P-ISSN: 2406-9582
E-ISSN: 2581-2564
DOI: 10.30868/at.v6i02.1634
ABSTRACT
The Prophet's Hadith teaches halal lifestyle, including halal cosmetics. This study aims
to discuss the hadith of halal cosmetics as health. This study uses a qualitative approach
through the method of takhrij and syarah hadith analysis of contemporary issues. The
results of this study found that the quality status of the halal cosmetic hadith was
assessed as hasan li ghairihi, in the sense of maqbul and ma'mul bih for Muslim
practice. The conclusion of this study is the hadith of the Prophet about halal cosmetics
emphasizes health rather than beauty. This study recommends to consumers, especially
manufacturers and regulators to emphasize clean, healthy, and safe guarantees for
halal cosmetic products in the world view of the halal lifestyle landscape.
Keywords: hadith, halal, cosmetics, lifestyle
ABSTRAK
Hadis Nabi Saw mengajarkan halal lifestyle termasuk halal cosmetic. Penelitian ini
bertujuan membahas hadis kosmetika halal sebagai kesehatan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode takhrij dan syarah hadis analisis isu
kontemporer. Hasil penelitian ini menemukan status kualitas hadis kosmetika halal
dinilai hasan li ghairihi, dalam arti maqbul dan ma’mul bih bagi amalan muslim.
Kesimpulan penelitian ini adalah hadis Nabi saw tentang kosmetika halal lebih
menekankan kesehatan daripada kecantikan. Penelitian ini merekomendasikan kepada
konsemen, khususnya produsen dan regulator untuk menekankan jaminan bersih, sehat,
dan aman pada produk kosmetika halal dalam lanskap pandangan dunia halal lifestyle.
Kata kunci: hadis, halal, kosmetik, lifesyle
217
A. PENDAHULUAN pandangan dunia halal lifestyle
Permintaan produk halal cosmetics (Adinugraha & Sartika, 2019). Islam
dari 2,4 miliar konsumen muslim di seperti diajarkan Nabi Saw. sangat
seluruh dunia terus mengalami menekankan halal lifestyle untuk
peningkatan signifikan (Sugibayashi et manifestasi kesehatan, termasuk perkara
al., 2019). Konsumsi kosmetik halal kosmetika (Aziz & Ahmad, 2018). Oleh
global mengalami peningkatan sebesar karena itu, ajaran Nabi Saw. tentang
4,9 persen tahun 2018 mencapai USD 64 kosmetik halal perlu pengkajian bagi
miliar dimana Indonesia menjadi negara pengayaan khazanah Islam.
kedua sebagai konsumen kosmetik halal Sejumlah ahli telah melakukan
global dengan total pengeluaran USD 4 penelitian terkait kosmetik halal
miliar (Sholikhah et al., 2021). sebagaimana dalam tinjauan pustaka ini.
Peningkatan konsumen kosmetik halal Antara lain Choirunnisa, R., &
disebabkan beberapa hal, pertama, Firmansyah, E.A. (2021), “Muslim
bisnis dengan labelisasi halal Consumer Behavior and Purchase,”
(Choirunnisa & Firmansyah, 2021), Ekonomika Syariah: Journal of
kedua, sertifikasi halal (Nur & SAPIR, Economic Studies. Penelitian kuantitatif
2021), dan ketiga, tingkat religiusitas ini menemukan keputusan pembelian
(Awalia & Lahuri, 2021). Sebagian produk kosmetik halal dari konsumen
berpendapat, kosmetik halal merupakan muslim di Jawa Barat dipengaruhi oleh
atribut kecantikan sesuai ajaran Islam faktor labelisasi halal. Kesimpulan
(Maria, 2020). Namun, sebagian lagi penelitian ini adalah bisnis kosmetik
memandang halal sebagai konsep label halal sangat kuat mempengaruhi
universal bukan eksklusif individu perilaku konsumen (Choirunnisa &
muslim (Hashim et al., 2019; Salahuddin Firmansyah, 2021). Nur, I., & Sapir,
et al., 2017), dimana halal berarti bersih, A.S.M.D. (2021), “Halal Cosmetic
sehat, dan aman (Kusumaningtyas, Awareness among College Students in
2018). Pandangan ini menegaskan, Malaysia,” International Journal of
industri kosmetik halal bukan semata- Business and Economic Studies.
mata urusan kecantikan, melainkan lebih Penelitian ini menerapkan pendekatan
menekankan kesehatan dilandasi kuantitatif hingga ditemukan
Lahir/
Rawi Komentar Ulama
No. Wafat Negeri Kunyah Kalangan
Sanad
L W - +
Hind binti
Abi
62 Ummu
1 Umayyah Madinah Shahabat
H. Salamah
bin al-
Mughirah
Tidak
2
diketahui
Ibnu Hajar Tabi'in
Ummu
Ummu al- (Tidak
3 Hakim
Hakim Asqalani: jumpa
binti Usaid
Tidak Shahabat)
Ahmad bin
Hanbal:
Tsiqah
Abu Hatim:
Tsiqah
Yahya bin
Ma’in:
Tsiqah
Bukair bin Al-Ajli:
Tabi’in
Abdullah 122 Abu Tsiqah
5 Maru kalangan
bin al- H. Abdullah An-Nasa’i:
biasa
Asyajj Tsiqah
tsabat
Ibnu Hajar:
Tsiqah
Ibnu
Hibban:
Disebutkan
dalam al-
tsiqah
Ahmad bin
Hanbal:
Tsiqah
An-Nasa’i:
Laisa bihi
ba’sa
Abu Hatim:
Shalihul
Yahya Hadits
Makhrama Tabi’in
Abu al- bin Ibnu
h bin 159 (Tidak
6 Madinah Musaww Ma’in: Hibban:
Bukair bin H. jumpa
ir Dhaif Disebutkan
Abdullah Shahabat)
dalam al-
tsiqah
Ibnu Sa’d:
Tsiqah
As-Saji:
Shaduq
Ibnu Hajar
al-Asqalani:
Shaduq
Yahya bin
Tabi’ut
Abdullah Abu Ma’in:
197 tabi’in
7 bin Wahab Maru Muham Tsiqah
H. kalangan
bin Muslim mad Al-Ajli:
biasa
Tsiqah
Tabel 1 adalah daftar rawi dan sanad ulama beragam mencakup penilaian
hadis riwayat Imam an-Nasa’i Bab negatif (jarh) dan positif (ta’dil). Semua
Wanita Berkabung. Pada tabel tersebut ulama memberikan komentar positif
terdapat matrik rawi-sanad, tahun lahir kecuali penilaian negatif (jarh) terhadap
dan wafat, negeri, kunyah (panggilan), Makhramah bin Bukair bin Abdullah
komentar ulama, dan kalangan. Hadis ini yakni disebut dhaif oleh Yahya bin
diriwayatkan oleh 9 (sembilan) orang Ma’in.
rawi (periwayat), sejak asal sanad (rawi
pertama) yaitu Asma Binti ‘Umais 3. Kualitas Hadis Kosmetika Halal
(kalangan Shahabat) sampai mudawin Syarat hadis dinilai berkualitas
(rawi terakhir) yakni Ahmad bin Syu'aib sahih bila rawi adil dan dhabit, sanad
al-Khurasany yang dikenal An-Nasa’i bersambung (muttasil), matan hadis
(215-300 H.). Menurut ilmu hadis, rawi tidak janggal, dan matan hadis tidak
terakhir adalah sanad pertama sedangkan cacat (Darmalaksana, 2018, 2020d).
rawi pertama ialah sanad terakhir. Pada tabel 1 tampak Yahya bin Ma’in
Beberapa periwayat tidak diketahui menilai Makhramah bin Bukair bin
tahun lahir dan tahun wafat. Bahkan, ada Abdullah sebgai dhaif. Dengan
periwayat yang sama sekali tidak demikian, rawi pada jalur sanad ini tidak
diketahui (Tabel 1 No. 2). Komentar seluruhnya adil dan dhabit yang dapat