Anda di halaman 1dari 7

Berlomba dalam melakukan kebaikan

Rasulullah ‫ ﷺ‬kerap mengadakan perlombaan untuk para sahabat. Hal ini juga
sudah menjadi tabiat manusia bahwa ia akan lebih bersemangat untuk
melakukan sesuatu bila mendapat tantangan dan kemenangan.
ۡ ‫استَبِقُوا ۡال‬
ِ ‫خَي ٰر‬
Allah SWT berfirman: ؕ‫ت‬ ۡ َ‫" ف‬Maka berlomba-lombalah (dalam
berbuat) kebaikan." (QS Al-Baqarah: 148).
Makna Berlomba Lomba Dalam Kebaikan
Secara bahasa fastabiqul khairat diartikan dengan bersegera untuk mentaati,
menerima, dan menjalankan perintah Allah SWT. Hal tersebut merupakan
pemahaman sebagai prinsip keimanan dalam diri manusia seperti berusaha,
berlomba serta bersegara. Sehingga mendapat ridho Allah SWT dan mampu
melaksanakan ketaatan.
Salah satu ciri dari orang yang beriman yaitu fastabiqul khairat. Orang yang
beriman dikelompokkan dalam 3 golongan yaitu golongan orang yang
berkompetisi dalam kebaikan, orang yang sedang, dan orang yg menganiaya diri
sendiri. Firman Allah SWT
‫هّٰللا‬ ٌ ۢ ِ‫َص ٌد ۚ َو ِم ْنهُ ْم َساب‬
ِ ‫ت بِاِ ْذ ِن‬
ِ ‫ق بِ ْالخَ ي ْٰر‬ ِ ‫ب الَّ ِذ ْينَ اصْ طَفَ ْينَا ِم ْن ِعبَا ِدن َۚا فَ ِم ْنهُ ْم ظَالِ ٌم لِّنَ ْف ِس ٖه َۚو ِم ْنهُ ْم ُّم ْقت‬َ ‫ثُ َّم اَوْ َر ْثنَا ْال ِك ٰت‬
ۗ‫ك هُ َو ْالفَضْ ُل ْال َكب ْي ُر‬ َ ِ‫ٰۗذل‬
ِ
Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami
pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang
menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih
dahulu berbuat kebaikan636) dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya
kitab suci adalah) karunia yang besar. (QS. Fatir : 32)

Agar termotivasi melakukan kebaikan maka Allah memberikan gambaran balasan


di hari akhir. Setelah Allah menjelaskan kenikmatan yang diperoleh oleh orang-
orang yang masuk surga, Allah berfirman:
َ‫س ۡال ُمتَنَافِس ُۡون‬ ۡ َ ِ‫َو فِ ۡی ٰذل‬
ِ َ‫ک فَلیَتَنَاف‬
"Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba." (QS Al
Muthaffifin: 26).
Dalam perang pertama antara kebenaran melawan kebatilan, yaitu perang
Badar, Nabi SAW membagi pasukan menjadi dua bagian. Satu pasukan kaum
Muhajirin dipimpin Ali bin Abi Thalib, dan satu pasukan Anshar dipimpin Sa'ad
bin Muaz RA.
Di antara hikmah pembagian pasukan ini berdasarkan kelompok keislaman
mereka adalah agar setiap kelompok berlomba menumpas pasukan kebatilan.
Siapa di antara kelompok tersebut yang keluar sebagai pemenang.
Itu metode Rasulullah SAW untuk memilih di antara para sahabatnya orang yang
tepat untuk melakukan sebuah tugas yang sangat sulit.
Dalam Perang Khandaq yang terjadi di musim dingin. Di malam gelap, lagi sangat
dingin dan kondisi para sahabat sangat lapar, sangat haus dan sangat ketakutan,
karena pasukan musuh merupakan gabungan musuh yang terkuat saat itu,
Rasulullah SAW ingin mengutus seorang sahabat untuk masuk menyusup ke
dalam pasukan musuh dan mencari informasi yang dibutuhkan, maka Nabi SAW
melombakan hal tersebut dengan sabdanya:
‫أال رجل يأتيني بخبر القوم جعله هللا معي يوم القيامة‬
"Siapa di antara kalian yang berani menyusup ke pasukan musuh dan mencari
informasi yang aku butuhkan niscaya ia akan menjadi temanku di dalam surga".
Metode seperti ini sering diterapkan Rasulullah SAW.
Contoh Berlomba Lomba Dalam Kebaikan
1. Berlomba menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu
Salah satu berkompetisi dalam melakukan kebaikan yaitu menuntut ilmu dan
mengajarkan. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap ummat Islam.
Menuntut ilmu dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Secara formal
menuntut ilmu dilakukan di Lembaga formal. Sedangkan secara non formal dapat
dilakukan seperti dalam majelis ilmu, komunitas sadar belajar dsb.
2. Berlomba Membantu Sesama Saudara
Salah satu berkompetisi dalam melakukan kebaikan yaitu membantu sesama
saudara. Hal tersebut dilakukan apabila sesama saudara akan haus dari
pertolongan manusia. Dan sesama manusia harus saling membantu supaya jika
mendapatkan kesusahan akan dibantu juga dengan orang lain.
3. Berlomba Menghafal Al-Qur’an
Apabila ada seorang Muslim untuk melakukan kebaikan seperti berlomba
menghafalkan al-qur’an, pahala yang di dapat akan terus mengalir. Berlomba
dalam menghafalkan al-qur’an banyak berbagai macam tantangan maupun ujian.
Oleh karena itu umat muslim harus sabar dalam menjalaninya.
4. Istiqomah Berpuasa
Dalam melakukan lomba kebaikan salah satunya yaitu berlomba untuk berpuasa.
Karena dalam hal berpuasa bisa menahan emosi diri dan mendapatkan pahala
yang berlipat ganda. Orang yang lomba untuk berpuasa maka ketika berdoa
diterima oleh Allah SWT.
5. Berlomba Dalam Bersedekah
Ada pula dalam berlomba-lomba untuk kebaikan dengan melakukan bersedekah.
Sifat yang timbul karena peduli terhadap orang lain menjadikan orang untuk
selalu bersedekah. Dalam bersedekah tidak akan mempersempit rezeki,
melainkan akan memperluas harta.
Senyum juga tergolong sebagai sedekah, apabila kita bertemu dengan orang lain
atau di hadapan saudara kita maka tersenyumlah, karena dengan begitu berarti
kita sudah melakukan suatu amalan yang bernilai sedekah paling ringan yang
diperhitungkan oleh Allah SWT sehingga menambah pahala kita.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
ٌ‫ص َدقَة‬ َ ‫ك فِي َوجْ ِه َأ ِخي‬
َ َ‫ك ل‬
َ ‫ك‬ َ ‫تَبَ ُّس ُم‬
“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah bagimu” (Sahih, HR Tirmidzi no
1956).
Dengan tersenyum maka secara tidak langsung mendorong kita untuk
berperilaku sopan dan santun kepada siapapun tanpa kemudian harus melihat
strata sosial, agama ataupun dari orang yang kita ajak untuk tersenyum. Berbuat
baiklah kepada siapapun tanpa harus mengharapkan imbalan berupa pujian yang
mengarahkan kepada dirinya. Karena dengan banyaknya pujian yang
mengarahkan kepada dirinya membuat orang tersebut menjadi sombong. Dalam
keterangan hadits di atas menerangkan bahwa senyum dalam berbagai riwayat
juga sudah menjadi kebiasaan sehari-hari Nabi Muhammad SAW. Hal itu beliau
lakukan, karena senyuman bisa membuat orang lain yang melihatnya menjadi
lebih bahagia.
Hal yang menarik ketika kita tersenyum di hadapan seseorang, maka
berdasarkan sabda Rasulullah SAW merupakan suatu hal kebaikan dan jangan
pula dianggap remeh. Rasulullah SAW bersabda, diriwayatkan dalam hadits
Riwayat Muslim:

ٍ ‫ك بِ َوجْ ٍه طَ ْل‬
»‫ق‬ َ ‫ َولَوْ َأ ْن ت َْلقَى َأخَا‬،‫ُوف َش ْيًئا‬
ِ ‫«اَل تَحْ قِ َر َّن ِمنَ ْال َم ْعر‬
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan
bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. (HR Muslim no 2626).
Berdasarkan riset dokter mengatakan bahwa ketika anda tersenyum dan selalu
bahagia, maka tubuh akan meresponsnya dengan mengeluarkan
neurotransmitter bernama endorphin. Senyawa ini memiliki efek menenangkan,
meningkat mood dan mengurangi rasa sakit. Secara otomatis senyuman juga
dapat memperlambat penuaan dini, karena mood dari seseorang yang
tersenyum karena kebahagiaan akan menimbulkan rasa senang dan
memperlambat kerut di wajahnya. Selain itu manfaat senyum juga bisa
menjadikan kebaikan kepada seseorang, hal ini bisa kita buktikan ketika kita
memberikan senyuman kepada orang lain, maka secara reflek dan tidak sengaja
maka orang yang di berikan senyum juga ikut tersenyum kepada kita. (dilansir
dari Klikdokter.com)
6. Berlomba Untuk Berakhlak Mulia
Salah satu untuk berkompetisi dalam berbuat kebaikan yaitu berakhlak mulia
terhadap orang lain. Berakhlak mulia merupakan sifat terpuji yang ditanamkan
dalam diri manusia. Dalam berakhlak mulia akan membawa hal dan dampak yang
positif. Sabda Nabi SAW.
َ ِ ‫ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬:ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ال‬ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
ُ‫ فَ َش َك َر هَّللا ُ لَهُ فَ َغفَ َر لَه‬،ُ‫ فََأ َخ َذه‬،‫يق‬
ِ ‫ك َعلَى الطَّ ِر‬ ٍ ‫بَ ْينَ َما َر ُج ٌل يَ ْم ِشي بِطَ ِري‬
ٍ ْ‫ق َو َج َد ُغصْ نَ َشو‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: Ketika
seorang laki-laki sedang berjalan, ia menemukan ranting duri di jalan, lalu
diambilnya. Maka Allah berterimakasih padanya dan mengampuninya. (HR.
Muslim, Hadits No 4743)
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa menyingkirkan duri dari jalanan adalah
salah satu cabang dari cabang-cabang keimanan kepada Allah. Nabi SAW
bersabda:

ِ ‫ضلُهَا قَوْ ُل اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأ ْدنَاهَا ِإ َماطَةُ اَأْل َذى ع َْن الطَّ ِر‬
‫يق‬ َ ‫اِإْل ي َمانُ بِضْ ٌع َو َس ْبعُونَ َأوْ بِضْ ٌع َو ِستُّونَ ُش ْعبَةً فََأ ْف‬
)‫َو ْال َحيَا ُء ُش ْعبَةٌ ِم ْن اِإْل ي َما ِن (رواه مسلم‬
" Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan
cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAH (Tidak ada
tuhan yang berhak disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan duri dari jalanan. Dan malu itu adalah sebagian dari iman." (HR.
Muslim) Jika ingin menjadi seorang hamba beriman , dengan iman yang sebaik-
baiknya, maka hendaknya kita mengiringi ibadah yang kita lakukan dengan amal
sosial yang mendatangkan manfaat bagi orang lain.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda:
)‫َخ ْي ُر ُك ْم َم ْن يُرْ َجى خَ ْي ُرهُ َويُْؤ َمنُ َشرُّ هُ َو َشرُّ ُك ْم َم ْن اَل يُرْ َجى خَ ْي ُرهُ َواَل يُْؤ َمنُ َشرُّ هُ (رواه أحمد‬
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang dinanti-nanti kebaikannya dan (orang lain)
merasa aman dari kejelekannya. Dan sejelek-jelek kalian adalah orang yang tidak
diharapkan kebaikannya dan (orang lain) tidak merasa aman dari keburukannya."
(HR. Ahmad, no 8456)
Bersegera berbuat baik
Tidak ada seorang pun manusia yang mengetahui kapan dan bagaimana akhir
kehidupannya. Yang pasti, setiap yang bernyawa akan merasakan kematian.
Bila ajal telah tiba, tak seorang pun mampu menolak atau menangguhkannya
walau sesaat pun. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al Hijr ayat 5
sebagai berikut
َ‫ق ِم ْن ُأ َّم ٍة َأ َجلَهَا َو َما يَ ْستَْأ ِخرُون‬
ُ ِ‫َما تَ ْسب‬
“Tidak ada satu umat pun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak pula
mengundurkannya.”
Karena itu, penting sekali bagi setiap orang beriman untuk memanfaatkan usia
yang tersisa di jalan kebaikan. Salah satu wujud fastabiqul khairat ialah bersegera
dalam beramal kebajikan dan ibadah, yang sunah dan terlebih lagi yang wajib.
Jangan berleha-leha, menunda ibadah hingga nanti. Bagaimana mungkin kita
yakin bahwa diri ini masih bernapas esok hari, sedangkan rahasia kehidupan
hanya diketahui Allah Ta'ala?
Semangat fastabiqul khairat juga dapat mengejawantah dalam komitmen untuk
meningkatkan kualitas amalan. Perbuatan-perbuatan baik hari ini seyogianya
lebih baik dan bermakna daripada waktu kemarin.
Begitu pula, amalan yang ditarget besok semestinya lebih berkualitas daripada
hari ini. Amalan-amalan itu hendaknya selalu dievaluasi, diperbaiki, dan
ditingkatkan kualitas, serta kuantitasnya.
Yang patut diperhatikan pula ialah kondisi diri masing-masing. Misalnya,
seseorang yang memiliki kelapangan harta atau bahkan kaya hendaknya banyak-
banyak bersedekah.
Sementara itu, orang yang sedang mengalami kesempitan finansial dapat
meningkatkan ibadah shalat malam atau puasa sunah. Dengan demikian, mereka
seluruhnya dapat selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas amalan sesuai
kemampuan masing-masing.
Manfaat Berlomba Lomba Dalam Kebaikan
Berlomba dalam berbuat akan berdampak besar dan mempunyai manfaat bagi
yang melaksanakan. Maka dari itu sebagai umat muslim dianjurkan untuk
berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Karena tidak akan rugi jika
melakukan kebaikan. Berikut manfaat yang di dapat.
1. Terhindar Dari Godaan Setan
Manfaat yang dapat dirasakan oleh orang yang melakukan untuk berbuat
kebaikan yaitu terhindar akan godaan setan. Karena setan mempunyai banyak
cara untuk menggoda manusia supaya berpaling kepada Allah. Oleh sebab itu
dianjurkan untuk umat muslim selalu melakukan kebaikan.
2. Waktu Tidak Akan Sia-sia
Dalam Melakukan Kebaikan waktu yang digunakan tidak akan sia-sia. Hamba
diperintahkan oleh Allah SWT untuk melakukan sesuatu yang baik. Hal tersebut
bertujuan supaya waktu yang digunakan manusia akan baik untuk hidup di dunia.
3. Memberikan Energi Pada Kegiatan Positif
Salah Satu manfaat yang diperoleh ketika melakukan kebaikan maka energi yang
diperoleh juga positif. Sehingga ketika umat muslim memberikan energi pada
kegiatan positif, maka orang tersebut sudah melakukan kebaikan dan berdampak
hal yang positif. Sabda Nabi SAW
‫ فَلَهُ ِم ْث ُل َأجْ ِر‬،‫ “ َم ْن َد َّل َعلَى خَ ي ٍْر‬: ‫ قا َ َل َرسُوْ ُل هَّللا ِ صلى هللا عليه و سلم‬:‫وع َْن أبي َم ْسعُوْ ٍد رضي هللا عنه قا َ َل‬
‫” َأ ْخ َر َجهُ ُم ْسلِ ٌم‬.‫فا َ ِعلِ ِه‬
Dari Abu Mas’ūd al-Anshari ‫ﷺ‬, beliau berkata, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
“Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, baginya semisal pahala yang
orang yang mengerjakan kebajikan tersebut.”(HR. Muslim no 1893)

Anda mungkin juga menyukai