Anda di halaman 1dari 6

PENCEGAHAN KEKERASAAN TERHADAP ANAK / PEREMPUAN

Kekerasan terhadap anak adalah” Setiap Perbuatan terhadap anak yang berakibat menimbulkan kesengsaraan atau
penderita secara fisik, Psikis, seksual dan atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum” ( Pasal 1 ayat 16 undang-undang perlindungan
Anak ).
→ Anak adalah “seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan “ (Pasal 1 ayat UU
No.35 tahun 2014 tentang perubahan UU N0.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak)

→ Yang mungkin dapat melakukan kekerasan


a. Suami, Isteri, Anak
B. Orang-orang yang mempunyai hubungan dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a karna hubungan darah,
C. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut (UU PKDRT ).
Pelaku kekerasan bisa siapa saja :
a. Orangtua
b. Keluarga / saudara
c. Guru
d. Tetangga
e. Teman sebaya
f. Pasangan
g. Atasan
Kekerasaan terhadap Anak bisa terjadi dimana saja dan Kekerasan bisa terjadi kapan saja:
a. Rumah atau lingkungan sekitar
b. Sekolah, Kampus, tempat kursus
c. Rumah ibadah
d. Tempat kerja
e. Tempat Publik seperti dimal, taman
f. Sarana transpotasi
JENIS-JENIS KEKERASAN
KEKERASAN SECARA FISIK = Seperti memukul, mengguncang-guncangkan secara keras, mencekik, menggigit, menendang, meracuni,
menyundut dengan rokok dan sering kali.
KEKERASAN SECARA PSIKIS = seperti mempermalukan, penghinaan, penolakaan, mengatakan bodoh, malas, nakal, membentak-bentak,
menyumpahi
KEKERASAN SECARA SEKSUAL = Seperti memaparkan kegiatan / perilaku seksual, memegang / meraba bagian rahasia tubuh, melakukan dan
memaksa kegiatan seksual dengan penyalahgunaan untuk pornografi, melakukan pencabulan, melakukan persetubuhan terhadap anak
PENELANTARAN = terjadi jika pasangan atau orangtua / wali /pengasuh/ orang dewasa tidak menyediakan kebutuhan mendasar bagi
pasangan /anak untuk dapat berkembang normal secara emosional emosional, psikologis dan fisik.
DAMPAK KEKERASAN
Menghambat pertumbuhan dan perkembangan
Memengaruhi Kesehatan
Menyebab kematian
Mempengaruhi kemampuan untuk belajar dan bekerja
Melarikan diri dari rumah menghadapi resiko kekersan diluar rumah seperti tindak pidanan perdagangan orang
Menghancurkan rasa percaya diri
Mengganggu kemampuannya untuk menjadi orang tua yang baik atau individu yang bermanfaat untuk masyarakatnya dikemudian hari
Beresiko lebih besar mengalami depresi dan bunuh diri

1. Bantu Anak Melindungi Diri =Maraknya kejahatan fisik maupun seksual yang terjadi belakangan ini
tentunya membuat Anda semakin khawatir dengan keselamatan anak. Inilah saatnya menjelaskan kepada
anak bahwa tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya dengan tidak wajar.
Berikan pemahaman dan ajarkan anak untuk menolak segala perbuatan yang tidak senonoh dengan segera
meninggalkan di mana sentuhan terjadi. Ingatkan anak untuk tidak gampang mempercayai orang asing dan
buat anak untuk selalu menceritakan jika terjadi sesuatu pada dirinya.

2. Pembekalan Ilmu Bela Diri=Pembekalan ilmu bela diri pun dapat menjadi salah satu solusi agar anak tidak
menjadi korban kekerasan. Selain mengajarkan kepada anak mengenai disiplin dan membentuk mental juga
jasmani yang kuat, bela diri dapat digunakan untuk membela diri sendiri dari ancaman-ancaman yang ada.
Namun tetap harus diberikan pengarahan bahwa ilmu bela diri dipelajari bukan untuk melakukan kekerasan.

3. Maksimalkan Peran Sekolah=Sekolah harus memiliki fungsi kontrol sosial, yakni sekolah
memiliki assessment (penilaian) terhadap perilaku anak. Sekolah juga harus menggagas aktivitas-aktivitas
internal sekolah yang bersifat positif, memfasilitasi aktivitas orang tua siswa dan siswa minimal setahun sekali
seperti yang diterapkan sekolah-sekolah di Jepang. Sekolah juga bisa membentuk petugas breaktime watch dari
kalangan pengurus sekolah yang bertugas berkeliling dan memantau kegiatan siswa.

4. Pendidikan Budi Pekerti=Salah satu solusi untuk mencegah krisis moral yang melanda di kalangan
generasi penerus adalah mengajarkan budi pekerti, baik di rumah maupun di sekolah. Seperti yang kita
ketahui, pendidikan budi pekerti masih belum merata dan belum benar-benar menjadi mata pelajaran wajib di
semua sekolah.

5. Laporkan kepada Pihak BerwajibHal terakhir yang harus dilakukan bila terjadi kekerasan fisik, psikis,
ataupun seksual adalah segera melaporkan kepada pihak berwajib. Hal ini bertujuan agar segera diambil
tindakan lebih lanjut terhadap tersangka dan mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi. Adapun korban
kekerasan harus segera mendapatkan bantuan ahli medis serta dukungan dari keluarga

Anda mungkin juga menyukai