1. PENDAHULUAN.....................................................................................................1
4. LINGKUP PEKERJAAN..........................................................................................3
4.1 Umum.............................................................................................................. 3
4.2 Persiapan........................................................................................................ 3
6. PELAPORAN........................................................................................................11
7. STRUKTUR PERSONIL.......................................................................................12
8. PERALATAN........................................................................................................13
ii
10.2 Akomodasi dan Transportasi.........................................................................14
10.3 COVID-19......................................................................................................15
10.4 Lain-lain.........................................................................................................15
11. PENUTUP......................................................................................................... 15
iii
1. PENDAHULUAN
1
Gambar 2. Kondisi Dermaga Domestik
2
3. Technical Standards and Commentaries for Port & Harbour Facilities in Japan
2002, The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI)
4. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-
2019)
5. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI
1726-2019)
6. Reinforced Concrete, Mechanics and Design, James Macgregor, Prentice Hall,
lnteernational Inc. 1997
7. CSI Analysis Reference Manual for SAP 2000, ETABS, SAFE, Computer and
Structures Inc., Barkeley, California USA, January 2007
8. Pile Design and Construction Practice, 1977, MJ Tomlinson CEng, FICE,
FIStruct
9. Bowles, J.E., 1984, Physical and Geothecnical Properties of Soils, McGraw Hill
Inc., USA
10. DAS, Braja M., (translated by Mochtar N.E. and Mochtar I.B.), 1995, Mekanika
Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid I, Erlangga, Jakarta
11. Terzaghi, K., 1940, Theoretical Soil Mechanics, Wiley, New York
12. Terzaghi, K. and Peck, R.B, 1948, Soil Mechanics in Engineering Practice,
Wiley, New York
13. R.B.J. Brinkgreve., 2007, Plaxis 2D -- versi 8, Delft University of Technology
and Plaxis B.V., Belanda
4. LINGKUP PEKERJAAN
4.1 Umum
4.2 Persiapan
3
b. KONSULTAN diwajibkan menggunakan APO selama melaksanakan survey
dan pengujian lapangan pada struktur Dermaga Domestik.
c. KONSULTAN melakukan pengadaan sarana transportasi untuk operasional
proyek, administrasi proyek, sarana kantor, dokumentasi dan sarana
komunikasi
d. KONSULTAN menyiapkan dan mengajukan rencana kerja dan metode kerja,
jadwal pekerjaan, dan HSSE Plan sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan dari PT. Terminal Petikemas Surabaya.
e. Mobilisasi dan demoilisasi peralatan untuk pekerjaan lapangan. Seluruh
peralatan yang digunakan harus cukup jumlahnya, terkalibrasi, dan telah
diperiksa dan disetujui oleh PT. Terminal Petikemas Surabaya.
4
Jembatan Penghubung termasuk kondisi tiang pancang, pile cap,
expansion joint dan kelengkapan Dermaga Domestik.
Output:
Sampling keretakan pada struktur balok dan lantai dermaga
Kondisi tiang pancang pipa baja dan pile cap dermaga
Kondisi bearing pad
Kondisi expansion joint
Kondisi kelengkapan dermaga
Gambar/Ilustrasi Dermaga
Core Drill dan Compressive Test
Pengambilan benda uji core drill dilakukan secara destructive berdasarkan
ASTM C42. Sample diambil dengan menggunakan mesin core drill dengan
mata bor berdiameter 94 mm. Penutupan kembali bekas core drill dengan
material grouting yang memiliki kekuatan lebih tinggi dari beton eksisting.
Berikut adalah ilustrasi mesin core drill.
Adapun panjang dari sample silinder beton harus sekitar 1.9 sampai 2.1 kali
diameter. Bila melebihi 2.1 kali diameter, maka panjang sample harus
dikurangi, sedangkan bila panjang sama atau kurang dari 1.75 harus
dikalikan dengan faktor koreksi kekuatan tekan sebagai berikut.
5
Pengujian kuat tekan di laboratorium terhadap sample silinder beton, dilakukan
dengan alat Universal Testing Machine (UTM) seperti gambar di bawah ini.
Kuat tekan dari sample silinder beton dilakukan dengan membagi beban tekan
maksimum dengan luas permukaan tekan dari sample. Pengujian tekan
dilakukan sesuai dengan ASTM C39.
Output:
Kuat tekan beton eksisting yang akan digunakan saat permodelan
struktur
Hammer Test
Pengujian hammer test dilakukan sesuai dengan ASTM C 805. Pengujian ini
dilakukan untuk memastikan beton memiliki mutu beton yang seragam.
Pengujian ini diperlukan sebagai data pendukung dari pengujian core drill.
Pengujian core drill dilakukan secara sampling di beberapa titik, sehingga
untuk lokasi-lokasi yang tidak dilakukan pengujian core drill perlu dilakukan
pengujian hammer test untuk mengetahui keseragaman mutu beton. Alat
yang dipergunakan dalam pengetestan ini adalah Schmidt Hammer N_L
series - Hammerlink-Proceq Switzerland seperti gambar di bawah ini.
Output:
Data pantulan hammer yang akan menunjukkan keseragaman mutu
beton
Ultrasonic Pulse Velocity Test
6
Pengujian ini menggunakan alat Ultrasonik Pulse Velocity (UPV) dilakukan
dengan mengacu pada ketentuan ASTM C-597. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan alat ultrasonic pulse velocity milik Pundit seperti
gambar di bawah ini.
Output:
Data kecepatan rambat gelombang yang akan dijustifikasi ke dalam
kualitas beton
Kedalaman retak dari Elemen Struktur Dermaga yang mengalami
retak structural lentur
Pengambilan Sampel dan Pengujian Kandungan Chloride
7
Pengujian kandungan klorida ini dilakukan untuk mengetahui prosentase
klorida yang terdapat di dalam beton. Ketika kandungan klorida beton
meningkat, risiko korosi meningkat. Ketika kandungan klorida pada
permukaan baja melebihi batas tertentu, korosi akan terjadi jika air dan
oksigen juga tersedia. Pengambilan sampel akan dilakukan dengan
menggunakan bor tangan (seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini)
pada kedalaman 0-3, 3-5 dan 5-8 cm.
Sampel yang telah didapatkan akan diuji kandungan klorida sesuai ASTM C
1218.
8
dilakukan pada elemen struktur. Adapun alat yang digunakan adalah
Rebar Locator Proceq Provometer 6 tipe S.
Dengan alat ini tebal penutup atau se!imut beton dapat terukur dengan jelas
sehingga tinggi effektif dari struktur beton bertulang dapat ditetapkan dan
tinggi efektif dipakai sebagai dasar untuk melakukan analisa kemampuan
penampang dari struktur beton bertulang tersebut. Selain itu konfigurasi
dan diameter tulangan terpasang juga dapat diketahui melalui pengujian
ini.
Output:
Data diameter konfigurasi dan ketebalan selimut beton yang akan
digunakan pada analisa struktur.
Corrosion Test (Half Cell Potential)
Selain pengujian kanduangan klorida untuk mengetahui seberapa dalam
klorida telah masuk ke dalam beton, diperlukan pula pengujian potensi
korosi untuk mengetahui apakah korosi sudah terjadi terutama pada
daerah-daerah dengan lebar retak yang cukup besar. Pengujian ini
dilakukan juga pada daerah-daerah yang tidak dilakukan uji kandungan
klorida sehingga data kondisi korosi pada Jembatan Penghubung
didapatkan dengan komprehensif. Pengukuran nilai potensial terjadinya
korosi menggunakan metode pengukuran nilai half cell potential dari
tulangan yang terpasang. Dalam metode ini pengukuran berdasarkan nilai
potensial yang terjadi pada permukaan beton yang dihubungkan dengan
kondisi korosi baja yang terdapat di dalam beton. Pengukuran
menggunakan alat bantu GANIN+ Corrosion Analyser buatan PROCEQ.
9
Gambar 9. Ilustrasi Alat Half Cell Potential
Yang mana pada dasarnya alat ini mengukur perbedaan nilai half cell potential
pada permukaan beton dengan elektroda standard adalah Cupri Sulfat
(CuS04). Adapun sesuai dengan standard ASTM C 876, hubungan nilai
potensial tulangan dengan kemungkinan terjadinya korosiadalah seperti
pada tabel berikut.
Output:
Mapping nilai potensial yang menunjukkan probabilitas korosi
Pada pekerjaan ini semua pengujian akan dilakukan dengan teknik sampling.
Adapun jumlah titik-titik pengambilan sampel dan pengujian sebagai berikut:
Visual Observation : Keseluruhan Dermaga Domestik
Core Drill dan Compressive Test : 10 Titik
Hammer Test : 20 Titik
Ultrasonic Pulse Velocity Test : 10 Titik
Chloride Content Sampling : 10 Titik
Pengujian Kandungan Chloride : 10 Titik
Rebar Scan : 30 Titik
Corrosion Test (Half Cell Potential) : 30 Titik
10
Kajian dan analisa struktur dilakukan berdasarkan hasil pengujian lapangan untuk
menentukan kondisi eksisting dari Dermaga Domestik. Kajian dan analisa
struktur dilakukan berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku. Kajian dan
analisa struktur dilakukan dengan meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Penggambaran Geometri
2. Pembebanan
3. Analisa Struktur
4. Evaluasi Hasil Analisa
1Persiapan Pekerjaan
2Pengujian Dermaga Domestik
Perhitungan Struktur dan Metode
3
Perbaikan
11
4Dokumen Tender (RKS, Gambar & RAB)
6. PELAPORAN
a. Final Report akan dilakukan di akhir kontrak dan memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Laporan akhir hasil survey lapangan
2. Laporan Kajian dan Analisa Struktur termasuk rekomendasi perbaikan
3. Dokumen Tender meliputi Gambar, Rencana anggaran Biaya dan Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
b. Laporan final akan diserahkan/dipresentasikan di hadapan pemberi kerja untuk
direview dan disetujui sebagai laporan resmi telah selesai pekerjaan.
Laporan yang diserahkan baik interim maupun final report terdiri dari:
a. Hard Copy : 1 Original dan 2 Copy
12
b. Soft Copy : 1 Copy menggunakan Flash Disk OTG
7. STRUKTUR PERSONIL
Selama pelaksanaan Pekerjaan Assesmen dan Analisa Perbaikan Struktur
Dermaga Domestik PT Terminal Petikemas Surabaya akan ditugaskan personil
dengan nama dan jabatan sebagai berikut:
Tabel 6. Kualifikasi Personil
No Nama Jabatan
DR. Wahyuniarsih Sutrisno, ST.,
1 Ahli Sipil Struktur (Team Leader)
MT.
2 Teddy Yustiono, ST., MT. Ahli Sipil Beton
3 Adriyan Candra Purnama, ST., MT. Asisten Ahli Sipil Struktur
4 Candra Gunawan, ST. Drafter
8. PERALATAN
a. Pada prinsipnya, semua bahan-bahan/material dan alat-alat kerja yang
dibutuhkan oleh KONSULTAN harus disediakan sendiri oleh KOSULTAN.
b. Jumlah alat, bahan maupun tenaga kerja yang diperlukan setiap saat harus
sesuai dan menjamin terselenggaranya PEKERJAAN menurut rencana, dan
setiap saat harus dapat dibuktikan kebenarannya (peralatan milik sendiri), hal
tersebut berlaku pula bagi mutu dari alat, bahan/tenaga kerja yang dimaksud.
c. Pengaturan tempat penimbunan material (lay down area), alat-alat, bangunan
sementara, dan lain-lain dilokasi pekerjaan ditetapkan oleh PT Terminal
Petikemas Surabaya dengan mempertimbangkan usulan dari KONSULTAN.
d. Bahan-bahan/alat-alat/barang-barang di luar keperluan untuk PEKERJAAN
dilarang dimasukkan dalam area/gudang untuk PEKERJAAN termaksud.
e. Sebelum memulai Pekerjaan KONSULTAN harus mengusulkan tipe,
spesifikasi dan jumlah peralatan (termasuk peralatan pendukung) untuk
disetujui oleh PT. Terminal Petikemas Surabaya.
f. Peralatan kapal untuk kebutuhan survey disediakan oleh KONSULTAN
g. Peralatan yang harus disediakan oleh KONSULTAN untuk Assessment
Struktur Dermaga Domestik harus mencakup tapi tidak terbatas pada
• Coring Machine for Core Drill
• Rebound Hammer Test
• Rebar Test
• Half Cell for Corrosion Testing
• Hand Drill machine untuk pengambilan sample Chloride Content
13
• Ultrasonic Pulse Velocity
h. Peralatan yang harus disediakan oleh KONSULTAN untuk HSSE harus terdiri
tapi tidak terbatas pada:
• Life Jacket
• Pakaian Overall
• Safety shoes
• Safety glasses
• Safety helmet
• Hand gloves.
• Kotak P3K
i. Peralatan penunjang lainnya yang harus disediakan oleh KONSULTAN harus
terdiri tapi tidak terbatas pada:
• Digital Camera
14
9.3 Jaminan Kerahasiaan
10.3 COVID-19
Merujuk kepada:
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 Tentang
Penetapan Bencana Nona lam Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) Sebagai Bencana Nasional.
b. Keputusan Kepala Sadan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 9A
Tahun 2020 Tentang Penetapan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana
Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia.
c. Keputusan Kepala Sadan Nasional Penanggulangan Sencana Nomor 13A
Tahun 2020 Tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana
Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia.
d. Protokol COVID-19 PT. Terminal Petikemas Surabaya
Biaya terkait clearance Protokol COVID-19 menjadi tanggungjawab KONSULTAN
10.4 Lain-lain
15
11. PENUTUP
Guna kelancaran dan kesempurnaan pekerjaan dari assesmen Struktur
Dermaga Domestik Terminal Petikemas Surabaya (TPS), pihak konsultan akan
selalu berkoordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan ini untuk
tercapainya tujuan yang mencakup segala kebutuhan yang diinginkan.
16
17