Anda di halaman 1dari 17

Elektronika Analog

BAB I
PENGUAT TRANSISTOR BJT
PARAMETER HYBRID / H

TUJUAN
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat:
 Mencari mencari penguatan Arus dengan parameter h
 Mencari penguatan tegangan dengan parameter h
 Mencari impedansi input dengan parameter h
 Mencari impedansi output yang tepat dari sebuah penguat transistor dengan
parameter h

Parameter hybrid (h) adalah sebuah pendekatan matematika lanjut dalam analisis
rangkaian transistor linier. Parameter ini merupakan alat yang paling maju untuk
mencari penguatan tegangan, impedansi input dan impedansi output yang tepat dari
sebuah penguat transistor.

Karena penggunaaan parameter h membutuhkan perhitungan yang menyita banyak


waktu, pendekatan ini dapat digunakan hanya bila 2 syarat terpenuhi :
1. Kita sedang melakukan rancangan yang menuntut jawaban sangat teliti
2. Kita dapat menggunakan komputer
Komputer tidak mutlak perlu, tetapi pasti menghilangkan kebosanan dan kesalahan
manusia (human error) yang biasa menyertai analis dan perancangan parameter h.

1.1.Sistem Empat-Parameter

Dalil Thevenin dan Norton dapat diterapkan pada jaringan dua terminal (two-port
network) seperti gambar (1.1) dibawah:

Gambar 1.1. Jaringan dua terminal

Penguat transistor BJT parameter h  1


Elektronika Analog

Tegangan v1 melintasi terminal input. Ini menimbulkan arus i 1 yang mengalir


kedalam terminal. Tegangan output ac v2 muncul melintasi terminal output,
demikian pula dengan arus output ac i2. Sesuai dengan perjanjian, arah arus positif
mengalir ke dalam terminal. Jika arus mengalir keluar dari terminal, harganya
negatif.

1.1.1. Parameter Z
Bila rangkaian hanya mengandung elemen-elemen linier, maka dalil Thevenin
dapat diterapkan pada kedua terminal untuk mendapatkan model ac seperti yang
ditunjukkan pada gambar (1.2)

Gambar 1.2 Parameter Z

Bila dilihat ke dalam terminal, terapat impedansi yang terpasang seri dengan
sumber tegangan. Persamaan Kirchhoff untuk model ac ini adalah:
v1 = z11i1 + z12i2 v2 = z21i1 + z22i2
Dalam analisis sistem ini, koefisiennya disebut parameter z.

1.1.2. Parameter Y
Jika menerapkan dalil Norton pada kedua terminal jaringan linier, akan didapat
rangkaian ekivalen seperti yang ditunjukkan pada gambar (1.3).

Gambar 1.3. Parameter Y

Masing-masing terminal mengandung admitansi yang diparalel dengan sumber


arus. Persamaan Kirchhoff untuk model ac adalah :
i1 = y11v1 + y12v2 i2 = y21v1 + y22v2
Penguat transistor BJT parameter h  2
Elektronika Analog

Dalam analisis sistem ini, koefisiennya disebut parameter y. Sistem analisis ini
diterapkan bagi transistor-transistor yang beroperasi pada frekuensi tinggi.

1.1.3. Parameter h
Jika menerapkan dalil Thevenin pada terminal input dan dalil Norton pada terminal
output, akan didapat model hybrid seperti yang ditunjukkan pada gambar (1.4).

Gambar 1.4. Parameter h

Sisi input impedansi h11 yang terpasang seri dengan sumber tegangan h12v2. Sisi
output berisi sumber arus h21i1 yang diparalel dengan admitansi h22. Persamaan
Kirchhoff untuk metode hybrid ini adalah :
v1 = h11i1 + h12v2 i2 = h21i1 + h22v2

Koefisien persamaan ini disebut parameter hybrid atau parameter h saja. Sistem
analisis ini digunakan untuk menganalisa penguat CE, CC dan CB yang
beroperasi pada frekuensi rendah.

1.1.4. Parameter G
Bila dalil Norton diterapkan pada terminal input dan dalil Thevenin pada terminal
output, kita mendapatkan model ac seperti yang ditunjukkan pada gambar (1.5).

Gambar 1.5. Parameter G

Pada sisi input, admitansi diparalel dengan sumber arus. Pada sisi output, sumber
tegangan diseri dengan impedansi. Persamaan Kirchhoff-nya adalah:
i1 = g11v1 + g12i2 v2 = g21v1 + g22i2
Penguat transistor BJT parameter h  3
Elektronika Analog

Koefisien persamaan ini disebut parameter g.

1.2. Pengertian Parameter H


Dari keempat sistem analisis yang telah diuraikan, parameter h paling cocok
digunakan untuk menganalisa penguat transistor yang beroperasi pada frekuensi
rendah. Gambar (1.6). memperlihatkan model hybrid dengan terminal tegangan
dan arus.

Gambar 1.6. Model hibrid

Tegangan dianggap positif bila mempunyai polaritas tambah-kurang seperti yang


ditunjukkan pada gambar 1.6. Demikian pula, arus dianggap positif bila ia
memasuki terminal seperti yang ditunjukkan. Persamaan Kirchhoff untuk metode
hybrid ini adalah :
v1 = h11i1 + h12v2 (1-1)
i2 = h21i1 + h22v2 (1-2)

1.2.1. Impedansi Input h11


Untuk mendapatkan pengertian h11 dan h21 mulai dengan misalkan ada hubung
singkat ac melintas terminal output.

Gambar 1.7. Output hubung singkat

Maka v2 = 0, dan persamaan hybrid disederhanakan menjadi :


v1 = h11i1 (1-3)
i2 = h21i1 (1-4)
Penguat transistor BJT parameter h  4
Elektronika Analog

maka diperoleh :
v1
h 11  (1-5) (output hubung singkat)
i1
Maka h11 adalah impedansi input jaringan jika output dihubung singkat seperti
gambar (1.7).

1.2.2. Penguatan Arus h21


Dari persamaan (1-4) didapatkan :
i2
h 21  (1-6) (output dihubung singkat)
i1

Karena merupakan perbandingan arus output terhadap arus input, h21 disebut
penguatan arus dengan output dihubung singkat seperti gambar (1-7).

1.2.3. Penguatan Tegangan h12


Bila terminal input terbuka, maka i1 = 0

Gambar 1.8. Input Terbuka

Maka persamaan (1-1) dan (1-2) dapat disederhanakan menjadi :


v1 = h12v2 (1-7)
i2 = h22v2 (1-8)
maka didapatkan:
v1
h 12  (1-9)
v2
Penguatan tegangan balik sangat kecil, berarti rangkaian tidak dapat bekerja terlalu
baik dalam arah balik. h12 adalah penguatan tegangan balik dengan input dibuka
seperti gambar(1-8).

Penguat transistor BJT parameter h  5


Elektronika Analog

1.2.4. Admitansi Output h22


Dari persamaan (1-8) didapatkan persamaan:
i2
h 22  (1-10)
v2
h22 adalah perbandingan arus output terhadap tegangan output, dengan demikian
h22 adalah admitansi output dengan input dibuka. Besarannya adalah mho atau
siemen (S) kebalikan dari ohm.

1.3. Rumus-Rumus Analisis


Gambar (1.9a) memperlihatkan sebuah sumber tegangan vs dengan impedansi rS
menggerakkan jaringan dua-terminal yang outputnya dihubungkan dengan
resistansi beban rL.

Gambar 1.9a. Jaringan dua terminal dengan sumber dan resistansi beban

Impedansi rS adalah tahanan thevenin ac yang menggerakkan terminal input,


tahanan beban rL sebanding dengan tahanan beban ac yang dihubungkan dengan
jaringan output. Jika parameter h sebuah transistor diketahui, dapat dihitung
penguatan arus, penguatan tegangan, impedansi input dan admitansi output.

1.3.1. Penguatan Arus


Pada gambar (1.9a)
i2
Ai  (1-11)
i1
Dimana :
Ai = penguatan arus
i2 = arus output ac
i1 = arus masuk ac
perhatikan bahwa i1 dan i2 adalah arus dengan beban terpasang, nilai-nilai arus ini
Penguat transistor BJT parameter h  6
Elektronika Analog

berbeda dengan nilai-nilai yang didapatkan sebelumnya dengan output dihubung


singkat. Dengan persamaan (1-2) dapat dituliskan kembali persamaan (1-11)
menjadi:
i2 h21i1  h22v2 v
Ai    h21  h22 2
i1 i1 i1
Pada gambar (1-9a) terlihat bahwa :
v2 = -i2rL
bila ini dimasukkan, maka:
i2 rL
Ai  h21  h22  h21  Ai h22rL
i1
Bila Ai disatukan akan didapatkan:
Ai  h21  Ai h22rL

Ai  Ai h22rL  h21
Ai 1  h22rL   h21
h21
Ai 
1 h22rL  (1-12)

1.3.2. Penguatan Tegangan


Pada gambar (1.9a)

v2
AV 
v1
AV = penguatan tegangan
v2 = tegangan output ac
v1 = tegangan masuk ac
Dari persamaan (1-1):
v2 v2  i2 rL
AV   
v1 h11i1  h12v2 h11i1  h12i2 rL
Dengan membagi pembilang dan penyebut dengan i2 diperoleh:
 i2 rL
i2  rL
AV  
h11i1  h12i2 rL h11
 h12rL
i2 A1

Penguat transistor BJT parameter h  7


Elektronika Analog

 rL
AV  h21
h11 dikalikan dengan
 h12rL 1 h22rL
h21
1  h22rL
 h21rL  h21rL
1  h22rL 1  h22rL
AV  
h21 h r .h
h11  h12rL . h11  12 L 21
1  h22rL 1  h22rL
 h21rL
1  h22rL  h21rL 1  h22rL
AV   .
h11 (1  h22 .rL )  h12rL h21 1  h22rL h11 (1  h22 .rL )  h12rL h21
1  h22rL
 h21rL  h21rL
AV  
h11 (1  h22 .rL )  h12rL h21 (h11  h11.h22 .rL )  (h12rL h21 )
 h21rL
AV  (1-13)
h11  (h11.h22  h12 .h21 ).rL

1.3.3. Impedansi Input


Impedansi input dari jaringan dua terminal dengan beban adalah:
v1 h11i1  h12v2 h v
Z in    h11  12 2
i1 i1 i1
Karena v2 = -i2rL maka:
h12i2 rL
Z in  h11   h11  Ai h12rL
i1
Dengan menggunakan persamaan (1-12), persamaan diatas dapat diubah menjadi:
h12h21rL
Z in  h11  (1-14)
1 h22rL

1.3.4. Impedansi Output


Untuk mendapatkan impedansi input jadikan sumber tegangan menjadi nol seperti
ditunjukkan pada gambar (1-9b).

Penguat transistor BJT parameter h  8


Elektronika Analog

Gambar 1-9b. Menggerakkan sisi output untuk mendapatkan impedansi output

Lalu jalankan terminal outputnya dengan sebuah sinyal v2. Perbandingan v2


terhadap i2 adalah impedansi output dari jaringan dua terminal. Impedansi
outputnya adalah :
v2 v2
Z out   (1-15)
i2 h21i1  h22v2

Pada sisi input pada gambar (1-9b), berdasar hukum ohm diperoleh:
 h12v2
i1 
rS  h11
Jika dimasukkan ke persamaan (1-15)
v2 v2
Z out  
 h21.h12v2 (h21.h12v2 )  ((h22 .v2 ).rS  h11 )
 h22v2
rS  h11 rS  h11
v2 .(rS  h11 )
Z out 
(h21.h12v2 )  ((h22 .v2 ).rS  h11 )
rS  h11
Z out  (1-16)
((rS  h11 ).h22 )  (h21.h12 )
1.4. Analisis Emiter Bersama
Parameter-parameter h dari sebuah transistor dapat dicantumkan sebagai berikut:
hi = impedansi input dengan output dihubung singkat
hr = penguatan tegangan balik dengan input dibuka
hf = penguatan arus maju dengan output dihubung singkat
hO = admintansi output dengan input dibuka

indeks adalah:
i = input r = reverse (balik)
f = forward (maju) o = output
Penguat transistor BJT parameter h  9
Elektronika Analog

Parameter-parameter h transistor tergantung dari hubungan yang sedang


digunakan; Common Emiter/CE (emitter bersama), Common Collector/CC
(kolektor bersama), Common Base/CB (basis bersama). Oleh karena itu huruf e
dipakai pada hubungan CE, c pada hubungan CC dan b pada hubungan CB. Tabel
(9-2) memperlihatkan notasi yang umum dipakai untuk parameter-parameter h
transistor.
Tabel 9-2. Hubungan-hubungan
Umum CE CC CB

h11 hie hic hib


h12 hre hrc hrb
h21 hfe hfc hfb
h22 hoe hoc hob

Contoh:
Lembar data transistor 2N3904 mencantumkan nilai-nilai parameter h seperti
berikut pada arus kolektor tenang 1 mA:
hie = 3,5 K
hre = 1,3. 10-4
hfe = 120
hoe = 8,5 S ( mho)

1.4.1. Rumus-Rumus
Untuk penguat Common Emitter, rumus-rumus h yang telah diturunkan
sebelumnya pada persamaan-persamaan (1-12, 1-13, 1-14 dan 1-16) biasa
dituliskan sebagai berikut :
- Penguatan Arus :
h fe
Ai 
1  hoerL  (1-17)

- Penguatan Tegangan:
 h fe rL
AV 
hie  (hie .hoe  hre .h fe ).rL (1-18)

Penguat transistor BJT parameter h  10


Elektronika Analog

- Impedansi Input :

hre h fe rL
Z in  hie  (1-19)
1  hoe rL
- Impedansi Output :
rS  hie
Z out  (1-20)
((rS  hie ).hoe )  (hre .h fe )

Contoh:
Hitung penguatan tegangan, penguatan arus, impedansi input dan impedansi output
dengan menggunakan parameter h dari rangkaian transistor 2N3904 CE dibawah:

Gambar 1.11a. Contoh rangkaian penguat common emiter

Parameter h transistor 2N3904 pada arus kolektor dc 1 mA adalah:


hie = 3,5 K
hre = 1,3. 10-4
hfe = 120 = 
hoe = 8,5 S ( mho)

1.4.2. Perubahan Pada Parameter-Parameter h


Parameter h berubah dengan berubahnya titik Q. Misalnya gambar (1-10a)
memperlihatkan nilai khas hie dari transistor 2N3904. h ie turun jika arus kolektor
tenang naik. Pada arus 1mA, hie bernilai 3,5 K.

Penguat transistor BJT parameter h  11


Elektronika Analog

Gambar 1-10a. Grafik parameter Impedansi input

Bila tegangan kolektor naik, arus basis turun. Ini berarti rangkaian output
mempunyai pengaruh pada rangkaian input. Penguatan tegangan balih h re
merupakan ukuran efek early. Gambar (1.10b) memperlihatkan perubahan hre
untuk transistor 2N304. Perhatikan bahwa penguatan tegangan balik mencapai
minimum pada arus kolektor sekitar 2 mA. Diatas dan dibawah nilai arus kolektor
ini hre naik, yang menunjukkan sifat efek early.

Gambar 1-10b. Grafik Penguatan tegangan balik

Seperti telah dibahas pada kuliah “dasar elektronika”, h fe = . Gambar (1-10c)


memperlihatkan perubahan hfe. Perhatkan bagaimana hfe naik pada saat arus
kolektor berubah dari 0,1 mA sampai 10 mA.hfe mencapai maksimu pada nilai arus
kolektor yang lebih tinggi dan kemudian turun.

Penguat transistor BJT parameter h  12


Elektronika Analog

Gambar 1-10c Grafik Penguatan arus maju

Gambar (1-10d) memperlihatkan perubahan hoe terhadap arus kolektor tenang.


Seperti terlihat, admitansi output hoe naik dengan naiknya arus kolektor. Ini sama
dengan mengatakan bahwa impedansi output sumber arus turun jika arusnya naik.

Gambar 1-10d Grafik Admitansi output

1.4.3. Tahanan ac Dioda Emiter


Seperti diketahui bahwa  = hfe, parameter hie adalah impedansi input transistor
Common Emiter dengan output dihubung singkat. Pada analisis mengenai penguat
common emitter ditemukan bahwa :
zin(base) = re’
atau
hie
re,  (1-21)
h fe

Persamaan (1-21) ini berguna untuk menghubungkan re’ dengan parameter-


parameter h, yaitu besaran yang ditemukan pada lembat data (data sheet) transistor.

Penguat transistor BJT parameter h  13


Elektronika Analog

Contoh:
Transistor 2N3904 mempunyai hie = 3,5 K dan hfe = 120 pada arus kolektor (IC) =
1 mA, berapa besar re’?.

Jawab:
hie 3,5 K
re,    29,2 
h fe 120

Ini sedikit lebih besar dari pada nilai ideal 25 , perbedaan ini disebabkan karena
pada transistor 2N3904 persambungannya tidak persegi.

Persamaan (1-21) menunjukkan cara yang lebih teliti untuk menghitung re’ dengan
menggunakan parameter h yang tercantum pada lembar data transistor sinyal kecil.

1.5. Analisis Kolektor Bersama


Untuk menganalisa penguat kolektor bersama atau pengikut emitter dibutuhkan
parameter-parameter h pada common collector yaitu hic, hfc, hre dan hoe. Jika
dimasukkan kedalam rumus-rumus yang telah diturunkan sebelumnya,akan
didapatkan rumus-rumus berikut:
- Penguatan Arus :
h fc
Ai  (1-22)
1  hocrL 
- Penguatan Tegangan:
 h fc rL
AV  (1-23)
hic  (hic .hoc  hrc .h fc ).rL

- Impedansi Input :
hrc h fc rL
Z in  hic  (1-24)
1  hoc rL
- Impedansi Output :
rS  hic
Z out  (1-25)
((rS  hic ).hoc )  (hrc .h fc )

Dengan rumus-rumus ini, dapat dihitung penguatan arus, penguatan tegangan,


impedansi input dan impedansi output common collector atau pengikut emitter.
Penguat transistor BJT parameter h  14
Elektronika Analog

Pada lembaran data hanya mencantumkan parameter h untuk hubungan common


emitter, karena merupakan susunan yang paling umum. Oleh karena itu, perlu
rumus-rumus konversi :
hic = hie (1-26)
hrc= 1 - hre (1-27)
hfc = -(1+hfe) (1-28)
hoc = hoe (1-29)

Dengan rumus-rumus ini dapat dihitung parameter-parameter common collector


transistor dengan melewati parameter-parameter common emitter.

Contoh:
Hitung penguatan tegangan, penguatan arus, impedansi input dan impedansi output
dengan menggunakan parameter h dari rangkaian transistor 2N3904 CC dibawah:

Gambar 1.12a. Contoh rangkaian penguat common collector

Parameter h transistor 2N3904 common emitter pada arus kolektor dc 1 mA


adalah:
hie = 3,5 K
hre = 1,3. 10-4
hfe = 120
hoe = 8,5 S ( mho)

Penguat transistor BJT parameter h  15


Elektronika Analog

1.6. Analisis Basis Bersama


Untuk menganalisa penguat basis bersama dibutuhkan parameter-parameter h pada
common base yaitu hib, hfb, hrb dan hob. Jika dimasukkan kedalam rumus-rumus
yang telah diturunkan sebelumnya,akan didapatkan rumus-rumus berikut:
- Penguatan Arus :
h fb
Ai 
1  hobrL  (1-30)

- Penguatan Tegangan:
 h fb rL
AV  (1-31)
hib  (hib .hob  hrb .h fb ).rL
- Impedansi Input :
hrb h fb rL
Z in  hib  (1-32)
1  hobrL
- Impedansi Output :
rS  hib
Z out  (1-33)
((rS  hib ).hob )  (hrb .h fb )
Untuk mengubah parameter common emitter menjadi common base dibutuhkan
rumus-rumus konversi :
D = (1+hfe).(1-hre)+hie.hoe
hie
hib  (1-34)
D
(hie .hoe )  hre (1  h fe )
hrb  (1-35)
D
 h fe (1  hre )  hie .hoe )
h fb  (1-36)
D
hoe
hob  (1-37)
D

Penguat transistor BJT parameter h  16


Elektronika Analog

Contoh:
Hitung penguatan tegangan, penguatan arus, impedansi input dan impedansi output
dengan menggunakan parameter h dari rangkaian transistor 2N3904 CB dibawah:

Gambar 1.13a. Contoh rangkaian penguat common base


Parameter h transistor 2N3904 pada arus kolektor dc 1 mA adalah:
hie = 3,5 K
hre = 1,3. 10-4
hfe = 120
hoe = 8,5 S ( mho)

Penguat transistor BJT parameter h  17

Anda mungkin juga menyukai