Sumber :
Hasil wawancara :
3. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan
oleh (Firmanshah dkk.,
2020) disebutkan bahwa
faktor-faktor penyebab
kesulitan peserta didik
mempelajari virus adalah
karakteristik topik yang
abstrak (77,03%) dan
kemampuan mengajar
guru (37,84%).
Kemampuan mengajar
juga terkait dengan
pemahaman guru tentang
virus.
Sumber :
Fakhrah dkk.2014.Peningkatan
Pemahaman Konsep Peserta didik
Materi
Pengklasifikasian Phylum
Arthropoda Melalui Model
Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction), dalam Jurnal Biotik,
ISSN: 2337-9812 Vol. 2, No. 2, Ed.
(2014): 94-95
Firmanshah, M. I., Jamaluddin, J., &
Hadiprayitno, G.(2020).Learning
difficulties in comprehending virus and
bacteria material for senior high
schools.JPBI (Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia),6(1),165–172.
https://doi.org/10.22219/jpbi.v6i1.10981
Oren, A. (2015). Teaching
microbiology to undergraduate students
in the humanities and the social
sciences. FEMS Microbiology Letters,
362(19).
https://doi.org/10.1093/femsle/fnv162
Hasil wawancara :
2. Penggunaan media
pembelajaran gambar dan
video belum dapat
membelajarkan materi
virus dengan optimal
3. Metode/Model/media
pembelajaran yang dipakai
untuk menyampaikan
materi virus belum sesuai
Sumber :
Rivai.2005.Manajemen Sumber
Daya Manusia Edisi Ketiga.
Jakarta:Gramedia
Hasil wawancara :
3. Kurangnya kepercayaan
orang tua terhadap
laporan guru, misalnya
ada salah satu peserta
didik yang bermasalah,
ketika orang tua nya
dipanggil ke sekolah tidak
datang dengan alasan
mempercayai bahwa
anaknya adalah anak baik
dan tidak akan bermasalah
di sekolah.
Sumber :
Remeja,Siti.,Mislinawati.,&
Sulaiman.(2019).Hambatan Guru
Dalam Menerapkan Model-Model
Pembelajaran Berbasis Saintifik Di
Kelas Iv SDN Unggul Lampeuneurut
Aceh Besar.Jurnal Ilmiah
MahaPeserta didik Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. Vol 4, No 2.
Syehrofi, Wendra.,Wachju
Subchan., & Jekti Prihatin.(2013).
Kemampuan MahaPeserta didik Ppl
Dalam Penerapan Model
Pembelajaran Dan Tingkat
Ketepatannya Dalam Implementasi
Serta Hubungannyadengan Capaian
Hasil Belajar Biologi.Pancaran.Vol.
2, No. 4, hal 156-170.
Hasil wawancara :
Pak Prasetyo Anggun Pribadi,
S.Pd. (Guru Biologi Senior,
Guru Penggerak) :
1. Pemahaman guru terhadap
variasi model masih
kurang mendalam
3. Guru kurang
memperhatikan
kesesuaian model
pembelajaran dengan
karakteristik materi,
sehingga pencapaian
tujuan pembelajaran
belum optimal
5. Menurut (Istighfarin,
2015), jika Peserta didik
mengalami miskonsepsi
dari awal, maka guru akan
mengalami kesulitan
untuk mengubah konsep
yang telah salah tersebut.
Sumber :
Astuti, F., Redjeki, T., &
Nurhayati, N. D. (2016). Identifikasi
Miskonsepsi dan Penyebabnya pada
Peserta didik Kelas XI MIA SMA
Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2015/2016 pada Materi Pokok
Stoikiometri. Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK), 5 (2): 10- 17
Ibrahim, M. (2019). Model
Pembelajaran P2OC2R untuk
Mengubah Konsepsi IPA Peserta
didik. Sidoarjo: Zifatama Jawara
Istighfarin, L. (2015). Profil
Miskonsepsi Peserta didik pada
Materi Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan. BioEdu, 4 (3): 991-995
Peserta didikna, R., Armen, A., &
Helendra, H. (2017). Identifikasi
Miskonsepsi Materi Fotosintesis pada
Peserta didik Kelas IX SMPN 7
Padang Menggunakan Tes
Diagnostik Two Tier Multiple Choice.
Jurnal Biosains, 1 (2): 277-284
Subrata, Y., Kurniawan, A. D., &
Qurbaniah, M. (2019). Analisis
Miskonsepsi Peserta didik pada
Materi Sistem Organisasi Kehidupan
Kelas VII SMP Negeri 14 Pontianak.
Pena Kreatif: Jurnal Pendidikan, 8
(2): 125-142.
Hasil wawancara :
Sumber :
Hasil wawancara :
Pak Prasetyo Anggun Pribadi
(Guru Biologi Senior, Guru
Penggerak) :
1. Keterampilan guru dalam
penguasaan teknologi
pembelajaran masih
kurang
5. Guru enggan
mempersiapkan media
pembelajaran berbasis
teknologi karena dianggap
ribet