Disusun Oleh :
Sarisma Purba (6202411013)
Sekolah : SMP
Kelas/Semester : VII / 1
Kompetensi Inti
8.1 Menganalisis, merancang, dan mengevaluasi taktik dan strategi dalam simulasi perlombaan
salah satu nomor atletik (jalan cepat, lari, lompat dan lempar)yang disusun sesuai peraturan.
9.1 Memperagakan dan mengevaluasitaktik dan strategi dalam perlombaan salah satu nomor
atletik (jalan cepat, lari, lompat, dan lempar) dengan peraturan terstandar.
Indikator
8.1.1 Menganalisis, merancang, dan mengevaluasi taktik dan strategi dalam simulasi salah satu
nomor atletik lempar cakram
9.1.1 Memperagakan dan mengevaluasi taktik dan strategi dalam salah satu nomor atletik
lempar cakram dengan peraturan dan alat yang di modifikasi
Tujuan Pembelajaran
Fakta
Konsep
Prinsip
Prosedur
1. Sikap awal
2. Ayunan tangan
3. Sikap melempar
4. Lepasnya cakram
5. Sikap akhir melempar cakram
Metode Pembelajaran
✓ Pendekatan Saintifik
✓ Metode Problem Based Learning (PBL)
✓ Latihan teknik perorangan dan berpasangan/berkelompok
Alat/Media/Bahan
Pendahuluan 15 menit
Penyajian Masalah
Penutup 15 menit
Lempar cakram adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik. Pada acara
Olimpiade sejak 708 M, lempar cakram merupakan bagian dalam pancalomba (pentatlon). Pada
awalnya cakram terbuat dari batu terupam halus dan kemudian dari perunggu yang dicor dan
ditempa. Cara melakukan lemparan pada mulanya menirukan nelayan yang melempar jaringnya
berulang-ulang. Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara khusus
dengan badan agak bersandar ke depan.
Olahraga Lempar Cakram dalam bahasa Inggris disebut dengan Discus Throw. Adapaun
pengertian Lempar Cakram adalah salah satu cabang olah raga atletik dimana dalam
perlombaannya, atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin, dengan
mengikuti suatu aturan tertentu.
Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram). (W. J. S.
Poerwadarminta, 1976 : 584). Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring
berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51). Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor
lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi,
atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.
Sejarah Lempar Cakram
Gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa
primitif pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan
itu sudah dikenal. Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari
efiiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari,
kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa
binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.
Jadi sejak zaman prasejarah, manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh,
kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara orang yang
menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua. Bangsa Belanda menyebutnya “Atletik
is a moerder der sporten” yang artinya atletik adalah induk dari semua cabang olahraga.
Berbicara masalah lempar cakram di Indonesia, kita tidaik bisa pisahkan dengan sejarah atletik.
Karena lempar cakram adalah nomor atau bagian dari atletik. Jadi di Indonesia atletik termasuk
lempar cakram dikenal lewat bangsa Belanda yang setengah abad lamanya menjajah Negeri
Indonesia. Namun demikian atletik termasuk lempar cakram ini tidak dikenal secara luas.
Kemudian pada zaman pendudukan Jepang mulai awal tahun 1942-1945 kegiatan keolahragawan
mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan pegawai
diwajibkan melakukan senam. Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik termasuk lempar
cakram. Tetapi semua aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia itu hanya
untuk kepentingan orang-orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan perang (Drs. Aip
Syrifuddin, 1998 : 3).
Kemudian setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga termasuk lempar cakram semakin
meluas bahkan setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik
termasuk lempar cakram (Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37). Dari penjelasan sejarah atletik diatas,
maka dalam bab ini penulis akan menguraikan hal-hal sebagai berikut :
1. Panjang lengan
2. Lempar cakram
3. Pengaruh panjang l;engan terhadap prestasi lempar cakram
Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari. Beberapa cara
memegang cakram yang banyak digunakan antara lain:
1. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan meletakkan tepi
cakram pada lekuk pertama dari jari-jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang
sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan tepat pada titik
berat cakram atau sedikit di belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah
memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat.
2. Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah sebagai berikut: jari tengah dan
jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama
pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini tekanan
diutamakan pada jari-jari yang berhimpitan tadi. Tekanan pada jari-jari ini yang mengatur
putaran cakram sewaktu lepas dari tangan.
3. Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan sebagai berikut: posisi
jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari.
Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak tangan berarti
berada di tengah-tengah cakram.
Cara memegang cakram (A-B-C-D) serta gambar E telapak tangan agak cekung.
Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran
tersebut dibedakan menjadi
Putaran awalan ini harus dilakukan dengan baik karena akan menentukan hasil lemparan yang
maksimum. Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut:
1. Mengambil posisi yang baik, berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan
selebar badan, sedikit ditekuk dan kendor. Berat badan bertumpu pada kedua kaki.
2. Pusatkan perhatian untuk melakukan awalan agar mantap,
kemudian cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini
diulang-ulang 2-3 kali dilanjutkan dengan awalan berputar. Cara melakukannya adalah
sebagai berikut:
• Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan belakang diikuti oleh
gerakan memilin badan ke kanan, lengan kiri juga mengikuti gerakan ke kanan, sedikit
ditekuk ke muka dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar berada
pada kaki kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat.
• Kemudian, cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri dengan
tangan kiri dibawa ke kiri juga, berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor
dan tumit sedikit terangkat.
• Selanjutnya, gerakan ayunan cakram ke samping kanan belakang diulangi lagi seperti
latihan di atas.
Ayunan Lengan Saat Melempar
Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan gerakan
melempar cakram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan
didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan tepilin ke
kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.
2. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap lemparan
penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan kearah depan atas.
3. Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90o. Cakram terlepas dari
pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena
tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di muka
bahu.Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu akan menjadi lemparan yang gagal
sebab, kecuali lemparannya tidak akan jauh, juga tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya,
kalau lepasny agak terlambat, sudah sampai di muka badan, hasil lemparannya tidak akan
memuaskan dan akan keluar daerah lemparan.
4. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti
jalannya cakram.
Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepasnya Cakram)
Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk
untuk menahan agar badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran.
Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.
Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan dengan tolakan yang kuat
dan pengerahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak,
terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan. Setelah lemparan dilakukan dan
dinyatakan bahwa jatuhnya cakram sah, dari sikap berdiri pelempar keluar dari lingkungan
melalui belahan bagian belakang, tidak dengan lari atau melompat.
Teknik gerakan lempar cakram
Posisi berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan selebar badan, sedikit ditekuk
dan rileks. Berat badan pada kedua kaki. Pusatkan perhatian dan lakukan persiapan untuk
melakukan awalan agar mantap. Kemudian, cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang
lalu ke kiri. Gerakan ini diulang-ulangi dua tiga kali dilanjutkan dengan awalan berputar. Lengan
yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan-belakang diikuti oleh gerakan memilin
badan ke kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat. Kemudian, cakram
diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga,
berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit terangkat.
Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong
ke depan-atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar
ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula. Berat badan dipindahkan dari
kaki kanan ke kaki kiri. Setelah posisi badan siap lempar, dengan waktu yang tepat cakram
dilemparkan ke arah depan-atas.
Lepasnya cakram setinggi dagu dengan lengan lurus kedepan, sudut lemparan kira-kira 30
derajat. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran
cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk.
Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya
cakram.
Peraturan Lempar Cakram
Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa
menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri
mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.pelempar boleh
menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak boleh menyentuh bagian
atasnya. Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang
terdekat ketepi dalam balok. Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak
melempar sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak
berikutnya (final). Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6
kali langsung final.
Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai. Bagian atasnya
dipasang rata dengan tanah diluarnya. Bagian dalam terbuat dari semen, aspal atau bahan lain
yang kokoh tetapi tidak licin permukaannya bagian dalam harus datar lebih rendah 14 mm
sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran. Ukuran garis tengah sebelah dalam lingkaran lempar
adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih. Garis putih selebar 5 cm
harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 cm pada kedua sisi lingkaran.
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal. Bingkai berbentuk
lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah cakram ada beban yang dapat dilepas-pindahkan.
Ukuran cakram untuk putra dan putri adalah sebagai berikut.
• Lingkaran untuk melempar berdiameter 2,50 meter dalam perlombaan yang resmi terbuat
dari metal atau baja.
• Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal,
dan lain-lain.
• Lingkaran lemparan dikelilingi oleh sangkar/pagar kawat untuk menjamin keselamatan
petugas, peserta, dan penonton.
• Bentuk seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor lemparan
dibatasi oleh garis yang berbentuk sudut 40 derajat di pusat lingkaran.
Perlombaan lempar cakram perlu dipimpin oleh wasit atau juri yang tegas, jujur, adil, jeli, dan
penuh wibawa. Penguasaan peraturan perlombaan, pertandingan, dan pengalaman memimpin
harus terus ditingkatkan agar menunjang lancarnya perlombaan lempar cakram. Jumlah wasit
atau juri dalam perlombaan lempar cakram adalah 5 orang, yaitu juri 1, juri 2, juri 3, juri 4, dan
juri 5. Setiap juri tersebut memiliki tugas dan wewenang yang berbeda, antara lain sebagai
berikut.
• Juri 1
Memanggil peserta dan mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran pada saat
pelempar berputar, seperti di belakang lingkaran lempar.
• Juri 2
Mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran, seperti pada saat cakram sedang
dilepaskan dari tangan pelempar. Juri 2 hendaknya memegang pengeras suara (megaphone)
untuk memberitahukan pelempar agar siap sedia. Ia pun memegang bendera isyarat bahwa suatu
lemparan tersebut sah atau tidak.
• Juri 3
Menempatkan alat pengukur atau ujung pita meteran pada saat setelah ditempatkannya bendera
sebagai pertanda tempat jatuhnya cakram.
Bertugas untuk melihat dan mengamati tempat jatuhnya cakram pertama (terdekat). Bagi peserta
yang kidal, tentu posisi juri atau wasit harus berubah menyesuaikan dengan keadaan.
Sebelum melakukan pengukuran terhadap hasil lemparan cakram ada beberapa bagian penting
yang haris diperhatikan yakni :
• Si pelempar tidak boleh keluar dari tempat dimana ia diberikan kesempatan untuk
melempar.
• Hasil lemparan tidak keluar dari garis tepi kanan dan tepi kiri atau garis pembatas pinggir
dari lapangan lempar cakram.
Apabila sudah melempar dengan cara yang benar dan memperhatikan kedua hal diatas, maka
pengukuran dapat dilakukan dati tempat dimana cakram jatuh pertama kali di tanah, kemudian di
tari ke garis terdepan bagian pinggir dari lapangan lempar cakram maka akan diperoleh berapa
meter hasil lemparan tersebut. Setiap pelempar diberi kesempatan sampai tiga kali untuk
melakukan lemparan cakram, lemparan terjauh dapat di ukur artinya itulah lemparan terbaik
yang dapat dilakukan oleh pelempar.
Hal-hal yang harus dihindari dalam lempar cakram adalah sebagai berikut.
Hal-hal yang harus diutamakan dalam lempar cakram adalah sebagai berikut:
• Melakukan putaran dengan sempurna dan lakukan putaran yang besar antara badan
bagian atas dan bawah.
• Doronglah cakram melewati lingkaran.
• Capai jarak yang cukup pada saat melayang melintasi lingkaran.
• Mendaratlah pada jari-jari kaki kanan dan putarlah secara progresif.
• Mendaratlah dengan kaki kanan di titik pusat lingkaran dan kaki kiri sedikit ke kiri dari
garis lemparan.
Kita sebagai manusia terbentuk dari unsur jasmani dan rohani, keduanya memegang peranan
penting dan tidak dapat dipisah satu dengan yang lainnya karena saling mempengaruhi. Apabila
fisik terganggu oleh suatu penyakit maka faktor fsikispun ikut terganggu. Oleh karena itu
kesehatan fisik harus selalu dijaga agar tetap dalam keadaan sehat. Dengan demikian faktor
psikis, pemeliharaan dapat dilakukan dengan jalan pemeliharaan suasana lingkungan sehat
sehingga pikiran tetap jernih, serta perasaaan tenteram dan sebagainya, menentukan karena
segala kegiatan dalm mencapai prestasi memerlukan pembiayaan yang cukup besar.
b. Faktor-faktor eksternal (dari luar atlet)
• Lingkungan keluarga
Keluarga dapat dinyatakan sebagai suatu kelompok atau unit terkecil dari masyarakat
yang didalamnya terdapat hubungan erat antara anggota-anggotanya. Orang tua dalam
suatu keluarga mendidik anaknya secara kodrati dengan memberi dorongan.
• Latihan
Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk
mencapai mutu, prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental yang
teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang (Rusli Nursalam, 1990 : 19).
Bahan terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal. BIngkai berbentuk lingkaran
penuh dan tepat di tengah-tengah cakram ada beban yang dapat dilepas—pindahkan. Ukuran
Cakram :
Lapangan lempar cakram berbentuk lingkaran (tempat atlet untuk melempar). Dari titik tengah
lingkaran ditarik dua garis keluar ke arah depan membentuk sudut 40 derajat. Permukaan lantai
tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal, dan lain-lain. Lingkaran
lemparan dikelilingi oleh sangkar/pagar kawat untuk menjamin keselamatan petugas, peserta,
dan penonton.
Ukuran lapangan:
1. Lingkaran untuk melempar berdiameter 2,50 meter dalam perlombaan yang resmi terbuat
dari metal atau baja.
2. Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal,
dan lain-lain. Lingkaran lemparan dikelilingi oleh sangkar atau pagar kawat untuk
menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton.
3. Bentuk lapangan seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 33,3 meter. Sektor
lemparan dibatasi oleh garis yang berbentuk sudut 40 derajat di pusat lingkaran.
Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/lempar-cakram/