Kasus Phineas Gage: Seorang laki berusia 25 tahun mengalami cedera otak karena kepalanya tertusuk sebuah batang logam dari pipi kiri hingga tembus keluar kepala. Dalam beberapa menit, ia bangun dan sadar kembali. Setelah kecelakaan, ia mengalami perubahan kepribadian yang permanen: Sopan sering ngomong kasar dan jadi kasar, tidak sabar Stabil & tenang impulsif Setia kawan tidak peduli dengan sesama
3 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Apa yang dapat kita pelajari dari kasus Phineas Gage?
Perilaku, sifat, dan perasaan orang dapat berubah bila terjadi
perubahan pada otak (cedera otak misalnya) Maka: perubahan pada otak = perubahan pada perilaku, sifat, dan perasaan Oleh karena itu, perilaku, sifat, dan perasaan berakar di otak Lebih lanjut lagi, maka: merubah otak (entah dengan obat atau operasi) = merubah perilaku, sifat, dan perasaan
4 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
1. Abnormalitas Struktur Otak
•Structural abnormalities in the brain
•Structural abnormalities dapat disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit
(seperti stroke) yang merusak lokasi otak tertentu
Lokasi rusak berbeda di otak akan menunjukkan gejala psikologis yang
berbeda
Contoh: Broca’s aphasia dan Wernicke’s aphasia
5 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
• Disordered biochemistry • Neurotransmitters: biokimia yang menfasilitasi transportasi signal di otak
Masalah kejiwaan disebabkan oleh neurotransmitters yang
terlalu banyak (atau terlalu sedikit) Contoh kasus: serotonin theory of depression, dopamine theory of schizophrenia
6 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
2. Faktor Genetik
- Semakin banyak faktor genetik yang dimiliki oleh seseorang, maka
semakin rentan orang tersebut untuk mengalami masalah kejiwaan
- Penemuan faktor genetik didasari oleh family history studies, twin
studies, adoption studies, dan jaman sekarang: genetic studies (contoh: genome association studies)
7 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Contoh kasus: faktor genetik untuk skizofrenia
(Tandon et al., 2008)
8 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
SOSIAL DAN INTERPERSONAL
-Keluarga -Kelompok -Komunitas
9 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
• Pendekatan sosial dan interpersonal menekankan pentingnya pengaruh lingkungan, dengan kata lain, pengaruh faktor diluar individu itu sendiri
• Terdapat tiga pendekatan penting:
– Teori interpersonal – Family systems theories – Social structural theories
10 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
1. Pendekatan sosial dan interpersonal: teori interpersonal
•Teori interpersonal menyatakan bahwa anak mengembangkan
konsep diri dan orang lain melalui pola attachment dan hubungannya dengan early caregivers
•Berdasarkan attachment dan hubungan dengan early caregiver,
seseorang nantinya akan mengembangkan perilaku adaptif (atau maladaptif)
11 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
2. Pendekatan sosial dan interpersonal: teori family system
•Teori family system menyatakan bahwa psikopatologi yang
muncul pada seseorang diakibatkan oleh pola interaksi yang salah dalam suatu keluarga, yang memunculkan dan memelihara perilaku abnormal
12 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Kelompok sosial terkecil yang terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan beserta keturunannya Kelompok yang terdiri dari dua individu atau lebih yang tinggal dalam satu rumah tangga yang dihubungkan oleh darah, perkawinan atau adopsi. Sistem sosial yang terdiri dari dua individu atau lebih yang hidup bersama dalam konteks saling mengasihi, tanggung jawab bersama, dalam kurun waktu tertentu. Keluarga : sistem yang selalu berkembang. Menurut teori Duvall, perkembangan keluarga terbagi dalam 8 tahapan dimana pada setiap tahap memiliki tugas-tugas yang spesifik yang harus dicapai. Bagaimana pun juga tugas perkembangan individu tidak selalu sejalan dengan tugas perkembangan keluarga, ada kalanya bisa menimbulkan masalah dalam hubungan interpersonal, masalah dalam perkembangan emosi, atau krisis keluarga. 13 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog Tahap Perkembangan Keluarga 1. Keluarga baru (belum memiliki anak; komitmen satu sama lainnya)
Deskripsi tugas keluarga:
kepuasan perkawinan, belajar hidup bersama dan memenuhi kebutuhan masing-masing anggota. hubungan harmonis antara ketiga keluarga perencanaan keluarga: terkait dengan rencana memiliki anak. mengembangkan kepuasaan secara seksual dan peran terkait dengan perkawinan.
14 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
2. Menanti kelahiran anak (dimulai dengan adanya kelahiran anak pertama dan dilanjutkan sampai bayi usia 30 bulan).
Deskripsi tugas keluarga:
peran menjadi orang tua rekonsiliasi terhadap adanya konflik berbagi fasilitas terkait dengan perkembangan pemenuhan kebutuhan anggota keluarga menerima keberadaan anak secara personal.
15 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
3. Keluarga dengan anak pra sekolah (anak pertama berusia 2,5 tahun dilanjutkan sampai usia 5 tahun).
Deskripsi tugas keluarga:
mengeksplorasikan anak pada lingkungan. menetapkan suatu privacy, adanya rumah, dan jarak yang adekuat. suami berperan menjadi ayah mempertahakan tanggung jawab dalam rumah tangga anak prasekolah perannya berkembang lebih matur dan bertanggung jawab untuk perawatan diri sendiri mensosialisasikan anak di sekolah, tempat ibadah dan olah raga Integrasikan anak dengan anggota keluarga baru
16 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
4. Keluarga dengan anak sekolah (anak pertama berusia 6 sampai 23 tahun).
Deskripsi tugas keluarga:
meningkatkan penerimaan anak pada sekolah mempertahankan kepuasan hubungan perkawinan sebab pada periode ini mulai berkurang meningkatkan komunikasi yang secara terbuka dengan keluarga.
17 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
5. Keluarga dengan remaja
Deskripsi tugas keluarga:
memberi kebebasan dan tanggung jawab yang seimbang mempertahankan komunikasi secara terbuka antar generasi mempertahankan etika keluarga dan standar moral terkait dengan orang tua dengan remaja yang mencari keyakinan dan nilai-nilai mereka sendiri membiarkan anak untuk mencoba kemandirian.
18 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
6. Memulai keluarga inti (dimana anak pertama dan anak terakhir telah meninggalkan rumah).
Deskripsi tugas keluarga:
berkembangnya keluarga baru dari perkawinan menerima pasangan baru dengan gaya hidup dan nilai-nilai mereka sendiri menghabiskan waktu dengan aktivitas lainnya dan hubungan dengan orang tua menetapkan kembali peran istri dan suami seperti peran anak yang mencapai kemandirian membantu proses penuaan dan orang tua sebagai suami dan istri.
19 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
7. Keluarga pertengahan (tidak ada anak, periode melewati masa kesendirian).
Deskripsi tugas keluarga:
mempertahankan perasaan sejahtera mencapai dan menyenangi karirnya atau aktivitas lainnya mendukung kepuasan dan hubungan yang bermakna dengan orang tua dan anak-anak menguatkan hubungan perkawinan.
20 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
8. Keluarga dalam kesendirian dan lansia (mulai dengan kesendirian pada salah satu atau kedua pasangan dilanjutkan sampai kehilangan salah satu pasangan dan diakhiri dengan kematian pasangan lainnya).
Deskripsi tugas keluarga:
mempertahankan kepuasan dalam tatanan kehidupan mempertahankan hubungan perkawinan menyesuaikan diri dengan income yang menurun atau berkurang menyesuaikan diri dengan kehilangan pasangan.
21 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Disfungsi Keluarga Ibu yang overprotektif atau ayah yang “jauh” (bekerja, alkohol, gangguan fisik) Ayah atau ibu yang “super”, atau pasif, tergantung, pasangan yang selalu mengalah Perkawinan yang tidak harmonis Anak yang menunjukkan perilaku akibat hubungan kelompok yang tidak baik di sekolah, sibling Beban berat antara 3 generasi, kakek-nenek, orang tua, cucu Keluarga dengan salah satu anggota merupakan pengguna obat terlarang Kekerasan fisik, emosional atau seksual oleh salah satu anggota keluarga Anak merupakan korban dari konflik perkawinan 22 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog 3. Pendekatan sosial dan interpersonal: teori social structural
•Teori social structural menyatakan bahwa masyarakat membuat
beberapa orang sangat stres dan sub-kultur dapat memilhara cara maladaptif untuk menangani stres tersebut
•Budaya juga memiliki aturan implisit dan eksplisit untuk tipe perilaku abnormal
23 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Perspektif secara umum : Pendekatan kesehatan mental yang menekankan pada peran daya lingkungan dalam menciptakan atau mengurangi masalah
Aspek utama dalam perspektif : relativitas budaya, diversity (perbedaan) dan
ekologi
24 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Implikasi : -Berurusan dengan kecocokan antara person dan lingkungan
-Mengidentifikasi dan mengembangkan sumber kekuatan dari
manusia dan komunitas
-Menerima dan menginginkan keanekaragaman (menerima
perbedaan antar manusia dan komunitas)
25 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Upaya integrasi: vulnerability stress- model Vulnerability Stress (stres) (kerentanan) •Pemicu biologis Faktor biologis (munculnya (genetik, biokimia, penyakit, terpapar otak abnormal) zat berbahaya) Disorder Faktor sosial •Pemicu sosial (masalah (pengasuhan (kejadian traumatis, atau maladaptif, stres kronis, dll.) kehilangan orang gangguan dekat) kejiwaan) Faktor psikologis (konflik Arjadi) bawah •Pemicu psikologis sadar, kemampuan (merasa kehilangan mengatasi masalah kontrol, dikhianati) yang buruk, pikiran maladaptif, dll.) 26 Maqhfirah DR, S.Psi, M.Psi, Psikolog 1) Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 1) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Thank You For Attention