Anda di halaman 1dari 9

PUTUSAN

Nomor : 925/Pid.B/2019/PN.Son

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


Pengadilan Negeri Sorong yang mengadili perkara pidana dengan
acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi dan Terdakwa serta
memperhatikan alat bukti surat dan barang bukti yang diajukan di
persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
Setelah mendengar permohonan Terdakwa yang disampaikan secara
lisan pada pokoknya menyatakan Terdakwa telah menyesali perbuatannya
dan tidak akan mengulagi lagi perbuatan tersebut, memohon kepada Majelis
Hakim untuk menjatuhkan hukuman seringan-ringannya;
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap
permohonan Terdakwa yang disampaikan secara lisan;
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa
menyatakan telah mengerti dan mengajukan keberatan;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum
telah mengajukan Saksi-saksi yang keterangan sudah tertera dalam berita
acara sidang dan serta merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan
putusan ini;
Menimbang bahwa Penuntut Umum untuk membuktikan dakwaannya
juga telah mengajukan alat bukti dalam persidangan dan sudah tertera dalam
berita acara sidang dan serta merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan putusan ini:
Menimbang, bahwa Terdakwa Fazuk Mahatin Igbonefo di
persidangan telah memberikan keterangan yang sudah tertera dalam
berita acara sidang dan serta merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan putusan ini
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang
diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
- Bahwa benar Terdakwa dengan rencananya merenggut nyawa
seseorang seperti dimulai dari penculikan, penyekapan, perang
dengan aparatur negara.-------------------------------------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa diangkat menjadi ketua Organisasi Papua
Merdeka (OPM) pada tanggal 21 Januari 2019 yang juga dihadiri oleh
anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).-----------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa setelah diangkat menjadi ketua Organisasi
Papua Merdeka (OPM) Terdakwa memberikan tugas kepada Alex
Jimbaliong Martinus untuk memberikan surat edaran kepada Kepala
Desa, yang dimana itu sudah menjadi rencananya untuk melakukan
penyekapan dan penculikan sebagai tahap awal dalam melakukan
aksi.----------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa melakukan pembelian pebelian kelengkapan
persenjataan baik laras panjang maupun laras pendek secara illegal
yang dibeli di situs deep web “The Union Hell” (TOH) untuk melakukan
perang dengan PBB, TNI, dan Polri.----------------------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa melakukan pengancaman, penodongan dan
penyekapan kepada Kepala Desa pada saat pertemuan dengan
Kepala Desa tanggal 15 Juni 2019 untuk membicarakan alokasi
pencairan dana desa dari pemerintah tetapi mayoritas Kepala Desa
menolak rencana dari Terdakwa dan Organisasi Papua Merdeka
(OPM).------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa yang melakukan aksi penculikan terhadap
Kepala Suku serta beberapa masyarakat pada tanggal 20 Juli 2019
yang bertempat di Desa Kinam, kemudian korban dibawa ke markas
Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang sebelumnya sudah ada para
Kepala Desa yang disandera.------------------------------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa pada tanggal 08 Juli 2019 menerima uang
sebesar Rp. 250.000.000.000 (dua ratus lima puluh miliar rupiah)
untuk pembelian kelengkapan senjata Organisasi Papua Merdeka
(OPM).------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa melakukan rapat dengan anggota inti
Organisasi Papua Merdeka (OPM) tanggal 15 Juli 2019 yang dihadiri
oleh Igianus Ganesha Rama, Stella Novianty, dan Alex Jimbaliong
Martinus. Pada rapat tersebut mereka membahas aksi Makar kepada
pemerintahan Papua agar menyetujui pemisahan Papua dari
Indonesia;--------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa memberi tugas dan memerintahkan anggota
Organisasi Papua merdeka (OPM) yaitu Igianus Ganesha Rama,
Stella Novianty, dan Alex Jimbaliong Martinus yang diperintahkan oleh
Terdakwa pada saat rapat yang di adakan pada taggal 15 Juli 2019
yaitu Igianus Ganesha Rama sebagai bagaian provokasi untuk
masyarakat agar ikut andil dan satu suara untuk mendukung aksi
makar, Stella Novianty membuat flyer, dan Alex Jimbaliong Martinus
sebagai orang yang menggerakan aksi makar
tersebut;---------------------
- Bahwa benar Terdakwa dan sekelompok separatis Organisasi Papua
Merdeka (OPM) mengibarkan bendera Bintang Kejora, di lapangan
Timika Indah, Kabupaten Mimika, Papua yang dihadiri oleh Terdakwa
dan sebagian anggota dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) sekitar
112 orang;--------------------------------------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa dan seluruh anggota Organisasi Papua
Merdeka (OPM) pada tanggal 20 Agustus 2019 selain mengibarkan
bendera Bintang Kejora pada makar tersebut, Terdakwa dan seluruh
anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pula melancarkan aksi
penyebaran propaganda melalui media selebaran berupa flyer, dan
mobilisasi demonstrasi di Paniai, Papua. Disaat demonstrasi, terjadi
kisruh antara Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan aparatur
Negara yaitu Polisi dan TNI, aksi Organisasi Papua Merdeka (OPM)
dari mulai membakar ban, melempari aparatur dengan bebatuan,
melukai 4 orang anggota TNI yaitu Mayjen TNI Sriyanto Rizal, Mayjen
TNI Tibati Amirul Raya, Mayjen TNI Rasyid Muchidi, dan Mayjen TNI
Hasan Yoman, dan kemudian demonstrasi tersebut dibubarkan
dengan penembakan gas air mata oleh kepolisian yang membuat para
anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) melarikan diri ke daerah
yang bernama Menara Air Kota Biak, Papua Barat;--------------------------
- Bahwa benar Terdakwa menyiapkan persenjaataan untuk
memberontak kepada aparatur Negara menunggunakan senjata api
laras panjang yang bernama SCAR-L, dan Dragunov. Pemberontakan
tersebut diketuai oleh Terdakwa dan melakukan penyerang kepada
kantor bupati Papua dengan tujuan agar bupati Papua mendukung
penuh rencana pemisahan wilayah Papua dari
Indonesia;------------------
- Bahwa benar Terdakwa setelah rapat selesai merencanakan untuk
membahas strategi yang akan digunakan untuk membuat kericuhan
besar dengan TNI, Polri, dan PBB yang dimana Terdakwa dan
Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyiapkan segala keperluan
persenjataan, perlindungan agar tidak terlukai oleh TNI, dam Polri, dan
menculik Kepala Desa Sorong yang sempat kabur karena rencana
penculikan ini bisa memprovokasi PBB, TNI, Polri untuk masuk ke
dalam jebakannya di markas besar Organisasi Papua Merdeka (OPM)
yang bertempat di Kampung Malawale, Kecamatan Aimas, Kabupaten
Sorong, Papua Barat.-----------------------------------------------------------------
- Bahwa benar Terdakwa menculik kembali Kepala Desa Sorong, yang
dimana istri Kepala Desa Sorong langsung melaporkan kepada
anggota PBB yang sedang berjaga, sehingga PBB memerintahkan
TNI, dan Polri untuk bersatu menyergap ke markas besar Organisasi
Papua Merdeka (OPM). Yang dimana akhirnya kerisuhan besar antara
anggota PBB, TNI, dan Polri dengan anggota Organisasi Papua
Merdeka (OPM) melakukan aksi saling menembak, yang
mengakibatkan timbulnya korban sebanyak 500 orang.---------------------
- Bahwa benar Terdakwa melakukan penembakan kepada Kepala Desa
Sorong pada saat kerisuhan dan peperangan terjadi pada tanggal 15
September 2019 yang mengakibatkan korban meninggal Dunia.--------

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan


mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas,
Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan
kepadanya;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum
dengan dakwaan kombinasi sebagaimana diatur dalam:
- Pasal 106 KUHP tentang Tindak Pidana Makar Jo. Pasal 55 ayat
(1) ke 1 KUHP;
- Pasal 108 Ayat (1) Angka 1 KUHP tentang Tindak Pidana
Pemberontakan kepada Pemerintah Indoensia menggunakan
senjata Api Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP;
- Pasal 340 KUHP tentang Tindak Pidana Pembunuhan Berencana
Jo. Pasal 55 ayat (1) KUHP;
- Pasal 328 KUHP tentang Penculikan Jo. Pasal 55 Ayat (1) ke- 1
KUHP.
Yang unsur-unsurnya telah terdapat dalam tuntutan dan dianggap
menjadi satu bagian dalam putusan ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan analisa hukum terhadap fakta-fakta
hukum di atas maka Majelis Hakim menemukan bahwa Terdakwa
ternyata telah melakukan aksi pemberontakan yang ditandai dengan
adanya penyerangan terhadap Aparatur Negara hingga menyebabkan
tiga orang meninggal dunia dan lainnya luka-luka karena terjadinya
penembakan oleh Terdakwa.
Menimbang, bahwa berdasarkan analisa hukum terhadap fakta-fakta
hukum di atas maka Majelis Hakim menemukan bahwa Terdakwa
ternyata telah melakukan aksi pemberontakan yang ditandai dengan
adanya penculikan serta penyekapan terhadap para Kepala Desa di
Papua. Aksi penculikan dan penyekapan ini disebabkan oleh tidak
setujunya para Kepala Desa dengan rencana yang Terdakwa ajukan.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas
Majelis Hakim berpendapat telah cukup alasan untuk menyatakan bahwa
unsur ”Melakukan Pemberontakan dan Penyekapan serta Penculikan”
dalam perkara ini telah terpenuhi menurut hukum;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 108 ayat (1)
KUHP dan Pasal 328 KUHP telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah
dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana sebagaimana didakwakan;
Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak
menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban
pidana, baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka
Terdakwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung
jawab, maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah
dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa
penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari
pidana yang dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan
terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan
agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terdapat barang bukti, sehingga
perlu dipertimbangkan mengenai status hukum barang bukti dalam
perkara ini;
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa,
maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan
dan yang meringankan Terdakwa;
Hal-hal yang memberatkan:-----------------------------------------------------------
- Sebagai seorang Ketua Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang
seharusanya menjadi panutan, tetapi justru melakukan dengan
sengaja perbuatan melawan hukum;----------------------------------------------
- Bahwa Terdakwa merupakan otak rencana Pemberontakan dan
Penyekapan serta Penculikan yang terjadi;-------------------------------------
Hal-hal yang meringankan:------------------------------------------------------------
- Terdakwa belum pernah menjadi tersangka/Terdakwa dalam perkara
pidana;------------------------------------------------------------------------------------
- Dalam memberikan keterangan di persidangan, Terdakwa
memberikan keterangan yang tidak berbelit-belit;-----------------------------
- Bahwa dalam proses persidangan, Terdakwa bersikap
sopan-------------
- Bahwa Terdakwa mengakui seluruh perbuatannya---------------------------
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas kami Penuntut Umum dalam perkara
ini:-----------------------------------------------------------------------------------------------

MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa Fazuk Mahatin Igbonefo, terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pemberontakan
dan Penyekapan serta Penculikan” sebagaimana dalam dakwaan
Penutut Umum;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 15 (lima belas) tahun dengan denda sebesar Rp.
10.000.000.000,- (Sepuluh Miliar Rupiah) dengan ketentuan jika denda
tidak dibayar diganti dengan masa kurungan 3 (tiga) tahun 11
(sebelas).
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp 50.000,00,- (lima puluh ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Sorong, pada hari Senin, tanggal 14 Desember 2020,
oleh Dasmen, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua, Surti, S.H., M,H., dan
Helmi, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana
yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal
yang sama, oleh Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota
tersebut, dibantu oleh Novia Ramadanty, S.H., Panitera Pengganti pada
Pengadilan Negeri Sorong, serta dihadiri oleh Meta Triandini, S.H., M.H.,
Penuntut Umum dan Terdakwa.
Hakim-hakim Anggota, Hakim Ketua,

Surti, S.H., M.H., Dasmen, S.H., M.H.

Helmi, S.H. M.H.,

Panitera Pengganti,
Novia Ramadanty, S.H.

Anda mungkin juga menyukai