Anda di halaman 1dari 11

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

NAMA : SALMAN ALFARISYI, S.Pd


NPM : 239015495073
LPTK : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
INSTANSI : MAN 1 ACEH TENGGARA

Masalah terpilih
Akar Penyebab
No. yang akan Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
masalah
diselesaikan
1 Rendahnya Model Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif
keaktifan siswa Pembelajaran solusi yang sesuai atau memungkinkan untuk
dalam 1. Suherman, Nanang (2021) penerapan model diterapkan di kelas saya adalah sebagai berikut:
pembelajaran pembelajaran Guided Discovery Learning mampu
sejarah pada meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. 1. Penerpan model pembelajaran Guided Discovery
materi Upaya (http://journal.umg.ac.id/index.php/didaktika/article/ Learning
Bangsa Indonesia view/2264)  Mengapa?
Mengatasi Guided Discovery Learning melibatkan siswa
Ancaman 2. Mayasari, A. , Dkk (2022) penerapan model dalam proses kegiatan mental melalui tukar
Disintegrasi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca
Bangsa mampu meningkatkan keaktifan pembelajaran. sendiri dan mencoba sendiri agar anak dapat
(https://jurnal.rakeyansantang.ac.id/index.php/ths/art belajar sendiri.
icle/view/335)  Keunggulan
Roestiyah (2022) menyebutkan keunggulan
3. Indayani, W., Ibrahim, B., & Suroyo, S. (2022) guided discovery learning. Keunggulannya
penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray adalah :
mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa pada  Teknik ini mampu membantu siswa untuk
mata pelajaran sejarah di kelas mengembangkan, memperbanyak
(https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/j kesiapan, serta keterampilan dalam proses
pdk/article/view/4748) kognitif/pengenalan siswa.
 Siswa memperoleh pengetahuan yang
4. Nantu, Fidyawati (2022) peningkatan keaktifan bersifat sangat pribadi idividual sehingga
belajar siswa dapat menggunakan penerapan model dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam
pembelajaran Index Card Match. jiwa siswa tersebut.
(https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas/articl  Dapat membangkitkan kegairahan belajar
e/view/1324) siswa.
 Mampu memberikan kesempatan kepada
5. Ibrahim, Andi (2022) penerapan model pembelajaran siswa untuk berkembang dan maju sesuai
Picture and Picture mampu meningkatkan keaktifan dengan kemampuan masing-masing.
belajar sejarah indonesia  Mampu mengarahkan cara siswa belajar,
(https://jurnal.mtsddicilellang.sch.id/index.php/al- sehingga lebih memiliki motivasi yang
musannif/article/view/59) kuat untukbelajarlebih giat.
 Membantu siswa untuk memperkuat dan
menambah kepercayaan diri sendiri denga
proses penemuan sendiri.
Rekan Sejawat (Yana Yani, S.Pd) :  Strategi ini berpusat kepada siswa tidak
Menerapkan model pembelajaran Discovery Learning pada guru, guru hanya sebagai teman
karena pada model ini siswa dibawa pada proses belajar membantu bila diperlukan.
memahami konsep materi secara aktif dan mandiri untuk  Kelemahan
memperoleh suatu kesimpulan.  Siswa harus ada kesiapan dan
kematangan mental untu cara belajar ini.
Guru ( Irma Novita, S.Pd ) : Siswa harus berani dan berkeinginan
Untuk mengatasi permasalahan ini, guru dapat untuk mengetahui keadaan sekitar.
menerapkan model pembelajaran Problem Based  Bila kelas terlalu besar penggunaan
Learning (PBL) atau Discovery Learning (DL). PBL teknik ini akan kurang berhasil.
mengarahkan peserta didik untuk aktif dalam bertanya,  Bagi guru dan siswa yang sudah biasa
menentukan masalah, berdiskusi dan menyelesaikan dengan perencanaan dan pengajaran
permasalahan. tradisional mungkin akan sangat kecewa
Begitu juga dengan DL, dimana peserta didik akan bila memperhatikan
melakukan serangkaian pembelajaran yang akan pekembangan/pembentukan sikap dan
membawa mereka menemukan sendiri permasalahan keterampilan siswa.
dan penyelesaiannya. Jadi, penggunaan model  Teknik ini mungkin tidak memberi
pembelajaran inovatif yang membantu guru dalam kesempatan untuk kreatif.
menghidupkan suasana belajar, tinggal disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik. 2. Penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Kepala Sekolah ( Jamaluddin, S.Ag ) :  Mengapa ?
Sejarah kerap dianggap pelarajan yang membosankan, Problem Based Learning (PBL)
untuk itu guru memerlukan penerapan model mengutamakan seberapa aktif siswa untuk
pemelajaran untuk meningkatkan minat siswa untuk berfikir kritis dan selalu terampil pada
lebih aktif. Langkah inovatif ini termasuk dalam penyelesaian terhadap suatu permasalahan.
kreatifitas guru dalam menyiapkan modul pembelajaran  Keunggulan
yang menarik baik dalam bentuk desain grafis ataupun Menurut (Sanjaya, 2020) PBL memudahkan
dalam bentuk video. siswa dalam menguasai konsep-konsep yang
dipelajari guna memecahkan masalah dunia
Pakar ( Amaliah, S.Pd., M.Pd ) : nyata. Sedangkan menurut Gd. Gunantara
Penerapan model pembelajaran Project Based Learning (2020) PBL mampu meningkatkan aktivitas
(PjBL) mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam siswa dalam belajar.
pembelajaran di kelas.
 Kelemahan
Pengawas (Zulham Iskandar Muda, S.Pd., M.Pd) : Menurut Gazier (2020) dalam penerapan PBL,
Guru harus menerapkan desain pebelajaran yang siswa akan membutuhkan waktu yang lenih
berpusat pada peserta didik. Menggunakan model dan lama dalam menyelesaikan tuga. Untuk
pendekatan yang mampu menghidupkan suasana sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa
pembelajaran sehingga menigkatkan hasil belajar pemahaman mengenai materi yang diperlukan
peserta didik. untuk menyelesaikan masalah mengapa
mereka harus berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
akan belajar apa yang mereka ingin pelajari
(Sanjaya, 2007).

3. Penerapan model pembelajaean Two Stay Two


Stray
 Mengapa?
Siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung
jawab, saling membantu memecahkan
masalah, dan saling mendorong satu sama lain
untuk berprestasi, model ini melatih siswa
untuk bersosialisasi dengan baik (Huda, 2020).
 Keunggulan
Menurut Lie (2021) keaktifan siswa menjadi
orientasi utama, siswa lebih termotivasi,
kompak, bekerjasama dan pembelajaran
menjadi lebih bermakna.
 Kelemahan
Menurt Huda (2020) siswa membutuhkan
waktu lama, guru kesulitan dalam pengelolaan
kelas, siswa yang tidak pandai akan cenderung
enggan bekerja dalam kelompok. Guru
membutuhkan persiapan materi, dana dan
tenaga yang ekstra (Lie, 2020).

4. Penerapan Model Pembelajaran Index Card Match


 Mengapa?
Menurut Ismail (2021) Index Card Match
dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif
mempertanyakan gagasan orang lain dan
gagasan diri sendiri dan seorang siswa
memiliki kreativitas maupun menguasai
ketrampilan yang diperlihatkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran Index Card Match merupakan
cara-cara belajar agar siswa lebih lama
mengingat materi pelajaran yang dipelajari
dengan teknik mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban atau soal sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana menyenangkan (Silberman, 2022).
 Keungggulan
Suprijono (2019) ) Index Card Match
menambah gembira dalam belajar,
penyampaian materi menjadi lebih
menarik,dapat menciptakan suasana aktif dan
menyenangkan. Index Card Match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (Zaini,
2020).
 Kelemahan
Kelas menjadi gaduh dan ricuh sehingga dapat
mengganggu kelas lain (Zaini, 2020). Jika
pemahaman peserta didik kurang, maka siswa
akan kesulitan menemukan pasangan kartunya
(Suwarni, 2017).

5. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture


 Mengapa ?
Model pembelajaran Picture and Picture
memiliki karakteristik aktif, kreatif, inovatif
dan menyenangkan (Shoimin, 2020). Menurut
Pulukadang (2021) Picture and Picture
mengutamakan gaya belajar visual. Di mana,
pembelajaran fokus pada kegiatan mengamati,
menggambar, mendemonstrasikan, dan
membaca media belajar. Selain itu, model ini
juga mendorong siswa untuk bisa lebih kreatif
dan aktif dalam pembelajaran.
 Keunggulan
Materi disampaikan lebih efektif,
mempercepat siswa dalam memahami materi
dengan adanya gambar menarik (Palukadang,
2021). Menurut Huda (2022) motivasi siswa
lebih dikembangkan, siswa dilatih berfikir
logis dan sistematis.
 Kelemahan
Huda (2022) memakan banyak waktu,
membuat sebagian siswa pasif, munculnya
kekhawatiran kekacauan di kelas. Sedangkan
menurut Sudjono (2019) penerapan Picture
and Picture memerlukan dukungan fasilitas,
alat dan biaya yang cukup memadai.

6. Penerapan Project Based Learning (PjBL)


 Mengapa ?
Fathurrahman (2020) PjBL model
pembelajaran yang berbasis proyek yang
menekankan peran aktif siswa yang
melibatkan keterampilan individu atau dapa
berkolaborasi dengan kelompok. PjBL
berfokus pada siswa, berbasis proyek,
mengembangkan partisipasi aktif siswa,
menumbuhkan inisiatif dan berkolaborasi
(Saefudin, 2021).
 Keunggulan
Meningkatkan kolaborasi, mengembangkan
komunikasi, menguatkan kemampuan
memecahkan masalah, dan menigkatkan
motivasi siswa (Saefudin, 2021). Sedangkan
menurut Trianti, Ibnu (2022) PjBL membuat
siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah
dan dapat membantu siswa dalam keterkaitan
hdiup di luar sekolah.
 Kelemahan
Maemunah (2020) memerlukan waktu lama,
banyak peralatan yang harus dibeli,
membutuhkan biaya yang cukup banyak.
Kendali guru sangat kecil, adanya risiko murid
tidak produktif, jenuh berinternet,
menimbulkan kebingungan antara guru dan
murid (Arunianti, 2022).

2 Rendahnya Pendekatan Hasil Kajian Literatur : Berdasarkan hasil eksplorasi alternatif solusi, alternatif
kemampuan Pembelajaran solusi yang sesuai atau memungkinkan untuk
berfikir kritis 1. Nurpriatna, Ade, Nandi Rustandi, and Wawan diterapkan di kelas saya adalah sebagai berikut:
siswa dalam Ridwan (2021) penerapan pendekatan
pembelajaran kontruktivisme mampu meningkatkan berpikir kritis 1. Penerapan pendekatan
sejarah siswa pemebelajaran sejarah kebudayaan islam. Konstruktivisme/Konstruktivistik
pada materi (https://ejournal.arraayah.ac.id/index.php/rais/article/  Mengapa?
Kehidupan Politik view/712) Pendekatan konstruktivisme menjadikan siswa
dan Ekonomi sebagai pusat dalam pembelajaran agar dapat
Indonesia pada memebangun dan mengembangkan
Masa Awal 2. Passa, Ilham dan Agus Suprijono (2022) pendekatan pengetahuan yang dimilikinya (Suhana, 2020).
Kemerdekaan, saintifik mampu meningkatkan keterampilan berfikir Sedangkan menurut Sagala (2019) siswa harus
Masa Demokrasi kritis siswa dalam pelajaran sejarah. menemukan sendiri dan menstranformasikan
Liberal dan (https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article informasi kompleks, mengecek informasi baru
Demokrasi /view/48126) dengan aturan-aturan lama dan merevisinya
Terpimpin. apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
3. Permata Sari, Putri, dkk (2021) implementasi 4C  Kelebihan
mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis Lapono (2020) mengemukakan bahwa
(Critical Thinking) siswa pada pembelajaran pembelajaran yang mengacu pada teori
sejajrah. belajar Konstruktivisme lebih memfokuskan
(http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/j pada kesuksesan siswa dalam refleksi atas apa
ote/article/view/2430) yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh
guru. Siswa benar-benar bisa mengembangkan
4. Faila, Sova (2023) pengembangan desain ide dari pengalaman belajar yang sudah
pembelajaran Problem Based Learing dengan dimiliki siswa. Berdasarkan pengalaman
pendekatan Open-Ended dapat meningkatkan sendiri dapat membuat proses belajar siswa
kemampuan berpikir kritis siswa. lebih bermakna (Suprijono, 2021).
(https://digilib.unila.ac.id/68972/)  Kelemahan
Silawati (2021) Guru harus mempunyai
5. Widyanto, I. Putu, and Raisa Vienlentia (2022) kemampuan lebih dalam mengembangkan
penggunaan pendekatan Student Centered Learning pengetahuan yang dimiliki siswa. Siswa harus
mampu meningkatkan kemampuan berfikir kritis mempunyai rasa percaya diri yang kuat serta
siswa. berani mengembangkan ide yang dimilikinya.
(https://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/1 Konstruktivisme menanamkan agar siswa
5215) membangun pengetahuannya sendiri, hal ini
pasti membutuhkan waktu yang lama dan
setiap siswa memerlukan penanganan yang
Hasil Wawancara : berbedabeda.

Guru (Muhammad Aly Azmi, S.Pd) : 2. Penerapan pendekatan Saintifik


Dalam meningkakan kemampuan siswa berfikir kritis,  Mengapa ?
guru dapat menerapkan pendekatan 4C karena mampu Saintifik dirancang agar peserta didik
membawa siswa untuk berkolaborasi, komunikasi, diberikan ruang untuk bereksplorasi terhadap
berfikir kritis dan kreatifitas. materi pembelajaran. Mereka pun secara aktif
dapat membangun konsep, prinsip serta
Rekan Sejawat (Yana Yani, S.Pd ): hukum dengan melalui kegiatan 5M, yaitu
Penerapan pembelajaran kontekstual bisa menjadi solusi mengamati, menanya, mengajukan (hipotesis),
untuk membawa siswa pada situasi pembelajaran yang menghimpun data dengan beberapa cara dan
menuntut kemampuan berfikir kritis. teknik, menganalisa, serta membuat
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep
Kepala Sekolah ( Jamaluddin, S.Ag ) : atau prinsip yang telah ditemukanc(M. Haris,
Untuk pembelajarandi abad 21, saya merasa sangat 2023).
cocok untuk menerapkan keterampilan 4C.  Keunggulan
Guru dapat menerpkan pendekatan konstruktivisme Agnes Z, Yonathan (2022) meningkatkan
untuk membuat siswa lebih aktif dan mampu mengikuti kemampuan intelektual, karakter, kemampuan
pembelajaran dengan baik, dengan begitu kemampuan menyelesaiakn masalah dan
siswa dalam menganalisa juga akan semakin meningkat. komunikasi. Membantu siswa untuk
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
Pakar ( Amaliah, S.Pd., M.Pd ) : keterampilan dan proses-proses kognitif.
banyak hal yang bisa diterapkan guru dalam Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini
meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis. sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
Contohnya pendekatan pembelajaran berbasis masalah, pengertian, ingatan, dan transfer.
saintifik, induktif dll. Hanya saja guru harus Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena
menyesuaikannya dengan kondisi yang ada. tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil
(Sudarmono, 2021).
Pengawas (Zulham Iskandar Muda, S.Pd., M.Pd) :  Kelemahan
Pendekatan kontekstual mampu membuat siswa Tidak efisien mengajar dengan jumlah siswa
terkoneksi dengan materi pelajaran karena akan yang banyak (kemdikbud, 2020). Harapan-
berhubungan dengan kehidupan yang mereka alami. harapan yang terkandung dalam pendekatan
Guru juga dapat mendorong siswa untuk ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan
menghubungkan dan mempraktekkan pengetahuan yang guru yang telah terbiasa dengan cara-cara
dimiliki dalam kehidupan sehari-hari. belajar yang lama.

3. Penerapan pendekatan 4C (Communication,


Collaboration, Creativity, Critical Thinking)
 Mengapa ?
Guru perlu mengembangkan sistem
pembelajaran yang memberikan kebebasan
ruang gerak siswa untuk meningkatkan
kemampuan (berfikir kritis, logis, kreatif,
kolaborasi dan berkomunikasi) agar dapat
mengantarkan siswa ke level kognitif berfikir
tingkat tinggi (Sumoharjo, 2021).
 Keunggulan
Tripven (2021) pendekatan pembelajaran
melalui keterampilan 4C mampu membawa
siswa belajar secara kolaboratif, belajar
berbasis masalah, belajar mengajukan
pertanyaan dan memiliki kemampuan berfikir
tingkat tinggi.
 Kelemahan
Tripven (2021) diperlukannya peran guru yang
ekstra dalam membangun karakter siswa dan
membangun komunitas belajar.

4. Penerapan pendekatan Open – Ended


 Mengapa
Ningtiyas (2019). Pembelajaran dengan
pendekatan open-ended siswa diberi peluang
untuk lebih memahami konsep pelajaran dari
hasil diskusi antar siswa dengan siswa.
Tujuannya adalah agar kemampuan berpikir
siswa dapat berkembang secara maksimal dan
kegiatan-kegiatan kreatif siswa dapat
terkomunikasikan melalui proses belajar-
mengajar.

Pendekatan open-ended memungkinkan siswa


untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai
dengan minat dan kemampuan masing-masing.
Hal ini disebabkan karena pada pendekan open
ended formulasi masalah yang digunakan
adalah masalah terbuka. Pada pendekatan open
ended siswa tidak hanya dituntut menemukan
solusi dari masalah yang diberikan tetapi juga
memberikan argumentasi tentang jawabannya
serta menjelaskan bagaimana siswa bisa
sampai menjawab (Khoruddin, 2021).
 Keunggulan
Suherman, dkk (2020) Siswa berpartisipasi
lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya. Siswa memiliki
kesempatan lebih banyak dalam
memanfaatkan pengetahuan. Sedangkan
menurut (Hedianto (2019) Siswa secara
intrinsik termotovasi untuk memberikan bukti
atau penjelasan.
 Kelemahan
Suherman, dkk (2020) Mengemukakan
masalah yang langsung dapat dipahami siswa
sangat sulit sehingga banyak siswa yang
mengalami kesulitan bagaiman merespon
permasalahan yang diberikan. Khalistin (2021)
Mungkin ada sebagian siswa yang merasa
bahwa kegiatan belajar mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka
hadapi.

5. Penerapan pendekatan pembelajaran Contextual


Teaching Learning
 Mengapa ?
Hasnawati (2020) dapat diimplementasikan
dengan baik dengan kemampuan guru dalam
berinovasi, kreatif, dinamis, efektif dan efisien
guna menciptakan pembelajaran yang
kondusif. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya
sumber belajar, namun kegiatan telah beralih
menjadi siswa sebagai pusat kegiatan
pembelajaran serta peran guru hanya sebagai
fasilitator sehingga semangat siswa dapat
meningkat dengan menggunakan metode,
materi dan media yang bervariasi. Trianto
(2020) menjadikan pengetahuan relevan bagi
siswa sehingga pembelajaran bermakna.
 Keunggulan
D. Anggraini(2020) Pembelajaran kontekstual
dapat mendorong peserta didik menemukan
hubungan antara materi yang dipelajari dengan
situasi dunia nyata. Pembelajaran kontekstual
mampu mendorong peserta didik untuk
menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan
nyata (Shodiq & Ihsan, 2017; Lotulung,
Ibrahim, & Tumurang, 2018). Artinya, peserta
didik tidak hanya diharapkan dapat memahami
materi yang dipelajarinya, tetapi bagimana
materi itu dapat mewarnai
perilaku/tingkahlaku (karakter/akhlak) dalam
kehiduoan sehari-hari.
 Kelemahan
Nafarof, Anju (2020) CTL membutuhkan
waktu yang lama bagi peserta didik untuk bisa
memahami semua materi. Siswa sering
melakukan kesalahan ketika mencoba
menghubungkan mata pelajaran dengan
realitas kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
ini, siswa harus gagal berulang kali untuk
menemukan hubungan yang tepat (Suyadi,
2021).

Anda mungkin juga menyukai