Anda di halaman 1dari 10

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Teori


1.1.1 Pengertian

Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme


tubuh. Pembuangan dapat melalui urin ataupun feses. Eliminasi
dibutuhkan untuk
mempertahankan homeostatis melalui pembuangan feses dan urin
(Wartoanah, 2016).
Eliminasi Urin adalah pengosongan kandng kemih yang lengkap
(SLKI, 2018).
Eliminasi Fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh
berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan, kemudian dikeluarkan
melalui anus (Cynthia, Dea Laras 2013).

1.1.2 Etiologi
1. Usia
2. Diet
3. Asupan cairan
4. Aktivitas
5. Pengobatan
6. Gaya hidup
7. Penyakit
8. Nyeri
9. Kehamilan

1.1.3 Fisiologis
Saluran kencing adalah satu jenis untuk mengeluarkan kotoran
beberapa garam organis produk-produk buangan yang mengandung nitrogen
dan air disingkirkan dari aliran darah dikumpulkan dan dibuang atau dibuang
atau dikeluarkan melalui fungsi yang baik dari saluran urine.

1. Ginjal
Terletak di kanan dan di kiri tulang punggung, di belakang peritoneum
dan di belakang rongga perut.

2. Ureter
Adalah pengubung antara ginjal dari kandung kencing.

4
3. Kandung kencing
Adalah sebuah kantung dengan otot yang mulus yang berfungsi sebagai
penampung air seni.

4. Uretra
Ukurannya 13,7 — 16,2 cm terdiri dari 3 bagian : prostate, selaput, dan

bagian yang berongga. Ada tiga tahap pembentukan urine :

1) Proses filtrasi
Terjadi di Glomerolus adanya penyerapan darah, sedangkan
sebagian lagi (glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat),
ditampung oleh simpai bowman untuk diterusakan ke tubulus
ginjal.

2) Proses reabsorbsi
Terjadi penyerapan kembali dari sampai bowman yaitu : glukosa,
sodium, klorida, fosfat dan beerapa ion bikarbomat pada tubulus
atas (obligat reabsorbsi) sodium dan ion bikarbonat pada tubulus
bawah (reabsorbsi fakultatif) sisanya dialirkan pada papilla
renalis.

3) Proses sekresi
Sisanya penyimpanan kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan keluar pada ginjal. Selanjutnya keluar.

Sedangkan fisiologis defekasi adalah

1. Mulut
Proses pertama dalam sistem pencernaan berlangsung di mulut.

2. Faring
Berfungsi dalam sistem pencernaan sebagai penghubung antara mulut
dan esophagus.
3. Esofagus
Pada saat menelan, makanan akan dipicu oleh gelombang peristaltic
yang akan mendorong masuk ke lambung.
4. Lambung
Di dalam lambung makanan yang masuk akan disimpan lalu
disalurkan ke usus halus.
5. Usus Halus

Usus halus merupakan tempat penyerapan berlangsung.


6. Usus Besar

;
Usus besar adalah organ penyimpan makanan.
7. Rektum dan anus

1.1.4 Klasifikasi
Eliminasi Urin
1. Gangguan eliminasi urin merupakan disfungsi eliminasi urin.
2. Inkontinensia urin berlanjut adalah pengeluaran urin tidak terkendali dan
terus menerus tanpa distensi atau perasaan penuh pada kandung kemih.
3. Inkontinensia urin berlebih adalah kehilangan urin yang tidak terkendali
akibat overdistensi kandung kemih.
4. Inkontinensia urin fungsional adalah pengeluaran urin tidak terkendali
karena kesulitan dan tidak mampu mencapai toilet pada waktu yang
tepat.
5. Inkontinensia urin refleks adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali
pada saat volume kandung kemih tertentu tercapai.
6. Inkontinensia urin stress adalah kebocoran urin mendadak dan tidak
dapat dikendalikan karena aktivitas yang meningkatkan tekanan intra
abdominal.
7. Inkontinensia urin urgensi adalah keluarnya urin tidak terkendali sesaat
setelah keinginan yang kuat untuk berkemih.
8. Retensi urin adalah pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap.

Eliminasi Fekal
1. Inkontinensia fekal adalah perubahan kebiasaan buang air besar dari pola
normal yang ditandai dengan pengeluaran feses secara inνolunter (tidak
disadari).
2. Konstipasi adalah penurunan defekasi normal yang disertai dengan
pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta kering dan banyak.
3. Diare adalah pengeluran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk.

1.1.5 Manifestasi Klinis


Eliminasi Urin
1. Penurunan kekuatan atau dorongan aliran urine, tetesan.
2. Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap,
dorongan dan frekuensi berkemih.
3. Nokturia, disuria, hematuria.
4. ISK berulang, riwayat
batu. Eliminasi Fekal

3
1. Rasa ingin BAB
2. Rasa sakit di bagian rectum
3. Nyeri pada abdomen
4. Rasa tidak nyaman pada daerah abdomen
5. Feses disertai darah
6. Terdengar bunyi timpani di abdomen
7. Iritasi pada daerah sekitar anus
8. Diperlukan tenaga yang besar saat mengedan
9. Distensi pada lambung dan usus

1.1.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Urinalis
Warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum
menunjukkan SDM, SDP, kristal, asam urat, kalsium oksalat, serpihan,
mineral, bakteri, pus, PH mungkin asam (meningkatkan sistim dan batu
asam urat) atau alkalin (meningkatkan magnesium, fosfat amonium atau
batu kalsium fosfat).
2. Urine (24 jam)
Kreatinin, asam urat, kalsium, fofat, oksalat atau sistin mungkin
meningkat.
3. Kultur urine
Mungkin menunjukkan ISK (stapilococus auresus, proteus, klebsiola,
pesuodomonas)
4. BUN / Kreatinin Serum Urine
Abnormal (tinggi pada serum atau rendah pada urine) sekunder terhadap
tinggi batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia atau nekosis.
5. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses.

1.1.7 Penatalaksanaan
Eliminasi Urin
1. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine.
2. Menentukan pola berkemih normal pasien.
3. Menyelidiki keluhan kandung kemih penuh
4. Mengobservasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran
5. Memberikan posisi yang nyaman
6. Melakukan perawatan chateter
7. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

1
Eliminasi Fekal
1) Menganjurkan untuk banyak minum atau cair
2) Mengadakan pola kebiasaan untuk BAB
3) Pemberian katartik atau laksatif ( pencahar ) untuk melunakkan feses
sehingga merangsang peristaltic dan BAB
4) Pemberian enema
5) Pemberian makanan yang adekuat untuk mengurangi resiko eliminasi
(diet tinggi serat dan sari buah)
6) Memperbanyak kegiatan fisik atau aktivitas

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengakajian
1.2.1.1 Amnanesa
Hal-hal yang harus dikaji antara lain :
1) Pola defekasi
a. Frekuensi (berapa kali per hari/minggu?)
b. Apakah frekuensi itu dapat berubah?
c. Apa penyebabnya?
2) Perilaku defekasi
a. Apakah klien menggunakan laksatif?
b. Bagaimana cara klien mempertahankan pola defekasi?
3) Deskripsi feses
a. Warna
b. Tekstur
c. Bau
4) Diet
a. Makanan apa yang mempengaruhi perubahan pola defekasi
klien?
b. Makanan apa yang biasa klien makan?
c. Makanan apa yang klien hindari/pantang?
d. Apakah klien makan secara teratur?
5) Stress
a. Apakah klien mengalami stres yang berkepanjangan?
b. Kopingapa saja yang klien gunakan dalam menghadapi stres?
c. Bagaimana respon klien terhadap stres? Positif/negatif?
6) Pembedahan atau penyakit menetap

3
a. Apakah klien pernah menjalani tindakan bedah yang dapat
mengganggu pola defekasi?
b. Apakah klien pernah menderita penyakit yang mempengaruhi
sistem gastrointestinalnya?
1.2.1.2 Pemeriksaan Fisik
1. Abdomen
Pemeriksaan dilakukan pada posisi telentang, hanya bagian abdomen saja
yang tampak.
a. Inspeksi. Amati abdomen untuk melihat bentuknya, simetrisitas,
adanya distensi atau gerak peristaltik.
b. Auskultasi. Dengarkan bising usus, lalu perhatikan intensitas,
frekuensi, dan kualitasnya.
c. Perkusi. Lakukan perkusi pada abdomen untuk mengetahui adanya
distensi berupa cairan, massa, atau udara. Mulailah pada bagian
kanan atas dan seterusnya.
d. Palpasi. Lakukan palpasi untuk mengetahui konsistensi abdomen
serta adanya nyeri tekan atau massa di permukaan abdomen.
2. Rektum dan anus
a. Inspeksi. Amati daerah perianal untuk melihat adanya tanda-tanda
inflamasi, perubahan warna, lesi, lecet, fistula, konsistensi,
hemoroid.
b. Palpasi. Palpasi dinding rektum dan rasakan adanya nodul, massa,
nyeri tekan. Tentukan lokasi dan ukurannya.
3. Feses.
Amati feses klien dan catat konsistensi, bentuk, warna, bau, dan
jumlahnya.

1.2.2 DiagnosaKeperawatan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)

Gangguan Eliminasi Urin D.0040


Kategori : Fisiologis Subkategori: Eliminasi Definisi
Disfungsi eliminasi urin
Penyebab

Penurunan kapasitas kandung kemih


Iritasi kandung kemih
Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung kemih
Efek tindakan medis dan diagnostic (mis operasi ginjal, operasi saluran kemih, anestasi, dan obat-obatan)
Kelemahan otot pelvis

6. Ketidakmampuan mengakses toilet (mis imobilisasi)


7. Hambatan lingkungan

8
8. Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis. anomaly saluran kemih
kongenital)
9. Imaturitas (pada anak usia <3 tahun)
Gejalah dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Desakan berkemih (urgensi) 1. Distensi kandung kemih
2. Urin menetas 2. Berkemih tidak tuntas
3. Sering buah air kecil 3. Volume residu urin meningkat
4. Nokturia
5. Mengompol
6. Enuresis
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
Tidak tersedia Tidak tersedia
Kondisi Klinis Terkait
1. Infeksi ginal dan saluran kemih
2. Hiperglikemi
3. Trauma
4. Kanker
5. Cedera/tumor/infeksi medulla spinalis
6. Neuropati diabetikum
7. Neuropati alkoholik
8. Stroke
9. Parkison

Retensi Urin D.0050


Kategori : Fisiologis
Subkategori: Eliminasi
Definisi
Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
Penyebab
1. Peningkatan tekanan uretra
2. Kerusakan arkus refleks
3. Bllok spingter
4. Disfungsi neurologis (mis. trauma, penyakit saraf)
5. Efek agen farmakologis (mis. atropine, belladonna, psikotropik, antihistamin,
opiate)
Gejalah dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Sensasi penuh pada kandung 1. Disuria/anuria
kemih 2. Distensi kandung kemih
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Dribbling 1. Inkontinensia berlebih
2. Residu urin 150 ml atau lebih
Kondisi Klinis Terkait
1. Benigna prostat hyperplasia
2. Pembengkakan perineal
3. Cedera medulla spinalis
4. Rektokel
5. Tumor di salurn kemih

1.2.3 Intervensi Keperawatan


Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI )

<
Eliminasi Fakal (L. 04033) Definisi
Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses mudah dan konsistensi, frekuensi serta ben

Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningka
kontrol 1 2 3 t4 5
pengeluaran
feses

Keluhan 1 2 3 4 5
defekasi
lama dan
sulit
Mengejan 1 2 3 4 5
saat
defekasi
Distensi 1 2 3 4 5
abdomen
teraba massa 1 2 3 4 5
pada rektal
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
abdomen
Kram 1 2 3 4 5
abdomen
Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Frekuensi 1 2 3 4 5
defekasi
Peristaltic 1 2 3 4 5
usus

1.2.4 Implementasi Keperawatan


Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)

Manajemen Eliminasi Fakal ( I. 04151) Definisi


Mengidentifikasi dan mengolah gangguan pola eliminasi fekat
Tindakan
Obserνasi
Identifikasi masalah usus dan menggunakan obat penghancur
Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrolntestinal
Monitor buang air besar (mis. Warna, frekuensi, konsistensi, volume)
Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi
Terapeutik
Berikan air hangat setelah makan
Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
Sediakan makanan tinggi serat

8
Edukasi
1. Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan
peristaltic usus
2. Ajurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, folume feses Anjurkan meningkatkan aktifitas
3. Ajurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
4.

5.
6.
Ajurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
kolaborasi
7. Kolabrasi pemberian obat supositorial anal, jika perlu

1.2.5 Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan eliminasi alvi dapat dinilai dengan :
1) Kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi
2) Tanda-tanda vital pasien normal
3) Keadaan umum pasien normal
4) Turgor kulit dan bising usus normal

9
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017 Standar


Diagnosis Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2019 Standar Luaran
Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018 Standar


Interνensi Keperawatan Indonesia. .Jakarta.DPP PPNI.

Wartonah, dan Tarwoto.2016.Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan.Jakarta :SalembaMedika.

Mubarak, Wahid Iqbal.2016.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
dalam Praktik.Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul.2016.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta:SalembaMedika

Anda mungkin juga menyukai