PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial di dalam kehidupannya tidak terlepas dari kehidupan
berorganisasi, dimana manusia akan selalu untuk hidup bermasyarakat. Baik dalam
kehidupan di masyarakat maupun didunia kerja, yang mendorong setiap manusia untuk
berinteraksi dengan lingkungannya. Organisasi merupakan alat atau wadah dari sekelompok
mencapai tujuan tertentu wiludjeng (2007) Didalam organisasi sudah pasti, tentunya
memiliki tujuannya, dalam mencapai tujuan tersebut membutuhkan peran sumber daya
manusia,dimana sumber daya inilah yang menjadi titik vital demi mencapai tujuan organisasi.
Sumber daya manusia dianggap vital karena dapat mempengaruhi efisiensi dan
kegiatannya. Menurut Ismail (2010) Sumber daya manusia adalah elemen paling penting
dari organisasi dibandingkan dengan elemen lain, seperti modal, teknologi dan uang, karena
orang mengendalikan orang lain. Apalagi dalam organisasi non-profit seperti Himunan
Mahasiswa Islam, komitmen sumber daya manusia merupakan elemen yang paling
fundamental.
Sangat banyak organisasi di indonesia ini baik itu organisasi profit ataupun
nonprofit ,tentunya baik organisasi prifit ataupun non profit punya visi dan misi nya masing
yang sudah berdiri sejak 5 Februari 1947. Sekilas dengan tahun berdiri tersebut, maka bisa
dipastikan bahwa HMI itu bukan organisasi biasa. Melainkan organisasi yang luar biasa.
Tentu sebagai organisasi mahasiswa yang sudah menempuh puluhan tahun, telah mengukir
banyak sejarah di Indonesia.Pastinya terdapat banyak sekali konflik yang terjadi di dalamnya
Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh pemimpin
pemimpin memiliki peranan yang strategis dalam mencapai tujuan organisasi yang
biasa tertuang dalam visi dan misi seorang pemimpin tersebut. Himpunan Mahasiswa
Islam danbertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi
Allah SWT” dengan tujuan ini dapat dijabarkan tentang peranan Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) dalam membentuk karakter pemuda Indonesia. Suatu visi dan misi sangatlah
berperan dalam pencapaian tujuan organisasi, visi dan misi tersebut dijabarkan dalam
program kerja.
Program kerja tersebut akan menjadi kinerja pengurus organisasi selama satu periode
kepengurusan.
Tabel 1.1
2020. Setiap bulannya kepengurusan menargetkan jumlah kajian ilmiah kepada kader
sebanyak 12 kali. Namun realisasi atas target tersebut berfluktuasi, contohnya pada bulan
januari kepengurusan mampu mencapai target yang telah ditetapkan namun pada bulan
Februari, April, Desember hanya mampu menyelenggarakan kajian ilmiah selama 9 kali
kemdian pada bulan Maret, Mei, September, Oktober, November dapat menyeenggarakan
sebanyak 8 kali, bulan Juni-Juli7 kali, dan pada bulan Agustus mampu menyelenggarakan
Kepemimpinan menjadi faktor penting dalam perwujudan prestasi bawahan, dan salah
satu aktor penting dari proses kepemimpinan adalah perilaku pemimpin tersebutat atau gaya
Menurut Yukl (2010), kepemimpinan transformasional adalah suatu keadaan dimana para
kesetiaan, dan hormat terhadap pemimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan
mempunyai peran sentral serta strategi dalam membawa organisasi mencapai tujuannya.
masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang
lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan . Tentunya dalam suau organisasi terdapat
banyak anggota dengan kepribadian , pikiran , dan tujuan yang berbeda beda oleh karena itu
Seorang pemimpin juga harus bisa menyatukan setiap perbedaan sehingga perbedaan tersebut
tidak menjadi suatu hal yang akan menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya
Salah satu faktor penting dalam kehidupan organisasi adalah terletak pada aspek
pemimpin tersebut mampu mengarahkan bawahannya. Pada dasarnya peran pemimpin dalam
suatu organisasi ialah mengupayakan segala cara agar para bawahan dapat melakukan
pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang sehingga mampu mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Untuk itu organisasi memerlukan pemimpin yang
akan membawa dampak pada motivasi kerja pengurus. Seorang pengurus akan melaksanakan
mengagumi dan percaya terhadap pimpinannya dan juga kurang mengagumi dan juga
Muhammadiyah Malang telah berdiri puluhan tahun dengan kepemimpinan yang berbeda
beda pula seorang pemimpin harus mempunyai gaya kepemimpinan untuk dapat
untuk mengembangkan keterampilan, bakat dan minat dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, sebagai organisasi non-profit dalam proses perjalanan HMI FEB UMM selama satu
periode seharusnya pengurus harus dapat berkerja sama untuk menjalankan dan
menyelesaikan program kerja, namun seringkali terdapat kendala yang tidak dapat di hindari.
Tabel 1.2 Data Absensi Rapat Harian Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat
Dari table 1.2 dapat diketahui Komitmen organisasi pada pengurus Himpunan
Mahasiswa Islam Komisariat Ekonomi UMM adalah tingkat ketidak hadiran pengurs dalam
rapat harian cukup tinggi, seperti pada bulan Januari presentase pengurus yang tidak hadir
sebanyak 31%, Februari dan Mei 46%, Maret dan Oktober 56%, April dan November 53%,
Juni dan Juli 59%, bulan Agustus dan Desemberi 50% dan keditadak hadiran tertinggi
pengurus dalam rapat harian terjadi pada bulan September dengan 65%. Dimana rapat harian
dilakukukan 4 kali selama sebulan tujuan rapat harian ini untuk evaluasi program kerja
selama sebulan
Selain fenomena diatas terdapat juga fenomena komitmen organisasi yaitu kurang dan
UMM hal itu merupakan salah satu kendala yang harus di hadapi. Kendala tersebut sangat
terlihat ketika dalam pertengahan periode, banyak pengurus yang sudah tidak aktif. Setelah di
identifikasi terkait masalah di atas, komitmen pengurus mulai berkurang pada organisasi di
Dilihat dari fenomena yang terjadi dan hasil telaah dari sejumlah penelitian yang
Muhammadiyah Malang memerlukan kajian empiris yang lebih aplikatif dan mendalam yang
diperkirakan mampu memberikan solusi alternatif dari persoalan yang berkaitan tentang
kinerja, gaya kepemimpinan, dan komitmen organisasi. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
berikut:
4. Manakah variabel yang lebih kuat pengaruhnya diantara Gaya kepemimpinan dan
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dibuat untuk membatasi jangkauan penelitian yang akan dilakukan
sehingga penelitian dapat lebih fokus. Batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
Transformasioanal
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
pengurus.
pengurus.
4. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh diantara gaya kepemimpinan dan
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang ,antara lain :
1. Bagi Organisasi
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan terkait
Malang,sehingga dapat digunakan sebagai bahan kajian evaluasi bagi pengurus dalam rangka
penelitian yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan kinerja
pengurus.
BAB II
A. Penelitian Terdahulu
organisasi kerja dan kinerja. Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan acuan dan
perbandingan antara penelitian yang pernah dilakukan. Penelitian terdahulu yang dimaksud
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
No Penulis Judul Metode Hasil Penelitian
&Tahun Analisis
1.Komitmen
1 Laily (2017) Pengaruh gaya
Tabel 3TabelUji
2.1 regresi
Organisasi
kepemimpinan linier
berpengaruh positif
transformasional berganda, Uji
signifikan terhadap
dan komitmen Asumsi
kinerja karyawan
organisasi Klasik
PT.AgungAutomall
terhadap kinerja
2.Gaya
karyawan (Study
kepemimpinan dan,
kasus karyawan
komitmen
bagian kantor
organisasi
pada PT. Agung
berpengaruh
Automall
signifikan terhadap
Pekanbaru)
kinerja karyawan
Automall
OrganisasionalTe organisasional
kinerja karyawan
2.komitmen
organisasi tidak
berpengaruh
terhadap kinerja
karyawan
Sumber : Jurnal Penelitian
Berdasarkan pada tabel 2.1 penelitian terdahulu diatas disebutkan diperoleh perbedaan
dan persamaan antara penelitian yang dilakukan saat ini dan penelitian terdahulu.
a. Perbedaan
yang diteliti. Kemudian adanya perbedaan hasil penelitian Proborini (2016) bahwa
b. Persamaan
Persamaan peneliti sekarang dan peneliti terdahulu adalah pada tema yang diteliti
mengenai gaya kepemimpinan dan komitmen orgnasisasi yang akan dilihat dari pengaruhnya
keadaan kinerja yang sama-sama dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan komitmen
organisasi. Persamaan kedua penelitian terletak pada alat analisis yang digunakan yaitu
B. Tinjauan Pustaka
gunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut akan mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain atau bawahnya. Sedangkan menurut Kartono (2008) gaya kepemimpinan
merupakan sifat, tempramen, kebiasahan dan kepribadian yang bisa membedakan seorang
Tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahanya. Yang artinya gaya
kepemimpinan merupakan perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari keterampilan,
sifat, sikap yang sering diterapkan oleh seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja pengurus atau bawahanya. Berdasarkan dari pengertian para ahli
mengarahkan dan mengendalikan perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan.
kepemimpinan yang luas dikenal dan diakui keberadaanya adalah sebagai berikut :
1) Tipe Otokratik
(pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada
orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki
Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Seorang pemimpin otokratik akan
bawahan dalam proses pengambilan keputusan, tidak mau menerima saran dan pandangan
bawahannya.
Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif
dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas
cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan
cepat berhasil.
3) Tipe Paternalistik
organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan
berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat
melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk,
4) Tipe Kharismatik
tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar
dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut
itu dikagumi. Hingga sekarang, para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa
5) Tipe Militeristik
Pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.
Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam menggerakan bawahannya lebih
sering mempergunakan sistem perintah, senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya,
dan senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan. Menuntut disiplin yang tinggi dan
6) Tipe Pseudo-demokratik
Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik. Tipe
kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap seorang pemimpin yang berusaha
berpura-pura untuk berunding tetapi yang sebenarnya tiada lain untuk mengesahkan saran-
sarannya. Pemimpin seperti ini menjadikan demokrasi sebagai selubung untuk memperoleh
bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Pemimpin ini menganut
7) Tipe Demokratik
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan kerena
bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan
pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian tugas disertai
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap anggota
yang dapat menginspirasi pengikutnya untuk lebih memilih kepentingan organisasi daripada
kepentingan sendiri dan mampu mempunyai pengaruh yang dalam dan luar biasa terhadap
terhadap dirinya serta dapat memotivasi pengikutnya untuk lebih dari yang diharapkan.
mendorong serta mengendlikan bawahanya untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara
antara lain :
1) Pengaruh ideal
Pengaruh ideal dianggap sebagai kombinasi dari pesona dan daya tarik pribadi yang
berkontribusi terhadap kemampuan luar biasa untuk membuat orang lain mendukung visi
2) Motivasi Inspiratif
komunikasi verbal atau penggunaan simbol-simbol yang ditujukan untuk memacu semangat
bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan akan arti penting visi dan misi organisasi
sehingga seluruh bawahannya terdorong untuk memiliki visi yang sama. Kesamaan visi ini
memacu bawahan untuk bekerja samamencapai tujuan jangka panjang dengan optimis.
Sehingga pemimpin tidak saja membangkitkan semangat individu tapi juga semangat tim.
3) Stimulasi Intelektual
untuk memecahkan masalah lama dengan cara yang baru. Pemimpin berupaya mendorong
4) Perhatian Individual
mengajak pengurus untuk jeli melihat kemampuan orang lain. Pemimpin memfokuskan
kinerja pengurus yang tinggi, motivasi kerja bagi pengurus, hasil kerja yang lebih besar, dan
imbalan internal. Hal ini karena gaya kepemimpinan transformasional dapat membantu para
pengurus menjadi lebih percaya untuk mencapai sasaran-sasaran yang ada dan bekerja
sesuai dengan arah yang akan mengarah ke pencapaian sasaran yang lebih tinggi di masa
yang akan datang. Menurut Modiani (2012) menyatakan bahwa Pada setiap tahap dari
Komitmen dapat terbentuk dari berbagai macam hal, baik dari dalam diri
dilakukan.
3. Definisi Kinerja
optimal bila ia mendaptkan manfaat (benefit) dan terdapat rangsangan (inducement) dalam
pekerjaanya secara adil dan masuk akal (reasonable). Teori berkesinambungan diatas
memperlihatkan bahwa kinerja yang optimal akan dapat dicapai jika terdapat rasa keadilan
mencapai tujuan yang disebut juga dengan standar pekerjaan (Job standart). Kinerja
merupakan variable tidak bebas (dependent variable) yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang mempunyai arti dalam penyampaian tujuan organisasional. Artinya kesalahan dalam
pengelolaan pada variabel bebas (independent variable) akan berakibat pada kinerja, baik
maupun penguru adalah hasil pekerjaan seseorang yang dicapai berdasarkan persyaratan-
persyaratan pekerjaan.
a. Indikator Kinerja
dalam suatu organisasi tertentu. Kinerja dapat diukur dengan kuantitas, kualitas dan ketepatan
berikut:
3) Ketepatan waktu adalah sesuai tidaknya pekerjaan yang dilakukan dengan waktu
motivasi, kedisiplinan.
2) Faktor Eksternal: merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang
berasal dari lingkungan. Seperti perilaku sikap, pemimpin, kompensasi, pengalaman kerja.
Dari beberapa faktor di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja pengurus. Dintaranya faktor internal antara lain: kemampuan tinggi,
motivasi, dan kedisiplinan. Faktor eksternal meliputi: perilaku sikap, pemimpin, kompensasi,
dan pengalaman kerja. Faktor-faktor tersebut hendaknya perlu diperhatikan oleh pimpinan
2) Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang pengurus, sehingga mereka termotivasi
untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi
yang terdahulu
dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan yang diembannya
sekarang
pelatihan, khususnya rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada
a) Penyesuaian kompensasi
b) Perbaikan kinerja
Berdasarkan beberapa uraian diatas maka kinerja individual dapat diukur, dimana
pada tingkat individu ini berhubungan dengan pekerjaan, mengacu kepada tanggung jawab
utama. Bidang kegiatan utama atau tugas kunci yang merupakan bagian dari pekerjaan
seseorang. Fokusnya kepada hasil yang diharapkan dapat dicapai seseorang dan bagaimana
kontribusi mereka terhadap pencapaian target per orang, tim, departemen dan instansi serta
mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau
melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi
hal tersebut mungkin tidak disenangi. Menurut Alberto (2015) kepemimpinan berpengaruh
positif kuat terhadap kinerja, juga berpengaruh signifikan terhadap learning organisasi.
Temuan ini memberikan indikasi bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat
berpengaruh terhadap kinerja bawahannya, di samping itu untuk mendapatkan kinerja yang
adanya pengaruh positif gaya kepemimpinan terhadap kinerja kinerja guru di SMA Negeri
Bonet (2009). Bahwa komitmen organisasi merupakan salah satu faktor yang mempunyai
organisasi terhadap kinerja karyawan. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bawah
gaya kepemimpinan dan komitmen terdapat hubungan yang erat dan saling berpengaruh.
kinerja .
D. Kerangka Pikir
mencapai tujuan yang disebut juga dengan standar pekerjaan (Job standart). Kinerja
merupakan variable tidak bebas (dependent variable) yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang mempunyai arti dalam penyampaian tujuan organisasional. Artinya kesalahan dalam
pengelolaan pada variabel bebas (independent variable) akan berakibat pada kinerja, baik
secara negative maupun positif. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disederhanakan
bahwa kinerja karyawan maupun penguru adalah hasil pekerjaan seseorang yang dicapai
gunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut akan mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain atau bawahnya. Sedangkan menurut Kartono (2008) gaya kepemimpinan
merupakan sifat, tempramen, kebiasahan dan kepribadian yang bisa membedakan seorang
pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain. Gaya kepemimpinan yang menunjukan
secara langsung atau tidak langsung. Tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap
strategi, sebagai hasil kombinasi dari keterampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan oleh
Berdasarkan dari pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya
organisasi dan kinerja juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Salihin (2019)
dimana hasilnya menunjukan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi
bersama-sama berpengaruh positf dan signifikan terhadap kinerja guru pada pada SMAN
yang didasarkan pada teori dan penelitian terdahulu. Dari gambaran teori dan beberapa
Gambar 2.2
Gaya
kepemimpinan (X1)
1. Pengaruh Ideal
2. Motivasi
Inspiratif
3. Perhatian
Individual
Kinerja (Y)
1. Kuantitas
2. Kualitas
2. Ketepatan
Waktu
Komitmen
Organisasi (X2)
1. Komitmen
Afektif
2. Komitmen
Normatif
E. Perumusan Hipotesis
rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
Berdasarkan hasil penelitian Proborini (2016); Siti Noor Hidayati (2016); Salihin
(2019) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja. Maka hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian Siti Noor Hidayati (2016); Krisnanda (2014); Andi
(2018) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan lebih berpengaruh dari pada variabel
H3 : Diduga gaya organisasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh lebih dominan
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan untuk menunjang pembahasan dalam penelitian ini,
Malang yang berlokasi di Jl. Terusan, Margojoyo No 1, Jetis, Mulyoagung, Kec. Dau, Kab,
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey, Menurut (Sugiyono, 2015:6) penelitian
survey merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun populasi kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut
sehingga ditemukan kejadian- kejadian relatif, distribusi dan hubungan- hubungan antar
Populasi dalam penelitian iuni adalah seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Islam
Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu Sugiyono (2015:80).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel dipelajari digunakan untuk menarik kesimpulan yang diberlakukan untuk
(2015) apabila populasi penelitian kurang dari 100 maka akan diambil semua sebagai sampel
penelitian, namun apabila lebih maka dapat diambil sampel penelitian dengan menggunakan
teknik sampling. Karena populasi penelitian 32 orang, maka peneliti menggunakan total
sampling yaitu dengan mengambil semua populasi objek penelitian dengan jumlah 32 orang
responden.
Variabel penelitian merupakan suatu atribut berupa sifat-sifat atau nilai dari orang
yang diteliti yang nantinya akan mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk selanjutnya ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu
1. Variable dependent (terikat) dalam penelitian ini adalah kinerja (Y), yaitu Kinerja pengrus
adalah hasil kerja yang dicapai pengurus baik kualitas ataupun kuantitas sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun indikator yang digunakan
meliputi:
a. Kuantitas kerja adalah mampu mencapai target realisasi program kerja kajian ilmiah setiap
b. Kualitas kerja adalah pengurus harus mampu memberikan materi kajian ilmiah sesuai
b. Ketepatan waktu adalah pengurus harus datang tepat waktu ketika diadakan rapat harian.
2. Variabel bebas atau Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah Gaya
tersebut akan mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahnya dengan indikator
sebagai berikut :
1) Pengaruh Ideal : Pemimpin harus mempunyai pesona dan daya tarik agar bawahannya
pengurus secara individual seperti menasehati individu pengurus yang kurang berkontribusi
Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang pengurus memihak pada
suatu organisasi tert entu dan tujuan – tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam
organisasi.
2) Komitmen Normatif : Setiap pengurus harus berada di dalam organisasi karena memang
begitu keadaannya.
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang
diperoleh dari kuisioner yang dibagikan dan berhubungan dengan masalah yang telah ditel.iti
ini.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang berhubungan
langsung dengan masalah yang diteliti. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah dengan cara menyebarkan angket kuesioner kepada para responden yaitu seluruh
Malang, untuk memperoleh data karakteristik kinerja pengrusu, gaya kepemimpinan dan
komitmen organisasi.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen, seperti daftar absensi dan data
keluhan pelanggan. Sugiyono (2009:193). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan kepada responden secara langsung. Daftar pertanyaan dalam kuesioner ini
harus sesuai dengan permasalahan yang diteliti, dan memperoleh data berkaitan dengan gaya
kepemimpinan, komitmen organisasi dan kinerja pengurus pada Himpunan Mahasiswa Islam
G. Teknik Pengukuran
Untuk mendapatkan data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan skala likert
Sugiyono (2010) . Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
(2010:75) menyatakan bahwa skala likert memiliki gradasi 1-5 dengan pilihan jawaban
sebagai berikut:
1. SS (Sangat Setuju) 5
2. S (Setuju) 4
3. CS (Cukup Setuju) 3
4. TS (Tidak Setuju) 2
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006:144) validitas yaitu mempunyai arti sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukut dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument
pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan yang dimaksut
dilakukannya pengukuran tersebut. Dan untuk mengetahui korelasi ini dapat menggunakan
rumus :
N Σ xy−(Σ x )( Σ y )
r xy =
√[ N Σ x ¿ −( Σ x ) ][N Σ y −( Σ y ) ]¿
2 2 2 2
Keterengan :
r xy = Korelasi koefisien
Kriteria dalam pengujian: Apabila r hitung < r tabel maka tidak terdapat data yang
valid sedangkan apabila r hitung > r tabel maka terdapat data yang valid.
2. Uji reabilitas
Uji realibilitas adalah alat uji yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu
hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu instrument dikatakan reliable jika dapat dipercaya
untuk mengumpulkan data penelitian, sehingga mendapatkan hasil yang tetap dan konsisten.
Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas yaitu dengan rumus cronbach alpha
[ ][ ]
2
k Σσ
r= 1− 2 b
(k −1) σ1
Keterangan:
r = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
σb = Varians total
Suatu instrument dikatakan reliabel apabila alpha ≥ 0,06. Jika sebaliknya alpha < 0,06 maka
tidak reliabel.
a. Rentang Skala
Rentang skala adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui bagaimana gaya
Komisariat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. Berikut ini adalah rumus yang
n ( ( m−1 )
Rs=
m
Dimana:
Rs = rentang skala
n = 32
32 ( ( 5−1 )
Rentang skala : Rs= = 26
5
Dengan nilai rentang skala 26 tersebut dapat dibuat tabel penilaian variabel
Tabel 3.2
Skala Organisasi
1) Untuk nilai rentang skala 32-58 menunjukkan nilai variabel gaya kepemimpinan sangat
2) Untuk nilai rentang skala 59-85 menunjukkan nilai variabel gaya kepemimpinan buruk,
3) Untuk nilai rentang skala 86-112 menunjukkan variabel gaya kepemimpinan cukup,
4) Untuk nilai rentang skala 113-139 menunjukkan variabel gaya kepemimpinan baik,
5) Untuk nilai rentang skala 140-166 menunjukan nilai variabel gaya kepemimpinan sangat
Sebelum menganalisis data dengan regresi linier berganda, terlebih dahulu perlu di
lakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah datanya terdistribusi normal, tidak ada
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam
model regresi berdistribusi normal atau tidak Ghozali (2011:160). Untuk menguji suatu
data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan uji
1) Jika signifikansi perhitungan data (Sig) > 5% maka data berdristibusi normal.
2) Jika signifikansi perhitungan data (Sig) < 5% maka data tidak berdristibusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
korelasi atau tidak, suatu model regresi yang baik merupakan suatu model yang tidak
independen. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya
diatas 0,90), maka hal tersebut adalah suatu indikasi bahwa terdapat multikolinieritas.
Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai
VIF ≥ 10 adalah nilai cutoff yang digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinieritas.
Apabila hasil regresi memiliki nilai VIF ≤ 10 maka dapat disimpulkan tidak ada
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
Ghozali, (2011:139).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokoerelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan regresi berganda. Teknik analisis linier
berganda dipergunakan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y). Variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari variabel gaya kepemimpinan (X1)
dan komitmen organisasi (X2) sedangkan variabel terikatnya adalah variabel kinerja
pengurus (Y). Menurut Sugiyono (2009) persamaan analisis linier berganda dapat
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y : Kinerja pengurus
a : Bilangan konstanta
e : Variabel pengganggu
model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali (2012). Nilai koefisien
detrminasi adalah berkisar antara nol sampai satu. Jika koefisien determinasi mendekati 0,
terbatas dan jika koefisien determinasi mendekati angka 1, maka kemampuan variabel-
J. Uji Hipotesis
a. Uji t
Menurut Ghozali (2011), analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh yang
signifikansi pada variabel independen dengan parsial atau individual terhadap variabel
dependen. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y). Variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari variabel gaya
kepemimpinan (X1) dan komitmen organisasi (X2) sedangkan variabel terikatnya adalah
b
t hitung =
Sb
Keterangan:
t hitung = Nilai T
b = Koefisien Regresi
1) Jika t hitung ≤ t tabel . Maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh yang
2) Jika t hitung ≥ t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada pengaruh antara
Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Kurva Normal Uji t
b. Uji F
Menurut Ghozali (2009) Uji F yaitu uji untuk menguji pengaruh secara simultan atau
bersama- sama anatara variabel independen, yaitu gaya kepemimpinan, (X1) dan komitmen
organisasi (X2) terhadap variabel dependen yaitu kinerja pengurus (Y) dengan rumus :
2
R / ( k−1 )
F hitung =
( 1−R2 ) / ( n−k )
Keterangan:
R2 = koefisien determinasi
n = banyaknya sampel
Uji F ini untuk mengujii kesesuaian model secara serentak apakah faktor-faktor X
bersama mempengaruhi faktor Y. Faktor X dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan
(X1) dan komitmen organisasi (X2) secara bersama-sama mempengaruhi kinerja pengurus
(Y).
1) F hitung ≤ F tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak, jadi tidak ada pengaruh yang signifikan
2) F hitung ≥ F tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterim, jadi ada pengaruh yang signifikan anatara
Adapun kurva daerah penerimaan dan penolakan untuk uji F dapat disajikan pada
Gambar 3.2.
Gambar 3.2
Curva Normal Uji F
c. Uji Dominan
Uji dominan digunakan untuk mengetahui variabel mana yang dominan diantara
variabel bebas yang terdiri dari gaya kepemimpinan (X1) dan komitmen organisasi (X2) serta
variabel terikat yaitu kinerja pengurus (Y), maka dilakukan dengan melihat ranking koefisien
regresi yang distrandartkan ( β ¿ atau standartdized of coefficient beta dari masing – masing
variabel bebas yan signifikan. Variabel yang memeiliki koefisien beta terbesaar merupakan