NIM : 4101417081
Peran guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu faktor
utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas. Oleh karena itu, dalam dunia
pendidikan, tugas guru tidak hanya menjadi seorang pendidik, tetapi juga menjadi pembimbing,
motivator, fasilitator, juga evaluator siswa. Tugas tersebut bukanlah tugas yang mudah. Dalam
pembelajaran mungkin beberapa guru termasuk guru matematika akan mengalami berbagai kendala,
misalnya menemukan siswa yang sulit mengerti, siswa yang tidak suka matematika, dan sebagainya. Hal
tersebut dapat dikarenakan metode dan cara penyampaian materi yang dipakai untuk mengajar kurang
tepat, suasana kelas kurang mendukung untuk belajar, sikap guru kurang menyenangkan bagi siswa, dan
lain sebagainya. Untuk itu, seorang guru matematika harus berusaha menjadi guru yang baik sehingga
beliau akan disenangi oleh siswa dan beliau memiliki karir yang bagus.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar seorang guru matematika dapat dikatakan menjadi
seorang guru matematika yang baik. Banyak orang memiliki definisi yang berbeda-beda untuk
menentukan kriteria tersebut. Bagaimanapun, satu hal yang tidak akan berubah yaitu seorang guru yang
baik tentunya memiliki beberapa kualitas yang membedakannya dengan guru matematika yang lain.
Kualitas ini akan menghasilkan hal baik tidak hanya untuk siswa, tetapi juga guru matematika itu sendiri.
Berikut merupakan 5 karakteristik seorang guru matematika dapat dikatakan guru matematika yang baik.
2. Menarik/Menyenangkan
Guru adalah seorang fasilitator bagi siswanya. Oleh karena itu, guru matematika hendaknya
membuat siswa merasa nyaman dalam belajar matematika. Guru matematika hendaknya tidak
memaksakan kehendaknya dan merasa dirinya paling benar dalam kegiatan pembelajaran. Dari
pada itu, sebaiknya guru matematika mengizinkan siswa untuk mengeksplor ide-ide mereka
dalam kegiatan pembelajaran seperti saat menyelesaikan suatu permasalahan matematika. Dalam
hal ini, guru bertugas untuk membimbing siswanya agar ide-ide mereka dapat terarah sesuai
dengan materi yang dipelajari. Jika siswa menemukan kesulitan dalam menyelesaikan masalah,
sebaiknya guru tetap memotivasi mereka dan membimbing mereka untuk tidak menyerah
sehingga mereka dapat mengidentifikasi mana yang salah dan mana yang benar sampai
menemukan solusi yang tepat. Dalam hal ini guru harus memberikan motivasi pada saat
dibutuhkan.
Sebagai contoh, ketika siswa diberikan suatu permasalahan matematika terkadang ada guru yang
mengatakan bahwa permasalahan tersebut sulit dan siswa akan kesulitan, hal itu sebaiknya
dihindari karena terkesan menakut-nakuti siswa sehingga akan membuat siswa merasa pesimis
sebelum memulai. Terkadang ada juga guru yang menekan siswa dengan merasa paling benar
yaitu dengan menyalahkan jawaban siswa karena cara yang dipakai untuk menyelesaikan
permasalahan matematika tersebut berbeda dengan apa yang guru itu ketahui. Mungkin ada juga
guru yang meremehkan siswa jika siswa merasa kesulitan. Hal ini perlu sekali dihindari karena
selain suasana kelas akan tidak nyaman, siswa juga akan merasa terbebani dan berkemungkinan
menjadi malas belajar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, guru dapat mengajak siswa berdiskusi
bersama untuk menemukan jawaban yang tepat atau menginstruksikan siswa untuk berdiskusi
bersama temannya dengan bimbingan guru.
4. Terus Belajar
Seorang guru matematika yang baik tahu bahwa mereka tidak sempurna. Guru tetap
memposisikan diri mereka sebagai seorang pembelajar. Oleh karena itu, guru yang baik akan
terus belajar dan banyak membaca ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan
matematika. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Sebagai contoh, guru
yang haus akan pengetahuan tidak membiarkan dirinya membatasi pengetahuannya sebatas itu
saja, mereka akan sering membaca-baca artikel jurnal terbaru, buku-buku, essay, dan lain
sebagainya. Guru matematika yang baik juga akan menambah ilmu yang mereka miliki dengan
ilmu di bidang lain sehingga mereka akan lebih percaya diri ketika berhadapan dengan siswa
karena banyak ilmu yang dapat dibagikan dengan siswa. Sebagai contoh, guru matematika juga
turut mempelajari dan mengikuti berita tentang kesehatan, seperti pada kasus sebuah penyakit
pandemik di masyarakat yang penyebarannya dapat dikalkulasikan dengan kalkulus, bagaimana
dampaknya terhadap ekonomi yang juga pengitungannya menggunakan pendekatan matematika,
dan sebagainya.
Lalu, guru matematika yang baik tidak akan membiarkan pengetahuan yang dimilikinya
tersimpan untuk dirinya saja. Ketika guru tersebut menemukan konsep-konsep baru tentang
matematika maka mereka akan menghubungkannya dengan konsep yang lama untuk kemudian
disampaikan kepada siswanya. Hal ini dapat memberikan teladan bagi siswa bahwa ilmu itu akan
terus diperbarui, semakin modern maka akan semakin banyak ilmu-ilmu baru yang harus dikuasai
sehingga belajar itu tidak ada batas waktu. Meskipun sudah memiliki profesi sekalipun, manusia
harus terus belajar untuk menyesuaikan zaman.
5. Peduli
Guru matematika yang baik tidak hanya fokus pada materi yang disampaikan, tetapi juga pada
siswanya. Guru tersebut tentunya memiliki sifat peduli pada permasalahan siswanya. Ada
berbagai macam permasalahan yang sering dihadapi siswa, seperti sakit, kesulitan memahami
materi, masalah emosional dalam sekolah, kurangnya motivasi belajar, dan lainnya. Oleh karena
itu, guru matematika yang baik hendaknya menyadari dan peka apabila siswanya mengalami
hal-hal tersebut. Guru matematika yang baik akan meluangkan waktunya untuk membantu siswa
dalam permasalahannya. Hal ini dikarenakan adanya permasalahan-permasalahan tersebut akan
menghambat kegiatan pembelajaran. Misalnya ketika seorang siswa sedang kurang termotivasi
dalam belajar maka semua ilmu yang dia dapatkan tidak akan tertanam di memorinya. Hal ini
mengakibatkan di materi selanjutnya atau di jenjang berikutnya siswa tersebut akan mengalami
kesulitan karena tidak memahami materi tersebut.