LAYANAN 1
MEDIS
1
STANDAR OPERASIONAL
PENANGANAN PASIEN KONSUL
KE KONSULEN DI EMERGENSI
Halaman Penanggung Jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
1. TUJUAN
Sebagai pedoman dalam melakukan konsul ke konsulen
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan di Emergensi
3. DEFINISI
Konsul ke konsulen adalah dokter jaga Emergensi dalam menangani pasien memang perlu untuk di
konsulkan ke dokter ahli
4. INFORMASI UMUM
4.1. Konsul ke konsulen bisa lewat telepon atau datang langsung
4.2. Konsul ke rawat jalan
5. URAIAN PROSEDUR
5.1.Di Luar jam kerja.
5.1.1 Dokter jaga memastikan bahwa pasien tersebut harus ditangani oleh dokter ahli.
5.1.2 Dokter/Perawat jaga Emergensi menghubungi dokter konsulen melalui telepon.
5.1.3 Dokter Jaga Emergensi menunggu jawaban dari dokter konsulen bila dalam 2 x 15 menit
tidak ada jawaban maka dialihkan ke dokter konsulen lain.
2
STANDAR OPERASIONAL
MELAKUKAN AFF HACTING
Halaman Penaggung jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
PENGERTIAN Pengangkatan jahitan luka bertujuan untuk meningkatkan proses
penyembuhan jaringan dan juga untuk mencegah infeksi . Bila luka telah
kuat dan sembuh primer , maka jahitan atau benangnya dapat di angkat
TUJUAN Melepas benang pasca hecting sehingga luka dapat benar – benar
sembuh
KEBIJAKAN Kinik Pratama ABDI MEDIKA mengatur tata cara melakukan tindakan
keperawatan aff hecting
PROSEDUR KERJA Prainteraksi
1. Cek dokumentasi keperawatan dan atau program dokter
2. Persiapan alat :
a. Set aff hacting : pinset sirugis 2, anatomis 1, gunting hatting up,
lidiwaten gaas dalam bak steril
b. Hansdscoen .
c. Nerbeken berisi lisol 2-3 %
d. Kapas bulat
e. Korentang
f. Gunting plester
g. Plester/ hipapic
h. Alkohol 70%
i. Betadine 10%
j. Nerbeken kosong
Interaksi
A. Orientasi
1. Member salam
2. Memperkenalkan diri
3. Klrifikasi pasiem
3
STANDAR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN / TINDAKAN PASIEN
NON BEDAH DI EMERGENSI ROOM
Halaman Penaggung jawab
1 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
1. TUJUAN
Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan/tindakan Emergensi pasien non bedah.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan di Emergensi
3. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan/tindakan pasien non bedah adalah suatu bentuk pelayanan yang di berikan oleh emergensi pada
pasien yang tidak memerlukan pemeriksaan/tindakan bedah .
4. INFORMASI UMUM
1.1. Pemeriksaan non bedah
1.1.1. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang di lakukan dokter/perawat dengan cara inspeksi aukasi,
palpasi, perkusi.
1.1.2. Pemeriksaan penunjang adalah pemeruiksaan laboratorium , pemeriksaan radiology, ECG.
1.1.3. Pemeriksaan tanda tanda vital adalah pemeriksaan tensi, nadi, suhu dan pernafasan.
1.2. Tindakan pasien non bedah :
1.2.1. Pasang infuse .
1.2.2. Ambil sampel darah .
1.2.3. Kompres dingin
1.2.4. Klisma
1.2.5. Pemberian oksigen .
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Petugas Emergensi menerima langsung dibawa ke ruang non bedah.
5.2. Petugas Emergensi menganamesa singkat riwayat penyakit pasien saat pasien datang.
5.3. Perawat Emergensi melakukan pemeriksaan tensi, nadi, suhu, setelah melakukan anamese singkat.
(sesuai standar profesi keperawatan)
5.4. Perawat Emergensi mencatat hasil pemeriksaanya kedalam status pasien setelah melakukan
pemeriksaan.
5.5. Perawat menimbang berat badan pasien bila pasien anak untuk memberikan jumlah therapy sebelum
dilakukan pemeriksaan.
5.6. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien dengan cara inspeksi, auskultasi, papasi, perkusi, penunjang.
(sesuai standar profesi medic)
5.7. Dokter melakukan pencatatan seluruh hasil pemeriksaanya dan rencana tindakanya bila selesai
pemeriksaan
5.8. Perawat melakukan pengambilan darah ke pasien bila dokter memerlukan pemeriksaan laboratorium.
5.9. Pos mengantar sampel darah ke laboratorium bila sampel darah sudah diambil untuk dilakukan.
4
STANDAR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN / TINDAKAN PASIEN
NON BEDAH DI EMERGENSI ROOM
Halaman Penaggung jawab
2 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
5.10. Perawat atau pos memberi tahu kepada pasien untuk menunggu hasil laboratorium kurang lebih 30
menit.
5.11. Dokter/perawat memberi tahu kepada pasien bila hasil laboratorium masih ada.
5.12. Perawat/pos mengantar pasien ke radiologi unuk pemeriksaan bila dokter sudah ada.
5.13. Dokter memberikan therapy kepada pasien bila data pemeriksaan sudah lengkap.
5.14. Dokter memberikan nasehat kepada pasien setelah selesai memberi pelayanan.
5.15. Perawat melakukan tindakan pemasangan infus bila pasien memerlukan atas kolaborasi dengan dokter.
(sesuai standar profesi perawat)
5.16. Perawat melakukan ECG bila dokter memerlukan data pasien, (sesuai standar profesi perawat)
5.17. Perawat melakukan tindakan inhalasi saat pasien memrlukan atas kolaborasi dengan dokter. (sesuai
standar profesi perawat)
5.18. Perawat memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien bila pasien memerlukan atas kolaboraborasi
dengan dokter. (sesuai standar profesi perawat).
5.19. Perawat melakukan tindakan klisma bila terdapat pasien kostipasi atas kolaborasi dengan dokter. (sesuai
standar profesi perawat)
5.20. Perawat memberikan posisi setengah duduk bila pasien memerlukanya.
5.21. Perawat melakukan tindakan pemberian obat–obat injeksi atas kolaborasi dengan dokter. (sesuai
standar profesi perawat)
5.22. Perawat melakukan tindakan kompres dingin bila terdapat pasien panas. (sesuai standar profesi perawat)
5.23. Perawat memberikan obat oral pada pasien yang memerlukan atas kolaborasi dengan dokter. (sesuai
standar profesi perawat)
5.24. Perawat memberikan obat per rectal pada pasien yang memerlukan atas kolaborasi dengan dokter.
(sesuai standar profesi perawat).
5.25. Perawat mencatat perawatan yang diberikan setelah selesai melakukan tindakan.
5.26. Perawat meng-input pelayanan yang diberikan setelah selesai melakukan tindakakan.
5.27. Perawat meng-input data pemerksaan kedalam computer seusai hasil pemeriksaan dan tindakan yang di
berikan.
5.28. Perawat membuat laporan pasien yang telah di layani setelah pelayanan selesai dalam buku laporan.
Khusus pasien jamaah haji setelah melakukan pemeriksaan atau tindakan, dokter mengisi surat
keterangan yang menyatakan pasien masih dirawat/dapat dipulangkan/rujuk/pulang paksa.
5.29. Surat keterangan untuk pasien jamaah haji di buat rangkap 2, lembar pertama di serahkan kepada
petugas haji sedangkan lembar kedua di dokumentasikan di dalam status/dokumen rekam medis pasien.
5
STANDAR OPERASIONAL
INJEKSI INTRAMUSCULAR
Halaman Penaggung jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
PENGERTIAN
Pemberian obat / cairan dengan cara memasukan langsung kedalam otot ( muskulus)
TUJUAN
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter pada klien yang diberikan obat dengan cara
PERALATAN
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan .
3. Jarum steril 1 (21-23g & panjang 1-1,5 inci untuk dewasa : 25-27g & panjang 1 inci untuk anak anak)
4. Bak spuit `1
5. Kapas alcohol dalam kom ( secukupnya)
6. Pelak & pengalas .
7. Beengkok 1.
8. Buku injeksi / daftar obat.
Tahap Preinteraksi
1. Melakukan verifikasi pada awal mulanya bila ada.
2. Mencuci tangan .
3. Menyiapkan obat dengan benar.
4. Menempatkan / meletakan alat di dekat klien dengan benar.
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam yang merupakan pendekatan terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan & prosedur perbuatan kepada keluarga/ klien.
6
STANDAR OPERASIONAL
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
Halaman Penaggung jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
1. TUJUAN
a. Sebagai pedoman untuk pemeberian tindakan medis pada pasien.
b. Sebagai pedoman untuk mencegah terjadinya ketidaksetujuan keluarga pasien terhadap tindakan
medis yang dilakukan.
c. Sebagai pedoman dasar untuk menjadi petugas medis.
2. RUANG LINGKUP
a. Dokter.
b. Perawat.
3. DEFINISI
Persetujuan tindakan medis (informed consent) adalah pernyataan persetujuan (consent) atau izin
dari pasien yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang
tindakan kedokteran yang di maksud
4. TAHAPAN KERJA
Persetujuan tindakan medis di lakukan melalaui ketentuan berikut :
Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan untuk tindakan medis yang dinyatakan
secara spesifik.
Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan tanpa ada paksaan (voluntary)
Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh seorang (pasien) yang sehat mental dan
yang berhak memberikanya.
Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan setelah diberikan cukup informasi dan
penjelasan yang diberikan.
Persetujuan tindakan medis di tandatangani oleh pasien, dokter, saksi keluarga pasien dan
perawat/ klinik.
7
STANDAR OPERASIONAL
RUJUKAN MEDIS
Halaman Penaggung jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
1. TUJUAAN
Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit tujuan dengan cepat dan
aman.
2. RUANGLINGKUP
Dokter
Perawat
3. DEFINISI
Rujukan medis adalah pasien yang atas pertimbangan dokter/perawat/bidan memerlukan pelayanan
di RS baik untuk diagnostic penunjang atau terapi.
4. TAHAPAN KERJA
Petugas menyatakan pasien perlu rujukan.
Petugas menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga pasien untuk di rujuk.
Keluarga pasien setuju.
Petugas membuat surat rujukan .
Petugas membuat rincian biaya pasien dan biaya penggunaan ambulan.
Pemtugas menerima pembayaran .
Petugas mempersiapkan kesiapan pasien dan petugas yang lain segera menghubungi sopir
ambulan.
Sopir menyiapkan ambulan ( jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas bahwa ambulan
sudah siap).
Petugas mendampingi dan mengantarkan pasien ketempat tujuan dengan ambulan.
Setelah selesai mengantarkan dan petugas menulis laporan kegiatan pada rekam medis.
8
STANDAR OPERASIONAL
PERACIKAN OBAT
Halaman Penaggung jawab
1 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
DEFINISI Persiapan pelayanan/peracikan obat untuk di berikan kepada pasien yang telah di tulis oleh
petugas atau dokter pemeriksa.
TUJUAN Menjelaskan proses peracikan obat yang baik dan memuaskan untuk dewasa maupun anak sesuai
dengan resep dokter.
KEBIJAKAN 1. UNDANG – UNDANG KESEHATAN No. 36 TAHUN 2009
2. PERMENKES RI No. HK 02.02/MENKES/0680/I/2010
PERSIAPAN 1. LEMARI OBAT. 6. Alat tulis.
ALAT & BAHAN 2. Etiket. 7. Gelas ukur.
3. Kertas puyer. 8. Plastic obat .
4. Mortar & stamper. 9. Baki.
5. Sudip/ spatula , sendok obat. 10.Lap/serbet.
PROSEDUR 1. Memisahkan antara resep dalam bentuk puyer non puyer.
PETUGAS
2. Peracikan obat dalam bentuk puyer
a. Menyiapkan alat yang di perlukan untuk merik yang meliputi: MENERIMA
1) Mortir dan stemper : kecil dan sedang . RESEP
2) Sudip untuk membantu mencampur dan membersihkan atau,
3) Sendok obat untuk menghitung tablet/kaplet. Memisahkan
4) Baki/wadah lain untuk menghitung tablet /kaplet.
resep puyer dan
5) Lap/serbet bersih .
6) Kertas bungkus puyer , kantong pelastik dan etiket. nonpuyer
7) Alat alat penunjang lainya.
b. Pastikan alat –alat yang di pakai bersih .
c. Siapkan obat- obat yang akan di racik sesuai dengan dosis yang Peracikan
tertera pada resep.
d. Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus . obat
e. Lakukan peracikan obat dengan menghaluskan sampai menjadi
serbuk yang halus & homogeny.
f. Tidak tercampur anti biotic dalam seddiaan puyer.
g. Bagi serbuk menjadi beberapa bagian yang sama banyak sejumlah Membungkus
yang tertera pada resep. menulis aturan
h. Bungkus serbuk yang telah di bagi . minum
i. Masukan bungkusan tersebut kedalam kemasan / plastic.
j. Berikan etiket warna putih yang disertai pencantuman nama pasien
aturan pakai dan keterangan lain yang di perlukan sesuai dengan
permintaan dalam resep dengan jelas dan dapat di baca.
k. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada Membarikan obat
resep, lalu memasukan obat kedalam wadah yang sesuai agar
kepada pasien
terjaga waktunya.
9
STANDAR OPERASIONAL
PERACIKAN OBAT
Halaman Penaggung jawab
2 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
10
STANDAR OPERASIONAL
PERENCANAAN, PENGADAAN, PENERIMAAN,
PENYIMPANAN PERSEDIAAN FARMASI,
ALKES BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
Halaman Penaggung jawab
1 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
DEFINISI Pengelolaan persediaan faramasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku.
TUJUAN Menjamin mutu dan kualitas persediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai alat kesehatan & bahan medis habis pakai di klinik abdi medika. dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku.
KEBIJAKAN 1. UNDANG UNDANG KESEHATAN No.36 TAHUN 2009.
2. PERMENKES RI No.73 Tahun 2016, tentang standar keFarmasian di Apotek.
PROSEDUR 1. PERENCANAAN.
a) Perencanaan obat Apotik oleh penanggung jawab obat Apotik (Ahmad Murtadho
S.Si.Apt/Apoteker) dengan cara mencetak stok obat Apotik setiap tanggal 1 sampai
dengan tanggal 20.
b) Kebutuhan obat dihitung berdasarkan pemekaian selama kurun waktu tersebut di
atas, dikalikan 1,6 untuk pemakaian 1 bulan kemudian dibandingkan dengan stok
yang ada dan penghitung fisik obat, maka di dapat kekurangan obat, dan ditulis
pada print out. Dengan memperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan
kemampuan masyarakat.
c) Penanggung jawab obat Apotik tersebut melakukan rapat di sentral dengan
membawa print out yang sudah dihitung. Di hitung setiap obat di lihat
kekurangannya dimulai dari abjad A sampai Z.
d) Perencanaan obat tambahan dilaksanakan pada awal bulan (mencetak stok obat
tanggal 1 sampai 30/31 bulan sebelumnya), dan tanggal 10 bulan berjalan
(mencetak stok obat tanggal 1-10 bulan berjalan). Kebutuhan obat dihitung sama
seperti yang tercantum di atas. Daftar pesanan obat dibuat masing-masing klinik,
kemudian direkapitulasi menjadi data pesanan obat keseluruhan.
2. PENGADAAN .
Pengadaan obat klinik diusulkan ke pimpinan, setelah disetujui maka langsung
dilakukan pemesanan oleh penanggung jawab obat sentral ke pedagang besar farmasi
(PBF) yang sudah bekerjasama, dan selanjutnya dibagikan ke masing-masing klinik
sesuai surat pesanan.
3. PENERIMAAN OBAT
a) Obat yang masuk dari sentral dapat di terima oleh penanggung jawab obat klinik
atau asisten apoteker setelah obat sampai di klinik.
11
STANDAR OPERASIONAL
PERENCANAAN, PENGADAAN, PENERIMAAN,
PENYIMPANAN PERSEDIAAN FARMASI,
ALKES BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
Halaman Penaggung jawab
2 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
b) Obat klinik yang datang dicatat dan dihitung berdasarkan kelayakan obat, jumlah,
macam dalam buku penerimaan klinik, kemudian dicocokan dengan daftar
pemesanan obat klinik. Setelah semua sesuai petugas obat klinik meng-input dan
membubuhkan tanda tangan di buku penerimaan obat klinik .
c) Pemasukan Obat Klinik di input oleh petugas obat Klinik, lalu di simpan ke lemari
obat.
d) Apabila Jumlah barang/Obat tidak sesuai dengan pemesanan maka petugas obat
melaporkan ke sentral.
4. PENYIMPANAN
a) Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis dengan informasi yang jelas
pada wadah baru, wadah memuat nama obat No Bach dan Exp.Date.
b) Semua Obat/Bahan obat harus disimpan sesuaikan dengan suhu ruangan antara
20-300C atau sesuai LEAFLET.
c) Tempat penyimpanan obat tidak boleh digunakan untuk barang lain .
d) System penyimpanan obat memperhatikan bentuk persediaan dan kelas terapi,
serta disusun secara Alfabetis.
e) Pengeluaran Obat memakai system FEFO (Frist Expire Frist Out) dan FIFO (Frist IN
Frist Out).
12
STANDAR OPERASIONAL
PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN SEDIAAN
FARMASI, ALAT KESEHATAN & BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI
Halaman Penaggung jawab
1 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
DEFINISI Pemusnahan dan penarikan sediaan Farmasi, alkes dan bahan medis habis pakai sesuai
peraturan perundang – undangan yang berlaku .
TUJUAN Menjamin mutu dan kualitas sediaan Farmasi, alkes dan bahan medis habis pakai di Klinik
Abdi Medika.
KEBIJAKAN 1. UNDANG UNDANG KESEHATAN No.36 TAHUN 2009
2. PERMENKES RI No.73 Tahun 2016, tentang standar keFarmasian di Apotek.
PROSEDUR 1. Obat dan alat yang dimusnahkan adalah : Obat kadaluarsa, kemasan rusak, fisik obat
atau alat sudah rusak/tidak dapat digunakan lagi. Maka pemantauan dilakukan 1
bulan sekali pada waktu bersamaan dengan waktu pengecekan stok obat oleh
penanggung jawab obat.
2. Obat dan alat yang ditemukan dalam kondisi seperti diatas tesebut segera dipisahkan,
kemudian dilaporkan kepada pimpinan Klinik. Setelah pimpinan Klinik setuju
dimusnahkan, maka dibuat berita acara pemusnahan barang.
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT / ALAT
Tanggal :
Hari :
Lokasi :
No Nama Obat / Alat Alat Pemusnahan Kondisi
.
1
2
3
4
Demikianlah berita acara ini di buat sesungguhnya.
13
STANDAR OPERASIONAL
PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN SEDIAAN
FARMASI, ALAT KESEHATAN & BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI
Halaman Penaggung jawab
2 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
3. Setelah berita acara dibuat dan disetujui oleh pimpinan, maka penanggung jawab
obat mengumpulkan dan dibungkus dalam kantong pelastik kuning yang selanjutnya
selanjutnya dikirim ke pemusnahan limbah padat (PT.JALAN HIJAU).
4. Setelah dilakukan pemusnahan, lalu dilaporkan ke sentral untuk penyesuaian stok.
14
STANDAR OPERASIONAL
PENANGANAN SYOK ANAFILATIK
Halaman Penaggung jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
PENGERTIAN SYOK Anafilatik adalah keadaan alergi yang mengancam jiwa yang ditandai dengan penurunan
tekanan darah secara tiba-tiba dan penyempitan saluran pernafasan, menyebabkan penderita
jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri. Hal ini biasanya dipicu oleh reaksi alergi yang disebabkan
oleh respon system kekebalan tubuh yang abnormal terhadap benda asing. Zat-zat kimia yang
dilepaskan oleh system kekebalan tubuh suatu terjadi alergi menyebabkan reaksi pembuluh darah
melebar, menurunkan tekanan darah secara mendadak dan penurunan aliran darah keotak.
Karakteristik dari gejala syok anafilatik termasuk nadi cepat, lemah, ruam pada kulit, mual,
muntah dan anggota gerak yang hangat.
TUJUAN Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedic dalam melakukan pelayanan penanganan
syok anafilatik.
REFERENSI Departemen kesehatan RI. 2002
Bila keadaan tidak membaik , persiapkan rujukan kefasilitas kesehatan yang lebih lengkap
15
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR
LAYANAN 2
NON - MEDIS
16
STANDAR OPERASIONAL
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
Halaman Penaggung jawab
1 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
3. Petunjuk Layanan
Di ruang tunggu klinik harus ada papan petunjuk yang jelas, yaitu :
a. Papan petinjuk “ informasi dan pendaftaran”.
b. Papan petinjuk “ ruang perawat”.
c. Papan petinjuk “ ruang dan Nama dokter “.
d. Papan petinjuk “ kasir”.
e. Papan petinjuk “ ruang tunggu “.
f. Papan petinjuk “ jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan klinik”.
g. Papan petinjuk ”informasi kesehatan “(majalah dinding)
5. Ruang klinik
a) Ruang tunggu .
Terdapat meja pendaftaran dengan petugas jaga yang siap melayani.
Terdapat timbangan badan.
Terdapat kursi tunggu dengan jumlah cukup .
Terdapat tanaman hias.
17
STANDAR OPERASIONAL
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
Halaman Penaggung jawab
2 dari 2 Dr. Syamsuryati Syam
18
STANDAR OPERASIONAL
KEBERSIHAN HALAMAN
Halaman Penaggung jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
KEBERSIHAN HALAMAN
1. Dibersihkan atau di sapu dua kali sehari (pagi dan sore)
2. Tanaman hias di siram minimal dua kali sehari (pagi dan sore)
3. Tanaman di rapihkan minimal seminggu sekali.
4. Penerapan yang cukup, minimal 4 lampu ukuran 100 watt untuk area seluas 60m2.
5. Pastikan lampu neonsign klinik pratama Abdi Medika menyala katika hari mulai gelap dan walaupun
klinik dalam keadaan tertutup.
19
STANDAR OPERASIONAL
KEBERSIHAN RUANGAN DAN
PRASARANA
Halaman Penaggung jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
1. KEBERSIHAN RUANGAN.
a. Lantai disapu dan dibersihkan, dipel setiap 3 (tiga) jam sekali dengan menggunakan cairan
pewangi (bukan lisol).
b. Setiap terdapat kotoran sampah atau ceceran cairan, harus segera dibersihkan dan dipel saat itu
juga. Pastikan tempat sampah dalam keadaan tertutup dan sampah dibuang sebelum penuh
sekurang kurangnya tiga kali sehari .
c. Diberi pengharum ruangan .
d. Kursi tunggu dilap dan dibersihkan minimal 3 (tiga) kali sehari (pagi, siang, sore).
e. Pastikan suhu ruangan di antara 25oC.
f. Pastikan exhause atau air purifier berfungsi dengan baik dan dicuci sekurang-kurangnya satu
bulan sekali.
g. Dinding, asesoris ruangan dan atap dijaga dalam keadaan bersih, tidak buram, tidak ada sarang
laba- laba dan minimal dicat satu tahun sekali.
2. PRASARANA RUANGAN
a. Terdapat tempat pembuangan sampah yang tertutup.
b. Disediakan kaset di depan pintu masuk .
c. Terdapat AC.
d. Disediakan music/tv dan bacaan di ruang tunggu .
e. Terdapat ceklis daftar control kebersihan ruangan .
f. Khusus toilet diberi sabun cair, air bersih tersedia cukup, tempat sampah, keset di depan pintu,
tissue gulung, ember dan gayung.
20
STANDAR OPERASIONAL
PETUGAS DAN GREETING
Halaman Penaggung jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
21
STANDAR OPERASIONAL
PENDAFTARAN PASIEN
Halaman Penaggung jawab
1 dari 1 Dr. Syamsuryati Syam
PENGERTIAN
Pasien rawat jalan adalah pasien yang datang berobat ke klinik pratama Abdi Medika. Pasien gawat
darurat adalah suatu kondisi dimana psien tiba-tiba dalam keadaan gawat. Karena mengancam nyawa atau
kecacatan anggota badanya sehingga memerlukan penanganan segera.
TUJUAN
Memberikan pelayanan pendaftaran pasien yang akan berobat.
PROSEDUR.
1. PASIEN UMUM
a) Petugas menanyakan kartu berobat pasien (untuk pasien lama) atau mencatat data/identitas
pasien dengan lengkap (untuk pasien baru).
b) Menanyakan kepada pasien tentang poli yang akan dituju.
c) Petugas menyerahkan pendaftaran pasien ke bagian rekam medis untuk dicarikan berkas status
pasien rawat jalan sesuai dengan nomor rekam medic dan selanjutnya status pasien rawat jalan
diantarkan oleh petugas rekam medis ke POLI.
d) Arah kan pasien ke poli yang di tuju sambil memberikan kartu berobat pasien .
e) Bagian rekam medic mencatat di buku kunjungan pasien.
2. PASIEN IGD
a) Pasien diberikan pertolongan pertama emergensi.
b) Perawat memberitahu petugas administrasi dan pendaftaran bahwa ada pasien igd dengan rawat
jalan.
c) Perawat mengarahkan keluarga/penanggung jawab pasien ke petugas administrasi dan
pendaftaran untuk melengkapi administrasi.
22
STANDAR OPERASIONAL
ALUR LAYANAN KESEHATAN
Halaman Penaggung jawab
1 dari 6 Dr. Syamsuryati Syam
LANDASAN HUKUM
Peraturan menteri kesehatan RI No. 09/ MENKES/PER/II/2014 tentang klinik.
PENGERTIAN
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan per-orangan
yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan lebih dari satu jenis
tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.
Tenaga medis adalah Dokter, Dokter spesialis, Dokter gigi, atau Dokter gigi spesialis.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative.
Pelayanan kesehatan yang dimaksud dapat dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, one day care,
rawat inap atau home care.
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 (dua puluh empat) jam harus menyediakan
dokter serta tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan yang setiap saat berada di tempat.
Klinik yang menyelenggarakan rawat inap, one day care harus bebrbentuk badan usaha.
Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan, dan
ketenagaan.
23
STANDAR OPERASIONAL
ALUR LAYANAN KESEHATAN
Halaman Penaggung jawab
2 dari 6 Dr. Syamsuryati Syam
Layanan kesehatan terpadu yang disiapkan sangat tergantung pada data kependudukan, pendapatan
lingkungan social dan tingkat ketersediaan sarana kesehatan yang lain yang akan menjadi competitor. Yang
terpenting adalah layanan kesehatan terpadu klinik pratama Abdi Medika harus memiliki produk
diferensiasi yang dapat dijadikan unggulan.
TIDAK
REGISTRASI PASIEN RJ
KASIR
PENUNJANG MEDIS
KASIR
RUANG RUJUK
24
STANDAR OPERASIONAL
ALUR LAYANAN KESEHATAN
Halaman Penaggung jawab
3 dari 6 Dr. Syamsuryati Syam
P
A INTERNAL
S
REGISTRASI APOTEK
I
E EKSTERNAL
N
KASIR
PULANG
P
A INTERNAL
S
REGISTRASI LABORATORIUM
I
E EKSTERNAL
N
KASIR
PULANG
25
STANDAR OPERASIONAL
ALUR LAYANAN KESEHATAN
Halaman Penaggung jawab
2 dari 6 Dr. Syamsuryati Syam
P
A INTERNAL
S
REGISTRASI RADIOLOGI
I
E EKSTERNAL
N
KASIR
PULANG
PETUGAS
ADMINISTRASI
MODAL
TRANSAKSI
HARIAHAR
KASIR
SETAP
HARI
TRANSAKSI
BUKTI TRANSAKSI +
FISIK UANG
26
STANDAR OPERASIONAL
ALUR LAYANAN KESEHATAN
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 4 DARI 5
UNIT KERJA
PERMINTAAN
KEBUTUHAN UNIT
PEMENUHAN
KEBUTUHAN
UNIT LOGISTIK
OUT PUT
LAPORAN PMBELIAN
27
STANDAR OPERASIONAL
ALUR LAYANAN KESEHATAN
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 5 DARI 5
PASIEN/
INTERNAL EKSTERNAL
REGISTRASI
POLIKLINIK
STATUS OBSERVASI
LAB/RO
LAPORAN
AKT .MEDIS
PULANG/ RUJUK
LAPORAN
KEUANGAN
LAPORAN PEMBELIAN
STANDAR OPERASIONAL
28
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 1 DARI 1
STANDAR OPERASIONAL
Dokter Pelayanan
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 1 DARI 1
30
1. IDENTIFIKASI JABATAN .
Nama Jabatan : dokter pelayanan medic (dokter umum) yang bekerja di Klink Pratama Abdi Medika.
3. SIFAT JABATAN
Sifat jabatan sebagai pelaksana medis
4. TUGAS POKOK
Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis, pengobatan, pencegahan–
pencegahan akibat penyakit peningkatan dan pemulihan.
Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan/pelatihan berkelanjutan.
Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan medis dan etika
kedokteran yang sudah di tetapkan .
6. WEWENANG
Wewenang melakukan tindakan medis .
7. TANGGUNGJAWAB
Bertanggung jawab terhadap kesempatan diagnosa penyakit pasien.
Bertanggung jawab terhadap tindakan medis yang telah di lakukan terhadap pasien.
Melakukan diagnose dan tindakan medis sesuai etika dan standar baku kedokteran.
STANDAR OPERASIONAL
PERAWAT
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 1 DARI 2
31
1. IDENTIFIKASI JABATAN
Nama Jabatan : perawat klinik .
3. SIFAT JABATAN
Sifat jabatan sebagai pelaksana.
4. Tugas Pokok.
Melakukan persiapan kelengkapan kebutuhan pelayanan di klinik meliputi kesiapan BHP, obat–
obat, alat kesehatan, formulir-formulir pemeriksaan dan cetakan lain yang dibutuhkan dokter
dalam memberikan pelayanan di klinik.
Memastikan kerapihan dan kebersihan klinik.
Penyiapan status pasien/RM.
Membantu dokter dalam memberikan layanan kesehatan.
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dokter pada status pasien.
6. WEWENANG
Wewenang melakukan tindakan keperawatan.
7. TANGGUNGJAWAB
Bertanggung jawab terhadap kesiapan kelengkapan klinik .
Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapihan setiap poli klinik.
Bertanggung jawab terhadap setiap tindakan keperawatan yang telah di lakukan .
STANDAR OPERASIONAL
PERAWAT
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 2 DARI 2
32
Penglihatan : Penting.
Pendengaran : penting.
Berbicara : penting.
Penciuman : penting.
Meraba : penting.
Kordinasi pengelihatan & gerak : penting.
Tenaga fisik : reratif.
Tinggi badan : relative.
Inisiatif : penting.
Kecerdasan : penting.
Membuat keputusan : penting.
Kemampuan menghitung : penting.
Lainya.
c. Pendidikan : SPK /D3 Keperawatan.
d. Pengalaman :
Diutamakan yang pernah bekerja di klinik .
Terampil dalam tingkah keperawatan.
e. Tolak ukur kinerja atas tugas tugas dilaksanakan secara sukses;
Bekerja sesusai standar asuhan keperawatan.
SOP Klinik.
STANDAR OPERASIONAL
REKAM MEDIK/ ADMINISTRASI
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 1 DARI 2
33
IDENTIFIKASI JABATAN.
Bagian : Rekam Medik/ Administrasi.
SIFAT JABATAN
Sebagai pelaksanan.
TUGAS POKOK
Menyiapkan pelayanan administrasi.
Menyiapkan status rekam medic (administrasi) pasien sesuai nomor urut pendaftaran.
Melakukan input data ke komputer tentang pelayanan klinik.
Melaksanakan tugas invebreisasi ATK dan ART yang di klinik.
Wewenang
Mengingatkan petugas tentang jam pelayanan .
Mendahulukan pasien jika perlu.
Tanggung jawab.
Mempersiapkan fasilitas ATK dan ART pada klinik .
Mengatur no rekam medis pasien .
Membuat laporan kunjungan pasien.
Membuat laporan 10 penyakit tertinggi yang di layani klinik.
STANDAR OPERASIONAL
REKAM MEDIK / ADMINISTRASI
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 2 DARI 2
34
Inisiatif : Penting.
Kecerdasan : Penting.
Membuat keputusan : Penting.
Kemampuan menghitung : Penting.
Lainya.
c. Pendidikan : SMA + Di utamakan D3 rekam medis.
d. Pengalaman : 1 tahun sebagai pelaksana Administrasi klinik.
e. Keahlian computer.
STANDAR OPERASIONAL
PETUGAS PENDAFTARAN
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 1 DARI 2
1. INDIKASI JABATAN
35
Nama Jabatan : Administrasi/ petugas pendaftaran klinik.
3. SIFAT JABATAN
Sifat Jabatan sebagai pelaksana.
4. TUGAS POKOK.
Melakukan persiapan kelengkapan kebutuhan administrasi dan pendaftaran pasien di Klinik
meliputi : formulir pendaftaran, nomor urut pemeriksaan, dan catatan lain yang dibutuhkan pasien.
Memastikan pasien mendapatkan informasi pendaftaran dan alur pemeriksaan yang jelas.
Memastikan kebersihan dan kerapihan .
6. Wewenang
Melakukan pendataan administrasi dan pendaftaran pasien .
7. Tanggung Jawab.
Bertanggung jawab terhadap keamanan asset yang ada pada ruang administrasi dan pendaftaran.
Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapihan ruang administrasi dan pendaftaran .
STANDAR OPERASIONAL
PETUGAS PENDAFTARAN
Penanggung Jawab : dr. Syamsuryati Syam HALAMAN : 2 DARI 2
b. Karakteristik khusus
Pengelihatan : Penting.
36
Pendengaran : Penting.
Berbicara : Penting.
Penciuman : Penting.
Meraba : Penting.
Tenaga disik : Penting.
Kordinasi pengelihatan & gerak : Penting.
Tinggi badan : Relatif.
Inisiatif : Penting.
Kecerdasan : Penting.
Membuat keputusan : Penting.
Kemampuan menghitung : Penting.
Lainya.
c. Pendidikan : setaraf SMA / SMK
d. Pengalaman :
Diutamakan yang pernah bekerja di klinik
Terampil dalalm mengoperasikan computer.
Mampu berkomunikasi dengan baik .
e. Tolak ukur kinerja atas tugas – tugas dilaksanakan secara sukses :
Bekerja sesuai standar petugas Administrasi dan pendaftaran.
SOP Klinik.
Telp. 021-5414942
38