Anda di halaman 1dari 66

MESIN BUBUT

V HERDANI AGUNG N

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA


PENAMAAN LAIN
PENGERTIAN

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan benda,


produk (komponen/part) berbentuk silindris ataupun permukaan datar yang
dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut.
Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan
permukaan luar benda silindris atau bubut rata:
➢ Dengan benda kerja yang berputar

➢ Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point

cutting tool)
➢ Dengan gerakan pahat sejajar terhadap

sumbu benda kerja pada jarak


tertentu sehingga akan membuang
permukaan luar benda kerja
KONSTRUKSI MESIN
KONSTRUKSI MESIN
Head Stock/ Tool Post
Kepala Tetap Tail Stock/
Eretan atas/ eretan Kepala Lepas
kombinasi /
compound slide Ways

Eretan Melintang / Bed mesin


Cross Slide
Lead Screw/
Batang berulir
Apron / cariage /
eretan bawah Feed shaft/ feed road

Chip Pan

Head stock pedenstal


Tail stock pedenstal
UKURAN MESIN
SUMBU UTAMA

Diameter

X-
Panjang

Z- Z+

X+
* Pergerakan aktual sumbu X = ½ dari skala pada sumbu
PRINSIP KERJA

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran
akan diteruskan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya
pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir. Sedangkan gerakan-
gerakan utama pada mesin bubut yaitu:
A. Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang
digerakan pada pahat dan dinamakan gerak potong.
B. Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongan sejajar
dengan sumbu kerja. Gerakan ini disebut juga dengan gerakan pemakanan
untuk pengurangan diameter (contour)
C. Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongan tegak
lurus terhadap sumbu kerja. Gerakan ini disebut juga dengan gerakan
pemotongan permukaan (facing).
PRINSIP KERJA

Gerakan berputar (speed) Gerakan berputar (speed)

Gerakan melintang

Gerakan memanjang
PRINSIP KERJA
PRINSIP KERJA

Compuond
Handwheel
Untuk mengatur
pemakanan
memanjang
(Feed Motion)

Cross-slide Handwheel
Untuk mengatur
pemakanan melintang
(Adjusting Motion)
PROSES PENGERJAAN

pengerjaan mesin

Outside Turning Inside Turning

memanjang memanjang

Melintang melintang

Konus konus

Profil profil

Ulir ulir
PROSES BUBUT
PRINSIP PENCEKAMAN

Collet, digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk


silindris dengan ukuran sesuai diameter collet. Pencekaman
dengan cara ini tidak akan meninggalkan bekas pada
permukaan benda kerja.
Cekam rahang empat (untuk benda kerja tidak silindris). Alat
pencekam ini masing-masing rahangnya bisa diatur sendiri-
sendiri, sehingga mudah dalam mencekam benda kerja yang
tidak silindris.
Cekam rahang tiga (untuk benda silindris). Alat pencekam ini
tiga buah rahangnya bergerak bersama-sama menuju sumbu
cekam apabila salah satu rahangnya digerakkan.
Face plate, digunakan untuk menjepit benda kerja pada suatu
permukaan plat dengan baut pengikat yang dipasang pada alur
T.
PRINSIP PENCEKAMAN

CHUCK

Gerakan Jaws Jumlah Jaws Arah Cekaman

Universal Chuck Three Jaws Chuck Inside Grip

Independen Chuck Four Jaws Chuck Outside Grip


PRINSIP PENCEKAMAN
PRINSIP PENCEKAMAN
CHUCK - CENTRE

Pencekaman dengan metode chuck centre, biasa digunakan untuk proses pembubutan benda
kerja yang panjang & kesentrisan yang baik ataupun untuk proses lain yang menghasilkan
gaya pemakanan yang besar dan bisa berpengaruh terhadap hasil pembubutan.

Contoh : pembuatan ulir pada pipa.


PRINSIP PENCEKAMAN

1. Live Centre : untuk menopang benda kerja salah

benar

60° / 90°

Lubang centre drill


PRINSIP PENCEKAMAN

2. Tail Stock ( kepala lepas ) : sebagai kedudukan live centre


PRINSIP PENCEKAMAN

FACE PLATE

Pencekaman dengan face plate memiliki kelebihan dalam mencekam bentukan benda kerja yang
tidak silindris ataupun benda asimetris
PRINSIP PENCEKAMAN

Sistem Pencekaman Face Plate

 Digunakan untuk Benda Kerja yg memiliki bentuk tak


beraturan dan sulit dicekam dengan pencekam biasa
 Biasanya dikombinasi penggunaanya dengan klem,
baut pengikat, balancer (angle plate atau Rod) ,
pararel block
 Settingnya sangat lama
PRINSIP PENCEKAMAN

Face plate
Blok
penumpu

Benda kerja
clamp
PRINSIP PENCEKAMAN

Collet

+ kesentrisan BK yg dihasilkan cukup baik


+ proses pencekamannya cepat
- Diameter yg bisa dicekam terbatas
PRINSIP PENCEKAMAN LAIN

Benda kerja tidak dicekam, tetapi menggunakan dua center dan pembawa.
Dalam hal ini, benda kerja harus ada lubang senternya di kedua sisi benda kerja
PRINSIP PENCEKAMAN

Driving plate

Dead centre

Live Centre

Lathe dog

Tail Stock

Pencekaman dengan metode between centre adalah metode pencekaman yang paling baik (
kesilindrisan benda kerja yang dihasilkan sangat baik ).
PRINSIP PENCEKAMAN

DEAD CENTER LIVE CENTER

◼ Proses Pencekaman BK dengan penumpuan pada kedua ujung BK


(Center Drill) dengan menggunakan center-center mesin
◼ Menjamin kesentrisan hasil pembubutan hingga 0.02 mm.
◼ Tidak mampu memakan Depth of Cut yg besar (hanya finishing)
PRINSIP PENCEKAMAN

Head Stock

Tail Stock

Harus satu center / sumbu

Kesentrisan hasil pembubutan between centre dipangaruhi oleh kesentrisan antara


head stock ( kepala tetap ) dengan tail stock ( kepala lepas ).
PRINSIP PENCEKAMAN LAIN

Beberapa contoh proses bubut, dengan cara


pencekaman yang berbeda-beda
AKSESORIS MESIN
Face Plate : mencekam BK yang tidak
beraturan
Steady Rest : menopang BK yang
panjang saat facing
Follow Rest : menopang BK yang
Panjang
Draw Bar for Collet : pengikat collet
pada spindle
Collet : mencekam BK dengan dimensi
tertentu
Dead Centre : menumpu BK pada
spindle
Live Centre : menopang BK pada
tailstock
Drill Chuck : mencekam TD, Reamer, CD,
dll
AKSESORIS MESIN
Tool Holder for Square Shank: mencekam tool square shank
Tool Holder for ISO 7 HSS : mencekam tools bentuk pipih
Support Clamp for ISO 7 HSS : dikombinasikan dengan tool holder
for ISO 7
Special Tool Holder : mencekam tool square shank yang besar
V-Block : dikombinasikan dengan tool holder cylindrical shank
Quick Clamp for Tool Holder : mencekam tool holder pada tool
post
Stopper Bintang : alat Bantu referensi/pencekaman
Centre Extention : alat tambahan penumpu pda live center
Chip Hook : membersihkan chip
Coolant Can : wadah cairan pendingin
JENIS PAHAT MESIN BUBUT

Perkembangan Bentuk Pahat Bubut


1. Seluruh badan pahat terbuat dari material alat potong.

2. Setengah bagian depan dari material alat potong dan setengah bagian
belakangnya terbuat dari material yang lebih lunak kemudian di las.

3. Hanya bagian ujung sisi potong yang terbuat dari material alat potong
sedang badan pahatnya terbuat material yang lunak kemudian di brazing.

4. Ujung sisi potong dijepit, dibaut, diselipkan pada holder pahat (pahat
dengan insert tip / clamping system)
JENIS PAHAT MESIN BUBUT
1. ISO 1 Carbide digunakan untuk pembubutan memanjang dengan plan angle
75°.

2. ISO 2 Carbide digunakan untuk pembubutan memanjang dengan plan angle


45°.
JENIS PAHAT MESIN BUBUT
3. ISO 3 Carbide digunakan untuk pembubutan memanjang dan melintang (menjauh
dari centrebenda kerja) dengan plan angle 93°.

4. ISO 4 Carbide digunakan untuk pembubutan memanjang dengan kedalaman


pemakanan yang kecil (proses finishing) dengan plan angle 0.
JENIS PAHAT MESIN BUBUT
5. ISO 5 Carbide digunakan untuk pembubutan melintang menuju centre benda kerja
dengan plan angle nol.

6. ISO 6 Carbide digunakan untuk pembubutan memanjang dengan plan angle 90°.
JENIS PAHAT MESIN BUBUT
7. ISO 7 Carbide digunakan untuk pembubutan melintang menuju centre benda kerja
dengan plan angle 0°.

8. ISO 8 Carbide digunakan untuk memperbesar lubang pada proses pembubutan


dengan plan angle 75 °. Biasanya untuk lubang yang tembus.
JENIS PAHAT MESIN BUBUT
9. ISO 9 Carbide digunakan untuk memperbesar lubang pada proses pembubutan
dengan plan angle 92°. Biasanya untuk lubang yang berstep / tidak tembus.

10. Forming tool jenis pahat yang bentuk sisi potong utamanya dibentuk seperti
bentuk benda kerja yang akan dibuat. Biasanya menggunakan material dari HSS
ataupun cemented carbide.
JENIS PAHAT MESIN BUBUT
11. Insert Tip pahat-pahat bubut dimana mata potongnya diselipkan, dibaut
ataupun dijepit pada badan / holder pahat.
GEOMETRI PAHAT BUBUT
Geometri sebuah pahat bubut menentukan bentuk, ukuran dan besarnya sudut sisi
potong serta dimensi pahat tersebut.

Semakin lunak material


yang dikerjakan maka
semakin besar sudut
garuknya.
KEAUSAN MATA PAHAT
1. Keausan sisi terjadi karena gesekan antara benda kerja dan pahat.
2. Keausan muka terjadi karena panas yang timbul pada proses pemotongan.
3. Keausan ujung/pembulatan ujung terjadi karena gesekan antara ujung pahat
dengan benda kerja.
4. Built Up Edge menumpuknya partikel-partikel chip di ujung pahat sehingga
penyayatan terganggu.

Keausan sisi Keausan muka Keausan ujung


PEMASANGAN PAHAT
PEMASANGAN PAHAT

A. Pemasangan di atas centre benda kerja, maka :


Sudut a menjadi lebih kecil, sehingga getaran yang terjadi di antara permukaan bebas dari
pahat dengan benda kerja menjadi lebih besar dan sudut y menjadi lebih besar sehingga chip
yang lebih tebal pun dapat dihilangkan dengan mudah. Pemasangan pahat di atas center kira -
kira sampai dengan 2% dari diameter benda kerja .
C. Pemasangan di bawah centre benda kerja, maka :
Sudut a menjadi lebih besar , sehingga menggerakkan getaran di antara permukaan bebas dan
permukaan potong menjadi lebih kecil, chip sukar dihilangkan .
PENGATURAN RPM
KECEPATAN POTONG
PENGATURAN RPM
KECEPATAN PEMAKANAN

F = fz x N

F = kecepatan pemakanan ( mm/min )


fz = feeding ( mm/rot )
N = putaran mesin ( rpm )
Perhitungan Waktu Pemotongan

t=(Lxi)
F
t = waktu pemotongan (minute)
L= panjang langkah total (mm)
I = jumlah pemakanan/pengulangan
F= kecepatan pemakanan (mm/min)
PROSES APLIKASI
1. APLIKASI TAPER/CONUS
TAPER/CONUS :
Benda putar yang meramping hingga ujungnya dengan bidang penampang yg tegak
lurus sumbu utama berbentuk lingkaran.

KEGUNAAN :
Membentuk suaian BK assembling yg bersifat sementara, dengan kelebihan mampu
memberikan keakuratan posisi dan mudah dibongkar pasang.

CARA MEMBUAT TAPER


◼ USING A FORM TOOL
◼ USING TOP SLIDE
◼ USING A TAPER ATTACHMENT
◼ BY OFFSETTING THE TAILSTOCK
PERHITUNGAN TAPER

◼ PERHITUNGAN SUDUT PUNCAK ( a/2 )

tan a/2 = D tan a/2 = D - d


2 L ATAU 2 L
Rumus untuk BK kerucut Rumus untuk BK kerucut terpancung
Macam – macam taper

No Nama Tirus Ketirusan Fungsi


1 Tirus Morse 0.0502 Tangkai gurdi,
(5.02%) leher & Centre
Bubut
2 Tirus brown and Sharp 0.0417 memfris
4.167% Spindle mesin

3 Tirus Jarno and Reed 0.05 Perlengkapan


(5.000%) gurdi kecil

4 Pena tirus 0.0208 Pengunci


(2.083%)

Note: Gurdi = Drill chuck


2. APLIKASI PENGASARAN
(KNURLING)
Pengertian :
Proses Pembentukan suatu pattern pada permukaan BK dengan menggunakan roll
yang mendeformasi material BK guna mengikuti profilnya.

KEGUNAAN
Meningkatkan daya cekam dari berbagai jenis Hand-Tools atau
Adjustable machine dials guna menghasilkan pencekaman yang lebih
baik.
JENIS BENTUKAN
PROFIL
2. APLIKASI ULIR (THREADING)
ULIR

Fungsi Jenis Istilah

Pitch/
Pengikat arah jarak puncak

Ulir Ulir Diameter


Penggerak
Kanan Kiri mayor

Jumlah Diameter
start minor

Ulir Ulir
Tunggal jamak

Standarisasi

Metris Whitworth Trapesium Tanduk Radius


M10 W5/8” Tr30 x 6 S 50 x 8 Rd 50 x 1/6”
JENIS PENGERJAAN ULIR
Jenis Pengerjaan

Pahat Ulir Senai / Tap

Bervariasi Terbatas
bentuknya bentuknya

Lebih lama Lebih cepat

Mudah disesuaikan Sulit disesuaikan

Untuk semua Hanya untuk ulir


ukuran ulir berdimensi kecil
JENIS PENGERJAAN ULIR
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Tentukan diameter mayor dan minor dari ulir
2. Pilih alat potong yang benar
3. Setting pahat tegak lurus dan center
4. Setting mesin dengan benar (pitch,arah ulir)
PENGULIRAN
1 1
P .P
sin 30 =
0 2 2 = tan 30
docM doc
1
P
2 1
docM = .P
sin 30 0 doc = 2
1 tan 30
P
docM = 2
1 1
.P
60°
2 doc = 2
1
docM = p
30° 3
doc

doc
1
doc = .P. 3
2

p 1
½P
doc = .P.1,732
2
Besarnya doc
 Pemakanan melintang = 0.866 x pitch doc =
1
.P.1,732
2
 Pemakanan menyudut (eretan atas diputar 60°)
= 1 x pitch doc = 0,866.P
EKSENTRIK

Apabila perbedaan centre adalah ∆C,


maka dalam proses dial benda kerja,
besar pergeseran jarum dial adalah 2 x ∆C
SAFETY DAN PERAWATAN

1. Gunakan Alat Perlindungan Diri (APD).


2. Rambut panjang harus diikat.
3. Bila menggunakan lengan panjang harus pas.
4. Dilarang menggunakan kalung ID card.
5. Mengaktifkan emergency stop bila mengukur BK.
6. Tidak diperkenankan meninggalkan mesin saat proses
berlangsung.
7. Mesin hanya boleh dioperasikan oleh satu orang.
8. Meletakkan alat potong, BK & aksesoris mesin secara
terpisah dan rapi.
SIKAP YANG SALAH
SIKAP YANG SALAH
Perawatan / SOP mesin

 Lakukan Inventarisasi mesin


 Bersihkan olie pelumas anti karat
 Berikan olie pada bagian-bagian yg ditentukan
 Check kondisi leveling oli
 Check kondisi baut-baut pengikat
 Bersihkan aksesoris bila akan dipasang pada mesin
 Hitung putaran mesin dengan benar
 Lakukan langkah-langkah kerja dengan benar
 Bersihkan mesin dari chip seteah selesai digunakan
 Berikan oli tipis pada bagian yg mudah berkarat
Sistem penilaian

Acuan standart nilai :


 7.81~10.00 = A

 6.41~7.80 = B

 5.51~6.40 = C

 3.61~5.50 = D

 0.0~3.6 = E

Anda mungkin juga menyukai