Anda di halaman 1dari 28

Machine Translated by Google

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.net/publication/339151162

Penguatan Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan


Menerapkan Sistem Manajemen Pembelajaran Seluler di ADDIE
Model Desain Instruksional

Artikel di Jurnal Internasional Teknologi Seluler Interaktif (iJIM) · Februari 2020


DOI: 10.3991/ijim.v14i02.11380

KUTIPAN BACA
20 1,596

4 penulis:

Yusuf Hanafi Nurul Murtadho Murtadho


Universitas Negeri Malang Universitas Negeri Malang
62 PUBLIKASI 109 KUTIPAN 26 PUBLIKASI 126 KUTIPAN

LIHAT PROFIL LIHAT PROFIL

M. Alifudin Ikhsan Tsania Nur Diyana

Universitas Negeri Malang Universitas Negeri Malang

30 PUBLIKASI 195 KUTIPAN 22 PUBLIKASI 87 KUTIPAN

LIHAT PROFIL LIHAT PROFIL

Beberapa penulis publikasi ini juga mengerjakan proyek terkait ini:

mengajar bahasa Lihat proyek

Proyek tampilan pembangunan karakter

Semua konten yang mengikuti halaman ini diunggah oleh Yusuf Hanafi pada 12 Februari 2020.

Pengguna telah meminta peningkatan file yang diunduh.


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

Perkuat Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri


Pendidikan dengan Mengembangkan dan Menerapkan Seluler
Sistem Manajemen Pembelajaran di ADDIE
Model Desain Instruksional

https://doi.org/10.3991/ijim.v14i02.11380

Yusuf Hanafi () , Nurul Murtadho, M. Alifudin Ikhsan,


Tsania Nur Diyana
Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia
yusuf.hanafi.fs@um.ac.id

Abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengeksplorasi


pengaruh penerapan Mobile-Learning Management System yang disebut e-BBQ,
dalam membimbing ibadah siswa. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Negeri
Malang pada semester gasal tahun ajaran 2018-2019 dengan mengacu pada model
desain pembelajaran ADDIE. Tahap implementasi dilakukan dengan one group
pretest-posttest design. Subyek penelitian adalah 100 siswa yang dipilih dengan
menggunakan randomized sampling. Hasilnya, e-BBQ yang dikembangkan berupa
aplikasi dan website dengan beberapa menu antara lain membaca Al-Qur'an, ibadah,
latihan, dan login instruktur. Evaluasi formatif melalui validasi oleh ahli media, bahasa,
dan topik, serta siswa dan pengajar melalui uji coba, menunjukkan bahwa e-BBQ
memberikan pengaruh positif, dan keterampilan beribadah siswa meningkat secara
signifikan. Selain itu, e-BBQ dinilai sebagai media pembelajaran Islami yang menarik
yang memungkinkan pembelajaran lebih menyenangkan dan mendorong motivasi
belajar siswa.

Kata Kunci—Pendidikan agama Islam , Mobile Learning, Learning Management


System, ibadah.

1 pengantar

Pengetahuan membaca Al-Qur'an dan berdoa adalah dasar dan wajib yang harus dipahami
oleh seorang Muslim. Dalam sehari, umat Islam harus shalat lima waktu di mana mereka harus
membaca Al-Qur'an. Bagaimana seorang Muslim berdoa adalah parameter penting dari
ketaatan beragama dalam Islam [1]. Di sisi lain, membaca Al-Qur'an memiliki karakteristik
dimana setiap huruf memiliki ejaan yang berbeda [2], dan kesalahan membaca dapat
menyebabkan perbedaan makna [3]. Oleh karena itu, pembelajaran ibadah seperti sholat dan
membaca Al Qur'an sangat penting dalam pendidikan agama Islam. Pembelajaran ini
menekankan pada amalan ibadah yang benar dan tertib baik dari segi bacaan maupun gerak.
Selama ini pembelajaran sholat dan membaca Al-Qur'an dilakukan secara konvensional.
Instruktur menunjukkan contoh melalui metode demonstrasi, dan mereka

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 215


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

siswa mengikuti mereka. Metode ini sesuai jika diterapkan dalam pembelajaran pendidikan ibadah,
namun pengajar tidak boleh terus menerus mendemonstrasikan agar siswa dapat memahami
dengan baik dalam satu kali pertemuan. Misalnya, ketika guru menunjukkan contoh gerakan dalam
berdoa, diperlukan pengulangan gerakan agar siswa dapat memahami dengan baik. Namun, jika
siswa tidak dapat memahami setelah pengulangan contoh, instruktur memiliki energi terbatas untuk
mendemonstrasikan cara berdoa terus menerus. Masalah lainnya adalah terkadang siswa tidak
bisa menghafal dengan kuat dan cenderung salah dalam berlatih mandiri setelah belajar. Hal ini
menyebabkan latihan siswa tidak dapat
berjalan dengan baik, dan ilmu serta amalan ibadahnya tidak berkembang pesat.
Dalam konteks pendidikan tinggi, jumlah jam pendidikan agama Islam dianggap memiliki
proporsi yang kecil dibandingkan dengan jam pembelajaran IPA.
Kondisi ini menimbulkan permasalahan dimana siswa kurang menguasai ajaran agama, dan tidak
akan ada keseimbangan antara sains dan agama. Beberapa perguruan tinggi menanggapi masalah
ini dengan menambahkan program-program keagamaan yang terpisah dari perkuliahan kelas di
masing-masing fakultas dalam bentuk pendidikan agama yang terpusat. Alba [4] menjelaskan
langkah ini sangat baik karena akan menghilangkan label kampus sekuler dan meningkatkan
semangat keagamaan mahasiswa yang dinilai sangat rendah belakangan ini. Penyediaan fasilitas
berupa pendidikan diyakini mampu memberikan kontribusi yang tinggi untuk mengembangkan
karakter keagamaan siswa [5]. Masalah lainnya adalah terlalu banyak siswa yang belajar di kelas.
Meskipun praktik ibadah dilakukan dalam kelompok kecil, namun dilakukan secara bersama-sama
di satu tempat sehingga menantang untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa. Siswa sering kali
mengalami rasa tidak percaya diri dan takut diejek oleh teman sebayanya karena belum mampu
menguasai tata cara beribadah dalam agama Islam pada usia dewasa.
Permasalahan yang timbul dalam mata kuliah pendidikan agama Islam merupakan tantangan
yang harus segera diselesaikan baik dari aspek urgensi agama maupun pendidikan. Penelitian ini
mencoba melihat tantangan ini sebagai peluang untuk memikirkan kembali dan mendesain ulang
pedagogi yang tepat dengan memperhatikan aspek teknologi.
Salah satu tantangan pendidikan agama Islam di perguruan tinggi adalah belum adanya persiapan
untuk menghadapi tantangan global. Di era digital ini, teknologi tidak bisa dihindarkan untuk
meningkatkan efektivitas pengajaran [7]. Teknologi merupakan komponen esensial kurikulum
sekolah di era ini [8], termasuk dalam pendidikan agama Islam [9]. Syah [10] menjelaskan bahwa
integrasi teknologi merupakan salah satu strategi yang tepat dalam memperkuat pendidikan agama
Islam di sebuah institusi.
Kemajuan terbaru dalam teknologi komputer telah menciptakan masalah yang paling
kontroversial terkait dengan pendidikan agama Islam di pendidikan tinggi [11]. Teknologi multimedia
diyakini mampu membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan Islam secara efektif. Selain itu,
multimedia dapat memberikan suasana pembelajaran dan pengajaran agama Islam yang kondusif
dan memvisualisasikan informasi secara dinamis dan menarik. Salah satu contoh pemanfaatan
multimedia adalah mengunggah video yang dapat memvisualisasikan tata cara membaca Al-Qur'an
dan shalat yang didalamnya terdapat proses, istilah, dan konsep. Dengan teknologi, pembelajaran
tidak hanya akan lebih efektif dalam mentransfer pengetahuan tetapi juga mampu mendukung
siswa untuk menjadi pemikir kritis dalam memahami isu-isu kunci Islam [12].

Sebagian besar universitas menyediakan platform pembelajaran dalam bentuk sistem


manajemen pembelajaran (LMS) untuk semua mata pelajaran. LMS dapat mendukung interaksi antar siswa

216 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

dan dosen. Namun, platform ini dinilai terlalu bergantung pada komputer yang dipandang tidak praktis dan
berbiaya tinggi. Di sisi lain, perangkat mobile dianggap murah dan portabel, cocok untuk digunakan dalam
kegiatan ekstrakurikuler dan memiliki desain yang lebih menarik [14] [15]. Kelebihan pembelajaran menggunakan
mobile atau yang dikenal dengan mobile learning (m-learning) adalah memadukan antara pendidik, siswa, dan
konten kapanpun dan dimanapun [16]. Kenyamanan dan fleksibilitas dalam penggunaan menjadi keunggulan
utama m-learning [17].
Manfaat integrasi pembelajaran mobile jauh melebihi keterbatasan perangkat ini [18], terutama dalam
menyediakan fasilitas umpan balik individu yang mungkin memberikan efek positif pada kinerja [19]. Pandangan
ini telah mendorong banyak peneliti untuk mengembangkan mobile learning dalam dekade terakhir.

Saat ini, pembelajaran mobile telah menjadi tren dalam pendidikan di banyak negara [20]
[21] dan telah diterapkan di berbagai bidang [22]. Perkembangan mobile learning di Indonesia tergolong dalam
tahap bayi dan tertinggal jauh dari negara maju. Di satu sisi, Indonesia memiliki potensi yang signifikan untuk
menerapkan mobile learning. Komunitas pendidikan telah mengakui bahwa pembelajaran berbantuan perangkat
mobile dapat digunakan untuk peningkatan pendidikan dan berkelanjutan [23]. Belakangan ini, upaya
pengembangan mobile learning di Indonesia semakin terbukti di berbagai bidang pendidikan seperti biologi [24],
ekonomi [25], matematika [26], dan bahasa [27].

Penelitian-penelitian tersebut telah membuktikan bahwa mobile learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam pendidikan agama Islam khususnya Al-Qur'an, mobile learning juga berkembang pesat.

Di balik kelebihan dan keberhasilan mobile learning, terdapat kritik terhadap perkembangan metode ini.
Mobile learning dianggap hanya mampu menyampaikan materi, tetapi tidak dapat memfasilitasi siswa bagaimana
menjadi pembelajar yang mandiri. Gikas & Grant [30] mengungkapkan bahwa mobile learning dapat melemahkan
interaksi antar pengguna. Selain itu, Boyinbode & Ng'ambi [31] menjelaskan bahwa mobile learning memiliki
kelemahan dimana partisipasi pendidik terbatas. Dari beberapa literatur dapat dikatakan bahwa kelemahan
mobile learning yaitu minimnya interaksi antar pengguna menjadi keunggulan LMS. Sebaliknya, kelemahan
LMS yaitu

keterbatasan perangkat, menjadi keunggulan mobile learning. Seperti yang dijelaskan oleh Bah rdwaj & Jain
[32], keuntungan utama penggunaan mobile learning adalah mengakses informasi dalam situasi apapun,
terutama ketika dukungan perangkat komputer tidak ada. Aplikasi seluler telah dikerahkan untuk membantu
penggunaan LMS oleh siswa di
tingkat internasional [33], [34]. LMS yang dapat diakses oleh mahasiswa dan fakultas untuk pembelajaran
melalui perangkat mobile disebut mobile learning management system (m-LMS) [35].

Oleh karena itu, penelitian pengembangan m-LMS ini bertujuan untuk menggabungkan keunggulan LMS
dan mobile learning dengan harapan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam. M-LMS juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang tata cara
ibadah dalam situasi apapun seperti bepergian sejak,
dalam Islam, sholat harus dilakukan dimanapun kita berada. Metode m-LMS ini dipilih karena mahasiswa sangat
antusias dengan teknologi mobile [36]. Dalam pandangan ini, universitas yang sebelumnya menggunakan LMS
memiliki peluang yang signifikan untuk beralih ke platform m-LMS.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pengalaman dengan menggunakan sistem e-learning merupakan
faktor prediktor dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan m-Learning [37]. Di luar keunggulan ini dan

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 217


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

Kelemahannya, penelitian m-LMS masih terbatas, khususnya pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi siswa tentang penggunaan m-LMS dalam
pembelajaran pendidikan agama pada mata pelajaran pendidikan agama Islam karena keterbatasan
penggunaan dan keunggulan perangkat mobile dapat menimbulkan respon negatif siswa dan
membuat mereka tidak menyukai penggunaan teknologi. ]. Dalam penelitian ini, efektivitas m-LMS
dalam meningkatkan hasil belajar siswa juga dievaluasi. Telah dilakukan eksperimen pada
pembelajaran agama Islam di perguruan tinggi untuk menguji pengaruh penggunaan m-LMS
terhadap prestasi belajar siswa pada kemampuan membaca Al-Qur'an dan ibadah.
berdasarkan tata cara dalam agama Islam.
Dengan dikembangkannya aplikasi m-LMS ini diharapkan dapat membantu para pendidik dalam
memilih aplikasi pendidikan yang sesuai dengan karakteristik siswa. Berdasarkan temuan Papadakis
& Kalogiannakis [39], meskipun ada banyak pilihan aplikasi pendidikan, para pendidik sulit
menemukan aplikasi yang tepat untuk siswanya karena banyak aplikasi yang tidak dikembangkan
berdasarkan karakteristik usia yang ditargetkan [40] [ 41]. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengubah pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi lebih sistematis dan optimal. Penelitian
ini membuktikan bahwa beberapa hambatan dalam mengintegrasikan TIK ke dalam pendidikan
agama Islam dapat diselesaikan [42]. Selain itu, langkah ini akan merangsang inovasi pembelajaran
agama Islam yang terintegrasi dengan teknologi karena penggunaan TIK dalam mata pelajaran
pendidikan agama Islam masih dikategorikan kurang baik [43].

Bagi pendidikan agama Islam, model tahsin tilawah dianggap sebagai strategi pembelajaran
yang ideal yang dapat merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.
Tahsin tilawah dianggap sebagai elemen penting dalam praktik membaca Al-Qur'an yang berpusat
pada siswa (metode aktif). Tujuan pelaksanaan tahsin tilawah adalah untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan membaca Al-Qur'an mereka berdasarkan kaidah tajwid. Tahsin
tilawah ini didasarkan pada Talqin-Talqid yang hampir mirip dengan membaca berulang-ulang
dalam pembelajaran bahasa [44]. Dalam pembelajaran ibadah seperti wudhu dan shalat, prinsip
yang sama diterapkan; pertama, instruktur akan memberikan contoh dan siswa akan diminta untuk
meniru contoh tersebut.
Dalam penelitian ini, metode tahsin tilawah ini diimplementasikan dan diintegrasikan dengan m-
LMS. Teknologi terintegrasi ini diharapkan dapat mendukung pergeseran tradisi
metode pembelajaran yang berpusat pada siswa [12]. Filsafat Islam menghadirkan urgensi belajar
aktif karena pendidikan Islam tidak hanya tentang mentransfer pengetahuan tetapi juga
menyempurnakan seluruh kehidupan siswa Muslim. Yang penting, kami tekankan agar penggunaan
mushaf tetap dipertahankan dalam implementasi m-LMS untuk menjaga kecintaan terhadap Al-
Qur'an. Dampak negatif modernisasi metode pembelajaran membaca Al-Qur'an adalah teknologi
berpotensi menggantikan mushaf, dan hal ini harus dihindari.
Banyak cendekiawan Muslim khawatir akan dampak buruk dari penggunaan ide-ide modern [46]
yang enggan mereka gunakan dalam pembelajaran Islam [47]. Kajian ini dapat membuktikan bahwa
penggunaan teknologi kontemporer dapat diimplementasikan seiring dengan metode konvensional.
Aziz, Abdullah, Ahmad, Mushim, & Shahrudin [48] menjelaskan bahwa metode teknologi modern
masih perlu mengacu pada metode tradisional dalam pembelajaran Al-Qur'an.
Selanjutnya, tulisan ini menjelaskan proses dan hasil penelitian dan pengembangan m-LMS
dalam tiga bagian. Bagian kedua menjelaskan desain proses pengembangan

218 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

opment dan implementasi m-LMS mulai dari analisis hingga evaluasi. Bagian ketiga menjelaskan hasil
evaluasi formatif dan sumatif implementasi m-LMS. Bagian keempat menyajikan pembahasan dan
kesimpulan.

2 Proses desain

Mobile Learning Management System (m-LMS) yang kami sebut e-BBQ ini dikembangkan
berdasarkan ADDIE Instructional Design Model (IDM). ADDIE adalah singkatan dari Analysis, Design,
Develop, Implement, and Evaluate [49]. ADDIE sering digambarkan sebagai model linier, tetapi IDM ini
bersifat iteratif dan siklis; tahap evaluasi dilakukan di setiap tahap [50]. ADDIE dapat digunakan dalam
dua cara yaitu kerangka dalam mengembangkan pembelajaran dan terutama sebagai proses pembuatan
multimedia [51]. ADDIE sering digunakan dalam pengembangan multimedia khususnya di Indonesia.
Aplikasi praktis dalam situasi apapun dan aliran alami dari satu tahap ke tahap lain sering disampaikan
alasan untuk memilih ADDIE sebagai proses oleh peneliti. Gian nakas, Papasalouros, Kambourakis, &
Gritzalis [52] merekomendasikan ADDIE sebagai salah satu IDM yang tepat untuk merinci pengalaman
belajar dalam menggunakan mobile learning untuk meningkatkan keterampilan siswa. Penelitian dan
pengembangan sebelumnya dari mobile learning menggunakan proses ADDIE telah membuktikan bahwa
desain proses ini dapat meningkatkan keterampilan siswa [53], [54], termasuk dalam pendidikan agama
Islam [20].

2.1 Analisis

Analisis merupakan tahap awal yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengembangkan.
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mendefinisikan masalah pengajaran. Analisis dilakukan dengan
melihat dua hal. Pertama, kondisi atau karakteristik siswa (keterampilan beribadah). Berdasarkan data
yang diperoleh dari pengukuran keterampilan beribadah yang dilakukan oleh guru dan peneliti, dapat
disimpulkan bahwa nilai siswa dikategorikan cukup baik, namun keterampilan mereka yang berkaitan
dengan upacara keagamaan harus mencapai tingkat yang sesempurna mungkin. Selain itu, masih
terdapat kesenjangan yang besar dimana sekelompok siswa memiliki keterampilan yang hampir
sempurna, dan sekelompok siswa lainnya memiliki keterampilan yang kurang. Hasil serupa juga
ditunjukkan oleh Abouelsaadat [55] yang menemukan bahwa orang dewasa masih memiliki kesalahan dalam beribadah, khususnya shalat.
Kondisi ini dimungkinkan karena beberapa topik seperti pengetahuan dasar membaca Al-Qur'an, tata
cara wudhu dan shalat hanya diajarkan di tingkat sekolah dasar dan tidak diajarkan lagi di tingkat sekolah
menengah. Kondisi tersebut juga didukung oleh beberapa penelitian tentang media pembelajaran wudhu
dan sholat yang kebanyakan dilakukan oleh siswa sekolah dasar seperti yang dilakukan oleh Sotar,
Suardinata, & Irawan [56], Chomariyah, Fakhruddin, & Supriyadi [57], dan Hamzah, Halim, Hassan, dan
Ariffin [58].
Kedua, melihat permasalahan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan ibadah khususnya
manajemen pembelajaran melalui wawancara kepada siswa dan observasi. Akibatnya, beberapa siswa
mengeluhkan sistem pembelajaran tradisional sehingga kurang tertarik dengan pembelajaran yang tidak
mengikuti kemajuan teknologi pendidikan dengan menekankan pembelajaran yang berpusat pada
instruktur. Nawi, Jamsari, Hamzah, Sulaiman, & Umar [59] menyatakan bahwa pendidikan agama Islam
dikategorikan kurang baik dalam penerapannya.

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 219


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

berbagai metode pembelajaran karena metode ceramah dan kelas sering digunakan. Meskipun hasil
evaluasi menunjukkan bahwa metode ini cukup positif dalam meningkatkan keterampilan beribadah
siswa, evaluasi semester terakhir yang diadakan oleh lembaga juga menunjukkan beberapa masalah
manajemen pembelajaran termasuk akses penilaian dan pengarsipan yang buruk, umpan balik yang
tidak konstruktif, dan administrasi pertemuan pembelajaran yang rumit karena prosedur manual.

Aspek lain yang dianalisis dalam tahap ini adalah terkait dengan lingkungan pengajaran,
khususnya aturan pembelajaran dan teknologi yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibadah
pembelajaran pendidikan belum mengintegrasikan teknologi yang mumpuni. Beberapa pengajar dan
mahasiswa menyampaikan keinginannya agar segera berkembangnya teknologi yang dapat
membantu mereka dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Beberapa dari mereka juga
menyatakan bahwa mereka mengharapkan mobile learning saat ini yang dikembangkan dalam
pembelajaran saintifik juga dapat diterapkan dalam pembelajaran ibadah pada mata kuliah pendidikan
agama Islam. Dari aspek ketersediaan teknologi, hampir semua siswa memiliki smartphone.
Mahasiswa mengenal produk-produk teknologi yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Kondisi ini
menuntut semua pihak terlibat dalam pendidikan agama untuk mencari solusi yang tepat. Salah satu
solusinya adalah dengan mengembangkan mobile learning yang dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan pendidikan ibadah.
Data ini menginformasikan bahwa peningkatan pengajaran pendidikan ibadah pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam dapat diintegrasikan dengan teknologi yang dapat memecahkan masalah
manajemen pembelajaran dan meningkatkan keterampilan siswa. Dengan demikian, m-LMS akan
menjadi sumber yang efektif, efisien, dan signifikan dalam meningkatkan pembelajaran pendidikan
ibadah di perguruan tinggi.

2.2 Desain

Desain adalah tahap dimana semua perencanaan penelitian dilakukan. Pada tahap ini peneliti
menentukan komponen yang harus diupload dalam m-LMS yang akan dikembangkan. Selain itu,
langkah ini juga menentukan tujuan pembelajaran, desain pembelajaran dengan menggunakan m-
LMS, dan instrumen evaluasi untuk mengukur keberhasilan pengembangan. Semua desain dilakukan
berdasarkan evaluasi formatif dengan berdiskusi dengan pakar pendidikan agama Islam dengan
harapan m-LMS yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran agama
Islam.
Berdasarkan keterampilan yang dibutuhkan siswa, ada dua topik utama yang dimasukkan dalam
e-BBQ yaitu pembelajaran membaca Al-Qur'an dan pendidikan ibadah termasuk wudhu, shalat,
puasa, dan sedekah. Pemaparan topik ini juga dilengkapi dengan pengenalan ucapan dan login
instruktur sebagai ciri perkembangan teknologi dalam pembelajaran agama Islam. Penelitian yang
dilakukan oleh Alqahtani & Mohammad [60] menjelaskan bahwa mobile learning dengan komponen
pengenalan suara sangat membantu siswa dalam mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an dengan mudah
dan mandiri. Teknologi mendukung penerapan metode Tahsin Tilawah. Kemampuan ini sangat
membantu siswa untuk menguasai kemampuan beribadah khususnya shalat karena di dalam shalat
terdapat bacaan Al-Qur'an. Selain itu, menu login instruktur pada e-BBQ bertujuan untuk memudahkan
pengajar dalam menilai dan memberikan informasi kemajuan belajar siswa.

Menu ini akan ditautkan ke situs web yang telah disinkronkan dengan database universitas. Menu ini
juga menjadi pembeda utama dari mobile learning secara umum dan

220 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

LMS tradisional. Sejumlah peneliti mengungkapkan bahwa kegagalan mobile learning dalam
meningkatkan pembelajaran siswa disebabkan hanya berfokus pada penyampaian materi saja, tetapi
tidak memfasilitasi cara mereka belajar. Lebih lanjut Sharples, Arnedillo-Sánchez, Milrad, & Vavoula
[29] menjelaskan bahwa untuk mengatasi kegagalan tersebut, pembelajaran mobile harus dirancang
tidak hanya untuk menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran individu tetapi juga untuk
memperhitungkan pemangku kepentingan dalam lingkungan belajar. Dengan login instruktur ini
diharapkan e-BBQ dapat mengantisipasi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran menggunakan
mobile learning.
Tujuan pembelajaran yang ditetapkan yaitu mampu mengamalkan huruf makharijul dan huruf
shifatul, ghunnah, dan pola panjang-pendek, membaca Al-Qur’an dengan tepat dan lancar, menghafal
doa dalam setiap tata cara ibadah khususnya sholat, dan mengamalkan wudhu, sholat, sedekah, dan
puasa dengan benar. Sedangkan desain pembelajaran setiap pertemuan terdiri dari dua sesi yaitu
sesi 1 untuk membaca Al-Qur'an dan sesi 2 untuk mengamalkan ibadah. Adapun rincian langkah-
langkah pembelajaran pada sesi 1 adalah sebagai berikut:

• Instruktur membaca satu ayat dan mengulanginya tiga kali


• Satu persatu siswa membacakan ayat merah oleh guru
• Jika ada kesalahan, instruktur akan memperbaikinya dan mengklarifikasinya secara langsung
• Setelah semua siswa membaca satu ayat, instruktur meminta mereka untuk membaca ayat tersebut
pada menu latihan di e-BBQ dimana tersedia pengenalan suara selama 30 menit

Detail langkah-langkah pembelajaran pada sesi 2 adalah sebagai berikut:

• Siswa mempelajari topik ibadah dalam menu pendidikan ibadah di e-BBQ


aplikasi
• Guru mengecek terlebih dahulu apakah amalan ibadah siswa sudah benar atau belum
• Guru memberikan contoh dengan langsung mempraktekkan kepada siswa yang salah mengamalkan
ibadah
• Siswa diminta untuk belajar lagi pada menu pendidikan ibadah di e-BBQ
aplikasi untuk penguatan
• Guru mengecek kembali apakah amalan ibadah siswa perlu
dikoreksi

Alat evaluasi dalam penelitian ini antara lain:

• Instrumen pengukuran validitas m-LMS berdasarkan expert judgement berupa lembar validasi ahli
media, topik, dan bahasa
• Lembar observasi kemampuan beribadah (wudhu, sholat, puasa, dan sedekah) dan kemampuan
membaca Al-Qur'an untuk mengukur sejauh mana perubahan kemampuan setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan m-LMS
• Formulir wawancara semi terstruktur dan desain kuesioner penilaian dan penggunaan media untuk
mengetahui tanggapan dan persepsi siswa dan instruktur

Lembar validasi ahli dan angket pembelajaran menggunakan skala likert 1-5
dengan kriteria “sangat baik (5), baik (4), sedang (3), buruk (2), sangat buruk (1)”.
Sedangkan lembar observasi yang diisi mengacu pada rubrik yang telah digunakan dalam

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 221


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

Mata kuliah pendidikan agama Islam, dengan komponen penilaian meliputi tata cara dan
ketentuan ibadah yang bersifat tetap dan tidak dapat diubah.

2.3 Kembangkan

Mengembangkan meliputi pembuatan aplikasi e-BBQ dan website berdasarkan cetak biru
yang dihasilkan pada tahap desain menggunakan perangkat lunak. Tahap ini setidaknya terdiri
dari tahap manufaktur dan evaluasi.
Aplikasi dan penulisan kode pada pengembangan ini menggunakan aplikasi Front End
dengan XML, dilanjutkan dengan penulisan kode program bahasa Java menggunakan IDE
android 2.0 studio. Unit desain dan program pada aplikasi e-BBQ dan situs web yang telah
dikembangkan kemudian digabungkan dengan program lain. Aplikasi e-BBQ yang dikembangkan
(Gambar 1) memiliki empat menu utama (Gambar 2), yaitu Pembelajaran Membaca Al-Qur'an,
Pendidikan Ibadah, Latihan, dan Penilaian untuk Pengajar.
Aplikasi yang dikembangkan ini berfokus pada peningkatan kemampuan siswa dalam
beribadah khususnya wudhu, shalat, sedekah, dan puasa. Dalam ibadah khususnya sholat,
ada bacaan Al-Qur'an. Kegiatan ini membutuhkan menu tersendiri karena membaca Al-Qur'an
memiliki aturan yang cukup rumit yang disebut Tajwid.
Menu Belajar Membaca Al-Qur'an memiliki dua submenu yaitu Makharijul Huruf dan Belajar
Ayat Al-Qur'an. Pada menu huruf Makharijul, siswa dapat belajar tentang ketelitian dalam
membaca per huruf Hijaiyah. Menu ini memfasilitasi siswa untuk melafalkan huruf hijaiyah
sesuai dengan tempat keluarnya suara tersebut.
Sedangkan pada submenu Belajar Ayat Al-Qur'an, siswa dilatih membaca potongan ayat Al-
Qur'an. Pada menu ini terdapat tombol putar video dan suara yang akan memberikan contoh
dalam membaca ayat Al-Qur'an dan tombol cek bacaan dimana siswa dapat berlatih membaca
klausa ayat, dan aplikasi akan memberikan feedback apakah bacaan tersebut benar atau tidak.

Gambar 1. Layar Pembuka Gambar 2. Menu Utama

222 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

Pada menu Edukasi Ibadah terdapat submenu pilihan topik beserta pengenalan
singkat dan submenu topik. Menu ini berisi teks, gambar, dan video tentang komponen-
komponen ibadah meliputi wudhu, sholat, sedekah, dan puasa, terutama bacaan,
tahapan, dan segala aturannya. Menu Latihan dan Penilaian dikhususkan untuk
kemampuan membaca Al-Qur'an. Dari sejumlah ibadah yang harus dikuasai santri,
hanya bacaan Al-Qur'an saja yang bisa diikutsertakan dalam dua orang kita ini,
sedangkan wudhu, shalat, sedekah, dan puasa harus dilakukan dengan mengamalkan
langsung dengan gerakan-gerakan tertentu agar penilaian dilakukan melalui pengamatan
langsung oleh instruktur, namun pemberian penilaian masih menggunakan aplikasi.
Menu Latihan berfokus pada pertanyaan tentang hukum bacaan dengan menampilkan
ayat dan menanyakan hukum bacaan atau sebaliknya. Sedangkan menu Penilaian
dilakukan dengan cara login terlebih dahulu oleh instruktur, kemudian menginput identitas
siswa seperti nomor induk siswa, dan menu ini akan muncul pada aparatur yang akan
dinilai disertai plus (kanan) dan minusnya. (salah) tombol. Penilaian ini akan diintegrasikan
dengan website manajemen penilaian.
Selain mengembangkan aplikasi e-BBQ, karya ini juga mengembangkan website
yang terintegrasi dengan aplikasi yang dikembangkan. Semua data diinput dari aplikasi
e-BBQ. Pada kolom website terdapat empat menu utama antara lain menu pengelolaan
data yang berisi data siswa, menu laporan hasil ujian yang terdiri dari laporan siswa dan
instruktur, menu akun e-BBQ khusus untuk pengajar dan pengelola, dan menu setting
yang berisi periode dan pengaturan direktori fakultas. Website ini difokuskan untuk
memberikan informasi perkembangan pembelajaran dan disesuaikan dengan sistem
akademik universitas.
Langkah terakhir dari tahap ini adalah pengujian untuk memastikan produk sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan. Pengujian sistem dibagi menjadi dua yaitu validasi
ahli (pakar materi, media dan bahasa) dan pengujian kepada pengguna dengan metode
one-to-one teaching. Teknik pengujian black box juga dilakukan oleh ahli media untuk
memastikan bahwa produk yang dikembangkan memiliki kriteria yang baik dari aspek
rekayasa perangkat lunak. Tahap validasi dilakukan untuk mempertimbangkan penilaian,
kritik, dan saran dari para ahli untuk menghasilkan produk e-BBQ yang layak dan baik
untuk diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pendidikan ibadah.
Validasi dilakukan oleh para ahli dalam tiga bidang yaitu materi, bahasa, dan media.

Aspek materi dan bahasa produk divalidasi oleh lima ahli.


Lembar validasi materi dan media yang diberikan kepada ahli terdiri dari 12 soal dengan
beberapa komponen meliputi kurikulum, isi, dan bahasa. Validasi dari aspek media
dilakukan oleh lima orang ahli yang terdiri dari tiga bidang desain media pembelajaran
dan dua bidang teknologi informasi. Untuk teknologi informasi, fokusnya lebih pada
pengujian kotak hitam. Lembar validasi media yang diberikan kepada ahli terdiri dari 14
soal dengan beberapa komponen diantaranya komunikasi visual dan rekayasa perangkat
lunak. Keabsahan data dalam penelitian ini dianalisis dengan menghitung persentase
data kuantitatif. Produk dapat dikatakan layak apabila prosentase masing-masing aspek
mencapai 80%-85% (baik) dan >85% (sangat baik) untuk validasi ahli media dan bahasa,
dan 100% untuk validasi ahli materi, dan 75 -80% (cukup baik), 80%-85% (baik), dan>
85% (sangat baik) untuk

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 223


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

instruktur dan siswa [61]. Untuk menjamin reliabilitas data yang diperoleh, maka reliabilitas hasil penelitian
dari semua ahli dihitung dengan menggunakan Cronbach alpha.
Hasil validasi ahli materi dan bahasa serta ahli media menunjukkan rata-rata persentase validitas dari
ahli materi dan bahasa sebesar 96% dan dari ahli media sebesar 97%. Pengecekan validitas oleh pakar
teknologi informasi menemukan sejumlah kesalahan teknis seperti navigasi yang tidak berfungsi dan
konten yang tidak muncul di beberapa menu. Tim pengembang telah mengatasi masalah ini dan hasilnya
telah diperiksa kembali oleh para ahli dan mereka menyatakan

bahwa produk tersebut layak untuk digunakan. Perhitungan reliabilitas antara penilaian ahli materi dan
bahasa sebesar 0,827 dan ahli media sebesar 0,826. Hasil ini menunjukkan bahwa instrumen yang
digunakan reliabel, dan kualitas produk e-BBQ
dikembangkan adalah baik. Informasi yang diperoleh dari tahap validasi ini menunjukkan bahwa e-BBQ
memenuhi kualitas materi dan bahasa menurut Elissavet & Econ omides [62] dan kualitas media menurut
Arsyad [63] dan Wahono [64].
Uji coba skala kecil terhadap empat siswa dengan metode one-to-one teaching dilakukan dengan
menginstal aplikasi e-BBQ pada smartphone siswa. Siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
aplikasi yang telah dikembangkan, kemudian di akhir pembelajaran mereka diminta untuk mengisi angket.
Tahapan trial dengan one-to-one teaching
untuk mempertimbangkan kritik dan saran siswa. Hasil ini digunakan untuk membuktikan kualitas produk
yang dikembangkan dan digunakan dalam uji coba skala besar. Soal yang diberikan kepada mahasiswa
terdiri dari 12 soal meliputi rekayasa perangkat lunak, komunikasi visual, isi, dan bahasa. Uji coba skala
kecil menghasilkan 78% (cukup baik). Sedangkan angket yang diberikan kepada pengajar terdiri dari 15
pertanyaan meliputi rekayasa perangkat lunak, komunikasi visual, konten, bahasa, dan kurikulum. Rata-
rata persentase kelayakan media berdasarkan penilaian instruktur adalah 87%. Hasil perhitungan reliabilitas
antara penilaian siswa dan instruktur adalah 0,753 dan 0,905. Hasil ini menunjukkan bahwa instrumen
yang digunakan reliabel dan produk yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik dan layak.
Selain itu, dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa media tersebut dapat diterima dan digunakan oleh
mahasiswa dan pengajar, dan secara umum dapat digunakan oleh pengajar sebagai media dalam
mengajarkan ibadah pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan tinggi.

2.4 Menerapkan

Tahap keempat, implement adalah tahap mengajar dengan menggunakan produk yang dikembangkan.
Pengajaran ibadah dengan e-BBQ termasuk membaca Al Qur'an dilakukan pada 100 mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan satu pengajar untuk setiap kelompok mahasiswa
(1 kelompok terdiri dari 10 mahasiswa). Jadi, ada sepuluh kelompok siswa yang dipilih secara acak
sederhana. Implementasi produk dilaksanakan di Universi tas Negeri Malang pada semester gasal tahun
pelajaran 2018-2019. Pelaksanaannya dilakukan dengan one-group pretest-posttest design. Pembelajaran
dilakukan selama enam belas minggu. Pada minggu pertama, siswa diberikan pretest satu kali. Pretest
dilakukan dengan berlatih langsung di depan instruktur meliputi beberapa ibadah yaitu wudhu, sholat,
sedekah, dan puasa, termasuk kemampuan membaca Al-Qur'an. Pada minggu kedua hingga kelima belas
siswa diberikan pembelajaran dengan menggunakan

224 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

Aplikasi e-BBQ yang telah dikembangkan. Pada minggu keenam belas, siswa diberikan
posttest dengan penilaian yang sama dengan pretest. Pada minggu terakhir ini,
mahasiswa dan pengajar juga diminta untuk memberikan penilaian terhadap desain
pembelajaran dan penggunaan aplikasi e-BBQ dengan mengisi angket dan wawancara
semi terstruktur. Pretest dan posttest menggunakan instrumen evaluasi yang telah
ditentukan pada tahap desain. Desain pembelajaran pada tahap implementasi ini
terangkum dalam Tabel 1.

2.5 Evaluasi

Tahap kelima, evaluasi, meliputi semua perbaikan pada aplikasi e-BBQ dan website.
Evaluasi dibagi menjadi evaluasi formatif dan sumatif selama proses desain. Evaluasi
formatif dan sumatif menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi formatif
meliputi evaluasi hasil validasi ahli dan saran berdasarkan kendala yang dihadapi
pengajar dan siswa selama mengajar, baik dengan metode one-to-one teaching pada
tahap develop maupun pembelajaran klasikal pada tahap implementasi. Sedangkan
evaluasi sumatif berpedoman pada model Kirkpatrick [65] yang meliputi empat
tingkatan. Dalam studi ini, kami fokus pada dua level pertama: level 1 - pendapat
mereka tentang pembelajaran e-BBQ melalui wawancara di akhir tahap implementasi,
dan level 2 - mengukur bagaimana produk yang dikembangkan dapat membantu siswa
meningkatkan kemampuan mereka untuk berlatih. kapal melalui pengukuran tes praktis.

Tabel 1. Desain pembelajaran pada tahap implementasi

Kelompok Pra-tes Prosedur Post-test


O1 X O2

Tes praktek kemampuan Belajar dengan Tes praktek kemampuan beribadah


menggunakan e-ibadah (wudhu, sholat, puasa,
barbekyu (wudhu, sholat, puasa, dan sedekah)
Siswa dan sedekah)
Kuesioner belajar mandiri
Formulir wawancara
-
Pengajar
Belajar dengan menggunakan e Kuesioner belajar mandiri
barbekyu Formulir wawancara

2.6 Analisis data

Untuk evaluasi sumatif level 1- tanggapan berupa pernyataan diolah dengan analisis
isi. Analisis ini dilakukan dengan menuliskan kode data individu sekutu yang diperoleh
dari wawancara. Identitas pengajar dan siswa yang diwawancarai dijaga kerahasiaannya
dan masing-masing diberi nomor (Instruktur 1: I1, Siswa 1: S1). Beberapa kategori
dibuat setelah menyelesaikan pengkodean dan kemudian ditabulasikan sebagai
frekuensi yang didukung oleh kutipan langsung dari pendapat siswa dan instruktur.
Untuk menjamin reliabilitas data penelitian, hasil pengkodean tersebut kemudian
diserahkan kepada beberapa ahli lapangan untuk kemudian dilakukan verifikasi
keabsahannya. Selain itu, penelitian ini juga menghitung terjadinya kesepakatan
dengan rumus “reliabilitas = setuju/setuju + tidak setuju x 100”. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 225


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

skor kesesuaian terjadinya > 75%, artinya data tersebut dapat dikatakan cukup reliabel.

Untuk evaluasi sumatif 2- untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan beribadah
setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan e-BBQ, data dianalisis dengan menggunakan
uji-t berpasangan. Peningkatan kemampuan dikatakan signifikan jika nilai p lebih kecil dari 0,05.
Sebelum melakukan analisis uji-t berpasangan, data pretest dan posttest diuji asumsi klasik untuk
memeriksa normalitas data. Data maupun malitas dihitung menggunakan Kolmogorov-Smirnov
satu sampel.

3 Temuan

3.1 Evaluasi formatif

Evaluasi formatif dalam penelitian dan pengembangan ini menggunakan ADDIE bersifat iteratif
untuk setiap tahapan. Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi bagaimana evaluasi formatif
dilakukan selama penelitian pengembangan e-BBQ ini, kami membuat ringkasan untuk
menggambarkan input dan output dari setiap fase pada Tabel 2.

Tabel 2. Input dan output setiap fase dalam pengembangan e-BBQ


tambahan Masukan Keluaran
Hasil observasi masalah pengajaran Butuh data analisis
Analisis Hasil wawancara terhadap respon siswa Karakteristik atau kondisi siswa
untuk proses belajar Masalah belajar
Kebutuhan siswa dalam belajar Desain atau komponen e-BBQ
Rancangan Hasil diskusi masalah pembelajaran Tujuan dan desain pembelajaran
Instrumen evaluasi

Desain e-BBQ Aplikasi dan situs web e-BBQ


Mengembangkan Perangkat lunak pembentukan e-BBQ. Hasil validasi ahli
Lembar validasi e-BBQ Hasil try out one to one teaching
Desain implementasi Peningkatan e-BBQ
Melaksanakan
Tes dan angket Evaluasi Peningkatan pembelajaran
Evaluasi sumatif Hasil evaluasi level 1 dan 2

3.2 Evaluasi Sumatif Level 1 - pendapat instruktur dan siswa

Di akhir pembelajaran dilakukan wawancara dengan instruktur mengenai karakteristik dan


penggunaan e-BBQ dalam mengajarkan ibadah kepada siswa. Pertanyaan yang diajukan kepada
instruktur juga meliputi kelebihan, kekurangan, dan perbedaan e BBQ dengan multimedia pada
umumnya. Ringkasan pendapat instruktur tentang penggunaan e BBQ ditunjukkan pada Tabel 3.

Berdasarkan pendapat instruktur pada Tabel 3, mereka memandang bahwa kualitas


pembelajaran dengan menggunakan e-BBQ untuk mengajar ibadah secara umum menarik karena
menggabungkan beberapa komponen atau elemen. Mereka berpendapat bahwa kelebihan e-BBQ
adalah desain yang menarik sehingga dapat membuat belajar lebih menyenangkan dan siswa
tidak merasa bosan saat belajar. Kelebihan lainnya adalah aplikasi e-BBQ ini berisi
materi yang relatif ringkas dan dapat diakses kapan saja oleh siswa. Fleksibilitas ini

226 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

telah memberikan tawaran yang lebih baik dalam pembelajaran ibadah. Sedangkan kelemahan e-BBQ terletak
dalam kompatibilitas dengan Android dengan sistem di bawah 3.0 atau memiliki RAM kurang dari 1 GB.
Terakhir, perbedaan antara e-BBQ dan multimedia lainnya adalah dapat digunakan bersama dengan beberapa
media pembelajaran lain di dalam kelas.

Tabel 3. Pendapat Instruktur tentang Pembelajaran Menggunakan e-BBQ

Kategori Tema f
Menarik 10

Mendefinisikan dan mengevaluasi e-BBQ Alternatif yang bagus 8

Menggabungkan penggunaan beberapa komponen 5

Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menyenangkan 10

Menghilangkan kebosanan dan memotivasi 10


Keuntungan dari e-BBQ
Meringkas 7

Pemutaran konten setiap saat 6


Tidak ada batasan 5
Kekurangan dan keterbatasan e-BBQ
Gangguan 3

Masalah teknis 3

Menggabungkan penggunaan beberapa komponen 6


Perbedaan e-BBQ dari multimedia
Presentasi dengan komponen visual dan audio 5
lainnya
Mudah dimengerti 5

Berikut adalah beberapa kutipan wawancara langsung dengan para instruktur. Itu
kalimat yang digarisbawahi adalah kata kunci yang termasuk dalam tema.

“Sebagai instruktur, saya merasa aplikasi e-BBQ ini cukup berbeda dengan multimedia yang ada pada
umumnya yang digunakan sebelumnya, yang secara visual memiliki kualitas yang sangat baik dalam
menyampaikan materi secara akurat, ringkas, dan jelas. Dengan keunggulan ini, e-BBQ sudah cukup. untuk
membuat pengalaman belajar yang menarik dan membuat siswa mampu memahami materi dengan lebih baik “I3

“Setelah mendapatkan hasil akhir pembelajaran dengan menggunakan e-BBQ, saya rasa siswa bisa lebih
memahami apa yang kita sampaikan di kelas, hal ini kemungkinan karena e BBQ cukup membuat siswa tidak
merasa bosan dan membuat kelas lebih menyenangkan dari sekedar pembelajaran dengan metode ceramah
yang cenderung verbal “I7
“Saya tidak menemukan kendala yang berarti dalam pembelajaran dengan menggunakan e-BBQ, hanya saja
menurut saya pembelajaran dengan cara ini menawarkan alternatif pembelajaran yang menjanjikan. Namun,
menurut saya, hal itu juga dapat menimbulkan masalah yang signifikan saat pembelajaran dimulai; di sisi lain tangan,
siswa belum menginstalnya di smartphone. Hal ini perlu diperhatikan karena akan memakan waktu lebih lama,
perlu juga diperhatikan bagi siswa yang tidak memiliki perangkat pendukung atau perangkatnya tidak mendukung
aplikasi "I10
Wawancara yang dilakukan kepada siswa hanya mencantumkan pendapatnya setelah belajar dengan
menggunakan e-BBQ dan rekomendasi apa yang dapat diberikan untuk pengembangan e-BBQ selanjutnya.
Rangkuman pendapat siswa tentang pembelajaran dengan aplikasi e-BBQ ditunjukkan pada Tabel 4.

Berdasarkan pendapat siswa pada Tabel 4, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan e-BBQ sangat
menyenangkan dan membuat mereka menikmati pembelajaran. Mereka juga merasa bahwa e-BBQ merupakan
komponen penting dalam pembelajaran ibadah keagamaan dalam agama Islam

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 227


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

pendidikan. Rekomendasi yang banyak dilontarkan mahasiswa terhadap pengembangan e-BBQ


selanjutnya adalah memperbanyak animasi dan video yang menggambarkan praktik membaca Al-Qur'an
dan ibadah.

Tabel 4. Opini Siswa terhadap Pembelajaran Menggunakan e-BBQ

Kategori Tema f

Menyenangkan dan menyenangkan 76

Menarik dan memotivasi 65


Pendapat mahasiswa tentang aplikasi
Mendukung pembelajaran 27
e-BBQ setelah implementasi
Sederhana dan jelas 10
Tidak buruk 9
Harus dianimasikan 56
Rekomendasi siswa dari aplikasi e-BBQ
Harus lebih banyak video 24
Tidak ada rekomendasi 15

Berikut ini adalah kutipan dari beberapa kutipan langsung dari wawancara dengan stu
penyok. Kalimat yang digarisbawahi adalah kata kunci yang termasuk dalam tema.
“Aplikasi e-BBQ ini sangat membantu saya, saya sering menggunakan smartphone, kemanapun
saya pergi selalu saya bawa, jadi saya rasa saya akan memberi lebih banyak waktu untuk saya belajar
dan memahami materi, saya suka belajar seperti ini sangat "S24
“Sebelumnya saya pernah belajar tentang hal yang sama, tapi dengan cara ini ternyata sangat
menyenangkan, saya merasa ingin belajar lagi dengan cara ini, sungguh saya merasa termotivasi, tetapi
kedepannya aplikasi ini mungkin perlu dirancang lebih banyak lagi. menariknya, misalnya, dengan
animasi" S65
“Saya rasa aplikasi ini telah dirancang cukup menarik, sederhana, dan fokus pada konten yang
diajarkan, saya rasa tidak ada yang penting untuk ditambahkan, namun beberapa masalah dalam
menggunakan perangkat telepon adalah layar kecil dan baterai yang sering rendah
kadang" S88
Secara umum, pendapat pengajar dan mahasiswa tentang penggunaan e-BBQ dalam pembelajaran
agama adalah positif. Temuan dari perhitungan frekuensi, tampilan dengan tema fun and enjoy (playfull)
lebih tinggi dari manfaat aplikasi ini dalam menunjang kegiatan pembelajaran seperti meningkatkan
motivasi siswa dan konsistensi dengan isi dan tujuan pembelajaran. Hasil ini menunjukkan bahwa daya
tarik e-BBQ dari segi desain antarmuka dan tampilan masih menjadi daya tarik utama perhatian
mahasiswa dan pengajar daripada kemudahan penggunaan dan kegunaan e-BBQ dalam proses belajar
mengajar. Hasil ini juga sesuai dengan rekomendasi dari siswa yang menyatakan bahwa media yang
dikembangkan

produk masih perlu menambahkan animasi. Rekomendasi ini memperkuat anggapan bahwa prinsip
kesenangan dalam pembuatan m-LMS menjadi pertimbangan utama.
Kuesioner yang digunakan dalam evaluasi formatif pada tahap develop digunakan kembali untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan kualitas menurut penilaian mahasiswa sebagai pengguna. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara umum evaluasi mencapai 80% (Tabel 5). Ada peningkatan tapi
tidak signifikan dibandingkan sebelumnya. Dari hasil tersebut, e-BBQ menurut penilaian siswa meningkat
menjadi kategori baik dari sebelumnya yang berada pada kategori sedang.

228 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

Tabel 5. Hasil uji coba e-BBQ oleh siswa skala besar

Aspek Penilaian Jumlah Barang Persentase Kelayakan 1, 2, 3, 4 80% Kriteria

Tampilan audio dan visual 5, 6, 7 Bagus

Rekayasa Perangkat Lunak 81% Bagus

Pembelajaran konten 8, 9,10 81% Bagus

Gaya bahasa 11, 12 80% Bagus

Rata-rata 80% Bagus

3.3 Level 2-Evaluasi sumatif- hasil belajar siswa

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan
uji satu sampel Kolmogo rov-Smirnov, hasil perhitungan menunjukkan nilai p (0,575) >
0,05, maka data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan Paired-t-Test
diperoleh nilai t hitung = 18,802 dengan nilai p (0,000) < 0,05 artinya terdapat peningkatan
yang signifikan pada kemampuan beribadah siswa setelah pembelajaran dengan
menggunakan e-BBQ. Berdasarkan temuan tersebut, kemampuan siswa pada awalnya
cukup memadai (huruf indeks C) dengan nilai rata-rata = 55,97 (Standar deviasi = 16,46)
dan meningkat menjadi rata-rata = 82,64 (Standar deviasi = 7,85) tergolong baik (indeks
huruf A ) (Gambar 3). Jika dilihat dari standar deviasi yang lebih kecil, terjadi penyempitan
gap kapasitas. Sebelum implementasi yaitu kemampuan awal terdapat kesenjangan yang
cukup lebar seperti yang dijelaskan dalam analisis analisis, setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan e-BBQ keterampilan siswa lebih merata. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan e-BBQ dalam pembelajaran ibadah pada
mata kuliah Pendidikan Agama Islam memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa.

Gambar 3. Hasil Belajar Siswa

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 229


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

4 Diskusi dan Kesimpulan

Dalam penelitian ini dikembangkan e-BBQ untuk mengkaji dampak penggunaannya terhadap
hasil belajar pada mata kuliah pendidikan agama Islam. Selain itu, pendapat siswa dan instruktur
sebagai pengguna akhir dievaluasi. Melalui penerapan model ADDIE, e-BBQ dikembangkan dan
dievaluasi di setiap fase. Hasil evaluasi level-sumatif menunjukkan bahwa mahasiswa dapat
menerima penggunaan e-BBQ dengan baik dan memberikan respon positif terhadap penggunaan
aplikasi ini. Mereka menilai bahwa e-BBQ bisa
mendukung pembelajaran mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran lebih cepat. Selain itu,
hasil dari level 2- penggunaan e-BBQ dapat meningkatkan kemampuan beribadah siswa. Laporan
ini telah memberikan dasar awal bahwa m-LMS dapat dikembangkan dengan menggunakan
ADDIE untuk memberikan fasilitas pendukung dalam proses pembelajaran ibadah agama pada
mata kuliah pendidikan agama Islam di perguruan tinggi secara efektif dan efisien. Banyak
peneliti seperti Han & Shin [66], Hung, Lam, Wong, & Chan [67], dan Mohd Kasim & Khalid [68]
menjelaskan bahwa m-LMS adalah salah satu cara yang menjanjikan dibandingkan dengan LMS
tradisional di dunia pendidikan, terutama di meningkatkan hasil belajar mahasiswa di perguruan
tinggi. Oleh karena itu, hasil ini diharapkan mampu secara aktif mendukung seluruh pemangku
kepentingan untuk mengembangkan m-LMS dalam pendidikan Islam yang saat ini masih terbatas.

Dari serangkaian evaluasi pada setiap fase selama pengembangan dan implementasi e-
BBQ, ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik oleh peneliti dan instruktur.
Pada tahap analisis, kajian untuk memperoleh data kebutuhan belajar tidak boleh terbatas pada
siswa dengan teknik pengumpulan data. Pada fase ini diperlukan keterlibatan stakeholder,
setidaknya instruktur dan tenaga ahli terlibat dalam memberikan masukan dan penilaian untuk
memperoleh kajian yang lebih menyeluruh dan mendalam. Kajian tersebut tidak hanya
menjelaskan apakah produk yang akan dikembangkan belum ada dan dibutuhkan tetapi juga
perlu mengkaji sejauh mana kemampuan siswa yang ada saat ini dan bagaimana ketersediaan
dukungan pembelajaran untuk penerapan produk yang akan dikembangkan. dikembangkan.
Kajian ini penting dilakukan agar mahasiswa dapat mengakses produk yang dikembangkan dan
lebih memilih untuk menggunakan produk tersebut secara berkelanjutan.
Pada tahap desain, penentuan komponen produk harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Pada tahap ini, tujuan pembelajaran harus diukur. Kasus ini
sangat penting untuk mempertahankan fokus dalam mengevaluasi keberhasilan produk. Prinsip
terpenting dalam fase ini, tim pengembang harus memiliki komunikasi yang baik dengan pengajar
agar konten dalam produk sesuai dengan strategi yang akan diterapkan dan tujuan pembelajaran.
Pada tahap develop, meskipun ADDIE tidak secara eksplisit menjelaskan perlunya ahli teknik
informatika untuk mengkaji perangkat lunak rekayasa dalam pengembangan platform
pembelajaran, kami perlu merekomendasikan untuk melibatkan para ahli tersebut agar produk
yang dikembangkan secara teknis tidak bermasalah dan cocok untuk digunakan pada tahap
implementasi. Selain itu perlu juga diujicobakan dalam skala kecil pada beberapa siswa sebagai
pengguna akhir, misalnya dengan one to one teaching untuk meninjau apakah ada hal-hal yang
sulit untuk digunakan siswa. Pada tahap implementasi, kami juga menyarankan agar siswa dapat
menilai kembali bagaimana kualitas produk. Informasi ini sangat penting untuk pertimbangan
dalam revisi akhir produk,

230 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

pengembangan lebih lanjut di masa depan, dan mengantisipasi hambatan yang mungkin dialami
instruktur dalam menggunakan produk.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil evaluasi pendapat instruktur terlihat bahwa secara umum
positif. Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Teri et al. [69] dan
Papadakis [70] melaporkan bahwa penerapan mobile learning dapat menumbuhkan sikap dan
persepsi positif siswa
dalam hal mengadopsi dan menggunakan teknologi untuk tujuan pendidikan. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Yildiz, Tezer, dan Uzunboylu [71], ditemukan bahwa mahasiswa memiliki opini positif
tentang LMS dalam sistem pembelajaran online di perguruan tinggi. Mereka menilai e-BBQ dapat
menarik perhatian siswa. Selain itu, e-BBQ diyakini sebagai pembelajaran alternatif yang dapat
diintegrasikan ke dalam strategi pembelajaran. Ketika siswa ditanya tentang keunggulan, mereka juga
berpikir bahwa e-BBQ dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menghilangkan
kebosanan. Mereka juga memastikan bahwa e-BBQ dapat menyajikan ringkasan materi pembelajaran
secara efektif, serta penyajian dengan video pembelajaran yang dapat
memvisualisasikan tata cara ibadah dalam agama islam secara lengkap dan bisa dimainkan berulang-
ulang.
Dalam penelitian ini, pendapat mahasiswa juga dievaluasi setelah mahasiswa menggunakan
aplikasi e-BBQ. Mereka menyatakan bahwa aplikasi ini dapat menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan. Mereka sangat termotivasi untuk belajar. Mereka berpikir bahwa e-BBQ dapat
menyajikan konten yang sesuai secara ringkas dan jelas. Miao [72] dan Alnabhan & Aljaraideh [73]
menjelaskan bahwa mobile learning memiliki desain interaktif yang dapat merangsang siswa untuk
memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi dan menarik perhatian siswa. Penelitian lain, Wang, Wu, &
Wang [16] juga menunjukkan bahwa pembelajaran mobile bisa membuat belajar lebih menyenangkan
dan menarik lebih banyak pengguna. Seperti halnya pembelajaran seluler, ada juga temuan bahwa
LMS dapat memotivasi pengguna dan membuat pembelajaran lebih menyenangkan [74].
Respons positif para instruktur dan siswa terhadap penggunaan e-BBQ memberikan hasil yang
menggembirakan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sikap positif pengajar sangat berpengaruh
terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Ulug, Ozden,
& Eryilmaz [75] menunjukkan bahwa sikap positif guru berpengaruh positif terhadap kinerja siswa dan
sebaliknya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa siswa menjadi panutan saat belajar dan oleh karena itu
sikap positif guru terhadap pembelajaran yang dilakukan perlu terus dipertahankan. Dalam konteks
integrasi teknologi dalam pembelajaran, sikap positif guru terhadap teknologi merupakan kondisi kritis
agar teknologi dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan baik [76]. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa sikap positif pengajar terhadap penggunaan e-BBQ juga telah menimbulkan sikap
positif terhadap siswa, terlihat adanya kesamaan pendapat bahwa e-BBQ dapat membantu
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menyenangkan. memotivasi. Pujian yang diberikan
oleh pengajar dan siswa juga memperkuat peluang transisi dari metode pembelajaran tradisional
menjadi lebih berpusat pada siswa dengan menggunakan e-BBQ.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi siswa dalam menggunakan teknologi. Menurut hasil
penelitian seperti dalam kerangka Technology Acceptance Model (TAM), kemudahan dan kegunaan
teknologi menjadi prediktor utama dalam pemilihan teknologi [36] [72] [78]. Dari hasil wawancara,
faktor ini juga diungkapkan oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan e-BBQ.
Namun demikian, tampaknya

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 231


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

siswa lebih tertarik karena faktor playful (menyenangkan dan menyenangkan). Ven katesh, Thong, &
Xu [79], Fagan [80], dan Huang, Wang, Tang, Chen, & Yu [81]
menjelaskan bahwa playfull dapat mempengaruhi minat menggunakan teknologi secara signifikan.
Selain itu, dari pernyataan siswa dapat diasumsikan bahwa faktor pengalaman masa lalu dan kebiasaan
menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-hari juga mempengaruhi penggunaan e-BBQ,
seperti yang dijelaskan oleh Abas, Peng, & Mansor [82] dan Venkatesh et Al. [79].
Melihat hasil wawancara terkait kelemahan penggunaan e-BBQ, instruktur dan mahasiswa lebih
banyak mengeluhkan masalah teknis terkait perangkat.
Kasus ini merupakan kelemahan permanen dari mobile learning seperti yang dijelaskan oleh Alomary,
Woollard, & Evans [83] dan Bhardwaj & Jain [32]. Masalah terkait layar kecil
juga ditemui dalam penelitian yang dilakukan oleh Nawi, Hamzah, Ren, & Tamuri [20].
Studi mereka menemukan asumsi bahwa pembelajaran seluler "tidak pantas" digunakan untuk guru
senior karena layar kecil. Laporan tentang keterbatasan ini juga ditemukan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Saefi et al. [84]. Cheon, Lee, Crooks, & Song [85] menjelaskan bahwa masalah ini
memang umum terjadi karena pengguna biasanya mengakses perangkat dengan ukuran dan kecepatan
prosesor yang berbeda, yang terpenting adalah desain antarmuka dan konten yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Dalam konteks e-BBQ, pengguna disarankan untuk menggunakan perangkat
dengan ukuran layar minimal 6 inci dengan sistem di atas 3.0 dan RAM 1 GB untuk menghindari
beberapa kendala teknis. Mengenai cara penggunaannya, e-BBQ ini dapat digunakan secara mandiri
atau sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran di kelas seperti tahap implementasi penelitian ini.

Terlepas dari kelemahan sebagai karakteristik penggunaan perangkat smartphone, pengembangan


e-BBQ dirancang untuk menawarkan pengalaman baru dalam belajar agama Islam dengan
menghadirkan fitur yang efektif yaitu login menu instruktur. Menu ini menyediakan fasilitas bagi siswa
untuk mendapatkan umpan balik yang konstruktif dari instruktur mereka dengan cepat. Penting untuk
diingat bahwa masalah manajemen pembelajaran juga masih dihadapi. Pembelajaran dalam
pembelajaran ibadah dilakukan dalam kelompok kecil dengan jumlah siswa maksimal 10 orang
sehingga pembelajaran tersebut membutuhkan banyak pengajar. Menyamakan persepsi penilaian di
antara instruktur dan memberikan umpan balik yang terintegrasi dan tepat waktu kepada ribuan siswa
dalam waktu 24 jam, bukanlah tugas yang mudah. Salah satu manfaat e BBQ adalah memudahkan
instruktur dalam melaksanakan tugas ini. Temuan penelitian ini juga sejalan dengan pendapat
Sorensen [86] yang menjelaskan bahwa umpan balik merupakan suatu kesatuan
bagian dari lingkungan e-learning. Dalam mobile learning, peran pengajar dan siswa berubah, dimana
siswa dapat mengevaluasi kemajuan belajarnya secara mandiri, sedangkan instruktur dapat
memberikan evaluasi dengan cepat dan sederhana [87]. Selain itu rubrik online seperti e-BBQ dapat
memberikan banyak keuntungan bagi pengajar yaitu proses penilaian yang lebih sederhana dan waktu
yang lebih singkat [88]. Bentuk pemberian umpan balik yang tepat waktu dan efisien kepada siswa
juga dapat mendorong pembelajaran aktif. Afify [89] menjelaskan bahwa efektivitas e-learning dapat
ditingkatkan dengan memberikan umpan balik langsung yang dapat mendorong siswa untuk
memperoleh pengalaman belajar yang lebih banyak. Mengingat dampak positif dari menu login
instruktur, kami menyarankan pengembang aplikasi, khususnya untuk pembelajaran pendidikan Islam,
untuk menambahkan fasilitas ini ke platform pembelajaran mereka.
Secara umum hasil evaluasi sumatif level 1 ini memberikan laporan bahwa penggunaan e-BBQ
berdampak positif terhadap pembelajaran agama, dimana siswa memiliki
lebih banyak motivasi untuk belajar. Siswa yang sangat termotivasi untuk terlibat dalam pembelajaran

232 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

menggunakan e-BBQ mungkin dapat menunjukkan perubahan kemampuan. Beberapa penelitian melaporkan
bahwa motivasi belajar yang lebih tinggi akan mempengaruhi hasil belajar yang lebih tinggi [77]-[79].
Bertentangan dengan laporan ini, Golenhofen et al. [93] menemukan bahwa dalam pembelajaran mobile,
motivasi yang lebih baik tidak diimbangi dengan hasil belajar yang lebih baik. Dengan demikian, evaluasi
efektivitas e-BBQ terhadap hasil belajar juga dilakukan.
Hasil evaluasi sumatif 2 secara meyakinkan menemukan bahwa e-BBQ efektif meningkatkan hasil belajar
siswa. Penelitian pada platform pembelajaran, baik mobile learning maupun LMS telah banyak dilakukan dan
terbukti efektifitasnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa di berbagai bidang ilmu dan jenjang pendidikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Gezgin [94], Males, Bate, & Macnish [95], Saefi, Lukiati, & Suarsini [84], Rashid,
Salleh, & Noor [96], dan Elfeky & Yakoub Masadeh [97] menegaskan bahwa mobile learning bisa meningkatkan
hasil belajar siswa. Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan bahwa mobile learning berpotensi untuk
dikembangkan dalam mendukung pembelajaran agama Islam seperti dilansir Nawi & Hamzah [98] dan Abdullah
& Siraj [99].

Terlepas dari hasil tersebut, terdapat laporan bahwa hasil belajar siswa tidak dapat ditingkatkan dengan
mobile learning, bahkan cenderung sama dengan pembelajaran biasa seperti yang dilaporkan oleh Miller &
Cuevas [100] dan Xue, Zhang, & Luo [101]. Seperti yang dijelaskan pada tahap desain, hasil yang kurang
memuaskan dari penggunaan mobile learning karena kurangnya keterlibatan siswa dan instruktur. Dengan hasil
ini dapat dikatakan bahwa penambahan fasilitas login instruktur cukup signifikan dalam menunjang keberhasilan
pembelajaran, meskipun perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut untuk memastikan hal tersebut.

Efektivitas LMS dalam meningkatkan hasil belajar telah terbukti. Penelitian yang dilakukan oleh Kim [102]
menunjukkan bahwa ada hubungan antara penggunaan LMS dan kinerja akademik secara positif dan kuat. Nair
& Patil [103] juga
melaporkan bahwa penggunaan LMS telah memfasilitasi siswa untuk meningkatkan keterampilan dan retensi.
Hasil analisis fitur LMS oleh Kulshrestha & Kant [104] menunjukkan bahwa LMS
fitur dapat membantu siswa untuk mencapai keunggulan akademik dibandingkan dengan menggunakan
pembelajaran tradisional.
Penelitian ini melaporkan bahwa pengembangan aplikasi e-BBQ merupakan salah satu bagian dari upaya
penguatan pembelajaran agama Islam yang lebih modern di perguruan tinggi Indonesia. Perlu disadari bahwa
penerapan aplikasi e-BBQ tidak melakukan evaluasi yang sangat ketat. Keterbatasan penelitian ini meliputi
ketidakmampuan untuk menilai kemampuan pra dan pasca implementasi menggunakan standar sebagai
penilaian. Penilaian dilakukan dengan observasi yang dapat memberikan penilaian yang bias karena dapat terjadi
perbedaan persepsi antar pengajar.

Namun dalam penelitian ini telah dilakukan beberapa upaya untuk mengukur kemampuan lebih dari tiga instruktur
agar data yang diperoleh lebih akurat dan dapat meminimalisir bias data. Sampel dalam penelitian ini juga masih

relatif sempit dan termasuk dalam satu universitas. Selain itu, kami belum dapat menilai keberhasilan implementasi
e BBQ di level 3 dan 4 menurut model Kirkpatrick.

Berdasarkan hasil yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa e-BBQ dapat diterapkan secara efektif dalam
pengajaran agama Islam, dan platform ini memiliki potensi tinggi untuk diadaptasi dalam mendukung dan
memperkuat pembelajaran agama Islam yang lebih modern. Dia

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 233


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

dapat direkomendasikan bahwa e-BBQ harus digunakan dalam pembinaan keagamaan. Untuk
hasil yang sama, direkomendasikan bahwa pengembangan platform pembelajaran serupa harus
dirancang untuk menarik dan memperkuat keterlibatan instruktur. Instruktur juga membutuhkan
pelatihan dalam mengembangkan platform ini agar dapat memberikan materi pembelajaran yang
lebih dinamis. Penelitian ini juga memberikan informasi pengembangan platform pembelajaran
sejenis e-BBQ yang dapat dilakukan dalam kerangka ADDIE IDM untuk meningkatkan dan
mendukung keberhasilan pembelajaran agama Islam secara efisien dan efektif.

Penelitian ini dilakukan di lingkungan universitas negeri. Studi serupa di masa depan dapat
mencakup perguruan tinggi Islam sehingga efektivitas penggunaan platform ini dapat dievaluasi
dalam sampel yang luas dari latar belakang pendidikan yang berbeda.
Studi masa depan juga dapat berupa studi eksperimental membandingkan siswa yang menggunakan
e-BBQ dengan siswa yang menggunakan aplikasi serupa lainnya. Dengan demikian, dampak dari
e BBQ dapat ditelaah lebih dalam. Untuk mendapatkan persepsi siswa tentang penggunaan e BBQ
yang lebih terukur, di masa depan, perlu dilakukan penelitian untuk memvalidasi bagaimana
prediktor yang dipersepsikan berguna dan dipersepsikan mudah digunakan secara signifikan
mempengaruhi niat perilaku pada e-BBQ.

5 Pengakuan
Pekerjaan ini didukung oleh hibah penelitian PNBP Universitas Negeri Malang dengan kontrak
No: 26.3.28/UN32.14.1/2019. Kami mengapresiasi Al-Qur'an Study Club (ASC) Universitas Negeri
Malang yang telah berpartisipasi dalam pendataan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
seluruh peserta yang telah memberikan pendapat tentang e-BBQ.

6 Referensi

[1] MMA Sholeh, “Simbolisme Dalam Shalat: Kajian Konseptual Shalat Sebagai Metode Pendidikan Islam,” Int. J.Islam.
Peradaban Stud., vol. 01, tidak. 1, hlm. 88–97, 2017. https://doi.org/10.11113/umran2017.4n1-1.208

[2] Z. Razak et al., “Modul Pengenalan Ayat Alquran untuk Dukungan dalam Pembelajaran j-QAF:
Sebuah Tinjauan,” IJCSNS Int. J. Hitung. Sci. jaringan Aman., vol. 8, tidak. 8, hal. 207–
216, 2008.
[3] WM Muhammad, R. Muhammad, A. Muhammad, dan AM Martinez-Enriquez, “Voice Content
Matching System for Quran Readers,” pada Konferensi Internasional Meksiko Kesembilan 2010
tentang Kecerdasan Buatan, Pachuca, Meksiko, 2010, hlm. 148 -153.
https://doi.org/10.1109/micai.2010.11
[4] C. Alba, “Aktivitas Belajar Masjid Kampus dan Pembinaan Imtaq Bagi Mahasiswa Perguru an
Tinggi Umum,” J. Sosioteknologi, vol. 22, tidak. 10, hlm. 1022–1042, 2011.
[5] A. Marini, D. Safitri, dan I. Muda, “Mengelola Sekolah Berbasis Character Building dalam Konteks
Budaya Sekolah Religius (Kasus di Indonesia),” J. Soc. pejantan Pendidikan Res., vol. 9, tidak.
4, hlm. 274–294, 2018.
[6] A. Asyafah, “Metode Tadabur Qur'an: Bagaimana Pandangan Mahasiswa?,” Int. Pendidikan
Stud., vol. 7, tidak. 6, hlm. 98–105, Mei 2014.

234 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

[7] M. Zuhdi, “Menantang Muslim Moderat: Sekolah Muslim Indonesia di Tengah Konservatisme Agama,”
Agama, vol. 9, tidak. 10, hlm. 1–15, 2018.
https://doi.org/10.3390/rel9100310.
[8] M. Menekse, S. Anwar, dan S. Purzer, "Self-Efficacy and Mobile Learning Technologies: A Case
Study of CourseMIRROR," dalam Self-Efficacy dalam Konteks Teknologi Instruksional, CB Hodges,
Ed. Cham: Springer International Publishing, 2018, hlm. 57–74.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-99858-9_4
[9] MA Lubis, M. Yunus, M. Diao, T. Arifin, R. Mustapha, dan NM Ishak, “Persepsi dan Metode Dalam
Belajar Mengajar Pendidikan Islam”, vol. 5, tidak. 1, hlm. 69–78, 2011.

[10] MNS Syah, “Tantangan Pendidikan Islam Di Dunia Muslim: Perspektif Sejarah, Politik, dan Sosial
Budaya,” QIJIS Qudus Int. J.Islam. Stud., vol. 4, tidak. 1, hal. 82–
105, 2016.
[11] IN Hidayat, “Pengaruh Teknik Repeated Reading terhadap Kemampuan Reading Fluen cy pada
Siswa Kelas III Sekolah Dasar,” Psympathic J. Ilm. Psikol., vol. 6, tidak. 1, hal. 766–
775, Februari 2018. https://doi.org/10.15575/psy.v6i1.2134
[12] A. Göl, “Membangun pengetahuan: Penggunaan teknologi pendidikan yang efektif untuk pengajaran
studi Islam di Inggris,” Educ. Inf. Teknologi., vol. 17, tidak. 4, hlm. 399–416, Desember 2012.
https://doi.org/10.1007/s10639-011-9165-9
[13] MZM Zin, AA Sakat, NA Ahmad, dan A. Bhari, “Hubungan Teknologi Multi Media dan Pendidikan
dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran,” Procedia - Soc. Perilaku
Sci., vol. 90, hlm. 351–355, Oktober 2013. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.07.102
[14] J. Black dan LW Hawkes, "A Antarmuka Prototipe untuk Pembelajaran Seluler Kolaboratif," dalam
Prosiding Konferensi Internasional tentang Komunikasi Nirkabel dan Komputasi Seluler, Vancouver,
British Columbia, Kanada, 2006, hlm. 1277-1282.
[15] L. Liu, L. Zhang, P. Ye, dan Q. Liu, “Faktor Pengaruh Kepuasan dengan Aplikasi Pembelajaran
Seluler: Analisis Empiris Tiongkok,” Int. J. Muncul. teknologi. Mempelajari. IJET, vol. 13, tidak. 03,
hlm. 87–99, 2018. https://doi.org/10.3991/ijet.v13i03.8381
[16] Y.-S. Wang, M.-C. Wu, dan H.-Y. Wang, “Menyelidiki faktor-faktor penentu dan perbedaan usia dan
gender dalam penerimaan pembelajaran mobile,” Br. J. Pendidikan. Teknologi., vol. 40, tidak. 1,
hlm. 92–118, 2009. https://doi.org/10.1111/j.1467-8535.2007.00809.x
[17] RN Patil et al., "Sikap dan Persepsi Sarjana Kedokteran Terhadap Pembelajaran Seluler (M-learning),"
J Clin Diagn Res, vol. 10, tidak. 10, hlm. JC06-JC10, 2016.
[18] ML Crescente dan D. Lee, “Isu kritis m-learning: model desain, proses adopsi, dan tren masa
depan,” J. Chin. Inst. Ind.eng., vol. 28, tidak. 2, hlm. 111–123, 2011.
[19] G. Dunleavy, CK Nikolaou, S. Nifakos, R. Atun, GCY Law, dan L. Tudor Car, “Mo bile Digital
Education for Health Professions: Systematic Review and Meta-Analysis by the Digital Health
Education Collaboration,” J. Med. Resolusi Internet, vol. 21, tidak. 2, hal. e12937, Februari 2019.
https://doi.org/10.2196/preprints.12937
[20] A. Nawi, MI Hamzah, CC Ren, dan AH Tamuri, “Adopsi Teknologi Seluler untuk Persiapan Mengajar
dalam Meningkatkan Kualitas Pengajaran Guru,” Int. J.Instr., vol. 8, tidak. 2, hlm. 113–124, 2015.

[21] X. Zhang dan J. Bi, “Desain Sistem Pembelajaran Seluler Bahasa Inggris Perguruan Tinggi
Berdasarkan Model CAD,” Int. J. Muncul. teknologi. Mempelajari. IJET, vol. 13, tidak. 04, hlm. 139–149, 2018.
https://doi.org/10.3991/ijet.v13i04.8477
[22] G.-J. Hwang dan C.-C. Tsai, “Research trend in mobile and ubiquitous learning: review of publikasi in
selected journals from 2001 to 2010: Colloquium,” Br. J. Pendidikan. Tek no., vol. 42, tidak. 4, hlm.
E65–E70, Juli 2011. https://doi.org/10.1111/j.1467-
8535.2011.01183.x

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 235


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

[23] M. Kalogiannakis dan S. Papadakis, "Menggabungkan teknologi seluler dalam pendidikan lingkungan: studi kasus
Yunani," Int. J. Mob. Mempelajari. Organ., vol. 11, tidak. 2, hlm. 108–130, 2017. https://doi.org/10.24176/re.v8i1.1792

[24] N. Ibrahim and I. Ishartiwi, “Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Android Mata
Pelajaran IPA untuk Siswa SMP,” Refleksi Edukatika J. Ilm. Kepen didikan, vol. 8, tidak. 1, hlm. 80–88,
2017.
[25] MRL Alhafidz and A. Haryono, “Pengembangan Mobile Learning Berbasis Android sebagai Media
Pembelajaran Ekonomi,” J. Pendidik. Eko., vol. 11, tidak. 2, hlm. 118–124, 2018.

[26] F. Sholihah, “Pengembangan Mobile Learning Matematika Berbasis Android untuk Peningkatan Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa: Penelitian dan Pengembangan di SMA Negeri 24 Bandung,” diploma, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, Bandung, 2018. https://doi.org /10.21009/1.02104

[27] H. Anggraini, H. Novianti, and A. Bardadi, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Android untuk peningkatan
kemampuan Pengucapan Pada Mahasiswa,” J. Comput. Ind. Sistem
Sci., vol. 3, tidak. 1, hlm. 83–86, 2018. https://doi.org/10.31227/osf.io/f9a3w
[28] M. Zakariah, MK Khan, O. Tayan, dan K. Salah, “Komputasi Digital Quran: Review, Klasifikasi, dan Analisis
Tren,” Arab. J.Sci. Ind., vol. 42, tidak. 8, hlm. 3077–3102, Agustus 2017. https://doi.org/10.1007/
s13369-017-2415-4
[29] M. Sharples, I. Arnedillo-Sánchez, M. Milrad, dan G. Vavoula, “Pembelajaran Seluler,” dalam Pembelajaran
yang Ditingkatkan Teknologi: Prinsip dan Produk, N. Balacheff, S. Ludvigsen, T. de Jong, A. Lazonder, dan
S. Barnes, Eds. Dordrecht: Springer Belanda, 2009, hlm. 233–249. https://doi.org/10.1007/978-1-4020-9827-7_14

[30] J. Gikas dan MM Grant, "Perangkat Komputasi Seluler di Pendidikan Tinggi: Perspektif Siswa tentang
Pembelajaran dengan Ponsel, Ponsel Cerdas & Media Sosial," Tinggi Internet.
Pendidikan, vol. 19, 2013. https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2013.06.002
[31] O. Boyinbode dan D. Ng'ambi, “MOBILect: sebuah alat perkuliahan mobile interaktif untuk mendorong
pembelajaran yang mendalam,” Int. J. Mob. Mempelajari. Organ., vol. 9, tidak. 2, hlm. 182–200, 2015. https://doi.
org/10.1504/ijmlo.2015.070706
[32] RK Bhardwaj dan PK Jain, “Tren penelitian dalam pembelajaran seluler: Perspektif global,”
Collnet J. Scientometer. Inf. Manajemen., vol. 9, tidak. 2, hlm. 205–224, Juli 2015.
[33] VP Dennen dan S. Hao, “Pedagogi seluler yang disengaja: kerangka kerja MCOPE untuk pembelajaran
seluler di pendidikan tinggi,” Technol. Pendidikan Pedagogi., vol. 23, tidak. 3, hal. 397–
419, 2014. https://doi.org/10.1080/1475939x.2014.943278
[34] G.-J. Hwang, T.-C. Yang, C.-C. Tsai, dan SJH Yang, “Lingkungan belajar di mana-mana yang sadar konteks
untuk melakukan eksperimen sains yang kompleks,” Comput. Pendidikan, vol. 53, tidak. 2, hlm. 402–413,
September 2009. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2009.02.016
[35] AI Saroia dan S. Gao, "Menyelidiki Niat Mahasiswa Universitas untuk Menggunakan Sistem Manajemen
Pembelajaran Seluler di Swedia," Innov. Pendidikan Mengajar. Int., hlm. 1–12, Des 2018.

[36] S. Hao, M. Cui, dan VP Dennen, "Analisis pembelajaran mobile sebagai inovasi dalam pendidikan tinggi:
studi perbandingan tiga negara," Int J Mob. Mempelajari. Organ., vol. 11, tidak. 4, hlm. 314–339, 2017.

[37] J. Abramson, M. Dawson, dan J. Stevens, “Pemeriksaan Penggunaan E-Learning Sebelumnya Dalam Model
Penerimaan Teknologi yang Diperluas dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Perilaku Pengguna
untuk Menggunakan M-Learning,” SAGE Buka, vol. 5, tidak. 4, hlm. 1–9, Desember 2015. https://doi.org/
10.1177/2158244015621114
[38] S. Papadakis, M. Kalogiannakis, E. Sifaki, dan N. Vidakis, “Akses Moodle Menggunakan Ponsel Pintar. Studi
Kasus di Universitas Yunani,” dalam Interaktivitas, Pembuatan Game, De

236 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

tanda, Pembelajaran, dan Inovasi, vol. 229, AL Brooks, E. Brooks, dan N. Vidakis, Eds.
Cham: Springer International Publishing, 2018, hlm. 376–385. https://doi.org/10.1007/978-
3-319-76908-0_36
[39] S. Papadakis dan M. Kalogiannakis, "Aplikasi pendidikan seluler untuk anak-anak: apa yang perlu diketahui
oleh pendidik dan orang tua," Int. J. Mob. Mempelajari. Organ, vol. 11, tidak. 3, hal. 256–
277, 2017. https://doi.org/10.1504/ijmlo.2017.085338
[40] S. Papadakis, M. Kalogiannakis, dan N. Zaranis, "Aplikasi pendidikan dari Google Play Android untuk anak-
anak prasekolah Yunani: Tinjauan sistematis," Comput. Pendidikan, vol. 116, hal.
139–160, Januari 2018. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2017.09.007
[41] M. Kalogiannakis dan S. Papadakis, “Sebuah Evaluasi Aplikasi Android Pendidikan Yunani untuk Pra-
Sekolah,” dalam Prosiding Elektronik Konferensi ESERA 2017., Dublin, Irlandia, 2018, vol. Penelitian, Praktik
dan Kolaborasi dalam Pendidikan Sains, Bagian 4/Strand 4, hlm. 593–603.

[42] N. Saad dan S. Busrowi, “Hambatan untuk Integrasi Teknologi dalam Pendidikan Islam: An In sight of
Excellent teacher,” dalam Proceedings: New Directions In MultiDisciplinary Re search & Practice, Istanbul,
Turkey, 2015, hlm. 1– 14.
[43] MAC Noh dan RA Tarmizi, “Persepsi Pelajar Terhadap Amalan Pengajaran Tilawah Al-Quran,” J. Pendidik.
Melayu., vol. 34, tidak. 1, hlm. 93–109, 2009.
[44] SJ Samuels, “Metode Pembacaan Berulang,” Baca. Ajarkan, vol. 50, tidak. 5, hal. 376–
381, 1997.
[45] TSAT Kasim dan YM Yusoff, “Metode Pengajaran Aktif: Pengalaman Pribadi Memadukan Nilai-nilai Spiritual
dan Moral,” Relig. Pendidikan, vol. 109, tidak. 5, hlm. 554–570, Oktober 2014. https://doi.org/
10.1080/00344087.2014.956560
[46] IS Wekke dan MA Lubis, “Teknologi pendidikan pada pengajaran dan pembelajaran pendidikan Islam
terpadu di Brunei Darussalam,” ULUMUNA, vol. 15, tidak. 1, hlm. 185–204, Juni 2011. https://doi.org/
10.20414/ujis.v15i1.215
[47] Ishomuddin dan SB Mokhtar, “Model Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di Mad rasah Berbasis
Masjid di Singapura,” Int. J. Asian Soc. Sci., vol. 7, tidak. 3, hlm. 218–225, 2017. https://doi.org/10.18488/
journal.1/2017.7.3/1.3.218.225
[48] M. Aziz, WM Abdullah, AM Ahmad, MAA Mushim, dan MS Shahrudin, “Perbandingan Metode Konvensional
dan Teknologi Modern dalam Hafalan Al-Qur'an,” Int. J. Teknologi Terbaru. Ind., vol. 8, tidak. 1, hlm. 289–
294, 2019.
[49] Cabang RM, Desain instruksional: pendekatan ADDIE. New York: Springer, 2009.
[50] T. Trust dan E. Pektas, “Menggunakan Model ADDIE dan Desain Universal untuk Prinsip Pembelajaran
untuk Mengembangkan Kursus Online Terbuka untuk Pengembangan Profesional Guru,” J. Digit.
Mempelajari. Mengajar. Pendidikan, vol. 34, tidak. 4, hlm. 219–233, Oktober 2018. https://doi.org/10.1080/21
532974.2018.1494521
[51] C. Peterson, “Membawa ADDIE ke Kehidupan: Desain Instruksional yang Terbaik,” Jl Educ. Mul
waktunya. Hypermedia, vol. 12, tidak. 3, hlm. 227–241, 2003.
[52] F. Giannakas, A. Papasalouros, G. Kambourakis, dan S. Gritzalis, “Platform pembelajaran keamanan siber
yang komprehensif untuk pendidikan dasar,” Inf. Aman. J. Bola. Perspektif., vol. 28, tidak. 3, hlm. 81–106,
Mei 2019. https://doi.org/10.1080/19393555.2019.1657527
[53] Y. Ishikawa, C. Smith, M. Kondo, I. Akano, K. Maher, dan N. Wada, “Pengembangan dan Penggunaan
Aplikasi Latihan Membaca EFL untuk Komputer Tablet Android:,” Int. J.
Massa. Belajar Campuran., vol. 6, tidak. 3, hlm. 35–51, Juli 2014. https://doi.org/10.40
18/ijmbl.2014070103
[54] SR Patel, PJ Margolies, NH Covell, C. Lipscomb, dan LB Dixon, “Menggunakan Desain Instruksional,
Menganalisis, Merancang, Mengembangkan, Mengimplementasikan, dan Mengevaluasi, untuk
Mengembangkan Modul e-Learning untuk Menyebarluaskan Pekerjaan yang Didukung untuk Perilaku Masyarakat Kesehatan

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 237


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

Program Perawatan di Negara Bagian New York,” Front. Kesehatan Masyarakat, vol. 6, hal. 113, Mei 2018.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2018.00113

[55] W. Abouelsaadat, “Permadani Doa Elektronik: Desain dan Evaluasi,” Universitas Toronto,
Kanada, 2012.
[56] S. Sotar, S. Suardinata, dan RS Irawan, “Desain Pembelajaran Multimedia Wudhu dan Sholat (Studi Kasus di
Pesantren Arafah Kota Sungai Penuh)”, Int. J. Eng. Hitung. Sci., vol. 7, tidak. 04, hlm. 23827–23839, 2018. https://
doi.org/10.18535/ijecs/v7i4.06

[57] S. Chomariyah, F. Fakhruddin, dan S. Supriyadi, “Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Wudhu
dan Sholat Untuk Memperkenalkan Nilai-Nilai Religius dan Moral Pada TK Sepuluh”, J. Prim. Pendidikan,
vol. 8, tidak. 3, hlm. 270–280, 2019.
[58] N. Hamzah, ND Abd Halim, MH Hassan, dan A. Ariffin, “Aplikasi Android Untuk Anak Belajar Solat Dasar,”
Int. J.Berinteraksi. Massa. teknologi. IJIM, vol. 13, tidak. 07, hal. 69, 2019. https://doi.org/10.3991/
ijim.v13i07.10758
[59] MAM Nawi, EA Jamsari, MI Hamzah, A. Sulaiman, dan A. Umar, “Dampak Globalisasi pada Pendidikan Islam
Saat Ini,” Aust. J. Aplikasi Dasar. Sci., vol. 6, tidak. 8, hlm. 74–78, 2012.

[60] M. Alqahtani dan H. Mohammad, "Dampak Aplikasi Seluler pada Kinerja dan Kepuasan Siswa," Turk. Online
J. Edukasi. Teknologi., vol. 14, tidak. 4, hlm. 102-112, 2015.
[61] G. Akbar, “Metode Pembelajaran Al-Qur'an melalui Media Online”, Indonesia. J.Net. Se skr. IJNS, vol. 2,
tidak. 1, hlm. 65–68, 2013.
[62] G. Elissavet dan AA Economides, “Evaluation Factors of Educational Software (On way),” dalam Proceedings
International Workshop on Advanced Learning Technologies (IWALT), California, 2000, hlm. 113–120.
https://doi.org/10.1109/iwalt.2000.890581
[63] A. Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
[64] RS Wahono, “Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran,” Aspek dan Kriteria Media Pembelajaran,
penilaian [Online]. 2006. Tersedia:
http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspekdan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/.
[Diakses: 21-Feb-2019]. https://doi.org/10.21009/jep.022.06
[65] DL Kirkpatrick, Mengevaluasi program pelatihan: empat tingkat, edisi pertama. San Francisco : Emeryville,
CA: Berrett-Koehler ; Grup Penerbit Barat [distributor], 1994.
https://doi.org/10.1016/s1098-2140(99)80206-9
[66] I. Han dan WS Shin, "Penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran Seluler dan Prestasi Akademik Siswa
Online," Comput. Pendidikan, vol. 102, hlm. 79–89, 2016.
[67] P. Hung, J. Lam, C. Wong, dan T. Chan, “A Study on Using Learning Management System with Mobile
App,” pada International Symposium on Educational Technology (ISET), Wuhan, China, 2015 , hal. 168-172.
https://doi.org/10.109/iset.2015.41
[68] NN Mohd Kasim dan F. Khalid, “Memilih Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) yang Tepat untuk Perguruan
Tinggi Konteks: Tinjauan Sistematis,” Int. J. Muncul.
teknologi. Mempelajari. IJET, vol. 11, tidak. 06, hlm. 55–61, 2016. https://doi.org/10.3
991/ijet.v11i06.5644
[69] S. Teri, A. Acai, D. Griffith, Q. Mahmoud, DWL Ma, dan G. Newton, "Penggunaan siswa dan dampak
pedagogis dari aplikasi pembelajaran seluler: Aplikasi Pembelajaran Seluler," Bio chem. mol. Biol.
Pendidikan, vol. 42, tidak. 2, hlm. 121–135, Maret 2014. https://doi.org/10.1
002/bmb.20771
[70] S. Papadakis, "Mengevaluasi penerimaan guru pra-jabatan perangkat seluler berkaitan dengan usia dan jenis
kelamin mereka: sebuah studi kasus di Yunani," Int. J. Mob. Mempelajari. Organ., vol. 12, tidak. 4, hlm. 336–
352, 2018. https://doi.org/10.1504/ijmlo.2018.095130
[71] EP Yildiz, M. Tezer, dan H. Uzunboylu, “Skala Opini Siswa Terkait dengan LMS Moodle dalam Lingkungan
Pembelajaran Online: Studi Validitas dan Reliabilitas,” Int. J.Berinteraksi.

238 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

Massa. teknologi. IJIM, vol. 12, tidak. 4, hlm. 97–108, Agustus 2018. https://doi.org/10.39
91/ijim.v12i4.9205
[72] G. Miao, “Desain Interaktif dan Realisasi Sumber Daya Pembelajaran Seluler melalui Telepon Seluler
3G,” pada Konferensi Internasional 2012 tentang Manajemen Informasi, Manajemen Inovasi dan Teknik
Industri, Sanya, Cina, 2012, hlm. 56–59.
https://doi.org/10.1109/iciii.2012.6339731
[73] M. Alnabhan dan Y. Aljaraideh, "Model Adopsi M-Learning Kolaboratif: Studi Kasus untuk Yordania," Int.
J. Muncul. teknologi. Mempelajari. IJET, vol. 9, tidak. 8, hlm. 4–10, Mei 2014.
https://doi.org/10.3991/ijet.v9i8.3639
[74] S. Wichadee, "Siswa Belajar Perilaku, Motivasi dan Berpikir Kritis dalam Sistem Manajemen Pembelajaran,"
J. Educ. Daring, vol. 11, tidak. 3, hlm. 1–21, 2014.
https://doi.org/10.9743/jeo.2014.3.3
[75] M. Ulug, MS Ozden, dan A. Eryilmaz, "Pengaruh Sikap Guru pada Kepribadian dan Kinerja Siswa,"
Procedia - Soc. Perilaku Sci., vol. 30, hlm. 738–742, 2011.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.10.144
[76] T. Enayati, Y. Modanloo, dan FSM Kazemi, "Sikap Guru terhadap Penggunaan Teknologi dalam
Pendidikan," J. Basic Appl. Sci. Res., vol. 2, tidak. 11, hlm. 10958–10963, 2012.
[77] GW-H. Tan, K.-B. Ooi, J.-J. Sim, dan K. Phusavat, “Penentu Adopsi Pembelajaran Seluler: Analisis
Empiris,” J. Comput. Inf. Sistem, hlm. 82–91, 2012.
[78] M. Kalogiannakis dan S. Papadakis, "Mengevaluasi niat guru TK pra-jabatan untuk mengadopsi dan
menggunakan tablet ke dalam praktik pengajaran untuk ilmu alam," Int. J. Mob. Mempelajari.
Organ., vol. 13, tidak. 1, hlm. 113–127, 2019. https://doi.org/10.1504/ijmlo.2019.10016617
[79] V. Venkatesh, JJL Thong, dan X. Xu, “Penerimaan Konsumen dan Penggunaan Teknologi Informasi:
Memperluas Teori Terpadu Penerimaan dan Penggunaan Teknologi,” MIS Q., vol. 36, tidak. 1, hlm. 157–
178, 2012. https://doi.org/10.2307/41410412
[80] MH Fagan, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Siswa terhadap Pembelajaran Seluler di Perguruan Tinggi
kation,” Comput. Sch., vol. 36, tidak. 2, hlm. 105-121, April 2019.
[81] C.-H. Huang, T.-F. Wang, F.-I. Tang, I.-J. Chen, dan S. Yu, “Pengembangan dan validasi Skala Kualitas
Hidup untuk siswa sekolah dasar,” Int. J.klin. Psikologi Kesehatan., vol. 17, tidak. 2, hlm. 180–191, 2017.

[82] ZW Abas, CL Peng, dan N. Mansor, “A Study On Learner Readiness For Mobile Learning At Open
University Malaysia,” dalam IADIS International Conference Mobile Learning, Barcelona, Spain, 2009,
hlm. 151-157.
[83] A. Alomary, J. Woollard, dan C. Evans, “Untuk Menggunakan atau Tidak Menggunakan: Pembelajaran
Seluler?”, dalam Prosiding Konferensi Internasional ke-27 Dunia Akademik, Paris, Prancis, 2016, hlm. 32–
35.
[84] M. Saefi, B. Lukiati, dan E. Suarsini, “Pengembangan Mobile Learning Berbasis Android Pada Materi
Pelajaran Struktur Dan Fungsi Sel Untuk Mengoptimalkan Pemahaman Kognitif Siswa Kelas XI”, J.
Pendidik. Sains, vol. 5, tidak. 2, hlm. 57–63, 2017.
[85] J. Cheon, S. Lee, SM Crooks, dan J. Song, "Sebuah penyelidikan kesiapan pembelajaran mobile di
pendidikan tinggi berdasarkan teori perilaku terencana," Comput. Pendidikan, vol. 59, tidak. 3, hlm. 1054–
1064, November 2012. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2012.04.015
[86] P. Sorensen, “Umpan Balik dan Penilaian,” Malays. J. Pendidikan Jarak Jauh, vol. 10, tidak. 2, hal.
85–105, 2008.
[87] S. Schuck, M. Kearney, dan K. Beban, "Menjelajahi pembelajaran seluler di Ruang Ketiga,"
teknologi. Pendidikan Pedagogi., vol. 26, tidak. 2, hlm. 121–137, Maret 2017. https://doi.org/10.1080
/1475939x.2016.1230555

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 239


Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

[88] Q.-F. Yang, G.J. Hwang, dan H.-Y. Sung, “Tren dan masalah penelitian studi pembelajaran seluler
dalam pendidikan jasmani: tinjauan publikasi jurnal akademik,” Interact. Mempelajari.
Lingkungan., hlm. 1–19, Oktober 2018.
[89] M. Afify, “Dampak Interaksi antara Waktu Pemberian Umpan Balik dalam E-Learning Jarak Jauh dan Gaya Belajar
terhadap Pencapaian Hasil Belajar di kalangan Mahasiswa Universitas Terbuka Arab,” Eurasia J. Math. Sci. teknologi.
Pendidikan, vol. 14, tidak. 7, hlm. 3053–3068, Mei 2018. https://doi.org/10.29333/ejmste/91619

[90] RA Kusurkar, Th. J. Ten Cate, CMP Vos, P. Westers, dan G. Croiset, “Bagaimana Motivasi
Mempengaruhi Kinerja Akademik: Analisis Model Persamaan Struktural,” Adv.
Ilmu Kesehatan. Pendidikan, vol. 18, tidak. 1, hlm. 57–69, 2013. https://doi.org/10.1007/s10459-012-
9354-3
[91] A. Riswanto dan S. Aryani, “Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa: Analisis Deskripsi dan
Hubungan Keduanya,” COUNS-EDU Int. J. Hitungan. Pendidikan, vol. 2, tidak. 1, hlm. 42–47, 2017.
https://doi.org/10.23916/002017026010
[92] D. Sharma dan S. Sharma, "Hubungan antara Motivasi dan Prestasi Akademik," Int. J. Adv. Sci.
Res., vol. 4, tidak. 1, hlm. 1-5, 2018.
[93] N. Golenhofen, F. Heindl, C. Grab-Kroll, DAC Messerer, TM Böckers, dan A. Böck ers, “Penggunaan
Alat Pembelajaran Seluler oleh Mahasiswa Kedokteran dalam Anatomi Sarjana dan Efeknya pada
Hasil Penilaian, ” April 2019. https://doi.org/10.1002/ase.1878
[94] DM Gezgin, "Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Seluler pada Keberhasilan Akademik Mahasiswa
Universitas untuk Kursus Sistem Manajemen Basis Data:," Int. J. Pendidikan Jarak Jauh. Tek no.,
vol. 17, tidak. 1, hlm. 15–30, 2019. https://doi.org/10.4018/ijdet.2019010102
[95] S. Males, F. Bate, dan J. Macnish, "Dampak Pembelajaran Seluler pada Kinerja Siswa sebagai
Diukur dengan Skor Tes Standar (NAPLAN)," Isu Educ. Res., vol. 27, tidak. 1, hlm. 99–114, 2017.

[96] NAB Mohd Rashid, SB Md Salleh, dan NB Md Noor, “Pengembangan Aplikasi Mobile Keterampilan
Ejaan Jawi, 'Oh Jawiku,'” Int. J.Berinteraksi. Massa. teknologi. IJIM, vol. 13, tidak. 07, hlm. 80–89,
2019. https://doi.org/10.3991/ijim.v13i07.10759
[97] AIM Elfeky dan TS Yakoub Masadeh, "Pengaruh Pembelajaran Mobile Terhadap Prestasi dan
Keterampilan Percakapan Siswa," Int. J. Tinggi. Pendidikan, vol. 5, tidak. 3, hlm. 20–31, 2016. https://
doi.org/10.5430/ijhe.v5n3p20
[98] MAM Nawi dan MI Hamzah, “FATWA MOBILE (M-FATWA): Integrasi Fatwa Islam Melalui Teknologi
Seluler,” Turk. Online J. Distance Education-TOJDE, vol. 15, tidak. 2, hlm. 108–116, 2014. https://
doi.org/10.17718/tojde.41295
[99] MRTL Abdullah dan S. Siraj, "Desain Kurikulum M-Learning untuk Sekolah Menengah: Analisis
Kebutuhan," Int. J. Pendidikan. Pedagog. Sci., vol. 4, tidak. 6, hlm. 1371–1376, 2010.
[100] HB Miller dan JA Cuevas, "Pembelajaran Seluler dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Akademik
dan Motivasi Siswa pada Siswa Kelas Menengah," Int. J. Cendekia. teknologi. En hanc. Pelajari.,
vol. 1, tidak. 2, hlm. 91–110, 2017.
[101] J. Xue, X. Zhang, dan H. Luo, “Effects of Mobile Learning on Academic Performance and Learning
Attitude in a College Classroom,” dalam DEStech Transactions on Social Science, Education and
Human Science, Qingdao, China, 2018 , hlm. 307–311.
https://doi.org/10.12783/dtssehs/icaem2017/19095
[102] D. Kim, "Dampak Sistem Manajemen Pembelajaran pada Kinerja Akademik: Kompetensi Virtual dan
Keterlibatan Siswa," J. Tinggi. Pendidikan Praktek Teori., vol. 17, tidak. 2, hlm. 23–35, 2017.

[103] S. Nair dan R. Patil, "Sebuah Studi tentang Dampak Sistem Manajemen Pembelajaran pada
Mahasiswa Universitas College di Kesultanan Oman," Int. J. Hitung. Sci. Masalah, vol. 9, tidak. 2,
hlm. 379–385, 2012.

240 http://www.i-jim.org
Machine Translated by Google

Makalah—Memperkuat Pendidikan Ibadah Mahasiswa Universitas Negeri dengan Mengembangkan dan Menerapkan...

[104] T. Kulshrestha dan AR Kant, "Manfaat Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) dalam Pendidikan India,"
Int. J. Hitung. Sci. Ind. Teknologi., vol. 4, tidak. 8, hlm. 11-53-1164, 2013.

7 Penulis

Yusuf Hanafi memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam dari Universitas Islam Negeri Malang, Jawa
Timur Indonesia pada tahun 2000. Beliau memperoleh gelar M.Fi.I dalam pemikiran Islam pada tahun 2003
dan gelar Ph.D dalam Tafser & Hadeth pada tahun 2010 dari Negara Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya
Jawa Timur, Indonesia (email: yusuf.hanafi.fs@um.ac.id). Bidang minat penelitiannya meliputi pendidikan
Islam, sosiologi agama, dan pengajaran Al-Qur'an. Saat ini menjadi dosen Pendidikan Islam & Pengajaran Al-
Qur'an di Jurusan Bahasa Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (Universitas Negeri Malang).

Nurul Murtadho memperoleh gelar sarjana pendidikan bahasa Arab dari Universitas Negeri Malang, Jawa
Timur Indonesia pada tahun 1985. Meraih gelar M.Pd bidang pendidikan bahasa Indonesia pada tahun 1991
dari Universitas Negeri Malang, dan gelar Ph.D bidang linguistik pada tahun 1999 dari Universitas Indonesia,
Jakarta. Bidang minat penelitiannya meliputi Linguistik terapan dan pendidikan Arab. Saat ini beliau adalah
Guru Besar Bahasa Arab di Jurusan Bahasa Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.

M. Alifudin Ikhsan memperoleh gelar sarjana (2017) dan M.Pd (2019) di bidang pendidikan
kewarganegaraan dari Universitas Negeri Malang, Jawa Timur Indonesia. Bidang minat penelitiannya antara
lain: pendidikan kewarganegaraan, agama, dan pengajaran Al-Qur'an. Beliau saat ini adalah guru pendidikan
kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas.
Tsania Nur Diyana memperoleh gelar sarjana pendidikan Fisika dari Universitas Negeri Malang pada
tahun 2018. Saat ini ia adalah mahasiswa pascasarjana di Universitas Negeri Malang dalam pendidikan Fisika.
Bidang minat penelitiannya meliputi multimedia dalam pendidikan, Learning Management System (LMS) dan
pendidikan Fisika.

Artikel dikirim 26-07-2019. Dikirim ulang 27-09-2019. Penerimaan terakhir 28-09-2019. Versi final diterbitkan seperti
yang diajukan oleh penulis.

iJIM Vol. 14, No. 2, 2020 241

Lihat statistik publikasi

Anda mungkin juga menyukai