. Fungsi yang paling utama adalah
sebagai penerus dan pemutus putaran mesin terhadap transmisi. Ketika kamu
menekan pedal kopling, maka putaran dari mesin menuju transmisi akan
terputus. Saat tidak ada putaran maka posisi release fork menekan release
bearing. Dengan adanya penekanan tersebut, kendaraan akan dapat melaju.

2. Ketika pedal kopling tidak ditekan

Ketika pedal kopling tidak ditekan, maka putaran dari mesin menuju transmisi
akan terhubung. Kondisi ini membuat release fork akan kembali ke posisi
semula dan tidak ada tekanan menuju diafragma spring. Pada posisi kopling
seperti ini, pegas pada clutch cover akan bebas dari tekanan release bearing.
Selanjutnya, plat penekan yang berada di clutch cover menekan dan menjepit
bagian clutch disc. Dalam keadaan ini, tenaga dari mesin menuju transmisi
akan tetap terhubung yang membuat kendaraan tidak bisa melaju

Contoh transmisi 5-kecepatan pada rpm mesin 4.400

RPM pada
Gir nomor Rasio gir
poros keluar transmisi

1 3.769 1.167

2 2.049 2.147

3 1.457 3.020
4 1.000 4.400

5 0.838 5.251

mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi


pada saat mulai memperagakan usaha. Selain itu, kendaraan yang
berlanjut pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang semakin tinggi
dibandingkan mobil yang berlanjut pada jalan yang mendatar. Kendaraan
yang berlanjut dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang semakin
tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang
berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi supaya
kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh mesin.

Pengertian Gardan Mobil


Gardan mobil dikenal juga sebagai differential. Ini adalah salah satu
komponen penting untuk meneruskan tenaga putar dari mesin menuju poros
penggerak. Disebut differential karena juga memiliki arti ‘beda’. Fungsinya
memang sebagai pembeda gerakan putar poros ban kiri dan kanan saat
berbelok.

Biasanya komponen ini ada pada mobil dengan penggerak RWD atau 4WD.
Dengan adanya gardan, ban mobil kiri dan kanan akan punya kecepatan yang
sama. Biasanya gardan kiri dan kanan memiliki kecepatan berbeda, terutama
saat mobil berbelok.

Fungsi Gardan Mobil


Fungsi utama gardan mobil memang meneruskan tenaga putar dari mesin
mobil ke roda penggerak. Sebelumnya tenaga ini dihubungkan ke sistem
kopling, transmisi, batang propeller, baru sampai ke gardan. Lebih jelasnya, ini
dia fungsi gardan mobil.
1. Sebagai pembeda putaran poros roda kiri dan kanan

Maksud dari pembeda putaran poros roda kiri dan kanan adalah pembeda
gerak putar porosnya. Sehingga radius belok mobil jadi lebih pendek dan
mobil tidak perlu berputar lebih jauh saat mobil berbelok secara keseluruhan.
Selain memudahkan mobil saat berbelok, dengan adanya gardan juga
membuat ban tidak mengalami slip yang membuat cepat aus dan rusak.

2. Sebagai penerus tenaga putar

Fungsi berikutnya adalah sebagai penerus tenaga putar mesin ke poros


penggerak. Gardan akan meneruskan tenaga putar dari mesin ke ban mobil.
Dengan adanya gardan, laju kendaraan akan terpengaruhi, baik untuk maju,
mundur, atau berbelok.

3. Mengubah arah putar sebesar 90 derajat

Gardan mobil juga bisa mengubah arah putar sebesar 90 derajat. Tenaga
putar yang awalnya lurus dari mesin kemudian transmisi dan kopling akan
diubah menjadi 90 derajat sampai bisa memutar poros penggerak. 

4. Meningkatkan tenaga putar

Fungsi gardan mobil berikutnya adalah meningkatkan tenaga putar atau


momen. Tenaga dari mesin ini akan ditingkatkan jadi lebih besar dan bakal
disalurkan ke poros-poros roda penggerak.

Cara kerja gardan mobil bisa dilihat saat gigi pinion gear yang berukuran kecil
akan memutar ring gear yang berukuran lebih besar. Kerja gigi pinion gear ini
bisa optimal kalau pelumasnya cukup. Pemberian pelumas yang cukup juga
bisa menghilangkan bunyi dengung yang berasal dari gardan mobil.

Setelah mengetahui fungsi gardan mobil, selanjutnya mari kita bahas tentang
cara kerja gardan mobil.

Cara Kerja Gardan Mobil


Bagaimana cara kerja gardan yang menjadi pusat pengaturan gerak atau laju
kendaraan? Ini dia cara kerja gardan di berbagai posisi mobil saat berjalan
atau berbelok.

1. Posisi mobil berbelok

Saat mobil berbelok, roda sisi bagian dalam akan menerima tahanan putar
roda depan yang berubah arah. Posisi ini membuat side gear roda kiri lebih
berat dibandingkan side gear roda kanan. Kemudian, pinion gear akan
berputar karena perbedaan berat side gear tersebut. Side gear sebelah kanan
bakal berputar lebih cepat sehingga putaran kedua roda jadi berbeda. Pinion
gear akan membedakan putaran dan membuat arah berputar keduanya jadi
berlawanan. 

2. Mobil berjalan lurus

Saat mobil berjalan lurus artinya posisi setir juga lurus. Sehingga tenaga putar
yang dihasilkan dari gardan (propeller shaft) masuk ke pinion drive gear.
Tenaga putar itu bakal dihubungkan ke ring gear yang punya mata gigi lebih
banyak.

Saat posisi lurus, gardan mobil membuat rpm di ring gear lebih rendah
dibandingkan rpm di pinion drive gear. Namun, meskipun rpm ring gear lebih
rendah, torsinya justru tetap bertambah. Kemudian, putaran di ring gear bakal
diteruskan ke differential case.

Differential case  adalah rangka pada rangkaian side gear  dan pinion. Pada
posisi ini, poros pinion bertumpu ke sisi differential case. Kemudian, kedua
ujungnya diletakkan ke dua gigi pinion yang sudah terhubung dengan
dua side gear.  Aliran dari differential case  ini akan menuju ke poros pinion
yang kemudian diteruskan ke pinion gear  dan side gear.

Pinion gear ini akan berputar di poros pinion agar roda kanan dan kiri terlihat
berbeda dari sisi putarannya. Namun, karena setir lurus, beban roda sebelah
kanan dan kiri menjadi sama. Kemudian, pinion hanya melanjutkan putaran
ke side gear  dari case saja.
3. Saat roda mobil masuk ke lumpur

Selain kedua posisi di atas, ada lagi cara kerja gardan saat salah satu roda
masuk ke dalam lumpur. Seperti yang kita tahu, bagian roda yang masuk ke
lumpur bakal punya tahanan yang lebih besar dibandingkan roda yang tidak
terjebak. Kecepatan putar rodanya juga jadi lebih lambat.

Jadi, supaya cara kerja gardan mobil tetap optimal, selalu pastikan kondisi
pelumas tetap baik agar bisa mengatur pergerakan poros putaran. Cek kondisi
oli gardan supaya performa mobil jadi maksimal.

Komponen Gardan Mobil


Setelah mengetahui fungsi dan komponen gardan mobil, kita juga perlu tahu
apa aja komponen gardan mobil. Paling tidak kita sudah pernah mendengar
bagian-bagian dari gardan mobil seperti di bawah ini.

1. AXLE SHAFT HOUSING

Axle shaft housing merupakan bodi pelindung dari seluruh komponen gardan dan axle
shaft (as roda), termasuk untuk menampung oli gardan. Axle shaft housing umumnya
terbuat dari plat baja tebal yang kuat sehingga mampu menjadi tumpuan dan
kedudukan bagi seluruh komponen gardan lainnya seperti axle shaft, pinion gear,
differential gear, ring gear, dan lain-lain.

2. SIDE GEAR
Side gear merupakan gear yang terletak di dalam differential case carrier yang dipasang di sisi
kanan dan kiri pinion gear. Side gear ini terhubung langsung dengan axle shaft (as roda).
Fungsi dari side gear ini adalah untuk meneruskan putaran dari pinion gear menuju ke roda.

3. PINION GEAR

Pinion gear ini memiliki nama lengkap differential pinion gear, namun lebih banyak orang yang
menyebutnya sebagai pinion gear saja. Pinion gear dipasang pada sebuah poros/as tepat pada
differential case carrier. Ya, pinion gear terpasang di komponen differential case dengan
menggunakan sebuah as yang disebut pinion gear shaft.

Pinion gear dipasang berdampingan dengan side gear dan terhubung langsung dengan
differential case melalui sebuah as / shaft, sehingga ketika pinion gear berputar, maka side gear
yang terhubung dengan as roda akan ikut berputar.

Fungsi dari pinion gear ini adalah untuk membuat perbedaan putaran pada side gear sisi kanan
dan side gear sisi kiri ketika salah satu roda/ban mengalami perbedaan beban akibat mobil
berbelok.

4. RING GEAR

Ring gear merupakan roda gigi yang berbentuk seperti cincin/ring. Ring gear terhubung dengan
drive pinion yang terhubung langsung dengan propeller shaft (as kopel). Secara fungsi, ring
gear memiliki beberapa fungsi penting bagi gardan yaitu :

 Sebagai penerus putaran dari drive pinion gear


 Mengubah sudut putaran dari drive pinion gear hingga 90 derajat
 Memperbesar torque dari drive pinion gear
 Tempat kedudukan differential case carrier yang berisi pinion gear dan side gear

5. DIFFERENTIAL CASE CARRIER

Differential case carrier merupakan komponen gardan yang dipasang tepat ditengah-tengah
ring gear. Fungsi differential case ini adalah sebagai tempat kedudukan pinion gear dan side
gear.

6. AXLE SHAFT

Axle shaft kerap dikenal dengan sebutan as roda. Fungsi axle shaft adalah untuk meneruskan
putaran yang dihasilkan oleh side gear untuk digunakan memutar roda. Ada dua axle shaft yang
dipasang pada gardan. Axle shaft kiri terhubung dengan roda kiri dan side gear sisi kiri,
sedangkan axle shaft kanan terhubung dengan roda kanan dan side gear sisi kanan.

7. DRIVE PINION GEAR

Drive pinion gear kerap di sebut sebagai gigi nanas karena bentuknya yang menyerupai buah
nanas. Fungsi drive pinion gear ini adalah untuk meneruskan putaran yang dihasilkan oleh
propeller shaft untuk memutar ring gear.

8. BEVEL PINION HOUSING

Bevel pinion housing ini dipasang tepat ditengah-tengah komponen axle housing. Fungsi dari
bevel pinion housing ini adalah sebagai tempat kedudukan dari beberapa komponen utama
gardan seperti drive pinion gear, ring gear dan differential case.

9. OIL FILLER PLUG

Oil filler plug pada gardan merupakan baut yang digunakan untuk menutup lubang pengisian oli
gardan. Biasanya oil filler plug ini dipasang bersamaan sebuah gasket yang perlu diganti setiap
pengisian. Letak dan posisi oil filler plug pada gardan ini beragam, ada yang ditempatkan di
bevel pinion housing (seperti pada gambar diatas) dan ada pula yang tempatkan di belakang
axle housing. Fungsi dari oil filler plug adalah sebagai tempat untuk mengisi oli gardan.

10. ADJUSTER NUT


Adjuster nut pada gardan merupakan mur besar yang didesain khusus untuk gardan dan
diletakkan di sisi kanan kiri dari differential case setelah bearing differential case. Fungsi dari
adjuster nut ini adalah sebagai komponen yang digunakan untuk menyetel backlash antara gigi
pada drive pinion gear dan ring gear.

11. OIL DRAIN PLUG

Oil drain plug pada gardan merupakan baut yang digunakan untuk lubang pembuangan oli
gardan. Fungsi dari oil drain plug ini adalah sebagai tempat untuk membuang oli gardan. Letak
dari oil drain plug ini umumnya ada dibagian bawah axle housing, namun ada beberapa gardan
yang tidak menggunakan oil drain plug ini sehingga ketika ingin mengganti oli harus
membongkar housing gardannya terlebih dahulu.

12. BREATHER PLUG

Breather plug merupakan karet penutup yang memiliki lubang untuk sirkulasi udara
didalam gardan. Fungsi breather plug adalah agar udara di dalam gardan bisa
bersirkulasi. Tujuannya adalah untuk mencegah munculnya tekanan udara di dalam
gardan akibat naiknya suhu dan temperatur oli gardan.

13. BEARING

Komponen gardan yang berikutnya adalah bearing. Terdapat beberapa bearing yang digunakan
sebagai komponen gardan, tergantung pada penempatan dan komponen yang didukungnya
seperti contohnya sebagai berikut :

 Bearing drive pinion gear (bearing yang dipasang pada drive pinion gear)
 Bearing differential case (bearing yang dipasang pada differential case dekat dengan
side gear)
 Bearing axle shaft (bearing yang dipasang pada axle shaft)

Fungsi dari bearing-bearing ini adalah untuk memperlancar putaran pada masing-masing
komponen yang didukungnya, serta untuk mencegah keausan yang terjdai akibat panas selama
komponen-komponen tersebut berputar.
14. SHIM DAN SPACER

Shim dan spacer merupakan komponen gardan yang berupa plat logam yang pipih dan
digunakan sebagai pengisi celah atau pemberi jarak antar komponen gardan. Spacer umumnya
dipasang sebelum bearing.

Sebagai contoh, spacer yang digunakan pada bearing drive pinion gear. Spacer ini perlu diatur
ketebalannya untuk menentukan preload gardan. Jadi, jika kita ingin mengubah preload gardan,
maka spacer inilah yang diubah ketebalannya.

15. GASKET DAN SEAL

Gasket dan seal merupakan komponen gardan tambahan yang digunakan pada gardan. Fungsi
dari gasket dan seal ini adalah untuk mencegah kebocoran oli gardan. Berikut beberapa contoh
gasket dan seal pada gardan:

 Gasket bevel pinion housing (gasket yang dipasang untuk menyatukan axle housing
dengan bevel pinion housing)
 Oil seal axle shaft (oil seal yang dipasang pada bagian ujung axle shaft agar oli gardan
tidak rembes ke roda)

Sistem Rem (Brake System) Pada Kendaraan


Pada dasarnya sistem rem pada kendaraan memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Untuk mengurangi laju atau kecepatan kendaraan.
2. Untuk menghentikan laju kendaraan.
3. Untuk memungkinkan kendaraan dapat parkir (rem parkir/ hand brake)
ditempat yang tidak rata (pada tanjakan atau turunan).
4. Sebagai alat yang menjamin keamanan dan keselamatan pengendara.

Komponen-komponen sistem rem


Komponen-komponen pada sistem rem dapat anda perhatikan pada gambar di
bawah ini :
1. Disc brake
Disc brake atau rem cakram yaitu tipe rem yang menggunakan cakram
sebagai media pengereman. Cara kerjanya yaitu cakram akan berputar
bersamaan dengan roda, ketika pedal rem ditekan maka pad rem akan
menjepit cakram sehingga kecepatan putaran cakram akan berkurang atau
berhenti.

2. Drum brake
Drum brake atau rem tromol yaitu tipe rem yang menggunakan tromol sebagai
media pengereman. Cara kerjanya yaitu tromol akan berputar bersamaan
dengan roda, ketika pedal rem ditekan maka kanvas rem akan menekan tromol
sehingga kecepatan tromol akan berkurang atau berhenti.

3. Proportioning valve
Proportioning valve atau katup proporsi yaitu katup yang berfungsi sebagai
pengimbang tekanan antara rem pada bagian depan dan rem pada bagian
belakang.

4. Brake boster
Brake boster atau boster rem yaitu komponen yang berfungsi memperingan
pengendara ketika menginjak pedal rem.

5. Brake pedal
Brake pedal atau pedal rem yaitu sebagai pedal tempat pengemudi untuk
mengerem.

6. Parking brake lever


Parking brake lever atau tuas parkir yaitu tuas yang berfungsi untuk menarik
rem parkir.
Prinsip kerja sistem rem
Prinsip kerja sistem rem pada dasarnya merubah energi gerak menjadi energi
panas. Energi panas ini didapatkan ketika sedang melakukan pengereman
karena terjadi gaya gesekan antara piringan dan pad rem (pada sistem rem
cakram/ disc brake) atau pada tromol dan kanvas rem (pada rem tromol/ drum
brake) sehingga timbul panas.

Panas yang timbul ini harus segera dihilangkan karena bila terjadi panas yang
berlebihan maka akan mengurangi daya pengereman dan bisa juga berakibat
rem mengancing.
Panas yang timbul ini nantinya akan akan diserap oleh udara.

Sistem rem harus dirawat dengan baik, agar kinerja rem tetap optimal
sehingga akan dapat menjamin keamanan dan keselamatan pengendara dari
resiko terjadinya kecelakaan dijalan. Oleh sebab itu selalu lakukan servis
berkala di bengkel resmi kendaraan anda, dan jika melakukan penggantian
part atau komponen selalu gunakan komponen asli (original).

SYSTEM PROPELER SHAFT

FUNGSI POROS PROPELLER

Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama:

1. Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros sambungan


roda belakang.
2. Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak
naik dan turun.
3. Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karena perubahan
panjang poros penggerak.
KOMPONEN-KOMPONEN POROS PROPELLER

1. Sleeve Yoke 

Berbentuk pejal dan pipa yang terhubung melalui alur-alur sehingga dapat bergeser sepanjang
alur tersebut menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan universal (universal joint)
depan. 

2. Front Universal Joint 

Mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive shaft). 

3. Drive shaft 

Berbentuk pipa yang berguna mengurangi berat tetapi tidak mengurangi kekuatannya, berfungsi
memindahkan gerak gaya putar dari sambungan universal depan (front universal joint) ke
sambungan universal belakang (rear universal joint). 

4. Rear Universal Joint 

Membuat sambungan yang menghubungkan sumbu penggerak dengan yoke deferensial menjadi
tidak kaku sehingga dapat bergerak mengikuti kondisi jalan. 

5. Yoke Rear  

Berbentuk garpu dan berlubang yang berfungsi memegang sambungan universal belakang ( dan
memindahkan gaya putar ke rangkaian gigi sumbu roda belakang. 
6. Balance Weight 

Berbntuk plat yang dilas titik sehingga menempel terhadap poros propeller untuk menghindari
gaya sentrifugal saat propeller berputar.

TIPE-TIPE POROS PROPELLER


1. Tipe 2 Universal Joint 

Pada poros propeller tipe 2 universal joint, poros propeller ini memiliki 2 buah sambungan
universal (universal joint)

2. Tipe 3 Universal Joint 

Pada poros propeller tipe 3 universal joint, poros propeller ini memiliki 3 buah sambungan
universal (universal joint). 

Kedua tipe ini memiliki komponen dan cara kerja yang hampir sama, hanya saja terdapat
komponen tambahan pada tipe 3 joint. Pada tipe 3 join terdapat 3 universal joint sedangkan pada
tipe 2 joint hanya terdapat 2 universal joint. Dan pada tipe 3 joint terdapat center bearing yang
berfungsi untuk lebih meredam getaran.
JENIS-JENIS SAMBUNGAN UNIVERSAL JOINT

1. Hook Joint 

Hook joint pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena selain
konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan konstan. Konstruksi hook
joint adalah seperti gambar di atas. Ada dua tipe hook joint yaitu shell bearing cup type dan solid
bearing cuptype. 

Pada tipe shell bearing cup universal joint tidak bisa dibongkar sedangkan pada tipe solid bearing
cup bisa dibongkar.
2. Flexible Joint 

Konstruksi dari universal joint model flexible joint dapat dilihat pada gambar diatas. Model ini
mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik dan tidak memerlukan minyak/ grease.

3. Turnion Joint 

Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan slip joint, namun hasilnya masih
dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

4. Uniform Velocity Joint 

Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebihbaik, sehingga dapat mengurangi getaran
dan suarabising. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 
5. Slip Joint 

Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros out-put transmisi terdapat alur-alur
untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft sesuai dengan
jarak output transmisi dengan differential. 

Sistem Kemudi Pada Mobil –  Steering system atau sistem kemudi merupakan salah
satu sistem terpenting yang terdapat pada mobil, mengingat perannya sebagai
pengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan.

Pada perkembangan sistem kemudi, kebanyakan sekarang sudah dilengkapi dengan


power steering yang membuat pengemudian menjadi lebih ringan, nyaman dan tidak
mudah melelahkan, tetapi yang perlu saya sampaikan adalah kali ini bisaotomotif.com
hanya akan menjabarkan yang dasar tentang sistem kemudi manual terlebih dahulu,
baru kemudian meningkat menuju sistem kemudi yang menggunakan PS (power
steering system).  

Fungsi Sistem Kemudi (Steering


System)

Sistem kemudi berfungsi untuk:

Mengatur arah kendaraan/mobil dengan cara membelokkan roda depannya.


Pengemudi dapat membelokkan roda dengan cara memutar steering wheel, maka yang
terjadi kemudian adalah roda berbelok. Bagaimana ini bisa terjadi, baca sampai selesai
supaya tahu lebih tentang sistem kemudi.
Komponen Sistem Kemudi (Steering
System)
Setelah mengetahui fungsi dari sistem kemudi, maka selanjutnya adalah mengetahui
komponen dari sistem kemudi. Pada dasarnya steering sistem dapat dibagi menjadi 4
bagian besar, berikut ini penjelasannya :

1. Steering Wheel

Gambar Steering Wheel

Steering wheel atau roda kemudi berfungsi untuk menerima secara langsung gaya yang
diberikan oleh pengemudi untuk membelokkan roda. Dengan kata lain, roda kemudi
berfungsi untuk menggerakkan sistem kemudi dengan memutar ke kanan atau ke kiri.

Roda kemudi merupakan bagian sistem kemudi yang akan kita pegang secara
langsung ketika mengemudi, bentuknya lingkaran namun ada juga beberapa yang
berbentuk lonjong.

Besar roda kemudi juga bermacam-macam, biasanya tergantung dari besar kendaraan.
Umumnya, di kendaraan yang besar seperti truck dan bus memiliki roda kemudi yang
lebih besar tujuannya agar lebih ringan dalam membelokkan kendaraan.

2. Steering Column

Sttering column merupakan tempat daripada main shaft (poros utama) yang berfungsi
untuk meneruskan putaran dari steering wheel ke steering gear.

Selain itu, fungsi ke-dua steering column adalah sebagai mekanisme penyerap energi
gaya dorong saat terjadi kecelakaan. Ketika terjadi kecelakaan steering column akan
bergeser turun sehingga tidak membayakan pengemudi. Hal ini bisa terjadi karena
steering column dipasang pada body melalui bracket colum tipe breakway (yang dapat
patah)
Dalam steering column ini juga terdapat column tube yang berfungsi untuk mengikat
main shaft ke body.

Komponen steering column antara lain :

 Breakaway bracket
 Body
 Bending bracket
 Steering main shaft (lower & upper)
 Plastic pin
 Column tube
Ada dua jenis dari steering column ini yaitu model collapsible dan model non
collapsible.

Model collapsible apabila terjadi tabrakan atau terkena benturan yang sangat keras,
maka main shaft atau bracketnya akan patah dan keselamatan pengemudi menjadi
lebih terjamin.

Pada beberapa jenis kendaraan, ada yang memakai sistem kontrol kemudi. Sebagai
contoh :

 steering lock yang berfungsi untuk keamanan agar main shaft terkunci dan tidak bisa
berputar.
 mekanisme tilt steering yang berfungsi untuk menyetel posisi vertikal steering wheel agar
lebih nyaman.
 telescopic steering berfungsi mengatur panjang main shaft, agar diperoleh posisi yang
sesuai.
3. Steering Gear

Fungsi steering gear adalah untuk meneruskan gaya putar dari steering column, dan
dirubah menjadi gerakan arah melintang (ke kiri atau ke kanan).

Selain itu juga dalam steering gear terdapat kombinasi roda gigi (gear ratio) dan
sebagai gigi reduksi yang bertujuan untuk memperbesar momen sehingga kemudi akan
menjadi lebih ringan.
Yang kami tahu ada banyak model atau tipe dari steering gear, dan yang paling
digunakan pada mobil-mobil penumpang sampai sekarang adalah rack and pinion dan
recirculating ball.

Sistem kemudi yang paling banyak digunakan dan ditemui di mobil-mobil sekarang
adalah tipe rack and pinion dan recirculating ball.

Komponen Steering Gear Tipe Rack and Pinion

Steering Gear Rack and Pinion

 Steering Shaf Coupling


 Pinion gear : terhubung dengan main shaft
 Rack gear : secara langsung terhubung dengan steering linkage dan roda
Komponen Steering Gear tipe Recirculatin Ball

 Pitman shaft : terhubung ke linkage


 Steering shaf copling
 Worm gear
 Ball bearing
 Ball nut
 Gear teeth
 Sector
4. Steering Linkage (Sambungan Kemudi)

Sambungan kemudi atau steering linkage berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak
dari steering gear ke roda. Steering linkage umumnya terdiri dari rod dan arm.

Setiap kendaraan memiliki bentuk linkage yang berbeda-beda, bentuk yang tepat akan
sangat mempengaruhi kestabilan berkendara.

Berikut ini adalah macam steering linkage dan komponennya :

a. Steeering Linkage untuk Suspensi Rigid


Gambar Steering Linkage untuk Suspensi Tipe Rigid

Steering linkage yang terdapat pada suspensi rigid terdiri dari beberapa komponen
seperti :

 Tie rod
 Steering knuckle
 Knuckle arm
 Tie rod end
 Drag link
 Pitman arm
b. Steering Lingkage untuk Suspensi Independent

Komponen utama steering linkage suspensi independen recirculating ball antara lain :

 Pitman arm
 Relay rod
 Idler arm
 Steering knuckle
 Steering knuckle arm
 Tie rod
 Adjusting tub
 Tie rod end,

Komponen steering linkage rack and pinion antara lain :

 Rack end
 Tie rod end
 Steering knuckle

Cara kerja sistem kemudi (steering


system)
Cara kerja dari steering system atau sistem kemudi akan kami jabarkan secarang
singkat dan jelas dibawah ini  :
Pengemudi yang menentukan arah kendaraan melalui steering wheel, ketika
pengemudi memutar roda kemudi maka steering column juga akan berputar, kemudian
momen putar oleh steering gear akan dirubah menjadi gerakan ke kiri dan ke kanan
dan juga akan di reduksi yang membuat semakin besarnya momen yang dihasilkan
(kemudi menjadi lebih ringan).

Dari steering gear akan diteruskan ke steering linkage, dan akhirnya sampai ke roda.
Roda akan berbelok sesuai arah putaran steering wheel.

Power Steering pada Sistem Kemudian


Pada mobil-mobil yang sekarang, umumnya sistem kemudinya sudah dilengkapi
dengan sistem power steering, yang mana sistem ini bertujuan agar kemudi menjadi
lebih ringan, nyaman dan tidak mudah melelahkan untuk pengmudi. Salah satu jenis
power steering adalah HPS (hydraulic powersteering system).

Sistem power steering akan membuat kemudi menjadi lebih ringan dengan cara
memanfaatkan booster hidraulis pada bagian tengah mekanisme kemudi.

SYSTEM SUSPENSI 

suspensi adalah elemen penting untuk memberikan kenyamanan berkendara. Di mana terdapat
berbagai komponen yang saling berintegerasi satu sama lain demi meredam getaran serta
goncangan ketika berkendara. 

Fungsi Suspensi
Elemen penting bernama suspensi ini biasanya terletak diantara body mobil dan keempat
rodanya. Sistem tersebut telah dirancang sebagaimana mestinya untuk menyerap getaran serta
guncangan dari permukaan jalan. 

Dengan begitu mobil akan menjadi lebih stabil ketika dikemudikan, dan pengendara akan
merasakan kenyamanan.

Jenis-jenis Suspensi
Suspensi mobil dibagi lagi menjadi beberapa jenis sesuai cara kerja atau
jumlah pegas yang digunakannya. Berikut adalah beberapa jenis suspensi
mobil yang umum digunakan saat ini:

1. Suspensi Axle Rigid

Suspensi Axle Rigid merupakan jenis suspensi mobil yang biasanya terletak
di bagian belakang kendaraan. Di pasaran, jenis ini dibagi kembali menjadi
dua model, yaitu axle rigid yang menggunakan pegas coil alias per dan juga
axle rigid yang menggunakan pegas daun.

Kamu bisa mengetahui apakah suatu mobil menggunakan Axle Rigid dengan
melihat roda bagian belakang kiri dan roda belakang kanannya. Jika kedua
roda tersebut tampak dihubungkan menjadi satu menggunakan poros atau
axle, maka besar kemungkinan kendaraan tersebut menggunakan suspensi
jenis Axle Rigid.

2. Suspensi Double Wishbone

Jenis berikutnya adalah suspensi Double Wishbone. Ciri khas dari jenis
suspensi satu ini adalah dua buah lengan atau arm yang digunakan sebagai
penopang sistem suspensi. Kedua lengan tersebut disebut dengan lower arm
dan upper arm.

Suspensi jenis ini mengusung desain independen yang membuat sudut


geometri roda akan tetap konstan meski kendaraan berbelok cukup tajam
atau pergerakan suspensi cukup jauh. Mobil yang menggunakan suspensi
independen ini diantaranya adalah Hilux, Kijang hingga Fortuner.

Namun suspensi ini juga memiliki sejumlah kekurangan, seperti kebutuhan


ruang untuk pemasangannya cukup besar dan juga jika ingin mengganti
shock breaker (peredam kejut) akan membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk proses pembongkarannya.

Selain itu, bagian atas dan bawah ball joint, end tie rod serta long tie rod dari
suspensi ini sering mengalami kerusakan. Namun untuk mengakali risiko satu
ini, kamu bisa melakukan spooring secara berkala pada mobil. Tetapi kamu
harus bisa bersabar, karena dalam pengerjaan spooringnya sendiri cukup
memakan waktu.
3. Suspensi MacPherson Strut

Jika kamu menanyakan suspensi yang paling pertama dan paling banyak
digunakan, mungkin jawabannya adalah adalah Suspensi Macpherson Strut.
Suspensi yang ditemukan oleh Earle Macpherson ini dibandrol dipasaran
dengan harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan jenis lainnya.

Alasan lain yang membuat produsen otomotif begitu menyukainya adalah


komponen dan susunan sistem suspensi ini sangat sederhana sehingga
mudah didapatkan. Suspensi MacPherson berbentuk tegak dengan sebuah
peredam kejut yang berperan sebagai pendukung sekaligus titik pusat sudut
caster mobil.

Kekurangan dari jenis ini adalah ketidakmampuannya untuk menerima beban


dan perubahan pada sudut kemiringan geometri roda saat kendaraan
membelok, sehingga daya cengkram ban pada aspal jalan menjadi kurang
sempurna.

Pengguna Yaris, Vios, Corolla atau Avanza mungkin cukup paham mengenai
kekurangan ini, karena mobil-mobil tersebut menggunakan suspensi jenis
MacPherson.

4. Suspensi Rigid – Leafspring

Secara bahasa, rigid berarti kaku, penamaannya ini cukup menggambarkan


seperti apa suspensi rigid ini. Jenis suspensi yang bersifat kaku ini kerap
digunakan pada mobil bertipe niaga atau tipe mobil lama, biasanya dipasang
pada bagian belakang.

Konstruksi dari jenis ini cukup sederhana dan tidak rumit, sehingga mudah
untuk proses perawatan atau pembokaran. Umumnya, konstruksi suspensi
rigid terdiri dari Axle Housing yang diikat oleh U-Bolt yang ditanam pada
frame. Kelebihan dari mobil yang menggunakan suspensi jenis ini adalah
memiliki ketahanan yang tinggi.

5. Suspensi Multi Link

Suspensi mobil jenis Multi Link ini merupakan pengembangan dari suspensi
Double Wishbone. Desain konstruksi dari jenis ini terbilang cukup rumit
dengan bagian-bagian terpisah yang dapat disatukan menggunakan sendi-
sendi dan ujung komponen yang berporos pada kedua sisi arm-nya.

Konstruksi tersebut bisa dibangun sedemikian rupa berdasarkan arah gaya


agar bisa diprediksi akan diterima oleh roda sebelah mana. Apakah itu
benturan vertikal yang diterima mobil secara mendadak saat melewati lubang,
benturan yang datang dari arah samping atau benturan-benturan lainnya.

Banyak yang mengatakan bahwa konstruksi seperti yang diusung oleh


suspensi mobil jenis ini menawarkan daya cengkeram yang memberikan
tingkat kontrol yang baik, sehingga mobil lebih mudah dikendalikan saat
melewati jalan jelek dan rusak. Apalagi variasinya saat ini sangat beragam
sehingga kamu memiliki pilihan untuk membeli yang benar-benar sesuai
dengan kebutuhan.

Tentu saja Suspensi Multi Link ini juga memiliki kekurangan, pertama sudah
jelas konstruksinya yang rumit membuat proses perbaikannya sulit. Sehingga
apabila suspensi jenis ini rusak, perbaikan atau penggantiannya akan
memakan waktu yang cukup lama.

Selain itu, part dari suspensi ini masih cukup jarang ditemukan di pasaran,
sehingga dari segi harga pun menjadi lebih mahal. Jadi selain mahal, kamu
pun akan kesulitan menemukan part dari suspensi jenis ini.

6. Suspensi Pneumatic

Sesuai namanya, suspensi Pneumatic adalah jenis suspensi yang bekerja


dengan mengandalkan sistem pneumatic. Sistem pneumatic adalah sebuah
sistem yang memanfaatkan dorongan gas atau udara yang dimampatkan oleh
kompresor untuk mendukung cara kerjanya.

Kelebihan dari suspensi mobil jenis ini adalah ketinggiannya yang bisa
disesuaikan dari dalam kabin dengan mudah. Namun dibalik fleksibilitas yang
ditawarkan, ada harga yang cukup tinggi untuk part penggantinya. Selain itu
kekurangan lainnya adalah daya tahannya yang tidak terlalu bagus.
1. Camber

Camber adalah sudut kemiringan roda secara vertikal apabila dilihat dari depan atau belakang
mobil.
Sisi roda atas lebih keluar dibandingkan sisi roda bawah, ini disebut camber positif. Efeknya,
kendaraan akan lebih mudah dikendalikan karena masing-masing roda saling mendorong ke arah
luar. Sehingga untuk membelokan setir, tidak perlu tenaga yang besar.

7. Suspensi Torsion Beam

Jenis suspensi mobil berikutnya adalah suspensi Torsion Beam. Jenis


suspensi yang merupakan bentuk pengembangan jenis rigid ini bisa dikatakan
merupakan jenis suspensi mobil yang bersifat semi-independen.

Meskipun merupakan pengembangan, namun secara bentuk jenis Torsion


Beam ini berbeda dengan suspensi jenis rigid. Bahkan dari sisi sistem
peredaman guncangannya pun lebih baik dan lebih empuk dibanding jenis
rigid.

8. Suspensi Udara (Air Suspension)

Jenis suspensi mobil lainnya adalah jenis suspensi udara yang merupakan
salah satu jenis suspensi dari hasil pengembangan yang memiliki kinerja yang
cukup baik. Bahkan saking baiknya, suspensi udara digunakan untuk kelas
mobil-mobil mewah, seperti mobil-mobil dari Mercedes-Benz dan Range
Rover.

Pada beberapa tipe mobil mewah, pengaturan untuk sistem suspensi udara
ini sudah dikomputerisasi sehingga pengendara dapat menyesuaikannya
dengan sangat praktis. Selain praktis, pengaturannya pun menjadi lebih
presisi.

Namun jika melihat sisi konstruksi, jelas suspensi jenis ini memiliki desain
yang lebih rumit dibandingkan dengan jenis lainnya. Di sisi lain, harga
suspensi jenis ini juga tidak murah.

9. Suspensi 3 Link – Rigid

Suspensi 3 Link – Rigid juga merupakan jenis suspensi mobil yang biasanya
terletak di bagian belakang mobil. Ciri khas utama dari jenis ini adalah
keberadaan lateral rod dan lower arm pada sistemnya. Jadi jika kamu melihat
kedua part tersebut ada pada bagian suspensi, maka bisa dipastikan bahwa
jenis suspensi yang digunakan oleh kendaraan tersebut adalah 3 Link-Rigid.

Konstruksinya sendiri umumnya terdiri dari sebuah coil spring, lateral rod, axle
torsion arm dan juga shock absorber. Walaupun komponen penyusun sistem
suspensi ini cukup banyak, namun uniknya dari sisi ukuran masih tergolong
compact.

10. Suspensi Trailing Arm

Jika dilihat dari konstruksinya, mungkin kamu akan menganggap jenis


suspensi satu ini sama saja dengan 3 Link – Rigid. Namun jika kamu
mempelajari cara kerjanya, suspensi trailing arm ini sangat berbeda dengan 3
Link-Rigid.
Pada jenis ini, sistemnya sudah menggunakan trailing arm yang tersambung
dari sisi kiri ke kanan. Persamaannya adalah posisi penggunaannya yang
juga selalu ditempatkan pada bagian belakang mobil.

Komponen Suspensi
Secara garis besar ada empat komponen utama yang menyusun suspensi,
yaitu pegas, lengan suspensi, shock absorber dan stabilizer. Berikut
penjelasan dari masing-masing komponen tersebut:

1. Pegas

Pegas merupakan komponen suspensi mobil yang paling utama karena


memiliki peran untuk menyerap berbagai getaran yang diterima melalui roda
mobil. Ada 4 jenis pegas yang biasa digunakan pada suspensi mobil, yaitu
pegas koil, pegas torsi, pegas daun dan pegas udara.

2. Lengan Suspensi

Komponen penyusun suspensi selanjutnya adalah lengan suspensi (arm).


Komponen ini digunakan untuk menghubungkan bagian roda dan chasis
mobil. Komponen ini berupa engsel yang bisa bergerak vertikal. Sehingga,
saat kendaraan roda empat melewati jalanan rusak yang tidak rata, maka
lengan suspensi dapat membantu roda bergerak ke atas dan ke bawah
sesuai dengan gaya yang diterima roda untuk menstabilkan bodi mobil.

3. Shock Absorber

Sesuai namanya, shock absorber adalah komponen yang berfungsi untuk


meredam gerakan atau guncangan tiba-tiba yang diterima mobil. Shock
absorber akan membantu kerja pegas dalam meredam getaran. Hal ini akan
menambah kenyamanan di dalam kabin mobil ketika kendaraan tersebut
mulai bergerak naik turun.

4. Stabilizer

Komponen penyusun suspensi selanjutnya adalah stabilizer. Seperti


namanya, komponen ini memiliki fungsi untuk membuat bodi mobil tetap stabil
dengan membantu menyeimbangkannya. Tak hanya menyeimbangkan saat
mobil mengalami guncangan, stabilizer juga membantu keseimbangan mobil
saat kamu berbelok.

Fungsi Suspensi Mobil


Sudah dijelaskan di atas bahwa fungsi utama suspensi mobil adalah
meredam impact atau benturan yang diterima mobil dari permukaan jalan.
Baik dari tekanan ke arah atas maupun ke arah bawah. Suspensi mampu
meminimalisir benturan yang terjadi ketika mobil dibawa berkendara di
jalanan berlubang, jalanan berbatu, atau melindas polisi tidur.

Tak hanya itu, suspensi mobil modern kini juga memiliki fungsi untuk
meredam getaran agar tidak dirasakan oleh penumpang di dalam kabin. Hal
ini membuat kenyamanan mereka saat berada di dalam mobil menjadi jauh
lebih baik. Fungsi sistem suspensi lainnya adalah sebagai penopang serta
penyeimbang bodi mobil saat kondisi kendaraan melaju atau diam.

Letak dari suspensi mobil berada di antara roda dan as roda sehingga
mengikat rangka mobil. Pemilihan posisi ini bertujuan untuk memaksimalkan
peredaman getaran. Hal ini disebabkan roda merupakan bagian mobil
pertama yang menerima getaran yang berasal dari permukaan jalan.

Ketika bagian roda menerima dorongan dari permukaan jalan yang tidak rata,
maka getaran yang diterimanya akan diteruskan ke sistem suspensi yang
terhubung secara langsung dengan as roda.

2. Caster
Caster adalah sudut kemiringan sumbu vertikal roda, artinya roda depan dapat berbelok karena
bergerak pada sumbu vertikal. Caster, akan mengatur sudut kemiringan sumbu vertikal ini. Jadi
posisi belok roda tidak 0 derajat vertikal. Sama halnya dengan camber, sudut caster juga ada dua
macam.

Caster positif memiliki sumbu vertikal yang miring ke arah sumbu positif (membentuk sudut
lancip terhadap posisi kendaraan). Sudut ini, akan mempengaruhi centering steer atau
memungkinkan steer balik ke tengah dengan sendirinya. Sudut ini dipakai pada hampir semua
jenis kendaraan roda dua.

Sedangkan caster negatif memiliki sumbu vertikal yang miring ke arah sumbu negatif
(membentuk sudut tumpul terhadap posisi kendaraan). Sudut ini memang kurang baik untuk
stabilitas berkendara karena steer susah dikendalikan, namun kelebihannya ada pada daya
pengemudian yang lebih ringan.

3. Toe
Toe adalah sudut roda apabila dilihat dari atas kendaraan. Secara sederhana, apabila anda melihat
sudut roda dari atas maka roda kendaraan tidak terletak 0 derajat secara lurus. Tetapi, ada sedikit
kemiringan, kemiringan roda dari atas ini disebut toe. Ada dua jenis toe, yakni Toe out, roda
bagian depan lebih keluar dibandingkan roda bagian belakang disebut toe out. Dan Toe in, roda
bagian belakang lebih keluar dibandingkan roda bagian depan disebut toe ini.

Secara umum, sudut toe ini dijadikan koreksi terhadap sudut FWA lainnya. Misal efek dari sudut
camber, roda bisa memberi dorongan ke sisi luar (camber positif) atau ke sisi dalam (camber
negatif) untuk menetralisir, maka dibuatlah sudut toe agar orientasi roda bisa fokus ke arah yang
lebih lurus. Berbeda dengan camber dan caster yang umumnya tidak bisa distel, sudut Toe bisa
diset dengan mudah. Caranya dengan memutar mur pada tie rod. Namun, penyetelan sudut toe
yang berlebihan justru akan menimbulkan slip pada roda. Sehingga roda bisa cepat aus
Pengertian Balancing pada mobil
balancing adalah penyeimbangan kombinasi berat ban dengan velg
agar putaran roda lurus (tidak godeg). Pada saat roda (ban dengan
velg) berputar menggelinding pada permukaan jalan, mereka akan
menyalurkan gaya dan torsi pada sumbu roda.

Manfaat Balancing Mobil


Balancing mobil tidak hanya bermanfaat untuk menyeimbangkan
ban-ban kendaraan. Lebih dari itu, balancing dapat mencakup
manfaat ekonomis dan manfaat lainnya, yakni:
1. Efisiensi bahan bakar
Ketika bagian-bagian mobil tidak tertata dengan baik, ban-ban mobil
tidak dapat bekerja seperti seharusnya. Karena hal ini, mesin
kendaraan akan bekerja lebih keras agar mobil dapat maju ke depan.
Dampaknya, pemakaian bahan bakar akan lebih meningkat dibanding
dengan keadaan sebelumnya.
2. Mengurangi biaya perbaikan mobil
Bagian-bagian mobil yang tidak rata dapat menyebabkan mobil Anda
rusak sebelum waktunya. Setiap kali mobil melintas di jalan yang
berlubang, setir mobil dan sistem suspensi akan terkena dampaknya.
Jika ban tidak sanggup untuk mengurangi dampak kerusakan yang
ditimbulkan jalan berlubang ini, bagian-bagian tertentu pada mobil
akan mengalami benturan yang lebih keras dari yang seharusnya
mereka dapat. Jika bagian tersebut benar-benar rusak, maka Anda
akan berhadapan dengan biaya perbaikan mobil yang terlampau
mahal.
3. Berkendara menjadi lebih mulus
Ketika ban mobil atau bagian mobil lainnya tidak tertata dengan baik,
biasanya Anda akan menyadari kalau mobil perlahan akan bergeser ke
kanan maupun ke kiri, meskipun setir mobil sepenuhnya lurus.
Terus menyesuaikan setir dengan pergeseran mobil tentunya sangat
melelahkan, tidak efisien, mengganggu, dan berbahaya.
4. Meningkatkan keselamatan dalam berkendara
Merawat kendaraan secara benar dapat membantunya untuk
berfungsi dengan baik. Perawatan juga dapat menghindarkan Anda
dari masalah-masalah mobil yang dapat membuat kendaraan Anda
macet mendadak di jalan. Maka dari itu, segera lakukan balancing
sebelum semuanya terlambat.
5. Memperpanjang umur ban kendaraan
Manfaat lain dari balancing dapat dirasakan oleh ban mobil Anda. Ban
adalah salah satu bagian mobil yang penting dan mahal. Ban menjadi
lebih cepat rusak jika balancing mobil tidak dilakukan secara rutin.
Jika mobil rutin menjalani balancing, maka ban akan awet dan
pengemudi tidak perlu repot-repot mengganti bannya, kecuali jika
benar-benar rusak.

PENERAPAN SISTEM
Tahap Penerapan Sistem
1. Merencanakan Penerapan
2. Mengumumkan Penerapan
3. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Keras
4. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak
5. Menyiapkan Database
6. Menyiapkan Fasilitas Fisik
7. Mendidik Peserta dan Pemakai
8. Masuk ke Sistem Baru
SYSTEM PENGAPAIAN
1. Sistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensional adalah sistem yang pertama kali dirancang pada
kendaraan mobil. Bisa disebut juga sebagai rangkaian mekatronika yang sederhana
karena masih menggunakan kontak mekanik agar interval busi menyala.

2. Sistem pengapian transistor


Pengapian transistor hampir mirip seperti pengapian konvensional, hanya saja
perbedaannya terletak pada kontak mekanik yang tak digunakan lagi. Akhirnya
digantikan menggunakan transistor atau biasa disebut pengapian elektronik.
Sistem pengapian transistor ini terbagi menjadi 2 macam, yakni:

 Semi-transistor, menggunakan kontak platina yang mirip dengan sistem

pengapian konvensional.

 Fully-transistor, menggunakan signal generator untuk menggantikan kontak

point. Signal generator ini tak memberikan gesekan, sebab bekerja secara

magnetic.
Kedua macam sistem pengapian transistor ini memiliki perbedaan yang mencolok,
terutama pada cara kerja yang dinamis. Selain itu, perlu diketahui bahwa sistem
pengapian fully transistor masih bisa ditemui pada mobil generasi terbaru,
sehingga dapat membuktikan bahwa sistem tersebut masih efektif.

3. Sistem pengapian DLI


DLI (distributorless ignition) merupakan sistem yang menggunakan komponen
distributor. Sistem pengapian DLI bisa ditemukan pada jenis-jenis mobil terbaru
atau modern.
DLI mengandalkan komputer untuk dapat mengontrol sistem pengapian, atau bisa
disebut juga sebagai EFI untuk bisa mengontrol sistem pengapian yang
menggunakan ECU (electric control unit).
4. Sistem pengapian CDI
CDI merupakan sistem yang banyak diaplikasikan pada sepeda motor yang
memiliki silinder tunggal. Sistem pengapian CDI umumnya menggunakan
kapasitor yang menyimpan dan mengeluarkan arus secara cepat.

CARA KERJA SISTEM STARTER DALAM RANGKAIAN

Ketika kunci kontak di ON kan, arus listrik dari baterai mengalir melewati rangkaian sikring lalu ke
terminal 50 dari switch starter. bersamaan dengan itu ada pula sebagian arus listrik yang mengalir ke
terminal 30 dari switch starter yang dapat menimbulkan kemagnetan dari kumparan Pull in Coil dan
Hold in Coil dari switch starter yang menarik plunyer switch starter sehingga drivel lever mendorong
kopling dan pinion gear ke fly wheel gear

Pemeriksaan
Pengetesan dinamo starter tanpa beban mesin atau pengetesan motor starter dibawah
sebelum dipasang bertujuan untuk memastikan bahwa motor starter berfungsi dengan baik,
setelah motor starter diperbaiki atau pun saat akan mengganti motor starter
Test Cara Kerja Pull-in Coil
Hubungkan battery ke magnetic switch seperti ditunjukkan gambar dibawah. Periksa apakah
plunger dan gear pinion keluar. Jika plunger dan pinion tidak bergerak keluar, ganti magnetic
switch atau ganti solenoid artinya gulungan spull pull in coil rusak.
.

2.Cara Test Hold-in Coil


Ketika dihubungkan seperti di atas dengan plunger keluar, kemudian lepas kabel negatif dari
terminal “C”. Periksa apakah plunger dan pinion masih di luar atau apakah kembali
kedalam.Jika plunger dan pinion kembali ke dalam, ganti magnetic switch, hal ini artinya
gulungan pada Hold-in Coil rusak.

4. Cara Tes Plunger dan Pinion


Lepas kabel negatif dari bodi motor starter. Periksa apakah plunger dan pinion kembali
ke dalam. Jika plunger dan pinion tidak kembali, ganti magnetic switch, hal ini bisa
diartikan solenoid starter macet, tetapi ini jarang terjadi karena per didalam solenoid
cukup kuat

5. Cara Tes Kerja Motor Starter Tanpa Beban


Hubungkan battery dan ampere meter atau tang Amper ke kabel Positif menuju starter
seperti pada gambar. Periksa apakah motor starter berputar lembut dan benar dengan
pinion bergerak ke luar. Periksa apakah penunjukkan arus ampere meter sesuai
spesifikasi daya Motor Starter. Berapa Besar Arus Listrik Motor Starter Saat diukur tanpa
beban? Arus Listrik adalah Besar Daya Listrik starter dibagi tegangan Aki yang
digunakan, contoh saat motor starter dengan daya 0,9 KVA ditest dengan aki 12 volt
tanpa beban, berapa arus listriknya? Arus listrik yang mengalir pada motor starter
adalah 900 Watt dibagi 12 volt, hasilnya adalah 75 Ampere. Jadi saat dilakukan
pengukuran arus listrik motor starter tanpa beban, semestinya arus listrik berada
disekitar 75 Ampere. Ini berbeda jika pengukuran arus listrik dilakukan saat motor
starter memutar mesin (cranking), arus listrik bisa lebih besar berkisar 100 sampai 120
Ampere.

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM STARTER


1. LAKUKAN PENGUKURAN PADA KUMPARAN JANGKAR (ARMATURE)

a. Pengukuran komutator
hubungan terbuka Jika terdapat hubungan, maka armature baik namun jika tidak terdapat
hubungan maka kontinuitas armature putus
b. Pengukuran komutator hubungan masa

Jika tidak terdapat huungan maka armature baik, namun jika terdapat hubungan maka
kontinuitas armature bocor

2. LAKUKAN PENGUKURAN PADA FIELD COIL


c. Pengukuran sirkuit Field Coil
hubungan terbuka Jika terdapat hubungan maka field coil baik namun jika tidak terdapat
hubungan maka continuitas field coil putu
d. Pengukuran sirkuit Field Coil hubungan massa
Jika tidak terdapat hubungan maka field coil baik namun jika terdapat hubungan maka
continuitas dari field coil bocor

3. LAKUKAN PENGUKURAN PANJANG SIKAT DAN RANGKAIAN SIKAT


Panjang sikat yang diukur tergantung dari tipe starter yang di gunakan oleh kendaraan masing-
masing namun jika sikat masih panjang dan kondisinya masih baik (belum aus dan rompal) tidak
perlu diganti

Pada Pengukuran isolasi sikat seharusnya tida ada hubungan namun jika ada hubungan maka
rangkaian sikat harus di ganti

Pada Pengukuran isolasi sikat seharusnya tida ada hubungan namun jika ada hubungan maka
rangkaian sikat harus di ganti
5. LAKUKAN PEMERIKSAAN STARTER CLUTCH DAN PINION GEAR

KERUSAKAN - KERUSAKAN MOTOR STARTER 1. Rangkaian sikat dan sikat sudah aus atau putus 2.
Kumparan switch starter rusak 3. kumparan Field Coil Bocor atau putus 3. Sepatu kutub terbakar 3.
Sikring putus 4. Baterai soak

Pengertian Sistem Pengisian


Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakanaruslistrik yang
nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraantersebut dan sekaligus
mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yangkitaketahui baterai pada mobil
berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik dalamjumlah yang cukup besar pada bagian–
bagian kelistrikan. Akan tetapi, kapasitasbaterai terbatas dan tidak mampu memberikan
semua tenaga yang diperlukansecara terus menerus oleh mobil. Sistem pengisian akan
memproduksi tenagalistrik untuk mengisi baterai serta untuk memberikan arus yang
dibutuhkanolehbagian–bagian kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja.
Sistempengisianbekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup
sistempengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikanyangada,
namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihanarus, maka arus akan
mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalupenuh muatan listriknya
dan semua kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.
Cara Kerja Sistem Pengisian
Sirkuit/rangkaian dari sistem pengsian yang menggunakan regulator duatitik kontak point.
Kebutuhan tenaga yang menghasilkan medan magnet (magneticflux) pada rotor alternator
disuplai dari terminal F. Arus ini diatur dalamarti tambahan atau dikurangi oleh regulator
sesuai dengan tegangan terminal B. Listrik dihasilkan oleh stator alternator yang disuplai
dari terminal B, dan dipakai untuk mensuplai kembali beban-beban yang terjadi pada
kelistrikan body dalampenambahan untuk mengisi kembali battery. Bila sekering terminal IG
putus, listrik tidak akan mengalir ke rotor danakibatnya alternator tidak dapat
membangkitkan listrik. Walaupun sekeringCHGputus alternator akan berfungsi. Hal tersebut
dapat ditentukan dibuktikan
dengan bantuan sirkuitpengisian. Skema di bawah ini menggambarkan rangkaian
sistempengisiankonvensional secara sederhana, skema dibawah ini dibagi menjadi dua
bagianutama yaitu alternator dan regulator, sementara ada komponen lainnya seperti
baterai, fusible link, fuse, charge warning lamp (lampu pengisian), load(beban). Alternator
terdiri dari beberapa komponen seperti kumpatan stator (stator coil), kumparan rotor (rotor
coil), enam buah dioda yang dirangkai dengansistem jembatan, dan terminal alternator (E,
F, N, dan B).

Pada bagian regulator, terdapat beberapa bagian yaitu voltage regulator, voltage relay,
kontak poin, resistor, dan terminal -terminal regulator (IG, N, F, E, L, dan B). Semua
komponen dalam alternator dan regulator dihubungkansatusama lain sehingga membentuk
rangkaian system pengisian.
Cara kerja dari sistem pengisian dengan regulator tipe konvensional terbagi menjadi empat
bagian, yaitu pada saat kunci kontak ON mesin belum hidup, mesin hidup putaran lambat,
putaran sedang, dan putaran tinggi. Berikut dijelaskan cara kerja sistempengisian tipe
konvensional.

Wiring dan Harness

Sebuah mobil dapat memuat kabel sepanjang setengah mil, sebanyak 50 harness,
dengan lebih dari 500 koneksi individu (gambar di atas). Kabel ini harus bekerja di
bawah kondisi kerja yang sangat buruk. Panas mesin, getaran, air, kotoran jalanan,
dan oli dapat merusak kabel dan koneksinya. Jika kabel atau koneksi putus,
rangkaian akan gagal bekerja.

Untuk melindungi banyak kabel dari kerusakan dan agar tidak menjadi kusut yang
membingungkan, sistem kelistrikan otomotif diorganisasikan ke dalam kumpulan
kawat yang dikenal sebagai kabel harness yang melayani berbagai area mobil.
Kabel umumnya dibungkus dengan pita atau penutup plastik, atau mereka dapat
ditutup dalam tabung terisolasi. Harness sederhana dirancang untuk
menghubungkan dua komponen; harness kompleks adalah koleksi harness
sederhana yang diikat menjadi satu seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Contoh wiring harness sederhana dan kompleks.

Kabel utama terletak di belakang panel instrumen atau di bawah dashboard


gambar di bawah.

Gambar menunjukkan harnes di bawah panel depan yang memiliki 41 konektor


yang berbeda.

Terdapat juga harness di kompartemen mesin seperti ditunjukkan pada gambar


berikut ini.
Keduanya adalah gambar yang menunjukkan harness yang ada di ruang mesin.

Selain itu, harness juga berada di sepanjang lantai bodi mobil. Harness cabang
dialihkan dari harness utama ke bagian lain dari sistem. Butir 1, 2, dan 3 pada
gambar di atas adalah koneksi ground. Insulasi berwarna yang digunakan pada
kabel individual membuatnya lebih mudah untuk melacak mereka melalui harness
ini, terutama di mana bagian kawat tersembunyi dari pandangan.

Sambungan kendor atau terkorosi, atau kabel pengganti yang terlalu kecil untuk
rangkaian, akan menambah resistansi tambahan dan penurunan tegangan
tambahan ke rangkaian.

Sebagai contoh, penurunan voltase tambahan 10 persen ke lampu depan akan


menyebabkan hilangnya tegangan 30 persen pada lampu. Kehilangan tegangan 10
persen yang sama pada power windows atau motor penghapus kaca depan dapat
mengurangi, atau bahkan menghentikan, pengoperasian motor starter.

Semua rangkaian listrik otomotif, kecuali rangkaian sekunder sistem


pengapian (dari koil ke busi), beroperasi pada 12 hingga 14 volt dan disebut
sistem tegangan rendah. (Sistem enam volt pada mobil yang lebih tua dan sistem
24 volt pada truk juga dianggap sebagai sistem bertegangan rendah.) Kabel
bertegangan rendah pada kendaraan, dengan pengecualian kabel baterai, disebut
kabel primer. Ini biasanya mencakup semua sirkuit penerangan, aksesori, dan
distribusi daya.

DASAR - DASAR DIAGNOSA

Kesalahan penanganan biasanya bermula dari kesalahan diagnosa. Oleh karena itu
penting sekali untuk Anda mendiagnosa penyebab permasalahan sebelum
melakukan perbaikan. Diagnosa bukanlah hal yang tidak biasa untuk seorang
teknisi yang berpengalaman menghabiskan banyak jam kerja hanya untuk
menemukan bahwa suatu perbaikan tidak perlu dilakukan.

Terdapat lima bagian diagnosa utama yang terlibat:


1. Alasan-alasan yang mungkin untuk konsumsi oli mesin
2. Penyebab daya mesin hilang atau mesin bekerja sangat kasar
3. Masalah-masalah terkait bunyi mesin yang aneh
4. Permasalahan-permasalahan tekanan oli
5. Permsalahan-permasalahan sistem pendingin.

Terdapat beberapa penyebab masalah-masalah mesin. Beberapa adalah hasil dari


keausan yang normal atau kecerobohan dalam perawatan. Permasalahan-
permasalahan juga harus disesuaikan pada pekerjaan sebelunya di dalam mesin.
Permsalahan yang tampak terkait dengan mesin dapat juga disebabkan oleh
wilayah spesifikasi pada mobil yang lain, seperti permasalahan transmisi atau
kontrol-kontrol emisi. Terkadang sebuah masalah pada sebuah sistem
menyebabkan mesin gagal beroperasi. Jika masalah tersebut tidak diatasi,
kegagalan akan kembali terjadi.
Sebuah mesin seharusnya didiagnosa secara tepat sebelum dilakukan pengerjaan
perbaikan. Diagnosa seharusnya menjadi penentu bahwa overhaul benar-benar
diperlukan, misalnya. Kegagalan motor starter sebagai hasil diagnosa pada
kegagalan mesin dapat bekerja dengan baik. Kegagalan penggerak belt misanya
juga dapat menyebabkan Anda berpikir bahwa kesalahan ada pada mesin.

Motor starter rusak ini adalah penyebab mesin mogok. Starter motor diperbaiki, dan mesin
dapat dipastikan dapat bekerja kembali.

Lokasi yang tepat pada sebuah masalah seharusnya dapat ditentukan pada saat
mesin sedang berkerja. Diskusi atas keluhan yang dialami oleh pemilik kendaraan
juga dapat membantu menemukan wilayah kerusakan yang terjadi. Terkadang
pemilik kendaraan terbiasa atau merawat kendaraan secara prosedural dapat
menyebabkan permasalahan mesin timbul

ALAT SCANER
Alat scanner adalah alat khusus untuk mendeteksi adanya kerusakan di mesin dan sistem
kelistrikan, dicolok ke soket OBD (on board diagnostic)
Scanner hanya bisa dipergunakan di mobil modern yang sudah menggunakan ECU atau yang
sudah sistem injeksi. Karena data yang diberikan ke scanner berasal dari sensor-sensor pada mesin
dan fungsi kelistrikan
Scanner-scanner universal biasanya tidak bisa mendapatkan hasil yang detail seperti scanner yang
dedicated

Anda mungkin juga menyukai