HUKUM PIDANA
Tentang
Di Susun Oleh:
Dosen Pengampu:
FAKULTAS SYARIAH
UIN IB PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik,
tidak lupa sholawat dan salamsemoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita seluruh umatnya. Makalah ini kami
susun untuk melengkapi mata kuliah Hukum Pidana.
Kami mohon maaf jika dalam makalah ini ada banyak kekurangan dan
kesalahan karena minimnya referensi yang dimiliki, dan kesempurnaan hanya
milik Yang Maha Kuasa yaitu ALLAH SWT dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................4
Latar Belakang.......................................................................................4
BAB II.....................................................................................................5
Pembahasan............................................................................................5
A. Kriminologi.................................................................................
B. Psikologi......................................................................................
C. Sosiologi......................................................................................
D. Ilmu Kedokteran........................................................................
E. Kriminalistik...............................................................................
BAB III....................................................................................................
Kesimpulan.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagai suatu ilmu, ilmu hukum masuk kedalam biangan ilmu yang bersifat
preskriptif, artinya ilmua yang membawa atau sarat nilai. Ilmu hukum bersifat
menganjurkan bukan hanya mengemukakan apa adanya. Oleh karena itu ilmu
hukum pidana termasuk dalam ilmu empiris.
Terdapat bagian dari ilmu hukum yang dalam arti luas membantu
perkembangan ilmu hukum sebagai ilmu tentang kenyataan yang mana terdiri dari
antropologi, filsafat, etika, statistik, psikiatri, kriminologi.
Dalam makalah ini saya akan menguraikan ilmu-ilmu bantu yang dapat
membantu hukum pidana.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kriminologi
Segala usaha untuk mengungkap isi hati tersangka harus dilakukan. Memang
pemakaian psikologi sebagai sarana dalam menemukan kebenaran ini ada
batasnya yaitu terhadap tersangka yang merupakan penjahat profesional dan
residivis, namun kegunaannya sebagai ilmu pembantu hukum acara pidana sangat
besar.
D. Ilmu Kedokteran
Penegakan hukum pidana tidak dapat dilakukan hanya dengan merujuk pada
satu disiplin ilmu saja sebab hal tersebut berkaitan dengan dapat terwujud atau
tidaknya tujuan hukum berupa keadilan, kepastian, dan kemanfaatan yang oleh
Gustav Radbruch dinamai dengan "Tiga Nilai Dasar Hukum". Oleh sebab itu
dalam penegakan hukum pidana diperlukan disiplin ilmu lain untuk
mengungkapkan kebenaran dari suatu tindak pidana, salah satunya adalah disiplin
ilmu kedokteran forensik yaitu ilmu kedokteran yang digunakan dan
diperbantukan untuk kepentingan penegakan hukum, khususnya dalam
menemukan kebenaran materiil dalam perkara hukum. Ilmu kedokteran forensik
sangat berperan penting dalam proses peradilan pidana dari mulai dilakukannya
penyelidikan hingga dijatuhkannya putusan hakim.
Selain dalam KUHAP, dasar hukum Visum et Repertum juga ditemukan pada
Pasal 7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 36 Tahun 2012
Tentang , ayat (1) Pembukaan rahasia kedokteran untuk memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 dapat dilakukan pada proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
dan sidang pengadilan; ayat (2) Pembukaan rahasia kedokteran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat melalui pemberian data dan informasi berupa Visum
et Repertum, keterangan ahli, keterangan saksi, dan/atau ringkasan medis; ayat (3)
Permohonan untuk pembukaan rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dilakukan secara tertulis dari pihak yang berwenang. Dan juga
ditemukan pada Pasal 6 huruf L. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. 12 Tahun 2011 Tentang Kedokteran Kepolisian yang pada intinya
menyebutkan bahwa kedokteran kepolisian harus memiliki kemampuan untuk
membuat Visum et Repertum.
E. Kriminalistik
Kalau psikologi sebagai ilmu pembantu dalam hukum acara pidana berguna
dalam hal menghadapi manusianya, yaitu tersangka atau terdakwa, maka
kriminalistik dalm menilai faktanya. Fakta-fakta yang ditemukan oleh hakim
harus dapat dikonstruksikan sebelum ia menjatuhkan putusannya. Kalau logika
perlu bagi penyusunan jalan pikiran dalam pemeriksaan dan pembuktian,
psikologi untuk mengerti terdakwa, saksi dan ahli maka kriminalistik perlu untuk
melakukan rekonstruksi.
• Ilmu Balistik
ilmu yang mempelajari tentang senjata api, yang berfungsi untuk mengetahui
& melacak jenis Sen_Pi / pemilik Sen_Pi dan orang yang menggunakan Sen_Pi
merupakan tindak pidana. Dewasa ini banyak digunakan karena pada akhir-
akhir ini banyak tindak pidana yang menggunakan Sen_Pi, karena Polri
memberikan izin bagi warga negara Sipil.
• Ilmu toxicologi
• Ilmu Docsticolopie
Ilmu yang mempelajari tentang sidik jari, yang berguna untuk mengetahui
siapa pelaku tindak pidana dengan menguji, meneliti bekas-bekas dalam diri
korban / TKP karena sidik jari tidak ada yang sama di dunia ini. Di dalam
praktek banyak kasus pidana yang terungkap dengan sidik jari.
• Ilmu Akuntan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas, kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Hukum
entah itu hukum pidana maupun perdata itu adalah ilmu yang bersifat preskriptif,
atau dengan kata lain ialah ilmu yang membawa milai. Karena pada dasarnya ilmu
hukum itu bersifat menganjurkan, bukan hanya mengemukakan secara apa adanya
saja. Oleh karena itu, ilmu hukum sangat tidak tepat jika dikatakan sebagai ilmu
sosial. Karena ilmu sosial merupakan ilmu yang masuk ke dalam bagian empiris
dan memperoleh kebenaran korespondensi. Hal ini dapat dibuktikan dengan
hanyaknya ilmu-ilmu terkait hukum yang digunakan dalam menghadapi masalah-
masalah yang terjadi.
Sebagai contohnya adalah salah satu ilmu yang memberikan bantuan terbesar
sekaligus sebagai dasar hukum pidana, yaitu ilmu kriminologi. Dimana ilmu
kriminologi ini merupakan ilmu yang mencari tahu motif kejahatan apa yang telah
dilakukan oleh tersangka hingga sebab-sebab terjadinya suatu tindak kriminal dan
juga berusaha untuk menyelidiki atau memberantasnya. Namun tidak hanya ilmu
bantu, bahkan ilmu-ilmu pembantu hukum acara pidana yang lainnya pun
pastinya juga membantu dalam melaksanakan tugas hakum pidana dalam
mengusut suatu perkara tindak pidana.
DAFTAR PUSTAKA