Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REPORT

PENDIDIKAN PANCASILA
Dosen Pengampu : Arif Wahyudi, S.H., M.H.

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Elfi Yulita ( 3203331009 )

Heny Tasya Tampubolon ( 3203331025 )


Nadia Harahap ( 3203131019 )

Rohaida Situngkir ( 3203331037 )

Sri Tiurma Bintang S ( 3202131009 )

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia nya, serta taufik dan hidayahnya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Report ini. Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Dosen matakuliah Pendidikan
Pancasila, yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian tugas tersebut.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penugasan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penugasan berikutnya dikemudian hari. Semoga Critical Book Report ini
bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri tentunya, serta penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penugasan tersebut.

Medan, 25 Februari 2022

Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI

PENDIDIKAN PANCASILA.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................5
1.1 Identitas Buku........................................................................................................................5
1.2 Rasionalisasi Penting nya CBR.............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan CBR..........................................................................................................5
BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA...................................................................6
• Menanya Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila................................................................7
• Menggali Nilai Sosiologi, Histori, dan Politis Pendidikan Pancasila...........................................9
• Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila..............................................................10
• Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan.......................11
BAB II BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA A.
Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.....................12
B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia....13
Sejarah Bangsa Indonesia..............................................................................................................16
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia...........................................................................................................................17
E. Mendeskripsikan Essensu dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Untuk Masa Depan........................................................................................................................17
BAB III BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA Menelusuri Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Dasar Negara...............17
Menggali Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai Dasar
Negara............................................................................................................................................18
BAB IV MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA Menelusuri Konsep dan
Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara...................................................................................19
Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Ideologi Negara................................19
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Ideologi Negara.........20
BAB V MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT.............................21
BAB VI BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA......................................21
BAB VII MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU
.......................................................................................................................................................22
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................23
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................25
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................25
4.2 Saran....................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Identitas Buku
Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
Penulis : Intan Ahmad
Penerbit : Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset
dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun Terbit : 2016
Kota Terbit : Jakarta
ISBN : 978-602-6470-01-0

1.2 Rasionalisasi Penting nya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang
kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati. Misalnya dari segi analisis bahasa
dan pembahasan. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi.

1.3 Tujuan Penulisan CBR

Tujuan penulisan CBR ini adalah untuk mengkritisi topik dalam bidang Pendidikan
Pancasila dalam satu buku.

1.4 Manfaat CBR


✓ Dapat mengetahui apa apa saja yang dibahas pada Pendidikan Pancasila.

5
BAB II RINGKASAN BUKU

BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

• Urgensi Pendidikan Pancasila

Masalah di Indonesia yang menunjukkan pentingnya mata kuliah Pendidikan Pancasila.

1. Masalah Kesadaran Perpajakan Kesadaran menjadi permasalahan utama bangsa, karena uang
dari pajak menjadi tulang punggung pembiayaan pembangunan. APBN2016,sebesar 74,6 %
penerimaan negara berasal dari pajak. Masalah yang muncul adalah masih banyak wajib pajak.
Peranan maupun badan yang masih belum sadar dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

2. Masalah Korupsi

Transparansi Internasional (TI) merilis situasi korupsi di 188 negara untuk tahun2015.
Berdasarkan data TI tersebut, Indonesia masih menduduki peringkat 88 dalam urutan negara
paling korup di dunia. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih adanya perilaku pejabat publik
yang kurang sesuai dengan standar nilai/moral Pancasila. Maka dari itu, mata kuliah pendidikan
Pancasila perlu diintensifkan di perguruan tinggi.

3. Masalah Lingkungan

Pada saat ini, banyak kasus pembakaran hutan, perubahan hutan menjadi lahan pertanian dan
perkebunan selain masalah hutan, masalah keseharian yang dihadapi masyarakat Indonesia saat
ini adalah sampah, pembangunan yang tidak memperhatikan ANDAL dan AMDAL. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan masih perlu
ditingkatkan.

4.Masalah Disintegrasi

Bangsa zaman reformasi tidak hanya berdampak positif, namun juga berdampak negatif, antara
lain terkikisnya rasa kesatuan dan persatuan bangsa. Sebagai contoh penyalahgunaan hak
otonomi daerah yang diberikan. Bukan itu saja, fenomena primordialisme pun kadang muncul
dalam kehidupan masyarakat.

5. Masalah Dekadensi

6
Moral Fenomena dekadensi moral tersebut terekspresikan dan tersosialisasikan lewat tayangan
berbagai media massa yang dapat mengkikis generasi moral dan akhlak muda. Contoh dalam
sehari-hari adalah sinetron di Indonesia yang sebagian besar berisi tentang pergaulan bebas,
pengkhianatan, perselingkuhan, dll. hasilnya sudah dapat ditebak, perilaku menyimpang di
kalangan remaja semakin meningkat.

6. Masalah Narkoba

Dampak negatif dari letak geografis Indonesia, dapat dilihat dari kacamata bandar narkoba,
Indonesia strategi dalam hal pemasaran obat-obatan terlarang. tidaksedikit narkoba warga Negara
asing yang tertangkap membawa zat terlarang ke negeri ini. Namun demikian, sanksi yang
diberikan terkesan kurang tegas sehingga tidak menimbulkan efek jera. Akibatnya, banyak
generasi muda yang masa suram karena kecanduan narkoba.

7. Masalah Penegakan Hukum yang Berkeadilan

Salah satu tujuan dari gerakan reformasi adalah mereformasi sistem hukum dan sekaligus
meningkatkan kualitas penegakan hukum. Faktor dominan dalam penegakan hukum adalah
faktor manusianya. Konkretnya penegakan hukum ditentukan oleh kesadaran hukum masyarakat
dan profesionalitas aparatur penegak hukum.

8. Masalah Terorisme

Salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah terorisme. asal mula dari
kelompok terorisme itu sendiri tidak begitu jelas di Indonesia. Para teroris tersebut melakukan
kekerasan kepada orang lain dengan melawan hukum dan mengatasnamakan agama. Padahal
agama adalah tuntunan manusia berperilaku santunan dan penuh kasih sayang, ditangan teroris,
agama mengejawantah menjadi keyakinan terhadap yang bengis tanpa belas kasihan.

• Menanya Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila

Tujuan pendidikan Pancasila dapat dilacak keterkaitannya dengan tujuan nasional dan tujuan
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan Pancasila adalah agar subjek didik memiliki moral
yang sesuai dengan nilai Pancasila moralitas itu mampu itu terwujud dalam kehidupan
seharihari (UU No.2 Tahun 1989). Perilaku moral adalah perilaku keimanan dan ketakwaan

7
terhadap tuhan yang maha esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai agama, perilaku
kemanusian yang adil dan beradap, perilaku yang mendukung persatuan bangsa Indonesia.
Adapun tujuan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah agar mahasiswa:

1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jika Pancasila dan UUD 1945 dalam
kehidupan sebagai warganegara Indonesia.

2. Menguasai pengetahuan tentang beragam masalah dasar berkehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandasan
memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma Pancasila, sehingga
mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan iptek dan
pembangunan.

3. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan
mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai Pancasila.

Secara spesifik, tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk:

1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan panduan untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap


berbagai masalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem pikiran
yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.

4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,


kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa, serta kuatkan masyarakat madani
yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu
berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

8
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional, mempunyai tujuan
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas, berdedikasi tinggi, dan
bermartabat agar:

1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;
3. Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hari nurani;
4. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
5. Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi bangsanya.

• Menggali Nilai Sosiologi, Histori, dan Politis Pendidikan Pancasila

1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila Presiden Soekarno pernah mengatakan, ”Jangan sekali-
kali meninggalkan sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai
fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan.
Implikasinya, pengayaan materi perkuliahan Pancasila melalui pendekatan historis adalah
amat penting dan tidak boleh dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian
hari. Melalui pendekatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah
dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain.

2. Sosiologis Pendidikan Pancasila melalui pendekatan ini pula, diharapkan dapat mengkaji
struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah
sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu
pada nilainilai Pancasila. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya
besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara (Kaelan,
2000:13).

3. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila negara Republik Indonesia adalah negara hukum
(rechtsstaat ) dan salah satu cirinya atau istilah yang bernuansa bersinonim, yaitu
pemerintahan berdasarkan hukum (supremasi hukum). Pancasila sebagai dasar negara
merupakan landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan Negara hukum

9
tersebut. hal tersebut berarti pendekatan yuridis (hukum) merupakan salah satu pendekatan
utama dalam pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Penegakan hukum ini hanya akan efektif, apabila didukung oleh kesadaran hukum warga
negara terutama dari kalangan intelektualnya. Kesadaran hukum tidak semata-mata mencakup
hukum perdata dan pidana, tetapi juga hukum tata negara. Ketiganya membutuhkan sosialisasi
yang seimbang di seluruh kalangan masyarakat, sehingga setiap warga negara mengetahui hak
dan kewajibannya. Keseimbangan antara hak dan kewajiban akan melahirkan kehidupan yang
harmonis sebagai bentuk tujuan negara mencapai masyarakat adil dan makmur.

4.Sumber Politik Pendidikan Pancasila salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila
adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar kita mampu
mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya atau usaha mewujudkan
kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Melalui kajian tersebut, kita
diharapkan lebih termotivasi berpartisipasi memberikan masukan, baik untuk infrastruktur politik
maupun suprastruktur politik.

• Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila

Dengan sejarah perjuangan Pancasila dari awal dibentuknya seperti disebutkan di atas,
Pancasila membuktikan diri sebagai cara pandang dan metode ampuh bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk membendung trend negatif perusak asas berkehidupan bangsa. Tantangan
yang dahulu dihadapi oleh Pancasila sebagai dasar negara, jenis dan bentuknya sekarang
dipastikan akan semakin kompleks dikarenakan efek globalisasi. Globalisasi menurut
Ahmad, M. (2006) adalah perkembangan di segala jenis kehidupan dimana batasan-batasan
antar negara menjadi pudar dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). Berkembangnya arus informasi menjadi sebuah ciri spesifik dari terminologi
globalisasi. Setiap warga negara akan semakin mudah dan bebas untuk mengakses berbagai
jenis informasi dari berbagai belahan dunia mana pun dalam waktu yang sangat singkat.
Dengan perkembangan Informasi yang begitu cepat, tantangan yang diterima oleh ideologi
pada saat ini juga menjadi sangat luas dan beragam. Sebagai contoh, beragamnya banyak
agama di Indonesia yang terkadang menjadi alasan pemicu konflik horizontal antar umat
beragama, ekonomi yang mulai berpindah dari sistim kekeluargaan (contoh: pasar
tradisional) menjadi sistem kapitalisme dimana keuntungan merupakan tujuan utama, paham

10
komunisme, liberalisme, terorisme, chauvinisme, dsb. Masih banyak lagi hal dalam
kehidupan warga negara Indonesia yang dipengaruhi oleh informasi yang begitu mudah dan
cepat tersebut, tanpa bisa di sebutkan satu-persatu. Masalah-masalah yang disebutkan diatas
bertentangan dengan semua nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara.
Lalu sebenarnya apa fungsi Pancasila sebagai dasar negara? Peran Pancasila yang pertama
pada dasarnya adalah Pancasila digunakan sebagai penyaring informasi yang beragam.
Bahwa kita memiliki budaya dan pedoman yang harus tetap dijaga sebagai sebuah identitas
bahwa kita adalah bangsa Indonesia.

Jika sebuah warga negara tertutup, pastinya warga negara tersebut akan tertinggal jauh oleh
perkembangan informasi yang begitu cepat. Pancasila menjaga nilai-nilai normatif-
filosofisideologis bangsa Indonesia agar tetap sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada era globalisasi sekarang ini. Pancasila
seharusnya juga menjadi batasan pandangan yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga
negara. Banyak kalangan yang lupa akan budaya dan bahasa daerah dikarenakan pengaruh
globalisasi yang sangat hebat, sehingga mengikis ide tentang jati diri bangsa sebagai bangsa
Indonesia. Batasan pandangan yang sesuai menurut Pancasila seharusnya menjadi garis
bawah bahwa kita seharusnya boleh mengikuti perkembangan zaman, akan tetapi ada
beberapa batasan-batasan nilai yang harus dijunjung, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Akan tetapi, fungsi-fungsi tersebut sekarang ini sudah mulai dilupakan oleh
kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan perubahan yang terjadi pada lingkungan
dan situasi kehidupan bangsa Indonesia di semua level wilayah.

• Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan

Menurut penjelasan pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan mata kuliah pendidikan Pancasila adalah
pendidikan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan kepada mahasiswa mengenai
ideologi bangsa Indonesia. Dengan landasan tersebut, Ditjen Dikti mengembangkan esensi
materi pendidikan Pancasila yang meliputi:

1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila


2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia

11
3. Pancasila sebagai dasar negara
4. Pancasila sebagai ideologi negara
5. Pancasila sebagai sistem filsafat
6. Pancasila sebagai sistem etika
7. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.

BAB II BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA


A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia

Periode Pengusulan Pancasila

Cikal bakal munculnya Ideologi bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa
Nasionalisme, yang membuka pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Perumusan
pancasila itu pada awalnya dilakukan sidang BPUPKI, yang pertama kali dilaksanakan pada
tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Sedangkan BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945, yang
beranggotakan 60 orang. BPUPKI diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodiningrat dan
didampingi oleh ketua muda yaitu Raden Panji Suroso dan Ichibangase (orang Jepang).
BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Letjeen Kumakichi Harada. Dan sehari
setelah dilantik, dimulailah sidang pertama dengan materi pokok pembicaraan calon dasar
negara.

Tokoh yang berbicara pada sidang BPUPKI adalah Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno, Ki
Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo. Ke empat tokoh tersebut mengusulkan menurut
pandangan mereka sendiri-sendiri. dan seperti yang kalian ketahui, salah satu pengusul calon
dasar negara adalah Ir. Soekarno. Beliau berpidato pada tanggal 1 Juni 1945, dan pada saat
itu Ir. Soekarno menyampaikan 5 butir gagasan tentang dasar negara. Lima dasar gagasan
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Peri kemanusiaan
3. Mufakat
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

12
Setelah pidato Ir. soekarno, dibentuklah panitia kecil atau disebut panitia sembilan yang
bertugas menampung usulan-usulan seputar calon dasar negara dan untuk sementara itu
sidang pertama diberhentikan.

2. Periode Perumusan Pancasila

Dalam perumusan pancasila ini, sidang BPUPKI dilaksanakan pada 10-16 Juli 1945, yang
naskahnya bernama “Pembukaan Hukum Dasar” atau sering disebut piagam jakarta. Dan
ternyata piagam jakarta merupakan naskah awal pernyataan Kemerdekaan Indonesia. Isi piagam
jakarta tersebut adalah: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan. dan perjuangan pergerakan kemerdekaan indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia
kedepan pintu gerbang negara Indonesia, yang merdeka bersatu, berdaula, adil dan makmur.

3. Periode pengesahan pancasila

Dan pada tanggal 18 Agustus 1945, perumusan pancasila disahkan yang isinya dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa


Indonesia

Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia

13
Sebagai identitas bangsa Indonesia, adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa dan
tidak dimiliki oleh bangsa yang lain. Dalam hal ini, identitas nasional tidak hanya mengacu
pada individu saja, tapi berlaku juga pada kelompok. Bangsa Indonesia sudah terkenal sejak
lama memiliki karakter khas dibanding bangsa lain, yaitu keramahan dan sopan santun
masyarakatnya. Sehingga banyak orang-orang dari negara lain yang turut merasakan
kenyamanan dan kehangatan masyarakat Indonesia pada saat mereka datang ke Indonesia.

Secara umum sebagian besar suku-suku di Indonesia memiliki sistem kemasyarakatan


kekerabatan, dimana masyarakat mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan
kelompoknya etnisnya. Masyarakat Indonesia mempunyai kecenderungan membuat
perkumpulanperkumpulan atau paguyuban apabila mereka berada di luar daerah. Hal ini juga
terjadi pada masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri. Masyarakat Indonesia jika
berada di luar negeri biasanya akan membuat organisasi paguyuban Indonesia di mana
mereka tinggal. Ikatan emosional yang terbentuk sudah bukan lagi ikatan kesukuan, namun
sudah menjadi ikatan kebangsaan.

Identitas nasional dalam konteks bangsa cenderung mengacu pada kebudayaan atau
karakter khas bangsa tersebut. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin
dalam sombol-simbol kenegaraan. Kedua unsur identitas ini secara nyata terangkum dalam
Pancasila. Pancasila dengan demikian merupakan identitas nasional kita dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia pada dasarnya adalah bangsa
yang religius, humanis, menyukai persatuan dan kekeluargaan, suka bermusyawarah, dan
lebih mementingkan kepentingan bersama. Perlu disadari, konflik-konflik sosial yang terjadi
dan sering diberitakan di media-media tidaklah mencerminkan watak bangsa Indonesia
secara keseluruhan. Secara kuantitas, masyarakat yang rukun dan toleran jauh lebih banyak
daripada yang tidak rukun dan toleran. Kesadaran akan kenyataan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang majemuk sangatlah penting. Apabila kesadaran tersebut tidak dimiliki,
maka keragaman yang bisa menjadi potensi untuk maju justru bisa menjadi masalah.
Keragaman yang ada pada bangsa Indonesia semestinya tidak dilihat dalam konteks
perbedaan namun dalam konteks kesatuan.

14
Pancasila sebagai identitas nasional juga kepribadian bangsa Indonesia harus mampu
mendorong bangsa Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang
bukan berarti menentang arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani
dan menghadapi tantangan dan peluang yang tercipta. Bila menghubungkan antara
kebudayaan sebagai karakteristik bangsa dengan Pancasila sebagai kepribadian bangsa,
tentunya kedua hal ini merupakan suatu kesatuan seperti layaknya keseluruhan sila dalam
Pancasila yang mampu menggambarkan karakteristik yang membedakan negara Indonesia
dengan negara lainnya.

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Yang dimaksud dengan kepribadian ialah setiap sifat yang terlihat dalam perilaku
seseorang atau sebuah bangsa yang membuatnya berbeda dari seseorang atau bangsa lainnya.
Setiap orang memiliki orientasi berbeda dalam menghadapi sebuah kondisi tertentu, sehingga
tercipta sebuah pola perilaku yang baku dan konsisten. Dengan begitu hal ini menjadi
karakteristik pribadinya.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang berarti bahwa pancasila menjadi
petunjuk atau pedoman diberbagai kegiatan kehidupan untuk mengatur kehidupan
bernegara dan berbangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup pancasila juga berfungsi
sebagai pegangan hidup, norma, dan pedoman disemua aspek kehidupan mulai dari
masyarakan hingga berbangsa Indonesia sebagai mana UUD 1945 dan Pancasila yang
menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa semua perilaku dan
sikap setiap individu harus dijiwai dengan nilai-nilai pancasila.

Pancasila sebagai jiwa bangsa

Dalam perkembangan zaman yang mengalami kemajuan dan keemasan ini terlihat
potensi masyarakat akan budaya sendiri mulai menghilang. Tergesernya oleh budaya asing
yang tak terbendung dalam menangganinya. Bahkan masyarakat kini cenderung mengikuti
budaya barat yang ngetrend.

Pancasila sebagai perjanjian leluhur

15
Pancasila merupakan dasar negara bangsa Indonesia yang menjadi pedoman dan
landasan bangsa Indoensia. Pancasila dibentuk dari kesepakatan rakyat Indonesia dan
mewakili karakteristik dan keberagaman yang terdapat pada masyarakat Indonesia.
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara setelah Indonesia meredak dan mencoba hidup
mandiri yakni pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh anggota PPKI yang mewakili rakyat
Indonesi. Selain itu, pancasila juga memiliki peran sebafai perjanjian luhur. Pancasila
sebagai perjanjian luhur bangsa adalah pancasila merupakan keputusan final bagi bangsa
Indonesia yang harus diamalkan dan dilestarikan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Keberagaman yang terdapat pada masyarakat Indonesia merupakan salah satu faktor yang
menjdaikan pancasila sebagai perjanjian luhur. Di dalam isi pancasila, terdapat sila yang
mencantumkan perjanjian luhur untuk seluruh rakyat indonesia yakni pada sila pertama
yang berbunyi ketuhanan yang maha esa. Hal tersebut menandakan bahwa perbedaan
beragama yang terdapat di Indonesia tidak menghalangi setiap rakyat untuk bersatu
membangun Indonesia.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian


Sejarah Bangsa Indonesia

1. Sumber Historis Pancasila


Nilai yang sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang sejak
dahulu kala. Konsep ketuhanan, kerakyatan, serta demokrasi yang sudah tertanam pun
sudah sejatinya diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Sumber Sosiologis Pancasila
Di dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat contoh nyata Pancasila yaitu dengan
adanya gotong-royong. Kebiasaan ini menanamkan bentuk semangat kekeluargaan
sebagai cerminan dari sila Pancasila yang kelima yaitu Keadilan Sosial.
3. Sumber Politis Pancasila
Contoh nilai ini dapat kita temukan pada sila Pancasila yang keempat, nilai kerayakyatan,
nilai yang dipimpin dan jiwai oleh semangat kekeluargaan. Cerminan ini menanamkan
semangat yang diperuntukkan dalam mengambil keputusan yang mencerminkan
musyawarah mufakat.

16
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia
1. Argumen tentang dinamika pancasila dalam sejarah bangsa
Seiring perkembangannya, terjadi dinamika perubahan dalam pemahaman nilai
Pancasila seperti pada saat 1960 dimana NASAKOM lebih popular dibandingkan
dengan Pancasila. Hingga pada era Soeharto, dilaksanakannya penataran P-4 yang
tidak hanya terjadi pada lingkungan masyarakat tetapi juga pada pelajar.
2. Argumen tentang tantangan terhadap pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Contohnya pada ketetapan pengangkatan presiden seumur hidup yang dilakukan oleh
MPRS. Tantangan lainnya yaitu adanya nilai yang diinterpretasikan secara salah
sehingga menjadikan nilai ini menyimpang dari nilai Pancasila yang sebenarnya.
E. Mendeskripsikan Essensu dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia Untuk Masa Depan

1. Esensi Pancasila dalam kajian sejarah bangsa


Pancasila sebagai pandangan hidup yang mengandung unsur agama, budaya, adat
istiadat. Karena dasar filsafat negara yaitu Pancasila itu sendiri.
2. Urgensi Pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Pancasila menunjukkan ekstitensinya sebagai suatu dasar negar ayang fundamental.
Dasar ini dapat mempengaruhi kita bisa bangkit dari keterpurukan, maju bersama, serta
menjaga dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB III BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK


INDONESIA Menelusuri Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Dasar Negara

Diponolo menyimpulkan 3 (tiga) unsur yang menjadi syarat mutlak bagi adanya negara yaitu: a.
Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territoir b. Unsur manusia, atau umat (baca:
masyarakat), rakyat atau bangsa c. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan.
Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD Negara
Republik Indonesia 1945). Pasal tersebut menjelaskan hubungan Pancasila tepatnya sila ketiga
dengan bentuk negara yang dianut oleh Indonesia, yaitu sebagai negara kesatuan bukan sebagai

17
negara serikat. Tujuan negara Republik Indonesia apabila disederhanakan dapat dibagi 2 (dua),
yaitu mewujudkan kesejahteraan umum dan menjamin keamanan seluruh bangsa dan seluruh
wilayah negara.

Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan
Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian sehingga perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang
dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh.

Menggali Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai Dasar
Negara

1. Sumber Yuridis Pancasila

Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia


sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia. Melalui Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai payung hukum, Pancasila perlu
diaktualisasikan agar dalam praktik berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam
konflik yang tidak produktif.

2. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila dijadikan sebagai dasar negara, yaitu sewaktu ditetapkannya Pembukaan


UndangUndang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 pada 8 Agustus 1945.
Pada mulanya, pembukaan direncanakan pada tanggal 22 Juni 1945, yang terkenal dengan
Jakartacharter (Piagam Jakarta), tetapi Pancasila telah lebih dahulu diusulkan sebagai dasar
filsafat negara Indonesia merdeka yang akan didirikan, yaitu pada 1 Juni 1945, dalam rapat
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Notonagoro, 1994: 24).

3. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila diharapkan dapat melindungi dan mengembangkan kehidupan beragama; sementara


agama diharapkan dapat memainkan peran publik yang berkaitan dengan penguatan etika sosial

18
BAB IV MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA Menelusuri Konsep
dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

1. Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara

Ideologi Pancasila di antara ideologi besar dunia, maka Anda perlu mengenal beberapa jenis
ideologi dunia sebagai berikut. a. Marxisme-Leninisme; suatu paham yang meletakkan ideologi
dalam perspektif evolusi sejarah yang didasarkan pada dua prinsip; pertama, penentu akhir dari
perubahan sosial adalah perubahan dari cara produksi; kedua, proses perubahan sosial bersifat
dialektis. b. Liberalisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kebebasan
individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu. c. Sosialisme; suatu paham yang
meletakkan ideologi dalam perspektif kepentingan masyarakat, artinya negara wajib
menyejahterakan seluruh masyarakat atau yang dikenal dengan kosep welfare state. d.
Kapitalisme; suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap individu untuk menguasai
sistem pereknomian dengan kemampuan modal yang ia miliki.

2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi negara menghadapi berbagai bentuk tantangan. Salah satu tantangan
yang paling dominan dewasa ini adalah globalisasi. Globalisasi merupakan era saling
keterhubungan antara masyarakat suatu bangsa dan masyarakat bangsa yang lain sehingga
masyarakat dunia menjadi lebih terbuka.

Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Ideologi Negara

1. Warga Negara Memahami dan Melaksanakan Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai berikut: a. Unsur ateisme yang terdapat dalam ideologi Marxisme atau
komunisme bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Unsur individualisme dalam
liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilai gotong royong dalam sila Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. c. Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai
sistem perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan.

2. Penyelenggara Negara Memahami dan Melaksanakan Pancasila sebagai Ideologi Negara

19
Pancasila sebagai ideologi negara secara konsisten. Magnis Suseno menegaskan bahwa
pelaksanakan ideologi Pancasila bagi penyelenggara negara merupakan suatu orientasi
kehidupan konstitusional artinya, ideologi Pancasila dijabarkan ke dalam berbagai peraturan
perundang-undangan.

Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Ideologi Negara

1. Sumber historis Pancasila sebagai Ideologi Negara


a. Soekarno lebih mementingkan konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan
Komunisme) sebagai landasan politik bagi bangsa Indonesia.
b. Presiden Soeharto, Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal bagi Organisasi Politik
dan Organisasi Kemasyarakatan. TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan
nilainilai Pancasila. TAP MPR ini menjadi landasan bagi dilaksanakannya penataran
P-4 bagi semua lapisan masyarakat.
c. Presiden Habibie menggantikan Presiden Soeharto yang mundur pada 21 Mei 1998,
atas desakan berbagai pihak Habibie menghapus penataran P-4.
d. Presiden Abdurrahman Wahid muncul wacana tentang penghapusan TAP
NO.XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan PKI dan penyebarluasan ajaran
komunisme.

e. Megawati, Pancasila sebagai ideologi semakin kehilangan formalitasnya dengan


disahkannya Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yang tidak
mencantumkan pendidikan Pancasila.
f. Pemerintahan SBY yang berlangsung dalam dua periode dapat dikatakan juga tidak
terlalu memperhatikan pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara. Hal ini dapat
dilihat dari belum adanya upaya untuk membentuk suatu lembaga yang berwenang
untuk menjaga dan mengawal Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara
sebagaimana diamanatkan oleh Keppres No. 27 tahun 1999.
2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara berakar dalam kehidupan masyarakat. Unsur-unsur
sosiologis yang membentuk. Seperti berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan
terhadap adanya kekuatan gaib, menghormati hal oranglain, rasa cinta tanah air,
semangat musywarah, gaya hidup sederhana.

20
3. Sumber Politis Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara dalam kehidupan politik di Indonesia dalam bentuk
tidak menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power) untuk memperkaya diri atau
kelompok karena penyalahgunaan kekuasaan itulah yang menjadi faktor pemicu
terjadinya korupsi.

BAB V MENGAPA PANCASILA MERUPAKAN SISTEM FILSAFAT

Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara membicarakan
masalah dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan pandangan hidup bangsa
(weltanschauung). Meskipun kedua istilah tersebut mengandung muatan filsofis, tetapi Pancasila
sebagai sistem filsafat yang mengandung pengertian lebih akademis memerlukan perenungan
lebih mendalam. Filsafat Pancasila merupakan istilah yang mengemuka dalam dunia akademis.
Ada dua pendekatan yang berkembang dalam pengertian filsafat Pancasila, yaitu Pancasila
sebagai genetivus objectivus dan Pancasila sebagai genetivus subjectivus. Kedua pendekatan
tersebut saling melengkapi karena yang pertama meletakkan Pancasila sebagai aliran atau objek
yang dikaji oleh aliran-aliran filsafat lainnya, sedangkan yang kedua meletakkan Pancasila
sebagai subjek yang mengkaji aliran-aliran filsafat lainnya.

Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat diberikan


pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai
prinsipprinsip politik agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam
penyelenggaraan negara agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala
kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.

21
BAB VI BAGAIMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA

Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku
manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.

Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu
normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi
(penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.

BAB VII MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN


ILMU

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beberapa terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran Pancasila
sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila
sebagai intellectual bastion (Sofian Effendi) Pancasila sebagai common denominator values
(Muladi) Pancasila sebagai paradigma ilmu.

Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah
untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai rambu-rambu normatif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus
berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas.

22
BAB III PEMBAHASAN
Pada judul buku yang berjudul “Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi” ini
sangatlah cocok dijadikan sebagai bahan buku referensi untuk mahasiswa dalam memahami dan
menerapkan perilaku Pancasila. Pada buku ini mencakup sebanyak 7 bab, dimana bab
pertamanya diawali dengan pendahuluan akan Pendidikan Pancasila, hakekat kepancasilaan,
tujuan dari pendidikan Pancasila tersebut. Pada bab keduanya sudah mulai membahas mengenai
pengkajian dinamika Pancasila dimulai dari era pra kemerdekaan, awal kemerdekaan, orde lama,
orde baru, dan reformasi. Pada bab ketiganya sudah mulai membahas akan kedudukan
kepancasilaan sebagai dasar negara. Dalam bab ketiga ini menunjukkan pengimplementasian
Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara, terkhususnya dalam bidang kepolitikan, sosbud,
dan hankam. Pada bab keempat membahas tuntas tentang kedudukan Pancasila sebagai ideologi
negara, pada bab kelimanya membahas tentang filsafat kepancasilaan, hakikat sila-sila Pancasila.
Pada bab keenam membahas tentang etika Pancasila. Dan pada bab ketujuh membahas mengenai
Pancasila sebagai nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut pada buku
ini diharapkan kita sebagai mahasiswa harus mampu menguasai pendidikan pancasila tersebut,
menunjukkan sikap positif dalam kepancasilaan, penerapan esensi nilai-nilai kepancasilaan
dalam kehidupan sehari-hari. Jika dilihat dari penyusunan materi yang ada pada buku yang kami
review ini sudah menunjukkan bahwa si penulis buku sudah menyusun materi yang dibahas
secara sistematis. Terlihat dari tiap kajiannya materi yang dikaji sudah mencapai kemampuan
para mahasiswa dalam memahami tiap materi yang dibahas. Pada buku ini juga mendesain
covernya dengan sangat rapi dan juga unik. Pada cover ini juga sudah menunjukkan bahwa tim
penyusun buku ini, benar-benar sudah merancang buku ini dengan maksimal. Pada buku ini juga
menyertakan sebuah pengilustrasian yang disertai dengan berbagai gambar agar para mahasiswa
semakin mudah dalam memahami cakupan materi yang dibahas di dalam buku tersebut. Buku
Pendidikan Pancasila ini juga memberikan berbagai pernyataan tiap akhir bab materi, yang
dimana pernyataan ini dapat dijadikan sebagai bahan pengevalusian mahasiswa dalam
pemenuhan pencapaian pemahaman akan materi yang dipahami. Pada buku ini juga
mencantumkan banyak pendapat ahli, dan dalam penggunaan kata asing sudah membuat huruf
miring. Dan pada buku ini juga memuat berbagai kutipan kata-kata bijak yang dapat dijadikan
mahasiswa sebagai motivasi dan semangat api dalam menciptakan karakter Pancasilais.

23
Selain kelebihan buku, buku ini juga tidak jauh dari kata kesempurnaan. Buku ini juga
memiliki kekurangan yang tidak jauh banyak dari kelebihan yang ada pada buku ini. Kekurangan
pada buku ini masih terdapat kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Penyampaian materi pada
buku ini juga masih berbelit-belit membuat para pembaca kurang paham.

Kami dari tim penyusun cricital book review akan membahas satu materi dari buku
tersebut yaitu mengenai Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengembangan. Pemahaman ilmu
pengetahuan dan teknologi ini sudah tidak asing lagi bagi kami para mahasiswa dan juga
tentunya dalam peradaban manusia. Yang dimana dengan adanya kemajuan yang sangat pesat ini
akan membuat peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Dimana IPTEK akan
selalu berkembang dalam ruang kebudayaan. Perkembangan IPTEK ini memiliki sentuhan
hangat terhadap nilai-nilai kebudayaan dan juga mencampuradukan antara kebenaran dan
kemajuan. Dalam hal ini artinya IPTEK itu akan senantiasa atas sikap human-religius. Sehingga
dapat kami simpulkan bahwa pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat
ditelusuri ke dalam hal-hal sebagai berikut. Pertama, pluralitas nilai yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan
dalam cara pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi
yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan
iptek terhadap lingkungan hidup berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup
manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para
ilmuwan dalam pengembangan iptek di Indonesia. Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi
negara-negara Barat dengan politik global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan
bangsa Indonesia, seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa
keadilan. Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal
pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.
Serta menanamkan sikap inklusif, toleran dan gotong royong dalam keragaman agama dan
budaya, bertanggung jawab atas keputusan yang diambil pada prinsip musyawarah mufakat,
merumuskan Pancasila itu sebagai pengkarakteran, dan menumbuhkan masyarakat yang
Pancasilais.

24
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil Critical Book Review yang saya peroleh maka dapat saya simpulkan bahwa
ke dua buku ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Buku ini dapat digunakan bagi mahasiswa
sebagai buku pegangan. Dan buku ini juga cukup menarik karena banyak hal hal yang dapat
menarik minat pembaca. Dan Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami. Hal tersebut pada
buku ini diharapkan kita sebagai mahasiswa harus mampu menguasai pendidikan pancasila
tersebut, menunjukkan sikap positif dalam kepancasilaan, penerapan esensi nilai-nilai
kepancasilaan dalam kehidupan sehari-hari serta menanamkan sikap inklusif, toleran dan gotong
royong dalam keragaman agama dan budaya, bertanggung jawab atas keputusan yang diambil
pada prinsip musyawarah mufakat, merumuskan Pancasila itu sebagai pengkarakteran, dan
menumbuhkan masyarakat yang Pancasilais.

4.2 Saran
Ada baiknya apabila kelemahan dari buku tersebut diperbaiki kembali agar terlihat lebih
menarik untuk dibaca. Dengan adanya Critical book riview ini, semoga pembaca dan penulis
dapat menambah wawasan ataupun tambahan materi yang tentunya mengenai Pendidikan
Pancasila.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad.Intan.2016.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.Direktorat Jenderal


Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan Kementrian Riset danTeknologi dan Pendidikan Tinggi.

26

Anda mungkin juga menyukai