Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muslimin, S.

T
NO. UKG/NIM : 201501597570/22530299046
Mapel : OTOMOTIF
Unit Kerja : SMKN 1 Gunungguruh

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Masalah terpilih
No. yang akan Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
diselesaikan
1 Motivasi belajar 1. Guru belum Kajian Literatur: Berdasarkan kajian literatur dan hasil
peserta didik Kelas menerapkan model Menurut Yani, Ahmad (2021): wawancara, ditentukan alternatif solusi
XII TKR cenderung pembelajaran yang Pembelajaran berbasis proyek diterapkan untuk yang relevan dengan akar penyebab
rendah pada inovatif dan memotivasi siswa lebih aktif dan berinisiatif untuk masalah, diantaranya:
kompetensi dasar menyenangkan sesuai memperoleh hal-hal yang mereka inginkan baik dari 1. Menggunakan model pembelajaran
perbaikan kepala dengan keinginan dan sisi pengetahuan, pemahaman dan keterampilannya. problem based learning.
silinder kebutuhan peserta 2. Menggunakan pemanfaatan media
didik pada materi Menurut Wara, I Ketut (2017): elektronik untuk menunjang
perbaikan kepala Penggunaan media elektronik dan model penugasan keberhasilan pembelajaran.
silinder individu dan kelompok mampu meningkatkan 3. Menayangkan video , memeriksa dan
2. Anggapan bahwa pada motivasi belajar aktivitas ritmik siswa. mengukur perbaikan kepala silinder
KD Perbaikan kepala yang mengarah kepada pembelajaran
silinder sangat sulit Menurut Djalal, Fauza (2017): yang menarik yang memancing daya
karena memiliki Penerapan metode pembelajaran, sejatinya guru dapat pikir peserta didik lebih kreatif.
banyak komponen memilih dan menggunakannya dengan 4. Menghilangkan mindset bahwa materi
sehingga banyak mempertimbangkan hal-hal berikut: perbaikan kepala silinder sulit dan
melakukan - kesesuaian metode dengan tujuan pengajaran membosankan.
pengukuran dan - kesesuaian metode dengan materi pelajaran
pemeriksaaan dengan - kesesuaian metode dengan sumber dan fasilitas
menggunakan tersedia
beberapa jenis alat - kesesuaian metode dengan situasi-kondisi belajar
ukur mengajar
- kesesuaian metode dengan kondisi siswa, dan
- kesesuaian metode dengan waktu yang tersedia
Menurut Triani, Nika (2021):
Pendekatan saintifik yang diterapkan pada kurikulum
2013 atau kurikulum yang berjalan saat ini memiliki
tujuan agar siswa mampu kreatif dan inovatif dan
berperan secara aktif serta berharap dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

1) Wawancara Teman Sejawat


Patria Cahhya Ramadan, M. Pd. (Guru
Otomotif SMKN 1 Gunungguruh)
Berdasarkan hasil wawancara dengan teman
sejawat, solusi untuk mengatasi motivasi peserta
didik yang rendah pada pembelajaran senam
aerobic adalah:
- Hilangkan mindset bahwa materi perbaikan
kepala silinder sulit dan membosankan.
- Tayangkan video cara membongkar,
memeriksa dan mengukur perbaikan kepala
silinder yang mengarah kepada pembelajaran
yang menarik.
- Berikan waktu yang cukup kepada peserta
didik belajar mengeksplor dan menganalisa
pekerjaannya secara mandiri.

2) Wawancara Pakar
Mulyadi, S. Pd. MT (Dosen Universitas Nusa
Putra)
Berdasarkan hasil wawancara, solusi untuk
mengatasi motivasi yang rendah untuk peserta
didik laki-laki pada materi senam aerobic adalah:
- Berikan model problem based learning,
dimana model pembelajaran ini memiliki ciri
utama adanya permasalahan nyata sebagai
konteks bagi peserta didik belajar berpikir
kritis, memecahkan masalah, serta
memperoleh pengetahuan. Sehingga mereka
selalu terlibat aktif di dalam pembelajaran.
- Tayangkan video contoh pengukuran,
pemeriksaan dan perbaikan kepala silinder.
akan lebih baik jika yang menjadi peraganya
adalah laki-laki.
- Arahkan peserta didik untuk mencari
informasi dari internet terkait macam-macam
cara memeriksa mengukur semua komponen
yang ada pada kepala silinder.

3 Sebagian besar peserta 1. Guru kurang inovatif di Kajian Literatur:


didik kelas XII TKR dalam kegiatan belajar Menurut Makmun (2007) mengidentifikasi siswa yang
kesulitan pada mengajar, seperti diduga mengalami kesulitan belajar, ditunjukkan oleh
pembelajaran Engine kurangnya adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan
Management System memodifikasi alat untuk belajar. Menurutnya siswa yang dikatakan gagal dalam
belajar apabila:
EFI menunjang keberhasilan
1. Peserta didik tidak mencapai ukuran tingkat
pembelajaran sehingga keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of
membuat peserta didik mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti
sulit menguasai cara yang telah ditetapkan oleh guru (criterion referenced).
mengukur hambatan Siswa dikatakan gagal apabila siswa yang
atau tegangan sensor bersangkutan tidak mengerjakan atau mencapai
dengan baik prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat
2. Motivasi siswa rendah kecerdasan dan bakat).
yang diakibatkan model 2. Peserta didik tidak dapat mewujudkan tugas-tugas
pembelajaran yang perkembangan atau tidak dapat mencapai prestasi
semsetinya, termasuk penguasaan sosial dilihat
monoton membuat
berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat atau
siswa tidak bersemangat kecerdasan yang dimilkinya. Siswa ini tergolong
dan enggan untuk dalam under achiever. Under achiever mengacu
melakukan pengukurn, kepada siswa yang sesungguhnya memiliki potensi
pemeriksaan dan analisa intelektual yang tergolong diatas normal, tetapi
kerusakan pada sistem prestasi belajarnya tergolong rendah.
EMS EFI 3. Peserta didik tidak berhasil mencapai tingkat
penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat (pre
requisite) bagi kelanjutan (continuity) pada tingkat
belajar berikutnya. Siswa 12 ini digolongkan ke dalam
slow learner atau belum matang (immature) sehingga
harus menjadi pengulang. Slow learner adalah siswa
yang lambat dalam proses belajar, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan
dengan siswa yang lain.

Menurut Hamalik (2005) faktor-faktor penyebab kesulitan


belajar dikelompokkaan dalam 4 faktor yaitu :
1. faktor yang bersumber dari diri sendiri, meliputi
tujuan belajar yang tidak jelas, kurangnya, minat,
kesehatan yang terganggu, kecakapan belajar,
kebiasaan belajar, serta kurangnya penguasaan
bahasa
2. faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah,
meliputi cara guru memberikan pelajaran,
kurangnya bahan bacaan, kurangnya alat-alat,
penyelenggaraan pembelajaran yang terlalu padat
3. faktor yang bersumber dari keluarga,meliputi
masalah kemampuan ekonomi, masalah broken
home, rindu kampung, kurangnya kontrol orang
tua
4. faktor yang bersumber dari masyarakat meliputi
gangguan dari jenis kelamin lain, gangguan karena
bekerja, aktif organisasi, dan tidak mempunyai
teman belajar

Anda mungkin juga menyukai