Telur asin adalah telur segar yang diolah dalam keadaan utuh dan diawetkan, sekaligus diasinkan dengan menggunakan bahan utama garam. Telur asin adalah salah satu produk olahan telur yang pembuatannya sangat mudah dikerjakan. Pada prinsipnya proses pembuatan telur asin adalah penggaraman. Rasa asin pada telur dikarenakan adanya proses osmosis pada telur yaitu garam NaCl mula - mula akan diubah menjadi ion natrium (Na+) dan ion chlor (Cl-). Larutan garam (NaCl) akan masuk ke dalam telur melalui pori-pori kulit, menuju ke bagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. Ada beberapa cara pengawetan telur antara lain dengan cara pengasinan atau penggaraman (dibuat tepung) dan dibuat pindang. Cara yang paling banyak dilakukan adalah dengan cara pengasinan menggunakan garam yang dicampur dengan batu bata merah halus. Selain itu juga dapat dilakukan dengan menggunakan abu maupun perendaman dalam larutan garam. Namun demikian menurut hasil percobaan maupun pengalaman akan lebih baik jika menggunakan bata merah. Memilih telur dapat dilakukan dengan cara pengamatan, peneropongan, dan dapat juga dimasukkan kedalam air. Bila mengapung maka telur tidak atau kurang baik dan apabila telur melayang atau tenggelam berarti baik. Pembuatan telur asin dapat menggunakan telur bebek maupun telur ayam tetapi yang sering digunakan adalah telur bebek karena selain kulit cangkangnya tebal bila dibuat telur asin rasanya lebih enak. Sebelum dilakukan pengaweten telur harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menempel selain untuk menjaga kebersihan juga untuk membuka pori-pori nya. Dengan cara melihat telur yang telah lama dierami dan hampir menetas. Ternyata didalam telur terdapat mata kehidupan. Larutan garam mempunyai sifat plasmolisis sehingga dapat menerobos pori-pori kulit telur dengan tekanan. Telur asin yang baik dapat diamati dengan cara membelah telur asin yang sudah dimasak yaitu kuning telurnya berwarna kecoklatan dan masir. 1.2 Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui cara pembuatan Telur Asin 2. Untuk mengetahui apakah dengan cara pengasinan dapat membuat Telur awet BAB 2 METODE
2.1 Alat dan Bahan
Alat: Wadah Amplas sendok Bahan: Telur bebek Garam Batu bata Abu gosok Air 2.2 Cara pembuatan 1. Pilihlah telur yang bermutu baik (tidak retak dan busuk). 2. Bersihkan telur (mencuci atau di lap dengan air hangat), kemudian keringkan. 3. Amplas permukaan telur agar pori-pori terbuka. 4. Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam, dengan perbandingan (1:4). Atau dengan menggunakan campuran batu bata dan garam. 5. Tambahkan air secukupnya kemudian adus sampai adonan berbentuk pasta. 6. Bungkus telur dengan menggunakan adonan satu per satu, kurang lebih 1-2mm. 7. Simpan telur dalam wadah selama 6 hari. Usahakan telur tidak pecah dan simpan di tempat yang bersih serta terbuka. BAB 3 HASIL
3.1 Hasil pengamatan
Semakin lama telur ang telah dibalur dengan garam dan abu gosok disimpan, kadar garamnya akan semakin tinggi. Sehingga telur akan semakin awet tetapi rasanya akan semakin asam, dikarenakan semakin lama kadar garam dalam telur akan semakin tinggi. Dalam pembuatan telur asin, ada yang menggunakan amplas ada yang tidak. Amplas seluruh permukaan telur secara merata agar pori porinya terbuka, sehingga mudah retak atau pecah. Pemberian abu gosok pada pencampuran adonan telur asin bertujuan agar garam dapat lebih mudah meresap. Sehingga dalam pembungkusan telur asin bisa lebih merata. Setelah pemeraman dan perebusan, didapat 8% butir telur asin dengan variasi ketebalan balutan 859 mm adonan yang masing-masing variasi terdiri dari 9 butir telur. 3.2 Pembahasan Pembuatan telur asin ini bertujuan untuk meningkatkan daya simpan telur. Secara tradisional telur asin biasanya dibuat dari telur bebek dan memiliki daya simpan antara 1- 3 minggu. Ketahanan simpan ini dikarenakan kadar garam yang tinggi. Dalam pembuatan telur asin ini, yang digunakan adalah adonan abu gosok, batu bata dan garam. Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin dan sekaligus bahan pengawet karena dapat mengurangi kelarutan oksigen. Oksigen diperlukan oleh bakteri, menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak protein) dan menyerap air dari dalam telur. Pengasinan telur umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu perendaman dalam larutan garam dan pemeraman oleh adonan campuran garam dengan tanah liat, atau abu gosok atau bubuk bata merah. Prinsip kedua cara tersebut adalah dehidrasi osmosis, yaitu proses pengurangan air dari bahan dengan cara membenamkan bahan dalam suatu larutan berkonsentrasi tinggi. Larutan tersebut mempunyai tekanan osmosis tinggi. Dehidrasi osmosi (osmotic dehydration) merupakan proses perpindahan massa secara simultan (countercurrent flows) antara keluarnya air dari bahan zatterlarut berpindah dari larutan ke dalam bahan. 3.3 Kesimpulan Proses pengasinan telur bertujuan agar membuat telur menjadi lebih awet. Proses masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi osmosis, ion Na didapatkan dari garam sedangkan ion H+ berasal dari air. Dengan demikian ion Na masuk kedalam telur dan kadar air berkurang akibatnya telur menjadi asin. DAFTAR PUSTAKA