Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Pengelompokan Masalah: Berdasarkan indentifikasi
motivasi a. Masalah Proses Pembelajaran: masalah dan kajian literatur,
belajar siswa 1. Rendahnya motivasi belajar maka indikator dan penyebab
(Proses) 2. Kurangnya rasa percaya diri masalahnya ialah:
3. Kurangnya keaktifan siswa 1. Indikator
a. Rasa senang dan puas
dalam mengerjakan
b. Masalah Hasil Pembelajaran tugas yang diberikan
1. Siswa mendapatkan nilai yang rendah b. keinginan berhasil
2. Kemampuan berhitung yang rendah dalam belajar
c. Keinginan untuk
Definisi Motivasi Belajar: berprasangka dalam
adalah Keseluruhan daya penggerak didalam belajar
diri siswa yang menimbulkan d. Keinginan untuk
kegiatan belajar, yang menjamin melakukan pekerjaan
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang menantang
memberikan arah pada kegiatan belajar, e. Keinginan untuk giat
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh belajar
subjek belajar itu dapat tercapai. f. Adanya harapan dan
Sardiman (2018:75) cita-cita masa depan
Achyanadia, (2013:6-7)
Indikator motivasi belajar
diklasifikasikan sebagai berikut: 1)
Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2)
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita
masa depan, 4) Adanya penghargaan
dalam belajar, 5) Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar, 6) Adanya
lingkungan belajar yang kondusif.
Motivasi terbagi dua yaitu motivasi
intrinsik dan ekstrinsik (Uno, 2009:7).
Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang
muncul dari dalam diri seseorang,
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang terbentuk oleh faktor-
faktor luar berupa ganjaran atau
hukuman.
Sumber :
http://ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/TEK/article/viewFile
/447/351
Wawancara:
1. Guru Senior
- Kurangnya minat belajar siswa
sehingga menjadikan siswa malas
(faktor internal)
- Guru yang galak membuat siswa
terpaksa mengikuti kelas dan hanya
diam saja dikelas (faktor eksternal)
2. Teman Sejawat
- Siswa merasa bosan dengan pelajaran
yang monoton (faktor internal)
- Siswa selalu menunggu bel berbunyi,
sehingga tidak fokus belajar (faktor
internal)
- Siswa selalu mengandalkan teman yang
pintar, sehingga dia menjadi terbiasa
menunggu jawaban dari teman
sejawatnya (faktor internal)
3. Pakar/Dosen
- Metode Pembelajaran yang diterapkan
oleh Guru masih monoton dan hanya
satu arah (Konvensional), seperti
Ceramah
- Guru kurang terampil dalam
menggunakan media pembelajaran atau
bahkan tidak menggunakan media
pembelajaran yang menarik
2 Kurangnya Definisi Percaya Diri: Berdasarkan indentifikasi
rasa percaya Kepercayaan diri merupakan suatu keadaan masalah dan kajian literatur,
diri pada siswa dalam diri seseorang yang berisi kekuatan, maka indikator dan penyebab
(proses) kemampuan dan keterampilan yang dimiliki masalahnya ialah:
seseorang. Dengan kurangnya percaya diri, 1. Indikator
maka rasa rendah diri akan menguasai a. Keyakinan akan
seseorang dalam kehidupannya, dan ia akan kemampuan diri yaitu
tumbuh menjadi pribadi yang pesimis. sikap positif seseorang
Abdul Mu’in Amien, Endang (2000 : 9) tentang dirinya bahwa
mengerti sungguh
Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel:
Saputra (2010) sungguh akan apa
Percaya diri adalah modal dasar untuk yang dilakukannya
sukses disegala bidang, percaya diri b. Optimis yaitu sikap
adalah “salah satu kunci kesuksesan positif seseorang yang
siswa dalam belajar. Karena tanpa selalu berpandangan
adanya rasa percaya diri siswa tidak baik dalam
akan sukses dalam berinteraksi dengan menghadapi segala hal
temannya.” Di samping itu, tanpa tentang diri, harapan
adanya rasa percaya diri siswa akan dan kemampuan
ragu-ragu dalam menyelesaikan suatu c. Bertanggung jawab
soal, pada akhirnya siswa tersebut tidak yaitu kesediaan
akan maksimal dalam menyelesaikan seseorang untuk
soal di kelas. menanggung segala
Sumber: sesuatu yang telah
http://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/a menjadi
rticle/view/83 konsekuensinya
d. Mandiri, tidak suka
Lauster (1997) meminta bantuan atau
orang yang memiliki percaya diri yang dukungan kepada
positif adalah : (a) Keyakinan akan pihak lain dalam
kemampuan diri yaitu sikap positif melakukan sesuatu
seseorang tentang dirinya bahwa kegiatan dan tidak
mengerti sungguh sungguh akan apa tergantung kepada
yang dilakukannya. (b) Optimis yaitu orang lain
sikap positif seseorang yang selalu
berpandangan baik dalam menghadapi 2. Faktor penyebab
segala hal tentang diri, harapan dan a. Peserta didik kurang
kemampuan. (c) Obyektif yaitu orang percaya akan
yang percaya diri memandang kemampuan dirinya
permasalahan atau segala sesuatu (internal)
sesuai dengan kebenaran semestinya, b. Peserta didik masih
bukan menurut kebenaran pribadi atau ragu dalam menjawab
menurut dirinya sendiri. (d) dan menyelesaikan
Bertanggung jawab yaitu kesediaan tugas (internal)
seseorang untuk menanggung segala c. Peserta didik belum
sesuatu yang telah menjadi bisa mengambil resiko
konsekuensinya. (e) Rasional dan atas keputusan yang
realistis yaitu analisa terhadap suatu dibuat (internal)
masalah, suatu hal, sesuatu kejadian d. Peserta didik kurang
dengan mengunakan pemikiran yang mandiri dalam
diterima oleh akal dan sesuai dengan mengerjakan tugas
kenyataan (internal)
sumber: e. Peserta didik masih
http://ejournal.unp.ac.id/students/index. suka meminta
php/pgeo/article/view/576 bantuan teman dalam
menyelesaikan tugas
Misiak dan Sexton (dalam Bimo Walgito, (eksternal)
1993: 8)
Ciri-ciri individu yang mempunyai
percaya diri adalah: (1) Merasa optimis,
yaitu selalu memandang masa depan
dengan harapan yang baik. (2)
Bertanggung jawab, yaitu berani
mengambil resiko atas keputusan atau
tindakan yang menurutnya benar. (3)
Bersikap tenang, yaitu yakin akan
kemampuan dirinya, tidak cemas atau
gugup dalam menghadapi situasi
tertentu. (4) Mandiri, tidak suka
meminta bantuan atau dukungan
kepada pihak lain dalam melakukan
sesuatu kegiatan dan tidak tergantung
kepada orang lain
Sumber:
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.
php/pgeo/article/view/576
Hasil Wawancara:
1. Teman Sejawat
Peserta didik kurang percaya akan
kemampuan dirinya
Peserta didik masih ragu dalam
menjawab dan menyelesaikan tugas
Peserta didik belum bisa mengambil
resiko atas keputusan yang dibuat
3 Siswa Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan indentifikasi
mendapatkan Linto, Elniati, dan Rizal (2012) masalah dan kajian literatur,
nilai yang menyatakan bahwa kemampuan koneksi maka indikator dan penyebab
rendah matematis adalah kemampuan siswa masalahnya ialah:
(Hasil) dalam memecahkan persoalan-persoalan 1. Indikator
matematika mengenai materi yang a. keberhasilan belajar
diberikan sebelumya. Dalam dipengaruhi oleh
kemampuan koneksi matematis ada 3 faktor internal dan
aspek yaitu:koneksi antar topik faktor eksternal.
matematika, koneksi dengan disiplin b. belajar siswa dapat
ilmu yang lain, dan koneksi dengan dipengaruhi oleh
kehidupan sehari-hari. faktor materi,
Sumber: lingkungan, instrumen
http://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php (kurikulum,
/jpmi/article/view/7 pengajar/guru, model
dan metode mengajar)
W.J.S. Porwadarminta, Kamus Besar c. Sikap mental yang
Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai positif dalam proses
Pustaka, 1991), 636 belajar itu misalnya
Pemahaman merupakan proses berpikir kerajinan dan
dan belajar. Dikatakan demikian karena ketekunan dalam
untuk menuju kearah pemahaman perlu belajar, tidak mudah
diikuti dengan belajar dan berpikir. putus asa atau
Pemahaman merupakan proses, frustasi dalam
perbuatan dan cara memahami. (faktor menghadapi kesulitan
internal) dan kegagalan,
Sumber: d. Tidak mudah
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&so
urce=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjlocCT0
terpengaruh untuk
_b5AhUB8jgGHUBdC4MQFnoECAgQAQ&url=http%3A% lebih mementingkan
2F%2Frepository.um- kesenangan belajar,
surabaya.ac.id%2F4695%2F3%2FBAB_II.pdf&usg=AOv
Vaw34kTS3qHTcnQbdCSjS3yKv berani bertanya,
mempunyai inisiatif
Chatib (2012: 169-170) sendiri dalam belajar,
Hasil belajar tidak hanya terbatas pada dan selalu percaya
tes atau ujian saja tetapi sangat luas. pada diri sendiri.
Hasil belajar dapat dilihat dari; a)
perubahan perilaku anak; b) perubahan 2. Faktor penyebab
pola pikir anak; c) membangun konsep a. Kehadiran yang sangat
baru. Keberhasilan belajar siswa dapat minim, sehingga sulit
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut; mendapatkan nilai
faktor materi, lingkungan, instrumen yang tinggi (internal)
(kurikulum, pengajar/guru, model dan b. Peserta didik sering
metode mengajar). Untuk memperoleh membolos sehingga
hasil belajar yang efektif dan baik, faktor tertinggal pelajaran
instrumental ini dirancang sedemikian (internal)
rupa sehingga sesuai dengan materi dan c. Peserta didik tidak
subjek belajar mengulang
Sumber: pelajarannya kembali
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPDP/ saat dirumah.
article/view/25 (internal)
d. Lingkungan sekitar
peserta didik yang
Menurut Hakim (2000: 11-20), secara kurang mendukung
garis besar keberhasilan belajar untuk belajar diluar
dipengaruhi oleh faktor internal dan jam sekolah (eksternal)
faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri individu itu sendiri yakni
faktor biologis dan faktor psikologis.
Faktor Biologis berkenaan dengan
kondisi fisik yang normal serta semua
anggota tubuh dapat berfungsi dengan
baik serta kondisi kesehatan fisik
dimana tubuh yang sehat dan segar
sangat mempengaruhi Analisis Model
Pembelajaran Discovery Learning
keberhasilan belajar seseorang. Dengan
menjaga pola makan dan pola hidup,
diharapkan dapat memelihara
kesehatan. Sementara faktor psikologis
berkaitan dengan sikap mental yang
positif, intelegensi, kemauan, bakat,
daya ingat dan daya konsentrasi.
Kondisi mental yang mantap dan stabil
tampak dalam bentuk sikap mental
yang positif dalam menghadapi segala
hal, terutama hal-hal yang berkaitan
dalam proses belajar. Sikap mental yang
positif dalam proses belajar itu misalnya
kerajinan dan ketekunan dalam belajar,
tidak mudah putus asa atau frustasi
dalam menghadapi kesulitan dan
kegagalan, tidak mudah terpengaruh
untuk lebih mementingkan kesenangan
belajar, berani bertanya, mempunyai
inisiatif sendiri dalam belajar, dan
selalu percaya pada diri sendiri.
Sumber:
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPD
P/article/view/25
Hasil Wawancara:
1. Guru Senior
Siswa sering membolos sehingga
tertinggal pelajaran (faktor internal)
Siswa tidak paham materi pembelajaran
tetapi siswa tidak bertanya. (faktor
internal)
Siswa tidak mengulang pelajarannya
kembali saat dirumah. (faktor internal)
2. Kepala Kurikulum
Siswa jarang mengikuti kegiatan belajar
disekolah. (faktor internal)
Kehadiran yang sangat minim, sehingga
sulit mendapatkan nilai yang bagus.
(faktor internal)
Masih ada beberapa siswa yang tidak
mengikuti ujian tengah semester
danujian akhir semester. (faktor
internal)
3. Pakar/Dosen
Kemampuan mendapatkan nilai yang
rendah disebabkan oleh :
Lingkungan sekolah kurang
mendukung
keterbatasan buku/bahan bacaan yang
dimiliki oleh siswa
lingkungan keluarga yang kurang
mendukung
pengaruh menonton televisi serta
penggunaan handphone yang berlebih
Hasil Wawancara:
1. Guru BK
Siswa malu cenderung tertutup. Tidak
mau bersosialisasi dengan teman
(faktor internal)
Ketika melakukan diskusi hanya
sebagian anak yang aktif (faktor
internal)
Ketika diminta maju oleh guru, hanya
beberapa siswa saja yang mau maju
tanpa ditunjuk(faktor internal)
2. Kepala Sekolah
Siswa tidak mau menjawab
pertanyaan jika belum ditunjuk (faktor
internal)
Masih banyak siswa yang
beranggapan bahwa ketika menjawab
pertanyaan harus selalu benar.
Sehingga membuat siswa takut untuk
menjawab dan mengemukakan
pendapatnya (faktor internal)
Hasil Wawancara:
1. Teman Sejawat
Anak kurang berlatih baik disekolah
maupun dirumah. (faktor internal)
Tidak adanya kemauan siswa untuk
belajar dan mencoba. (faktor internal)
Kurangnya daya juang peserta didik
saat menemukan soal yang rumit
2. Guru Matematika
Peserta didik tidak terbiasa untuk
berhitung
Peserta didik kurang berlatih
Peserta didik kurang tertarik dengan
pelajaran berhitung
Peserta didik terbiasa menggunakan
kalkulator sehingga kesulitan saat
menghitung manual.
Guru kurang menanamkan konsep
dasar numerasinya
3. Pakar/Dosen
Kemampuan dasar matematis pada
peserta didik masih rendah
disebabkan oleh peserta didik yang
belajar matematika hanya dengan
menghafal tanpa memahami konsep
dasarnya