T
NO. UKG/NIM : 201501597570/22530299046
Mapel : OTOMOTIF
Unit Kerja : SMKN 1 Gunungguruh
- Kesulitan belajar siswa 1. Wawancara Teman Sejawat: Dari hasil wawancara dan literatur
pada materi Engine M. Zaki, S.T (Guru Otomotif SMKN 1 Gunungguruh) serta observasi yang telah diamati
management system Faktor penyebab kesulitan belajar pada materi EMS (engine management di sekolah kami terkait
Konvensional system), diantaranya: konsentrasi belajar bisa terjadi
1) Adanya rasa takut salah dalam melakukan pengukuran karena beberapa faktor,
2) Ada trauma yang diakibatkan kesalahan pengukuran seprti takut alat rusak diantaranya
atau komponen sensor yang diukur rusak 1. Suasana kelas seperti dari
3) Langkah-langkah pembelajaran yang tidak tepat pencahayaannya, suhunya
4) Kurangnya kreativitas dari guru yang kadang terlalu tinggi, dan
5) Sarana pembelajaran yang kurang keadaan disekitarnya.
2. Wawancara Pakar: 2. Pembelajaran yang di berikan
Ajeng Trisnasasti, M. Pd. (Guru Bahasa Indonesia, Pengajar Praktik guru cenderung membosankan
CGP, ) 3. Bersumber dari dirinya
Faktor penyebab siswa kesulitan dalam pembelajaran, diantaranya: sendiri, bisa karena lapar,
1) Tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan teknik pembelajaran kurang tidur, kondisi tubuh
dengan benar yang sedang tidak baik atau
2) Kurangnya kemauan peserta didik dalam melakukan kegiatan bahkan banyak pikiran.
pembelajaran
3) Tidak dibiasakan untuk belajar baik disekolah maupun dirumah
4) Adanya rasa ragu-ragu
5) Guru memberikan model pembalajaran yang kurang tepat tanpa
melihat konsisi kemampuan dasar siswa pada materi yang sama
6) Sarana yang kurang menunjang proses pembelajaran
2) Wawancara Pakar:
Riski Yanti, S.Pd (Guru BP/BK)
Faktor hilangnya konsentrasi belajar diantaranya:
1) Banyak pikiran
2) Belum sarapan atau lapar
3) Kurang tidur
4) Situasi pembelajaran yang membosankan
5) Lingkungan yang tidak nyaman
3 RELASI GURU DENGAN Kajian Literatur: Dalam proses pembelajaran tentu
SISWA Menurut Abu Ahmadi (2009) relasi guru dengan siswa harus
4. Perhatian guru terhadap Faktor yang mempengaruhi perhatian: berjalan dengan baik. Guru harus
siswa masih belum 1. Pembawaan selalu perhatian dengan siswa,
maksimal atau merata 2. Latihan dan kebiasaan begitupun sebaliknya. Namun
3. Kebutuhan saya mengakui belum sepenuhnya
4. Kewajiban menaruh perhatian yang merata
5. Keadaan jasmani kepada semua siswa. Faktor yang
6. Suasana jiwa mempengaruhinya diakibatkan
7. Suasana di sekitar karena:
8. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri 1. Suasana atau pembawaan
guru pada saat itu, jika
suasana hatinya sedang
kacau tentu mereka enggan
untuk memperhatikan
siswanya, mungkin kesal
dengan siswa, dan lain
sebagainya.
1. Wawancara Teman Sejawat: 2. Guru biasanya hanya
Riski Yanti, S.Pd. (Guru BP/BK SMKN 1 Gununggurh) memperhatikan siswa yang
Faktor yang menyebabkan guru belum menaruh perhatian kepada semua aktif, atau bahkan
siswa diantaranya: bermasalah saja, padahal
1) Alokasi waktu yang sebentar membuat kebersamaan guru dengan siswa siswa yang berada di tengah-
tidak maksimal tengahnya juga
2) Guru hanya memperhatikan siswa yang menonjol baik menonjol secara membutuhkan perhatian dari
postif maupun negatif guru.
3) Kesalahan teknik Guru saat pendekatan dengan siswa
4) Suasana hati guru ynag kadang terbawa ketika melakukan pendekatan
terhdap peserta didik
2. Wawancara Pakar
Ade Rizal, S, Pd. (Wakasek Kesiswaan)
Faktor yang menyebabkan guru belum menaruh perhatian kepada semua siswa
diantaranya:
1) Siswa terlalu banyak
2) Guru hanya terfokus kepada siswa yang aktif
3) Pembawaan guru yang masih memiliki sifat cuek
4 PEMAHAMAN/ Kajian Literatur: Dari hasil wawancara dan literatur
PEMANFAATAN MODEL- Menurut Hamzah B. Uno, Dan Nurdin Mohammad (2012): serta observasi yang telah diamati
MODEL PEMBELAJARAN Faktor penghambat yang mempengaruhi kreativitas guru adalah: di sekolah kami. Metode
INOVATIF (1) Malas berfikir, bertindak, berusaha, dan melakukan sesuatu, pembelajaran harus sesuai dengan
BERDASARKAN (2) Implusif, kebutuhan siswa. Guru harus
KARAKTERISTIK (3) Anggap remeh karya orang lain, mampu membedakan kebutuhan
MATERI DAN SISWA (4) Mudah putus asa, cepat bosan, tidak tahan uji, siswa nya. Faktor penyebab guru
5. Guru belum maksimal (5) Cepat puas, belum maksimal dalam
mengimplementasikan (6) Tidak berani tanggung risiko, memanfaatkan metode
model-model pembelajaran (7) Tidak percaya diri, pembelajaran diantaranya:
inovatif (8) Tidak disiplin, 1. Guru belum memahami
(9) Tidak tahan uji. mengenail model-model
1. Wawancara Teman Sejawat: pembelajaran inovatif
Yunita Utari, S. Pd, Gr (Guru Matematika dan staf kurikulum SMKN 1 2. Guru tidak percaya diri untuk
Gunungguruh) mengimplementasikan model-
Faktor yang menjadi alasan guru belum mengimplementasikan model-model model pembelajaran inovatif.
pembelajaran inovatif diantaranya: 3. Guru tidak mau ambil pusing,
1) Guru belum memahami secara mendalam tentang model-model sudah nyaman dengan model
pembelajaran inovasi. pembelajaran yang biasa di
2) Merasa belum siap untuk mengaplikasikan model-model pembelajaran gunakan
inovasi dengan karakteristik anak yang berbeda-beda.
3) Memakan waktu yang lama, sementara biasanya guru ingin segera
mengajarkan teknik gerakannya.
2. Wawancara Pakar:
Rika Marlina, S.Pd. (Wakasek. Kurikulum)
Faktor yang menjadikan guru belum mengimplementasikan model-model
pembelajaran inovatif diantaranya:
2) Guru belum memahami secara menyeluruh terkait model pembelajaran
inovatif
3) Tidak serius saat melakukan IHT
4) Guru tidak mau berpikir lebih keras
5) Guru menganggap model-model pembelajaran inovasi itu rumit
6) Guru terlalu nyaman dengan model-model pembelajaran lama
5 MATERI TERKAIT HOTS Kajian Literatur: Dari hasil wawancara dan literatur
6. Guru belum memahami Menurut Marzano, et al. dalam Rooney (2012): serta observasi yang telah diamati
secara utuh apa itu materi Banyak peneliti percaya, mengembangkan HOTS pada siswa di segala usia di sekolah kami. Penyebab
HOTS, akibatnya tidak adalah tujuan pendidikan yang sangat penting dan HOTS sendiri merupakan masalah dalam pemahaman
mampu merancang dan elemen penting dalam kesuksesan hidup materi HOTS di dukung oleh
melaksanakan pembelajaran beberapa faktor yaitu
HOTS. Menurut Hidayati (2018): 1. Penyebab masalah dari Guru
Begitu pula dengan Sampai saat ini permasalahan utama yaitu guru belum mengetahui bagaimana misalnya kompetensi guru
membuat soal level HOTS, cara mengajarkan pembelajaran yang menuju HOTS. yang masih terbatas.
guru masih membuat soal 2. Kurangnya pelatihan terkait
dalam pertanyaan singkat Menurut Conklin & Manfro (2010): materi dan soal-soal HOTS
Dari sisi teknis pembelajaran di kelas, untuk mencapai HOTS dapat dilakukan
minimal dengan beberapa cara salah satunya dengan memberikan beberapa
motivasi yang dapat dilakukan guru di kelas.
Menurut Hidayati (2018):
Motivasi-motivasi tersebut dapat berupa :
1) membuka dan mengakhiri pelajaran dengan pertanyaan– pertanyaan yang
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi,
2) menempatkan aktivitas brainstorming pada pertengahan pelajaran untuk
mendorong siswa menemukan ide dan berpikir kreatif,
3) memberikan tugas berbasis open ended sebagai pekerjaan rumah untuk
mengetahui kreativitas dan pemahaman mereka terhadap pelajaran yang sudah
dipelajari
2. Wawancara Pakar:
Rika Marlina, S.Pd. (Wakasek. Kurikulum)
Faktor penyebab guru belum memahami materi dan pembuatan soal berbasis
HOTS antara lain:
1) Belum adanya IHT khusus terkait materi dan pembuatan soal HOTS
2) Guru masih nyaman dengan segala yang praktis
3) Khawatir siswa mendapatkan nilai yang kurang bagus dikarenakan soal
yang berbasis HOTS.
6 PEMANFAATAN Kajian Literatur: Dari hasil wawancara dan literatur
TEKNOLOGI/INOVASI Menurut Wartomo (2016): serta observasi yang telah diamati
DALAM PEMBELAJARAN Kompetensi guru harus diorientasikan terhadap perkembangan teknologi di sekolah kami. Sejalan dengan
7. Guru kurang memanfaatkan informasi dan komunikasi dan masyarakat digital dewasa ini kajian Literatur yang disajikan
teknologi/inovasi dalam disamping yang menyatakan
melakukan Pembelajaran Menurut Siahaan (2008): bahwa guru harus diorientasikan
Pemeliharaan Mesin argumentasi guru berdasarkan hasil identifikasnya bahwa: terhadap perkembangan teknologi
Kendaraan Ringan (1) mengajar dengan menggunakan buku teks saja menurut guru, para peserta informasi dan komunikasi digital
didiknya sudah memperlihatkan prestasi belajar yang memadai dan bahkan dewasa ini. Namun pada
membanggakan; kenyataannya ada faktor yang
(2) mencari sumber-sumber belajar lainnya termasuk melalui pemanfaatan TIK menghambat untuk pemanfaatan
(di luar buku teks yang sudah ditetapkan) menurut guru tentulah menyita teknologi untuk inovasi
waktu dan biaya; pembelajaran. Faktor-faktor
(3) keengganan guru untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar termasuk tersebut diantaranya:
pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran jika tidak ada konsekuensi 1. Kurangnya pengadaan alat
logis yang dapat mereka rasakan atau peroleh. teknologi, contohnya disini
infocus.
Menurut Firman dan Tola (2008): 2. Pengadaan wifi yang masih
Ada beberapa kendala dalam imple mentasie-learning di tingkat sekolah, terbatas.
antara lain: 3. Kurangnya informasi tentang
1. Kurangnya peralatan dan infrastruktur TIK (termasuk jaringan telepon dan penggunaan teknologi/inovasi
pasokan listrik yang dapat diandalkan) dalam pembelajaran
2. Tidak tersedianya tenaga terampil untuk mengelola peralatan TIK di banyak
sekolah, terutama di daerah pedesaan.
3. Mahalnya biaya akses internet dan keterbatasan sumber belajar digitalisasi
masalah lain dalam pemanfaatan pendidikan berbasis TIK
2. Wawancara Pakar:
Sunardi, S. T. (Wakasek Sarana dan Prasarana)
Alasan guru belum memanfaatkan teknologi dan inovasi:
1) Terkadang masalah jaringan yang menghambat proses pembelajaran
2) Masih ada guru yang kesulitan dalam menggunakan teknologi untuk proses
pembelajaran
3) Tidak semua siswa mempunyai teknologi (hp) yg memadai
Kemudian terkait faktor penyebab kurangnya pengadaan alat teknologi yang
dapat mendukung proses pembelajaran diantaranya pengadaan infocus yang
kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono H. 2019. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Min Janti. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran. Vol 7 No 1. Hal. 2
Chasanah U. 2019. Pengaruh Pasukan Literasi Terhadap Minat Baca Siswa Smp Negeri 5 Surabaya. Skripsi. Surabaya:Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya
Effendi D, Wahidy A. 2019. Pemanfaatan Teknologi Dalam Proses Pembelajaran Menuju Pembelajaran Abad 21. Seminar Nasional. Palembang. Hal. 126
Elita I. N, Supriyanto A. 2020. Peningkatan Minat Baca Peserta Didik Melalui Gerakan Literasi Sekolah. Seminar Nasional. Malang. Hal. 106
Fitriyadi H. 2013. Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi Dalam Pendidikan: Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai,
Strategi Implementasi Dan Pengembangan Profesional. Jurnal Pendidikan dan Teknologi Kejuruan. Vol 21 No. 3. Hal 278
Hayati, D. K., dkk. 2014. Pengembangan Kerangka Kerja TPACK pada Materi Koloid untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran dalam Mencapai HOTS
Siswa. Jurnal. Volume 3 No. 1. Hal. 55
http://repository.uin-suska.ac.id/21541/6/7.%20BAB%20II.pdf
Kurnia. 2017. Faktor-Faktor Penghambat Pembelajaran Aktivitas Ritmik Siswa Kelas Viii Smp Negeri 5 Sleman Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Lestari S. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan TIK oleh Guru. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol 3 No. 2. Hal 123
Ningsih L., dkk. 2014. Penerapan Konseling Eksistensial Humanistik Dengan Teknik Meditasi Untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas X
TITL 3 SMK Negeri 3 Singajara. E-jurnal. Vol 2 No 1. Hal. 2
Rapih S. dan Sutaryadi. Perpektif Guru Sekolah Dasar Terhadap Higher Order Tinking Skills (HOTS): Pemahaman, Penerapan Dan Hambatan. Jurnal
Pendidikan Dasar dan Pembelajaran. Volume 8 (1). Hal 78, 79
Rima T., dkk. 2020. Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol 4 No. 1. Hal. 26
Sudarsih. 2013. Tingkat Kesulitan Belajar Senam Lantai Gulingbelakang Siswa Kelas V Sd N Kowangbinangun Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Yuliana, D.A. 2019. Pengaruh Kepemimpinan Guru Dan Kemampuan Berkomunikasi Guru Di Kelas Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Pada Siswa Kelas XI Iis Man Se-Kota Tasikmalaya. Skripsi. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi