Anda di halaman 1dari 12

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Zian Azizah Jayadi
NIM : 22803299051

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Pengelompokan Masalah: Berdasarkan indentifikasi
motivasi a. Masalah Proses Pembelajaran: masalah dan kajian literatur,
belajar siswa 1. Rendahnya motivasi belajar maka indikator dan penyebab
(Proses) 2. Kurangnya rasa percaya diri masalahnya ialah:
3. Kurangnya keaktifan siswa 1. Indikator
a. Rasa senang dan puas
dalam mengerjakan
b. Masalah Hasil Pembelajaran tugas yang diberikan
1. Siswa mendapatkan nilai yang rendah b. keinginan berhasil
2. Kemampuan berhitung yang rendah dalam belajar
c. Keinginan untuk
Definisi Motivasi Belajar: berprasangka dalam
adalah Keseluruhan daya penggerak didalam belajar
diri siswa yang menimbulkan d. Keinginan untuk
kegiatan belajar, yang menjamin melakukan pekerjaan
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang menantang
memberikan arah pada kegiatan belajar, e. Keinginan untuk giat
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh belajar
subjek belajar itu dapat tercapai. f. Adanya harapan dan
Sardiman (2018:75) cita-cita masa depan

Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: 2. Faktor penyebab


 Menurut (Romadhoni, dkk., 2010:230- a. Kurangnya minat
231) Motivasi belajar menjadi salah satu belajar siswa sehingga
faktor penyebab keberhasilan dalam menjadikan peserta
progam pendidikan. Motivasi belajar didik malas (internal)
peserta didik dapat dilihat dari beberapa b. Peserta didik merasa
indikator, antara lain: bosan dengan
1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran yang
pelajaran monoton (internal)
2) Semangat siswa untuk melakukan c. Peserta didik tidak
tugas-tugas belajarnya fokus belajar karena
3) Tanggungjawab siswa dalam tidak menyukai
mengerjakan tugas-tugas belajarnya akuntansi (internal)
4) Reaksi yang ditunjukan siswa d. Peserta didik tidak
terhadap stimulus yang diberikan memiliki daya juang
guru dalam belajar
5) Rasa senang dan puas dalam (internal)
mengerjakan tugas yang diberikan
(Hamdu dan Agustina, 2011).
Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor intrinsik dan
ekstrinsik (Saputra, et. al., 2018).
Faktor intrinsik ini meliputi kesehatan,
perhatian, minat, bakat, sedangkan
faktor ekstrinsiknya meliputi metode
mengajar, alat pelajaran, kondisi
lingkungan.
Sumber :
https://ejournal.upi.edu/index.php/jme
e/article/viewFile/21799/10715

 Ramadan, dkk., (2018:18)


Motivasi intrinsik dapat tumbuh &
berkembang pada diri siswa di mulai dari
motivasi ekstrinsik, serta mungkin juga
komponen – komponen dan dalam proses
belajar mengajar ada yang kurang
menarik bagi siswa, sehingga diperlukan
motivasi ekstrinsik. Motivasi belajar
siswa memiliki indikator-indikator
sebagai berikut: (1) keinginan berhasil
dalam belajar, (2) keinginan untuk
berprasangka dalam belajar, (3)
keinginan untuk melakukan pekerjaan
yang menantang, (4) keinginan untuk
giat belajar, (5) keinginan untuk bekerja
mandiri bertanggung jawab.
Sumber :
https://www.ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.i
d/index.php/JPE/article/view/133

 Achyanadia, (2013:6-7)
Indikator motivasi belajar
diklasifikasikan sebagai berikut: 1)
Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2)
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita
masa depan, 4) Adanya penghargaan
dalam belajar, 5) Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar, 6) Adanya
lingkungan belajar yang kondusif.
Motivasi terbagi dua yaitu motivasi
intrinsik dan ekstrinsik (Uno, 2009:7).
Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang
muncul dari dalam diri seseorang,
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang terbentuk oleh faktor-
faktor luar berupa ganjaran atau
hukuman.
Sumber :
http://ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/TEK/article/viewFile
/447/351

 Ahmad Idzhar (2016)


Guru merupakan ujung tombak dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
Terutama dalam memberikan motivasi
kepada siswa sehingga mampu
meningkatkan kualitas pendidikan demi
mencerdarkan kehidupan bangsa.
Peranan guru menjadi motif daya yang
mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu guru perlu menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal
demi tercapainya suatu tujuan tertentu.
(faktor eksternal)
Sumber:
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/ar
ticle.php?article=695657&val=11128&title=P
ERANAN%20GURU%20DALAM%20MENING
KATKAN%20MOTIVASI%20BELAJAR%20SIS
WA

Wawancara:
1. Guru Senior
- Kurangnya minat belajar siswa
sehingga menjadikan siswa malas
(faktor internal)
- Guru yang galak membuat siswa
terpaksa mengikuti kelas dan hanya
diam saja dikelas (faktor eksternal)
2. Teman Sejawat
- Siswa merasa bosan dengan pelajaran
yang monoton (faktor internal)
- Siswa selalu menunggu bel berbunyi,
sehingga tidak fokus belajar (faktor
internal)
- Siswa selalu mengandalkan teman yang
pintar, sehingga dia menjadi terbiasa
menunggu jawaban dari teman
sejawatnya (faktor internal)
3. Pakar/Dosen
- Metode Pembelajaran yang diterapkan
oleh Guru masih monoton dan hanya
satu arah (Konvensional), seperti
Ceramah
- Guru kurang terampil dalam
menggunakan media pembelajaran atau
bahkan tidak menggunakan media
pembelajaran yang menarik
2 Kurangnya Definisi Percaya Diri: Berdasarkan indentifikasi
rasa percaya Kepercayaan diri merupakan suatu keadaan masalah dan kajian literatur,
diri pada siswa dalam diri seseorang yang berisi kekuatan, maka indikator dan penyebab
(proses) kemampuan dan keterampilan yang dimiliki masalahnya ialah:
seseorang. Dengan kurangnya percaya diri, 1. Indikator
maka rasa rendah diri akan menguasai a. Keyakinan akan
seseorang dalam kehidupannya, dan ia akan kemampuan diri yaitu
tumbuh menjadi pribadi yang pesimis. sikap positif seseorang
Abdul Mu’in Amien, Endang (2000 : 9) tentang dirinya bahwa
mengerti sungguh
Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel:
 Saputra (2010) sungguh akan apa
Percaya diri adalah modal dasar untuk yang dilakukannya
sukses disegala bidang, percaya diri b. Optimis yaitu sikap
adalah “salah satu kunci kesuksesan positif seseorang yang
siswa dalam belajar. Karena tanpa selalu berpandangan
adanya rasa percaya diri siswa tidak baik dalam
akan sukses dalam berinteraksi dengan menghadapi segala hal
temannya.” Di samping itu, tanpa tentang diri, harapan
adanya rasa percaya diri siswa akan dan kemampuan
ragu-ragu dalam menyelesaikan suatu c. Bertanggung jawab
soal, pada akhirnya siswa tersebut tidak yaitu kesediaan
akan maksimal dalam menyelesaikan seseorang untuk
soal di kelas. menanggung segala
Sumber: sesuatu yang telah
http://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/a menjadi
rticle/view/83 konsekuensinya
d. Mandiri, tidak suka
 Lauster (1997) meminta bantuan atau
orang yang memiliki percaya diri yang dukungan kepada
positif adalah : (a) Keyakinan akan pihak lain dalam
kemampuan diri yaitu sikap positif melakukan sesuatu
seseorang tentang dirinya bahwa kegiatan dan tidak
mengerti sungguh sungguh akan apa tergantung kepada
yang dilakukannya. (b) Optimis yaitu orang lain
sikap positif seseorang yang selalu
berpandangan baik dalam menghadapi 2. Faktor penyebab
segala hal tentang diri, harapan dan a. Peserta didik kurang
kemampuan. (c) Obyektif yaitu orang percaya akan
yang percaya diri memandang kemampuan dirinya
permasalahan atau segala sesuatu (internal)
sesuai dengan kebenaran semestinya, b. Peserta didik masih
bukan menurut kebenaran pribadi atau ragu dalam menjawab
menurut dirinya sendiri. (d) dan menyelesaikan
Bertanggung jawab yaitu kesediaan tugas (internal)
seseorang untuk menanggung segala c. Peserta didik belum
sesuatu yang telah menjadi bisa mengambil resiko
konsekuensinya. (e) Rasional dan atas keputusan yang
realistis yaitu analisa terhadap suatu dibuat (internal)
masalah, suatu hal, sesuatu kejadian d. Peserta didik kurang
dengan mengunakan pemikiran yang mandiri dalam
diterima oleh akal dan sesuai dengan mengerjakan tugas
kenyataan (internal)
sumber: e. Peserta didik masih
http://ejournal.unp.ac.id/students/index. suka meminta
php/pgeo/article/view/576 bantuan teman dalam
menyelesaikan tugas
 Misiak dan Sexton (dalam Bimo Walgito, (eksternal)
1993: 8)
Ciri-ciri individu yang mempunyai
percaya diri adalah: (1) Merasa optimis,
yaitu selalu memandang masa depan
dengan harapan yang baik. (2)
Bertanggung jawab, yaitu berani
mengambil resiko atas keputusan atau
tindakan yang menurutnya benar. (3)
Bersikap tenang, yaitu yakin akan
kemampuan dirinya, tidak cemas atau
gugup dalam menghadapi situasi
tertentu. (4) Mandiri, tidak suka
meminta bantuan atau dukungan
kepada pihak lain dalam melakukan
sesuatu kegiatan dan tidak tergantung
kepada orang lain
Sumber:
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.
php/pgeo/article/view/576

 Enung Fatimah (2006: 149-159)


Mengemukakan beberapa ciri-ciri atau
karakteristik individu yang mempunyai
rasa percaya diri yang proporsional
adalah sebagai berikut: (1) Percaya akan
kemampuan atau kompetensi diri,
hingga tidak membutuhkan pujian,
pengakuan, penerimaan ataupun
hormat dari orang lain. (2) Tidak
terdorong untuk menunjukkan sikap
konformis demi diterima oleh orang lain
atau kelompok. (3) Berani menerima
dan menghadapi penolakan orang lain,
berani menjadi diri sendiri. (4) Punya
pengendalian diri yang baik (tidak
moody dan emosi stabil). (5) Memiliki
internal locus of control (memandang
keberhasilan atau kegagalan,
bergantung pada usaha sendiri dan
tidak mudah menyerah pada nasib atau
keadaan serta tidak bergantung atau
mengharapkan bantuan orang lain). (6)
Mempunyai cara pandang yang positif
terhadap diri sendiri, orang lain dan
situasi di luar dirinya. (7) Memiliki
harapan yang realistik terhadap diri
sendiri, sehingga ketika harapan itu
terwujud, ia tetap mampu melihat sisi
positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Sumber:
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.
php/pgeo/article/view/576

Hasil Wawancara:
1. Teman Sejawat
 Peserta didik kurang percaya akan
kemampuan dirinya
 Peserta didik masih ragu dalam
menjawab dan menyelesaikan tugas
 Peserta didik belum bisa mengambil
resiko atas keputusan yang dibuat
3 Siswa Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan indentifikasi
mendapatkan  Linto, Elniati, dan Rizal (2012) masalah dan kajian literatur,
nilai yang menyatakan bahwa kemampuan koneksi maka indikator dan penyebab
rendah matematis adalah kemampuan siswa masalahnya ialah:
(Hasil) dalam memecahkan persoalan-persoalan 1. Indikator
matematika mengenai materi yang a. keberhasilan belajar
diberikan sebelumya. Dalam dipengaruhi oleh
kemampuan koneksi matematis ada 3 faktor internal dan
aspek yaitu:koneksi antar topik faktor eksternal.
matematika, koneksi dengan disiplin b. belajar siswa dapat
ilmu yang lain, dan koneksi dengan dipengaruhi oleh
kehidupan sehari-hari. faktor materi,
Sumber: lingkungan, instrumen
http://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php (kurikulum,
/jpmi/article/view/7 pengajar/guru, model
dan metode mengajar)
 W.J.S. Porwadarminta, Kamus Besar c. Sikap mental yang
Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai positif dalam proses
Pustaka, 1991), 636 belajar itu misalnya
Pemahaman merupakan proses berpikir kerajinan dan
dan belajar. Dikatakan demikian karena ketekunan dalam
untuk menuju kearah pemahaman perlu belajar, tidak mudah
diikuti dengan belajar dan berpikir. putus asa atau
Pemahaman merupakan proses, frustasi dalam
perbuatan dan cara memahami. (faktor menghadapi kesulitan
internal) dan kegagalan,
Sumber: d. Tidak mudah
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&so
urce=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjlocCT0
terpengaruh untuk
_b5AhUB8jgGHUBdC4MQFnoECAgQAQ&url=http%3A% lebih mementingkan
2F%2Frepository.um- kesenangan belajar,
surabaya.ac.id%2F4695%2F3%2FBAB_II.pdf&usg=AOv
Vaw34kTS3qHTcnQbdCSjS3yKv berani bertanya,
mempunyai inisiatif
 Chatib (2012: 169-170) sendiri dalam belajar,
Hasil belajar tidak hanya terbatas pada dan selalu percaya
tes atau ujian saja tetapi sangat luas. pada diri sendiri.
Hasil belajar dapat dilihat dari; a)
perubahan perilaku anak; b) perubahan 2. Faktor penyebab
pola pikir anak; c) membangun konsep a. Kehadiran yang sangat
baru. Keberhasilan belajar siswa dapat minim, sehingga sulit
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut; mendapatkan nilai
faktor materi, lingkungan, instrumen yang tinggi (internal)
(kurikulum, pengajar/guru, model dan b. Peserta didik sering
metode mengajar). Untuk memperoleh membolos sehingga
hasil belajar yang efektif dan baik, faktor tertinggal pelajaran
instrumental ini dirancang sedemikian (internal)
rupa sehingga sesuai dengan materi dan c. Peserta didik tidak
subjek belajar mengulang
Sumber: pelajarannya kembali
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPDP/ saat dirumah.
article/view/25 (internal)
d. Lingkungan sekitar
peserta didik yang
 Menurut Hakim (2000: 11-20), secara kurang mendukung
garis besar keberhasilan belajar untuk belajar diluar
dipengaruhi oleh faktor internal dan jam sekolah (eksternal)
faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri individu itu sendiri yakni
faktor biologis dan faktor psikologis.
Faktor Biologis berkenaan dengan
kondisi fisik yang normal serta semua
anggota tubuh dapat berfungsi dengan
baik serta kondisi kesehatan fisik
dimana tubuh yang sehat dan segar
sangat mempengaruhi Analisis Model
Pembelajaran Discovery Learning
keberhasilan belajar seseorang. Dengan
menjaga pola makan dan pola hidup,
diharapkan dapat memelihara
kesehatan. Sementara faktor psikologis
berkaitan dengan sikap mental yang
positif, intelegensi, kemauan, bakat,
daya ingat dan daya konsentrasi.
Kondisi mental yang mantap dan stabil
tampak dalam bentuk sikap mental
yang positif dalam menghadapi segala
hal, terutama hal-hal yang berkaitan
dalam proses belajar. Sikap mental yang
positif dalam proses belajar itu misalnya
kerajinan dan ketekunan dalam belajar,
tidak mudah putus asa atau frustasi
dalam menghadapi kesulitan dan
kegagalan, tidak mudah terpengaruh
untuk lebih mementingkan kesenangan
belajar, berani bertanya, mempunyai
inisiatif sendiri dalam belajar, dan
selalu percaya pada diri sendiri.
Sumber:
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPD
P/article/view/25

Hasil Wawancara:
1. Guru Senior
 Siswa sering membolos sehingga
tertinggal pelajaran (faktor internal)
 Siswa tidak paham materi pembelajaran
tetapi siswa tidak bertanya. (faktor
internal)
 Siswa tidak mengulang pelajarannya
kembali saat dirumah. (faktor internal)
2. Kepala Kurikulum
 Siswa jarang mengikuti kegiatan belajar
disekolah. (faktor internal)
 Kehadiran yang sangat minim, sehingga
sulit mendapatkan nilai yang bagus.
(faktor internal)
 Masih ada beberapa siswa yang tidak
mengikuti ujian tengah semester
danujian akhir semester. (faktor
internal)
3. Pakar/Dosen
Kemampuan mendapatkan nilai yang
rendah disebabkan oleh :
 Lingkungan sekolah kurang
mendukung
 keterbatasan buku/bahan bacaan yang
dimiliki oleh siswa
 lingkungan keluarga yang kurang
mendukung
 pengaruh menonton televisi serta
penggunaan handphone yang berlebih

4 Keaktifan Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan indentifikasi


siswa pada 1. Achmad Sugandi, Teori Pembelajaran masalah dan kajian literatur,
saat diskusi (Semarang: UNNES Press, 2004), 75 maka indikator dan penyebab
sangat rendah Kadar keaktifan siswa dalam proses masalahnya ialah:
(proses) pembelajaran dapat dilihat pada dimensi 1. Indikator
siswa yaitu pembelajaran yang berkadar a. keinginan, keberanian
siswa aktif akan terlihat pada diri siswa / menampilkan minat,
adanya keberanian untuk mengungkapkan kebutuhan dan
pikiran, perasaan, keinginan dan permasalahannya
kemauannya. Dalam dimensi siswa ini b. keinginan dan
nanti pada akhirnya akam tumbuh dan keberanian serta
berkembang kemampuan kreativitas siswa. kesempatan untuk
(faktor internal) berpatisipasi dalam
2. Ahmadi & Supriyono, Psikologi Belajar, 207- kegiatan persiapan,
208 proses dan kelanjutan
Untuk melihat terwujudnya keaktifan siswa belajar
dalam proses belajar mengajar terdapat c. penampilan berbagai
beberapa indikator cara belajar siswa aktif. usaha/kekreatifan
Melalui indikator cara belajar siswa aktif belajar mengajar
dapat dilihat tingkah laku mana muncul d. kebebasan melakukan
dalam suatu proses belajar mengajar. hal tersebut tanpa
Indikator tersebut yaitu: (a) keinginan, tekanan guru/pihak
keberanian menampilkan minat, lainnya
kebutuhan dan permasalahannya; (b)
keinginan dan keberanian serta 2. Faktor Penyebab
kesempatan untuk berpatisipasi dalam a. Peserta didik malu
kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan cenderung tertutup.
belajar; (c) penampilan berbagai Tidak mau
usaha/kekreatifan belajar mengajar sampai bersosialisasi dengan
mencapai keberhasilannya; dan (d) teman (internal)
kebebasan melakukan hal tersebut tanpa b. Peserta didik tidak
tekanan guru/pihak lainnya. (faktor mau menjawab
internal)
3. Agus Suprijono, Cooperative Learning pertanyaan jika belum
(Yogyakarta: Pustaka Media, 2010), 93. ditunjuk (internal)
Agar siswa terlihat aktif dalam proses c. Peserta didik yang
pembelajaran, maka diperlukan berbagai beranggapan bahwa
upaya dari guru untuk dapat ketika menjawab
membangkitkan keaktifan mereka. pertanyaan harus
Beberapa bentuk upaya yang dapat selalu benar. Sehingga
dilakukan guru dalam mengembangkan membuat peserta didik
keaktifan belajar siswa antaranya dengan takut untuk menjawab
meningkatkan minat siswa, (internal)
membangkitkan motivasi siswa, d. Peserta didik kurang
menerapkan prinsip individualis siswa, berani dalam
serta menggunakan media dalam memberikan
pembelajaran. (faktor eksternal) tanggapan (inetrnal)

Hasil Wawancara:
1. Guru BK
 Siswa malu cenderung tertutup. Tidak
mau bersosialisasi dengan teman
(faktor internal)
 Ketika melakukan diskusi hanya
sebagian anak yang aktif (faktor
internal)
 Ketika diminta maju oleh guru, hanya
beberapa siswa saja yang mau maju
tanpa ditunjuk(faktor internal)
2. Kepala Sekolah
 Siswa tidak mau menjawab
pertanyaan jika belum ditunjuk (faktor
internal)
 Masih banyak siswa yang
beranggapan bahwa ketika menjawab
pertanyaan harus selalu benar.
Sehingga membuat siswa takut untuk
menjawab dan mengemukakan
pendapatnya (faktor internal)

5 Rendahnya Sumber Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan indentifikasi


kemampuan 1. Enik Hidayati (2015) masalah dan kajian literatur,
berhitung Berhitung adalah kemampuan yang maka indikator dan penyebab
peserta didik memerlukan penalaran dan ketrampilan masalahnya ialah:
dalam mata aljabar termasuk operasi hitung. Sehingga 1. Indikator
pelajaran di dalam kemampuan berhitung ada a. Siswa mampu
akuntansi beberapa indikator yang harus dipenuhi mengerjakan soal-soal
keuangan saat proses mencapai suatu tujuan tes yang diberikan oleh
(hasil) pembelajaran yakni: a. Mampu guru.
menyelesaikan soal Siswa mampu b. Mampu membuat soal
mengerjakan soal-soal tes yang diberikan dan penyelesaiannya
oleh guru. Terkait dengan pengertian Selain mampu
mampu adalah bisa/cakap dalam mengerjakan soal yang
menjalankan tugas dan cekatan. b. diberikan oleh guru,
Mampu membuat soal dan siswa juga diharapkan
penyelesaiannya Selain mampu mampu membuat soal
mengerjakan soal yang diberikan oleh dan menyelesaikan
guru, siswa juga diharapkan mampu pengerjaan soalnya
membuat soal dan menyelesaikan secara mandiri.
pengerjaan soalnya secara mandiri. Hal ini c. Dapat menyesuaikan
sesuai dengan pengertian kemampuan itu dan melibatkan diri
sendiri, yaitu kemampuan adalah dalam kehidupan
kesanggupan untuk menguasai sesuatu. bermasyarakat yang
Sumber: kesehariannya
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&sou memerlukan
rce=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjDxcLCvPf
5AhXXm9gFHS4aAgIQFnoECB0QAQ&url=http%3A%2F% keterampilan
2Fdigilib.uinsby.ac.id%2F19293%2F5%2FBab%25202.pdf berhitung.
&usg=AOvVaw2arVw38eOY7c1bx2cY26Mv
d. Memiliki ketelitian,
konsentrasi, abstraksi,
2. Susanto (2011: 98)
dan daya apresiasi yang
Menyatakan bahwa, “kemampuan
tinggi.
berhitung permulaan ialah kemampuan
yang dimiliki setiap anak untuk
2. Faktor Penyebab
mengembangkan kemampuannya,
a. mata pelajaran
karakteristik perkembangnnya dimulai dari
berhitung sebagai mata
lingkungan yang terdekat dengan dirinya,
pelajaran yang sulit dan
sejalan dengan perkembangannya
rumit (eksternal)
kemampuannya anak 3 dapat meningkat
ketahap pengertian mengenai jumlah, yaitu b. Peserta didik terbiasa
berhubungan dengan jumlah dan menggunakan
pengurangan”. kalkulator yang serba
Sumber: digital (eksternal)
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&sourc c. Peserta didik malas
e=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwisw6rlwff5AhW berhitung secara
tSmwGHQxPAvwQFnoECAkQAQ&url=http%3A%2F%2Fdigi
lib.unimed.ac.id%2F34209%2F4%2F9.%2520NIM.%252011 manual (internal)
43313023_BAB%2520I.pdf&usg=AOvVaw1iF0EauWYWqgx3 d. Kurangnya daya juang
MgQQ0a7s
saat mengerjakan soal
yang sulit (internal)
3.. Hartatik, Sri and Nafiah, (2020)
e. Peserta didik masih
Kemampuan Numerasi adalah fokus suka meminta bantuan
kepada kemampuan siswa dalam teman dalam
menganalisa, memberikan alasan, dan menyelesaikan tugas
menyampaikan ide secara efektif, (eksternal)
merumuskan, memecahkan, dan
menginterpretasi masalah-masalah
matematika dalam berbagai bentuk dan
situasi (PISA).
Sumber:
https://www.proceeding.unikal.ac.id/index.ph
p/sandika/article/view/890

4. Okta Meutia (2017)


Kemampuan berhitung adalah kecakapan
dalam mengoperasikan bilanganbilangan
nyata yang berbentuk angka terutama
menyangkut penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.
Sumber:
https://www.ejournal.unma.ac.id/index.p
hp/cp/article/view/2474
5. Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan
Sekolah Dasar (2007)
Indikator kemampuan berhitung
diantaranya adalah:
a. Dapat menyesuaikan dan melibatkan
diri dalam kehidupan bermasyarakat
yang kesehariannya memerlukan
keterampilan berhitung.
b. Memiliki ketelitian, konsentrasi,
abstraksi, dan daya apresiasi yang
tinggi.
c. Memiliki pemahaman konsep ruang
dan waktu serta dapat memperkirakan
kemungkinan urusan peristiwa yang
terjadi di sekitarnya.
d. Memiliki kreatifitas dan imajinasi dan
menciptakan sesuatu secara spontan
Untuk mengetahui dasar-dasar
pembelajaran
Sumber:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&
source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiDg
oaNxPf5AhWyXnwKHeRpBvAQFnoECAQQAQ&url=htt
ps%3A%2F%2Fejournal.iainpalopo.ac.id%2Findex.ph
p%2Ftunascendekia%2Farticle%2Fview%2F1378&usg
=AOvVaw0GBdsTnVKXm3Hhc06rRbA3

Hasil Wawancara:
1. Teman Sejawat
 Anak kurang berlatih baik disekolah
maupun dirumah. (faktor internal)
 Tidak adanya kemauan siswa untuk
belajar dan mencoba. (faktor internal)
 Kurangnya daya juang peserta didik
saat menemukan soal yang rumit

2. Guru Matematika
 Peserta didik tidak terbiasa untuk
berhitung
 Peserta didik kurang berlatih
 Peserta didik kurang tertarik dengan
pelajaran berhitung
 Peserta didik terbiasa menggunakan
kalkulator sehingga kesulitan saat
menghitung manual.
 Guru kurang menanamkan konsep
dasar numerasinya
3. Pakar/Dosen
Kemampuan dasar matematis pada
peserta didik masih rendah
disebabkan oleh peserta didik yang
belajar matematika hanya dengan
menghafal tanpa memahami konsep
dasarnya

Anda mungkin juga menyukai