Anda di halaman 1dari 1

Mendu ialah tradisi kolektif berbentuk teater rakyat yang mengandung perpa­duan unsur

musik Melayu, tari, lagu, syair, dialog, pencak silat, dan banyolan/humor di dalam
pementasannya. Mendu tidak hanya memainkan ceri­ta Dewa Mendu. Cerita yang ditampilkan
bersifat istana sentris. Biasanya diangkat dari dongeng, legenda, hikayat seribu satu malam,
serta cerita lama. Jarang sekali, bahkan tidak pernah menampilkan kehidupan sehari­
hari.Kesenian Mendu menjadi media pendidikan dengan menyampaikan nilai­nilai luhur
sehingga setiap pementasannya selalu berakhir dengan kemenangan pihak yang benar
terhadap kebatilan
Merujuk penuturan beberapa seniman Mendu di Kalimanatan Barat dan berbagai referensi
yang penulis temukan saat meneliti kesenian ini di sana, nama kesenian Mendu berasal dari
hikayat Dewa Mendu yang dimainkan oleh para pencetus kesenian tersebut. Konon mereka
bingung memberikan nama pada kesenian yang akan mereka tampilkan. Karena cerita yang
pertama kali mereka pakai untuk latihan dan akan dipentaskan itu berjudul Dewa Mendu,
mereka pun akhirnya menamakan kesenian ini ‘Mendu’.Kesenian Mendu tidak hanya ada di
Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau, tetapi juga di Malaysia. Mendu Riau mendapat pengaruh
dari bangsawan, sedangkan Mendu Malaysia ialah sinonim dari Wayang Parsi. Bentuk penyajian
Mendu di Malaysia pada akhir abad yang lalu mungkin cukup banyak bedan…
Kesenian Mendu yang ada di Kalimantan Barat berasal dari Kabupaten Mempawah,
terpusat di Desa Malikian, Kecamatan Mempawah Hilir. Kehidupan kesenian ini memiliki pasang
surut. Setelah mengalami masa kejayaan pada 1876–1941, pamor kesenian ini meng­alami
kemunduran bahkan mati suri pada masa penjajahan Jepang (1942). Pada dekade 1980­an,
kesenian ini bangkit bahkan jadi primadona di dunia hiburan rakyat. Selain sebagai media
hiburan, Mendu juga dapat berfungsi sebagai media penyampai pesan pembangunan, seperti
program pendidikan, keluarga berencana, dan sebagainya.Kebangkitan kesenian ini tidak lepas
dari peran aktif pemerintah mengadakan diskusi dan sarasehan yang melibatkan beberapa
tokoh muda dari kelompok teater modern yang ada di kota maupun kabupaten Po…
Tata pertunjukan Pertunjukan Mendu diawali dengan bunyi pluit ditiup panjang sebanyak 3
kali dan diikuti dengan bunyi gong tunggal yang juga dipukul sebanyak 3 kali. Setelah itu disusul
bunyi tetabuhan, yang dilanjutkan bunyi biola untuk mengiringi pemain/penyanyi solo
membawakan lagu Bismillah sebagai lagu pembuka pertunjukan

Anda mungkin juga menyukai